Professional Documents
Culture Documents
Abstract. An observation of Aedes aegypti breeding places in domestic pipe waters container provided by
PAM ( Water supply company ) customer regency was carried out . The area observation in RW ( a hamlet)
05 kelurahan Papanggo Tanjung priuk North Jakarta. As a control area, RW 04 kelurahan Tanjung Priok in
the same district was selected. The observation was conducted on Agust – September 2001. The result
showed that Aedes aegypti larvae were found mostly in clay water container or tempayan ( 66,7 %). The
house index (HI) rate is 27,3 %. In the control area the larvae were found predominantly in bath cistern (
65,4 %) and HI rate is 100%. So in the study area HI rate is lower than in the control area.
Keywords : Aedes aegypti, breeding places, domestic container, house index
sehingga diharapkan dapat mengurangi atau 1. Angka kontainer atau Container index (CI)
menghindari terjadinya transmisi virus. merupakan persentase TPA/kontainer yang
positif didapati adanya jentik Aedes.
2. Angka rumah atau House index (HI)
BAHAN DAN CARA KERJA merupakan persentase rumah yang positif
Pengamatan dilakukan di wilayah RW didapati adanya jentik.
05 Kelurahan Papanggo Kecamatan Tanjung 3. Angka breteau atau Breteau index (BI)
Priok Jakarta Utara, yang meliputi RT merupakan jumlah TPA/kontainer yang
01,02,03,04,05,07,08,09 dan 11. Penduduk- positif didapati adanya jentik atau pupa
nya hanya menggunakan air olahan dari dalam 100 rumah.
PDAM untuk keperluan sehari-harinya. Se-
bagai pembanding, dilakukan pula penga- HASIL
matan di wilayah RW 04 Kelurahan Tanjung
Pada pengamatan ini, telah diperiksa
Priok pada kecamatan yang sama yang
sebanyak 172 rumah dari Kelurahan
meliputi RT 05, 06,09,10,11 dan 13.Di lokasi
Papanggo Kecamatan Tanjung Priok dan 31
pembanding ini, keperluan air sehari-hari
rumah dari Kelurahan Tanjung Priok pada
penduduk menggunakan air yang bersumber
kecamatan yang sama sebagai pembanding.
dari tanah, hujan dan air olahan.
Berdasarkan wawancara dan pengamatan,
Data tempat perindukan Ae.aegypti seluruh warga yang bertempat tinggal di
diperoleh dengan cara survei jentik secara Kelurahan Papanggo menggunakan air olahan
single larva dan secara visual. Tempat untuk keperluan masak, mencuci, dan mandi.
perindukan yang berupa TPA rumah tangga Kecuali hanya 2 (dua) rumah, ternyata semua
yang berisi air diperiksa positif tidaknya rumah yang dikunjungi memiliki TPA rumah
mengandung jentik/pupa dengan mengguna- tangga. Pengamatan lingkungan teru-tama
kan alat bantu berupa lampu senter (Flash yang menyangkut pembuangan sampah
light), sekaligus dicatat tentang jenis dan rumah tangga dapat dijelaskan bahwa hampir
bahan dasar TPA. Sebagian jentik yang seluruh penduduk mempunyai cara pembu-
diperoleh dengan cara single larva tersebut, angan yang sama. Penduduk mengumpulkan
dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. sampah dengan kantong plastik kemudian
Studi ini dilakukan dengan metode standar diletakkan di depan rumah. Sampah-sampah
dan memakan waktu 2 bulan, yaitu pada tersebut dikumpulkan oleh petugas. Namun
bulan Agustus dan September 2001. sangat disayangkan, karena tempat pem-
Untuk menyamakan pengertian tentang buangan akhir sampah tersebut membaur/ di
istilah dalam studi ini, maka dibuat batasan- sekitar dengan pemukiman .
batasan nya.Drum adalah suatu tempat yang
berukuran besar, sebagaimana drum yang Bahan dasar TPA
dikenal selama ini tanpa melihat bahan Sebagian besar (45,6%) TPA yang
dasarnya bisa dari logam, plastik, dan logam ditemukan di daerah studi terbuat dari bahan
yang telah dilapisi semen.Sedangkan yang dasar plastik. Tabel 1 berikut ini menggam-
dimaksud ember disini adalah ember yang barkan secara rinci persentase bahan dasar
terbuat dari plastik serta isinya mudah TPA. Dari Tabel 1, terlihat bahwa jentik Ae.
dituang. Yang dimaksud bak mandi adalah aegypti paling banyak menempati TPA
tempat air yang disediakan untuk mandi, TPA yang terbuat dari logam (45,2%), tanah
jenis ini bahan dasarnya biasanya dari semen (37,5%), semen (20,9%) dari plastik
atau keramik. Sementara yang dimaksud (12,3%), dan yang terkecil adalah TPA yang
dengan tempayan pada studi ini adalah terbuat dari keramik (5%).
penampungan air yang terbuat dari tanah (
Bhs.Jawa : gentong, padasan).
Dengan cara single larva methode se-
bagaimana disebutkan di atas dapat diketahui
berbagai angka jentik sebagai berikut (Chan,
1985 :
Keterangan :
jml = Jumlah TPA rumah tangga yang diperiksa .
+ = Jumlah TPA rumah tangga positif ditemukan jentik / kepompong vektor DBD .
Tabel 2. Hasil studi TPA rumah tangga berdasarkan jenisnya yang diamati di
wilayah RW 05 Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok Jakarta Utara.
Keterangan :
jml : Jumlah TPA rumah tangga yang diperiksa
+ : Jumlah TPA rumah tangga positif ditemukan jentik/pupa Ae.aegypti.
Tabel 3. Proporsi TPA rumah tangga yang ditemukan jentik Aedes berdasarkan Jenis TPA di
RW 04 Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara
(Pembanding).
Keterangan :
jml : Jumlah TPA rumah tangga yang diperiksa
+ : Jumlah TPA rumah tangga positif ditemukan jentik / pupa Ae.aegypti.
No. RT CI (% ) HI (%) BI
1. 01 19,7 27,0 45,9
2. 02 15,2 21,4 32,1
3. 03 31,2 30,0 50,0
4. 04 11,8 15,8 21,0
5. 05 23,1 30,0 40,0
6. 07 17,6 33,3 33,2
7. 08 13,3 22,2 22,2
8. 09 12,8 40,0 50,0
9. 11 28,6 29,0 23,5
Rata rata 17,9 27,3 33,7
Keterangan :
CI adalah jumlah TPA positif jentik /pupa per jumlah kontainer yang diperiksa kali seratus persen.
HI adalah jumlah rumah positif jentik/ pupa per jumlah rumah yang diperiksa kali seratus persen.
BI adalah jumlah TPA positif jentik / pupa per jumlah rumah yang diperiksa kali seratus .
Dari data pada Tabel 4 dan 5 ini menjadi dewasa, mengingat ketiganya terma-
menunjukkan bahwa apabila dilihat dari suk TPA yang berukuran besar yang sulit
aspek vektor maka seluruh wilayah Keca- untuk mengganti airnya (Fock DA, 1997).Di
matan Tanjung Priok mempunyai risiko daerah dimana air sumurnya asin atau dengan
penularan penyakit DBD cukup tinggi persediaan air minum tidak tentu, penduduk
disebabkan kepadatan vektornya yang tinggi. menyimpan air hujan di dalam drum yang
dapat berisi 200 liter air. Maka banyak
nyamuk yang berterbangan berasal dari drum
PEMBAHASAN
itu yang mengindikasikan banyaknya larva
Pernah dilaporkan oleh Chan et al pada drum tersebut yang berhasil menjadi
(1971) bahwa di daerah perkotaan habitat dewasa. Keberhasilan ini didukung oleh
nyamuk Ae. aegypti dan Ae.albopictus sangat karena ukuran drum yang cukup besar dan
bervariasi , tetapi 90 % adalah wadah-wadah air yang berada di dalamnya cukup lama (Lee
buatan manusia. Hasil pengamatan ini HL,1991).
menunjukkan bahwa jentik Ae.aegypti paling
Sedangkan di daerah pembanding
banyak menempati TPA yang terbuat dari
kondisinya berbeda, TPA yang paling banyak
logam (45,2%) sedang yang paling sedikit
ditemukan jentik Aedes adalah bak mandi
yang terbuat dari keramik (5%).Banyak
(65,4%), tempayan (42,8%) dan drum
sedikitnya ditemukan Ae. aegpti ini kemung-
(38,0%).
kinan ada hubungannya dengan makanan
larva yang tersedia, karena kesediaan makan- Dari data Tabel 4 dapat dietahui bahwa
an rupanya berkaitan dengan bahan dasar nilai rata-rata CI adalah 18,9%; HI 27,3% dan
TPA. Menurut hasil penelitian Sungkar, BI 37,2. Berarti di lokasi ini dapat
(1994) ditemukan angka kematian terendah dikatagorikan mempunyai risiko penularan
dalam TPA semen dan kematian tertinggi tinggi. Sementara itu di daerah pembanding
terdapat dalam TPA keramik.Hal ini terjadi, diperoleh angka jentik rata-rata CI 55,5%; HI
mungkin disebabkan mikroorganisme yang 100,0 dan BI 319,3. Penelitian terdahulu
menjadi makanan larva lebih mudah tumbuh (Hasyimi, 1994 dan Hasyimi, 1995) yang
pada dinding TPA yang kasar seperti semen dilakukan di Kelurahan Koja Selatan Jakarta
dan lebih sulit tumbuh pada TPA yang licin Utara memberikan gambaran angka jentik
seperti keramik. Sebagai perbandingan, se- relatif sama. Survai jentik itu dilakukan pada
buah penelitian yang dilakukan di Pontianak bulan Juni 1993-Maret 1994 menunjukkan
menunjukkan drum yang terbuat dari kayu nilai HI antara 17,3% sampai 38,5%. Pada
paling tinggi ditemukan sebagai tempat tahun berikutnya, pada bulan dan tempat
perindukan Ae. aegypti (Suroso et.al, 1986). yang sama, survei jentik memberikan hasil
nilai antara 24,04% sampai 38,4%.
Hasil pengamatan tentang jenis jenis
TPA menunjukkan bahwa persentase jentik Dapat dikatakan bahwa angka jentik di
Aedes paling banyak ditemukan pada lokasi studi lebih rendah dibandingkan daerah
tempayan (66,7%), kemudian drum (32,6%) pembanding. Hal ini dimungkinkan karena :
dan bak mandi sebesar 18,8%. Ketiga jenis Pertama, di lokasi pengamatan mempunyai
TPA ini, menurut Fock DA, termasuk jenis persediaan air yang lebih baik/cukup,
yang banyak memfasilitasi jentik Ae. aegypti sanitasinya lebih baik sehingga angka jentik
rendah. Sebagai contoh, kota-kota di Spanyol Fock DA and DD. Cladee., 1997,. Pupal Survey an
yang letaknya dekat dengan pelabuhan laut, epidemiologically signifi-cant surveillance
method for Ae. aegypti : an example using
persediaan airnya terjamin, sanitasinya lebih data from Trinidad. Am.J. Trop. Med.Hyg.
baik dengan demikian kontainer yang 56:159-167.
terinfeksi jentik Aedes berkurang sehingga Harwood, R.F and M.T. James 1979. Entomology and
nyamuk Ae.aegypti sedikit (Focks, 1997). Human and Animal Health. 4th ed. Mac
Millan Publishing Co. Inc,New York .
Kedua, di daerah pembanding penduduk Hal.169.
lebih banyak menampung air selain air Hasyimi, M,. N. Sushanti Idris dan Supratman
olahan. Seandainya air yang ditampung ter- Sukowati., 1995, Laporan Penelitian Studi
sebut adalah air hujan, maka akan lebih baik Fluktuasi Populasi dan Longivitas Vektor
untuk perindukan Ae. aegypti di bandingkan DHF, Aedes aegypti di Jakarta (Un published)
31 hal .
air yang berasal dari sumber lain (Suroso, Hasyimi, M., Marjan Soekirno., 1994, Laporan
1986). Penelitian Studi Fluktuasi Populasi dan
Longivitas Vektor DHF, Aedes aegypti di
Namun kenyataannya jumlah kasus Jakarta (Un published).29 hal.
DBD di Jakarta Utara tidak lebih banyak Lee HL., 1991, A nation wide resurvey of the factors
apabila dibandingkan dengan di Jakarta Pusat affecting the breeding places of Aedes aegypti
yang kepadatan vektornya lebih rendah and Aedes albopictus in urban town of
penisular Malaysia . tropical Biomedicine. 8:
(Hasyimi, dkk, 1994 dan 1995). 185-9
Sukowati .S, Vektor DBD. Training workshop of
diagnostic virology. Badan litbang Kesehatan,
KESIMPULAN Dep.Kes. RI, 1990.
Dari hasil pengamatan yang telah Sungkar, S., 1994, Pengaruh Jenis Tempat
Penampungan Air Terhadap kepadatan dan
diuraikan di atas dapat ditarik simpulan Perkembangan Larva Aedes aegypti . majl.
bahwa TPA rumah tangga yang paling Kedok. Ind. 44(4):217-223.
banyak dipergunakan di daerah pengamatan Surtess,G., 1970, Mosquito breeding in the Kuching
adalah yang terbuat dari bahan dasar plastik . area, Serawak with special reference to the
Epidemiology of Dengue fever. J. Med. Ent.
Sedangkan yang paling banyak ditemukan 7 (2).
jentik /pupa Ae .aegypti adalah TPA rumah Suwasono, H dan S. Nalim., 1988, Korelasi antara
tangga yang berasal dari bahan dasar logam. evaluasi kepadatan Aedes aegypti (L) dengan
TPA rumah tangga yang paling banyak ovitrap terhadap kasus demam berdarah di
ditemukan jentik /pupa Ae. aegypti adalah Jakarta. Seminar Parasitologi Nasional V.
Bogor, 1988.
TPA jenis tempayan. Suroso, Thomas, Abdul Kadir , Pranoto, Ali Izhar,
Gunawan, Fattah Noor, Bahtiar and
SARAN Yusuf., 1986, Knowledge –Attitute-Practice
of the community in prevention of DHF in
Masyarakat yang menampung air Pontianak, Indonesia. Dengue letter vol. 12.
sebaiknya menggunakan TPA yang mudah Tan., BT and BT. Teo., 1998,. Modus Operandi Aedes
dikuras dan terbuat dari bahan dasar yang Surveillance and Control. Dalam Dengue in
Singapure. Published Institute of Environ-
mempunyai resiko terkecil untuk terinfeksi mental Epidemiology. Ministry of the
jentik Ae. aegypti. Masyarakat memper- Environment Singapure.
hatikan cara-cara penampungan air yang WHO., 2000, Pencegahan dan Penanggulangan
benar antara lain dengan menutupnya dan Penyakit Demam Berdarah dan Demam
jauh dari tempat pembuangan akhir sampah. Berdarah Dengue. Terjm. WHO Regional
Publication SEARO No.29. WHO dan
Dep.Kes. RI. Hal.53.
DAFTAR PUSTAKA
Chan, K,L., B.C.Ho and Y.C. Chan., 1971, Aedes
aegypti (L) and Ae. albopictus (Skuse) in
Singapore city. 2 larval habitat.Bull.Wld.
Health.Org. 44; 629-633.
Chan, K.I. 1985. Singapore’s Dengue Haemorrhagic
Fever Control Programme : A case on study
on the Successful Control of Aedes aegypti
and Aedes albopictus using Mainly
Enviromental Measures as a part of
integrated vector control . South east Asian
Medical Information Center , Tokyo.