Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
2009
DAFTAR ISI
1. Dioda ……………………………………… 3
2. Transistor ……………………………………… 5
4. Comparator ……………………………………… 11
i
B. Rangkaian Penerima ………………………………………. 17
LAMPIRAN ………………………………………. 19
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada saat sekarang motor DC sudah banyak diterapkan dalam berbagai aplikasi
seperti ; pemutar optical drive, pemutar kaset, mobil trolley, marine hoist, forklift
trucks, dan pengontrolan kaki – kaki robot. Motor DC dipilih karena memiliki
akselarasi yang tinggi, berefesiensi tinggi dan memiliki respon dinamik yang cepat
selain itu untuk mengubah arah putaran motor DC juga lebih mudah dari pada motor
(Double Pole – Double Throw), namun saat ini beraneka macam sensor yang ada
dipasaran dan dapat digunakn untuk mengontrol arah putaran motor mulai dari sensor
Berdasarkan hal diatas maka timbul keinginan penulis untuk mengangkat judul
1
2. Batasan Masalah
a. Tujuan
ultrasonik.
b. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan Proyek Mini ini adalah membuat suatu alat
2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Dioda
Dioda merupakan, komponen elektronika yang terdiri atas sambungan dua bahan
semikonduktor (silikon jenis n dan jenis p). Komponen ini mampu dialiri oleh arus secara
mudah dalam satu arah (anoda ke katoda) tetapi amat sukar dalam arah kebalikan (katoda
ke anoda).
ANODA KATODA
gambar 2.
3
Tegangan jatuh (on) pada dioda Ada pada 0,7V untuk Silikon (Si) dan 0,3 untuk
Germanium (Ge). Sedangkan bias balik dari jenis dioda tergantung dari jenis dioda itu
sendiri. Jadi apabia dioda diberi tegangan maju lebih dari0,7V (Si) atau 0,3 (Ge) maka
Apabila dioda diberi tegangan sumber sedemikian rupa, sehingga kutup positif
sumber tegangan dihubungkan ke sisi anoda, maka arus listrik akan mengalir dari sisi
anoda ke sisi katoda. Cara pemberian tegangan seperti ini disebut dengan forward bias
(arus maju), sedangkan reversed bias (arus mundur) adalah kebalikannya yaitu mundur
yang mengakibatkan dioda tidak akan mengalirkan arus, seperti terlihat pada gambar 3 di
bawah ini:
(a) (b)
(transistor) dengan cara menghindari arus balik yang terjadi pada saat transistor dalam
4
2. Transistor
yang terlihat pada gambar 4. Setelah, bahan semikonduktor dasar tersebut diolah,
merupakan tiga lapis gabungan kedua jenis bahan di atas, yaitu NPN dan PNP. Transistor
yang dibicarakan di sini adalah transistor NPN. Kolektor dan emitor merupakan bahan N
Ada tiga konfigurasi yang dapat dilakukan pada transistor NPN; common-
paling banyak digunakan pada penerapan sebagai saklar, ditunjukkan oleh gambar 5
di bawah ini.
5
Gambar 5. Diagram Rangkaian Common-emitter
(Sutrisno: 1986, 140)
Daerah kerja transistor meliputi: daerah cutoff, daerah aktif dan daerah jenuh
(saturation), seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. Daerah kerja cut off transistor
“off” atau pada saat ini arus base tidak cukup untuk memberi keadaan ‘on’ dan ke dua
junction atau persambungan dalam bias mundur. Daerah kerja aktif, transistor bekerja
sebagai amplifier atau (reverse biased) penguat, di mana arus collector IC diperbesar
dengan penguatan. (gain) dan tegangan collector-emitter VCE berkurang oleh arus
base IB. Persambungan collector-base (CBJ) akan bias mundur (reverse biased), dan
persambungan base-emitter (BEJ) akan bias maju (forward biased). Daerah kerja
jenis, IB cukup tinggi, tapi tegangan collector-emitter VCE rendah dan disini transistor
bekerja sebagai saklar (switch). Kedua persambungan (CBJ dan BEJ) dalam keadaan
bias maju.
6
Gambar. 6 Karakteristik Transistor NPN
(Sutrisno: 1986, 141)
b. Transistor sebagai sebuah saklar.
Transistor dapat di buat agar beroperasi seperti saklar. Arus dalam rangkaian
transistor mengalir lewat kaki collector, arus konvensional mengalir lewat terminal
transistor berfungsi sebagai saklar, dia akan mengalir atau menggantikan aliran arus.
Transistor dapat mengalirkan arus (on), apabila pada kaki base, diberi sinyal
antara base-emitter tidak ada, maka transistor tidak akan bekerja (off).
7
c. Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat terdiri dari penguat emitor ditanahkan dan penguat
kolektor ditanahkan.
Pada penguat emitor ditanahkan tegangan masuk melalui basis dan emitor
penguat basis ditanahkan dan impedansi keluaran transistor (1-α) lebih kecil dari
pada penguat basis ditanahkan. Impedansi masukan yang tak terlalu besar dan
impedansi keluaran yang tak terlalu kecil membuat penguat emitor ditanahkan
dengan Vcc. Tegangan yang masuk melalui basis dan emitor dihubungkan dengan
satu (Kv ≡ 1), mempunyai impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran
8
3. Tranduser Ultrasonik (Sensor Ultrasonik)
Transduser merupakan sebuah alat yang bila digerakkan oleh energi di dalam
sebuah sistem transmisi berupa sinyal suara, menyalurkan energi dalam bentuk yang
sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi ke dua. Transmisi energi
ini bisa listrik, mekanik, kimia, optik (radiasi) atau termal (panas). Sebagai
contoh, definisi transduser yang luas mencakup alat-alat yang mengubah tenaga listrik
besar. Bentuk dan volume kristal ini berubah-ubah olah pengaruh medan listrik,
transduser ini disebut piezoelektrik. Beberapa jenis bahan dapat menimbulkan potensial
listrik jika mengalami regangan mekanis, dan sebaliknya dapat berubah dimensinya jika
dikenai tegangan listrik, ini diketahui sebagai efek piezoelektrik di antara bahan ini yang
perlu dicatat ialah kuartz, garam Rochelle (potassium sodium tartarat), barium litanat
yang dipolarisasi secara tepat, ammonium dihidrogen fosfat kristal kwarsa, kristal
Dari semua bahan yang menunjukkan efek ini, tidak satupun yang mempunyai
semua sifat-sifat yang dikehendaki, misalnya stabilitas, keluaran yang tinggi, tidak peka
terhadap suhu dan kelembaban yang ekstrem dan kemampuan untuk dibentuk ke bentuk
yang dikehendaki. Garam Rochelle memberikan keluaran yang tinggi, tetapi memerlukan
potensi terhadap kelembaban di udara dan tidak dapat digunakan pada suhu di atas 450C
(1150F). Kuartz merupakan bahan yang paling stabil, meskipun keluarannya rendah.
Kuartz sering dibentuk menjadi piringan tipis dengan kedua permukaannya dilapisi perak
untuk tempat menempelkan elektroda. Tebal plat dibentuk sedemikian rupa sampai
9
mencapai dimensi yang memberikan frekuensi resonansi secara mekanis yang sesuai
dengan frekuensi listrik yang dikehendaki. Kristal ini kemudian disatukan dengan
Kristal perlu dikopelkan secara mekanik kepada material yang hendak diuji. Juga
perlu dipasang pada suatu pegangan (holder). Kristal direkatkan di antara dua keping
logam ini berfungsi sebagai sambungan listriknya. Tebal keping ini sama dengan
dibelakang keping yang dalam berisi udara, maka tenaga bunyi yang hilang ke arah itu
akan sedikit. Keping yang depan dikopelkan langsung kepada material yang hendak
diukur. Bentuk berkas bunyi ditentukan oleh besarnya keping penggetar (membrane).
Kalau luas keping ini kecil terhadap panjang gelombang, maka bunyi akan terpencar ke
segala arah.
10
Jika diregang secara mekanis, piozoelektrik akan menimbulkan suatu muatan,
yang sementara disimpan dalam kapasitor. Sebagaimana seluruh kapasitor, muatan akan
mengecil sesuai dengan waktu karena kebocoran, suatu fakta yang membuat alat-alat
4. Comparator
Cara yang termudah untuk menggunakan suatu penguat operatif adalah loop
terbuka (tidak ada resistor umpan balik), seperti pada gambar 10a. karena penguatan yang
tinggi dari penguat operatif tegangan kesalahan yang sedikit (secara tipikal dalam
Gambar 9. Comparator
(a) Simbol Comparator
(b) Karakteristik Comparator
(Malvino: 1984, 530)
11
Misalnya jika V1 lebih besar dari V2, tegangan kesalahan adalah positif dan
kurang dari tegangan catu. Dipihak lain jika V1 kurang dari V2, tegangan output perayun
output ke + VSAT. Harga positif maksimum dari tegangan output. Tegangan kesalahan
negatif menimbulkan tegangan output – VSAT. Jika sebuah penguat operatif digunakan
seperti ini, maka disebut comparator karena semua yang dapat dilakukannya adalah
tergantung pada apakah V1 lebih besar atau lebih kecil dari V2.
5. Catu Daya
Catu daya dibutuhkan pada sebuah sistem kontrol sebagai penggerak (Suppy
Power). Catu daya yang dipakai mengeluarkan tegangan +12 volt, 0 volt dan -12 volt
yang telah distabilkan. Catu daya bekerja dengan tiga fungsi utama yaitu:
a. Menurunkan tegangan
Yaitu menurunkan tegangan listrik dari jala-jala PLN (220 VAC) menjadi tegangan
lebih kecil. Ini dilakukan dengan menggunakan trafo step down dengan lilitan
b. Penyearah gelombang
Pada catu daya ini digunakan penyearah gelombang penuh yang masing-masing dioda
akan memotong ½ siklus gelombang negatif. Ini sudah dapat menghasilkan tegangan
DC namun masih dengan Ripple yang besar. Untuk memperkecil Ripple digunakan
12
c. Penstabilan tegangan
Agar tegangan yang keluar pada catu daya konstan tanpa dipengaruhi oleh
penaikan atau penurunan tegangan input. Disini digunakan IC 78L12 untuk keluaran
tegangan konstan +12 VDC dan 79L12 untuk tegangan konstan -12 VDC.
12V
0V
220VAC
1
IN GND OUT
3 +12V
2
7812
12V D1 - D4
C1
0V
C2
7912
1
2
IN GND OUT
3 -12V
Trafo step down menurunkan tegangan 220V dari jala-jala PLN dan akan
menghasilkan tegangan 12V – 0 – 12V pada lilitan sekunder. Kemudian gelombang sinus
ini akan disearahkan oleh dioda yang membentuk sistem penyearah gelombang penuh.
Untuk meratakan hasil penyearah ini digunakan elektrolit kondensator (C1 dan C2). Dari
elektrolit kondensator juga diambil masukan ke IC 78L12 dan IC 79L12 keluaran ini
13
BAB III
PERANCANGAN
A. Rangkaian Pemancar
1) Osilator
2) Amplifier
osilator, pada rangkaian ini digunakan amplifier non inverting artinya fase output
tranduser.
14
B. Rangkaian Penerima
2) Referensi
Referensi pada rangkaian ini adalah tegangan yang terdapat pada kaki positif, dan
dapat diatur melalui resistor variable, referensi pada rangkaian ini digunakan
3) Comparator (Pembanding)
4) Regulator
mentriger unit.
5) Amplifier
Amplifier berguna sebagai penguat yang akan menguatkan keluaran dari pesawat
15
6) Driver
tegangan masukan pada motor DC, pada rangkaian ini penulis menggunakan
rangkaian H-Bridge sebagai pembalik polaritas yang akan masuk ke motor DC.
A. Rangkaian Pemancar
tranduser. Kurva impedansi tranduser adalah serupa dengan kurva dari sebuah
Kristal dengan minimum resonansi (seri) pada 39,8 KHz diikuti dengan
amplifier non inverting (fase output dan input sama) dan feedback positif
disedikan melelui tranduser, R6 dan C3. Pada frekuensi resonansi seri, feedback
untuk menggeser titik resonansi seri ke atas sampai 500 Hz atau lebih untuk
B. Rangkaian Penerima
sinyal yang dideteksi (hanya 40 KHz). Oleh karena levelnya kecil sekali, maka
sinyal ini diperkuat sekitar 70 dB oleh Q1 dan Q2. Stabilisasi DC pada tingkatan
16
ini di set oleh R1 dan R3, sedangkan C1 menutup jalur feedback ini ke sinyal AC
40 KHZ.
Output dari Q2 disearahkan oleh D` dan tegangan pada kaki no. 2 dari IC1
akan menjadi lebih negatif dengan meningkatnya sinyal input. Bila sinyal input
gelombang output, yang pada waktu sinyal yang kuat sekali akan bentuk suatu
IC1 digunakan sebagai koparator dan mengecek tegangan pada kaki no. 2,
ialah level suara, terhadap tegangan pada kaki no. 3, yang merupakan level
referensi. Bila kaki no. 2 berada pada tegangan lebih rendah dari kaki no. 3,
output IC1 akan akan menjadi tinggi dan ini akan mentriger kaki IC3, output pada
IC3 akan positif, sedangkan output IC2 akan menadi negatif karena salah satu
kaki IC2 meneriama sinyal positif dari IC3. Dengan positifnya output kaki IC2
dan output kaki IC3 negatif maka transistor Q4 dan Q5 yang aktif akan off
17
DAFTAR PUSTAKA
Malvino. 1994. Prinsip – Prinsip Elektronika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Malvino. 1994. Prinsip – Prinsip Elektronika Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
www.datasheetcatalog.com
18
DAFTAR KOMPONEN
1. Rangkaian Pemancar
2. Rangkaian Penerima
19
3. Rangkaian Catu Daya
T1 ……………… 1A/CT
20
Amplifier
D1
+12V
R2 R3 R5
C2
C6
R1 C1 Q2 C7
Tranduser
Q1
R4 C5 R6
0V
C4
Osilator
FT UNP
Rangkaian Pemacar (TX)
01 17 - 03 - 2009 3 LDK
D2 +12V
R9
R2 R4 C2 R6 VR1 R8 +12V
13 11
2 7
- A
D1 6 12 IC 2
IC 1
+
3 4
Q2
Comparator
C3 -12V
Q1
1
R1 R3 3 B
2 IC 3
Tranduser
Driver (A)
C1 R5 R7 R11
0V
Amplifier Referensi
FT UNP
Rangkaian Penerima (RX)
02 17 - 03 - 2009 3LDK
+12V
R12 R14
Q3 D3 D5 Q5
A
R13 R15
Q6 D6 D4 Q4
B
Driver (B)
0V
FT UNP
Rangkaian H - Bridge
03 17 - 03 - 2009 3LDK
12V
6V
0V 1 3
220 VAC IN GND OUT +12 VDC
2
IC1
6V
12V D1 C1 C4 C7
C2 C5 C8
IC2
1
2 3
IN GND OUT -12 VDC
1 3
IN GND OUT +12 VDC
2
IC3
C3 C6
Catu Daya Untuk
D2 Motor
0 VDC
FT UNP
Rangkaian Catu Daya
04 17 - 03 - 2009 3LDK
LM301A, LM201A, LM201AV
Features
• Low Input Offset Current: 20 nA Maximum Over Temperature
Range PDIP−8
N SUFFIX
• External Frequency Compensation for Flexibility CASE 626
8
• Class AB Output Provides Excellent Linearity
1
• Output Short Circuit Protection
• Guaranteed Drift Characteristics
• Pb−Free Packages are Available SOIC−8
8 D SUFFIX
CASE 751
VEE 1
Inverting VCC
Input
Non− Output
Inverting
Input +
Freq Balance
PIN CONNECTIONS
Balance Compen
5.1 MW Balance 1 8 Compensation
10 MW 30 pF
2 7 VCC
VEE Inputs
20 k 3 6 Output
VEE 4 5 Balance
Figure 1. Standard Compensation
and Offset Balancing Circuit (Top View)
ORDERING INFORMATION
VCC See detailed ordering and shipping information in the package
VUT dimensions section on page 2 of this data sheet.
+
Balance Compensation
VCC
Inputs
+
500 25
Output
50
450
40k 40k 80 k
5k 20 k 10 k 1.0 k
VEE
250 Balance
ORDERING INFORMATION
Device Package Shipping†
LM301AD SOIC−8
SOIC−8 98 Units/Rail
LM301ADG
(Pb−Free)
LM301ADR2 SOIC−8
SOIC−8 2500 Tape & Reel
LM301ADR2G
(Pb−Free)
LM301AN PDIP−8 50 Units/Rail
LM201AD SOIC−8 98 Units/Rail
LM201ADR2 SOIC−8 2500 Tape & Reel
LM201AN PDIP−8 50 Units/Rail
LM201AVDR2 SOIC−8 2500 Tape & Reel
†For information on tape and reel specifications, including part orientation and tape sizes, please refer to our Tape and Reel Packaging
Specifications Brochure, BRD8011/D.
http://onsemi.com
2
LM301A, LM201A, LM201AV
MARKING DIAGRAMS
PDIP−8 SOIC−8
N SUFFIX D SUFFIX
CASE 626 CASE 751
8 8
LMx01AN LMx01
AWL ALYWA
YYWW
1 1
x = 2 or 3
A = Assembly Location
WL, L = Wafer Lot
YY, Y = Year
WW, W = Work Week
MAXIMUM RATINGS
Value
Rating Symbol LM201A LM201AV LM301A Unit
Power Supply Voltage VCC, VEE ±22 ±22 ±18 Vdc
Input Differential Voltage VID ±30 V
Input Common Mode Range (Note 1) VICR ±15 V
Output Short Circuit Duration tSC Continuous
Power Dissipation (Package Limitation) PD
Plastic Dual−In−Line Package 625 625 625 mW
Derate above TA = +25°C 5.0 5.0 5.0 mW/°C
Operating Ambient Temperature Range TA −25 to +85 −40 to +105 0 to +70 °C
Storage Temperature Range Tstg −65 to +150 °C
Maximum ratings are those values beyond which device damage can occur. Maximum ratings applied to the device are individual stress limit
values (not normal operating conditions) and are not valid simultaneously. If these limits are exceeded, device functional operation is not implied,
damage may occur and reliability may be affected.
http://onsemi.com
3
LM301A, LM201A, LM201AV
ELECTRICAL CHARACTERISTICS (TA = +25°C, unless otherwise noted.) Unless otherwise specified, these specifications apply
for supply voltages from ± 5.0 V to ± 20 V for the LM201A and LM201AV, and from ± 5.0 V to ±15 V for the LM301A.
LM201A / LM201AV LM301A
http://onsemi.com
4
LM301A, LM201A, LM201AV
20 20
Applicable to the Specified
12 12
Positive LM201A
only Minimum LM201A
8.0 8.0 RL = 10 k only
Negative Minimum
4.0 4.0
RL = 2.0 k
0 0
0 5.0 10 15 20 0 5.0 10 15 20
VCC, ( −VEE), SUPPLY VOLTAGE (V) VCC, ( −VEE), SUPPLY VOLTAGE (V)
Figure 4. Minimum Input Voltage Range Figure 5. Minimum Output Voltage Swing
100 2.5
Applicable to the Specified
88 1.5
LM201A LM201A
82 only 1.0 only
TA = +25°C
76 0.5
70 0
0 5.0 10 15 20 0 5.0 10 15 20
VCC, ( −VEE), SUPPLY VOLTAGE (V) VCC, ( −VEE), SUPPLY VOLTAGE (V)
180
Single−Pole Compensation
VOR, OUTPUT VOLTAGE RANGE ( ±V)
120 270
100 225 10
C1 = 3.0 pF Phase
80 180 C1 = 3.0 pF
60 135
40 C1 = 30 pF
90 5.0
20 45 C1 = 30 pF
Gain
0 0
−20 0
1.0 10 100 1.0 k 10 k 100 k 1.0 M 10 M 1.0 k 10 k 100 k 1.0 M 10 M
f, FREQUENCY (Hz) f, FREQUENCY (Hz)
Figure 8. Open Loop Frequency Response Figure 9. Large Signal Frequency Response
http://onsemi.com
5
LM301A, LM201A, LM201AV
10 140
8.0 Single−Pole Compensation Feedforward
120
VIR , VOR, VOLTAGE RANGE ( ±V)
Compensation
6.0
100
Figure 10. Voltage Follower Pulse Response Figure 11. Open Loop Frequency Response
18 10
Feedforward
VOR, OUTPUT VOLTAGE RANGE ( ±V)
Figure 12. Large Signal Frequency Response Figure 13. Inverter Pulse Response
C2
R2
R2
7 VCC
R1 2 7 VCC
R1 2
−VI 6 VI
VO 6
R3 3 3 VO
+VI + 4
8 +
4 VEE
Frequency 1
1 VEE
Compensation R3 C1 Balance
Balance
R1 Cs 1
C1 C1 ≥ 150 pF C2 =
R1 +R2 2πfoR2
Cs = 30 pF fo = 3.0 MHz
http://onsemi.com
6
LM301A, LM201A, LM201AV
PACKAGE DIMENSIONS
PDIP−8
N SUFFIX
CASE 626−05
ISSUE L
NOTES:
1. DIMENSION L TO CENTER OF LEAD WHEN
FORMED PARALLEL.
8 5 2. PACKAGE CONTOUR OPTIONAL (ROUND OR
SQUARE CORNERS).
3. DIMENSIONING AND TOLERANCING PER ANSI
−B− Y14.5M, 1982.
1 4 MILLIMETERS INCHES
DIM MIN MAX MIN MAX
A 9.40 10.16 0.370 0.400
B 6.10 6.60 0.240 0.260
F C 3.94 4.45 0.155 0.175
D 0.38 0.51 0.015 0.020
NOTE 2 −A− F 1.02 1.78 0.040 0.070
L G 2.54 BSC 0.100 BSC
H 0.76 1.27 0.030 0.050
J 0.20 0.30 0.008 0.012
K 2.92 3.43 0.115 0.135
C L 7.62 BSC 0.300 BSC
M −−− 10_ −−− 10_
J N 0.76 1.01 0.030 0.040
−T−
SEATING N
PLANE
M
D K
H G
0.13 (0.005) M T A M B M
http://onsemi.com
7
LM301A, LM201A, LM201AV
SOIC−8
D SUFFIX
CASE 751−07
ISSUE AB
NOTES:
1. DIMENSIONING AND TOLERANCING PER
−X− ANSI Y14.5M, 1982.
A 2. CONTROLLING DIMENSION: MILLIMETER.
3. DIMENSION A AND B DO NOT INCLUDE
MOLD PROTRUSION.
4. MAXIMUM MOLD PROTRUSION 0.15 (0.006)
8 5 PER SIDE.
5. DIMENSION D DOES NOT INCLUDE DAMBAR
B S 0.25 (0.010) M Y M PROTRUSION. ALLOWABLE DAMBAR
PROTRUSION SHALL BE 0.127 (0.005) TOTAL
1 IN EXCESS OF THE D DIMENSION AT
4 MAXIMUM MATERIAL CONDITION.
−Y− K 6. 751−01 THRU 751−06 ARE OBSOLETE. NEW
STANDARD IS 751−07.
G MILLIMETERS INCHES
DIM MIN MAX MIN MAX
C N X 45 _ A 4.80 5.00 0.189 0.197
B 3.80 4.00 0.150 0.157
SEATING
PLANE C 1.35 1.75 0.053 0.069
−Z− D 0.33 0.51 0.013 0.020
G 1.27 BSC 0.050 BSC
0.10 (0.004) H 0.10 0.25 0.004 0.010
H M J J 0.19 0.25 0.007 0.010
D K 0.40 1.27 0.016 0.050
M 0_ 8_ 0 _ 8 _
N 0.25 0.50 0.010 0.020
0.25 (0.010) M Z Y S X S
S 5.80 6.20 0.228 0.244
SOLDERING FOOTPRINT*
1.52
0.060
7.0 4.0
0.275 0.155
0.6 1.270
0.024 0.050
ON Semiconductor and are registered trademarks of Semiconductor Components Industries, LLC (SCILLC). SCILLC reserves the right to make changes without further notice
to any products herein. SCILLC makes no warranty, representation or guarantee regarding the suitability of its products for any particular purpose, nor does SCILLC assume any liability
arising out of the application or use of any product or circuit, and specifically disclaims any and all liability, including without limitation special, consequential or incidental damages.
“Typical” parameters which may be provided in SCILLC data sheets and/or specifications can and do vary in different applications and actual performance may vary over time. All
operating parameters, including “Typicals” must be validated for each customer application by customer’s technical experts. SCILLC does not convey any license under its patent rights
nor the rights of others. SCILLC products are not designed, intended, or authorized for use as components in systems intended for surgical implant into the body, or other applications
intended to support or sustain life, or for any other application in which the failure of the SCILLC product could create a situation where personal injury or death may occur. Should
Buyer purchase or use SCILLC products for any such unintended or unauthorized application, Buyer shall indemnify and hold SCILLC and its officers, employees, subsidiaries, affiliates,
and distributors harmless against all claims, costs, damages, and expenses, and reasonable attorney fees arising out of, directly or indirectly, any claim of personal injury or death
associated with such unintended or unauthorized use, even if such claim alleges that SCILLC was negligent regarding the design or manufacture of the part. SCILLC is an Equal
Opportunity/Affirmative Action Employer. This literature is subject to all applicable copyright laws and is not for resale in any manner.
http://onsemi.com LM301A/D
8
This datasheet has been download from:
www.datasheetcatalog.com