Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam tubuh manusia, sehingga secara tidak langsung berperan dalam status
kesehatan perorangan. Penyakit gigi yang sering diderita oleh hampir semua
penduduk Indonesia adalah karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit yang
sering ditemukan pada setiap strata sosial masyarakat Indonesia baik pada kaum
laki-laki maupun kaum perempuan serta anak-anak ,remaja dan dewasa (Tarigan,
Rasinta, 1990).
menurut WHO meningkat pada pertengahan kedua abad ke-20 dari 6 menjadi 21
juta di Mexico, yang mewakili 22 persen dari total pertumbuhan populasi. Para
remaja merupakan salah satu kelompok populasi yang lebih sehat, dengan angka
kematian rendah dan penggunaan pelayanan kesehatan yang rendah pula. Akan
tetapi, keterpaparan terhadap beberapa faktor risiko bermula pada usia remaja dan
telah mengenali remaja sebagai kelompok yang rentan, namun kebutuhan dan hak
1
2
dalam agenda sektor kesehatan, kecuali jika perilaku remaja dianggap rentan
terhadap risiko.
kesehatan mulut pada kelompok usia remaja mulai dari usia 12 sampai 15 tahun
karies gigi telah berfokus pada yang berusia diatas 12 tahun. Pentingnya
pendeteksian penyakit mulut kronis yang paling prevalen pada remaja terletak
pada sifat kumulatifnya. Signifikansi klinis dan kerugian sosial dari karies gigi
cukup substansial. Karies gigi merupakan penyakit mulut infeksi yang paling
umum pada remaja meskipun berpotensi untuk dapat dicegah, dan mungkin
memerlukan perawatan yang mahal ketika penyakit ini telah berkembang sampai
dunia dan bisa dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang umum di
Mexico. Di Amerika Latin, prevalensi karies gigi pada remaja berusia 12 dan 15
tahun lebih dari 70% , dengan rata-rata gigi Decay, Missing, Filled (DMFT) yang
lebih dari 1,5. Walaupun masih sedikit penelitian tentang remaja, namun beberapa
demografi yang berbeda terkait dengan karies, seperti usia dan jenis kelamin
indikator atau variabel berbeda seperti pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
tipe sekolah, pendapatan keluarga, kelompok etnis, dan tempat tinggal geografis
3
berlebih bisa menyebabkan fluorosis gigi, dan pada beberapa situasi yang ekstrim
telah diamati bahwa individu yang memiliki fluorosis parah memiliki lebih
merupakan bagian pola hidup sehat. Sebanyak 15,6% penduduk berumur 12 ahun
sedangkan di perkotaan 7,9%. Dari survei yang dilakukan pada remaja SLTP di
Bandung pada tahun 1998 ditemukan bahwa kurang lebih 30% responden
Karies gigi remaja usia dari 12-15 tahun menurut data bulanan poli gigi
Rumah Sakit Umum Sulawesi Tenggara 2009 .Pada bulan januari jumlah kasus
karies gigi adalah 25%, bulan februari 30%,bulan maret 33%,bulan april
desember angka kasus karies gigi remaja usia 12-15 adalah 46%,dari data diatas
dapat disimpulkan bahwa kurang lebih 50% usia remaja 12-15 tahun menderita
Karies gigi remaja usia 12-15 Tahun menurut data bulanan Puskesmas
Januari jumlah kasus karies gigi adalah 45%, bulan Februari 41%, bulan Maret
52%, dan pada akhir bulan April angka kasus karies gigi remaja usia 12-15 tahun
adalah 50%, dari data diatas menunjukan bahwa angka kasus karies gigi Remaja
dijadikan sebagai sarana yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
Napano Kusambi, oleh karena itu sehubungan dengan uraian latar belakang diatas
B. Rumusan Masalah
buruk terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1
buruk terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1
yang buruk terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1
buruk terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Terhadap Status Karies Gigi pada Remaja di SMP Negeri 1 Napano Kusambi,
Kabupaten Muna.
2. Tujuan Khusus
buruk terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1
kariogenik yang buruk terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun
gigi yang buruk terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di
yang buruk terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
mahasiswa.
3. Manfaat Praktis,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahasa Indonesia,1990).
puskesmas, maka apa yang akan diketahui tentang segala sesuatu yang
kesehatan.
7
8
baru.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu aspek dari seluruh
kesehatan yang merupakan hasil dari interaksi antara kondisi fisik mental dan
sosial. Aspek khusus yaitu keadaan kebersihan gigi dan mulut, bentuk gigi
dan air liur yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Dimana
kebersihan gigi dan mulut adalah keadaan gigi geligi yang berada dalam
rongga mulut dalam keadaan bersih bebas dari plak dan kotoran lain yang
berada diatas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, ataupun sisa
makanan. Adapun hal-hal yang dilakukan untuk mencapai kesehatan gigi dan
mulut adalah
(menyikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur malam), 12,6%
makan pagi atau sebelum tidur malam saja), 61,5% penduduk menyikat
gigi kurang sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah bangun tidur),
bahkan 16,6% yang tidak menyikat gigi. Keadaan ini menunjukkan perlu
mulut terutama pada anak usia dini, karena perilaku merupakan kebiasaan
yang akan lebih terbentuk bila dilakukan pada usia dini. Selain waktu
10
mengosok gigi juga pemilihan sikat gigi yang baik untuk kesehatan gigi
dan gusi, dimana telah ditentukan bahwa waktu mengosok gigi yaitu
pasta gigi yang mengandung fluoride. Adapun cara mengosok gigi yang
baik yaitu:
satu kali, sikat gigi dibersihkan dengan air dan disimpan tegak dengan
3. Upayakan ganti sikat gigi apabila bulu sikat gigi sudah mekar.
dilakukan setiap enam bulan sekali pada dokter gigi, dan bias juga
a. Definisi Karies
dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
penyakit bakterial yang menyerang gigi dimana bagian organik dari gigi
bahwa karies gigi adalah suatu proses kronis regresif , dimana prosesnya
terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi sehingga
1) Mikroorganisme
bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat satu
sama lain.
2) Substrat
Bechal,1991)
karies, yaitu :
a. Bentuk
Gigi dengan fit dan fisur yang dalam lebih mudah terserang karies
14
b. Posisi
dan karies
c. Struktur
Bechal, 1991)
4) Waktu
lambat dan secara klinis terlihat kehancuran dari email lebih dari
c. Makanan Kariogenik
dengan keeratan hubungan sebesar 0,435 yang artinya ada hubungan yang
15
penyakit karies gigi. Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian
bahwa konsumsi makanan manis pada waktu senggang jam makan akan
lebih berbahaya daripada saat jam makan utama .Terdapat dua alasan :
gigi .kedua yaitu adanya gula kosentrasi tinggi yang normal terkandung
menurunkan derajat keasaman (pH) untuk waktu yang lama pula. Keadaan
16
seperti ini akan memberikan kesempatan yang lebih lama untuk terjadinya
2,5 menit dan tetap rendah sampai 1 jam. Bila gula pasir dikonsumsi 3 kali
sehari, artinya pH mulut selama 3 jam akan berada di bawah 5,5. Proses
determinalisasi yang terjadi selama periode waktu ini sudah cukup untuk
erosi, tetapi juga kerusakan gigi atau karies. Konsumsi makanan manis
pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat
ini harus lebih diperhatikan oleh orang tua karena apabila tidak ditanggapi,
dapat merusak dirinya sendiri dalam masa remaja sifat kesadaranya masih
sudah memiliki ilmu, pengetahuan dan perasaan. Adapun arti dari remaja itu
sendiri adalah :
tua dan remaja itu sendiri untuk menanggulangi keadaan tersebut adalah :
kelurga.
harmonis.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
kelas II, dan kelas III SMP Negeri 1 Napano Kusambi yang terdiri dari 6
26 siswa, kelas IIA sebanyak 28 siswa,dan kelas IIB sebanyak 29 siswa, kelas
2. Sampel
Dari ke 3 kelas paralel yang menjadi sampel penelitian ini adalah kelas
I dan kelas II, sedangkan kelas III tidak dimasukan dalam sampel penelitian
karena, kelas III adalah kelas yang baru menyelesaikan ujian akhir, dimana
selama penelitian yang akan dilaksanakan pada bulan Mei siswa kelas III
18
19
C. Besar sampel
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Dimana besar sampel dapat diperoleh dari rumus sebagai
berikut :
N
n = _________
1 + N (d²)
Ket:
N = Besar Populasi.
n = Besar Sampel.
110
n = __________
1,275
110
n = ________
1 + 0,275
n = 86 Orang
20
D. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Makanan
Kariogenik
Frekuensi
Menyikat Gigi Status
Karies
Cara Menyikat
Gigi
Mikroorganisme
Waktu Terjadinya
Karies
Ket:
= Dependen
= Independent
= Diteliti
= Tidak Di Teliti
21
E. Diagram Alir
Remaja
Pengetahuan
Karies Gigi
Kuisioner
Dan Pemeriksaan klinis
Analisis
Data
Hasil
Analisis
22
F. Lokasi penelitian
G. Waktu penelitian
Secara garis besar metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah
Metode deskripritif yaitu suatu metode yang mencakup tentang survei studi kasus,
dokumen.
berikut:
2) Penelitian lapangan, yaitu cara pengumpulan data yang langsung pada objek
pertanyaan.
I . Instrumen Penelitian
kuisioner yang akan dijawab oleh siswa, dan pemeriksaan klinis gigi geligi,
a. Kaca Mulut
b. Nierbekken
c. Kapas
d. Alkohol
e. Kuisioner
f. Polpen
g. kertas
Adapun tehnik analisis data yang dapakai dalam penelitian ini adalal
tehnik analisis kuantitatif, dimana pengolahaan data dianalisis melakui dua tahap
yaitu:
1. Analisis univariat
F
P = X 100%
N
2. Analisis Bivariat
Keterangan :
n = Frekwensi observasi
a, b, c, d = Isi sel
Pada tingkat kepercayaan 95% (α: 0,05) pada tabel konfigurasi statistik.
1. Pengolahan data
c. Skoring yaitu pemberian nilai pada setiap jawaban dari tiap variabel
L. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan status karies gigi pada remaja
usia 12-15 tahun di SMPN 1 Napano Kusambi, Kab. Muna tahun 2010.
status karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1 Napano Kusambi,
terhadap status karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1 Napano
karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1 Napano Kusambi, Kab.
Skala
Variabel Definisi Operasional Kategori
Ukur
Pengetahua Merupakan segala sesuatu yang Nominal 1. Benar
n Kesehatan diketahui tentang kesehatan gigoi dan 2. Salah
Gigi dan mulut.
Mulut Baik : jika jawaban responden ≥ 80%
dari total skor.
Buruk : jika jawaban responden <
80% dari total skor
Makanan Merupakan makanan yang Nominal 1. Benar
Kariogenik menyebabkan kerusakan (karies) pada 2. Salah
gigi.
Baik: jika jawaban responden ≥ 80%
dari total skor.
Buruk : jika jawaban responden < 80%
dari total skor
Frekuensi Merupakan berapa kali menyikat gigi. Nominal 1. Benar
Menyikat Baik : jika jawaban responden ≥ 80% 2. Salah
Gigi dari total skor.
Buruk : jika jawaban responden < 80%
27
BAB IV
sebanyak 3.141 jiwa, dan terdiri dari 1.792 Kepala keluarga (KK).
semangat gotong royong masyarakat masih sangat tinggi. Hal ini dapat
28
29
musyawarah Desa, yang masih sering diadakan serta gotong royong dalam
3. Pelayanan Kesehatan
a. KIA
b. Poli Umum
c. Poli P2M
d. Apotik
30
e. Kesling
f. Imunisasi
g. Gizi
Latawe Kec. Napano Kusambi. SMPN ini resmi di buka sejak 7 tahun yang
lalu yakni tahun 2003, maka sampai kini SMPN 1 Napano Kusambi telah
Kepala sekolah, 13 guru, dan 4 Staff. Kelas yang dibuka sampai tahun ajaran
2009/2010 yakni 3 kelas dan terdiri dari 6 ruangan dimana jumlah siswa
untuk kelas IA 27 siswa, kelas IB 28 siswa, kelas IIA 28 siswa, dan kelas IIB
siswa.
31
B. Hasil Penelitian
Terhadap Status Karies Gigi pada Remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1 Napano
Juni 2010.
1. Analisis Unifariat
1) Jenis Kelamin
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Remaja Usia
12-15 Tahun di SMPN 1 Napano Kusambi Kabupaten Muna Tahun 2010
No Jenis Kelamin N %
1. Laki-laki 40 46,5
2. Perempuan 46 53,5
Jumlah 86 100
Sumber: data primer 2010
34
32
2) Umur
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Remaja Usia 12-15
Tahun di SMPN 1 Napano Kusambi
Tahun 2010
No Umur N %
1. 12 tahun 7 8,1
2. 13 tahun 22 25,6
3. 14 tahun 40 46,5
4. 15 tahun 17 19,8
Jumlah 86 100
Sumber: data primer 2010
Tabel 3
Distribusi Frekuensi kejadian Karies berdasarkan Ada Tidaknya Karies
Gigi Remaja Usia 12-15 Tahun di SMPN 1 Napano Kusambi Kabupaten
Muna Tahun 2010
No Karies N %
1. Ada 74 86
2. Tidak ada 12 14
Jumlah 86 100
Sumber: data primer 2010
sampel yang diteliti, terdapat 74 siswa (86%) yang ada karies gigi
Tabel 4
Distribusi Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Remaja Usia12-
15 Tahun di SMPN 1 Napano Kusambi Kabupaten Muna Tahun 2010
Pengetahuan Kesehatan
No N %
Gigi dan Mulut
1. Baik 36 41,9
2. Buruk 50 58,1
Jumlah 86 100
Sumber: data primer 2010
mulut.
3) Makanan Kariogenik
Tabel 5
Distribusi Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik pada
Remaja Usia 12-15 tahun di SMPN 1 Napano Kusambi Kabupaten
Muna Tahun 2010
Pengetahuan Tentang
No N %
Makanan Kariogenik
1. Baik 47 54,7
2. Buruk 39 48,3
Jumlah 86 100
Sumber: data primer 2010
Tabel 6
Distribusi Pengetahuan Tentang Frekuensi Menyikat Gigi pada
Remaja Usia 12-15 Tahun di SMPN 1 Napano Kusambi Kabupaten
Muna Tahun 2010
Pengetahuan tentang
No N %
Frekuensi Menyikat Gigi
1. Baik 43 50
2. Buruk 43 50
Jumlah 86 100
Sumber: data primer 2010
Tabel 7
Distribusi Pengetahuan Tentang Cara Menyikat Gigi pada
Remaja Usia 12-15 Tahun di SMPN 1 Napano Kusambi
Kabupaten Muna Tahun 2010
Pengetahuan tentang Cara
No N %
Menyikat Gigi
1. Baik 61 70,9
2. Buruk 25 29,1
Jumlah 86 100
Sumber: data primer 2010
menyikat gigi.
2. Analisis Bivariat
Tabel 8
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Karies Gigi
pada Remaja Usia 12-15 Tahun di SMPN 1 Napano Kusambi Kabupaten
Muna Tahun 2010
Pengetahuan Karies
Jumlah
Kesehatan Ya Tidak p-value
Gigi dan X²
Mulut N % N % N %
nilai X² hit (6,293) >X² tab ( 3, 84) atau p (0,012) < 0.05 maka H0 ditolak.
nilai X² hit (4,629) > X² tab (3, 84) atau p (0,013) < 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 10
Hubungan Pengetahuan terhadap Frekuensi Menyikat Gigi dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Remaja Usia 12-15 Tahu di SMPN 1 Napano
Kusambi Kabupaten Muna Tahun 2010
Pengetahuan Karies
Jumlah p-value
Frekuensi Ya Tidak
X²
Menyikat Gigi N % N % N %
Baik 33 38,4 10 11,6 43 50
6,198
Buruk 41 47,7 2 2,3 43 50
0,013
Jumlah 74 86 12 14 86 100
Sumber : data primer 2010
38
diperoleh nilai X² hit (6,198) > X² tab ( 3, 84) atau p (0,013) <0,05 maka H 0
ditolak.
Tabel 11
Hubungan Pengetahuan Cara Menyikat Gigi Terhadap Kejadian Karies
Gigi pada Remaja Usia 12-15 Tahun di SMPN 1 Napano Kusambi
Kabupaten Muna Tahun 2010
Pengetahuan Karies
Jumlah p-value
Cara Menyikat Ya Tidak
X²
Gigi N % N % N %
Baik 32 37,2 9 10,5 41 47,7
4,174
Buruk 42 48,8 3 3,5 45 52,3
0,041
Jumlah 74 86 12 14 86 100
Sumber : data primer 2010
diperoleh nilai X² hit (4,174) >X² tab (3, 84) atau p (0,041) <0,05 maka H 0
ditolak.
B. Pembahasan
permukaan gigi sampai ke akar gigi yang disebabkan oleh banyak faktor antara
tabel = 3,84 atau ρ= 0,012< 0.05 yang berarti menyatakan bahwa ada
tahun 2010, senada dengan hasil uji statistik dari penelitian Kurniasih (2004)
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut terhadap kejadian karies dimana (nilai
p = 0,014), dengan jumlah sampel penelitian 105 responden remaja usia 12-
15 tahun.
hubungan sebesar 0,435 yang artinya ada hubungan yang sedang antara
gigi.
tabel = 3, 84 atau ρ= 0,031 < 0.05 yang berarti menyatakan bahwa ada
kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1 Napano Kusambi
dengan status karies gigi dimana (nilai p = 0,037) dengan jumlah sampel 150
siswa SLTP usia 12-15 tahun Kabupaten Langkat, sebagian besar sampel
makanan manis pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya
menjadi fakor utama yang mempercepat terjadinya karies gigi. Jenis makanan
adalah jenis makanan yang sangat baik dan cepat insteraksinya untuk
pemanis buatan ini banyak ditemukan pada zaman sekarang pada jenis
dari segi rasanya yang lebih manis dibanding rasa manis makanan dengan
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Semarang yang didapatkan hasil uji Chi-Square p= 0,035 (p < 0,05) atau ada
Karies Gigi
Mirati (2007 menyatakan bahwa berdasarkan data hasil penelitian dari 145
masa kini yang justru masih perlu sering diingatkan atau bahkan dituntun agar
tabel = 3,84 atau ρ= 0,013 < 0.05 yang berarti menyatakan bahwa ada
Semarang yang didapatkan hasil uji Chi-square didapatkan p= 0,023 < 0,05
kejadian karies gigi. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang
pola makan dan pengetahuan frekuensi menyikat gigi dengan preikat valensi
yang baik dan benar adalah suatu kewajiban yang menjadi syarat mutlak
menjaga kesehatan gigi dan mulut dari penyakit-penyakit yang sering timbul
salah satunya adalah karies gigi. Alasan perlunya menyikat gigi sebelum tidur
gigi yang mungkin menempel karena saat tidur akan membuat aktivitas
rongga mulut juga akan pasif (diam). Pentingya menghindari hal ini
dikarenakan aktifitas rongga mulut yang pasif juga akan membuat produksi
dan gerakan saliva (air ludah) menjadi berkurang yang baik sebagai
pembersih sisa makanan dari dalam rongga mulut (self cleansing) yang secara
tidak langsung disadari saat kita melakukan aktifitas rongga mulut seperti
menyikat gigi yang dianjurkan adalah 2 kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan
dan malam hari sebelum tidur. Idealnya adalah menggosok gigi setelah
makan, namun yang paling penting adalah malam hari sebelum tidur.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kesehatan gigi dan mulut serta nafas
menjadi segar.
44
(menyikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidur malam), 12,6%
penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah makan
pagi atau sebelum tidur malam saja), 61,5% penduduk menyikat gigi kurang
sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah bangun tidur), bahkan 16,6%
terutama pada anak usia dini, karena perilaku merupakan kebiasaan yang akan
lebih terbentuk bila dilakukan pada usia dini. Selain waktu mengosok gigi
juga pemilihan sikat gigi yang baik untuk kesehatan gigi dan gusi, dimana
telah ditentukan bahwa waktu mengosok gigi yaitu sesudah sarapan pagi dan
fluoride.
45
lupa/lalai atau bahkan keengganan untuk melakukan cara menyikat yang baik
dan benar, demikianlah gambaran fenomena yang terjadi pada anak-anak dan
remaja masa kini yang justru masih perlu sering diingatkan atau bahkan
saja, bukan karena mengerti bahwa hal tersebut baik untuk kesehatan gigi dan
tabel = 3,84 atau ρ= 0,041 < 0.05 yang berarti menyatakan bahwa ada
1 Napano Kusambi Kabupaten Muna tahun 2010. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitiaan yang dilakukan oleh Kurniasih (2004) dari 243 responden
didapatkan hasil uji Chi-square didapatkan p= 0,023 > 0,05 atau ada
gigi, senada dengan hasil uji statistik dari penelitian Rosdewati (2004) padang
5. Keterbatasan Penelitian
maksimal
penelitian
akurat.
47
BAB V
A. Simpulan
(54,7%) terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1
(43,0%) terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1
buruk (47,7%) terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di
(48,8%) terhadap kejadian karies pada remaja usia 12-15 tahun di SMPN 1
B. Saran
dan mencegah terjadinya karies pada masa puberitas karena pada beberapa
kasus ada potensi akan berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut.
47
48
karena jenis makanan ini merupakan salah satu faktor resiko penyebab karies
apalagi jika tidak didukung kebiasaan membersihkan gigi yang baik dan rutin.
pada gigi geligi yang berada pada posisi belakang karena cenderung tidak
terjangkau dengan alasan gampang muntah karena masuknya sikat gigi yang
terlalu dalam.
Dinas Kesehatan agar menetapkan masalah karies sebagai salah satu prioritas
DAFTAR PUSTAKA
SMP Negri I Napano Kusambi Kabupaten Muna, profil SMP Negeri 1 Napano
Kusambi Kabupaten Muna Tahun Ajaran 2009-2010.