You are on page 1of 6

Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 37-42

PENGAMATAN TEMPAT PERINDUKAN AEDES AEGYPTI


PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR RUMAH TANGGA
PADA MASYARAKAT PENGGUNA AIR OLAHAN

Observation of Aedes aegypti Breeding Places in Domestic Water


Containers Owned by User Community of Pipe Water

M. Hasyimi dan Mardjan Soekirno

Abstract. An observation of Aedes aegypti breeding places in domestic pipe waters container provided by
PAM ( Water supply company ) customer regency was carried out . The area observation in RW ( a hamlet)
05 kelurahan Papanggo Tanjung priuk North Jakarta. As a control area, RW 04 kelurahan Tanjung Priok in
the same district was selected. The observation was conducted on Agust – September 2001. The result
showed that Aedes aegypti larvae were found mostly in clay water container or tempayan ( 66,7 %). The
house index (HI) rate is 27,3 %. In the control area the larvae were found predominantly in bath cistern (
65,4 %) and HI rate is 100%. So in the study area HI rate is lower than in the control area.
Keywords : Aedes aegypti, breeding places, domestic container, house index

PENDAHULUAN olahan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah


Air Minum (PDAM) sering menimbulkan
Penyakit demam berdarah dengue
masalah bagi perindukan vektor. Masalah ini
(DBD) dan chikungunya merupakan masalah
sering timbul karena penduduk menampung
kesehatan masyarakat, terutama di kota-kota
air pada suatu tempat (TPA) untuk keperluan
besar. Penanggulangan dan pencegahan ke-
sehari-hari, karena mereka khawatir suatu
dua penyakit tersebut mengandalkan pada
waktu air tidak tersedia. Dengan alasan ini
pemutusan rantai penularan melalui pengen-
maka tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti
dalian Aedes aegypti. Selain Aedes aegypti,
cenderung menjadi banyak, sehingga mem-
Aedes albopictus juga telah diketahui dapat
perluas peluang terjadinya transmisi virus
menularkan penyakit DBD. Kedua spesies
dengue dan chikungunya.
Aedes tersebut mempunyai habitat pada tem-
pat-tempat penampungan air seperti bak man- Untuk keperluan pemberantasan penya-
di, drum air, tempayan, ember, kaleng bekas, kit DBD, ternyata mengidentifikasi TPA
vas bunga, botol bekas, potongan bambu, lebih berfaedah daripada data angka jentik
pangkal daun dan lubang-lubang batu yang (larva index). Bahkan di Vietnam (Focks,
berisi air jernih (Surtees, 1970). Menurut 1997) survei entomologi sudah diorientasikan
Harwood & James (1979) kebiasaan hidup pada identifikasi TPA dan surveilans kepa-
stadium pradewasa Ae. aegypti adalah pada datan nyamuk dewasanya. Untuk mengetahui
bejana buatan manusia yang berada di dalam bagaimana bentuk, bahan dan jenis TPA
maupun di luar rumah. Sementara itu, ada rumah tangga yang paling banyak ditemukan
beberapa faktor yang mempengaruhi ter- di lokasi pengamatan ini dan berapa besar
hadap perletakan telur nyamuk tersebut antara TPA rumah tangga yang terdapat jentik
lain jenis wadah, warna wadah, air, suhu, (larva) maka dilakukan penelitian. Tujuan
kelem-baban dan kondisi lingkungan studi ini adalah untuk mendapatkan informasi
setempat (Suwasono dan Nalim,1988). Hasil tingkat potensial tempat perindukan nyamuk
penelitian di Singapura pada tahun 1996 rumah tangga di daerah pemukiman yang
(Tan.BT., and BT. Teo) telah diketahui keperluan air sehari-harinya tergantung pada
habitat perindukan Aedes di rumah tangga air olahan. Data ini sangat penting dalam
(domestik) antara lain ember, drum, mengarahkan pemberantasan sarang nyamuk
tempayan, baskom (21,9%), diikuti tempat air (PSN) yang meliputi lokasi dan ma-cam
yang bekas (18,7%), tempat air hiasan, seperti tempat perindukan nyamuk (WHO, 2000).
vas bunga, pot tanaman (17,0%), lekukan Manfaat lain supaya dapat membe-rikan
pada lantai (8,7%) dan terpal/plastik (8,3%). gambaran kepada masyarakat dan pihak-
pihak tertentu, tentang TPA yang bagaimana
Penggunaan tempat penampungan air
yang dapat mengeliminasi angka jentik,
(TPA) di daerah permukiman dimana keper-
luan air untuk sehari-hari tergantung pada air
Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan,
Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 37-42

sehingga diharapkan dapat mengurangi atau 1. Angka kontainer atau Container index (CI)
menghindari terjadinya transmisi virus. merupakan persentase TPA/kontainer yang
positif didapati adanya jentik Aedes.
2. Angka rumah atau House index (HI)
BAHAN DAN CARA KERJA merupakan persentase rumah yang positif
Pengamatan dilakukan di wilayah RW didapati adanya jentik.
05 Kelurahan Papanggo Kecamatan Tanjung 3. Angka breteau atau Breteau index (BI)
Priok Jakarta Utara, yang meliputi RT merupakan jumlah TPA/kontainer yang
01,02,03,04,05,07,08,09 dan 11. Penduduk- positif didapati adanya jentik atau pupa
nya hanya menggunakan air olahan dari dalam 100 rumah.
PDAM untuk keperluan sehari-harinya. Se-
bagai pembanding, dilakukan pula penga- HASIL
matan di wilayah RW 04 Kelurahan Tanjung
Pada pengamatan ini, telah diperiksa
Priok pada kecamatan yang sama yang
sebanyak 172 rumah dari Kelurahan
meliputi RT 05, 06,09,10,11 dan 13.Di lokasi
Papanggo Kecamatan Tanjung Priok dan 31
pembanding ini, keperluan air sehari-hari
rumah dari Kelurahan Tanjung Priok pada
penduduk menggunakan air yang bersumber
kecamatan yang sama sebagai pembanding.
dari tanah, hujan dan air olahan.
Berdasarkan wawancara dan pengamatan,
Data tempat perindukan Ae.aegypti seluruh warga yang bertempat tinggal di
diperoleh dengan cara survei jentik secara Kelurahan Papanggo menggunakan air olahan
single larva dan secara visual. Tempat untuk keperluan masak, mencuci, dan mandi.
perindukan yang berupa TPA rumah tangga Kecuali hanya 2 (dua) rumah, ternyata semua
yang berisi air diperiksa positif tidaknya rumah yang dikunjungi memiliki TPA rumah
mengandung jentik/pupa dengan mengguna- tangga. Pengamatan lingkungan teru-tama
kan alat bantu berupa lampu senter (Flash yang menyangkut pembuangan sampah
light), sekaligus dicatat tentang jenis dan rumah tangga dapat dijelaskan bahwa hampir
bahan dasar TPA. Sebagian jentik yang seluruh penduduk mempunyai cara pembu-
diperoleh dengan cara single larva tersebut, angan yang sama. Penduduk mengumpulkan
dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. sampah dengan kantong plastik kemudian
Studi ini dilakukan dengan metode standar diletakkan di depan rumah. Sampah-sampah
dan memakan waktu 2 bulan, yaitu pada tersebut dikumpulkan oleh petugas. Namun
bulan Agustus dan September 2001. sangat disayangkan, karena tempat pem-
Untuk menyamakan pengertian tentang buangan akhir sampah tersebut membaur/ di
istilah dalam studi ini, maka dibuat batasan- sekitar dengan pemukiman .
batasan nya.Drum adalah suatu tempat yang
berukuran besar, sebagaimana drum yang Bahan dasar TPA
dikenal selama ini tanpa melihat bahan Sebagian besar (45,6%) TPA yang
dasarnya bisa dari logam, plastik, dan logam ditemukan di daerah studi terbuat dari bahan
yang telah dilapisi semen.Sedangkan yang dasar plastik. Tabel 1 berikut ini menggam-
dimaksud ember disini adalah ember yang barkan secara rinci persentase bahan dasar
terbuat dari plastik serta isinya mudah TPA. Dari Tabel 1, terlihat bahwa jentik Ae.
dituang. Yang dimaksud bak mandi adalah aegypti paling banyak menempati TPA
tempat air yang disediakan untuk mandi, TPA yang terbuat dari logam (45,2%), tanah
jenis ini bahan dasarnya biasanya dari semen (37,5%), semen (20,9%) dari plastik
atau keramik. Sementara yang dimaksud (12,3%), dan yang terkecil adalah TPA yang
dengan tempayan pada studi ini adalah terbuat dari keramik (5%).
penampungan air yang terbuat dari tanah (
Bhs.Jawa : gentong, padasan).
Dengan cara single larva methode se-
bagaimana disebutkan di atas dapat diketahui
berbagai angka jentik sebagai berikut (Chan,
1985 :

Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan,


Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan
Pengamatan Tempat Perindukan …(M. Hasyimi dan M. Soekirno)

Tabel 1. Hasil Survei TPA rumah tangga berdasarkan bahan dasar di RW 05


Kelurahan Papanggo Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara .

Plastik Semen Tanah Keramik Logam Jumlah


RT
jml + (% ) jml + (% ) jml + (% ) jml + (% ) jml + (% ) jml + (% )
01 34 5(11,4) 21 4(19,0) 9 3(33,3) 4 - 8 5(62,5) 76 17(19,7)
02 24 1(4,2) 16 4(25,0) - - 6 - 11 4(36,4) 59 9(15,2)
03 11 4(36,4) 4 1(25,0) - - 1 - - - 16 5(31,2)
04 13 3(23,1) 5 1(25,0) - - 13 - 3 - 34 4(11,8)
05 28 3(10,7) 11 1(9,1) 1 1(100,0) 2 1(50,0) 10 6(60,0) 52 12(23,1)
07 7 2(28,6) 3 1(33,3) 1 - 6 - - - 17 3(17,6)
08 1 - 7 1(14,2) 1 6 1(16,7) - - 15 2(13,3)
09 5 1(20,0) 7 1(14,2) - - - - 2 2(100) 14 4(28,6)
11 20 - 11 3(27,3) 2 1(50,0) 4 - 2 1(50,0) 39 5(12,8)
Jml 154 19(12,3) 86 18(20,9) 14 5(35,7) 40 2(5) 42 19(45,2) 338 4(18,9)

Keterangan :
jml = Jumlah TPA rumah tangga yang diperiksa .
+ = Jumlah TPA rumah tangga positif ditemukan jentik / kepompong vektor DBD .

Tabel 2. Hasil studi TPA rumah tangga berdasarkan jenisnya yang diamati di
wilayah RW 05 Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok Jakarta Utara.

Drum Ember Bak mandi Tempayan Jml. seluruhnya


RT jml + (%) jml + (%) jml + (%) jml + (%) + (%)
jml
01 18 5(27,7) 27 3(11,1) 21 5(23,8) 6 4(66,6) 76 11(14,5)
02 19 5(26,3) 16 - 25 4(16,0) - - 59 9(15,2)
03 7 4(57,1) 3 - 5 1(20,0) - - 15 5(33,3)
04 11 3(27,3) 7 - 16 2(12,5) - - 34 5(14,7)
05 15 7(46,7) 22 2(9,1) 17 3(17,6) 1 1(100,0) 57 13(22,8)
07 5 2(40,0) 2 - 8 1(12,5) 1 16 3(18,7)
08 6 1(16,7) 1 - 8 1(12,5) - 16 1(82,0)
09 5 3(60,0) 2 - 7 1(14,3) - - 14 4(28,6)
11 9 1(11,1) 13 - 15 5(33,3) 1 1(100,0) 38 7(18,4)
Jml 95 31(32,6) 93 5(5,4) 122 23(18,8) 9 6( 66,7) 325 58(17,8)

Keterangan :
jml : Jumlah TPA rumah tangga yang diperiksa
+ : Jumlah TPA rumah tangga positif ditemukan jentik/pupa Ae.aegypti.

Jenis TPA Sedangkan persentase jentik Aedes paling


banyak ditemukan pada tempayan (66,7%),
kemudian drum(32,6%), bak mandi sebesar
Jenis-jenis TPA rumah tangga yang 18,8 % dan ember (5,4%).
ditemukan dalam penelitian ini meliputi Sedangkan di daerah pembanding
drum, ember, bak mandi dan tempayan. Hasil
kondisinya berbeda. TPA paling banyak yang
studi tentang jenis-jenis TPA secara rinci
di pergunakan adalah drum, menyusul
disajikan pada Tabel 2. kemudian tempayan, dan bak mandi. TPA
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa yang paling banyak ditemukan jentik Aedes
TPA rumah tangga yang paling banyak adalah bak mandi (65,4%), kemudian
ditemukan di daerah studi adalah jenis bak tempayan (42,8 %) dan drum (38,0%). Untuk
mandi (122), kemudian diikuti drum (95), lebih jelasnya keterangan tentang penggu-
ember (93) dan paling sedikit tempa-yan(9). naan TPA dapat dilihat pada Tabel 3 berikut
ini.
*
Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan 39
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 37-42

Tabel 3. Proporsi TPA rumah tangga yang ditemukan jentik Aedes berdasarkan Jenis TPA di
RW 04 Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara
(Pembanding).

Drum Bak mandi Tempayan Jumlah


No RT + (%) + (%) + (%) + (%)
jml jml jml jml
1. 05 28 6 (21,4) 7 5(71,4) 9 5(55,5) 44 16(36,4)
2. 06 4 3(75,0) 1 1(100,0) 2 1(50,0) 7 5(71,4)
3. 09 32 16(50,0) 10 5(50,0) 9 3(33,3) 51 24(47,0)
4. 10 9 6(66,7) 2 1(50,0) 4 3(75,0) 15 10(66,7)
5. 11 12 10(83,3) 1 1(100,0) 4 1(25,0) 17 12(70,6)
6. 13 24 13(54,2) 6 4(66,6) 6 1(16,6) 36 18(50,0)
Jumlah 113 43(38,0) 35 17(65,4) 35 14(40,0) 170 85(50,0)

Keterangan :
jml : Jumlah TPA rumah tangga yang diperiksa
+ : Jumlah TPA rumah tangga positif ditemukan jentik / pupa Ae.aegypti.

Tabel 4. Angka jentik (Larva index) di RW 05 Kelurahan Papanggo,


Tanjung Priok Jakarta Utara (Agustus 2001).

No. RT CI (% ) HI (%) BI
1. 01 19,7 27,0 45,9
2. 02 15,2 21,4 32,1
3. 03 31,2 30,0 50,0
4. 04 11,8 15,8 21,0
5. 05 23,1 30,0 40,0
6. 07 17,6 33,3 33,2
7. 08 13,3 22,2 22,2
8. 09 12,8 40,0 50,0
9. 11 28,6 29,0 23,5
Rata rata 17,9 27,3 33,7

Keterangan :
CI adalah jumlah TPA positif jentik /pupa per jumlah kontainer yang diperiksa kali seratus persen.
HI adalah jumlah rumah positif jentik/ pupa per jumlah rumah yang diperiksa kali seratus persen.
BI adalah jumlah TPA positif jentik / pupa per jumlah rumah yang diperiksa kali seratus .

Angka jentik. mempunyai risiko penularan penyakit DBD


yang tergolong tinggi (angka bebas jentik,
Angka jentik ditunjukkan dengan
ABJ < 95). Sementara itu di daerah
Container Index (CI), House Index (HI) dan
pembanding nilai CI= 55%, HI 100% dan BI
Breteau Index (BI). Angka jentik yang me-
319,3 seperti dalam Tabel 5. Dilihat dari
rupakan hasil studi ini dirinci dalam Tabel 4
angka jentiknya maka lokasi pembanding ini
berikut ini.
mempunyai risiko penularan DBD lebih
Dari data yang ada pada Tabel 4 tinggi dibanding lokasi penelitian itu sendiri.
dapat diketahui bahwa nilai rata-rata CI
adalah 17,9%; HI 27,3% dan BI 33,7. Berarti
di lokasi pengamatan ini dapat dikatagorikan

Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan,


Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 37-42

Tabel 5. Angka jentik Aedes di RW 04 Kelurahan Tanjung Priok,


Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

No. RT CI (%) HI(%) BI


1. 05 58,1 100,0 416,6
2. 06 85,7 100,0 200,0
3. 09 36,8 100,0 350,0
4. 10 80,0 100,0 300,0
5. 11 70,5 100,0 400,0
6. 13 50,0 100,0 225,0
Rata-rata 55,0 100,0 319,3

Dari data pada Tabel 4 dan 5 ini menjadi dewasa, mengingat ketiganya terma-
menunjukkan bahwa apabila dilihat dari suk TPA yang berukuran besar yang sulit
aspek vektor maka seluruh wilayah Keca- untuk mengganti airnya (Fock DA, 1997).Di
matan Tanjung Priok mempunyai risiko daerah dimana air sumurnya asin atau dengan
penularan penyakit DBD cukup tinggi persediaan air minum tidak tentu, penduduk
disebabkan kepadatan vektornya yang tinggi. menyimpan air hujan di dalam drum yang
dapat berisi 200 liter air. Maka banyak
nyamuk yang berterbangan berasal dari drum
PEMBAHASAN
itu yang mengindikasikan banyaknya larva
Pernah dilaporkan oleh Chan et al pada drum tersebut yang berhasil menjadi
(1971) bahwa di daerah perkotaan habitat dewasa. Keberhasilan ini didukung oleh
nyamuk Ae. aegypti dan Ae.albopictus sangat karena ukuran drum yang cukup besar dan
bervariasi , tetapi 90 % adalah wadah-wadah air yang berada di dalamnya cukup lama (Lee
buatan manusia. Hasil pengamatan ini HL,1991).
menunjukkan bahwa jentik Ae.aegypti paling
Sedangkan di daerah pembanding
banyak menempati TPA yang terbuat dari
kondisinya berbeda, TPA yang paling banyak
logam (45,2%) sedang yang paling sedikit
ditemukan jentik Aedes adalah bak mandi
yang terbuat dari keramik (5%).Banyak
(65,4%), tempayan (42,8%) dan drum
sedikitnya ditemukan Ae. aegpti ini kemung-
(38,0%).
kinan ada hubungannya dengan makanan
larva yang tersedia, karena kesediaan makan- Dari data Tabel 4 dapat dietahui bahwa
an rupanya berkaitan dengan bahan dasar nilai rata-rata CI adalah 18,9%; HI 27,3% dan
TPA. Menurut hasil penelitian Sungkar, BI 37,2. Berarti di lokasi ini dapat
(1994) ditemukan angka kematian terendah dikatagorikan mempunyai risiko penularan
dalam TPA semen dan kematian tertinggi tinggi. Sementara itu di daerah pembanding
terdapat dalam TPA keramik.Hal ini terjadi, diperoleh angka jentik rata-rata CI 55,5%; HI
mungkin disebabkan mikroorganisme yang 100,0 dan BI 319,3. Penelitian terdahulu
menjadi makanan larva lebih mudah tumbuh (Hasyimi, 1994 dan Hasyimi, 1995) yang
pada dinding TPA yang kasar seperti semen dilakukan di Kelurahan Koja Selatan Jakarta
dan lebih sulit tumbuh pada TPA yang licin Utara memberikan gambaran angka jentik
seperti keramik. Sebagai perbandingan, se- relatif sama. Survai jentik itu dilakukan pada
buah penelitian yang dilakukan di Pontianak bulan Juni 1993-Maret 1994 menunjukkan
menunjukkan drum yang terbuat dari kayu nilai HI antara 17,3% sampai 38,5%. Pada
paling tinggi ditemukan sebagai tempat tahun berikutnya, pada bulan dan tempat
perindukan Ae. aegypti (Suroso et.al, 1986). yang sama, survei jentik memberikan hasil
nilai antara 24,04% sampai 38,4%.
Hasil pengamatan tentang jenis jenis
TPA menunjukkan bahwa persentase jentik Dapat dikatakan bahwa angka jentik di
Aedes paling banyak ditemukan pada lokasi studi lebih rendah dibandingkan daerah
tempayan (66,7%), kemudian drum (32,6%) pembanding. Hal ini dimungkinkan karena :
dan bak mandi sebesar 18,8%. Ketiga jenis Pertama, di lokasi pengamatan mempunyai
TPA ini, menurut Fock DA, termasuk jenis persediaan air yang lebih baik/cukup,
yang banyak memfasilitasi jentik Ae. aegypti sanitasinya lebih baik sehingga angka jentik

Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan,


Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004 : 37-42

rendah. Sebagai contoh, kota-kota di Spanyol Fock DA and DD. Cladee., 1997,. Pupal Survey an
yang letaknya dekat dengan pelabuhan laut, epidemiologically signifi-cant surveillance
method for Ae. aegypti : an example using
persediaan airnya terjamin, sanitasinya lebih data from Trinidad. Am.J. Trop. Med.Hyg.
baik dengan demikian kontainer yang 56:159-167.
terinfeksi jentik Aedes berkurang sehingga Harwood, R.F and M.T. James 1979. Entomology and
nyamuk Ae.aegypti sedikit (Focks, 1997). Human and Animal Health. 4th ed. Mac
Millan Publishing Co. Inc,New York .
Kedua, di daerah pembanding penduduk Hal.169.
lebih banyak menampung air selain air Hasyimi, M,. N. Sushanti Idris dan Supratman
olahan. Seandainya air yang ditampung ter- Sukowati., 1995, Laporan Penelitian Studi
sebut adalah air hujan, maka akan lebih baik Fluktuasi Populasi dan Longivitas Vektor
untuk perindukan Ae. aegypti di bandingkan DHF, Aedes aegypti di Jakarta (Un published)
31 hal .
air yang berasal dari sumber lain (Suroso, Hasyimi, M., Marjan Soekirno., 1994, Laporan
1986). Penelitian Studi Fluktuasi Populasi dan
Longivitas Vektor DHF, Aedes aegypti di
Namun kenyataannya jumlah kasus Jakarta (Un published).29 hal.
DBD di Jakarta Utara tidak lebih banyak Lee HL., 1991, A nation wide resurvey of the factors
apabila dibandingkan dengan di Jakarta Pusat affecting the breeding places of Aedes aegypti
yang kepadatan vektornya lebih rendah and Aedes albopictus in urban town of
penisular Malaysia . tropical Biomedicine. 8:
(Hasyimi, dkk, 1994 dan 1995). 185-9
Sukowati .S, Vektor DBD. Training workshop of
diagnostic virology. Badan litbang Kesehatan,
KESIMPULAN Dep.Kes. RI, 1990.
Dari hasil pengamatan yang telah Sungkar, S., 1994, Pengaruh Jenis Tempat
Penampungan Air Terhadap kepadatan dan
diuraikan di atas dapat ditarik simpulan Perkembangan Larva Aedes aegypti . majl.
bahwa TPA rumah tangga yang paling Kedok. Ind. 44(4):217-223.
banyak dipergunakan di daerah pengamatan Surtess,G., 1970, Mosquito breeding in the Kuching
adalah yang terbuat dari bahan dasar plastik . area, Serawak with special reference to the
Epidemiology of Dengue fever. J. Med. Ent.
Sedangkan yang paling banyak ditemukan 7 (2).
jentik /pupa Ae .aegypti adalah TPA rumah Suwasono, H dan S. Nalim., 1988, Korelasi antara
tangga yang berasal dari bahan dasar logam. evaluasi kepadatan Aedes aegypti (L) dengan
TPA rumah tangga yang paling banyak ovitrap terhadap kasus demam berdarah di
ditemukan jentik /pupa Ae. aegypti adalah Jakarta. Seminar Parasitologi Nasional V.
Bogor, 1988.
TPA jenis tempayan. Suroso, Thomas, Abdul Kadir , Pranoto, Ali Izhar,
Gunawan, Fattah Noor, Bahtiar and
SARAN Yusuf., 1986, Knowledge –Attitute-Practice
of the community in prevention of DHF in
Masyarakat yang menampung air Pontianak, Indonesia. Dengue letter vol. 12.
sebaiknya menggunakan TPA yang mudah Tan., BT and BT. Teo., 1998,. Modus Operandi Aedes
dikuras dan terbuat dari bahan dasar yang Surveillance and Control. Dalam Dengue in
Singapure. Published Institute of Environ-
mempunyai resiko terkecil untuk terinfeksi mental Epidemiology. Ministry of the
jentik Ae. aegypti. Masyarakat memper- Environment Singapure.
hatikan cara-cara penampungan air yang WHO., 2000, Pencegahan dan Penanggulangan
benar antara lain dengan menutupnya dan Penyakit Demam Berdarah dan Demam
jauh dari tempat pembuangan akhir sampah. Berdarah Dengue. Terjm. WHO Regional
Publication SEARO No.29. WHO dan
Dep.Kes. RI. Hal.53.
DAFTAR PUSTAKA
Chan, K,L., B.C.Ho and Y.C. Chan., 1971, Aedes
aegypti (L) and Ae. albopictus (Skuse) in
Singapore city. 2 larval habitat.Bull.Wld.
Health.Org. 44; 629-633.
Chan, K.I. 1985. Singapore’s Dengue Haemorrhagic
Fever Control Programme : A case on study
on the Successful Control of Aedes aegypti
and Aedes albopictus using Mainly
Enviromental Measures as a part of
integrated vector control . South east Asian
Medical Information Center , Tokyo.

Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan,


Badan Penelitan dan Pengembangan Kesehatan

You might also like

  • Nomor Bahan
    Nomor Bahan
    Document1 page
    Nomor Bahan
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Lembaran Persetujuan
    Lembaran Persetujuan
    Document1 page
    Lembaran Persetujuan
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Survey Nyamuk PDF
    Survey Nyamuk PDF
    Document5 pages
    Survey Nyamuk PDF
    Budirman
    No ratings yet
  • Bahan 2
    Bahan 2
    Document6 pages
    Bahan 2
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Document2 pages
    Kata Pengantar
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Bab 4
    Bab 4
    Document6 pages
    Bab 4
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Document2 pages
    Daftar Isi
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Lembaran Pengesahan
    Lembaran Pengesahan
    Document1 page
    Lembaran Pengesahan
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Bahan 3
    Bahan 3
    Document5 pages
    Bahan 3
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Bahan 2
    Bahan 2
    Document6 pages
    Bahan 2
    dewi sartika
    No ratings yet
  • 09 - Bab 2
    09 - Bab 2
    Document13 pages
    09 - Bab 2
    dewi sartika
    No ratings yet
  • 10 - Bab 3
    10 - Bab 3
    Document3 pages
    10 - Bab 3
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Survey Nyamuk PDF
    Survey Nyamuk PDF
    Document5 pages
    Survey Nyamuk PDF
    Budirman
    No ratings yet
  • 01 Cover
    01 Cover
    Document1 page
    01 Cover
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Bahan 2
    Bahan 2
    Document6 pages
    Bahan 2
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Bab 4
    Bab 4
    Document6 pages
    Bab 4
    dewi sartika
    No ratings yet
  • Bahan 3
    Bahan 3
    Document5 pages
    Bahan 3
    dewi sartika
    No ratings yet
  • 09 - Bab 2
    09 - Bab 2
    Document13 pages
    09 - Bab 2
    dewi sartika
    No ratings yet
  • 10 - Bab 3
    10 - Bab 3
    Document3 pages
    10 - Bab 3
    dewi sartika
    No ratings yet
  • 08 - Bab 1
    08 - Bab 1
    Document4 pages
    08 - Bab 1
    dewi sartika
    No ratings yet
  • 01 Cover
    01 Cover
    Document1 page
    01 Cover
    dewi sartika
    No ratings yet