You are on page 1of 189

1

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 1
PENGERTIAN
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA

1.1. Basis Data


Basis data atau database, berasal dari kata basis dan data, adapun pengertian dari kedua
pengertian tersebut adalah sebagai berikut :

Basis : dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau
berkumpul.
Data : representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti
manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan
peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam
bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.

Dari kedua pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
dari Basis Data adalah Kumpulan file / table yang saling berelasi (berhubungan) yang
disimpan dalam media penyimpanan eletronik. Dapat dikatakan pengertian lain dari basis
data adalah koleksi terpadu dari data yang saling berkaitan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi suatu enterprise (dunia usaha). Dari pengertian tersebut
dapat diambil kesimpulan pada masing – masing table / file didalam database berfungsi
untuk menampung / menyimpan data – data, dimana masing – masing data yang ada pada
table / file tersebut saling berhubungan dengan satu sama lainnya.

Tujuan dari dibentuknya basis data pada suatu perusahaan pada dasarnya adalah
kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
2

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1, terlihat bahwa pada gambar
diatas itu bukan basis data melainkan lemari arsip, dimana pada setiap rak dalam lemari
tersebut dapat menyimpan dokumen – dokumen manual yang terdiri dari lembaran –
lembaran kertas. Masalah yang dihadapi pada lemari arsip adalah kelambatan dalam
menelusuri data – data yang ada pada lemari arsip tersebut, misalkan kita ingin mencari
arsip untuk pegawai tertentu dihasilkan dengan lambat dikarenakan petugas harus mencari
lembaran – lembaran yang ada pada dokumen tersebut dan ini sangat menyita waktu.

Sedangkan kalau kita bicara basis data, maka seluruh data – data disimpan dalam basis
data pada masing – masing table / file sesuai dengan fungsinya, sehingga kita dengan mudah
dapat melakukan penelusuran data yang diinginkan hal ini akan mengakibatkan pada kecepatan
atas informasi yang disajikan.

Dosen
Matakuliah

Mahasisw Nilai
a

Lemari arsip di sebuah ruang

Table Table
Matakuliah Dosen

HARD DISK
(Basia Data Table Table
NilaiMahasiswa) Mahasiswa Nilai

Basis Data di sebuah hardisk

Gambar 1.1. Lemari Arsip dan Basis Data

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
3

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Didalam suatu media penyimpanan (hard disk misalnya), kita dapat menempatkan
lebih dari 1 (satu) basis data dan tidak semua bentuk penyimpanan data secara elektronik
dikatakan basis data, karena kita bisa menyimpan dokumen berisi data dalam file teks
(dengan program pengolahan kata), spread sheet, dan lainnya.

Yang ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan / pemilahan / pengelompokan


/ pengorganisasian data yang akan disimpan sesuai dengan fungsi / jenisnya. Hal tersebut
bisa berbentuk sejumlah file / table terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom / field
data dalam setiap file / table tersebut.

1.2. Hirarki Data


Hirarki data dalam dikelompokkan menjadi 3 (tiga) buah yaitu file, record dan elemen
data, untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada gambar 1.2. berikut ini.

Database

File / Berkas / Table

Rekaman / Record / Baris …………. ………….

Elemen Data / Field / Atribut …… …….. ……..

Gambar 1.2. Hirarki Data

Pengertian dari gambar tersebut diatas adalah sebagai berikut :


1). Elemen Data / Field / Atribut adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah
lagi menjadi unit lain yang bermakna. Pada data Mahasiswa, field / atribut datanya
dapat berupa : nim, nama_m, tpt_lhr_m, tgl_lhr_m, alm_m dan dan atribut lainnya yang

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
4

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

menyangkut mahasiswa tersebut. Istilah lain elemen data adalah medan / field, kolom,
item, dan atribut. Istilah yang umum dipakai adalah field, atribut atau kolom.

2). Rekaman / Record / Baris adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling
terkait. Contohnya adalah nim, nama_m, tpt_lhr_m, tgl_lhr_m, alm_m an atribut lainnya
dari seorang Mahasiswa dapat dihimpun dalam sebuah record / baris.

3). Berkas / File / Table adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang atribut
/ field sama, namun berbeda isi datanya.

Dalam basis data relasional, berkas mewakili komponen yang disebut Table atau
Relasi. Sedangkan pengertian Data value (nilai atau isi data) adalah data aktual atau
informasi yang disimpan pada setiap field / atribut. Field nama_m menunjukkan tempat
dimana informasi nama mahasiswa disimpan, sedangkan isi datanya adalah Mulyani,
Ahmad Sofyan dan lain sebagainya.

Berikut ini dapat diberikan illustrasi dari pengertian ketiga pengertian file, field, record dan
data value (isi data ).
Mahasiswa  nama table / file

Record / baris
Atribut / field : nim,nama_m,tpt_lhr_m,tgl_lhr_m,j_kelamin,alm_m,kota_m,aama_m dan
kode_jur

Data value / Isi data :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
5

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pada record pertama : 01031417 adalah isi data untuk kolom nim, Mulyanti
untuk kolom nama_m dan seterusnya

Gambar 1.3. Contoh file, field, record dan data value

Pada contoh diatas yang merupakan table / file adalah Mahasiswa, yang merupakan field
adalah nim,nama_m,tpt_lhr_m,tgl_lhr_m,j_kelamin,alm_m,kota_m,aama_m dan kode_jur, sedangkan
untuk isi data pada record pertama adalah 01031417 (nim), Mulyanti (nama_m) dan seterusnya. Pada
tabel mahasiswa tersebut misalkan jumlah mahasiswanya adalah 2000 untuk berbagai jurusan, maka
jumlah recordnya adalah 2000 juga dan kita dapat melakukan manipulasi data pada tabel tersebut
yaitu insert, update dan delete.

1.3. Sistem Basis Data


Sistem basis data dapat diartikan sebagai kumpulan file / table yang saling
berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer), dan sekumpulan
program (DBMS / Database Management System) yang memungkinkan beberapa user
(pemakai), dan / atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file (table) tersebut.
Komponen – komponen utama dari sebuah sistem basis data adalah sebagai berikut :

1). Perangkat keras (hardware)


2). Sistem operasi (operating system)
3). Basis data (database)
4). Sistem (aplikasi/perangkat lunak) pengelola basis data (DBMS)
5). Pemakai (user)
6). Aplikasi (perangkat lunak) lain (bersifat optional)

Pada gambar 1.3. sistem basis data dapat dilihat bahwa basis data pada intinya
adalah disimpan pada media penyimpanan elektronik (hardisk), sedangkan database adalah
terdiri dari beberapa file / table yang saling berelasi (berhubungan). Basis data tersebut dikelola
oleh DBMS (database management system) dan database tersebut dapat dimanfaatkan oleh
beberapa user (pemakai) yang dapat melakukan manipulasi pada database. Tidak semua user
dapat melakukan manipulasi data didalam database, hal ini diatur sesuai dengan hak aksesnya
dari masing – masing user tersebut.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
6

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Basis Data
PC

Basis Basis
Data X: Data Y:
PC
Table A Table J
Table B Table K
Table C Table L
Table D Table M
Table E Table N
Dll Dll PC

Database management
system (DBMS)

Gambar 1.4. Sistem Basis Data

1.3.1. Perangkat Keras


Perangkat keras yang biasanya terdapat dalam sistem basis data adalah
sebagai berikut:
1). Komputer (satu untuk yang stand-alone atau lebih dari satu untuk sistem
jaringan).
1). Memori sekunder yang on-line (harddisk).
3). Memori sekunder yang off-line (tape) untuk keperluan backup data.
4). Media / perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan).

1.3.2. Sistem Operasi


Merupakan program yang mengaktifkan / memfungsikan sistem komputer,
mengendalikan seluruh sumber daya dalam komputer dan melakukan operasi –
operasi dasar dalam komputer (operasi input/output), pengelolaan file, dan lain
sebagainya.
Program pengelola basis data (DBMS) akan aktif (running) jika sistem
operasi yang dikehendakinya (sesuai) telah aktif.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
7

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Contoh daripada sistem operasi pada sistem komputer adalah MS-DOS, MS


Windows (3.11,95,98 dan lainnya) untuk yang stand alone dan MS Windows (2000
Server, UNIX, LINUX, Novel_Netware dan lain sebagainya) utuk yang jaringan.

1.3.3. Basis Data


Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis
data dapat memiliki sejumlah objek basis data (seperti file/table, store procedure,
indeks, dan lainya). Disamping berisi / menyimpan data, setiap basis data juga
mengandung / menyimpan definisi struktur (baik untuk basis data maupun objek-
objeknya secara detail).

1.3.4. Sistem pengelola basis data (DBMS)


Pengelolaan basis data secara fisik tidak ditangani langsung oleh user
(pemakai), tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus /
spesifik.
Perangkat inilah disebut DBMS, yang akan menentukan bagaimana data
diorganisasi, disimpan, diubah, dan diambil kembali. Perangkat tersebut juga
menerapkan mekanisme pengamanan data (security), pemakaian data secara
bersama (sharing data), pemaksaan keakuratan / konsistensi data, dan sebagainya.
Perangakat lunak yang termasuk DBMS adalah MS-Access, Foxpro, Dbase-IV,
Foxbase, Clipper, dan lainnya untuk kelas sederhana, dan Oracle, Informix, Sybase,
MS-SQL Server, dan lainnya untuk kelas kompleks / berat.

1.3.5. Pemakai (Users)


Ada beberapa jenis / tipe pemakai pada sistem basis data, berdasarkan cara
mereka berinteraksi pada basis data, diantaranya adalah:

1). Programmer Adalah pemakai yang berinteraksi dengan basis data


Apl melalui DML (data manipulation language), yang
ika disertakan dalam program yang ditulis dalam bahasa
si pemrograman induk (seperti pascal, cobol, clipper,
foxpro, dan lainnya).
2). User Mahir Adalah pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
8

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

(casual user) menulis modul program. Mereka menyatakan query


(untuk akses data), dengan bahasa query yang telah
disediakan oleh suatu DBMS.
3). User Umum Adalah pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis
(E data melalui pemanggilan satu program aplikasi
nd permanen, yang telah ditulis / disediakan sebelumnya.
Us
er)
4). User Khusus Adalah pemakai yang menulis aplikasi basis data non
(Specialized User) konvensional untuk keperluan khusus, seperti untuk
aplikasi AI, Sistem Pakar, Pengolahan Citra, dan
lainnyal, yang bisa saja mengakses basis data dengan /
tanpa DBMS.

Untuk sebuah sistem basis data yang stand-alone, maka pada suatu saat
hanya ada satu pemakai, sedangkan untuk jaringan pada suatu saat ada banyak
pemakai yang dapat berhubungan (menggunakan) basis data yang sama. Pilihan
untuk stand-alone atau jaringan (multiuser) tergantung pada (ditentukan oleh)
kebutuhan pemakai, perangkat keras yang tersedia, sistem operasi yang digunakan,
serta DBMS yang dipilih.

1.3.6. Aplikasi (perangkat lunak) lain


Aplikasi lain ini bersifat optional, ada tidaknya tergantung pada kebutuhan
kita. DBMS yang kita gunakan lebih berperan dalam pengorganisasian data dalam
basis data, sementara bagi pemakai basis data (khususnya yang menjadi end user)
dapat disediakan program khusus untuk melakukan pengisian, pengubahan dan
pengambilan data.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
9

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1.4. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)


DBMS adalah koleksi terpadu dari program-program (sistem perangkat lunak) yang
digunakan untuk mendefinisikan, menciptakan, mengakses dan merawat database (basis
data). Tujuannya adalah menyediakan lingkungan yang mudah dan aman untuk
penggunaan dan perawatan database. Contoh daripada DBMS adalah Ms-Access, MS Sql
Server dan Oracle.

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan pengertian daripada basis data (database) ?
2. Berikan penjelasan mengenai perbedaaan antara lemari arsip dengan database didalam
suatu perusahaan ?.
3. Jelaskan pengertian daripada file, record, field dan data value dan berikan masing – masing
contohnya ?.
4. Jelaskan pengertian daripada sistem basis data, apa saja komponen utama dari sistem basis
data ?.
5. Jelaskan pengertian sistem operasi dan berikan contoh beberapa sistem operasi yang
saudara ketahui ?.
6. Jelaskan pengertian daripada DBMS, dan berikan contohnya untuk kelas DBMS yang
sederhana maupun yang kompleks ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
10

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 2
OPERASI DASARI BASIS DATA

2.1. Operasi Dasar


Didalam sebuah disk (hard disk), basis data dapat diciptakan dan dapat pula
ditiadakan. Dalam sebuah disk kita dapat menempatkan beberapa (lebih dari satu) basis
data (Misalnya basis data nilaiMahasiswa, kepegawaian, keuangan, penjualan, pepustakaan
dan lainnya). Sementara dalam sebuah basis data kita dapat menempatkan satu atau lebih
file / table. Misalkan dalam basis data penjualan terdiri dari table barang, faktur, pelanggan
dan transaksi barang.

Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data adalah
sebagai berikut:

1). Pembuatan basis data baru (create database), identik dengan pembuatan lemari arsip
yang baru.
2). Penghapusan basis data (drop database), identik dengan perusakan lemari arsip,
sekaligus beserta isinya jika ada.
3). Pembuatan table baru ke suatu basis data (create table), yang identik dengan
penambahan map arsip baru ke sebuah lemari arsip yang telah ada.
4). Penghapusan table dari suatu basis data (drop table), identik dengan perusakan map
arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip.
5). Penambahan / pengisian data baru di sebuah basis data (insert), identik dengan
penambahan lembaran arsip ke sebuah map arsip.
6). Pengambilan data dari sebuah table (retrieve / search), identik dengan pencarian
lembaran arsip dalam sebuah map arsip.
7). Pengubahan data dalam sebuah table (update), identik dengan perbaikan isi lembaran
arsip yang ada di sebuah map arsip.
8). Penghapusan data dari sebuah table (delete), identik dengan penghapusan sebuah
lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

Operasi pembuatan basis data dan tabel merupakan operasi awal yang hanya
dilakukan sekali dan berlaku seterusnya. Sedangkan untuk operasi pengisian, perubahan,
FTI –Teknik Informatika URINDO :
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
11

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

penghapusan dan pencarian data merupakan operasi rutin yang berlaku berulang-ulang.

2.2. Kegunaan Database


Penyusunan satu basis data digunakan untuk mengatasi masalah – masalah pada
penyusunan data, antara lain:

1). Redundansi dan inkonsistensi data


2). Kesulitan pengaksesan data
3). Isolasi data untuk standarisasi
4). Multiple user (banyak pemakai)
5. Masalah keamanan (security)
6. Masalah integrasi (kesatuan)
7. Masalah data independence (kebebasan data)

2.2.1. Redundansi dan inkonsistensi data


Jika table dan program aplikasi diciptakan oleh programmer yang berbeda
dengan waktu yang berselang cukup panjang, maka ada beberapa bagian data
mengalami penggandaan pada table yang berbeda pada suatu database.

Contoh
Nama, alamat, dan telpon dari mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi tercatat pada
table Anggota (pada database Perpustakaan), KRS dan juga pada Keuangan.
Apabila kita berbicara sistem yang berbasis jaringan maka 1(satu) table mahasiswa
bisa dimanfaatkan oleh beberapa sub database yang menginginkannya.

Penyimpanan dibeberapa tempat untuk data yang sama ini disebut sebagai
redundansi dan mengakibatkan pemborosan ruang penyimpanan dan juga biaya
untuk akses lebih tinggi.

Penyimpanan data yang sama berulang-ulang di beberapa tempat dalam


database dapat mengakibatkan juga inkonsistensi (tidak konsisten). Hal ini terjadi,
bila suatu ketika mahasiswa tersebut pindah alamat berubah, maka seluruh table
yang memuat data tersebut harus diubah / update. Bila salah satu saja yang
diupdate, maka menjadi tidak konsisten.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
12

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

2.2.2. Kesulitan dalam pengaksesan data


Pada suatu saat dibutuhkan untuk mencetak data siapa saja mahasiswa yang
berada di kota ‘Bekasi Timur’, padahal belum tersedia program yang telah ditulis untuk
mengeluarkan data tersebut. Maka kesulitan akan timbul, dan penyelesaian ke arah
itu adalah DBMS yang mampu mengambil data secara langsung dengan bahasa yang
familiar dan mudah digunakan (user frindly).

2.2.3. Isolasi data untuk standarisasi


Jika data tersebar dalam beberapa file / table dalam bentuk format yang tidak
sama, maka ini akan menyulitkan dalam menulis program aplikasi untuk mengambil
dan menyimpan data. Maka haruslah data dalam satu basis data dibuat satu format,
sehingga mudah dibuat program aplikasinya.

2.2.4. Multiple User (Banyak Pemakai)


Dalam rangka mempercepat semua daya guna sistem dan mendapat responsi
waktu yang cepat, beberapa sistem mengijinkan banyak pemakai untuk meng “update
“ data secara simultan. Salah satu alasan mengapa basis data dibangun karena
nantinya data tersebut digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang sama atau
berbeda, diakses oleh program yang sama tapi berbeda orang dan waktu.
Semua itu memungkinkan terjadi, karena data yang diolah tidaklah tergantung
dan menyatu dalam program tapi ia terlepas dalam satu kelompok data.

2.2.5. Masalah keamanan (security)


Tidak semua pemakai sistem basis data diperbolehkan untuk mengakses
semua data. Misalkan data mengenai gaji seorang karyawa hanya boleh dibuka oleh
bagian keuangan dan personalia, tidak diperkenankan bagian gudang membaca dan
mengubahnya.

2.2.6. Masalah integritas (kesatuan)


Basis data berisi file / table yang saling terkait, masalah utama adalah
bagaimana kaitan antar table itu terjadi. Meskipun kita mengetahui table A berkaitan

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
13

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

dengan table B, namun secara teknis ada field / atribut kunci yang mengaitkan /
merelasikan table tersebut.

2.2.7. Masalah data independence (kebebasan data)


Paket bahasa yang diciptakan oleh DBMS, perubahan pada struktur file /
table, setiap kali kita hendak melihat data cukup dengan utility list, menambah data
dengan Append (misal untuk DBMS Clipper atau Foxpro), merubah struktur table
dengan Design Table, melakukan penelurusan data dengan query (misal untuk
Access, Sql Server, MySql atau Oracle). Ini berarti perintah-perintah dalam paket
DBMS bebas terhadap basis data. Apapun perubahan dalam basis data semua
perintah akan mengalami kestabilan tanpa mengalami perubahan.

2.3. Keuntungan Sistem Basis Data


Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan sistem basis data
pada suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1). Mengurangi redudansi data


Data yang sama pada beberapa aplikasi cukup disimpan sekali saja.
2). Integritas Data
Dimana data terismpan secara akurat karena tidak adanya redudansi data.
3). Menghindari inkonsisten data
Sebagai akibat tidak adanya data yang redundansi data, sehingga tidak terjadi
inkonsisten data, karena data yang akan diupdate cukup dilakukan sekaligus saja.
4). Penggunaan data bersama
Data yang sama dapat diakses atau dimanfaatkan oleh beberapa user pada saat yang
bersamaan.
5). Standarisasi data
Akibat tidak adanya redundansi, inkonsisten, dan integritas data, maka akan terciptanya
adanya standarisasi data.
6). Jaminan Keamanan Data (Security Data)
Data yang tersimpan hanya dapat diakses oleh yang mempunyai otoritas terhadap data
tersebut.
7). Menyeimbangkan kebutuhan data
Data ditentukan prioritas suatu operasi, misalkan antara update dengan retrieve data.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
14

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

2.4. Kerugian Sistem Basis Data


Kerugian - kerugian yang ada dengan diterapkannya basis data pada suatu
perusahaan adalah sebagai berikut:

1). Diperlukan harware (perangkat keras tambahan) : CPU yang lebih kuat, terminal yang
lebih banyak, alat komunikasi.
2). Biaya Performance yang lebih besar : listrik, personil yang lebih tinggi klasifikasinya,
biaya telekomunikasi antar lokasi.
3). Rawannya keberhasilan operasi : gangguan listrik, dan komunikasi.
4). Sistem kelihatan lebih kompleks : banyaknya aspek yang harus diperhatikan.

2..5. Contoh Database


Berikut ini ini adalah contoh dari database Penjadwalan_mengajar_dosen pada STMIK
‘Revanda Jaya’ Bekasi, dimana pada database tersebut terdiri dari file / table Dosen,
Matakuliah, Jurusan dan Mengajar.
1. Dosen
Dosen ={nid,nama_d,tempat_lhr,tgl_lahir,jkelamin,alamat,kota,kodepos,gajipokok}
Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.1. Data value Dosen


2. Matakuliah

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
15

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Matakuliah ={kdmk,nama_mk,sks,semester}
Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.2. Data value Matakuliah


3. Jurusan
Jurusan ={kode_jur,nama_jur,sjenjang,nama_kajur}
Dengan data value sebagai berikut:

Gambar 2.3. Data value Jurusan

4. Mengajar
Mengajar ={nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke,kdmk,waktu,kelas,kode_jur}
Dengan data value sebagai berikut:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
16

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 2.4. Data value Mengajar

Implementasi relasi (hubungan antar table) yang ada pada database tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut ini (Dengan database MS-SQL Server 2000 dan MS-Access):

Gambar 2.5. Diagram database Penjadwalan_mengajar_doseen dengan SQL-Server 2000

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
17

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 2.6. Relationship database Penjadwalan_mengajar_doseen dengan MS-Access

Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa pada table mengajar, berelasi kepada table
dosen, matakuliah dan jurusan, dikarenakan pada table mengajar tersebut membutuhkan data –
data yang ada pada ketiga tabel tersebut, artinya:
• Seorang dosen bisa mengajar lebih dari satu matakuliah pada semester yang
sama.
• Satu matakuliah bisa diajar (diampu) oleh banyak dosen dan jurusan.

Operasi manipulasi yang dapat dilakukan pada database tersebut adalah sebagai
berikut:

1). Insert : Kita dapat melakukan pemasukan data – data baru pada file / table
dosen, matakuliah, jurusan dan mengajar.
2). Delete : Kita dapat melakukan penghapusan data yang telah ada pada file / table
dosen, matakuliah, jurusan dan mengajar untuk data – data yang tidak
diperlukan lagi.
3). Update : Kita dapat melakukan perubahan data – data alamat dan kota seorang
dosen pada file / table dosen dikarenakan dosen tersebut pindah alamat,
dan kita dapat melakukan perubahan untuk data yang lainnya pada
database tersebut.
4). Retrieve : Kita dapat menampilkan Informasi mengenai dosen menurut jenis
kelamin, kota alamat dan lainnya, informasi mengenai transaksi
mengajar dosen, informasi jurusan, informasi mengenai matakuliah
berdasarkan sks nya dan informasi lainnya.

2.6. Abstraksi Data


Kegunaan utama sistem basis data adalah agar pemakai (user) mampu menyusun
suatu pandangan abstaksi dari data. Pemakai atau user dapat dikelompokkan menjadi tiga
tingkatan abstaksi saat memandang suatu basis data, yaitu :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
18

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1). Level Phisik.


2). Level Konseptual.
3). Level Padangan Pemakai ( View )

2.6.1. Level Phisik


Level abstraksi paling rendah, menggambarkan bagaimana (how) data disimpan
dalam kondisi sebenarnya. Level ini tentu paling kompleks, struktur data level terendah
digambarkan pada level ini. Level ini digunakan oleh programmer, yang digunakan untuk
melakukan pemrograman dengan mengunakan database dan DBMS tertentu sesuai dengan
kebutuhan daripada end-user.

2.6.2. Level Konseptual


Level abstraksi data level lebih tinggi yang menggambarkan data apa (what) yang
disimpan dalam basis data, dan hubungan relasi yang terjadi antar data. Level ini
menggambarkan keseluruhan basis data. Pemakai tidak memperdulikan kerumitan dalam
struktur level phisik lagi, penggambaran cukup dengan memakai kotak, garis dan
keterangan secukupnya. Level ini digunakan oleh database administrator, yang
memutuskan informasi apa yang akan dipelihara dalam satu database.

2.6.3. Level Pandangan Pemakai (View Level)


Level abstraksi tertinggi yang mengambarkan hanya satu bagian dari keseluruhan
database. Bila pada level konseptual data merupakan suatu kumpulan besar dan kompleks,
pada level ini hanya sebagian saja yang dilihat dan dipakai. Hal ini disebabkan beberapa
pemakai database tidak membutuhkan semua isi database. Level ini sangat dekat dengan
pemakai (user), dan setiap user kemungkinan hanya membutuhkan sebagian dari database.
Ada beberapa kelompok user dengan pandangan berbeda butuh data dalam database, jadi
pada level ini yang memakai adalah pemakai akhir atau end-user.
Misalkan pemakai akhir pada bagian keuangan hanya memakai data untuk file /
table pembayaran, mahasiswa dan karyawan, tetapi tidak membutuhkan file / table buku dan

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
19

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

nilai. Demi kemudahan interaksi antara pemakai dengan sistem, maka view level ini
didefinisikan. Jadi ada beberapa pandangan disusun untuk mengakses satu sistem
database yang sama.

Hubungan antar level tersebut dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut ini :

Bagian Keuangan Bagian Perpustakaan Bagian Akademik

View 1 View 2 View 3

Level Konseptual

Level Phisik

Gambar 2.7. Abstraksi Data

Pertanyaan Soal
1. Sebutkan dan jelaskan operasi – operasi dasar yang berkenaan dengan basis data (database)
?.
2. Jelaskan dan berikan contoh masalah redundancy dalam suatu basis data (database) ?.
3. Jelaskan keuntungan – keuntungan apa saja dengan diterapkannya basis data (database)
pada suatu perusahaan ?.
4. Jelaskan kerugian - kerugian apa saja dengan diterapkannya basis data (database) pada
suatu perusahaan ?.
5. Berikan contoh suatu database, kelompokkan mana sebagai file / table, dan field / atributnya ?

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
20

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

6. Jelaskan operasi manipulasi apa saja yang dapat dilakukan berkenaan dengan pembentukan
basis data (database) ?.
7. Jelaskan pengertian level konseptual pada abstraksi data ?.

BAB 3
BAHASA BASIS DATA
(DATABASE LANGUAGE)

DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam Disk. Cara
berkomunkasi / berinteraksi antara pemakai dengan basis data diatur dalam suatu bahasa khusus
yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat DBMS. Bahasa ini disebut sebagai bahasa basis data
yang meliputi sejumlah perintah (statement) yang diformulasikan dan dapat diberikan user dan
dikenali / diproses DBMS untuk melakukan suatu aksi / pekerjaan tertentu.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
21

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

3.1. Deskripsi Bahasa Basisdata


Bahasa basis data umumnya dapat ditempelkan (embbeded) ke bahasa pemrogarman lain,
misalkan ditempelkan kedalam bahasa Java,C/C++, Pascal, Basic, Fortran, Ada dan lainnya. Bahasa
tempat ditempelkannya instruksi bahasa basisdata disebut sebagai inang (host language). Pada
program bahasa inag yang ditempeli kode-kode bahasa basisdata mka saat source program
dikompilasi maka source program terlebih dahulu dilewatkan ke pre-kompilator (pre-compiler) yang
menterjemahkan instruksi bahasa basisdata menjadi instruksi asli bahasa pemrograman inang.
Setelah itu, kode-kode yang telah dalam bahasa inang dikompilaasi menggunakan kompilator
bahasa inang sehingga menghasilkan kode biner yang mengaitkan (link) instruksi – instruksi bahasa
basisdata ke pustaka (library) yang berfungsi menghubung DBMS. Hasil – hasil instruksi bahasa
basisdata segera ditangkap program bahasa inang dan diolah sesuai keperluan aplikasi.
Selain itu vendor DBMS juga selalu menyertakan fasilitas inteaktif memberi perintah ke DBMS
secara langsung. Cara ini umumnya dipergunakan administrator untuk menjalankan tugasnya
mengolah seluruh basisdata organisasi.

3.2. Komponen Bahasa Basisdata


Berdasarkan fungsinya, bahasa basis data dapat dipilah ke dalam 3 (tiga) bentuk yaitu :
1. Data Definition Language (DDL)
2. Data Manipulation Language (DML)
3. Data Control Language (DCL)

DDL berfungsi menspesifikasikan skema atau struktur basisdata, hasil pernyataan DDL
adalah himpunan definisi data yang disimpan secara khusus pada data dictionary (data directory).
DML berisi sekumpulan operasi manipulasi data pada basisdata, DML biasa disebut bahasa
query yaitu bahasa untuk meminta informasi dari basisdata karena komponen paling kompleks di
DML adalah operaasi query. Sebenarnya DML tidak hanya berisi operasi utnuk query, namun juga
meliputi operasi penghapusan, pembaruan dan penyisipan.
DCL merupakan sub bahasa untuk mengendalikan struktur internal basisdata, DCL untuk
menyesuaikan sistem agar supaya lebih efisian dan DCL sangat bergantung pada vendor.

3.2.1. Data Definition Language (DDL)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
22

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Struktur / skema basis data yang menggambarkan / mewakili desain


basis data secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yaitu
DDL. Dengan bahasa ini kita dapat membuat tabel (create table) baru, indeks,
mengubah table, menentukan struktur penyimpanan table, dan lainnya. Hasil
dari kompilasi perintah DDL, adalah kumpulan table yang disimpan dalam file
khusus yang disebut kamus data (data dictionary).
Kamus data merupakan suatu metadata (superdata), yaitu data yang
mendiskripsikan data sesungguhnya. Contoh perintah DDL dengan Foxpro
adalah create matakuliah, modify report, modify structure, dan lainnya,
sedangkan perintah DDL dengan MS-SQl Server 2000, contohnya adalah
create new database Penjadwalan_mengajar_dosen dan contoh lainnya adalah
new table dosen dengan struktur sebagai berikut:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
23

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 3.1. Create database dengan MS-SQL Server 2000

Gambar 3.2. Create table mahasiswa dengan MS-SQL Server 2000

3.2.2. Data Manipulation Language (DML)


Bentuk bahasa basis data untuk melakukan menipulasi dan pengambilan
data pada suatu basis data. Manipulasi data pada dabase dapat berupa :

1). Penyisipan / penambahan data pada file / table dalam suatu basis data.
2). Penghapusan data pada file / table dalam suatu basis data.
3). Pengubahan data pada file / table dalam suatu basis data.
4). Penelusuran data pada file / table dalam suatu basis data.

Pada level phisik kita harus mendefinisikan alghoritma yang memungkinkan


pengaksesan yang efisien terhadap data. Pada level yang lebih tinggi yang dipentingkan
bukan efisien akses, tapi juga efisiensi interaksi pemakai dengan sistem.
DML merupakan bahasa yang bertujuan memudahkan pemakai untuk mengakses
data sebagaimana direpresentasikan oleh model data. Ada 2 (dua) jenis DML adalah
sebagai berikuit :

1). Prosedural, yang mensyaratkan pemakai menentukan, data apa yang diinginkan serta
bagaimana cara mendapatkannya.

2). Nonprosedural, yang membuat pemakai dapat menentukan data apa yang diinginkan
tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya.

Contoh paket bahasa prosedural DML : dBase, FoxBase, sedang untuk

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
24

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Nonprosedural DML : SQL (Structure Query Language), QBE (Query By Example).


Query
Adalah pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi di dalam suatu basis data.
Query merupakan bagian dari DML yang untuk pengambilan informasi disebut Query
Language.
Berikut ini adalah contoh penggunakan perintah query dengan menggunakan database MS-
SQL Server 2000, dapat dilihat pada gambar 3.3. berikut ini :
Perintah Query (SQL)

Hasil Query

Gambar 3.3. Perintah Query dengan MS-SQL Server 2000

3.3. Pengguna Database


Basis data yang telah diciptakan yang terdiri dari beberapa table yang saling
berkaitan, tentunya harus dimanfaatkan oleh para pengguna. Di dalam suatu basis data
terdapat beberapa pengguna, antara lain adalah:

1). Database Manager


Satu database manager adalah satu modul program yang menyediakan
interface antara penyimpanan data low-level dalam database dengan satu aplikasi
program dan query yang diajukan ke sistem.

Tugas dan tanggungjawab database manager:


a. Interaksi dengan manager file

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
25

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

b. Integritas
c. Keamanan
d. Bakcup dan recovery

2). Database Administrator


Orang yang mempunyai kekuasaan sebagai pusat pengontrolan terhadap
seluruh sistem baik data maupun program yang mengakses data disebut sebagai
database administrator.

Fungsi database administrator:


a. Mendefinisikan pola struktur database.
b. Mendefinisikan struktur penyimpanan dan metode akses.
c. Mampu memodifikasi pola dan organisasi phisik.
d. Memberikan kekuasaan pada user untuk mengakses data.
e. Menspesifikasikan keharusan integritas data.

3). Database User


Ada 4 macam pemakai database yang berbeda keperluan dan cara aksesnya,
yaitu : 1. Programmer Aplikasi, 2. Casual User (user mahir), 3. User Umum (end user),
dan 4. User khusus (specialized user).

3.4. Basis Data Relasional


Pada model relasional, basis data akan “disebar” (dipilah-pilah) kedalam berbagai
tabel 2 dimensi. Setiap tabel terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan baris data
(row / record), dan lajur vertical yang biasa disebut dengan kolom (columm / field). Di setiap
pertemuan baris data dan kolom itulah item-item data (satuan data terkecil) ditempatkan.

Ilustrasi Model Data Relasional


Sebelum penerapan basis data dilakukan, lebih dahulu kita harus mengetahui
contoh data yang akan digunakan. Contoh data ini harus dianalisis untuk mengetahui
karakteristik mengenai masing-masing tabel data. Pengetahuan karakteristik dijadikan
dasar untuk penetapan struktur dari masing-masing tabel. Didalam penerapan basis data,
penetapan struktur table dilakukan sebelum penyimpanan data.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
26

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Berikut contoh data yang akan digunakan (data yang ada tidak menggambarkan
kenyataan yang sesungguhnya ).

1. Data dosen, dengan isi data sebagai berikut:

Karakreristik data :
• Memiliki 9 buah kolom data.
• Kolom pertama berisi data angka tetapi tidak menunjukkan suatu jumlah (disebut alfa
numerik) dengan lebar (banyaknya karakter) tetap, 5 karakter / dijit.
• Kolom kedua berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 30 karakter.
• Kolom ketiga berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 10 karakter.
• Kolom keempat berisi data penanggalan / date.
• Kolom kelima berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 6 karakter.
• Kolom keenam berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 50 karakter.
• Kolom ketujuh berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 20 karakter.
• Kolom kedelapan berisi data karakter / string dengan lebar maksimum 5 karakter.
• Kolom kesembilan berisi data numeric dengan lebar maksimum 8 karakter.

Contoh diatas adalah karakteristik data untuk data dosen, data ini diambilkan dari
contoh database pada sub bab 2.5 (contah database). Atas dasar karakteristik data tersebut
selanjutnya kita bisa membentuk database physical (dengan catatan table – table yang telah
terbentuk telah dilakukan normalisasi data) dengan menggunanan MS-Access, SQL Server,
MYSql, Oracle atau tool database lainnya.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
27

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Berangkat dari mendefinisikan karakteristik tersebut di atas, maka kita dapat


menetapkan struktur dari masing-masing table. Secara minimal yang harus ditentukan
dalam struktur table adalah :

1). Nama kolom (field / atribut).


2). Tipe data (data type)
3). Lebar (banyaknya karakter / dijit maksimum yang dapat ditampung.
4). Pendefinisian kolom (apakah null atau not null)

Berangkat dari karakteristik yang dapat kita simpulkan dari fakta yang ada dari
masing-masing data, struktur dari table dosen pada basis data
Penjadwalan_mengajar_dosen, yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut (struktur
dengan MS-SQL Server):
1. Table dosen

Adapun untuk struktur untuk table Matakuliah Jurusan dan Mengajar adalah sebagai
berikut:

2. Table matakuliah

3. Tabel jurusan

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
28

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

4. Tabel mengajar

Untuk kolom Allow Nulls jika tidak ada tanda check list maka kolom (field) tersebut harus isi
datanya dan tidak boleh kosong.
Untuk tanda key adalah kolom (field) tersebut adalah sebagai primary key pada table yang
terbentuk. Pendefinisan untuk tipe data dan lebar field harus disesuaikan dengan data sesungguhnya,
lebar tidak boleh kurang tapinhindari lebar yang berlebihan.

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan dan berikan contoh pengertian dari DDL (data definition language) ?.
2. Jelaskan pengertian dari DML (data manipulation language), manipulasi apa saja yang dapat
kita lakukan berkenaan dengan basis data (database) ?.
3. Jelaskan pengertian daripada Query ?.
4. Jelaskan pengertian database administrator, fungsi apa saja yang harus dilakukan oleh
database administrator ?.
5. Berikan penjelasan tentang karakteristik data untuk table matakuliah, jurusan dan mengajar ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
29

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 4
NORMALISASI DATA

Perancangan basis data diperlukan, agar kita bisa memiliki basis data yang kompak dan
efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam
pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data.

Dalam merancang basis data, kita dapat melakukannya dengan :


1. Menerapkan normalisasi pada struktur table yang telah diketahui.
2. Langsung membuat model ER (Entity Relationship)

Proses Normalisasi, merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi table-table


yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi,

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
30

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

apakah ada kesulitan pada saat menambah / insert, menghapus / delete, mengubah / update, dan
membaca / retrieve pada suatu Database.

Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut, maka relasi tersebut dipecahkan menjadi
beberapa table lagi, sehingga diperoleh database yang optimal.

4.1. Atribut Table


Normalisasi lebih difokuskan pada tinjauan komprehensif terhadap setiap kelompok data
(table) secara individual. Lebih jauh tinjauan tersebut dititikberatkan pada data di masing – masing
kolom pembentuk tabel. Kita menggunakan istilah baru, yaitu atribut yang sebenarnya identik dengan
pemakaian istilah kolom data atau field.

Sebagai contoh :
o Table Dosen, memiliki 9 buah field / atribut, yaitu : nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir,
jkelamin, alamat, kota, kodepos, dan gajipokok.
o Table Matakuliah, memiliki 4 buah atribut, yaitu : kdmk, nama_mk, sks dan semester.
o Table Jurusan, memiliki 4 buah atribut, yaitu : kode_jur, nama_jur, jenjang, dan
nama_kajur.
o Table Mengajar, memiliki 9 buah atribut, yaitu : nid, thn_akademik, smt, hari, jam_ke,
kdmk, waktu, kelas, dan kode_jur.

Dari 4 table di atas, masing-masing table memiliki field / atribut sebagai key, dan lainnya
sebagai atribut deskriptif. Ada pula atribut yang tergolong atribut sederhana atau komposit dan
lainnya.

4.1.1. Key dan Atribut Deskriptif


Key, adalah satu atau gabungan beberapa atribut yang dapat membedakan semua baris data
(row) dalam tabel secara unik. Artinya adalah apabila suatu field / atribut dijadikan key, maka tidak
boleh ada dua atau lebih baris data dengan nilai yang sama untuk field / atribut tersebut.
Sehubungan dengan pernyataan tersebut, maka kita dapat membedakan 3 (tiga) macam key
yang dapat diterapkan pada suatu tabel :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
31

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1. Superkey.
2. Candidate-Key.
3. Key Primer (Primary-Key).
4. Kunci tamu (Foreign Key)

a. Superkey
Superkey adalah merupakan satu atau lebih field / atribut (kumpulan atribut) yang dapat
membedakan setiap baris data dalam sebuah table secara unik. Bisa terjadi, ada lebih dari 1
kumpulan atribut yang bersifat seperti itu pada sebuah table.
Pada tabel Dosen yang memiliki 4 buah field / atribut tersebut, yang dapat menjadi superkey
adalah :
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota, kodepos, gajipokok)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota, kodepos)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota,)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat,)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin,)
o (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir)
o (nid, nama_d, tempat_lhr)
o (nid, nama_d,)
o (nid)
o (nama_d)

b. Candidate-Key
Candidate_key adalah merupakan kumpulan field / atribut minimal yang dapat membedakan
setiap baris data dalam sebuah table secara unik.Sebuah Candidate-key tidak boleh berisi atribut atau
kumpulan atribut yang telah menjadi superkey yang lain. Jadi sebuah Candidate-key pasti superkey,
tapi belum tentu sebaliknya.
Pada table Dosen tersebut diatas, yang dapat menjadi Candidate-key adalah :
♦ (nid).
♦ (nama_d), jika kita bisa menjamin tidak ada nilai yang sama untuk atribut ini.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
32

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pada sebuah table dimungkinkan ada lebih dari satu Candidate-key, seperti contoh diatas.
Salah satu dari Candidate–key ini (jika memang lebih dari satu) dapat dijadikan sebagai Key Primer
(Primary key).

c. Primarye-Key
Primary_key adalah candidate-key yang dipilih untuk mengidentifikasi tupel secara unik pada
suatu relasi. Kunci utama dapat terbentuk dari satu atribut atau lebih.
Pemilihan Key Primer dari sejumlah Candidate-key pada suatu table didasari pada ketiga hal
berikut ini:
1. Key tersebut lebih sering (natural) untuk dijadikan acuan.
2. Key tersebut lebih ringkas.
3. Jaminan keunikan Key tersebut lebih baik.

Dengan pertimbangan tersebut, kedua Candidate-key pada table dosen, yaitu nid dan
nama_d, yang lebih cocok sebagai Key Primer adalah (nid). Hal ini dikarenakan bahwa jaminan
keunikan daripada nid (nomor induk dosen) akan terjamin karena karena setiap nid pada suatu
perguruan tinggi pastinya tidak akan sama nilainya, sedangkan kenapa tidak memilih nama_d, karena
nama_d kemungkinan ada yang sama nilainya.

c. Foreign-Key
Kunci tamu adalah satu atribut (satu set atribut) yang melengkapi satu relationship
(hubungan) yang menunjukkan ke induknya. Kunci tamu ditempatkan pada relasi anak dan sama
dengan kunci primer induk direlasikan.
Hubungan antara relasi induk dengan anak adalah satu lawan banyak (one to many
relationship).

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
33

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 4.1. Relasi one to many

Kunci tamu dari table / relasi mengajar adalah : nid, kdmk dan kode_jur karena dalam table
ini membutuhkan data – data yang ada dalam table dosen, matakuliah dan jurusan
Kunci primer untuk table / relasi mengajar adalah nid,thn_akademik,smt,hari,jam_kei,
karena unik dan mewakili entity.

Dalam hal hubungan 2 buah relasi yang mempunyai relation banyak ke banyak (many to
many), maka terdapat 2 buah kunci tamu pada relasi konektornya.

Contoh:
Relasi Proyek RelasiPegawai

No_proyek NIK
Tgl_mulai Nama
Tgl_selesai Alamat
Anggaran ….

Gambar 4.2. Relasi many to many

Hubungan relasi proyek dengan pegawai adalah many to many, dengan pengertian bahwa
satu pegawai mengerjakan lebih dari 1 proyek dan 1 proyek dikerjakan oleh beberapa pegawai.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
34

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Untuk menunjukkan hubungan tersebut, maka dipakai relasi konektor yang berisi kunci tamu
dari kedua relasi (proyek dan pegawai). Sehingga relasi konektor proyek_pegawai berisi atribut :
Relasi Proyek_pegawai

NIK (FK ) / (PK)


No_proyek (FK) / (PK)
Jam Kerja

Pada relasi proyek_pegawai tersebut atribut nik dan no_proyek merupakan kunci tamu
(FK) dan keudnya juga menjadi primay key, dan keduanya merupakan kunci primer (primary key) pada
relasi induknya.
Sehingga hasilnya menjadi sebagai berikut :
Relasi Proyek RelasiPegawai

No_proyek (PK) NIK (PK)


Tgl Mulai Nama
Tgl Selesai Alamat
Anggaran ….

Relasi Proyek_pegawai

NIK (FK) / (PK)


No Proyek (FK) / (PK)
Jam Kerja
Keterangan : FK = Foreign Key (kunci tamu), PK = Primary Key (kunci utama)

Gambar 4.3. Dekomposisi many to many


d. Atribut Deskriptif
Atribut diskriptif adalah atribut – atribut yang tidak menjadi atau merupakan anggota dari Key
Primer pada suatu table didalam database. Pada table dosen diatas, yang menjadi atribut diskriptif
adalah nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota, kodepos, gajipokok.

4.1.2. Atribut Sederhana dan Atribut Komposit


Atribut sederhana adalah merupakan atribut atomik yang tidak dapat dipilah lagi menjadi
lainnya, sedangkan atribut komposit adalah merupakan atribut yang masih dapat diuraikan lagi
menjadi sub-sub atribut yang masing-masing memiliki makna.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
35

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Sebagai contoh pada table dosen tersebut diatas:


♦ Nama_d, tempat_lhr merupakan contoh atribut sederhana, karena tidak dapat
diuaraikan lagi menjadi atribut lainnya.
♦ Alamat seorang dosen adalah merupakan contoh atribut komposit, karena dapat
diuraikan menjadi beberapa sub atribut seperti : alamat_jln, kelurahan,kecamatan
rt,rw,no_rumah, yang masing – masing memiliki makna tersendiri.

Contoh Atribut sederhana:

Contoh Atribut Komposit:

Gambar 4.4. Atribut sederhana dan komposit

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
36

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pada atribut alamat, dipecah menjadi 6 (enam) atribut (alamat_jln,


kelurahan,kecataman,rt,rw,no_rumah), bertujuan jika kelak ada rencana / kebutuhan untuk
melakukan pengolahan data terhadap sub-sub atribut tersebut. Misalkan untuk mencari dosen yang
tinggal di kelurahan atau kecamatan tertentu siapa saja, atau ingin mecari dosenj yang tinggal di kota
tertentu (Bekasi misalnya) siapa saja dapat dihasilkan dengan mudah dengan memanfaatkan fasilitas
SQL (query).

4.1.3. Atribut Bernilai Tunggal dan Atribut Bernilai Banyak


Atribut bernilai tunggal ditujukan pada atribut – atribut yang memiliki paling banyak satu nilai
untuk setiap baris data.
Pada table dosen, atribut (nid, nama_d, tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin, alamat, kota, kodepos,
gajipokok) merupakan atribut bernilai tunggal, karena atribut-atribut tersebut hanya dapat berisi satu
nilai. Jika ada seorang dosen yang memiliki 2 tempat tinggal, maka hanya salah satu saja yang boleh
dimasukkan ke atribut alamat.
Atribut bernilai banyak ditujukan pada atribut-atribut yang dapat kita isi dengan lebih dari satu
nilai, tetapi jenisnya sama. Pada table dosen, kita dapat menambahkan atribut hobbi. Seorang dosen
ada yang mempunyai 1 hobi, banyak hobi, bahkan ada yang tidak punya hobi.

Atribut bernilai Tunggal Atribut bernilai Banyak (hobi)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
37

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 4.5. Atribut bernilai tunggal dan banyak

4.1.4. Atribut Harus Bernilai (Mandatory Attribute ) dan Nilai Null


Mandatory Attribute adalah merupakan sejumlah atribut yang ada pada suatu table yang
harus berisi data dan tidak boleh kosong.
Sedangkan Non Mandatory Attribute adalah sejumlah atribut yang ada pada suatu table
yang boleh tidak diisi datanya / boleh kosong. Nilai Null digunakan untuk mengisi atribut – atribut yang
nilainya memang belum siap / tidak ada. Misalkan pada table dosen kita tambahkan 1 (satu) record,
seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 4.6. Atribut harus bernilai dan nilai null

Atribut nid dan nama_d adalah atribut mandatory dan nilainya tidak boleh kosong (not null),
hal ini juga berhubungan pada saat kita mendesain table pada database, pada saat table
dosen tersebut di create maka pendefinisian atribut tersebut harus not null/ dan biasanya
yang menjadi primary key pada suatu table pasti nilainya not null.
Untuk atribut yang berisi null adalah karena data yang ada maasih meragukan atau belum ada
sama sekali, jadi pada saat kita meng create table untuk atribut tersebut harus didefinisikan
null, kalau kita mendefinisikan not null, walaupun datanya belum ada atau meragukan maka
kita harus mengisi datanya.

Pada contoh diatas yang menjadikan mandatory atribut adalah nid dan nama_d,karena pada
saat petugas melakukan input (pemasukan data) nid pasti ada nama_d, karena nim akan terbentuk
kalau nama_d (nama dosen) nya ada, tidak mungkin ada nim sedangkan nama_d nya tidak ada dan
pada atribut ini nilainya harus ada tidak boleh kosong (null) jadi harus isi datanya. Sedangkan untuk
atribut non mandatory adalah tempat_lhr,tgl_lahir,jkelamin,alamat dan lainnya, karena pada atribut
tersebut nilainya boleh kosong dikarenakan datanya belum siap atau masih meragukan.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
38

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

4.1.5. Atribut Turunan (Derived Attribute)


Atribut turunan adalah atribut yang nilai-nilainya diperoleh dari pengolahan atau dapat
diturunkan dari atribut atau table lain yang berhubungan. Penambahan atribut tahun_masuk pada
table dosen merupakan contoh atribut turunan.

Gambar 4.7. Atribut turunan

Atribut tahun_masuk pada contoh diatas dapat ditiadakan, karena atribut tersebut dapat
diperoleh dari atribut nid, yaitu 2 digit pertama yang menyatakan tahun masuk dosen, jadi tidak perlu
dibuat untuk atribut tersebut.

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan pengertian daripada Key dan atribut deskriptif ?.
2. Jelaskan dan berikan contoh pengertian dari superkey, candidate key, primary key dan
foreign key ?.
3. Jelaskan dan berikan contoh pengertian daripada atribut sederhana dan komposit ?.
4. Jelaskan dan berikan contoh pengertian daripada atribut bernilai tunggal dan bernilai
banyak ?.
5. Jelaskan dan berikan contoh pengertian daripada atribut turunan ?.
6. Berikan penjelasan, mana yang merupakan superkey, candidate key, primary key dan foreign
key dari table (relasi) Matakuliah, Jurusan dan Mengajar dari database
Penjadwalan_mengajar_dosen ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
39

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 5
ANOMALI DAN INTEGRITAS DATA
PADA MODEL RELASIONAL

5.1. Anomali
Anomali adalah proses pada basisdata yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan
(misal menyebabkan ketidak-konsistenan data atau membuat sesuatu data menjadi hilang ketika data
lain dihapus). Anomali pada basis data dapat dibedakan menjadi 3 (tiga ), yaitu beikut ini:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
40

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1. Anomali Peremajaan (Update)


2. Anomalsi Penghapusan (Delete), dan
3. Anomali Penyisipan (Insert).
Berikut ini adalah contoh relasi KRS (Kartu Rencana Studi) mahasiswa pada suatu
perguruan tinggi. Dalam relasi ini terdapat 8 (delapan) atribut, yaitu
nim,nama_m,kdmk,nama_mk,sks,smt,tahun dan status_ambil, dengan data – data yang ada sebagai
berikut:

Gambar 5.1. Relasi KRS


a. Anomali Peremajaan (Update).
Anomali peremajaan terjadi apabila ada perubahan pada sejumlah data yang mubazir pada
suatu table tetapi tidak seluruhnya diubah. Pada contoh relasi KRS tersebut, terjadi anomali
peremajaan, seandainya nama matakuliah ‘Pengantar Teknologi Informasi’ berubah menjadi ‘Sistem
Teknologi Informasi’, dan perubahan hanya dilakukan pada record 1pertama, dan record kedua dan
empat tidak dilakukan perubahan, maka hal ini menyebabkan adanya ketidakkonsistenan.
b. Anomali Penyisipan (Insert).
Anomali peremajaan terjadi apabila pada saat penambahan hendak dilakukan, ternyata ada
elemen data yang masih kosong, dan elemen data tersebut justru menjadi kunci.
Pada contoh relasi KRS tersebut terjadi anomali peremajaan, seorang mahasiswa mengambil
beberapa matakuliah untuk semester dan tahun akademik tertentu. Masalahnya, bagaimanakah
menyimpan fakta bahwa ada suatu matakuliah baru yang tidak diambil oelh mahasiswa ?. Penyisipan
tidak bisa dilakukan karena tidak ada informasi mahasiswa yang mengambil matakuliah tersebut.
c. Anomali Penghapusan (Delete).
Anomali peremajaan terjadi apabila suatu baris (record) yang tidak terpakai dihapus,
dan sebagai akibatya ada data lainnya yang hilang.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
41

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pada contoh relasi HRS tersebut terjadi anomali penghapusan, apabila data pada record
pertama dihapus, maka seluruh data yang ada pada record tersebut akan terhapus juga, padahal
data tersebut masih diperlukan.
5.2. Ketergantungan Fungsional
Diberikan suatu tabel, misal T dengan 2 atribut A dan B, kita dapat menyatakan notasi
sebagai baerikut :
AB
Pengertian dari notasi tersebut adalah : A secara fungsional menentukan B, atau B secara
fungsional tergantung pada A.
Diberikan 2 row r1 dan r2 dalam tabel T dimana A B.
Jika r1(A)=r2(A}, maka r1(B)=r2(B}.
Contoh KF :
Nama_kul Nim Nama_mhs Indeks_nilai
Algorithma
Row 1 980001 Ali akbar A
Alghorithma
Row 2 980004 Indah S B
Basis 3data
Row 980001 Ali akbar
Row 4 Basis data 980002 Budi H
Row
Basis 5data 980004 Indah S
Row 6
Pengembangan Diri 980001 Ali Akbar B
Row
Bahasa7 Inggris I 980002 Budi H C

Gambar 5.2. Ketergantungan fungsional

Dari data diatas, Ketergantungan Fungsional yang dapat diajukan adalah :


1. Nim  nama_mhs, Artinya adalah atribut Nama_mhs hanya tergantung pada atribut Nim.
Faktanya adalah setiap nilai nim yang sama, maka pasti nama_mhs – nya juga sama.
2. Nama_kul, Nim  Indeks_nilai, Artinya adalah atribut Indeks_nilai tergantung pada atribut
Nama_kul dan Nim secara bersama – sama. KF mempunyai pengertian bahwa setiap indeks nilai
diperuntukkan pada mahasiswa tertentu untuk matakuliah tertentu yang diambilnya.

Contoh Non KF :
1. Nama_kul  Nim, artinya adalah atribut Nim tidak tergantung pada Nama_kul. Buktinya bahwa
pada Row 1 dan row 2, dengan nilai Mata_kul sama tetapi nilai Nim – nya tidak sama.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
42

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

2. Nim  Indeks_nilai, artinya adalah bahwa atribut Indeks_nilai tidak hanya tergantung pada
atribut Nim. Buktinya terlihat pada row 1 dan 6, dengan nilai Nim sama, tapi nilai Indeks_nilai –
nya berbeda.

5.3. Domain Atribut


Domain Atribut adalah merupakan suatu gugus nilai yang mungkin dimiliki oleh suatu atribut
pada suatu table / relasi dalam database. Berikut ini adalah contoh relasi rekening pada suatu
database perbankan.

No_Rekening Status Saldo


1 012.145.002 Checking 8.000.000,00
2 012.146.013 Saving 3.000.000,00
3 012.146.890 Saving 4.000.000,00
4 210.234.956 Checking 5.000.000,00
5 345.120.034 Checking 4.500.000,00
6 123.000.021 Saving 4.800.000,00
Gambar 5.3. Domain atribut

Pada relasi rekening diatas mempunyai pengertian sebagai berikut yang berhubungan dengan
domain :
 Domain dari atribut Status adalah { Saving, Checking }, yang mempunyai arti adalah
nilai yang mungkin diberikan pada atribut status adalah hanya Saving dan Checking
 Domain dari atribut Saldo, adalah semua bilangan nyata yang positif, domain atribut ini
merupakan gugus tak hingga.
 Domain atribut No_Rekening adalah semua kode rekening yang meungkin dikeluarkan
oleh Bank tersebut.

5.4. Integritas Data


Informasi yang disimpan pada basisdata hanya bagus jika DBMS membantu mencegah
pemasukan informasi yang tidak benar. Konstrain integritas adalah syarat yang dispesifikasikan pada
skema basisdata dan mebatasi data yang dapat disimpan dalam basisdata. Jika basisdata memenuhi
semua konstrain integritas yang dispesifikasikan pada skema basisdata maka basis data adalah legal.
DBMS memaksakan konstrain integritas sehingga hanya mengijinkan basisdata legal yang akan

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
43

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

disimpan oleh DBMS. Konstrain integritas menjamin bahwa perubahan – perubahan yang dilakukan
orang yang diotorisasi tidak menghasilkan pelanggarakan konsistensi data.
Integritas data mengacu ke konsistensi dan akurasi data yang disimpan dalam basisdata.
Konstrain integritas dispesifikasikan dan dipaksakan pada waktu yang berbeda, yaitu:
1. Ketika DBA mendefinisikan skema basisdata (lewat DDL), DBA menspesifikasikan konstrain
integritas yang harus selalu dipenuhi basisdata.
2. Ketika aplikasi basisdata dijalankan, DBMS melakukan Pemeriksaan untuk mencegah
terjadinya pelanggaran dan mencegah perubahan – perubahan yang melanggar konstrain
integritas. Pada beberapa situasi, DBMS tidak melarang suatu aksi yang dapat menimbulkan
pelanggaran namun kemudian DBMS membuast tindakan – tindakan otomatis untuk
memenuhi konstrain integritas. Dengan demikian dijamin perubahan – perubahan pada
basisdata tidak menghasilkan baisdata yang melanggar konstrain integritas.

5.4.1. Jenis konstrain integritas


Integritas dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu integritas didalam relasi yaitu aturan
integritas entitas dan aturan integritas domain dan integritas dengan luar relasi yaitu aturan integritas
referensial.
Selain itu terdapat aturan integritas untuk memenuhi aturan – aturan yang berlaku di
perusahaan yang disebut aturan integritas perusahaan atau aturan bisnis yang harus dipenuhi oleh
basisdata. Dengan demikian, dapat diringkaskan integritas data di model relasional, meliputi:
1. Aturan integritas domain.
2. Aturan integritas entitas.
3. Aturan integritas referensial.
4. Aturan integritas perusahaan (didefiniskan pemakai).
Hubungan antara domain, entitas dan referensial integritas dapat dilihat pada gambar berikut
ini:

Domain Integrity (column)

Entity Integrity (rows)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
Referensial Integrity
(between tables
44

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 5.4. Hubungan antar konstrain integritas

a. Integritas domain
Domain adalah nilai – nilai yang dimungkinkin diasosiasikan dengan setiap atribut.
Kemungkinan beberapa atribut mempuyai domain yang sama, misalnya atribut nama_pelanggan,
nama_pekerja dapat mempunyaim domain yang sama. Namun tidak jelas apakah nama_pekerja dan
nama_kota seharusnya mempunyai doamin yang sama. Pada level implementasi, baik nama_pekerja
dan nama_kota adalah string karakter. Namun kita tidak bisa membuat query “tampilkan nama pekerja
yang namanya sama dengan nama kota” sebagai query yang mempunyai arti. Dengan demikian, jika
kita memandang basisdata pada level konseptual buka level fisik, maka nama_pekerja dan nama_kota
adalah mempunyai domain yang berbeda.
Konstrain domain tidak hanya memungkinkan kita menguji nilai-nilai yang dimasukkan
ke basisdata tapi juga memungkinkan kita melakukan pemeriksaan query untuk menjamin
perbandingan yang dibuat mempunyai arti.
b. Integritas entitas
Null merepresentasikan suatu nilai untuk atribut dimana pada saat itu nilainya belum
diketahui atau tidak diterapkan untuk tupel itu. Null adalah cara menanggapi ketidaklengkapan atau
kondisi kekecualian yang terjadi pada data. Null tidak sama dengan nilai numerik nol (0) atai string
teks spasi.
Null dapat menyebabkan masalah pada implementasi, kesulitan akan muncul karena
pada model relasional berdasarkan kalkulus predikat order pertama yaitu logika bernilai dua
atau logika boole-yaitu nilai yang diperbolehkan hanyalah true atau false.
Kita dapat menciptakan kalimat Create Table yang mencegah kolom yang bernilai
Null dengan menggunakan konstrain Not Null, konstrain ini berlaku untuk kolom. Jika kita
menempatkan Not Null segera setelah tipe data dari kolom maka peletakan nilai Null di kolom
akanj ditolak. Bila tidak dinyatakan, SQL mengasumsikan Null diijinkan kecuali bila
dispesifikasikan sebagai bagian dari kunci utama dengan Primary Key.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
45

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Create Table Dosen


(
nid char(10) Primary Key,
nama_d varchar(50) Not Null,
tempat_lhr varchar(25),
tgl_lahir datetime,
jkelamin varchar(10),
alamat varchar(90),
kota varchar(30),
kodepos char(5),
gajipokok numeric(9)
)

nama_d tidak boleh diisi dengan Null, sedangkan tempat_lhr, tgl_lahir, jkelamin,
alamat, kota, kodepos, gajipokok boleh diisi dengan nilai Null pada kalimat insert ataupun
update. Sementara nid dengan sendirinya adalah not null karena sebagai bagia dari kode
primer yang didefinisikan dengan primary key.

c. Integritas referensial
Integritas pengacuan adalah jika foreign key terdapat di relasi maka nilai foreign key harus
cocok pada nilai candidate key suatu tupel di relasi asal (home relation) atau nilai foreign key
seluruhnya Null. Kita sering berkehendak menjamin nilai yang muncul di satu relasi untuk suatu
himpunan atribut tertentu juga muncul sebagai himpunan atribut tertentu pada relasi lain.

Cretae Table Mangajar


(
nid char(10) not null,
thn_akademik char(4) not null,
smt int not null,
hari varchar(10) not null,

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
46

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

jam_ke char(1) not null,


kdmk char(9),
waktu char(10),
kelas char(5),
kode_jur char(2),
Constraint PkAjar Primary Key(nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke),
Constraint Fkmatakuliah Foreign Key(kdmk) References Matakuliah(kdmk),
Constraint Fkdosen Foreign Key(nid) References Dosen(nid),
Constraint Fkjurusan Foreign Key(kode_jur) References Jurusan(kode_jur)
)

d. Integritas enterprise
Integritas keperusahaan adalah aturan – aturan tambahan yang dispesifikan pemakai atau
administrator basisdata. Pemakai menspesifikasikan konstrain tambahan yang harus dipenuhi data.
Konstrain tipe, domain, kunci dan referensial bersifat struktural, membatasi struktur ata.
Aturan perusahaan tidak berkaitan erat dengan struktur. Konstrain perusahaan ini disebut konstrain
semantiks karena diturunkan dari domain aplikasi tertentu yang dimodelkan basidata.
Contoh : jika telah dibatasi jumlah staf di satu kantor cabang berjumlah 20 orang, maka
administrator harus dapat menspesifikasikan ketentuan itu dan DBMS mampu memaksakan konstrain
ketentuan ini. Anggota staf baru tidak dapat dimasukkan ke relasi staf jika jumlah staf saat itu telah
mencapai 20.

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan pengertian daripada anomali dan sebutkan 3 (tiga) anomali dalam suatu database
(basis data) ?.
2. Jelaskan dan berikan contoh terjadinya anomali peremajaan (update), penyisipan (insert) dan
penghapusan (delete) ?.
3. Berikan contoh terjadinya ketergantungan fungsional pada suatu database ?.
4. Berikan penjelasan entitas integritas, domain integritas dan referensial integritas serta berikan
contohnya ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
47

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 6
BENTUK – BENTUK NORMALISASI

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
48

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Ketika merancang basisdata menggunakan model relasional, kita sering menemui beberapa
alternatif dalam pendefinisian himpunan skema relasi. Beberapa pilihan lebih nyaman dibanding
pilihan – pilihan lain untuk beragam alasan.
Aturan-aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal. Bentuk Normal adalah
suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi
tersebut pada level-level normalisasi. Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal tertentu jika
memenuhi kondisi-kondisi tertentu.

6.1. Bentuk Normalisasi


Bentuk – bentuk Normalisi yang ada dalam mendesain basis data adalah sebagai
berikut :

1). Bentuk normal pertama (1NF)


2). Benatuk normal kedua (2NF)
3). Bentuk normal ketiga (3NF)
4). Bentuk normal Boyce-Codd (BCNF)
5). Bentuk normal keempat (4 NF)
6). Bentuk normal kelima (5NF)

Bentuk normal pertama (1NF) s/d normal ketiga (3NF), merupakan bentuk normal yang
umum dipakai. Artinya adalah pada kebanyakan relasi, bila ketiga bentuk normal tersebut
telah dipenuhi, Tabel
makadengan
persoalan
atribut anomali tidak akan muncul lagi didalam kita melakukan
bernilai jamak
perancangan database.
Menghilangkan
atribut bernilai jamak
Kriteria dalam proses normalisasi adalah kebergantungan fungsional, kebergantungan banyak
Tabel bentuk
nilai dan normal pertamatipe
kebergantungan join. Ketiga kebergantungan tersebut digunakan untuk menilai relasi –
Menghilangkan
relasi yang dihasilkan dari konversi diagram ER menjadi kumpulan relasi – relasi. Proses normalisasi
ketergantungan
parsial
membentuk relasi – relasiTabel
bentuk normal menggunakan dekomposisi yang memecah relasi menjadi
bentuk
normal kedua
relasi – relasi berbentuk normal lebih tinggi. Menghilangkan
ketergantungan
Berikut ini adalah gambar untuk langkah – langkah melakukan
transitif normalisasi data, seperti
tampak berikut ini: Tabel bentuk
normal ketiga
Menghilangkan anomali
tersisa disebabkan
ketergantungan fungsional

Tabel bentuk
Normal boyce-codd
Menghilangkan
ketergantungan nilai
jamak
FTI –TeknikTabel bentuk URINDO :
Informatika
Edisi 1 Tahun 2007
Normal – didik@urindo.ac.id
keempat Refisi : 1
- Menghilangkan
anomali tersisa

Tabel bentuk
Normal kelima
49

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 6.1. Langkah – langkah Normalisasi

6.1.1. Bentuk Normal Pertama (1 NF)


Bentuk normal pertama dikenakan pada tabel yang belum ternormalisasi (masih
memiliki atribut yang berulang).

Berikut ini adalah contoh data – data yang belum ternormalisasi


NIP Nama Jabatan Keahlian Lama
(tahun)
107 Daffa Analis Senior Access 6
Oracle 1
109 Revan Analis Yunior Access 2
Clipper 2
112 Dilla Pogrammer Access 1
Clipper 1
Visual Basic 1

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
50

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 6.2. Relasi Pegawai

Keahlian menyatakan atribut yang berulang (misal, fika punya tiga keahlian, dan
Rian punya 2 keahlian).

a. Definisi Bentuk Normal Pertama (1NF)


Suatu relasi dikatakan bentuk normal pertama, jika dan hanya jika setiap
atribut bernilai tunggal untuk setiap baris. Tiap field hanya satu pengertian, bukan
merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan
juga bukanlah pecahan kata – kata sehingga artinya lain. Tidak ada set atribut yang
berulang-ulang atau atribut bernilai ganda.
Pada data tabel sebelumnya, contoh data belum ternormalisasi sehingga
dapat diubah ke dalam bentuk normal pertama dengan cara membuat setiap baris
berisi kolom dengan jumlah yang sama dan setiap kolom hanya mengandung satu
nilai.

b. Contoh Normal Pertama (1NF)


Berikut ini adalah contoh data pada relasi pegawai yang telah memenuhi
bentuk normal pertama
NIP Nama Jabatan Keahlian Lama
107 Daffa Analis Senior Access 6
107 Daffa Analis Senior Oracle 1
109 Revan Analis Yunior Access 2
109 Revan Analis Yunior Clipper 2
112 Dilla Pogrammer Access 1
112 Dilla Pogrammer Clipper 1
112 Dilla Pogrammer Visual Basic 1

Gambar 6.3. Relasi pegawai memenuhi 1NF

Berikut ini adalah contoh data pada relasi mahasiswa yang belum memenuhi
bentuk normal pertama.

NIM Nama Dosen Wali Kode_mk1 Kode_mk2 Kode_mk3


9820001 Nia Dela Didik 1234 1435

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
51

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9810004 Andik P Primadina 1234 1435 1245


9810006 Rini Tukino 1324 1545 1245
9820008 Basuki Djuwadi 1324 1545

Gambar 6.4. Relasi Mahasiswa belum 1NF

Relasi mahasiswa yang mempunyai NIM, nama dan Dosen Wali mengikuti 3
mata kuliah, tabel tersebut belum memenuhi normal pertama karena ada perulangan
Kode_mk 3 kali padahal hal tersebut bisa dijadikan 1 atribut saja. Jadi bentuk normal
pertama dari data di atas adalah :

NIM Nama Dosen Wali Kode_mk


9820001 Nia Dela Didik 1234
9820001 Nia Dela Didik 1435
9810004 Andik P Primadina 1234
9810004 Andik P Primadina 1435
9810004 Andik P Primadina 1245
9810006 Rini Tukino 1324
9810006 Rini Tukino 1545
9810006 Rini Tukino 1245
9810006 Rini Tukino 1324
9820008 Basuki Djuwadi 1324
9820008 Basuki Djuwadi 1545

Gambar 6.5. Relasi Mahasiswa memenuhi 1NF

Berikut ini adalah contoh data pada relasi matakuliah yang telah memenuhi
bentuk normal pertama.
Kode_mk Matakuliah Sks Pengasuh
1234 Sistem Basis Data 2 Didik Setiyadi,M.Kom.
1435 Alghoritma 4 Tukino,S.Kom,MM.Si
1545 Jaringan Komputer 2 Djuwadi,M.Kom.
1245 Bahasa Inggris I 2 Dra. Siti Azizah

Gambar 6.6. Relasi matakuliah memenuhi 1 NF

Relasi matakuliah tersebut merupakan bentuk 1 NF, karena tidak ada atribut
yang bernilai ganda, dan tiap atribut satu pengertian yang bernilai tunggal.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
52

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

6.1.2. Bentuk Normal Kedua (2 NF)


Definisi Bentuk Normal Kedua (2 NF) adalah :
1). Memenuhi bentuk 1 NF (normal pertama).
2). Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama /
primary key.

Sehingga untuk membentuk normal kedua tiap tabel / file haruslah ditentukan
kunci-kunci atributnya. Kunci atribut haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain
yang menjadi anggotanya. Pada contoh tabel Mahasiswa yang memenuhi normal
pertama (1 NF), terlihat bahwa NIM merupakan Primery Key (PK).
NIM  Nama, Dosen Wali. Artinya adalah bahwa atribut Nama dan Dosen Wali
bergantung pada NIM.
Tetapi NIM  Kode_mk. Artinya adalah bahqa atribut Kode_mk tidak tergantung
pada NIM.

Untuk memenuhi normal kedua, maka pada relasi mahasiswa tersebut dipecah
menjadi 2 relasi sebagai berikut:
NIM Nama Dosen Wali
9820001 Nia Dela Didik
9810004 Andik P Primadina
9810006 Rini Tukino
9820008 Basuki Djuwadi

Gambar 6.7. Relasi mahasiswa memenuhi 2NF


NIM Kode_mk
9820001 1234
9820001 1435
9810004 1234
9810004 1435
9810004 1245
9810006 1324
9810006 1545
9810006 1245
9810006 1324
9820008 1324
9820008 1545

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
53

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 6.8. Relasi ambil_kuliah memenuhi 2NF

6.1.3. Bentuk Normal Ketiga (3 NF)


Definisi Bentuk Normal Ketiga (3 NF) adalah:
1). Memenuhi bentuk 2 NF (normal kedua).
2). Atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci utama / primary
key.

Berikut Contoh relasi yang memenuhi bentuk 2 NF, tetapi tidak memenuhi bentuk 3 NF.

No Pesanan No Urut Kode Item Nama Item


50001 0001 P1 Pensil
50001 0002 P2 Buku Tulis
50001 0003 P3 Penggaris
50001 0004 P4 Penghapus
50002 0001 P3 Penggaris
50002 0002 P5 Bulpen
50002 0003 P6 Spidol
50003 0001 P1 Pensil
50003 0002 P2 Buku Tulis

Gambar 6.9. Relasi pesanan_barang belum memenuhi 3NF

Atribut No Pesanan dan No Urut merupakan kunci primer, baik kode item dan nama
item mempunyai dependensi fungsional terhadap kunci primer tersebut.
Pada relasi di atas, setiap kode item sama, maka nilai nama item juga sama,
sehingga menunjukkan adanya dependensi dua atribut tersebut, tapi manakah yang
menentukan, apakah kode item bergantung pada nama item, atau sebaliknya? Jadi
nama item memiliki dependensi fungsional terhadap Kode item.
Pada relasi ini menunjukkan bahwa nama item tidak memiliki dependensi
secara langsung terhadap kunci primer (No pesanan dan No Urut). Dengan kata
lain Nama Item memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer.

Sehingga untuk memenuhi bentuk 3 NF, maka relasi di atas didekomposisi menjadi
dua buah relasi sebagai berikut:
FTI –Teknik Informatika URINDO :
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
54

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

No Pesanan No Urut Kode Item


50001 0001 P1
50001 0002 P2
50001 0003 P3
50001 0004 P4
50002 0001 P3
50002 0002 P5
50002 0003 P6
50003 0001 P1
50003 0002 P2

Gambar 6.10. Relasi pesanan_barang memenuhi 3NF

Kode Item Nama Item


P1 Pensil
P2 Buku Tulis
P3 Penggaris
P4 Penghapus
P5 Bulpen
P6 Spidol

Gambar 6.11. Relasi barang memenuhi 3NF

6.1.4. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)


Definisi Bentuk BCNF adalah :
1). Memenuhi bentuk 3 NF (normal ketiga).
2). Semua penentu (determinan) adalah kunci kandidat (atribut yang bersifat unik).
Setiap atribut harus bergantung fungsi pada atribut superkey.

BCNF merupakan bentuk normal sebagai perbaikan terhadap 3 NF. Suatu relasi
yang memenuhi BCNF selalu memenuhi 3 NF, tetapi tidak untuk sebaliknya. Suatu
relasi yang memenuhi 3 NF belum tentu memenuhi BCNF. Karena bentuk 3 NF
masih memungkinkan terjadi anomali.

Pada contoh berikut ini terdapat tabel SEMINAR, kunci primer adalah no_siswa +
seminar, dengan pengertian bahwa :
 Siswa dapat mengambil satu atau dua seminar.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
55

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

 Setiap seminar membutuhkan 2 instruktur.


 Setiap siswa dibimbing oleh salah satu dari 2 instruktur seminar.
 Setiap instruktur boleh hanya mengambil satu seminar saja.

Pada contoh ini, no_siswa dan seminar menunjukkan seorang instruktur.

No_siswa Seminar Instruktur


2201001 2281 Budi
2201002 2281 Kardi
2201003 2291 Joni
2201002 2291 Rahmad
2201004 2291 Rahmad

Gambar 6.12. Relasi seminar

Bentuk tabel SEMINAR adalah memenuhi bentuk normal ketiga (3 NF), tetapi tidak
BCNF karena nomor seminar masih bergantung fungsi pada instruktur, jika setiap
instruktur dapat mengajar hanya pada satu seminar. Seminar bergantung fungsi
pada satu atribute bukan superkey seperti yang disyaratkan oleh BCNF.

Maka relasi SEMINAR harus didekomposisi menjadi dua relasi, yaitu relasi pengajar
dan seminar_instruktur, seperti berikut ini :

Instruktur Seminar
Budi 2281
Kardi 2281
Joni 2291
Rahmad 2291

Gambar 6.13. Relasi pengajar

No_siswa Instruktur
2201001 Budi
2201002 Kardi
2201003 Joni

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
56

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

2201002 Rahmad
2201004 Rahmad

Gambar 6.14. Relasi seminar_instruktur

6.1.5. Bentuk normal keempat ( 4 NF )


Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal keempat dengan ketentuan sebagai
berikut ini :
 Bila dan hanya bila telah berada dalam bentuk BCNF dan tidak ada
multivalued dependency nontrivial.
 Multivalued dependency (MVD) dipakai dalam bentuk normal keempat ( 4
NF ).
 Dependensi ini dipakai untuk menyatakan hubungan satu ke bantak (one to
many).
Contoh :
Matakuliah Dosen Isi
Pengenalan Komputer Budi Dasar Komputer
Sanjaya Pengenalan pengolahan kata
Pengenalan lembaran kerja
Matematika Sugeng Paijo Differensial
Integral

Relasi tersebut menggambarkan mengenai dosen yang mengajar matakuliah


tertentu dengan isi matakuliah yang bersangkutan. Contoh dua dosen yang
mengajar pengenalan komputer, yaitu Budi dan Sanjaya. Adapun isi matakuliah
Pengenalan Komputer adalah Dasar Komputer, Pengenalan Pengolahan Kata
dan Pengenalan Lembaran Kerja.

Relasi berikut ini memperlihatkan relasi yang telah dinormalisasikan berdasarkan


relasi sebelumnya.
Matakuliah Dosen Isi
Pengenalan Komputer Budi Dasar Komputer
Pengenalan Komputer Budi Pengenalan pengolahan kata
Pengenalan Komputer Budi Pengenalan lembaran kerja
Pengenalan Komputer Sanjaya Dasar Komputer

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
57

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Pengenalan Komputer Sanjaya Pengenalan pengolahan kata


Pengenalan Komputer Sanjaya Pengenalan lembaran kerja
Matematika Sugeng Paijo Differensial
Matematika Sugeng Paijo Integral

Relasi tersebut memenuhi bentuk BCNF karena primary key nya adalah
gabungan dari matakuliah, dosen dan isi. Masalah tersebut dapat dipecahkan
melalui dekompoisi, hal ini disebabkan karena terdapat kenyataan bahwa antara
Dosen dengan Isi tidak ada ketergantungan. Solusi masalah tersebut diajukan
oleh R. Fagin melalui konsep dependensi nilai banyak. Secara umum dependensi
nilai banyak muncul pada relasi yang paling tidak memiliki tiga atribut dan dua
diantaranya bernilai banyak, dan nilai – nilainya tergantung hanya pada atribut
ketiga.

Pada suatu relasi R dengan atribut A, B, C, atribut B dikatakan bersifat


multidependen terhadap A jika :
 Sekumpulan nilai B yang diberikan pada pasangan ( A, C) hanya tergantung pada
nilai A, dan, tidak tergantung pada nilai C.
 Hubungan diatas dinyatakan dengan :
A , dibaca “ A menentukan banyak nilai B” atau “B multidependen terhadap
A”
Teorema Faqin yang berkaitan dengan multivalued dependency adalah :
 Bila R ( A, B, C ) merupakan suatu relasi, dengan A, B, C adalah atribut – atribut
relasi tersebut, maka proyeksi dari R berupa ( A, B ) dan ( A, C ) jika R memenuhi
MVD A  B | C
 Perlu diketahui bahwa bila terdapat : A  B, A  C, maka keduanya dapat
ditulis menjadi : A  B | C
Berdasarkan teorema Faqin diatas, maka relasi tersebut diatas dapat didekomposisi
menjadi dua relasi sebagai berikut :

Matakuliah Dosen
Pengenalan Komputer Budi
Pengenalan Komputer Sanjaya

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
58

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Matematika Sugeng Paijo

Matakuliah Isi
Pengenalan Komputer Dasar Komputer
Pengenalan Komputer Pengenalan pengolahan kata
Pengenalan Komputer Pengenalan lembaran kerja
Matematika Differensial
Matematika Integral

6.1.5. Bentuk normal kelima ( 5 NF )


Dependensi gabungan mendasari bentuk normal kelima. Suatu relasi R ( X,W,Z)
memenuhi dependensi gabungan jika gabungan dari proyeksi A, B, C dengan A, B, C
merupakan sub himpunan dari atribut – atribut R. Dependensi gabungan sesuai dengan
definisi diatas dinyatakan dengan notasi :
• * (A, B, C )
• dengan A = XY, B = YZ, C = ZX

Sebagai contoh terdapat hubungan dealer yang mengageni suatu perusahaan


distributor kendaraan. Dalam hal ini distributor memiliki sejumlah produk kendaraan.

Dealer Distributor Kendaraan


Sumber Jaya Nissan Truk Nissan
Sumber Jaya Toyota Toyota Kijang
Sumber Jaya Toyota Truk Dyna
Asterindo Nissan Sedan Nissan

Relasi tersebut memenuhi dependensi gabungan :


*(Dealer Distributor, Distributor Kendaraan, Dealet Kendaraan)
Sehingga relasi tersebut dapat didekomposisi menjadi tiga buah relasi yaitu :
 Deal_Dist (Dealer_Distributor).
 Dist_Kend (Distributor_Kendaraan).
 Deal_Kend (Dealer_Kendaraan).
Gabungan ketiga relasi tersebut akan membentuk relasi DDK dan gabungan kedua
proyeksi diatas bisa jadi menghasilkan relasi antara yang salah, namum ketiganya akan
menghasilkan relasi sesuai aslinya.
FTI –Teknik Informatika URINDO :
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
59

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Bentuk normal Kelima ( 5 NF ) yang terkadang disebut PJ/NF ( Projection Join /


Normal Form ), menggunakan acuan dependensi gabungan. Suatu relasi berada dalam 5 NF
jika dan hanya jika setiap dependensi gabungan dalam R tersirat oleh kunci kandidat relasi R.

Dealer Distributor
Sumber Jaya Nissan
Sumber Jaya Toyota
Asterindo Nissan

Distributor Kendaraan
Nissan Truk Nissan
Nissan Sedan Nissan
Toyota Toyota Kijang
Toyota Truk Dyna

Dealer Distributor Kendaraan


Sumber Jaya Nissan Truk Nissan
Sumber Jaya Nissan Sedan Nissan
Sumber Jaya Toyota Toyota Kijang
Sumber Jaya Toyota Truk Dyna
Asterindo Nissan Truk Nissan
Asterindo Nissan Sedan Nissan

Dealer Kendaraan
Sumber Jaya Truk Nissan
Sumber Jaya Sedan Nissan
Sumber Jaya Toyota Kijang

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
60

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Sumber Jaya Truk Dyna


Asterindo Sedan Nissan

6.2. Dependensi Transitif


Definisi bentuk dependensi transitif adalah sebagai berikut :
Atribut Z mempunyai dependensi transitif terhadap X, bila :
1). Y memiliki Dependensi fungsional terhadap X.
2). Z memiliki dependensi fungsional terhadap Y.
Sehingga : X  Y  Z
Berikut ini adalah contoh tabel relasi yang menunjukkan terjjadinya dependensi transitif
pada tabel relasi kuliah berikut ini :
Kuliah Ruang Tempat Waktu
Jaringan Komputer Merapi Gedung Utara Senin, 08.00 – 09.50
Basis Data Rama Gedung Selatan Selasa, 07.00 – 08.45
Sistem Pakar Sinta Gedung Selatan Rabu, 10.00 – 11.45
Sistem Operasi Merapi Gedung Utara Selasa, 08.00 – 08.50
Gambar 6.15. Relasi kuliah

Pada tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa :

Kuliah  { Ruang, Waktu }


Ruang  Tempat
Terlihat bahwa Kuliah  Ruang  Tempat
Dengan demikian Tempat mempunyai dependensi transitif terhadap Kuliah.

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan pengertian bentuk normalisasi, dan sebutkan bentuk – bentuk normalisasi yang
saudara ketahui ?.
2. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal pertama (1 NF) ?.
3. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal kedua (2 NF) ?.
4. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal ketiga (3 NF) ?.
5. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal BNCF ?.
6. Jelaskan dan berikan contoh bentuk normal keempat (4 NF) dan normal kelima (5 NF) ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
61

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

7. Jelaskan dan berikan contoh pengertian dari ketergantungan fungsional dan ketergantungan
transitif ?.

BAB 7
PENERAPAN BENTUK NORMALISASI

Pada proses perancangan database dapat dimulai dari dokumen dasar yang dipakai
dalam sistem sesuai dengan lingkup sistem yang akan dibuat rancangan databasenya. Berikut ini
adalah contoh dokumen mengenai faktur pembelian barang pada PT. Revanda Jaya..

FAKTUR PEMBELIAN BARANG


PT REVANDA JAYA
Jl. Bekasi Timur No. 2
Bekasi Timur

Kode Supplier : G01 Tanggal : 07/02/2001


Nama Supplier : Gobel Nustra Nomor : 998

Kode Nama Barang Qty Harga Jumlah


A01 AC Split ½ PK 10 1.350.000 13.500.000

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
62

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

A02 AC Split 1 PK 10 2.000.000 20.000.000


Total Faktur 33.500.000
Jatuh Tempo Faktur : 09/03/2001

FAKTUR PEMBELIAN BARANG

PT REVANDA JAYA
Jl. Bekasi Timur No. 2
Bekasi Timur

Kode Supplier : S02 Tanggal : 02/02/2001


Nama Supplier : Hitachi Nomor : 779

Kode Nama Barang Qty Harga Jumlah


R01 Rice Chocker C3 10 150.000 1.500.000
Total Faktur 1.500.000
Jatuh Tempo Faktur : 09/03/2001

Gambar 7.1. Faktur pembelian barang

Sehubungan dengan dokumen dasar tersebut, tahapan yang harus dilakukan untuk
melakukan normalisasi data adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Unnormalisasi
Langkah pertama dalam melakukan normalisasi data adalah dengan membentuk contoh data
tersebut didtas dengan membentuk unnormalisasi data, dengan cara mencantumkan semua
atribut data yang ada apa adanya seperti terlihat berikut ini :

No Kode Nama Kode Nama Barang Tanggal Jatuh Qt Harga Jumlah Total
Fac Supp Supp Brg Tempo y
779 S02 Hitachi R02 Rice Chocker C3 02/02/01 09/03/01 10 150000 1500000 1500000
998 G01 Gobel A01 AC Split ½ PK 07/02/01 09/03.01 10 135000 13500000 33500000
Nustra A02 AC Split 1 PK 10 2000000 20000000

Gambar 7.2. Relasi faktur unnormalisasi


Pada relasi diatas adalah dengan menuliskan semua data yang ada yang akan direkam,
FTI –Teknik Informatika URINDO :
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
63

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

data yang double tidak perlu ditulis. Terlihat baris / record yang tidak lengkap. Sulit dibayangkan
bagaimana bentuk baris yang harus dibentuk untuk merekam data itu.

2.. Bentuk Normal Pertama (1 NF)


Bentuklah menjadi bentuk normal pertama dengan memisah-misahkan data pada atribut-
atribut yang tepat dan bernilai atomik, juga seluruh record / baris harus lengkap adanya. Bentuk
relasi adalah flat file. Dengan normal pertama kita dapat membuat satu tabel yang terdiri dari 11
Atribut yaitu 

(No_Faktur, Kode_Supplier, Nama_Supplier, Kode_Barang, Nama_Barang, Tanggal,


Jatuh_Tempo, Qty, Harga, Jumlah, Total ).
Sehingga hasil daripada pembentukan normal pertama (1 NF) adalah sebagai berikut ini :

No Kode Nama Supp Kode Nama Barang Tanggal Jatuh Qty Harga Jumlah Total
Fac Supp Brg Tempo
779 S02 Hitachi R02 Rice Chocker C3 02/02/01 09/03/01 10 150000 1500000 1500000
998 G01 Gobel Nustra A01 AC Split ½ PK 07/02/01 09/03/01 10 135000 13500000 33500000
998 G01 Gobel Nustra A02 AC Split 1 PK 07/02/01 09/03/01 10 2000000 20000000 33500000

Gambar 7.3. Relasi memenuhi 1 NF

Pada normal pertama tersebut masih terjadi banyak kelemahan, terutama pada proses
ANOMALI insert, update dan delete berikut ini:

a). Inserting / Penyisipan


Kita tidak dapat memasukkan kode dan nama supplier saja tanpa adanya transaksi
pembelian, sehingga supplier baru bisa dimasukkan kalau ada transaksi pembelian.

b). Deleting / Penghapusan


Bila satu record / baris di atas dihapus, misal nomor faktur 779, maka berakibat pada

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
64

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

penghapusan data supplier S02 (Hitachi) padahal data tersebut masih diperlukan.

c). Updating / Pengubahan


Kode dan nama supplier terlihat ditulis berkali-kali, bila nama supplier berubah, maka di
setiap baris yang ada harus dirubah, bila tidak menjadi tidak konsisten.

Atribut jumlah (merupakan atribut turunan) seharusnya tidak perlu, karena setiap harga
dikali kuantitas akan menghasilkan jumlah, sehingga hasilnya akan menjadi lebih konsisten.

3. Bentuk Normal Kedua (2 NF)


Bentuk normal kedua dengan melakukan dekomposisi relasi diatas menjadi beberapa
relasi dan mencari kunci primer dari tiap-tiap relasi tersebut dan atribut kunci haruslah unik.
Melihat permasalahan faktur di atas, maka dapat diambil beberapa kunci kandidat : ( No_Faktur,
Kode_Supplier, dan Kode_Barang ). Kunci kandidat tersebut nantinya bisa menjadi kunci primer
pada relasi hasil dekomposisi.

Dengan melihat normal pertama, kita dapat mendekomposisi menjadi tiga relasi berserta
kunci primer yang ada yaitu : relasi Supplier (Kode_Supplier), relasi Barang (Kode_Barang), dan
Relasi Faktur (No_Faktur). Dengan melihat ketergantungan fungsional atribut-atribut lain terhadap
atribut kunci, maka didapatkan 3 (tiga) relasi sebagai berikut :

Relasi Supplier
Kode_Supplier Nama _Supplier
S02 Hitachi
G01 Gobel Nustra
G01 Gobel Nustra

Relasi Barang
Kode_Barang Nama_Barang Harga
R02 Rice Chocker C3 150000
A01 AC Split ½ PK 135000
A02 AC Split 1 PK 2000000

Relasi Faktur
No_Faktur (Kode_Barang) (Kode _Supplier) Tanggal Jatuh_tempo Qty

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
65

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

779 R02 S02 02/02/01 09/03/01 10


998 A01 G01 07/02/01 09/03/01 10
998 A02 G01 07/02/01 09/03/01 10

Gambar 7.4. Relasi memenuhi 2 NF

Kamus Data dari masing-masing relasi tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Supllier = { Kode_Supplier, Nama_Supplier }
Barang = { Kode_Barang, Nama_Barang, Harga }
Faktur = { No Faktur, Kode Barang Kode_Supplier, Tanggal, Jatuh_Tempo, Qty }

Dengan pemecahan relasi di atas, maka untuk pengujian bentuk normal kesatu (1 NF)
yaitu insert, update, dan delete akan terjawab. Kode dan nama supplier baru dapat masuk
kapanpun tanpa adanya transaksi pada tabel faktur. Demikian pula untuk proses update dan
delete untuk tabel Supplier dan Barang.

Pada bentuk normal kedua tersebut masih terjadi permasalahan yaitu pada relasi Faktur,
yaitu :
1). Atribut Quantitas pada relasi Faktur, tidak tergantung pada kunci utama, atribut tersebut
bergantung fungsi pada Kode Barang + no_faktur, hal ini dinamakan ketergatungan transitif
dan haruslah dipilah menjadi dua relasi.
2). Masih terdapat pengulangan, yaitu setiap kali satu faktur yang terdiri dari 5 macam barang
maka 5 kali juga dituliskan no_faktur, tanggal, dan jatuh_tempo. Hal ini harus dipisahkan bila
terjadi penggandaan tulisan berulang-ulang.

4. Bentuk Normal Ketiga (3 NF)


Bentuk normal ketiga mempunyai syarat, setiap relasi tidak mempunyai atribut yang
bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama dan harus memenuhi bentuk
normal kedua (2 NF).
Untuk emmenuhi bentuk normal ketiga (3 NF), maka pada relasi faktur harus
didekomposisi (dipecah) lagi menjadi dua relasi yaitu relasi faktur dan relasi transaksi barang,
sehingga hasilnya adalah sebagai berikut ini:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
66

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Relasi Supplier Relasi Barang


Kode_Supplier Nama Supplier Kode_Barang Nama_Barang Harga
G01 Gobel Nustra R01 Rice Cooker CC3 150.000
S02 Hitachi A01 AC Split ½ PK 1.350.000
A02 AC Split 1 PK 2.000.000

Relasi Faktur
No_Faktur Tanggal Jatuh_Tempo Kode_Supplier
779 02/02/2001 09/03/2001 S02
998 07/02/2001 09/03/2001 G01
Relasi Transaksi_Barang
No_Faktur Kode_Barang Qty
779 R01 10
998 A01 10
998 A02 10

Gambar 7.5. Relasi memenuhi 3 NF

Kamus Data dari masing-masing relasi tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Supllier = { Kode_Supplier, Nama_Supplier }
Barang = { Kode_Barang, Nama_Barang, Harga }
Faktur = { No Faktur, Kode_Supplier, Tanggal, Jatuh_Tempo }
Transaksi_Barang = { No Faktur, Kode Barang Qty }

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
67

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Primary key pada relasi Supplier adalah Kode_Supplier, Primary key pada relasi Barang
adalah Kode_Barang, Primary key pada relasi Faktur adalah No_Faktur dan Foreign key nya adalah
Kode_Supplier, Primary key pada relasi Transaksi_Barang adalah No_Faktur, Kode_Barang dan
keduanya juga menjadi Foreign key.

5. ERD (Entity Relationship Diagram)


Gambaran hubungan antar entitas / relasi yang terbentuk, adalah seperti terlihat pada
gambar berikut ini :

Supplier 1 Memilik N Faktur


i

* Kode_supplier 1
* No_faktur
nama_supplier Tanggal
Jatuh_tempo
** Kode_supplier

* Kode_barang Terdiri
Barang Nama_barang Dari
Harga

1 N
Digunaka N Transaksi
n Barang

* No_faktur **
* Kode_barang **
Qty
Keterangan : * = Primary Key, ** =Foreign Key
Gambar 7.6. ERD (Entity Relationship Diagram)

Pengertian Hubungan (Relation) antar pada gambar ERD (entity relationship diagram)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
68

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

pada gambar di atas adalah sebagai berikut:

a). Supplier ke Faktur relasinya adalah one to many, artinya adalah satu supplier mempunyai
banyak faktur, faktur punya relasi terhadap supplier.
b). Faktur ke Transaksi_Barang relasinya adalah one to many, artinya adalah satu faktur
mempunyai beberapa transaksi barang (satu faktur terdiri dari satu atau lebih transaksi
barang).
c). Barang ke Transaksi_Barang relasinya adalah one to many, artinya adalah satu barang bisa
terjadi beberapa kali transaksi pembelian barang.

Implementasi ERD (entity relationship diagram) physical pada contoh diatas, bisa dituangkan
kedalam database MS-Access aatau SQL Server, seperti terlihat pada gambar beikut ini:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
69

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 7.7. ERD dengan database MS-Access 2000

Gambar 7.8. ERD dengan database SQL Server 2000

Pertanyaan Soal
1. Carilah dokumen dasar seperti dalam contoh faktur diatas, setelah saudara temukan,
kemudian lakukan langkah – langkah normalisasi data ?.
2. Setelah model ERD terbentuk, buatlah ERD physical tersebut dengan menggunakan
database MS-Access atau SQL Server ?.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
70

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

BAB 8
MODEL DATA DAN ENTITY-RELATIONSHIP MODEL

8.1. Model Data


Model data adalah sekumpulan konsep yang terintegrasi untuk mendiskripsikan data,
hubungan antar data dan batasan – batasannya dalam suatu organisasi. Model data
merepresentasikan suatu organisasi. Model data harus menyediakan konsep dasar dan notasi yang
memungkinkan perancang basis data dan pemakai utuk dapat mengkomunikasikan pemahamannya
mengenai organisasi data.

8.1.1. Komponen model data.


Komponen model data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yang meliputi:
 Bagian struktural, memuat sekumpulan aturan untuk melakukan konstruksi
basis data ( database).
 Bagian manipulasi, melakukan definisi tipe operasi yang diijinkan pada data,
termasuk operasi yang digunakan untuk melakukan perubahan (update), atau

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
71

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

membaca data (retrieve) dari basis data dan untuk melakukan perubahan struktur
basis data.
 Sekumpulan aturan mengenai integritas, yang akan menjaga keakuratan dari
data dalam basis data (database).

8.1.2. Kelompok Model Data


Terdapat 3 (tiga) kelompok model data, yaitu model data berbasis objek, model data
berbasis record dan model data fisikal.
a. Model data berbasis objek.
Pada model ini menjelaskan data pada tingkat konsepsi dan view. Pada model ini
terdapat beberapa macam model, yaitu :
 ER model (Entity relationship Model).
 OO model (Objek Oriented Model).
 Binary Model.
 Model data semantik.
 Model data infologikal, dan
 Model data fungsional.

b. Model data berbasis record.


Pada model ini menjelaskan data pada tingkat konsepsi dan view, memakai
seluruh struktur lojik basis data dan menyediakan uraian tingkat tinggi dari
implementasi. Terdiri dari sejumlah fixed format record dengan berbagai tipe.
Pada model ini teradapat 3 (tiga) macam tipe,yaitu :
 Model data relational.
 Model data nerwork, dan
 Model data hirarki.

b.1. Model relational.


Pada model ini menggambarkan data dan relationship diantara data oleh suatu
koleksi tabel, contoh nya:
Customer

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
72

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Name Street City Number


Lowery Maple Queens 900
Shiver Nort Bronx 556
Shiver Nort Bronx 647
Hodges Sidehill Brooklyn 801
Hodges Sidehill Brooklyn 647

Account
Number Balance
900 55
556 100000
647 1005366
801 10533

Gambar 8.1. Model Relational

b.2. Model network (jaringan)


Pada model ini menggambarkan koleksi record – record dan relationship diantara
data ditunjukkan oleh link (penghubung) yang dapat dipandang sebagai pointer
(penunjuk), contoh nya:

90055
Lowery Maple
556100000
Shiver Nort
647105366
Hodges Sidehill
80110533

Gambar 8.2. Model Network


b.3. Model hirarki
Pada model ini sama seperti pada model network dalam hal data dan relationship
diantara data digambarkan oleh record dan link. Perbedaannya adalah record
disusun sebagai “collection of tree” dengan sembarang grafik. contoh nya:
B5…London B3…Glasgow B4…Bristol

SL41Julie…Assistant9000

FTI –Teknik Informatika URINDO :


SL41Julie…Assistant9000
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
SL41Julie…Assistant9000

SL41Julie…Assistant9000
73

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 8.3. Model Hirarki

8.1.3. Database Instance & Schema


Database instance adalah data yang berada dalam basis data pada suatu saat
tertentu. Database schema merupakan rancangan (deskripsi) keseluruhan database. Skema
dispesifikasikan selama proses desain basis data yang tidak diharapkan untuk selalu berubah,
tetapi data aktual yang berada dalam basis data bisa selalu berubah (misalkan dengan
adanya penambahan data (insert), penghapusan data (delete) dan lain sebagainya.
Skema kadang disebut juga sebagai intension dari database, sedangkan instance
disebut dengan extention atau state dari dabase.
Konsep database schema berhubungan dengan definisi type (bentuk) dalam bahasa
pemrograman, sedangkan konsep database instance berhubungan dengan definisi variable
dalam bahasa pemrograman. Sistem basis data mempunyain banyak schema berdasarkan
tingkat abstraksi yaitu:

 Physical schema  tingkat terendah.


 Conceptual schema  tingkat menengah.
 Eksternal schema (subschema)  tingkat tertinggi.

Sistem basis data sangat mendukung semua tingkat pada ketiga schema tersebut.
Pada schema conseptual menggambarkan semua item data dan relationship diantara item –
item data serta batasan – batasan integritasnya, hanya terdapat satu conceptual schema
didalam suatu database. Skema internal merupakan gambaran lengkap dari model internal,

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
74

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

maliputi definisi dari stored record, metode representasi, data field dan indeks serta skema
hashing jika ada, hanya terdapat satu schema dalam suatu databse.

8.1.4. Mapping.
DBMS (database management system) bertanggung jawab didalam pemetaan
diantara tiga tipe skema tersebut dan DBMS menguji skema untuk konsistensi yang berarti
harus menguji bahwa setiap skema eksternal diturunkan dari skema konseptual, dan harus
menggunakan informasi didalam skema konseptual untuk memetakan antara masing –
masing skema eksternal dan skema internal.
Skema konseptual berhubungan dengan skema internal yang melalui conceptual /
internal mapping. Hal ini memungkinkan DBMS untuk menemukan aktual record atau
kombinasi record dalam penyimpanan fisik yang merupakan sebuah logical record dalam
skema konseptual, bersama dengan batasan – batasan yang harus dijaga dalam operasi
untuk logical record tersebut.
Dimungkinkan juga perbedaan – perbedaan dalam nama entitas, nama atribut, urutan
atribut, tipe data dan lain sebagainya. Setiap skema eksternal berhubungan dengan skema
konseptual melalui eksternal / konseptual mapping. Hal ini memungkinkan DBMS memetakan
nama – nama dalam pandangan pemakai kedalam bagian yang relevan dalam skema
konseptual.

8.2. Entity Relationship Model


Model data entity relationship (E-R) adalah berdasarkan pada persepsi dari dunia nyata yang
terdiri dari sekumpulan objek – objek dasar yang desebut entity, dan relationship antara objek – objek
tersebut. Pembentuk Model E-R (Entity Relationship) pada dasarnya terdiri dari 2 komponen, yaitu :
Entiti (Entity) / entitas dan Relasi (Relation) atau hubungan.

8.2.1. Entiti
Merupakan suatu objek yang dapat diidentifikasi secara unik dalam lingkungan
pemakai, suatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.
Sekelompok entiti yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk
sebuah Himpunan Entiti.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
75

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Contoh  Himpunan Entiti Mahasiswa atribut entiti

NIM Nama Alamat Tgl Lahir


980001 Ali Akbar Jl. Merdeka No.10, Jakarta 40121 02-01-1979
980002 Budi Haryanto Jl. Gajah Mada No.2, Jakarta 45123 06-10-1978
980003 Rini Susanti Jl. Adil No.123, Bogor 43123 27-07-1977
Himpunan Entiti Mahasiswa

Gambar 8.4. Himpunan entiti mahasiswa

8.2.2. Atribut
Merupakan elemen bagian dari entiti yang berfungsi menjelaskan karakter entiti.
Contoh dalam Entiti Mahasiswa ada atribut : Nim, Nama, Alamat, Telpon dan Tgl Lahir.
Dimana Nim merupakan PK (Primery Keys) dan Nama, Alamat, Telpon dan Tgl Lahir
merupakan atribut Deskriptif.

8.2.3. Relasi / Hubungan


Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entiti yang berada dalam
sejumlah himpunan entiti yang berbeda. Misalkan himpunan entiti Mahasiswa berhubungan
dengan himpunan entiti Matakuliah.
Himpunan Relasi : kumpulan semua relasi diantara entiti – entiti yang terdapat pada
himpunan entiti – himpunan entiti tersebut. Istilah Himpunan relasi jarang digunakan, dan lebih
sering disingkat dengan Relasi saja.

8.2.4. Varian Relasi


Relasi berfungsi menghubungkan antar entiti. Entiti yang berelasi tidak hanya terdiri
dari dua relasi saja. Tetapi entiti bisa berelasi dengan dirinya sendiri atau berelasi lebih dari 2
entiti. Relasi ini dapat dikelompokkan menurut varian sebagai berikut :

 Relasi Unary

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
76

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Relasi yang terjadi dari sebuah himpunan entiti ke himpunan entiti yang sama. Sering
disebut sebagai Relasi Tunggal. Misalkan relasi yang terjadi pada Pasien dan Syarat. Relasi
ini menunjukkan adanya persyaratan menjadi pasien rawat inap. Misalkan pasien hanya boleh
mengikuti rawat inap bila telah terdaftar menjadi pasien rawat jalan.

Pasien Syarat

Gambar 8.5. Relasi Unary

 Relasi Binary
Relasi yang terjadi dari dua himpunan entiti. Relasi ini kerap terjadi dan paling banyak
digunakan. Contoh relasi biner adalah relasi antara Pasien dengan Obat.

Memak
Pasien Obat
ai

Gambar 8.6. Relasi Biner

 Relasi Treenary
Relasi yang terjadi dari hubungan3 (tiga) buah entiti. Contoh relasi ini adalah
hubungan antara Pasien, Tindakan dan Dokter.

Dilakuk
Pasien an
Tindakan

Dokter

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
77

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 8.7. Relasi Treenary

 Relasi N-nary
Relasi yang menghubungkan lebih dari 3 (tiga) buah entiti, dimasukkan dalam relasi
multi entiti. Bentuk relasi semacam ini sedapat mungkin dihindari karena akan mengaburkan
derajat relasi yang ada dan juga akan menyebabkan desain databasenya semakin kompleks.

8.2.5. Kardinalitas Relasi Biner


Model relasi entiti didasarkan pada persepsi dunia nyata yang terdiri dari himpunan
obyek dasar yang disebut entiti dan relasi antar entiti. Entiti dapat diartikan suatu obyek yang
dapat diidentifikasi secara unik, obyek dapat berupa orang, benda, peristiwa dan lainnya.
Entiti dikarakteriasi dan direpresentasikan dengan suatu gugus atribut. Contoh atribut
dari Mahasiswa adalah : Nim, Nama, Alamat, Telpon, Tgl Lahir dan lainnya.
Sekelompok entiti yang mempunyai karakteristik entiti yang sama disebut Himpunan Entiti.
Contoh himpunan entiti adalah, himpunan entiti Kustomer, himpunan entiti Rekening,
himpunan entiti Bank, dan lainnya. Dari beberapa himpunan tadi mungkin terjadi relasi,
misalkan relasi Kustomer dengan Rekening ( Kustomer mempunyai rekening )
Khusus Relasi Biner, relasi antar anggota dari dua himpunan entiti yang terlibat dapat
bersifat :

 Relasi 1-1 ( one to one relationship )


Setiap entiti dari suatu himpunan entiti tertentu diasosiasikan atau direlasikan dengan tepat
satu entiti dari himpunan yang lain.

1 1
Kustomer R1 Rekening

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
78

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

R1 = Mempunyai

Gambar 8.8. Relasi 1 - 1

 Relasi 1 – m ( one to many relationship )


Setiap entiti dari suatu himpunan entiti direlasikan dengan satu atau lebih entiti anggota
himpunan yang lain. Sebaliknya satu entiti himpunan yang lain direlasikan tepat dengan satu
entiti anggota himpunan pasangannya.

1 m
Kustomer R1 Rekening

R1 = Mempunyai

Gambar 8.9. Relasi 1 – m

 Relasi m - n ( many to many relationship )


Setiap entiti dari suatu himpunan entiti direlasikan dengan satu atau lebih entiti dari himpunan
yang lain dan berlaku pula sebaliknya.

m n
Kustomer R1 Bank

R1 = Pinjam

Gambar 8.10. Relasi m – n

Sifat ketiga relasi tersebut disebut sebagai kardinalitas relasi biner. Alat bantu yang banyak
dipakai dalam mendiskripsikan pola hubungan (relasi) antar entiti adalah Entity Relationship
Diagram atau Diagram Relasi Entiti atau lebih sering disingkat dengan ERD.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
79

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

8.2. 6. Entity Relationship Diagram ( ERD )


ERD berisi komponen - komponen himpunan entiti dan himpunan relasi yang masing -
masing dilengkapi dengan atribut – atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari “ dunia
nyata “.

Nomor Simbol Nama Simbul


1. ENTITI
Digunakan untuk menggambarkan obyek yang
dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai.

2. ATRIBUT
Untuk menggambarkan elemen – elemen dari
suatu entiti, yang menggambarkan karakter entiti.

3. HUBUNGAN
Menggambarkan relasi ( hubungan ) antar entiti

4. GARIS
Digunakan untuk menghubungkan entiti dengan
entiti, atau entiti dengan atribut.

Gambar 8.11. Notasi – notasi dalam ERD

Berikut ini dalah contoh penerapan model ER yang dapat ditaungkan kedalam Diagram – ER (
ERD ) :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
80

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

telp
nama alama
nim t Tglhi
r

Mahasiswa

m nilai
Nim

Mempelajar
i
Kode

n
Kode
sks
Matakuliah
smeste
Namamk
r
m
Kode hari

Mengajar
waktu
NID

1
NID alamat
FTI –Teknik Informatika URINDO : d
Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
Dosen
Namads telpon
81

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 8.12. Contoh ERD

Hubungan (relasi) antar tabel yang terjadi pada ERD tersebut diatas adalah sebagai berikut :

 Relasi Dosen dengan Matakuliah adalah one to many, dengan pengertian bahwa
seorang dosen bisa mengajarkan satu atau lebih matakuliah.
 Relasi Mahasiswa dengan Matakuliah adalah many to many, dengan pengertian bahwa
seorang mahasiswa bisa mempelajari satu atau lebih matakuliah, demikian juga untuk
sebaliknya, bahwa satu matakuliah bisa dipelajari oleh satu atau lebih mahasiswa.

Diagram – ER (ERD / entity relationship diagram) tersebut diatas dapat dituangkan kedalam
kamus data berikut ini :

m Mempelaja
n
Mahasiswa Matakuliah
ri

m
1
Dosen Mengajar

Kamus Data :
 Mahasiswa = { Nim, nama, alamat, telp, tglhir }
 Matakuliah = { Kode, namamk, sks, smester }
 Dosen = { NID, namads, alamatd, telpon }
 Mempelajari = { Nim, Kode, nilai }
 Mengajar = { NID, Kode, hari, waktu }

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
82

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 8.13. Contoh ERD dengan kamus data

Primary key untuk masing – masing entiti tersebut diatas adalah sebagai berikut :
 Entiti mahasiswa = nim, karena pasti unik, tidak mungkin nim : mhs0001 misalkan dipakai
oleh lebih dari 2 orang mahasiswa.
 Entiti matakuliah = kode, karena pasti unik, tidak mungkin kode matakuliah : mk001
misalkan dipakai oleh lebih dari 2 matakuliah.
 Entiti dosen = nid, karena pasti unik, tidak mungkin nid : ds0001 misalkan dipakai oleh
lebih dari 2 orang dosen.
 Entiti mempelajari = nim dan kode ( dimana kedua atribut tersebut adalah sebagai foreign
key jadi dua atribut tersebut bisa dijadikan primary key pada entiti mempelajari,
karena tidak ada satu atribut yang menyatakan unik pada entiti tersebut.
 Entiti mengajar = nid dan kode ( dimana kedua atribut tersebut adalah sebagai foreign
key jadi dua atribut tersebut bisa dijadikan primary key pada entiti mengajar, karena
tidak ada satu atribut yang menyatakan unik pada entiti tersebut.
Berikut ini adalah implementasi pembentukan ERD (entity relationship diagram)
tersebut dengan menggunakan software ERWIN (Entity relationship for windows) Erx.3.0

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
83

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Gambar 8.14. Contoh ERD dengan ERWIN ERX.3.0

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan dan berikan contoh model data network dan hirarki ?.
2. Jelaskan pengertian entiti, atribut dan relasi dan berikan contohnya ?.
3. Jelaskan dan berikan contoh relasi unary dan binary ?.
4. Jelaskan dan berikan contoh kardinalitas relasi biner untuk one to one, one to many dan many
to many ?.
5. Jelaskan dan gambarkan simbol – simbol yang digunakan didalam ERD, dan berikan contoh
ERD dalam suatu database ( minimal 3 entitas / tabel / file ) ?.

BAB 9
ALJABAR RELASIONAL DAN KALKULUS RELASIONAL

Bahasa query formal basis data relasional adalah bahasa untuk meminta informasi dari basis
data. Sebelum basis data relasional, query terhadap basis data merupakan tugas yang sangat sukar.
Pemogram harus berususan dengan skema fisik internal dari basis data.
Bahasa query relasional misalkan SQL (sructured query language) berbeda dengan bahasa
pemrograman konvensional. Di SQL, kita menspesifikasikan properti – properti informasi yang hendak
diambil tapi tidak mencantumkan rincian algoritma pengambilan. SQL adalah deklaratif, yaitu pada
query dideklarasikan informasi yang merupakan jawaban yang dikehendaki bukan cara komputasi.
Query kompleks yag diperlukan pada kebanyakan aplikasi nyata memerlukan pengetahuan
mendalam mengenai bahasa da semantiknya. Bahasa query relasional formal merupakan bahasa
antara yang digunakan basis data, yaitu SQL dikonversi menjadi bahasa rlasional formal sehingga
dapa diterapkan sekumpulan informasi untuk memperoleh query paling efisien. Terdapat dua jenis
bahasa query relasional formal yang utama, yaitu:
1. Aljabar relasional.
2. Kalkulus relasional.

9.1. Aljabar relasional

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
84

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Relational Algebra (aljabar relasional) merupakan kumpulan operasi terhadap relasi


dimana setiap operasi menggunakan satu atau lebih relasi untuk menghasilkan satu relasi yang
baru dan termasuk kategori prosedural dan juga menyediakan seperangkat operator untuk
memanipulasi data.
Terdapat lima operasi dasar dalam aljabar relasional, yaitu:
1. Selection ( σ )
2. Projection ( π )
3. Cartesian – product ( X, juga disebut sebagai cross product )
4. Union ( ∪ )
5. Set – difference ( - )
6. Rename ( ρ )
Operasi – operasi turunan dari operasi – operasi dasar tersebut adalah:
1. Set intersection ( ∩ )
2. Theta join ( θ )
3. Natural-join ( )
4. Outer-join ( )
5. Division ( ÷ )
Semua operasi tersebut menghasilkan relasi baru. Bahasa disebut aljabar relasional karena
bahasa berdasar sejumlah operator yang beroperasi pada relasi – relasi (tabel – tabel). Masing –
masing operator beroperasi pada satu relasi atau lebih atau menghasilkan relasi – relasi lain sebagai
hasil. Query adalah sekedar ekspresi yang melibatkan operator – operator itu. Hasil ekspresi adalah
relasi yaitu jawaban terhadap query.
SQL adalah bahasa yang deklaratif yang berarti tidak menspesifikasikan algoritma yang
digunakan untuk pengolahan query. Ekspresi relasional dapat dipandang sebagai spesifikasi algoritma
(meskipun dalam level lebih tinggi dibanding algoritma untuk bahasa pemrograman konvensional).
Pemrogram menggunakan query SQL, DBMS menggunakan aljabar relasional sebagai
bahasa antara dalam spesifikasi algoritma query. Langkah – langkah dalam DBMS untuk pengolahan
query adalah:
1. DBMS melakukan parsing terhadap string dari query SQL dan menerjemahkannya
menjadi ekspresi aljabar relasional yang dapat menuntun kedalam algoritma sederhana
yang tidak efisien.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
85

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

2. Setelah itu, bagian query optimizer mengkonversi ekspresi aljabar relasional ini
menjadi ekspresi lain yang ekvivalen nemun lebih efisien untuk dieksekusi.
3. Berdasarkan ekpresi aljabar relasional yang telah dioptimasi, query optimizer
mempesiapkan rencana eksekusi query (query execution plan) yang kemudian
ditransformasikan menjadi kode yang dapat dieksekusi pembangkit kode di DBMS.
4. Karena ekspresi aljabar mempunyai semantik matematika yang presisi maka sistem
dapat memferifikasi ekvivalensi ekspresi yang dioptimasi yang dihasilkan dari manipulasi
ekpresi asal. Semantiks ini juga memungkinkan pembandingan rencana – rencana
evaluasi query yang berbeda.

Aljabar relasional merupakan kunci pemahaman kerja internal DBMS relasional,


pemahaman aljabar relasional merupakan hal yang esensi dlam merancang query SQL yang
diolah secara efisien. Aljabar relasional banyak digunakan pada optimasi query dan
pengolahan query tersebar. Aljabar relasional mendefinisikan sekumpulan operator dan rumus
untuk memanipulasi himpunan data.

9.1.1. Operasi aljabar relasional


Untuk mengimplementasikan kedalam operasi aljabar relasional, berikut ini diberikan relasi –
relasi dari database Penjadwalan_mengajar_dosen pada STMIK ‘Revanda Jaya’ Bekasi. Relasi –
relasi tersebut meliputi:
5. Dosen
Dosen ={nid,nama_d,tempat_lhr,tgl_lahir,jkelamin,alamat,kota,kodepos,gpokok}
Primary key relasi Dosen adalah nid, karena tidak ada seorang dosen yang nid (nomor
induk dosen) sama dengan dosen yang lainnya.
Dengan data value sebagai berikut:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
86

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

6. Matakuliah
Matakuliah ={kdmk,nama_mk,sks,semester}
Primary key relasi Matakuliah adalah kdmk, karena tidak ada kode suatu matakuliah yang
kdmk (kode matakuliah) sama dengan matakuliah yang lainnya.
Dengan data value sebagai berikut:

7. Jurusan
Jurusan ={kode_jur,nama_jur,sjenjang,nama_kajur}
Primary key relasi Jurusan adalah kode_jur, karena tidak ada kode_jur (kode jurusan)
yang sama dengan jurusan yang lainnya.
Dengan data value sebagai berikut:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
87

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

8. Mengajar
Mengajar ={nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke,kdmk,waktu,kelas,kode_jur}
Primary key relasi Matakuliah adalah nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke, kondisi :
• Bila primary key nid,thn_akademik, maka tidak bisa karena seorang dosen pada
tahun akademik yang sama bisa mengajar lebih dari satu matakuliah.
• Bila primary key nid,thn_akademik,smt, maka tidak bisa karena seorang dosen
pada tahun akademik dan semester yang sama bisa mengajar lebih dari satu
matakuliah.
• Bila primary key nid,thn_akademik,smt,hari, maka tidak bisa karena seorang
dosen pada tahun akademik, semester dan hari yang sama bisa mengajar lebih
dari satu matakuliah.
• Sehingga primary key pada relasi mengajar adalah
nid,thn_akademik,smt,hari,jam_ke, maka unik dan dijadikan primary key pada
relasi tersebut.

Dengan data value sebagai berikut:

9.1.2. Operasi Selection ( σ )


Selection / Select (σ ), adalah operasi untuk menyeleksi tupel – tupel yang memenuhi suatu
predikat, kita dapat menggunakan operator perbandingan (<,>,>=,<=,=,#) pada predikat. Beberapa
predikat dapat dikombinasikan menjadi predikat manjemuk menggunakan penghubung AND ( ∧ ) dan
OR ( ∨ ).

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
88

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Contoh operasi Select:


a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan daftar dosen yang tempat lahirnya di ‘Bekasi’.
2. Aljabar relasional:

σtempat_lhr=’Bekasi’ (Dosen)

3. Hasilnya adalah:

b. Contoh 2
1. Query : Tampilkan daftar dosen yang tempat lahirnya di ‘Jakarta’ atau ‘Bogor’
2. Aljabar relasional:

σtempat_lhr=’Jakarta’ ∨ tempat_lhr=’Bogor’ (Dosen)

3. Hasilnya adalah:

c. Contoh 3
1. Query : Tampilkan daftar dosen yang tempat lahirnya di ‘Bogor’ dan jenis kelaminnya ‘Pria’
2. Aljabar relasional:

σtempat_lhr=’Bogor’ ∧ jkelamin=’Pria’ (Dosen)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
89

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

3. Hasilnya adalah:

9.1.3. Operasi Projection ( π )


Projection / Project ( π ), adalah operasi untuk memperoleh kolom – kolom tertentu. Operasi
project adalah operasi unary yang mengirim relasi argumen dengan kolom – kolom tertentu. Karena
relasi adalah himpunan, maka baris – baris duplikasi dihilangkan.
Sintaks yang digunakan dalam operasi proyeksi ini adalah sebagai berikut :
π colum1,…,column ( tabel)
Contoh operasi Project:
a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid,nama_d,alamat,kota dari relasi Dosen
2. Aljabar relasional:

π nid,nama_d,alamat,kota(Dosen)

3. Hasilnya adalah:

b. Contoh 2
1. Query : Tampilkan nid,nama_d,alamat,kota,gajipokok dari relasi Dosen, dimana gaji
pokoknya lebih besar dari Rp.1200000
2. Aljabar relasional:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
90

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

π nid,nama_d,alamat,kota,gajipokok( σgajipokok>1200000 (Dosen))

3. Hasilnya adalah:

c. Contoh 3
4. Query : Tampilkan nid,nama_d,alamat,kota,gajipokok dari relasi Dosen, dimana kota
alamatnya ‘Cibitung’ dan gaji pokoknya lebih besar dari Rp.1000000
5. Aljabar relasional:

π nid,nama_d,alamat,kota,gajipokok( σkota=’Cibitung’ ∧ gajipokok>1000000 (Dosen))

6. Hasilnya adalah:

9.1.4. Operasi Cartesian-product ( X )


Cartesian-product ( X ), adalah operasi untuk menghasilkan table hasil perkalian kartesian.
Sintaks yang digunakan dalam operasi proyeksi ini adalah sebagai berikut :

R X S = {(x,y) | x∈R dan y∈S}


Operasi cartesian-product memungkinkan kita mengkombinasikan informasi beberapa relasi,
operasi ini adalah operasi biner. Sebagaimana telah dinyatakan bahwa relasi adalah subset hasil
cartesian-product dan himpunan domain relasi – relasi tersebut. Kita harus memilih atribut – atribut
untuk relasi yang dihasilkan dari cartesian-product.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
91

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Contoh operasi Cartesian-product:


a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid,nama_d (dari relasi Dosen), nama_mk (dari relasi Matakuliah),
thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu,kelas (dari relasi Mengajar) dimana semester
mengajar adalah pada semester ‘1’.
2. Aljabar relasional:
π nid,nama_d,nama_mk, thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu,kelas ( σ smt=1 ∧
Dosen.nid=Mengajar.nid ∧ Mengjar.kdmk=Matakuliah.kdmk(DosenxMatakuliahxMengajar))

atau:
σ (Mengajar.nid=Dosen.nid ∧ Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk) ∧ smt=1 ((( π
nid,nama_d )
(Dosen)
X (π nama_mk (Matakuliah)
) X (π
thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu,kelas (Mengajar)))))

3. Hasilnya adalah:

b. Contoh 2
1. Query : Tampilkan nama_d (dari relasi Dosen), nama_mk,sks (dari relasi Matakuliah),
hari,jam_ke,waktu (dari relasi Mengajar) dimana sks matakuliah >3 atau hari mengajar =
‘Jumat’.
2. Aljabar relasional:

π nama_d,nama_mk,sks,hari,jam_ke,waktu ( σ sks>3 ∨ hari=’Jumat’ ∧


Mengajar.nid=Dosen.nid ∧ Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk(MengajarxDosenxMatakuliah))

atau:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
92

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

σ (Mengajar.nid=Dosen.nid ∧ Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk) ∧ (sks>3 ∨ hari=’Jumat’


((( π nama_d (Dosen)) X (π nama_mk,sks (Matakuliah)) X (π hari,jam_ke,waktu (Mengajar)))))

3. Hasilnya adalah:

b. Contoh 3
1. Query : Tampilkan kdmk,nama_mk,sks (dari relasi Matakuliah), smt,hari,jam_ke,waktu
(dari relasi Mengajar) dimana semester (smt) yang diajar dosen pada semester ‘1’ dan
jam_ke ‘1’
2. Aljabar relasional:
π kdmk,nama_mk,sks,smt,hari,jam_ke,waktu ( σ smt=1 ∧ jam_ke=’1’ ∧
Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk(MengajarxMatakuliah))

atau:
σ Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk ∧ smt=1 ∧ jam_ke=’1’ (( π kdmk,nama_mk,sks
(Matakuliah)
) X ( π hari,jam_ke,waktu (Mengajar)))

3. Hasilnya adalah:

9.1.5. Operasi Union ( ∪ )


Union ( ∪ ), adalah operasi untuk menghasilkan gabungan table degan syarat kedua table
memiliki atribut yangsama, yaitu domain atribut ke-i masing – masing table harus sama. Sintaks yang
digunakan dalam operasi union ini adalah sebagai berikut :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
93

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

R ∪ S = {x | x∈R atau X ∈S}


Operasi ini dapat dilaksanakan apabila R dan S mempunyai atribut yang sama sehingga
jumlah komponennya sama.

R S
A B A B
D A D A
C F H T
G H G H

R ∪ S adalah:
A B
D A
C F
G H
H T

Contoh operasi Union:


a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid (dari relasi Dosen) Union dari nid (dari relasi Mengajar) .
2. Aljabar relasional:

π nid (Dosen) ∪ nid (Mengajar)

3. Hasilnya adalah:

9.1.6. Set-difference ( --- )


Set-difference ( -- ), adalah operasi untuk mendapatkan table pada suatu relasi, tapi tidak
ada pada relasi yang lainnya. Sintaks yang digunakan dalam operasi union ini adalah sebagai berikut :

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
94

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

R – S = { x | x∈R dan X ∉ S}
Operasi ini dapat dilaksanakan apabila R dan S mempunyai atribut yang tidak sama yang
akan ditampilkan, artinya adalah atribut R yang tidak ada di S akan ditampilkan, sedangkan atribut
yang sama tidak ditampilkan.

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid (dari relasi Dosen) Set-difference dari nid (dari relasi Mengajar).
2. Aljabar relasional:

π nid (Dosen) -- nid (Mengajar)

3. Hasilnya adalah:

9.1.7. Rename ( ρ )
Rename ( ρ ), adalah operasi untuk menyalin table lama kedalam table yang baru. Sintaks
yang digunakan dalam operasi union ini adalah sebagai berikut :

ρ [nama_table] (table_lama)

a. Contoh 1
1. Query : Salinlah table baru dengan nama DosenNew dari table Dosen, dimana jenis
kelaminnya adalah ‘Pria’.
2. Aljabar relasional:

ρ DosenNew ( σ jkelamin=’Pria’) (Dosen))


3. Hasilnya adalah:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
95

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Untuk operasi rename ini hasil dari perintah tersebut adalah membentuk table baru
dengan nama DosenNew beserta datanya dimana jenis kelaminnya adalah ‘Pria’

9.1.8. Set-intersection ( ∩ )
Set-intersection / Intersection ( ∩ ) termasuk kedalam operator tambahan, karena operator ini
dapat diderivikasi dari operator dasar seperti berikut:
A ∩ B = A - ( A – B ), atau A ∩ B = B - ( B – A )
Operasi ini merupakan operasi binary, yang digunakan untuk membentuk sebuah relasi baru
dengan tuple yang berasal dari kedua relasi yang dihubungkan, misalkan:

R1 R2
X Y X Y
A C D F
B F A C
H I

R1 ∩ R2 adalah:
A B
A C

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid (dari relasi Dosen) Set-intersection dari nid (dari relasi Mengajar).
2. Aljabar relasional:

π nid (Dosen) ∩ nid (Mengajar)

3. Hasilnya adalah:

9.1.9. Theta-join ( θ ) / Equi-join ( )


Theta-join ( ) dan equi-join adalah operasi untuk menggabungkan operasi selection dan
cartesian-product dengan suatu kriteria

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
96

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan seluruh data yang ada pada relasi Matakuliah dan relasi Mengajar
2. Aljabar relasional:

Matakuliah Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk Mengajar

3. Hasilnya adalah:

9.1.10. Natural-join ( )
Natural-join ( ) sama seperti operasi equi-join adalah operasi untuk menggabungkan
operasi selection dan cartesian-product dengan suatu kriteria pada kolom yang sama.

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan seluruh data yang ada pada relasi Matakuliah dan relasi
Mengajar
2. Aljabar relasional:

Matakuliah Mengajar.kdmk=Matakuliah.kdmk Mengajar

3. Hasilnya adalah:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
97

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

9.1.11. Outer-join ( )
Outer-join adalah operasi untuk menggabungkan operasi selection dan cartesian-product
dengan suatu kriteria pada kolom yang sama.

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid_nama_d (dari relasi Dosen) dan
thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu (dari relasi Mengajar) dengan outer join, artinya
adalah pada kolom nid,nama_d pada relasi Dosen akan ditampilkan walaupun dosen
tersebut tidak melakukan transaksi mengajar.
2. Aljabar relasional:

π nid,nama_d (Dosen) π thn_akademik,smt,hari,jam_ke,waktu (Mengajar)

3. Hasilnya adalah:

9.1.12 Devision ( ÷)
Devision ( ÷ ) adalah operasi yang banyak digunakan dlam query yang mencakup frase
“setiap” atau “untuk semua”, operasi ini juga merupakan pembagian atas tuple – tuple dari dua relasi.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
98

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

a. Contoh 1
1. Query : Tampilkan nid,hari, waktu (dari relasi Mengajar) dan nid (dari relasi Dosen)
dimana dosen yang jenis kelaminnya ‘Pria’ dan lakukan devision pada kedua relasi
tersebut.
2. Aljabar relasional:

π nid,hari,waktu (Mengajar)) ÷ ( π nid (σ jkelamin=’Pria’ (Dosen)))

4. Hasilnya adalah:

π nid,hari,waktu (Mengajar) π nid (σ gajipokok>1300000 (Dosen))

Hasil akhir adalah:

9.2. Kalkulus relasional


Pemakai mendiskripsikan informasi yang dikehendaki tanpa memberikan prosedur (deret
operasi) spesifik untuk memperoleh informasi. Pada model relasional, bahasa formal non prosedural
adalah bahasa kalkulus (predikat( relasional yaitu diekspresikan dengan menspesifikasikan predikat
terhadap tuple atau domain yang harus dipenuhi. Kalkulus relasional dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
99

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

1. Kalkulus relasional tupel (tuple relational calculus).


2. Kalkulus relasional domain (domain relational calculus).

9.2.1. Kalkulus Relasional Tupel


Kalkulus relasional tupel mendiskripsikan informasi tanpa perlu memberikan prosedur / cara
spesifik untuk memperoleh informasi tersebut. Konsep dasar kalkulus relasional tupel adalah konsep
variable tupel. Variable ini merepresentasikan tupel – tupel pada relasi dan digunakan untuk
mengekstrak data dari relasi. Komponen - komponen lain rumus kalkulus tupel adalah kualifikasi data
dengan membatasi nilai – nilai dari atribut – atribut yang dispesifikasikan.
Query pada kalkulus relasional tupel dapat diekspresikan dengan:
{ t | P(t) }
yaitu himpunan semua tupel t sehingga predikat P bernilai True untuk t, notasi t[A] untuk
menunjukkan nilai tuple t pada atribut A. dan menggunakan t∈r untuk menunjukkan nilai tupel
t di relasi r. predikat P adalah berupa rumus, beberapa variable tupel dapat muncul di rumus.
Variable tupel dikatakan variable bebas kecuali dikuantifikasi ∃ atau ∀.

Maka:
r ∈ R ∧ ∃s ∈ S (r[a]=S[a])
t adalah variable bebas, variable tupel s dikatakan sebagai variable terikat.

Berikut ini contoh kalkulus relasional tupel yang diterapkan pada SQL:

SELECT Dosen.nid,Dosen.nama_d,Dosen.gajipokok
FROM Dosen
WHERE
Dosen.jkelamin=’Pria’ AND Dosen.gajipokok>1000000

Pada query diatas sebenarnya menyatakan dua hal yaitu:


1. Kita berkehandak mengekstrak tupel – tupel pada relasi Dosen yang
mempunyai atribut jkelamin adalah ‘Pria’ dan memiliki atribut gajipokok adalah lebih besar
dari 1000000.

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
100

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

2. Dari tupel – tupel ini, kita berkehendak menampilkan atribut tertentu yaitu
nid,nama_d,gajipokok.
Dengan demikian atribut Dosen.nid,Dosen.nama_d,Dosen.gajipokok adalah variable – variable
tupel. Bentuk umum dari kalkulus relasional tupel adalah:

TupleVariable1 operator [TupleVariable2 | constant]

Dimana :
TupleVariablen adalah variable tupel dimana i=1 sampai n variable tupel.
Operator adalah +,>,<,>=,<=,<>
Constant adalah sembarang nilai numerik atau string.

Konstrain yag berlaku adalah variable – variable tupel dan konstanta harus mempunyai
domain yang sama antara bagian kiri operator dan bagian kanan operator.
Rumus dapat dikoneksikan operator boolean AND, OR, dan NOT sehingga bentuk umumnya
adalah:

TupleVariable1 operator [TupleVariable2 | constant3]


AND
TupleVariable4 operator [TupleVariable5 | constant6]

AND
.
.
OR
TupleVariablem operator [TupleVariablen | constantp]

Bentukan tersebut digunakan SQL pada klausa SELECT serta WHERE. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa SQL juga dikembangkan berbasis pada kalkulus relasional tupel.
Rumus kalkulus relasional tupel dibangun dari atom – atom, atom mempunyai salah satu
bentuk berikut:

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
101

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

• s ∈ R, dimana s adalah variable tupel dan R adalah relasi, kita tidak mengijinkan
operasi ∉.
• S[x] u[y], dimana s dan u adalah variable tupel, x adalah atribut yang didefinisikan di s,
y adalah atribut didefinisikan di u. Θ adalah operator perbandingan (<, <=,=, >=, ≠).
Kita perlu atribut x dan y yang mempunyai domain – domain yang anggotanya dapat
dibandingkan dengan Θ.
• s[x] Θ c, dimana s adalah variable tupel , x adalah atribut yang didefinisikan di s. Θ
adalah operator pembanding dan c adalah konstanta dari domain atribut x.

Rumus dapat dibangun menggunakan aturan – aturan berikut:


• atom adalah rumus.
• Jika P1 adalah rumus, maka ¬P1 dan (P1)
• Jika P1 ddddan P2 adalah rumus, maka P1 ∨ P2, P1 ∧ P2, dan P1 ⇒ P2.
• Jika P1(x) adalah rumus di x, dimana x adalah vaariable tupel x, maka r ∈ R ∧ ∃s ∈
S (rr[a]=s[a])

Contoh :
 Cari semua nid,nama_d,gajipokok dari semua dari semua dosen yang gaji
pokoknya > 1000000:

{ D.nid \ D.nama_d \ D.gajipokok>1000000 } dimana D ∈ Dosen.

 Cari semua nid,nama_d dari semua dosen yang mengajar pada ttahun akademik
2004 dan semester 1:

{ D.nid \ D.nama_d \ M.thn_akademik=2004 ∧ semester=1 ∧ Dosen.nid =


Mengajar.nid }

9.2.2. Kalkulus Relasional Domain

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
102

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

Kalkulus relasional domain menggunakan variable – variable pada nilai - nilai domain atribut,
bukan nilai – nilai untuk sebuah tupel. Ekspresi pada kalkulus relasional domain berbentuk:

{ < X1, X2, …, Xn > | P (X1, X2, …, Xn)}

Dimana : X1, X2, …,Xn menyatakan variable – variable domain.


P menyatakan rumus – rumus yang disusun dari atom – atom sebagaimana pada kalkulus
relasional tupel.

Atom pada kalkulus relasional domain adalah salah satu dari:


• < X1, X2, …, Xn > ∈ r, dimana r adalah relasi dengan n atribut dan X1, X2, …, Xn
adalah variable – variable domain atau konstanta – konstanta domain.
• x Θ y, dimana x dan y adalah variable domain, Θ adalah operasi pembandingan (<,
<=,=, >=, ≠). Variable x dan y harus merupakan domain – domain yang dapat
dibandingkan dengan Θ.
• x Θ c, dimana x dalah variable domain. Θ adalah operator pembandingan (<, <=,=,
>=, ≠) dan c adalah konstanta.

Contoh :
 Cari nip,nama_d,gajipokok daridosen, dimana jenis kelaminnya adalah Pria dan
gaji pokoknya lebih besar 1200000

{ nip | ∃ nam_d | ∃ gajipokok


(Dosen(nid,nama_d,gajipokok) AND jkelamin=’Pria’ AND gajipokok >
1200000) }

Berdasarkan acuan model relasional, ada 2 bahasa query komersial yang tersedia,yaitu SQL
dan QBE.
9.2.3. QBE (Query By Example)

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
103

Bahan Kuliah:
Sistem Basis Data

QBE masing-masing mewakili bahasa query prosedural dan non-prosedural. SQL dibangun
dengan basis aljabar relasional yang dijelaskan bab sebelumnya. SQL memberikan bahasa query
tingkat tinggi ( a high level query language ) dengan struktur sederhana dengan kosakata dan
gramatika yang sederhana pula, seperti berikut :
Select A1, A2, …, An
From T1, T2 ,…, Tn
Where P
Dimana :
A1,A2,…,An : himpunan dari semua atribut yang hendak ditampilkan.
T1,T2,…,Tn : himpunan dari semua tabel yang terlibat (diperlukan) dalam query.
P : predikat / kriteria yg diinginkan tentang informasi yg dicari.

Struktur dasar SQL tersebut equvalen dengan operasi pada aljabar relasional berikut:
π A1,A2,…An (σ P(T1 X …X Tn))

Beberapa operator SQL yang berkorespondensi dengan operator aljabar relasional :

Aljabar Relasional SQL


∧ AND
∨ OR
≠ <> or ><
≥ >=
≤ <=

FTI –Teknik Informatika URINDO :


Edisi 1 Tahun 2007 – didik@urindo.ac.id Refisi : 1
-
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

BAB 10
SQL (Structured Query Language)

RDBMS adalah proram komputer yang dirancangan untuk pengelolaan data dengan
melakukan penyimpanan, pembaruan dan pengambilan data. SQL adalah bahasa khusus yang
digunakan untuk mengakses dan mengelola RDBMS. Bahasa SQL telah distandarkan, namun
demikian telah berkembang banyak varian dan bentuk sesuai dengan kebutuhan vendor RDBMS.
SQL adalah bahasa yang mulanya berorientasi pada basia data relasional. Bahasa ini
menghilangkan banyak pekerjaan yang perlu dilakukan pemrogram / pengembang berkaitan dengan
operasi – operasi terhadap data bgila dibanding denan menggunakan bahasa general purpose. SQL
adalah bahasa yang menggabungkan fitur – fitur bahasa query formal aljabar relasional dan bahasa
query formal kalkulus relasional. Meski SQL diacu sebagai bahasa query (yaitu bahasa untuk meminta
data) namun sesungguhnya SQL bukan hanya sekedar bahasa query terhadap basis data. SQL juga
berisi fasilitas untuk mendifinisikan struktur data, modifikasi struktur data, serta digunakan
menspesifikasikan constraint – constraint integritas dan keamanan data.

10.1. Sejarah SQL


SQL diawali publikasi makalah E.F. Codd (1970) mengenai model relasional :”A Relational
Model of Data for Large Shared Data Banks”. Pada tahun 1974, D.Chamberlin an R.F. Boyce
mengembangkan bahasa query untuk memanipulasi dan mengekstrak data dari basis data relasional,
dan definisi dengan “Structured English Query Language” yang disingkat sebagai SEQUEL, yang
dikemukakan dalam makalah berjudul “SEQUEL = A Structured English Query Language”. Kemudian
SEQUEL berevolusi menjadi versi revisi yaitu SEQUEL/2 pada tahun 1976. Orang mengejanya
dengan SQL dan menyebutkan dengan “si-quel” meski ejaan resminya adalah “s-q-l”.
Bahasa SQL mempunyai beberapa bagian yaitu:
1. Bahasa pendifinisian data (DDL-Data Definition Language) untuk pendifinisian skema
relasi, penghapusan relasi dan memodifikasi skema relasi.
2. Bahasa manipulasi data interaktif (DML-Data Manipulation Language), berisi bahasa
query berbasis aljabar relasional dan kalkulus relasional tupel, memasukkan tupel,
menghapus tupel dan melakukan modifikasi tupel.
3. Pendifinisian View untuk mendifiniskan View.
4. Kendali transaksi untuk menspesifikasikan permulaan dan akhir transaksi.
5. Embedded SQL dan dynamic SQL yang mendifiniskan cara kalimat SQL ditempelkan
dibahasa pemrograman umum seperti C, C++, Java, PL/1, Cobol, Pascal dan Fortran.
Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 96
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

6. Integritas, bagian dari DDL untuk menspesifikasikan konstrain – konstrain integritas


dimana data disimpan yang harus dipenuhi basis data. Pembaruan yang melanggar
konstrain – kontrain integritas ditolak.
7. Otoriasi, bagian DDL uang menspesifikasikan hak – hak akses terhadap relasi dan
view.
Bahasa basis data harus memungkinkan pemakai melakukan hal – hal sebagai berikut:
1. mencipakan baisis data dan struktur – struktur relasi.
2. Melakukan manajemen data tingkat dasar seperti penyisipan (insertion), modifikasi
(modification) struktur dan data, serta penghapusan (deletion).
3. Membentuk query sederhana dan kompleks yang mentransformasi data di basis data
menjadi informasi.
4. melakukan tugas – tugas dengan seminimal mungkin memakai struktur dan sintaks
perintah relatif mudah dipelajari.
5. harus portabel, yaitu memenuhi suatu standard sehingga dapat menggunakan
struktur dan sintaks perintah beragamam DBMS lain.

10.2. Subdivisi SQL


SQL (Structured Query Language) dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu DDL (Data
Definition Language), DML (Data Manipulation Language) dan DCL (Data Control Language).
a. DDL (Data Definition Language)
DDL disebut sebagai bahasa untuk pendefinisian skema (Schema Definition
Language) yag berisi perintah – perintah untuk menciptakan objek – objek basis data (table,
indeks, view dan lainnya).
b. DML (Data Manipulation Language)
DML adalah sekelompok perintah yang menentukan dan melakukan manipulasi nilai –
nilai didalam suatu table pada suatu waktu yang diinginkan.
c. DCL (Data Control Language)
DCL berisi fitur – fitur yang menentukan aksi yang dapat dilakukan pemakai terhadap
objek basis data seperti basisdata, tale, view dan lainnya. Pada ISO, DCL termasuk sebagai
bagian dari DDL, selain itu dapat ditambahkan bagian berikut:
• View definiton, SQL DDL untuk perintah mendifinisikan View.
• Transaction control, untuk menspesifikasikan awal an akhir transaksi dan
melakukan pengendalian transaksi.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 97


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

• Embedded SQL dan dynamic SQL, mendifiniskan cara kalimat SQL dapat
ditempelkan dibahasa pemrograman umum seperti C, C++, Java, PL/1, Cobol,
Pascal, Fortran dan sebagainya.
• Integrity, perintah untuk menspesifikasikan konstrain – konstrain integritas
dimana data disimpan di basisdata yang harus dipenuhi DBMS. Pembaruan yang
melanggar konstrain – kontrain integritas ditolak.

10.3. SQL – DDL


DDL (Data Definition Language) memungkinkan kita membuat dan menghancurkan objek –
objek basis data (database/schema, domain, table, view, dan index). DBMS akan menggunakan
informasi deskripsi struktur basis data saat menterjemahkan kalimat DML menjadi perintah – perintah
ke manajer basis data. Informasi ini diperoleh dari data dictionary / directory. Setiap kalimat terdapat
kalimat DDL yang baru maka terdapat perubahan pada data dictionary / directory. System catalog
akan secara otomatis dibuat pada saat pembuatan basis data, serta kemudian diperbaharui begitu
terdapat eksekusi kalimat DDL.
DDL berbeda untuk dialek – dialek SQL yang berbeda, dibawah ini kita akan menggunakan
ISO SQL sebagai acuan. Kalimat DDL mendefiniskan struktur data dengan menciptakan dan
mengelola basis data dan objek – objek basis data seperti table dan store procedure. Kebanyakan
kalimat DDL mempunyai bentuk sebagai berikut
• CREATE object_name
• ALTER object_name
• DROP object_name
Secara default, hanya anggota administrator yang dapat mengeksekusi kalimat DDL. Jika
pemakai – pemakai berbeda menciptakan objek-objeknya sendirin di basidata maka masing – masing
pemilik objek perlu memberikan wewenang yang cocok untuk masing – masing pemakai objek.
Keperluan pemberian wewenang ini menyebabkan halangan administratif sehingga kita seharusnya
menghindari pemakai – pemakai berbeda menciptakan objeknya sendiri.

10.3.1 Identifier SQL


Identifier SQL digunakan untuk mengidentifikasi objek – objek di basis data seperti nama
table, view dan kolom. Karakter – karakter yang dapat digunakan harus terdapat pada himpunan
karakter (character set). Standard ISO menyediakan himpunan karakter default terdiri – dari karakter

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 98


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

huruf kapital (A .. Z), huruf kecil (a .. z) dan karakter garis bawah (_). Berikut ini adalah batasan –
bataan penamaan untuk identifier SQL, yaitu:
• Identifier tidak boleh lebih panjang dari 148 karakter (kebanykaan dialek lebih
pendek).
• Identifier harus dimulai dengan huruf.
• Identifier tidak boleh berisi spasi.

10.3.2. Tipe data ISO SQL


Pada saat menciptkan tabel, kita harus mendifiniskan tipe data dari msing – masing kolom
(field) pada tabel tersebut. Tipe data menspesfikasikan tipe informasi (karakter, angka atau tanggal)
yang dapat ditangani kolom termasuk cara data tersebut disimpan.
a. ISO SQL
Ada 6 (enam) tipe data dalam standard ISO, yaitu:
No Tipe Data Deklarasi
1. Karakter CHAR VARCHAR
2. Bit BIT BIT
VARYING
3. Numerik eksak NUMERIC DECIMAL INTEGER
SMALLINT
4. Numerik riil FLOAT REAL DOUBLE PRICISION
5. Waktu tanggal DATE TIME
6. interval INTERVAL
Tabel 10.1. Tipe data ISO

b. MS SQL Server
MS SQL Server mendukung beragam tipe – tipe data sistem. SQL Server juga
memungkinkan tipe data yang didefinisikan pemakai yang dibangun berdasarkan tipe – tipe
data yang disediakan sistem.
Pada persoalan DDL ini, meskipun hampir seluruh RDBMS mengaku memenuhi
standard misalnya ANSI SQL, maka perluasan yang dilakukan dari masing – masing RDBMS
itu menjadikan RDBMS – RDBMS tersebut menjadi tidak kompatible satu dengan lainnya.
Saran praktis alam melakukan pendefinisian basis data adalah sebaiknya kita
melakukan seluruh proses ini menggunakan tools otomatis seperti ER-WIN atau Power
Designer dari Powersoft Inc. dan sebagainya. Dengan menggunakan tools yang netral
terhadap vendor ini, kita dapat membangkitkan beraneka ragam sql script yang dapat

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 99


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

dieksekusi pada beraneka ragam RDBMS dengan hanya mendefinisikan taarget RDBMS
yang dikehendaki.

b.1. Didefiniskan Sistem


Pada MS SQL Server menyediakan berbagai tipe data yang berbeda, tipe – tipe data
tertentu mempunyai beberapa tipe dengan asosiasinya denan tipe – tipe data yang diberikan
SQL Server. Contohnya kita dapat menggunakan tipe data int, decimal atau float untuk
menyiman data numeric.
Tabel berikut memetakan tipe data yang umum ke tipe data yang didukung SQL
Server, tabel juga berisi sinonim tipe data untuk kompatibilitas ANSI.
Tipe data Tipe data disediakan Sinonim dengan ANSI Jumlah byte
sistem
Binary Binary[(n]) - 1-8000
Varbinary[(n]) binary varying[(n])
Character Char[(n)] Character[(n)] 1-8000
Varchar[[n)] char[acter]varying[(n)] (8000 characters)
Unicode Nchar[(n)] National char[acter][(n)] 2-8000
character Nvarchar[(n)] National char[acter]varying[(n)] (1-4000 characters)
Date and time Datetime, - 8 (24 byte integers)
smalldatetime 4 (22 byte integers)
Exact numeric Decimal[(p[,s])] dec 5-17
numeric[(p[,s])]
Approximate Float[(n)] Double precision or 4-8
numeric Real Float[(n)] 4
Global identifier Uniqueidentifier - 16
Integer Int Integer 4
smallint, tinyint - 2,1
Monetary Money, smallmoney - 8,4
Special Bit, cursor,sysname, - 1, 0-8
timestamp
Text and image Text, image - 0-2 GB
Unicode text Ntext National text 0-2 GB
Tabel 10.2. Tipe data SQL Server
b.2. Didefiniskan Pemakai
Tipe data yang didefiniskan pemakai (user-defined data type) berdasarkan tipe data
yang disediakan sistem. Kita dimungkinkan mendefiniskan sendiri tipe data untuk menjamin
konsistensi saat bekerja pada table – tabel atau basisdata – basisdata berbeda. Tipe data
didefinisikan pemakai tidak mengijikan pendifinisian struktur atau tipe data kompleks.
SQL server menyediakan stored procedure sebagai berikut:
1. sp_addtype, untuk menciptakan tipe data yag didefinisikan pemakai.
2. sp_droptype, untuk menghapus tipe data yag didefinisikan pemakai.
b.2.1. Penciptaan tipe data
Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 100
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Sintaksnya adalah:
Sp_addtype type, system_data_type [,’NULL,I,NOT NULL’]
Berikut ini adalah contoh 3 (tiga) tipe data yang didefiniskan oleh pemakai
melalu store procedure.
EXEC sp_addtype isbn,’smallint’,NOT NULL
EXEC sp_addtype zipcode,’char(10)’,NULL
EXEC sp_addtype alamat,’varchar(90)’,NULL

Terdapat beberapa petunjuk penciptaan tipe data oleh pemakai dan


menyeimbangkan ukuran penyimpanan:
1. Jika panjang kolom beragam, gunakan salah
satu dari tipe data variable, misalkan kolom alamat kita gunakan varchar
bukan char(fixed) untuk menghemat penggunaan ruang penyimpanan.
2. Tipe data integer, date dan time dan
monetary mendukung jangkauan berbeda berdasarkan ukuran
penyimpanan. Jika kita menggunakan tipe data tinyint untuk menyimpan
identifier dalam basisdata, maka kita akan bermasalah saat memutuskan
penyimpanan data angka 256.
3. Tipe data numeric, ukuran dan level presisi
yang diperlukan membantu menentukan piihan, umumnya kita
menggunakan decimal.
4. Jika penyimpanan lebih dari 8000 byte,
gunakan text atau image, jika kurang dari 8000 gunakan char , varchar,
atau binary.

b.2.2. Penghilangan tipe data


Untuk menghilangkan tipe data yang telah dibuat dengan prosedur
sebelumnya, unutk melakukan penghapusan, sintaksnya adalah:
Sp_droptype type
Berikut ini adalah contoh untuk melakukan drop untuk tipe data isbn yang
telah didefinisikan sebelumnya:
Sp_droptype isbn

10.3.3. Pendifinisian Basis Data


Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 101
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Dalam pendefinisan basis data ini meliputi pembuatan basis data, pembuatan table, indeks
dan aturan penamaan.

a. Pembuatan database
Proses pembuatan basis data sangat berbeda antara DBMS satu dengan lainnya.
Pada sistem multiuser, otoritas penciptaan basis data biasanya berada pada DBMS
(Database Adminstrator). Standard ISO tidak menspesifikasikan cara penciptaan basis data
dan masing – masing dialek SQL mempunyai pendekatan berbeda. Teknik yang digunakan
INGRES dan ORACLE atau SQL Server adalah sebagai berikut:
• INGRES menyediakan program utilitas khusus untuk meng CREATEDB, yaitu
DESTROYDB.
• ORACLE dan SQL SERVER menciptakan basis data sebagai bagian proses
instalasi. Untuk kebanyakan bagian, tabel – tabel pemakai ditempatkan pada bais
data tunggal, pembuatan database harus unik dalam suatu server database.
Menurut standard ISO, relasi – relasi dan objek – objek basis data lain berada disatu
lingkungan (environment). Tiap lingkungan berisi satu katalog atau lebih, dari masing –
masing katalog berisi satu himpunan skema (schema).
Skema adalah kumpulan objek basis data bernama yang saling berhubungan satu
dengan lain (satu basis data dapat dideskripsikan di satu skema atau skema yang lain). Objek
– objek dari skema bisa berupa table, view, domain, assertion, collation, translation, dan
character set. Semua objek di satu skema mempunyai pemilik yang sama dan berbagi
sejumlah default.
Berikut ini adalah sintaks untuk membuat database (baik di MS SQL Server ,MySQL
Server ataupun Oracle:

Create Database [Database_name]

Sebagai contoh, misalkan kita akan membuat database baru dengan menggunakan
MS SQL Server atau MYSQL dengan nama database NilaiMahasiswa pada bab 2, maka
perintahnya adalah:

Create Database NilaiMahasiswa

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 102


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Untuk melakukan penghapusan database pada MS SQL Server atau MySQL,


sintaknya adalah:

Drop Database [Database_name]

Misalnya kita akan melakukan penghapusan pada database NilaiMahasiswa, maka


perintahnya adalah:

Drop Database NilaiMahasiswa

Sedangkan untuk melakukan perubahan nama database pada MS SQL Server,


sintaknya adalah:

Sp_RenameDB “[Database_lama], “[Database_baru]”

Misalnya kita akan melakukan perubahan nama database NilaiMahasiswa menjadi


NilaiMHS, maka perintahnya adalah:

Sp_RenameDB “NilaiMahasiswa”, “NilaiMHS”

b. Pembuatan table
Setelah dilakukan proses penciptaan database, kemudian kita dapat menciptakan
struktur table untuk relasi – relasi pada basis data terebut.

Sintaks SQL untuk melakukan pembuatan tabel baru didalam basis data :

Create Table table_name


{ column_name data_type [NULL | NOT NULL]}

dimana :
table_name adalah nama tabel yang akan dibuat.
Column_name adalah nama-nama atribut yang akan terdapat di dalam tabel_name.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 103


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Data_type adalah domain nilai masing-masing atribut tersebut yang di tentukan


berdasarkan tipe datanya.
NULL menspesifikasikan apakah kolom tersebut boleh kosong datanya.
NOT NULL menspesifikasikan kolom tersebut tidak boleh kosong (harus isi datanya)
dan biasanya untuk identifikasi primary key pada table bentukan.

Pada perintah Create Table, minimal kita harus mendefinisikan nama tabel, kolom-kolom dan
tipe datanya. Misalnya kita akan membuat tabel Mahasiswa pada database NilaiMahasiswa yang telah
kita buat sebelumnya, dengan struktur table sebagai berikut:

Catatan : struktur table SQL Server


Tabel 10.3. Struktur table Mahasiswa

Untuk membuat perintah SQl untuk membuat table Mahasiswa tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Membuat table belum ada primary keynya.
Create Table Mahasiswa
(
nim char (9) not null,
nama_m varchar (35) not null,
tpt_lhr_m varchar(26),
tgl_lhr_m datetime,
j_kelamin varchar(10),
alm_m varchar(90),
kota_m varchar (20),
agama_m varchar(10),
telpon_m char (13),
kode_jur char (2)
)

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 104


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Perintah diatas adalah membuat table baru dengan nama Mahasiswa, dimana pada saat
membuat table kita belum menentukan primary key pada table tersebut, untuk itu field nim harus
didefinisikan not null. Untuk membuat primary key setelah table terbentuk, akan tetapi belum dibuat
primary key nya maka perintahnya adalah sebagai berikut :

Alter Table Mahasiswa


Add Constraint PkMahasiswa Primary Key(nim)

Perintah diatas adalah membuat primary key pada table Mahasiswa, di8mana primary key
nya adalah nim, dengan nama constraintnya adalah PkMahasiswa. Untuk nama constraint ini tidak
harus PkMahasiswa, kita bisa mendefinisikan dengan PkMHS atau lainnya.

2. Membuat table langsung dibentuk primary keynya.


Kita juga bisa membentuk table Mahasiswa tersebut dengan langsung membentuk
primary keynya pada saat mengcreate table tersebut, perintahnya adalah:

Create Table Mahasiswa


(
nim char (9) Primary Key,
nama_m varchar (35) not null,
tpt_lhr_m varchar(26),
tgl_lhr_m datetime,
j_kelamin varchar(10),
alm_m varchar(90),
kota_m varchar (20),
agama_m varchar(10),
telpon_m char (13),
kode_jur char (2)
)
atau :
Create Table Mahasiswa
(
nim char (9),
nama_m varchar (35) not null,
tpt_lhr_m varchar(26),
tgl_lhr_m datetime,
j_kelamin varchar(10),
alm_m varchar(90),
kota_m varchar (20),
agama_m varchar(10),
telpon_m char (13),
kode_jur char (2),
Constraint PkMHS Primary Key (nim)
)

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 105


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

c. Merubah struktur table


Dengan perintah ALTER TABLE kita dapat melakukan menambah kolom (ADD) pada
table, menghapus kolom dan indeks (DROP).
1. Menambah kolom
Misalkan kita akan menambahkan kolom pada table mahasiswa dengan
nama kolom email, varchar (30) null, maka perintahnya adalah:

ALTER TABLE Mahasiswa


Add email varchar(30)
2. Merubah kolom
Misalkan kita akan merubah kolom email tipe datanya diganti menjadi
char(40) pada table mahasiswa, maka perintahnya adalah:

ALTER TABLE Mahasiswa


ALTER Column email Char(40)

3. Menghapus kolom
Misalkan kita akan menghapus kolom email yang kita tambahkan pada
table mahasiswa, maka perintahnya adalah:

ALTER TABLE Mahasiswa


DROP Column email

d. Penghapusan table
Setelah dilakukan proses penciptaan table, kita dapat melakukan penghapusan table
baik dari sisi isi dan struktur tablenya. Terdapat DBMS yang melarang drop terhadap table
yang masih berisi data, dengan demikian kita harus melakukan proses 2 (dua) langkah, yaitu:
• Kita harus mengosongkon isi table dengan mengggunakan perintah
DELETE.
• Kita menghapus definisi table menggunakan perintah DROP TABLE.
Sintaks untuk melakukan penghapusan tble adalah sebagai berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 106


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Drop Table [table_name] [RESTRICT | CASCADE]

Klausa Restrict atau Cascade mengacu pada apa yang terjadi pada objek – objek basis data
lain yang bergantung pada table ini, misalkan VIEW. Restrict berarti akan tidak mengijinkan atau
membatalkan drop table, sementara Cascade, maka objek – objek basis data yang bergantung pada
table akan ikut terhapus juga. Restrict dan Cascade ini dapat saja tidak diimplementasikan oleh
Vendor DBMS.
Misalkan kita akan melakukan penghapusan data pada table Mahasiswa maka perintahnya
adalah:

Delete * From Mahasiswa


Atau :
Delete from Mahasiswa

Untuk melakukan penghapusan table Mahasiswa berserta strukturnya, maka perintahnya


adalah:
Drop Table Mahasiswa

e. Manipulasi terhadap definisi kolom


Penambahan (insert), penghapusan (drop), dan pengubahan (update) terhadap kolom
(field) pada table dengan menggunakan perintah ALTER TABLE.

ADD ALTER TABLE Mahasiswa


ADD email varchar(30) null

ALTER TABLE Mahasiswa ALTER TABLE Mahasiswa


Alter Column email char(25) null Drop Column email

UPDATE DROP

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 107


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.1. Skema manipulasi definisi table

Keterangan :
ADD, pada perintah tersebut adalah menambahkan field baru dengan nama
email, tipe data varchar(30) null pada table Mahasiswa.
UPDATE, pada perintah tersebut adalah merubah tipe data dan lebar untuk field
email dengan tipe data dirubah menjadi char(25) null pada table
Mahasiswa.
DROP, pada perintah tersebut adalah menghapus field email pada table
Mahasiswa.

Kebanyakan vendor mengimplementasikan ALTER TABLE sebelum kalimat ini masuk dalam
standard SQL. Kalimat ALTER TABLE baru dimasukkan kedalam SQL pada SQL92. terdapat
beberapa perbedaan mengenai cara kerja kalimat ini antara vendor – vendor. Pada SQL92 ALTER
TABLE dapat melakukan hal – hal berikut ini:
1. Menambahkan kolom kedalam table.
2. Menghapus kolom dari table.
3. Menambahkan constraint kedalam table.
4. Menghapus constraint dari table.
5. menambahkan nilai default kedalam kolom pada table.
6. menghapus nilai default dari kolom pada table.

ALTER TABLE sangat berharga saat kita perlu mendifinisi ulang table, namun kita
seharusnya merancang database dengan sebesar mungkin tidak bergantung pada kalimat ini.
Perubahan struktur table yang telah atau sedang digunakan operasional penuh berisiko bencana.
View yang diturunkan dari table tidak berfungsi dan aplikasi berjalan tidak benar atau tidak berjalan
sama sekali. Dengan demikian, kita seharusnya meranang database sehingga ALTER TABLE
merupakan pilihan terakhir yang dapat digunakan.
Jika sistem tidak mendukung ALTER TABLE, atau jika kita akan menghindari
penggunaannya, kita tinggal menciptakan table baru yang dikehendaki perubahannya dan mentransfer
table lama kedalam table baru. Kemudian, kita memberikan wewenang pengaksesan pemakai table
lama kedalam table baru.

10.3.4. Pembuatan Indeks


Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 108
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Indeks adalah struktur yang memberikan pengaksesan cepat ke baris – baris (record) pada
table berdasarkan nilai satu kolom atau lebih. Keberadaan indeks dapat meningkatkan efisiensi
pengambilan data secara berarti. Tetapi karena indeks harus diperbarui sistem setiap kali terjadi
perubahan table maka indeks juga memberi overhead (operasional) yang tinggi.
Pembentukan indeks tidak distandarkan, kebanyakan dialek mempunyai format berikut:

CREATE [UNIQUE] INDEX nama_indeks


ON nama_table (nama_kolom [ASC|DESC] [,…])

Nama_kolom, merupakan kunci indeks dimulai dari yang paling utama. Indeks hanya dapat iciptakan
pada table – table dasar bukan view. Jika option UNIQUE digunakanm keunikan kolom atau kombinasi kolom
yang diindeks akan dipakai sistem. Kemampuan ini diperlukan untuk kunci utama atau alternate key.
Merupakan praktek bagus untuk membuat indeks – indeks unik setidaknya untuk kolom - kolom kunci utama
pada saat table dasar dibuat dan sistem tidak secar otomatis memaksakan keunikan kunci utama.
Berikut ini contoh pembuatan indeks pada table Mahasiswa dimana kolom indeksnya adalah nim
dengan nama indeks MhsIdx, maka perintahnya adalah:

CREATE INDEX MhsIdx


ON Mahasiswa

Bentuk Index pada atribute nim pada table Mahasiswa pada databse NilaiMahasiswa, sekali nim
ditambahkan data baru, maka akan secara otomatis terurut datanya secara assending, setiap kali
dilakukan update, delete atau insert data, oleh karena itu Index diperlukan .
Jika kita membuat indeks untuk table dasar dan kemudian ingin menghilangkan, dapat
menggunakan pernyataan DROP INDEX dengan format sintaks sebagai berikut:

DROP INDEX nama_index

Misalkan kita akan menghapus indeks yang telah dibuat sebelumnya dengan nama indeks
MhsIdx, maka perintahnya adalah:

DROP INDEX MhsIdx

10.3.5. Aturan Penamaan

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 109


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

MS SQL Server menyediakan aturan penamaan identifier objek dan penggunaan pembatas
untuk identifier tidak standard. Kita disarankan menamai objek menggunakan identifier standard.

a. Identifier standard.
Identifier standard panjangnya 1 sampai 128 karakter dan dapat berisi huruf, simbol
(@, #, _, or $), dan angka, spasi tidak diijinkan. Aturan penggunaan identifier adalah:
• Karakter pertama harus berupa karakter a-z atau A-Z atau salah satu simbol
@, #, or _.
• Setelah karakter pertama, identtifier dapat huruf, angka, atau simbol @, #, _,
aatau $.
• Nama identifier yang dimulai simbol mempunyai penggunaan khusus :
identifier dimulai dengan @ menunjukkan variable atau parameter lokal, banyak
identifier fungsi SQL Server dimulai @@ sehingga kita seharusnya tidak menciptakan
identifier yang dimulai @@, identifier yang dimulai # menunjukkan table atau prosedur
lokal, identifier yag dimulai ## menunjukkan objek temporer.

b. Delimited Identifier.
Jika identifier memenuhi semua aturan utuk format identifier, maka identifier dapat
digunakan dengan atau tanpa delimiter. Jika identifier tidak memenuhi salah satu aturan atau
lebih, maka identifier harus selalu diberi delimiter.
Delimited identifier dapat digunakan pada situasi – situasi berikut ini:
• Ketika nama berisi spasi atau karakter lain yang tidak diijinkan pada identifier
standard.
• Ketika kata kunci digunakan untuk nama objek atau bagian – bagian dari
nama objek.
• Delimated identifier diapit tanda kurung atau tanda petik ganda ketika
digunakan pada kalimat Transact-SQL, contohnya:
- Bracketed identifier diberi delimiter dengan tanda kurung siku ( [ ] )
-
SELECT * FROM [Blanks In Table Name]
- Quoted identifier diberi delimiter by double quotation marks ( “ ” )
SELECT * FROM “Blanks In Table Name”

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 110


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Ketika melakukan penamaan objek – objek basis data, kita seharusnya:


1. Agar menggunakan nama yang pendek.
2. Gunakan nama – nama yang berarti apabila memungkinkan.
3. Gunakan konvensi penamaan yang jelas dan sederhana. Putuskan apa yang terbaik
untuk situasi yang dihadapi dan berlakulah konsisten, cobalah tidak membuat konvensi
penamaan yang komplek karena akan sulit dimengerti.
4. Gunakan identifier yang membedakan tipe objek, khususnya untuk view dan store
procedure. Administrator sering salah antara view dengan table, awali nama view name
dengan vw.
5. Jaga agar nama – nama objek dan pemakai adalah unik .

10.4. SQL - DML


DML adalah subset SQL untuk melakukan manipulasi tupel – tupel pada basis data
relaasional. DML mendefinisikan kalimat pengambilan, penyisipan, pembaruan dan penghapusan
data. Pengembang akan sering menggunakan kalimat – kalimat DML dibandingkan kalimat – kalimat
jenis ain.

10.4.1. Konsep DML


DML menyediakan 4 (empat) pernyataan untuk melakukan manipulasi data dalam database,
yaitu:
1. SELECT, untuk query (meminta informasi) dari database.
2. INSERT, untuk melakukan penyisipan data pada table dalam suatu database.
3. UPDATE, untuk melakukan perubahan data pada suatu table dalam suatu database.
4. DELETE, untuk melakukan penghapusan data pada suatu table dalam suatu database.

SQL merupakan bahasa manipulasi data yang lengkap dan dapat digunakan untuk mengelola
data basisdata. Perintah untuk melakukan modifikasi basis data tidak sekompleks kalimat SELECT
yang digunakan untuk query. Pada sesi ini, kita mendeskripsikan tiga pernyataan SQL yaitu:
1. INSERT, untuk menambah baris baru kedalam table.
2. UPDATE, untuk memodifikasi (update) data yag telah ada pada table.
3. DELETE, untuk menghilangkan baris data pada suatu table.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 111


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Kalimat SELECT merupakan kalimat kompleks bila dibandingkan kalimat – kalimat DML yang
lain. Pemahaman terhadap kalimat SELECT akan mempermudah pemahaman kalimat lain. Perintah
SELECT mengambil data dari table tanpa mempengaruhi / mengubah data yang disimpan. Perintah ini
hanya digunakan untuk mengirim atau mengambil data tanpa mengubahnya. Sementara itu, kalimat
UPDATE, INSERT dan DELETE digunakan untuk mempengaruhi / mengubah data pada table.
Penggunaan yang tidak tepat dari perintah UPDATE, INSERT dan DELETE dapat menyebabkan
kehilangan data atau terjadi korupsi data. Kalimat UPDATE, INSERT dan DELETE juga
mempengaruhi / mengubah indeks. Sistem basis data akan mengubah indeks saat terjadi perubahan
record atau penambahan data baru pada table.
Berikut ini adalah skema relasi untuk kasus SQL, yaitu pada database NilaiMahasiswa,
beserta isi data dari masing – masing relasi:

Mahasiswa : (nim, nama_m, tpt_lahir_m, tgl_lhr_m, j_kelamin, alm_m, kota_m,


agama_m, telpon_m, kode_jur)
Jurusan : kode_jur, nama_jur, jenjang, nama_kajur)
Matakuliah : (kdmk, nama_mk, sks, semester)
Dosen : (nid, nama_d, pendidikan_d, agama_d, alamat_d, kota_d, telpon_d
Nilai : (nim, kdmk, smt, nid, nilai_absen, nilai_tugas, nilai_uts, nilai_uas)

Tabel 10.4. Data value Mahasiswa

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 112


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Tabel 10.5. Data value dan struktur table Jurusan

Tabel 10.6. Data value dan struktur table Matakuliah

Tabel 10.7. Data value dan struktur table Dosen

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 113


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Tabel 10.8. Data value dan struktur table Nilai


10.4.2. Kalimat Insert
Terdapat 2 (dua) bentuk pernyataan kalimat INSERT, yaitu:
1. Bentuk pertama INSERT, dimana memungkinkan satu baris tunggal disisipkan kealam
table.
2. Bentuk kedua INSERT, dimana memungkinkan banyak baris sekaligus dikopikan
kesatu table atau lebih.

Bentuk pertama INSERT:


Setelah Struktur tabel terbentuk, data dapat dimasukkan ke dalam tabel dengan
perintah Insert dengan menggunakan Query, baik menggunakan database MS Access, SQL
Server, MySQL ataupun Oracle.
Sintaks untuk melakukan insert data kealam suatu table adalah sebagai berikut:
Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 114
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

INSERT [ INTO] NAMA TABEL [Daftar_Kolom] Value DAFTAR_NILAI

INSERT : Klausa ini menspesifikasikan nama tabel dimana data bisa ditambahkan
VALUE : Klausa ini menspesifikasikan nilai data yang akan disisipkan ke dalam kolom
pada tabel
Daftar_Kolom : Merupakan daftar kolom yang dipisahkan oleh tanda koma menyatakan kolom-
kolom yang akan diisi data. Jika tidak ada kolom yang dinyatakan, berarti
semua kolom di dalam akan diisi data. Jika hanya sebagian daftar yang
dinyatakan, nilai null atau nilai default akan diisikan ke kolom yang tidak
disebutkan dalam daftar kolom.
Daftar Nilai : Daftar nilai untuk kolom tabel yang akan disisipkan sebagai sebuah baris data
dalam tabel. Data yang diberikan pada daftar nilai harus sesuai dengan
daftar kolom. Banyak data harus sama dengan banyak kolom, tipe data,
presisi, dan skala dari setiap data harus sesuai dengan kolomnya.

Contoh : Misalkan kita akan menyisipkan data pada ke 5 (lima) table pada database
NilaiMahasiswa tersebut diatas untuk masing – masing table 1 (satu) record untuk record
pertama, maka perintahnya adalah:

1. Table Mahasiswa
INSERT INTO Mahasiswa
Values (‘I01031001’,’Dewi Nurbaini’,’Bekasi’,’12/10/87’,
’Wanita’,’Jl. Dahlia I Blok BC 2/3’,’Bekasi Utara’,
’Hindu’,’021-8791290’,’TI’)

2. Table Jurusan
INSERT INTO Jurusan
Values (‘KA’,’Komputerisasi Akuntansi’,’Diploma 3’,
’Rini Wulandari,MM,MMSi’)

3. Table Matakuliah

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 115


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

INSERT INTO Matakuliah


Values (‘MKB331201’,’PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI’,3,1)

4. Table Dosen
INSERT INTO Dosen
Values (‘D01’,’Amir Mahmud,SE’,’S1’,’Islam’,
’Jl. Nagka Permai No.17’, ’Bekasi’,’021-8712311’)

5. Table Nilai
INSERT INTO Nilai
Values (‘M01031001’,’MPK131201,1,’D02’,12,78,89,55)

Catatan :
1. Perhatikan untuk pemakaian tanda petik ( ‘ ‘), untuk tipe data
int,number,money, dan lainnya yang bisa digunakan untuk proses kalkulasi tidak perlu
ditambahkan tanda petik terebut.
2. Kita dapat memasukan seluruh record sekaligus jika menggunakan
database MS-SQL Server, MySQL dan Oracle kecuali untuk MS-Access harus dimasukkan
per record datanya.

Kita juga dapat melakukan pengisian data untuk kolom tertentu pada suatu table,
sebagai contoh berikut ini adalah memasukkan data pada record kedua untuk masing – masing
table diatas untuk kolom tertentu yang diisi datanya:

1. Table Mahasiswa
INSERT INTO Mahasiswa
(nim,nama_m,tpt_lhr_m,tgl_lhr_m,j_kelamin)
Values (‘I01031002’,’Deni Hermawan’,’Jakarta’,’1/17/80’,
’Pria’)
Artinya adalah kita memasukkan data untuk kolom nim,nama_m,tpt_lhr_m,tgl_lhr_m,j_kelamin pada
table Mahasiswa

2. Table Jurusan
INSERT INTO Jurusan (kode_jur,nama_jur,jenjang)
Values (‘MI’,’Manajemen Informatika’,’Diploma 3’)

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 116


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

3. Table Matkuliah
INSERT INTO Matakuliah (kdmk,nama_mk)
Values (‘MKB331203’,’PRAKTIKUM PAKET PROGRAM APLIKASI I’)

4. Table Dosen
INSERT INTO Dosen(nid,nama_d,pendidikan_d,agama_d,telpon_d)
Values (‘D02’,’Susilo Wibowo,M.Kom’,’S2’,’Islam’,’021-
8723122’)

5. Table Nilai
INSERT INTO Nilai (nim,kdmk,smt,nid,nilai_absen)
Values (‘M01031002’,’MPK131201,1,’D02’,14)

Catatan :
1. Untuk kolom primary key table dan kolom lainnya yang nilai datanya Not Null (harus isi),
maka kita harus memasukkan datanya kalau tidak maka data yang kit insert tidak akan
bisa.
2. Urutan nilai data (isi data) haarus sesuai dengan urutan kolom yang ada pada table
tersebut.

Bentuk kedua INSERT:


Sintaks untuk melakukan insert untuk melakukan copy data kedalam suatu table adalah
sebagai berikut:

INSERT INTO nama_table [(daftar_kolom)]


SELECT …

Nama_table dan daftar_kolom didefiniskan sebelum satu baris tunggal disisipkan.


Klausa SELECT berupa sembarang pernyataan SELECT sah. Baris disisipkan kedalam table
yang identik dan table hasil yang diproduksi subselect. Batasan pada bentuk pertama dapat
diterapkan pada bentuk kedua ini.
Kalimat INSERT mempunyai batasan – batasan dalam penggunaannya, yaitu:
1. Kita harus selalu menspesifikasikan nilai – nilai untuk kunci utama dan
kolom - kolom yang dinyatakan sebagai NOT NULL.
Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 117
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

2. Data baru harus sesuai dengan tipe data untuk kolom yang dimaksud.
3. Ketika menggunakan foreign key, kita harus memasukkan nilai – nilai
absah pada table relasional.

RDBMS melakukan pemeriksaan untuk menjamin ketentuan – ketentuan diataas


dipenuhi. Jika kita memberikan perintah kalimat insert yang tidak absah, RDBMS akan
memberikan kesalahan dan tidak mengijinkan perubahan.

Sebagai contoh kita akan mengkopi (duplikasi) table baru dengan nama
MahasiswaNew hasil copy dari table Mahasiswa pada database NilaiMahasiswa:
1. Kita harus membuat table baru dengan nama table MahasiswaNew

Create Table MahasiswaNew


(
nimb char (9) Primary Key,
nama_mb varchar (35) not null,
tpt_lhr_mb varchar(26),
tgl_lhr_mb datetime,
j_kelaminb varchar(10),
alm_mb varchar(90)
)

2. Lalu lakukan pembuatan query berikut ini:

INSERT INTO MahasiswaNew (nimb,nama_mb,tpt_lhr_mb,


tgl_lhr_mb, j_kelaminb,alm_mb)
SELECT nim,nama_m,tpt_lhr_m, tgl_lhr_m, j_kelamin,
alm_m FROM Mahasiswa

Artinya adalah, kita melakukan pemasukan data baru kedalam table


MahasiswaNew, dimana dataya diambilkan dari data yang ada pada table
Mahasiswa untuk kolom tertentu yang dilakukan copy datanya.

Contoh berikut ini adalah melakukan pengcopian (duplikasi data), dimana data yang
dicopy adalah seluruh record dan seluruh kolom yang ada pada table tersebut.

SELECT *
INTO MatakuliahBaru
FROM Matakuliah

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 118


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Artinya adalah, kita melakukan copy data beserta struktur tablenya untuk table
Matakuliah kedalam tale MatakuliahBaru pada database NilaiMahasiswa.

Kita juga bisa melakukan copy pada suatu table ke dalam table yang baru,
dimana yang dicopy adalah struktur table beserta isi datanya untuk 2 (dua) atau
lebih table dalam suatu database.
Misalkan kita akan mengcopy table lama Mahasiswa dan Jurusan pada
database NilaiMahasiswa kedalam table baru dengan nama MahasiswaJurusan,
maka perintahnya adalah:

SELECT nim,nama_m,j_kelamin,alm_m,nama_jur,jenjang
INTO MahasiswaJurusan
FROM Mahasiswa inner join Jurusan on
Mahasiswa.kode_jur = Jurusan.kode_jur

Atau kita akan membuat duplikasi dengan nama MHSJurMI, dimana yang
dicopy jurusannya adalah ’Manajemen Informatika, maka perintahnya adalah:

SELECT nim,nama_m,j_kelamin,alm_m,nama_jur,jenjang
INTO MahasiswaJurusan
FROM Mahasiswa inner join Jurusan on
Mahasiswa.kode_jur = Jurusan.kode_jur
Where nama_jur=’Manajemen Informatika’

10.4.3. Kalimat Update


Kalimat UPDATE memungkinkan kita memodifikasi satu nilai kolom atau lebih unuk data table yang
telah ada. Kita dapat menerapkan perubahan kesemua baris di table, satu subset baris, atau satu baris. Sintaks
dari kalimat UPDATE tersebut adalah sebagai berikut:

UPDATE table_name
SET column_1 = value_1
[,column_2 = value_2 [,…]]
WHERE condition

Sebagaimana kalimat INSERT, beberapa batasan juga diterapkan terhadap kalimat UPDATE dan
juga menjadi sasaran bataan – batasan pada INSERT. Kita dapat menggunakan kalusa WHERE untuk
membatasi baris – baris yang dilakukan perubahan. Ini memungkinkan kita menerapkan perubahan –
perubahan secara selektif. Update memungkinkan kita memodifikasi kolom – kolom yang berisi kunci utama
atau foreign key sepanjang hasil perubahan memenuhi constraint integritas yang diberlakukan.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 119


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Pada sub bab 10.4.2 kita telah mencoba untuk memasukkan data dengan kalimat insert, pada insert
record kedua ada beberapa kolom yang belum dimasukkan datanya, untk memasukkan data pada record
kedua terebut adalah sebagai berikut:

1. Table Mahasiswa
UPDATE Mahasiswa set alm_m=’Jl.Seruni Raya No.3’,
kota_m=’Cikarang’,agama_m=’Islam’,telpon_m=’02-9897119’,
kode_jur=’TI’
WHERE nim=’I01031002’

2. Table Jurusan
UPDATE Jurusan set nama_kajur=’Wahono Diprodjo,MM,MKom.’
WHERE kode_jur=’MI’

3. Table Matakuliah
UPDATE Matakuliah set sks=1, semester=1
WHERE kdmk=’MKB331203’

4. Table Dosen
UPDATE Dosen set alamat_d=’Jl. Bambu Apus No.24’,
kota_d=’Bekasi
WHERE nid=’D02’

5. Table Nilai
UPDATE Nilai set nilai_tugas=67, nilai_uts=78, nilai_uas=87
WHERE nim=’M01031002’,kdmk=’MPK131201’,smt=1

10.4.4. Kalimat Delete


Kalimat DELETE memungkinkan kita menghapus satu record ataulebih pada suatu table dlam
database. Sintaks dari kalimat DELETE tersebut adalah sebagai berikut:

DELETE FROM table_name


WHERE condition

Kalimat DELETE hanya bisa dijalankan bila perubahan – perubahan yang ditimbulkan tidak membuat
basis data melanggar integritas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Table_name, dapat berupa table dasar atau view yang dapat diperbaharui, syarat adalah optional.
Jika tidak ada klausa WHERE, maka semua baris akan terhapus dari table. Penghapusan semua baris di table

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 120


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

bukan berarti menghapus table, jika akan menghapus table dan definisi table maka menggunakan perintah
DROP TABLE.
Jika klausa WHERE dispesifikasikan, maka hanya baris – baris yang memenuhi syarat akan dihapus.
1. Menghapus seluruh baris (record.).
Misalkan kita akan menghapus seluruh record pada table MahasiswaNew yang telah kita
buat dengan cara duplikasi (copy) sebelumnya, maka perintahnya adalah:

DELETE
FROM MahasiswaNew

2. Menghapus baris (record) tertentu.


Misalkan kita akan menghapus record tertentu dimana sks nya adalah = 1, pada table
MatakuliahBaru yang telah kita buat dengan cara duplikasi (copy) sebelumnya, maka perintahnya
adalah:
DELETE
FROM MatakuliahBaru
Where sks=1

10.4.5. Kalimat Select


SQL menyediakan perintah select untuk mengakses dan mengeluarkan data dari database
server. Dengan sintaks sebagai berikut :

Select [All | Distinct ] Pilih_daftar_kolom


[ Into [ Nama_tabel baru] ]
From Nama_tabel / Nama View
[ Where Klausa ]
[ Group By Klausa ]
[ Having Klausa ]
[ Order By Klausa ]
[ Compute Klausa ]

Keterangan :
Pilih_daftar_kolom : Menyatakan pilihan terhadap kolom atau atribut dari data yang dipilih.
Nama_tabel : Tabel yang akan diambil datanya.

a. Perintah Select untuk Memilih Semua Kolom


Perintah select untuk menampilkan semua data dan kolom pada suatu table pada database.
sebagai contoh misalkan akan menampilkan data pada table Jurusan pada database NilaiMahasiswa,
dapat menggunakan 2 (dua) cara:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 121


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

1. Dengan menggunakan tanda (*)

SELECT *
From Jurusan

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah:

Tabel 10.9. Select * table Jurusan

2. Dengan memilih seluruh kolom

SELECT kode_jur,nama_jur,jenjang,nama_kajur
From Jurusan

Maka hasilnya sama seperti tampak pada table 10.9 diatas (jumlah kolom 4
(empat) dan record / barisnya adalah 5 (lima)

b. Menampilkan data dengan kolom/atribute tertentu


Untuk menampilkan data pada kolom tertentu pada suatu table dalam database sintaksnya
adalah sebagai berikut:

Select nama_kolom,[nama_kolom,….]
From Nama_tabel

Berikut ini adalah akan menampilkan data dalam kolom nim, nama_m, alm_m, kota_m,
telpon_m dari table Mahasiswa, maka perintah SQL nya adalah:

SELECT nim, nama_m, alm_m, kota_m, telpon_m


From Mahasiswa

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 122


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah (5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 16 (enambelas), karena datanya hanya 16 (enambelas record pada table
mahasiswa tersebut:

Gambar 10.10. Query untuk menampilkan data dengan kolom tertentu

c. Mengganti Nama Kolom


Ketika Query menampilkan hasil perintah select, nama kolom yang ditampilkan sesuai dengan
nama kolom yang dispesifikasikan dalam table. Untuk mengganti nama kolom yang dihasilkan sesuai
dengan keinginan kita, sintaks perintahnya adalah :

Select nama_kolom kolom alias ,[nama_kolom kolom alias]


From nama_tabel

Keterangan :
Kolom alias merupakan judul kolom yang diinginkan user.
Sebagai contoh, misalkan kita akan menampilkan nim, nama_m tampilan kolomnya menjadi
‘Nama Mahasiswa’, tpt_lhr_m menjadi ‘Tempat Lahir’, tgl_lhr_m menjadi ‘Tanggal Lahir dan telpon_m
menjadi ‘Telpon’, maka perintah query nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa',tpt_lhr_m 'Tempat


Lahir',tgl_lhr_m 'Tanggal Lahir',
telpon_m 'Telpon'
FROM Mahasiswa

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 123


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah (5 (lima) kolom dan record / barisnya adalah 16
(enambelas), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.11. Query untuk menampilkan data dengan kolom tertentu dan alias

d. Operator Aritmatika
Pernyatan SQL mendukung operator yang menampilkan operasi aritmatika seperti,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, dan modulus pada kolom dengan jenis data
numeric. Jenis data numeric adalah INT, Smallint, Decimal, Numeric, Float, Real, Money, SmallMoney
dan lainnya tergantung DBMS yang digunakan.
Operator yang didukung oleh pernyataan SQL adalah :
 + untuk penjumlahan
 - untuk pengurangan
 / untuk pembagian
 * untuk perkalian
 % untuk modulus
Keterangan : semua operator aritmatika dapat digunakan dalam perintah Select .

d.1. Operator penjumlahan ( + )


Tampilkan kdmk,nama_mk,sks dari table Matakuliah, dimana kolom kdmk diganti
menjadi ’Kode Matakuliah, kolom nama_mk diganti menjadi ’Matakuliah’ serta kolom sks + 2,
maka perintahnya adalah:

SELECT kdmk 'Kode Matakuliah', nama_mk 'Matakuliah',


sks,sks+2 'SKS + 2'
FROM Matakuliah

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 124


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah (4 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 19 (sembilan belas) karena data table matakuliah baru diisi 19 (sembilan belas) record,
seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.12. Query dengan operator aritmatika penjumlahan

d.2. Operator pengurangan ( - )


Tampilkan kdmk,nama_mk,sks dari table Matakuliah, dimana kolom kdmk diganti
menjadi ’Kode Matakuliah, kolom nama_mk diganti menjadi ’Matakuliah’ serta kolom sks - 2,
maka perintahnya adalah:

SELECT kdmk 'Kode Matakuliah', nama_mk 'Matakuliah',


sks,sks-1 'SKS-1'
FROM Matakuliah

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah (4 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 19 (sembilan belas) karena data table matakuliah baru diisi 19 (sembilan belas) record,
seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.13. Query dengan operator aritmatika pengurangan


Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 125
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

d.3. Operator pembagian ( / )


Tampilkan kdmk,nama_mk,sks dari table Matakuliah, kolom sks / 2, maka perintahnya
adalah:

SELECT kdmk, nama_mk,sks,sks/2 'SKS/2'


FROM Matakuliah

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah (4 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 19 (sembilan belas) karena data table matakuliah baru diisi 19 (sembilan belas) record,
seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.14. Query dengan operator aritmatika pembagian

d.4. Operator perkalian ( * )


Tampilkan kdmk,nama_mk,sks dari table Matakuliah, kolom sks * 2, maka
perintahnya adalah:

SELECT kdmk, nama_mk,sks,sks * 2 'SKS * 2'


FROM Matakuliah

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah (4 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 19 (sembilan belas) , seperti tampak pada gambar berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 126


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.14. Query dengan operator aritmatika perkalian

d.5. Operator modulus ( % )


Tampilkan kdmk,nama_mk,sks dari table Matakuliah, kolom sks % 2, maka
perintahnya adalah:

SELECT kdmk, nama_mk,sks,sks % 2 'SKS % 2'


FROM Matakuliah

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah (4 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 19 (sembilan belas) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.15. Query dengan operator aritmatika modulus (sisa bagi)

e. Menyeleksi Baris dengan Kondisi


Adakalanya hanya beberapa baris saja yang perlu diretrieved dari sebuah table. Clausa
Where disediakan oleh SQL untuk menspesifikasikan kondisi tersebut. Sintaks dari pernyataan
tersebut adalah:
Select Daftar_kolom
From nama_tabel
Where kondisi

Pada metode, klausa where dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti berikut:
1. Comparison operator : seperti =,>,<,>=,<=,!=/<>
2. Range operator : seperti Between dan Not Beetween
3. List operator : seperti In dan Not In
4. String operator : seperti Like dan Not Like
5. Logical Operator : seperti And, Or, Not.
Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 127
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

e.1. Operator Comparison


Pada operator comparison operator ini dapat dikelompokkan menjadi operator =
(sama dengan), > (lebih besar), < (lebih kecil), >= (lebih besar sama dengan), <= (lebih kecil
sama dengan), != / <> (tidak sama dengan).

1. Operator =
1.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts, nilai_uas dari table Nilai,
dimana nilai_uas>80, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts,
nilai_uas
FROM Nilai
WHERE nilai_uas=80

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 6 (enam) kolom dan record / barisnya
adalah 1 (satu) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.16. Query Comparison operator = untuk 1 table

1.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_mk,sks (dari table matakuliah),
nilai_uts,nilai_uas (dari table nilai),, dimana nilai_uts=78, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',nama_mk 'Matakuliah',


sks,nilai_uts,nilai_uas
FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON Nilai.nim =
Mahasiswa.nim INNER JOIN Matakuliah ON
Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk
WHERE nilai_uts=78

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 5 (lima) , seperti tampak pada gambar berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 128


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.17. Query Comparison operator = untuk join table

2. Operator >
2.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts, nilai_uas dari table Nilai,
dimana nilai_uas>88, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts,
nilai_uas
FROM Nilai
WHERE nilai_uas>88

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 6 (enam) kolom dan record / barisnya
adalah 5 (lima) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.18. Query Comparison operator > untuk 1 table

2.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_mk,sks (dari table matakuliah),
nilai_uts,nilai_uas (dari table nilai),, dimana nilai_uts>89, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',nama_mk 'Matakuliah',


sks,nilai_uts,nilai_uas
FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON Nilai.nim =
Mahasiswa.nim INNER JOIN Matakuliah ON
Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk
WHERE nilai_uts>89

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 129


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 3 (tiga), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.19. Query Comparison operator > untuk join table

3. Operator <
3.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts, nilai_uas dari table Nilai,
dimana nilai_uas<70, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts,
nilai_uas
FROM Nilai
WHERE nilai_uas<70

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 6 (enam) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.20. Query Comparison operator < untuk 1 table

3.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_mk,sks (dari table matakuliah),
nilai_uts,nilai_uas (dari table nilai),, dimana nilai_uts<80, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',nama_mk 'Matakuliah',


sks,nilai_uts,nilai_uas
FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON Nilai.nim =
Mahasiswa.nim INNER JOIN Matakuliah ON
Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 130


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

WHERE nilai_uts<65

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 5 (lima), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.21. Query Comparison operator < untuk join table

4. Operator >=
4.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts, nilai_uas dari table Nilai,
dimana nilai_uas>90, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts,
nilai_uas
FROM Nilai
WHERE nilai_uas>=90

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 6 (enam) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.22. Query Comparison operator >= untuk 1 table

4.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_mk,sks (dari table matakuliah),
nilai_uts,nilai_uas (dari table nilai), dimana nilai_uts>=85, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',nama_mk 'Matakuliah',


sks,nilai_uts,nilai_uas
FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON Nilai.nim =
Mahasiswa.nim INNER JOIN Matakuliah ON
Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk
WHERE nilai_uts>=85

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 131


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 6 (enam), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.23. Query Comparison operator >= untuk join table

5. Operator <=
5.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts, nilai_uas dari table Nilai,
dimana nilai_uas<=70, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts,
nilai_uas
FROM Nilai
WHERE nilai_uas<=70

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 6 (enam) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.24. Query Comparison operator <= untuk 1 table

5.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_mk,sks (dari table matakuliah),
nilai_uts,nilai_uas (dari table nilai), dimana nilai_uts>=85, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',nama_mk 'Matakuliah',


sks,nilai_uts,nilai_uas
FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON Nilai.nim =
Mahasiswa.nim INNER JOIN Matakuliah ON
Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk
WHERE nilai_uts<65

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 132


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 5 (lima), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.25. Query Comparison operator <= untuk join table

6. Operator != /<>
6.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts, nilai_uas dari table Nilai,
dimana nilai_absen<>13 and nilai_absen !=14, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,kdmk,nilai_absen,nilai_tugas,nilai_uts,
nilai_uas
FROM Nilai
WHERE nilai_absen<>13 and nilai_absen!=14

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 6 (enam) kolom dan record / barisnya
adalah 8 (delapan) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.24. Query Comparison operator <> untuk 1 table

6.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_mk,sks (dari table matakuliah),
nilai_uts,nilai_uas (dari table nilai), dimana nilai_uts>=85, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',nama_mk 'Matakuliah',


sks,nilai_absen,nilai_uts,nilai_uas
FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON Nilai.nim =
Mahasiswa.nim INNER JOIN Matakuliah ON
Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk
WHERE nilai_absen<>13 and nilai_absen!=14 and
nilai_absen<>12

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 133


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 5 (lima), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.25. Query Comparison operator <> untuk join table


e.2. Range Operator
Operator Range digunakan untuk meretrieved data yang dapat diperoleh dalam range
tersebut, operator tersebut meliputi Between dan Not Between.
Sintaks untuk operator range tersebut adalah:

Select Daftar_kolom
From nama_tabel
Where nama_kolom [not] Between expresi1 and expresi 2

1. Operator Between
1.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan nim,nama_m,tgl_lhr_m untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’,
kolom tgl_lhr_m diganti ’Tanggal Lahir’ dimana mahasiswa yang tanggal lahirnya
antara ’11/17/1977’ sampai ’10/19/1980, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa',tgl_lhr_m 'Tanggal


Lahir'
FROM Mahasiswa
Where tgl_lhr_m BETWEEN '11/17/1977' and '10/19/1980'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 9 (sembilan) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.26. Query Range operator Between untuk 1 table


Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 134
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

1.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_mk,sks (dari table matakuliah),
nilai_uts,nilai_uas (dari table nilai), dimana nilai_uts nya antara 79 sampai 90, maka
perintah nya adalah:

SELECT nama_m,nama_mk,sks,nilai_uts,nilai_uas
FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON Nilai.nim =
Mahasiswa.nim INNER JOIN Matakuliah ON
Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk
WHERE nilai_uts BETWEEN 79 and 90

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 5 (lima) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.27. Query Range operator Between untuk join table

2. Operator Not Between


2.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan kdmk,nama_mk,sks dari table matakuliah, untuk kolom kdmk diganti
menjadi ’Kode Matakuliah’ kolom nama_mk diganti ’Matakuliah’. Dimana matakuliah
yang sks nya bukan antara 1 dan 2, maka perintah nya adalah:

SELECT kdmk 'Kode Matakuliah',nama_mk 'Matakuliah',sks


FROM Matakuliah
WHERE sks Not BETWEEN 1 and 2

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 3 (tiga) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.28. Query Range operator Not Between untuk 1 table

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 135


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

1.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_mk (dari table matakuliah),
nilai_uas (dari table nilai), dimana kolom nama_m diganti menjadi ’Nama Mahasiswa’,
kolom nama_mk diganti ’Matakuliah’ dan nilai_uas nya bukan antara 70 sampai 90,
maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',nama_mk 'Matakuliah',


sks,nilai_uas
FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON Nilai.nim
=Mahasiswa.nim
INNER JOIN Matakuliah ON Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk
WHERE nilai_uas NOT BETWEEN 70 and 90

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.29. Query Range operator Not Between untuk join table

e.3. List Operator


Operator List digunakan untuk menampilkan data yang dapat diperoleh dalam daftar
(batasan) tertentu, operator tersebut meliputi In dan Not In.
Sintaks untuk operator list tersebut adalah:

Select Daftar_kolom
From nama_tabel
Where nama_kolom operator List (‘Daftar_value’)

1. Operator In
1.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan nim,nama_m,tpt_lhr_m,telpon_m untuk kolom nama_m diganti ’Nama
Mahasiswa’, kolom tpt_lhr_m diganti ’Tempat Lahir’, kolom telpon_m diganti
’Telepon’. Dimana mahasiswa yang tempat lahirnya di Bogor, Surabaya dan Solo,
maka perintah nya adalah:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 136


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa',tpt_lhr_m 'Tempat


Lahir',telpon_m 'Telepon'
FROM Mahasiswa
WHERE tpt_lhr_m IN ('Bogor','Surabaya','Solo')

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.30. Query List operator In untuk 1 table

1.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_jur,jenjang (dari table jurusan),
dimana kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, kolom nama_jur diganti ’Jurusan’,
untuk mahasiswa yang nama_jur nya adalah ’Sistem Informasi’ dan ’Teknik
Informatika’, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',nama_jur 'Jurusan',


jenjang
FROM Mahasiswa INNER JOIN Jurusan ON Mahasiswa.
kode_jur=Jurusan.kode_jur
WHERE nama_jur IN ('Sistem Informasi',
'Teknik Informatika')

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 8 (delapan) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.31. Query Range operator In untuk join table

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 137


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

2. Operator In
2.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan nim,nama_m,tpt_lhr_m,telpon_m untuk kolom nama_m diganti ’Nama
Mahasiswa’, kolom tpt_lhr_m diganti ’Tempat Lahir’, kolom telpon_m diganti
’Telepon’. Dimana mahasiswa yang tempat lahirnya Bukan di Bekasi, Bogor dan
Jakarta, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa',tpt_lhr_m 'Tempat


Lahir', telpon_m 'Telepon'
FROM Mahasiswa
WHERE tpt_lhr_m NOT IN ('Bekasi','Bogor','Jakarta')

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 6 (enam) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.32. Query List operator Not In untuk 1 table

2.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_jur (dari table jurusan), dimana
kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, kolom nama_jur diganti ’Jurusan’, untuk
mahasiswa yang nama_jur nya adalah bukan ’Sistem Informasi’, ’Teknik Informatika’
dan ’Manajemen Informatika’, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',nama_jur 'Jurusan'


FROM Mahasiswa INNER JOIN Jurusan ON
Mahasiswa.kode_jur=Jurusan.kode_jur
WHERE nama_jur NOT IN ('Sistem Informasi',
'Teknik Informatika','Manajemen Informatika')

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 6 (enam) , seperti tampak pada gambar berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 138


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.33. Query Range operator Not In untuk join table


e.4. String Operator
Key Word Like digunakan untuk memilih baris-baris yang sesuai dengan karakter
yang digunakan. Like menggunakan karakter Wildcard yang bisa digunakan sebagai expresi.

% Wildcard Deskripsi
% String Karakter
_ Garis Bawah Karakter Tunggal
[ ] Karakter tunggal dalam range tertentu
[ ^ ] Karakter tunggal yang tidak dalam range
tertentu

1. Wildcard %
1.a. Untuk 1 (satu) table
a. Tampilkan nim,nama_m, untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, dimana
nama mahasiswanya untuk 2 huruf pertama adalah ’De’, maka perintah nya
adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa'


FROM Mahasiswa
WHERE nama_m LIKE 'De%'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 2(dua) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.34. Query String operator Wildcard % untuk 1 table (a)

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 139


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

b. Tampilkan nim,nama_m, untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, dimana


nama mahasiswanya untuk 2 huruf terakhirnya adalah ’An’, maka perintah nya
adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa'


FROM Mahasiswa
WHERE nama_m LIKE '%An'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 2(dua) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.35. Query String operator Wildcard % untuk 1 table (b)

c. Tampilkan nim,nama_m, untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, dimana


nama mahasiswanya mengandung huruf ’An’, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa'


FROM Mahasiswa
WHERE nama_m LIKE '%An%'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 6 (enam) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.36. Query String operator Wildcard % untuk 1 table (c)

2. Wildcard _
2.a. Untuk 1 (satu) table

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 140


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

a. Tampilkan nim,nama_m, untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, dimana


nama mahasiswanya setelah 3 huruf pertama mengandung huruf ’a’, maka
perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa'


FROM Mahasiswa
WHERE nama_m LIKE '___a%'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 2(dua) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.37. Query String operator Wildcard _ untuk 1 table (a)

b. Tampilkan nim,nama_m, untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, dimana


nama mahasiswanya sebelum 2 huruf terakhir mengandung huruf ’i’, maka
perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa'


FROM Mahasiswa
WHERE nama_m LIKE '%i__'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 2(dua) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.35. Query String operator Wildcard _ untuk 1 table (b)

3. Wildcard []
3.a. Untuk 1 (satu) table

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 141


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

a. Tampilkan nim,nama_m, untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, dimana


nama mahasiswanya pada huruf pertama mengandung huruf ’a’ atau ’d’, maka
perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa'


FROM Mahasiswa
WHERE nama_m LIKE '[ad]%'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 5(lima) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.37. Query String operator Wildcard [] untuk 1 table (a)

b. Tampilkan nim,nama_m, untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, dimana


nama mahasiswanya 1 huruf terakhir mengandung huruf ’i’, ’k’ atau ’a’, maka
perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa'


FROM Mahasiswa
WHERE nama_m LIKE '%[ika]'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 9 (sembilan) , seperti tampak pada gambar berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 142


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.35. Query String operator Wildcard [] untuk 1 table (b)

4. Wildcard ^
4.a. Untuk 1 (satu) table
a. Tampilkan nim,nama_m, untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, dimana
nama mahasiswanya pada huruf pertama bukan mengandung huruf ’d’, ’f’, ’c’, ’a’
dan ’y’, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa'


FROM Mahasiswa
WHERE nama_m LIKE '[^dfcay]%'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 6 (enam) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.37. Query String operator Wildcard ^ untuk 1 table (a)

b. Tampilkan nim,nama_m, untuk kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, dimana


nama mahasiswanya 1 huruf terakhir tidak mengandung huruf ’i’, ’n’, ’a’ atau ’k’,
maka perintah nya adalah:
SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa'
FROM Mahasiswa
WHERE nama_m LIKE '%[^inak]'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.35. Query String operator Wildcard ^ untuk 1 table (b)


Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 143
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

e.5. Logical Operator


Operator Logika yang umum disediakan didalam SQL adalah sebagai berikut:
OR Memberikan nilai True bila kondisi yang dispesifikasikan True
NOT Membalikkan nilai expresi yang mengikutinya
AND Memberikan hasil True bila semua kondisi yang dispesifikasikan True.
Sintaks untuk operator logika terebut adalah:

Select daftar_kolom
From nama_tabel
Where conditional expresi {AND/OR} [Not] conditional
expresi

1. Operator OR
Opertor ini digunakan untuk menguji apakah salah satu kedua ekspresi logika yang
diberikan memiliki nilai TRUE, dengan aturan penulisan:

Ekspriesi1 OR Ekspresi2

Operator OR pada SQL akan menghasilkan nilai sesuai dengan table berikut:
Ekspresi1 Ekspresi2 Hasil
True True True
True False True
True Null True
False True True
False False False
False Null False
Null True True
Null False False
Null Null Null

1.a. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan nim,nama_m,tpt_lhr_m,alm_m,kota_m, untuk kolom nama_m diganti
’Nama Mahasiswa’, kolom tpt_lhr_m diganti ’Tempat Lahir’, kolom alm_m diganti ’Alamat’ dan
kolom kota_m diganti ’Kota’. Dimana mahasiswa yang tempat lahirnya di ’Bekasi’ atau kota
alamatnya adalah ’Cikarang’, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa',tpt_lhr_m 'Tempat


Lahir', alm_m 'Alamat',kota_m 'Kota'

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 144


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

FROM Mahasiswa
WHERE tpt_lhr_m='Bekasi' OR kota_m='Cikarang'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 6 (enam) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.36. Query Logical operator OR untuk 1 table

1.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m,j_kelamin (dari table mahasiswa), nama_jur,jenjang (dari table
jurusan), dimana kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, kolom j_kelamin diganti
’Jenis Kelamin, kolom nama_jur diganti ’Jurusan’, untuk mahasiswa yang j_kelamin
nya ’Wanita’ atau nama_jur = ’Teknik Informatika’, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',j_kelamin 'Jenis


Kelamin',nama_jur 'Jurusan',jenjang
FROM Mahasiswa INNER JOIN Jurusan ON
Mahasiswa.kode_jur=Jurusan.kode_jur
WHERE j_kelamin='Wanita' OR nama_jur='Teknik
Informatika'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 11 (sebelas) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.37. Query Logical operator OR untuk join table

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 145


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

2. Operator NOT
Opertor ini digunakan untuk mendapatkan nilai kebalikan dari suatu logika atau
ekspresi. Dengan demikian akan dihasilkan nilai TRUE hanya jika nilai ekspresi bernilai
FALSE, serta nilai akan menghasilkan NULL jika ekspresi memiliki nilai NULL, dengan aturan
penulisan:

NOT Ekspresi

Operator NOT pada SQL akan menghasilkan nilai sesuai dengan table berikut:
Ekspresi Hasil
True False
False True
Null Null

2.a. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan nim,nama_m,tpt_lhr_m,alm_m,kota_m, untuk kolom nama_m diganti
’Nama Mahasiswa’, kolom tpt_lhr_m diganti ’Tempat Lahir’, kolom alm_m diganti ’Alamat’ dan
kolom kota_m diganti ’Kota’. Dimana mahasiswa yang tempat lahirnya bukan di
’Bekasi’ ,’Cikarang,’Jakarta’ dan ’Bogor’, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa',tpt_lhr_m 'Tempat


Lahir',alm_m 'Alamat',kota_m 'Kota'
FROM Mahasiswa
WHERE tpt_lhr_m NOT in ('Bekasi','Cikarang',
'Jakarta','Bogor')

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 6 (enam) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.38. Query Logical operator NOT untuk 1 table

1.b. Untuk join table


Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 146
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa), nama_jur,jenjang (dari table jurusan),


dimana kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, kolom nama_jur diganti ’Jurusan’,
untuk mahasiswa yang nama_jurusannya bukan ’Teknik Informatika’ dan ’Teknik
Komputer’, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa', nama_jur


'Jurusan',jenjang
FROM Mahasiswa INNER JOIN Jurusan ON
Mahasiswa.kode_jur=Jurusan.kode_jur
WHERE nama_jur NOT in('Teknik Informatika','Teknik
Komputer')

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 6 (enam) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.39. Query Logical operator NOT untuk join table

3. Operator AND
Opertor ini digunakan untuk menguji beberapa ekspresi logika yang diberikan
memiliki nilai TRUE, dengan aturan penulisan:

Ekspriesi1 AND Ekspresi2

Operator AND pada SQL akan menghasilkan nilai sesuai dengan table berikut:
Ekspresi1 Ekspresi2 Hasil
True True True
True False False
False True False
False False False
Null True/False/Null Null
True/False/Null Null Null

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 147


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

3.a. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan nim,nama_m,tpt_lhr_m,j_kelamin untuk kolom nama_m diganti ’Nama
Mahasiswa’, kolom tpt_lhr_m diganti ’Tempat Lahir’ dan kolom j_kelamin diganti ’Jenis
Kelamin’. Dimana mahasiswa yang tempat lahirnya di ’Bekasi’ dan jenis kelaminnya aalah
’Wanita’, maka perintah nya adalah:

SELECT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa',tpt_lhr_m 'Tempat


Lahir',j_kelamin 'Jenis Kelamin'
FROM Mahasiswa
WHERE tpt_lhr_m='Bekasi' AND j_kelamin='Wanita'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.40. Query Logical operator AND untuk 1 table

3.b. Untuk join table


Tampilkan nama_m,j_kelamin (dari table mahasiswa), nama_jur,jenjang (dari table
jurusan), dimana kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, kolom j_kelamin diganti ’Jenis
Kelamin’, kolom nama_jur diganti ’Jurusan’, untuk mahasiswa yang jenis kelaminnya ’Wanita’
dan nama_jurusannya ’Teknik Informatika’ dan ’Teknik Komputer’, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',j_kelamin 'Jenis


Kelamin',nama_jur 'Jurusan',jenjang
FROM Mahasiswa INNER JOIN Jurusan ON
Mahasiswa.kode_jur=Jurusan.kode_jur
WHERE j_kelamin='Wanita' AND nama_jur IN('Teknik
Informatika','Teknik Komputer')

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 6 (enam) , seperti tampak pada gambar berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 148


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.41. Query Logical operator AND untuk join table

f. Menguji Nilai Null


Unknown Values atau lebih dikenal dengan Null, akan diberikan apabila tidak ada input data.
Nilai Null dapat ditampilkan dari tabel dengan menggunakan kunci Is Null dalam Klausa Where.
Sintaks untuk ekspresi ini adalah sebagai berikut:

Select Daftar_kolom
From nama_tabel
Where nama_kolom . operator_Unknown_Values

f.1. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan seluruh kolom pada table Mahasiswa, dimana untuk kolom telepon berisi
data NULL., maka perintah nya adalah:

SELECT *
FROM Mahasiswa
WHERE telpon_m IS NULL

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 10 (sepuluh) kolom dan record / barisnya
adalah 0 (nol) karena tidak ada kolom telpon_m berisi NULL, seperti tampak pada
gambar berikut:

Gambar 10.42. Query Logical operator NULL untuk 1 table

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 149


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

f.2. Untuk join table


Tampilkan nama_m,j_kelamin (dari table mahasiswa), nama_jur,jenjang (dari table
jurusan), dimana kolom nama_m diganti ’Nama Mahasiswa’, kolom j_kelamin diganti ’Jenis
Kelamin’, kolom nama_jur diganti ’Jurusan’. Dimana pada kolom jenjang berisi NULL, maka
perintah nya adalah:

SELECT nama_m 'Nama Mahasiswa',j_kelamin 'Jenis


Kelamin',nama_jur 'Jurusan',jenjang
FROM Mahasiswa INNER JOIN Jurusan ON
Mahasiswa.kode_jur=Jurusan.kode_jur
WHERE jenjang IS NULL

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 0 (nol) karena tidak ada kolom jenjang yang nilainya NULL, seperti tampak
pada gambar berikut:

Gambar 10.43. Query Logical operator NULL untuk join table

g. Fungsi Agregate
Terdapat beberapa fngsi agregate atau fungsi untuk melakukan suatu operasi terhadap
himpunan data yang dapat digunakan dalam perintah query. Hasil dari penggunaan fungsi ini
merupakan nilai perolehan yang dapat diolah lebih lanjut. Fungsi Agregate yang tersedia sebagai
berikut :
Fungsi Penjelasan
SUM Menjumlahkan Nilai
MIN Mencari nilai minimum
MAX Mencari Nilai Maximum
AVG Mencari Nilai Rata rata
COUNT Menghitung jumlah data

Fungsi AVG, SUM, MIN, MAX dan COUNT meng Ignore nilai Null sedangkan fungsi COUNT()
menghitung nilai Null.

1. Fungsi SUM

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 150


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Fungsi ini mempunyai bentuk SUM(X), digunakan untuk menghasilkan nilai


penjumlahan dari suatu data bilangan, dimana X adalah nilai numerik atau nama field yang
memiliki nilai numerik atau rumus yang menghasilkan nilai numerik.
1.a. Untuk 1 (satu) table
Tampilkan kolom ’Total SKS Semester 1’ dari table Matakuliah dan hitung jumlah sks
nya pada semester 1, maka perintah nya adalah:
SELECT SUM(sks) 'Total SKS Semester 1'
From Matakuliah
Where semester=1

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 1 (satu) kolom dan record / barisnya
adalah 1 (satu) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.44. Query Fungsi SUM untuk 1 table


2. Fungsi MIN
Fungsi ini mempunyai bentuk MIN(X), digunakan untuk menghasilkan nilai terkecil
dari suatu data bilangan, dimana X adalah nilai numerik atau nama field yang memiliki nilai
numerik atau rumus yang menghasilkan nilai numerik.

2.a. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan kolom ’SKS Terkecil Semester 2’ dari table Matakuliah pada semester 2,
maka perintah nya adalah:

SELECT MIN(sks) 'SKS Terkecil Semester 2'


From Matakuliah
Where semester=2

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 1 (satu) kolom dan record / barisnya
adalah 1 (satu), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.45. Query Fungsi MIN untuk 1 table

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 151


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

3. Fungsi MAX
Fungsi ini mempunyai bentuk MAX(X), digunakan untuk menghasilkan nilai terbesar
dari suatu data bilangan, dimana X adalah nilai numerik atau nama field yang memiliki nilai
numerik atau rumus yang menghasilkan nilai numerik.

3.a. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan kolom ’SKS Terbesar Semester 1’ dari table Matakuliah pada semester 1,
maka perintah nya adalah:

SELECT MAX(sks) 'SKS Terbesar Semester 1'


From Matakuliah
Where semester=1

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 1 (satu) kolom dan record / barisnya
adalah 1 (satu), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.46. Query Fungsi MAX untuk 1 table

4. Fungsi AVG
Fungsi ini mempunyai bentuk AVG(X), digunakan untuk menghasilkan nilai rata - rata
dari suatu data bilangan, dimana X adalah nilai numerik atau nama field yang memiliki nilai
numerik atau rumus yang menghasilkan nilai numerik. Nilai perhitungan AVG adalah nilai
seluruh data dibagi dengan jumlah data, apabila terdapat nilai NULL pada satu atau lebih
data, nilai NULL tersebut tidak digunakan dalam perhitungan dan jumlah data tidak
ditambahkan.

4.a. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan kolom ’SKS Rata – rata Semester 2’ dari table Matakuliah pada semester
2, maka perintah nya adalah:

SELECT AVG(sks) 'SKS Rata - rata Semester 2'


From Matakuliah
Where semester=2

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 152


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 1 (satu) kolom dan record / barisnya
adalah 1 (satu), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.47. Query Fungsi AVG untuk 1 table

5. Fungsi COUNT
Fungsi ini mempunyai bentuk COUNT(field), digunakan untuk menghitung banyaknya
data dalam suatu table dari hasil query. Dengan fungsi ini dapat dihitung jumlah data yang
diperoleh atas dasar field tertentu atau seluruh field pada query. Dengan menyertakan nama
field, nilai NULL pada field yang disebutkan tidak akan dimasukkan dalam kalkulasi.

5.a. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan kolom ’Jumlah Seluruh Mahasiswa’ dari table Mahasiswa, maka perintah
nya adalah:

SELECT ’Jumlah Seluruh Mahasiswa'=count(nim)


From Mahasiswa

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 1 (satu) kolom dan record / barisnya
adalah 1 (satu), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.48. Query Fungsi COUNT untuk 1 table (a)

5.b. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan kolom ’Jumlah Seluruh Mahasiswa Wanita’ dari table Mahasiswa dimana
j_kelamin nya ’Wanita’, maka perintah nya adalah:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 153


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

SELECT ’Jumlah Seluruh Mahasiswa Wanita'=count(nim)


From Mahasiswa
Where j_kelamin=’Wanita’

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 1 (satu) kolom dan record / barisnya
adalah 1 (satu), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.49. Query Fungsi COUNT untuk 1 table (b)

h. Fungsi Tanggal dan Waktu


Fungsi tanggal merupakan fungsi yang diperuntukkan bagi data, variable atau field yang
berkaitan dengan data tanggal. Demikian pula untuk fungsi waktu yaitu fungsi yang diperuntukkan bagi
data, variable atau field yang berkaitan dengan data waktu. Fungsi tanggal dan waktu dapat pula
diterapkan untuk data dari tanggal sistem komputer yang sedang aktif.

Beberapa fungsi tanggal antara lain :

Fungsi Sintaks Keterangan


DATEADD ( Datepart, number, Date ) Menambah datepart ke tanggal sesuai
dengan besar number
DATEDIFF ( Datepart, date, date2) Mengkalkulasi angka datepart antara
dua tanggal
DATEPART ( Datepart, date ) Mengembalikan datepart dari daftar
tanggal sebagai integer
DATENAME ( Datepart, date ) Mengembalikan datepart dari daftar
tanggal sebagai nilai Asci (contoh
October)
GetDate ( ) Tanggal dan Waktu sekarang

Komponen tanggal yang disebut Datepart digunakan untuk menentukan elemen nilai tanggal
untuk Aritmatika tanggal. Datepart dapat berupa :

Datepart Singkatan Nilai Keteangan


Year Tahun YY 1753-9999 8246 Thn
Quarter Kwartel QQ 1-4 4 Kwartal 1thn
Month Bulan MM 1-12 12 bln setahun
Day Of Year Hari ke DY 1-366 366 hari setahun
Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 154
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Day Tanggal DD 1-31 31 hari sebulan


Week Minggu WW 0-51 52 mingg se thn
1-7 (1=Sunday)
Weekday Hari DW 7 hari seminggu
Hour Jam HH 0-23 24 jam sehari
Minute Menit MI (0-59) 60 mnt sejam
Second Detik SS (0-59) 60 detik semenit
Milisecond Milidetik MS (0-999) 1000 mili sedetik

1. Fungsi DateAdd
Fungsi ini mempunyai bentuk DateAdd(DatePart,Number,Date), merupakan fungsi
yang menambah datepart ke tanggal sesuai dengan besar number yang diberikan
(DD,MM,YY).

1.a. DD
Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, dan kolom ’30 Hari Setelah Tanggal Lahir’ dari
table Mahasiswa dimana mahasiswa yang tempat lahirnya ’Bogor’, maka perintah nya
adalah:

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,"30 Hari Setelah Tanggal


Lahir"=DATEADD(dd,30,tgl_lhr_m)
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m=’Bogor’

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 2 (dua) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.50. Query Fungsi DadeAdd DD


1.b. MM
Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, dan kolom ’5 Bulan Setelah Tanggal Lahir’ dari
table Mahasiswa dimana mahasiswa yang tempat lahirnya ’Jakarta’, maka perintah
nya adalah:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 155


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,"5 Bulan Setelah Tanggal


Lahir"=DATEADD(mm,5,tgl_lhr_m)
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m='Jakarta'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.51. Query Fungsi DadeAdd MM

1.c. YY
Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, dan kolom ’5 Tahun Setelah Tanggal Lahir’ dari
table Mahasiswa dimana mahasiswa yang tempat lahirnya ’Jakarta’ dan ’Bekasi’,
maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,"5 Tahun Setelah Tanggal


Lahir"=DATEADD(yy,5,tgl_lhr_m)
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m in ('Jakarta',’Bekasi’)

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 8 (delapan) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.52. Query Fungsi DadeAdd YY

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 156


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

2. Fungsi DateIIF
Fungsi ini mempunyai bentuk DateDIFF(DatePart,Date,Date2), merupakan fungsi
yang melakukan kalkulasi angka datepart antara dua tanggal yang diberikaan (DD,MM,YY).

2.a. DD
Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, ’Tanggal dan Waktu Sekarang’, ’Jumlah Hari’
dari table Mahasiswa dimana mahasiswa yang tempat lahirnya ’Jakarta’, maka
perintah nya adalah:

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,getdate() 'Tanggal dan


Waktu Sekarang',"Jumlah Hari"=DATEDIFF
(dd,tgl_lhr_m,getdate())
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m='Jakarta'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.53. Query Fungsi DadeDIIF DD

2.b. MM
Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, ’Tanggal dan Waktu Sekarang’, ’Jumlah Bulan’
dari table Mahasiswa dimana mahasiswa yang tempat lahirnya ’Jakarta’, maka
perintah nya adalah:

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,getdate() 'Tanggal dan


Waktu Sekarang',"Jumlah Bulan"=DATEDIFF
(mm,tgl_lhr_m,getdate())
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m='Jakarta'

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 157


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.54. Query Fungsi DadeDIFF MM

2.c. YY
Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, ’Tanggal dan Waktu Sekarang’, ’Jumlah Tahun’
dari table Mahasiswa dimana mahasiswa yang tempat lahirnya ’Jakarta’, maka
perintah nya adalah:

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,getdate() 'Tanggal dan


Waktu Sekarang',"Jumlah Tahun"=DATEDIFF
(yy,tgl_lhr_m,getdate())
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m='Jakarta'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.55. Query Fungsi DadeDIFF YY

3. Fungsi DatePart
Fungsi ini mempunyai bentuk DatePart(DatePart,Date), merupakan fungsi yang
mengembalikan datepart dari daftar tanggal sebagai integer sesuai tanggal yang diberikaan
(DD,MM,YY).

3.a. DD
Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, ’Tanggal Lahir’ dari table Mahasiswa dimana
mahasiswa yang tempat lahirnya ’Bogor’, maka perintah nya adalah:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 158


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,"Tanggal


Lahir"=DATEPART(dd,tgl_lhr_m)
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m='Bogor'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 2 (dua) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.56. Query Fungsi DatePart DD


3.b. MM
Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, ’Bulan Lahir’ dari table Mahasiswa dimana
mahasiswa yang tempat lahirnya ’Bogor’, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,"Bulan


Lahir"=DATEPART(mm,tgl_lhr_m)
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m='Bogor'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 2 (dua) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.57. Query Fungsi DadePart MM

3.c. YY
Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, ’Tahun Lahir’ dari table Mahasiswa dimana
mahasiswa yang tempat lahirnya ’Bogor’, maka perintah nya adalah:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 159


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,"Tahun


Lahir"=DATEPART(yy,tgl_lhr_m)
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m='Bogor'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 2 (dua) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.58. Query Fungsi DadePart YY

4. Fungsi DateName
Fungsi ini mempunyai bentuk DateName(DatePart,Date), merupakan fungsi yang
mengembalikan datepart dari daftar tanggal sebagai nilai ASCII (misal October), funsi ini
hanya bergungsi untuk bulan (MM).

Tampilkan kolom nama_m,tgl_lhr_m, ’Nama Bulan Lahir’ dari table Mahasiswa


dimana mahasiswa yang tempat lahirnya ’Jakartar’, maka perintah nya adalah:

SELECT nama_m, tgl_lhr_m,"Nama Bulan


Lahir"=DATENAME(mm,tgl_lhr_m)
FROM Mahasiswa
Where tpt_lhr_m='Jakarta'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.59. Query Fungsi DateName

5. Fungsi GetDate
Fungsi ini mempunyai bentuk GetDate(), merupakan fungsi yang digunakan untuk
mengetahui tanggal dan waktu sekarang.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 160


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Tampilkan kolom ’Tanggal Hari Ini’ dan ’15 Hari Dari Sekarang’, maka perintah nya
adalah:

SELECT "Tanggal Hari Ini"=GetDate(),"15 Hari Dari


Sekarang"=Getdate()+5

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (kolom) kolom dan record / barisnya
adalah 1 (satu) , seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.60. Query Fungsi GateDate

i. Distinct
Key Word Distinct menghilangkan duplikasi pada baris baris sebagai Default, Query
menampilkan semua baris termasuk duplikasinya. Baris-baris yang memiliki duplikasi dapat
dieleminasi dengan menggunakan key word Distinct dalam pernyataan Select .
Sintaks dalam pernyataan ini adalah:

Select [ All | Distinct ] nama_kolom


From nama_tabel
Where Kondisi

i.1. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan kolom kota_m dari table Mahasiswa, dimana kolom kota_m diganti menjadi
’Kota Alamat Mahasiswa’ dengan Distinct, maka perintah nya adalah:

SELECT Distinct kota_m 'Kota Alamat Mahasiswa'


FROM Mahasiswa

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 1 (satu) kolom dan record / barisnya
adalah 9 (sembilan), seperti tampak pada gambar berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 161


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.62. Query operator Distinct untuk 1 table

j. Top
Predikat ini digunakan untuk mengambil sejumlah record yang berada pada jangkauan atas
atau bawah dari seluruh data yang diperoleh. Argumen numerik yang diberikan pada predikat Top
defaulnya dalam bentuk jumlah record pada jangkauan atas yang ditampilkan. Sedang untuk
mengambul n percent dari selumlah record yang didapat, gunakan argumen Percent.

j.1. Untuk 1 (satu) table


Tampilkan kolom nim,nama_m,telpon_m dari table Mahasiswa, dimana kolom kota_m
diganti menjadi ’Kota Alamat Mahasiswa’ dengan data yang ditampilkan 7 record pertama,
maka perintah nya adalah:

SELECT TOP 7 nim,nama_m 'Nama Mahasiswa',telpon_m


FROM Mahasiswa

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 7 (tujuh), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.63. Query operator Top untuk 1 table

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 162


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Bila anda ingin mengambil data dalam bentuk prosentasi dari seluruh data yang akan
ditampilkan, gunakan argumen Percent setelah argumen numerik.

j.2. Percent untuk 1 (satu) table


Tampilkan kolom nim,nama_m,telpon_m dari table Mahasiswa, dimana kolom kota_m
diganti menjadi ’Kota Alamat Mahasiswa’ dengan data yang ditampilkan 25 % dari seluruh
data yang ada, maka perintah nya adalah:

SELECT TOP 25 PERCENT nim,nama_m 'Nama Mahasiswa',


telpon_m
FROM Mahasiswa

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 4 (empat), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.64. Query operator Top Percent untuk 1 table


k. Operator Join
SQL memiliki metode untuk mengambil data dari suatu tabel dengan menggunakan Join. Join
dipakai untuk mencari data dari beberapa tabel berdasarkan hubungan yang logis dari tabel-tabel
tersebut. Join menyatakan cara SQL memakai data dari sebuah tabel untuk memilih data dari tabel
lain. Sintaks untuk melakukan operasi join ini adalah:

Select nama_kolom,nama_kolom,[nama_kolom]
From nama_tabel, [ Cross / Inner / [ Left / Right ] Outer ]
Join nama_tabel On nama_tabel.Ref_nama_kolom
OperatorJoin Nama_tabel.Ref_nama_kolom.

Keterangan :
Nama_kolom : menspesidikasikan nama kolom dari satu atau beberapa tabel yang
ditampilkan.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 163


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Nama_tabel : adalah nama tabel dari tabel yang diambil


Ref.nama_kolom : adalah nama_kolom yang digunakan menggabungkan dua tabel dengan
menggunakan kunci yang umum. Operator Join menspesifikasikan operator
yang digunakan untuk menggabungkan tabel.

Join dapat dikelompokkan menjadi Inner Join danOuter Join.

k.1. Inner Join


Inner Join adalah sebuah Join yang menghasilkan baris-baris, minimal ada sebuah baris di
kedua tabel yang sesuai dengan kondisi Join. Baris-baris yang tidak sesuai dengan sebuah baris dari
tabel lain tidak ditampilkan, defaultnya adalah Inner Join.

a. 3 (tiga) table
Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa),nama_mk,semester (dari table
Matakuliah),nilai_uts,nilai_uas(dari table Nilai), dimana mahasiswa yang kode_jur =’MI’ dan
nilainya pada semester=1, maka perintahnya adalah:

SELECT nama_m,nama_mk,semester,nilai_uts, nilai_uas


FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON
Nilai.nim=Mahasiswa.nim
INNER JOIN Matakuliah ON Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk
Where semester=1 and kode_jur='MI'

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 7 (tujuh), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.65. Query operator inner join 3 table

b. 4 (empat) table
Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa),nama_mk,semester (dari table
Matakuliah),nilai_uts,nilai_uas(dari table Nilai), nama_d (dari table Dosen), dimana

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 164


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

mahasiswa yang kode_jur =’SI’ atau ‘TI’ dan nilainya pada semester=1, maka perintahnya
adalah:

SELECT M.nama_m,MK.nama_mk,MK.semester, N.nilai_uts,


N.nilai_uas,D.nama_d
FROM Nilai N INNER JOIN Mahasiswa M ON N.nim=M.nim
INNER JOIN Matakuliah MK ON N.kdmk=MK.kdmk
INNER JOIN Dosen D ON N.nid=D.nid
Where semester=1 and kode_jur in('SI','TI')

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 7 (tujuh), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.66. Query operator inner join 4 table


k.2. Outer Join
Outer Join akan menghasilkan semua data dari sebuah tabel dan membatasi data dari tabel
lain. SQL mempunyai tiga buah tipe Outer Join yaitu Left, Right dan Full. Semua baris dari tabel
sebelah kiri diacu oleh sebuah left outer join, dan sebuah baris dari tabel kanan diacu dengan Right
outer join. Kegunaan dari outer join adalah mencari record-record piatu, artinya record yang ada
disebuah tabel tetapi tidak ada pasangannya pada pada tabel lain.

a. Left Outer Join


Tampilkan nama_m (dari table mahasiswa),nama_mk,semester (dari table
Matakuliah),nilai_uts,nilai_uas(dari table Nilai), dimana mahasiswa yang kode_jur =’MI’ dan
nilainya pada semester=1, maka perintahnya adalah:

SELECT nama_mk,semester,sks,nilai_uts,nilai_uas
FROM Matakuliah LEFT OUTER JOIN Nilai ON
Matakuliah.kdmk=Nilai.kdmk
Where semester=2

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 13 (tigabelas), seperti tampak pada gambar berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 165


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.67. Query operator left outer join

b. Right Outer Join


Tampilkan nama_mk,semester,sks (dari table Matakuliah),nilai_uts,nilai_uas(dari
table Nilai), dimana sks matakuliahnya tidak sama dengan 2 (<>2), maka perintahnya asalah:

SELECT MK.nama_mk,MK.semester,MK.sks,N.nilai_uts,
N.nilai_uas
FROM Nilai N RIGHT OUTER JOIN Matakuliah MK ON
N.kdmk=MK.kdmk
Where sks<>2

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 7 (tujuh), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.68. Query operator right outer join

c. Full Outer Join


Tampilkan nama_mk,semester,sks (dari table Matakuliah),nilai_uts,nilai_uas(dari
table Nilai), dimana matakuliah yang berada pada semester 2, maka perintahnya adalah:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 166


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

SELECT MK.nama_mk,MK.semester,MK.sks,
N.nilai_uts,N.nilai_uas
FROM Nilai N FULL OUTER JOIN Matakuliah MK ON
N.kdmk=MK.kdmk
Where semester=2

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 13 (tigabelas), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.68. Query operator right outer join

i. Pengelompokan Data
Pemakaian perintah select selain dapat digabungkan dengan anak kalimat ORDER BY yang
bertujuan untuk mengurutkan data, juga dapat digabungkan dengan anak kalimat GROUP BY yang
bertujuan untuk mengelompokkan data (record) yang sama. Pada kasus sederhana anak kalimat
GROUP BY berfungsi seperti perintah DISTINCT, kelebihan GROUP BY adalah dapat digunakan
bersama dengan fungsi agregate yang beroperasi pada seluruh record yang akan digabung untuk
membentuk satu record (baris) tunggal.
a. Order By
Tampilkan nim,nama_m (dari table mahasiswa),nama_jur,jenjang (dari table Jurusan),
dimana nama jurusannya bukan ‘Teknik Komputer dan diurutkan berdasarkan nama
mahasiswa secara Descending, maka perintahnya adalah:

SELECT nim,nama_m,nama_jur,jenjang
FROM Mahasiswa INNER JOIN Jurusan ON
Mahasiswa.kode_jur=Jurusan.kode_jur
WHERE nama_jur <>'Teknik Komputer'
ORDER BY nama_m DESC

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 167


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 13 (tigabelas), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.69. Query operator Order By


b. Group By

b.1. Tampilkan nama_jur (dari table Jurusan), jumlahkan tiap jurusan dan ditampung pada
kolom ‘Jumlah Mahasiswa’ dan dikelompokkan berdasarkan nama jurusan serta
diurutkan berdasarkan nama jurusan secara Ascending, maka perintahnya adalah:

SELECT nama_jur 'Jurusan',count(nim)'Jumlah


Mahasiswa'
FROM Mahasiswa INNER JOIN Jurusan ON
Mahasiswa.kode_jur=Jurusan.kode_jur
GROUP BY nama_jur
ORDER BY nama_jur

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 5 (lima) kolom dan record / barisnya
adalah 13 (tigabelas), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.70. Query operator Group By (a)

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 168


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

b.2. Tampilkan semester, jumlahkan tiap semester jumlah sksnya ditampung pada kolom
‘Jumlah SKS’ dan dikelompokkan berdasarkan semester serta diurutkan berdasarkan
nama semeser secara Descending, maka perintahnya adalah:

SELECT semester,"Jumlah SKS"=sum(sks)


FROM Nilai INNER JOIN Mahasiswa ON
Nilai.nim=Mahasiswa.nim
INNER JOIN Matakuliah ON Nilai.kdmk=Matakuliah.kdmk
GROUP BY Semester
ORDER BY Semester DESC

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 2 (dua) kolom dan record / barisnya
adalah 2 (dua), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.71. Query operator Group By (b)

c. Compute By

c.1. Tampilkan nama_m (dari table Mahasiswa),nama_mk,semester,sks (dari table Jurusana),


jumlahkan tiap semester jumlah sksnya dan diurutkan berdasarkan semester, maka
perintahnya adalah:

SELECT M.nama_m,MK.nama_mk,MK.semester,MK.sks,
N.nilai_uts,N.nilai_uas
FROM Nilai N INNER JOIN Mahasiswa M ON N.nim=M.nim
INNER JOIN Matakuliah MK ON N.kdmk=MK.kdmk
ORDER BY Semester
Compute SUM(sks)BY Semester

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 6 (enam) kolom, record / barisnya adalah
14 (empatbelas), jumlah sksnya = 28 untuk semester 1 dan 5 record dan 10 sks untuk
semester 2, seperti tampak pada gambar berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 169


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.72. Query operator Computer By

j. Sub Query
Sub query adalah sebuah pernyataan select di dalam sebuah Select, Insert, Up date atau
Delete atau di dalam subquery lain. Itu semua dapat digunakan untuk mengembalikan data dari
beberapa tabel dan sebagai alternatif untuk join. Sub query dapat bersarang atau berhubungan. Sub
query yang bersarang dijalankan sekali pada saat Outer Query dijalankan, dan sub query yang
berhubungan dijalankan sekali untuk setiap baris dihasilkan pada saat outer query dijalankan.
Berikut ini adalah petunjuk didalam penulisan suatu sub query didalam melakukan penelusuran
data didalam database.
• Sub query ditulis dalam tanda kurung.
• Anda hanya boleh memakai sebuah ekspresi atau nama kolom pada daftar select dari sebuah
sub query yang menghasilkan sebuah nilai.
• Anda dpat memakai sub query sebagai ganti sebuah ekspresi jika hasilnya adalah sebuah
nilai tunggal atau daftar nilai.
• Tidak boleh memakai sub query pada kolom-kolom yang berisi tipe data Teks dan Image.
Sub query dapat dibagi dalam tiga kategori yang bergantung pada nilai pengembalian.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 170


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

- Where <ekspresi> [ Not] In ( < Subquery>)

Hasil sub query yang memakai IN atau Not IN adalah daftar nilai yang berisi beberapa nilai
atau kosong, setelah sub query memberikan hasil, outer query akan memakainya.

a. IN
Contoh berikut ini akan ditampilkan data matakuliah yang pernah dipakai untuk
transaksi nilai dengan primary key kdmk, maka perintahnya adalah:

SELECT *
FROM Matakuliah M
Where M.kdmk IN
(SELECT N.kdmk From Nilai N)

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 4 (empat) kolom dan record / barisnya
adalah 3 (tiga), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.73. Query operator Sub Query IN

b. NOT IN
Penggunaan NOT IN dapat digunakan untuk memeriksa referential integrity antara
table relasi dengan table master. Contoh berikut ini akan ditampilkan data matakuliah yang
belum pernah dipakai untuk transaksi nilai dan jumlahnya sksnya, maka perintahnya adalah:

SELECT kdmk 'Kode Matakuliah',nama_mk


'Matakuliah',sks
FROM Matakuliah M
Where sks<>2 and M.kdmk NOT IN
(SELECT N.kdmk From Nilai N)
COMPUTE sum(sks)

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 171


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 5 (enam) dan jumlah sksnya = 13, seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.74. Query operator Sub Query NOT IN

c. ANY dan ALL


Kata ANY dan ALL dapat digunakan pada subquery – subquery yang menghasilkan
satu kolom angka – angka. Jika diawali kata ALL, syarat hanya akan bernilai TRUE jika
dipenuhi semua nilai yang dihasilkan subquery ini. Jika diawali kata ANY, syarat akan bernilai
TRUE jika dipenuhi sedikitnya satu nilai yang dihasilkan subquery itu.
1. ANY
Perintah berikut adalah menampilkan kolom kdmk, nama_mk,sks dari table
matakuliah, untuk kolom kdmk diganti ‘Kode Matakuliah’, kolom nama_mk diganti
‘Matakuliah’, dimana hasil subquery adalah sama dengan sks lebih besar 2, maka
perintahnya adalah:

SELECT kdmk 'Kode Matakuliah',nama_mk


'Matakuliah',sks
FROM Matakuliah
Where sks = ANY
(SELECT sks From Matakuliah
WHERE sks>2)

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 3 (tiga), seperti tampak pada gambar berikut:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 172


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Gambar 10.75. Query operator Sub Query ANY

2. ALL
Perintah berikut adalah menampilkan kolom kdmk, nama_mk,sks dari table
matakuliah, untuk kolom kdmk diganti ‘Kode Matakuliah’, kolom nama_mk diganti
‘Matakuliah’, dimana hasil subquery adalah sama dengan 3, maka perintahnya
adalah:

SELECT kdmk 'Kode Matakuliah',nama_mk


'Matakuliah',sks
FROM Matakuliah
Where sks > ALL
(SELECT sks From Matakuliah
WHERE sks=3)

Hasil dari pernyataan query tersebut adalah 3 (tiga) kolom dan record / barisnya
adalah 3 (tiga), seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 10.76. Query operator Sub Query ALL

10.5. SQL - DCL


DBMS menyedikan mekanisme untuk menjamin hanya pemakai yang berhak (diotorisasi)
yang dapat mengakses basis data. SQL menyediakan pernyataan GRANT dan REVOKE untuk
memungkinkan pengamanan diberikan ke tabel – tabel pada basis data. Pengamanan diberikan pada
konsep berikut ini:
1. Identifier Otorisasi (authorization)
2. Kepemilikan (ownership)
3. Wewenang (privelege)
Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 173
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

10.5.1. Identifier Otorisasi dan Kepemilikan


Identifier otorisasi adalah identifier SQL normal yang digunakan untuk mengidentifikasi
pemakai. Tiap pemakai didalam basis data diberi identifier otorisasi oleh DBA (database administrator)
dan biasanya diasosiasikan dengan Pasword. Setiap pernyataan SQL yang dieksekusi oleh DBMS
dilakukan spesifik pemakai. Identifier otorisasi digunakan untuk menentukan objek – objek basis data
yang boleh diacu pemakai dan operasi – operasi apa yang dapat dilakukan terhadap objek – objek itu.
Tiap objek yang dibuat SQL mempunyai pemilik, pemilik diidentifikasi identifier otorisasi yang
didefiniskan klausa AUTHORIZATION dari skema database. Pemilik awalnya merupakan satu –
satunya orang yang mengetahui keberadaan objek dan melakukan operasi – operasi terhadap objek
itu.

10.5.2. Wewenang
Wewenang adalah aksi – aksi yang boleh dilakukan oleh pemakai pada table dan view.
Wewenang yang didefiniskan standard ISO antara lain:

• SELECT, wewenang untuk pengambilan data dari table.


• INSERT, wewenang untuk menyisipkan baris data baru kedalam table.
• UPDATE, wewenang untuk melakukan modifikasi baris data baru di table.
• DELETE, wewenang untuk menghapus baris data didalam table.
• REFERENCES, wewenang untuk mengacu kolom – kolom taable secara terintegrasi.
• USAGE, wewenang menggunakan domain, collation, himpunan karakter dan translation.

10.5.3. Perintah DCL


Perintah - perintah di DCL bergantung dari vendor RDBMS, pada pokoknya hanya terdapat 2
(dua) perintah DCL yaitu GRNT dan REVOKE.
• GRANT
Pernyataan GRANT digunakan untuk memberikan wewenang pada objek – objek basis
data untuk pemakai spesifik. Normalnya, pernyataan GRANT digunakan oleh pemilik table untuk
memberikan wewenang kepada pemakai lain untuk mengakses data dengan wewenang tertentu
oleh pemilik table.
Format penyataan GRANT adalah:

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 174


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

GRANT {daftar_wewenang | ALL PRIVELEGES}


ON nama_objek
TO {daftar_id_otorisasi | PUBLIC}
[WITH GRANT OPTION]

Keyword WITH GRANT OPTION memungkinkan pemakai penerima wewenang


meneruskan wewenang yang dimilikinya kepada pemakai lainnya.
Jika objek basis data dalah table atau view, maka priveleges dapat berupa:

SELECT
DELETE
INSERT [(column-comma-list)]
UPDATE [(column-comma-list)]
REFERENCES [(column-comma-list)]
Empat option pertama menyatakan GRANT untuk melakukan kalimat – kalimat tertentu.
Option berisi option [(column-comma-list)] untuk menyatakan kolom – kolom tertentu.
REFERENCES memberikan GRANT wewenang untuk mengacu table atau kolom
menggunakan Foreign Key. Tampaknya seperti aneh untuk mengendalikan pengaksesan ini,
namun demikianlah. Pengaksesan foreign key yang tidak terbatas dapat membuka lubang
keamanan.

• REVOKE
Pernyataan REVOKE digunakan untuk mencabut wewenang pada objek – objek basis data
dan dapat digunakan untuk mencabut semua wewenang atau beberapa wewenang pemakai.
Format penyataan GRANT adalah:

REVOKE [GRANT OPTION WHERE] {daftar_wewenang | ALL PRIVELEGES}


ON nama_objek
FROM {daftar_id_otorisasi | PUBLIC} [RESRICT | CASCADE]

CASCADE berarti jika suatu pemakai yang mempunyai otorisasi telah memberikan
wewenang itu kepada pemakai lain, maka wewenang yang telah diberikannya juga turut dicabut.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 175


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Demikian juga, jika pemakai kedua telah memberikan wewenang kepada pemakai berikutnya,
maka wewenang pemakai berikutnya inipun ikut dicabut, demikian seterusnya.
RESTRICT berarti jika wewenang bergantung masih ada, maka kalimat REVOKE
dibatalkan.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 176


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

BAB 11
SECURITY (KEAMANAN)

11.1. Level Security


Security adalah merupakan tindakan untuk memproteksi kejahatan untuk mencuri atau
memodifikasi data dalam sistem database. Macam – macam level dalam melakukan security
terhadap data adalah sebagai berikut :

1. Database system level.


Merupakan mekanisme autentikasi dan otorisasi untuk mengijinkan pemakai tertentu
melakukan akses data yang diperlukan saja.
2. Operating system level.
Operating system super-user dapat melakukan apapun terhadap database. Kemanan
sistem operasi yang handal dan bagus diperlukan dalam hal ini.
3. Network level.
Pada level ini proses kemanan harus menggunakan enkripsi untuk menjaga :
 Eavesdropping ( pembacaan yang tidak terotorisasi terhadap pesan –
pesan tertentu.
 Masquerading ( berpura – pura menjadi pemakai yang sah atau
mengirimkan pesan yang seolah berasal dari pemakai yang sah ).
4. Physical Level.
Yaitu melakukan akses fisik terhadap komputer memungkinkan terjadinya perusakan
data, kemanan dengan menggunakan kunci yang diperlukan. Komputer juga harus
diamankan dari kebanjiran, kebakaran dan lainnya.
5. Human Level.
Pemakai harus disaring dahulu untuk memastikan bahwa pemakai yang sah tidak
memperbolehkan memberikan hak akses kepada orang lain (penyusup). Pemakai
harus dilatih dalam pemilihan password dan menjaga kerahasiaannya.

11.2. Otorisasi
Bentuk otorisasi yang diperbolehkan kepada pemakai (user) dalam suatu database dalam
suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Read authorization.
Merupakan hak akses yang diperuntukkan user untuk diijinkan melakukan
pembacaan data tetapi tidak diberikan ijin untuk melakukan modifikasi data yang
ada.
2. Insert authorization.
Merupakan hak akses yang diperuntukkan user untuk diijinkan melakukan
penyisipan data baru tetapi tidak diberikan ijin untuk melakukan modifikasi data
yang ada.
3. Update authorization.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 177


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Merupakan hak akses yang diperuntukkan user untuk diijinkan melakukan


modifikasi data tetapi tidak diberikan ijin untuk melakukan penghapusan data yang
ada.

Bentuk otorisasi yang diperbolehkan kepada pemakai (user) dalam memodifikasi skema
database dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Indeks authorization.
Merupakan hak akses yang diperuntukkan user untuk diijinkan melakukan
pembuatan dan penghapusan indeks.
2. Resources authorization.
Merupakan hak akses yang diperuntukkan user untuk diijinkan melakukan
pembuatan relasi ( hubungan ) baru dalam database.
3. Alteration authorization.
Merupakan hak akses yang diperuntukkan user untuk diijinkan melakukan
penambahan dan penghapusan atribut baru dalam relasi ( hubungan ) dalam
database.
4. Drop authorization.
Merupakan hak akses yang diperuntukkan user untuk diijinkan melakukan
penghapusan relasi dalam database.

11.3. Otorisasai dan View


Pemakai (user ) dapat diberikan hak otorisasi pada view, tanpa diberikan otorisasi apaun
terhadap relasi (hubungan) yang digunakan dalam definisi view. Kemampuan view untuk
menyembutikan data memberikan kesederhanaan dalam penggunaan sistem dan untuk
meningkatkan keamanan dengan mengijinkan pemakai hanya mengakses data yang diperlukan
untuk pekerjaannya masing – masing. Kombinasi dari keamanan data pada tingkat relational dan
tingkat view dapat digunakan untuk membatasi akses pemakai dengan tepat terhadap data yang
dibutuhkan saja.

1. Contoh View
Misalkan seorang pegawai Bank ingin perlu mengetahui nama nasabah setiap
cabang, tetapi tidak diperkenankan melihat informasi mengenai pinjaman.
 Pendekatan : tiadakan akses langsung terhadap relasi (hubungan) loan,
tetapi diberikan hak akses terhadap view cust_loan, yang berisikan nama –
nama nasabah dan cabang dimana mereka memiliki pinjaman.
 View cust_loan didefinisikan dalam SQL sebagai berikut :
Create view cust_loan as
Select branchname, customer_name
From borrower, loan
Where borrower.loan_number = loan.loan_number
 Pegawai Bank tersebut diberikan otorisasi untuk melihat
hasil dari query berikut ini :
Select *
From cust_loan

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 178


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

 Jika query prosessor menterjemahkan hasilnya kedalam


sebuah query pada relasi aktual yang ada dalam database, maka kita akan
memperoleh sebuah query pada borrower dan loan.
 Otorisasi harus diuji pada query pegawai Bank tersebut
sebelum pemrosesan query dimulai.
2. Otorisasi dalam View
Pembuatan view tidak membutuhkan otorisasi terhadap sumberdaya yang
diperlukan, dikarenakan tidak ada relasi nyata yang dibuat. Pembuat view
memperoleh hak hanya sebagaimana yang telah dia miliki sebelumnya, tidak lebih.
Misalkan : jika pembuat view cust_loan hanya memiliki otorisasi read pada
borrower dan loan maka dia hanya memperoleh otorisasi read pada cust_loan.

11.4. Pemberian Hak


Pemberian otorisasi dari satu pemakai pada pemakai yang lain dapat ditunjukkan dengan
(graph) grafik otorisasi. Titik (node) dari graph adalah pemakai (user). Akar (root) dari graph adalah
administrasi database.
Berikut ini contoh graph untuk otorisasi update pada loan :
 Sisi (edge) Ui  Uj menunjukkan bahwa pemakai Ui telah memberikan otorisasi
update pada loan untuk Uj.

U1 U4

DBA U2 U5

U3

Gambar 11.1. Pemberian hak

11.5. Spesifikasi Security dalam SQL


Spesifikasi sistem keamanan (security system) SQL didalam database adalah ada
beberapa hal berikut ini :
 Pernyataan Grant digunakan untuk memberikan otoritas, dengan statement
berikut ini :
Grant <daftar hak>
On <nama relasi atau view> to <daftar pemakai>
 <daftar pemakai adalah :
o Identitas pemakai.
o Public, yang mengijinkan semua pemakai yang valid akan
memperoleh hak akses.
o Role.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 179


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

 Pemberian hak pada view tidak berarti memberikan hak kepada relasi yang
mendasarinya, pemberian hak harus memiliki hak tersebut terlebih dahulu ( atau
menjadi administrator database).

1. Hak dalam SQL.


Berikut ini adalah beberapa hak yang diberikan kepada user dalam mengakses
database :
 Select, mengijinkan akses read pada relasi, atau query menggunakan view.
Contoh : berikan pemakai U1, U2 dan U3 untuk otorisasi select pada relasi
branch.
Grant select on branch to U1, U2 , U3
 Insert, kemampuan untuk menambahkan tupple dalam relasi didalam suatu
database.
 Update, kemampuan untuk melakukan perubahan tupple dalam relasi
didalam suatu database.
 Delete, kemampuan untuk melakukan penghapusan tupple dalam relasi
didalam suatu database.
 References, kemampuan untuk mendeklarasikan foreign key pada saat
membuat relasi didalam suatu database.
 Usage, dalam SQL-92 yaitu kemampuan untuk memberikan otorisasi pemakai
untuk mempergunakan domain tertentu.
 All Privileges, kemampuan untuk melakukan pemakaian hal seluruhnya
didalam suatu database.

2. Hak untuk memberikan Hak


Dengan pilihan grant, memungkinkan pemakai yang mempunyai hak tersebut
memberikan hak akses kepada pemakai yang lainnya didalam suatu database.
Contoh berikut ini adalah hak untuk memberikan hak :

Grant select on branch to U1 with grant option


Berikan user U1 hak melakukan select pada relasi branch dan ijinkan user U1untuk
memberikan hak tersebut kepada pemakai yang lainnya.

3. Role
Role memungkinkan hak yang sama diberikan kepada sekelompok pemakai sekali
saja dengan membuat role yang sesuai. Haknya dapat diberikan atau diambil dari role,
seperti pada pemakai. Role dapat diberikan kepada pemakai atau role yang lainnya.
SQL-1999 mendukung penggunaan role, sebagai contoh berikut ini :

Create role teller


Create role manager

Grant select on branch to teller


Grant update (balance) on account to teller
Grant all privileges on account to manager

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 180


Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK – BANI SALEH BEKASI

Grant teller to manager


Grant teller to alice, bob
Grant manager to avi

4. Pencabutan otorisasi dalam SQL


Dalam pencabutan otorisasi didalam database kepada penggunakan maka digunakan
pernyataan revoke, dengan statement berikut ini :

Revoke<daftar hak>
On<nama relasi atau view>from<daftar pemakai>
[restrict|cascade]

Contoh berikut ini adalah pencabutan hak otorisasi dalam SQL :

Revoke select on branch from U1, U2 , U3 cascade

Yaitu melakukan pencabutan hak dari seorang pemakai dapat


menyebabkan pemakai lain juga kehilangan hak tersebut (cascade). Hal
tersebut dapat dicegah dengan menentukan restrict :

Revoke select on branch from U1, U2 , U3 restrict

Pertanyaan Soal
1. Jelaskan pengertian physical level dan operating system level dalam security ?.
2. Jelaskan pengertian read dan update authorization dalam database ?.
3. Berikan suatu contoh graph untuk otorisasi update pada suati relasi dalam suatu
database ?.
4. Jelaskan dan berikan contoh pencabutan otorisasi dalam SQL dengan menggunakan
pernyataan revoke ?.

Sistem Basis Data – didiksetiyadi@yahoo.com 181

You might also like