You are on page 1of 12

KEPUTUSAN

KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA


NOMOR: 048 TAHUN 2003
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR CABANG
GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,


Menimbang: 1. Bahwa Kwartir Cabang Gerakan Pramuka mengemban fungsi strategik dalam
Gerakan Pramuka yaitu sebagai Kwartir administrasi pangkal, Kwartir penggerak
perkembangan Gudep dan Kwartir tumpuan kegiatan kepramukaan di daerah.
2. Bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang memberikan porsi otonomi yang lebih besar pada
Pemerintah Kabupaten dan Kota, membawa dampak akan semakin pentingnya
fungsi yang diemban Kwartir Cabang.
3. Bahwa perlu menyempurnakan dan merumuskan kembali Organisasi dan Tata
Kerja Kwartir Cabang Gerakan Pramuka yang ditetapkan dengan Keputusan
Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 204 Tahun 1997.
Mengingat: 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
2. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 045 Tahun 2003
tentang Pokok-Pokok Pengorga-nisasian Gerakan Pramuka.

MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 204 Tahun
1997, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kwartir Cabang Gerakan Pramuka.
Kedua: Mengesahkan Organisasi dan Tata Kerja dan Struktur Organisasi Kwartir Cabang
Gerakan Pramuka sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga: Mewajibkan kepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka khususnya Kwartir Cabang
Gerakan Pramuka, untuk melaksanakan Keputusan ini.
Keempat: Memberikan tenggang waktu selama 1 (satu) tahun, terhitung mulai tanggal
disahkannya Keputusan ini kepada Kwartir Cabang Gerakan Pramuka, untuk
menyesuaikan dengan isi Keputusan ini.
Apabila terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan diadakan pembetulansebagaimana mestinya.
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di: Jakarta


Pada tanggal: April 2003
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

H.A. Rivai Harahap


LAMPIRAN KEPUTUSAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR: 048 TAHUN 2003
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I
PENDAHULUAN

Umum
Kwartir Cabang (Kwarcab) sebagai organisasi yang mewakili Gerakan Pramuka pada tingkat
Kabupaten/Kota, adalah kwartir yang langsung bertanggungjawab atas
pembinaan teknis dan administratif Gugusdepan (Gudep) Gerakan Pramuka.
Mengingat pentingnya fungsi Kwarcab, tuntutan dan perkembangan lingkungan, serta kondisi
geografis masing-masing Kwarcab yang sangat berbeda-beda satu sama lainnya,
maka penyusunan organisasi dan tata kerja Kwarcab perlu dijabarkan dengan
saksama dan jelas, agar dapat diperoleh fleksibilitas penyesuaian tanpa
meninggalkan prinsip-prinsip pengorganisasiannya..

Maksud dan Tujuan


Petunjuk ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai dasar dan pedoman dalam menyusun organisasi
dan tata kerja Kwarcab Gerakan Pramuka yang fleksibel, ramping dan inovatif,
dan bertujuan untuk lebih memberdayakan Kwarcab, dalam rangka meningkatkan
mutu penyelenggaraan kepramukaan di Indonesia.

Dasar
a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
b. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
c. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 045 Tahun 2003 tentang Pokok-
Pokok Pengorganisasian Gerakan Pramuka.
Tata Urut
Bab I Pendahuluan
Bab II Ketentuan Pokok
Bab III Fungis-fungsi
Bab IV Organisasi
Bab V Tata Kerja
Bab VI Penutup

BAB II
KETENTUAN POKOK

Umum
Dalam pengorganisasian Kwartir Cabang (Kwarcab) diperhatikan ketentuan pokok yang mendasari
penyusunannya, yaitu:
1. Jenjang Organisasi Kwartir Gerakan Pramuka
2. Jenjang Pembinaan Teknis Kepramukaan
3. Penyusunan Struktur Organisasi
4. Rentang Kendali
5. Dana dan Keuangan
6. Pembentukan Kwartir Cabang

Jenjang Organisasi Gerakan Pramuka


Organisasi Kwartir Gerakan Pramuka, dari tingkat Nasional sampai tingkat Kecamatan, mengikuti
struktur administrasi pemerintahan, yaitu:
a. pada tingkat nasional dibentuk Kwartir Nasional (Kwarnas);
b. pada tingkat provinsi dibentuk Kwartir Daerah (Kwarda);
c. pada tingkat kabupaten/kota dibentuk Kwartir Cabang (Kwarcab),
d. pada tingkat kecamatan dibentuk Kwartir Ranting (Kwarran).

Jenjang Pembinaan Teknis Kepramukaan


Dalam Gerakan Pramuka, pengelolaan Kwartir didesentralisasi sesuai struktur kewilayahan
sebagaimana tersebut di atas. Kwartir merupakan badan otonom yang
bertanggungjawab kepada Musyawarah tingkat masing-masing.
Namun demikian, mengingat kepramukaan adalah suatu sistem pendidikan yang memiliki tujuan,
prinsip-prinsip dan metode yang baku, maka pembinaan teknis kepramukaan
diselenggarakan secara berjenjang, yaitu:
a. Pada tingkat nasional, Kwarnas menetapkan kebijakan-kebijakan penyelenggaran
kepramukaan dan menyelenggarakan perencanaan strategik,
b. Pada tingkat provinsi, Kwarda menyelenggarakan pengendalian manajerial dan
mengkoordinasi implementasi kebijakan-kebijakan tersebut di wilayahnya, dengan
menyesuaikan pada kondisi daerahnya,
c. Pada tingkat kabupaten/kota, Kwarcab menyelenggarakan pengendalian operasional atas
penyelenggaraan kebijakan itu serta bertanggungjawab atas pembinaan gugusdepan (Gudep)
dan kegiatan kepramukaan dalam wilayahnya,
d, Pada tingkat kecamatan, Kwarran membantu Kwarcab dalam pembinaan Gudep dan Saka,
serta pengendalian operasional kegiatannya.

Penyusunan Struktur Organisasi


Struktur organisasi pada hakikatnya adalah pengelompokan fungsi-fungsinya, agar organisasi itu
dapat melaksanakan tugaspokoknya dengan efektif dan efisien.
Fungsi utama Kwarcab di seluruh Indonesia adalah sama, baku dan seragam. Namun demikian,
struktur organisasi masing-masing Kwarcab dapat berbeda berdasarkan situasi,
kondisi dan beban atau lingkup tugas dalam wilayah masing-masing.

Rentang Kendali
Dalam hal pembinaan Gudep, komunikasi tatap muka adalah sangat penting. Rentang kendali efektif
yang mementingkan komunikasi tatap muka, ditentukan oleh jumlah unsur
pembinaan yang harus dicakup dan kondisi komunikasi fisik di daerahnya.
Di Kwarcab yang lingkup tanggungjawabnya mencakup Gudep dalam jumlah besar dan situasi
penyebaran Gudepnya menimbulkan kendala komunikasi fisik, Kwarcab dibantu
oleh Kwarran-Kwarran.
Selain itu, di Kwarcab yang meliputi jumlah Gudep yang besar, dapat diangkat Andalan Cabang
Pembinaan Gudep (Ancab Gudep) yang bertugas khusus membantu Ka Kwarcab
dalam pembinaan Gudep. Rentang kendali seorang Ancab Gudep seyogianya
tidak melebihi 40 Gudep dengan daerah penyebaran yang layak dari segi praktis
dan ekonomis. Fungsi Ancab Gudep dapat dirangkap secara ex-officio oleh Ka
Kwarran.

Dana dan Keuangan


Biaya pengelolaan dan kegiatan Kwarcab pada hakikatnya menjadi tanggungjawab Kwarcab yang
dilakukan secara swadaya. Dengan bantuan Mabicab, Kwarcab berupaya untuk
mendapatkan dana yang diperlukan untuk pengelolaan Kwartir dan dukungan
penyelenggaraan program-programnya.
Sumber dana pembiayaan Kwarcab antara lain dari iuran Gudep, bantuan Mabicab dan sumber-
sumber lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Kwarcab bersama Mabicab perlu mengadakan usaha dana, baik untuk membentuk dana abadi,
maupun untuk mendukung sesuatu kegiatan. Dalam usaha dana harus tetap dijaga
martabat dan kemandirian Gerakan Pramuka.

Pembentukan Kwarcab
Apabila suatu wilayah provinsi berkembang dan terbentuk Kabupaten/Kota baru, maka dibentuk
Kwarcab baru, dengan persyaratan antara lain:
a. mempunyai alamat tetap sebagai kantor,
b. adanya pembina mahir minimal sebanyak 1/4 dari jumlah Gudep di wilayahnya,
c. adanya pelatih minimal sebanyak 5 orang di wilayahnya,
d. adanya Mabicab yang mampu dan bersedia untuk membantu Kwarcab tersebut.
Pembentukan Kwarcab baru serta pengurusnya ditetapkan oleh Musyawarah Cabang yang
diselenggarakan oleh pengurus Kwarcab lama, melalui suatu tim formatur untuk
masa bakti 5 (lima) tahun.
Apabila dalam jangka waktu 2 bulan terhitung sejak terbentuknya Kabupaten/Kota yang baru,
Kwarcab lama belum menyelenggarakan Musyawarah Cabang untuk membentuk
Kwarcab baru, maka pada bulan ke 3, Gudep–gugusdepan dan Kwartir Ranting-
Kwartir Ranting yang ada di wilayah tersebut dapat melaksanakan Musyawarah
Luar Biasa untuk membentuk Kwarcab baru.
Pengurus Kwarcab baru yang terpilih dapat melaksanakan program kerja atau rencana kerja Kwarcab
lama, dan pada masa baktinya menyampaikan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugasnya kepada Musyawarah Cabang.
Penomoran Kode Kwarcab baru diberikan oleh Kwartir Daerah sesuai dengan Sistem Penomoran
Kwatir dan Gudep yang ditetapkan oleh Kwarnas.
Pengurus Kwarcab lama melaporkan terbentuknya Kwarcab baru kepada Kwartir Daerah dengan
tembusan kepada Kwartir Nasional. Terbentuknya Kwarcab baru, diratifikasi
dalam Musyawarah Daerah (Musda) berikutnya..
BAB III
FUNGSI-FUNGSI

Fungsi-fungsi Utama
Fungsi-fungsi utama Kwarcab adalah sebagai berikut:
a. Penggerak dan tumpuan kegiatan kepramukaan, dalam arti memimpin dan membina kegiatan
Gerakan Pramuka di wilayah Kabupaten/Kota; serta menyeleng-garakan pengendalian
operasional terhadap kegiatan kepramukaan dan pelatihan orang dewasa dalam wilayahnya.
b. Pembina Gudep dalam wilayahnya, dalam arti mendorong dan memberi kemudahan
pembentukan Gudep, dengan tetap menjaga agar Gudep-terorganisasi dengan benar sesuai
ketentuan.
c. Pembina Anggota Dewasa dalam wilayahnya, khususnya pelatih dan pembina pramuka,
dalam arti memastikan dapat terpenuhinya kebutuhan pembina pramuka yang berkualifikasi
tepat dalam jumlah yang memadai.
d. Satuan Administrasi Pangkal dalam wilayahnya, dalam arti bertanggungjawab atas
penyelenggaraan Registrasi Gudep, pendataan jumlah anggota dan pembina pramuka serta
pelatih pembina, sertifikasi dan tanda penghargaan, maupun aset Gerakan Pramuka yang
berada dalam wilayah tanggungjawabnya.

Fungsi-Fungsi Teknis
a. Bertanggungjawab, agar Gudep yang terdaftar sebagai Gudep Gerakan Pramuka yang sah,
terorganisasi dan terpimpin dengan baik sesuai ketentuan dan memiliki pembina-pembina
yang cocok dalam jumlah yang memadai.
b. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelatihan pembina pramuka dan pembinaan
terhadap anggota dewasa yang diberi sertifikat Tanda Hak Bina (THB) atau Surat Hak Latih
(SHL) di wilayahnya.
c. Memberi petunjuk kepada pembina-pembina Gudep mengenai implementasi Prinsip Dasar
dan Metode kepramukaan, serta implementasi Program Kegiatan Peserta Didik (Youth
Programme) dengan melakukan kunjungan ke Gudep di wilayahnya.
d. Bertanggungjawab, agar penerapan pelatihan di Gudep untuk pemenuhan Syarat Kecakapan
Umum (SKU) dan peraihan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dilaksanakan dengan tepat,
agar pendidikan pramuka terlaksana dengan benar.
e. Melakukan pengawasan terhadap mereka yang memakai TKU/TKK dan menarik kembali
lencananya apabila ternyata bahwa keterampilannya tidak memenuhi persyaratan.
f. Menyelenggarakan registrasi Gudep, registrasi pembina dan pelatih pembina, administrasi
pengeluaran sertifikat THB dan SHL, jabatan kehormatan, kartu tanda anggota (KTA), tanda
penghargaan, dsb.
g. Pemberian izin berkemah kepada pembina dan peserta didik dari cabangnya, membantu dan
memberikan kemudahan serta menyelenggarakan pengawasan terhadap perkemahan dalam
wilayah cabangnya, baik dari cabang sendiri maupun dari luar cabangnya.
1. Penyelenggaraan Kedai Pramuka guna mendukung kegiatan pramuka dan memberikan
kemudahan kepada peserta didik memperoleh perlengkapan dan buku-buku kepramukaan
yang diperlukan.

Fungsi-Fungsi Organik
a. Memimpin dan mengelola Kwarcab;
b. Melaksanakan kegiatan dalam rangka menerapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, Program-program Rencana Strategik dan Rencana Kerja, serta Keputusan-
keputusan Munas, Musda dan Mucab;
c. Mengelola aset Kwarcab dan mendayagunakan untuk menghasilkan pendapatan bagi
Kwarcab;
d. Mengadakan dan memelihara hubungan dan kerjasama dengan Mabicab, instansi pemerintah,
swasta dan organisasi masyarakat;
e. Menyampaikan laporan kepada Kwartir Daerah dan tembusan kepada Kwartir Nasional
mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di wilayahnya;
f. Menyampaikan pertanggungjawaban Kwarcab kepada Musyawarah Cabang;
h. Membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada Rapat
Kerja Cabang (Rakercab);
i. Membina Hubungan Masyarakat dan memberikan pelayanan informasi kepada anggota
Pramuka di wilayahnya;
j. Mengembangkan dan mengelola keuangan termasuk pengelolaan iuran anggota di
wilayahnya.

BAB IV
ORGANISASI

Komposisi
Komposisi personel Kwarcab terdiri dari :
a. Andalan Cabang, dengan Ketua Andalan Cabang sebagai Ketua Kwarcab.
b. Anggota Dewasa, para pembina dan pelatih
c. Tenaga Staf Eksekutif Profesional
d. Karyawan.

Struktur
Stuktur Organisasi di tingkat Cabang terdiri atas
a. Pimpinan Kwartir
b. Unsur Pembantu Pimpinan
c. Staf Kwartir
d. Lembaga Pendidikan Cabang
e. Unit Pelayanan dan Usaha
1) Kedai Pramuka
2) Bumi Perkemahan
f. Dewan Kehormatan Cabang.
g. Kelembagaan Lain:
1) Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab)
2) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Pimpinan Kwartir
Pimpinan Kwarcab terdiri atas:
a. Ketua Kwarcab.
b. Andalan Cabang urusan Program Kegiatan Peserta Didik (Ancab Prodik).
c. Andalan Cabang urusan Pembinaan Anggota Dewasa (Ancab Binawasa).
d. Andalan Cabang urusan Administrasi dan Manajemen (Ancab Minjemen).
Selain itu, di Kwarcab yang lingkup tanggungjawabnya meliputi jumlah Gudep yang besar, dapat
diangkat Andalan Cabang Pembinaan Gudep (Ancab Gudep) yang bertugas
khusus membantu Ka Kwarcab dalam pembinaan Gudep. Fungsi Ancab Gudep
dapat dirangkap ex-officio oleh Ka Kwarran.

Staf Kwarcab
Staf Kwarcab dipimpin oleh Andalan Cabang Minjemen dan dibantu oleh Sekretaris Cabang, terdiri
dari 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Bagian Tata Usaha.
Kepala Bagian Tata Usaha bertanggungjawab atas penyeleng-garaan tata usaha, urusan dalam dan
administrasi keuangan Kwarcab.
b. Bagian Kegiatan
Kepala Bagian Kegiatan bertanggungjawab atas perencanaan dan pengendalian kegiatan peserta didik,
serta administrasi semua lencana, tanda jatidiri, tanda penghargaan, dan bertindak sebagai
koresponden Kedai Pramuka Pusat.
c. Bagian Registrasi.
Kepala Bagian Registrasi bertindak sebagai administrator, yang menyelenggarakan registrasi Gudep,
sensus anggota, administrasi seluruh pelatih dan orang dewasa yang telah dan belum memiliki Tanda
Hak Bina (THB) dan Surat Hak Latih (SHL).
Jumlah Bagian dapat dirampingkan dengan menggabungkan fungsi-fungsinya atau dapat
dikembangkan sesuai dengan beban kerjanya.

Lembaga Pendidikan Pramuka Cabang


Lembaga Pendidikan Pramuka Gerakan Pramuka di tingkat Cabang (Lemdikacab) adalah badan
pelaksana pelatihan anggota dewasa dalam wilayah Kwarcab.
Lemdikacab mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyelenggara dan pelaksana pendidikan dan pelatihan anggota dewasa;
b. pembinaan teknis tim pelatih dan anggota dewasa yang telah diberi sertifikat THB/SHL;
c. pembina perpustakaan;
Ketua Lemdikacab dipilih dari para Pelatih Pembina Pramuka pada Kwarcab, melalui musyawarah
pelatih yang diselenggarakan sebelum Musyawarah Cabang. Ketua Lemdikacab
terpilih sekaligus secara ex-officio merangkap menjadi Andalan Cabang urusan
Pembinaan Anggota Dewasa.
Pada hakikatnya organisasi Lemdikacab bersifat organisasi kerangka yaitu organisasi yang secara
harian ditangani oleh personel terbatas. Pada saat yang diperlukan Ketua
Lemdikacab dapat memobilisasi para pelatih, Andalan Cabang, Pelatih Konsultan
atau Pembantu Andalan Cabang di daerahnya untuk menyelenggarakan kursus,
seminar, lokakarya atau pertemuan pakar lainnya. Administrasi rutin Lemdikacab
bersandar pada Bagian Tata Usaha Kwarcab.
Organisasi dan Tata Kerja Lemdikacab diatur dengan Surat Keputusan tersendiri.

Dewan Kerja Cabang (DKC)


Dewan Kerja dalam Gerakan Pramuka adalah badan kelengkapan kwartir yang berfungsi sebagai
wahana kaderisasi kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam
membantu melaksanakan kegiatan.
Pada tingkat cabang, anggota Dewan Kerja Cabang dipilih oleh Musyawarah Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega Puteri Putera (Musppanitera Cabang), yang terdiri atas Ketua,
Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa anggota.
Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega terpilih seorang putera, maka
sebagai Wakil Ketua harus dipilih seorang puteri, atau sebaliknya.
Selama masa baktinya Dewan Kerja dapat melakukan mutasi anggota, pemberhentian anggota, dan
penggantian anggota antarwaktu.
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pendega di tingkat Cabang dilantik oleh Ketua
Kwarcab.
Ketua dan Wakil Ketua DKC adalah ex-officio Andalan Cabang.

Pimpinan Satuan Karya (Pinsaka)


Kelompok Pimpinan Satuan Karya dibentuk dalam hubungan adanya Satuan Karya di Kwarcab yang
bersangkutan. Ketua Pinsaka adalah Andalan Cabang yang mempunyai tugas dan
tanggungjawab:
a. membantu Kwarcab dalam menentukan kebijakan mengenai pemikiran, perencanaan dan
petunjuk teknis tentang kegiatan Satuan Karya yang dikoordinasikan oleh Andalan Cabang
Prodik; serta membantu Kwarcab melaksanakan pembinaan dan pengembangan Satuan
Karya;
b. melaksanakan program kegiatan Satuan Karya yang telah ditentukan oleh Kwarcab;
c. mengadakan hubungan dengan instansi atau badan lain yang berkaitan dengan Sakanya,
melalui Kwarcab;
d. memberi laporan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Saka kepada Kwarcab, dengan
tembusan kepada Kwartir Daerah dan pimpinan Saka jajaran di atasnya.

Unit Pelayanan dan Usaha


a. Kedai Pramuka Kwarcab
Kedai Pramuka adalah unsur penting yang
harus menyediakan segala keperluan untuk
mendukung kegiatan Pramuka, mulai dari
pakaian seragam, atribut-atribut dan
perlengkapan, sampai ke buku-buku
kepramukaan.
Di setiap Kwarcab hendaknya diadakan
kedai Pramuka, yang berafiliasi dengan
Kedai Kwartir Nasional di Pusat dalam
bentuk waralaba, dan menjual barang-barang
yang memenuhi standar atau mendapatkan
rekomendasi Gerakan Pramuka.
b. Bumi Perkemahan
Kwarcab hendaknya memiliki satu atau lebih
Bumi Perkemahan yang mendukung
kegiatan peserta didik dalam wilayahnya.
Selain itu, apabila Bumi Perkemahan itu
juga dibuka untuk umum, aset ini dapat
membiayai pemeliharaannya sendiri, atau
bahkan dapat memberikan dukungan
finansial kepada kegiatan kepramukaan
Kwarcab.
Dewan Kehormatan Cabang
Dewan Kehormatan Cabang dibentuk oleh Kwarcab, sebagai badan tetap yang menetapkan promosi
dan sanksi, dengan tugas:
a. Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang melanggar Kode Kehormatan
atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
b. Menilai sikap, perilaku dan jasa seseorang untuk mendapatkan tanda penghargaan.
Dewan Kehormatan beranggotakan 5 (lima) orang yang terdiri dari unsur-unsur yang diusahakan dari
Majelis Pembimbing Cabang dan Andalan Cabang.

Kelembagaan lain:
a. Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab)
Mabicab yang diketuai oleh tokoh
masyarakat, baik dari pemerintah maupun
swasta, memberi bimbingan dan bantuan
yang bersifat moral, organisatoris, materiel,
dan finansial kepada Kwarcab.
Mabicab membantu Kwarcab dalam
memenuhi kebutuhan fisiknya seperti:
tempat, usaha dana, bumi perkemahan,
materiel dan perlengkapan, serta bertindak
sebagai penghubung dengan pejabat-pejabat
daerah, BUMN/D, organisasi/tokoh
masyarakat dan sebagainya. Selain itu
Mabicab membantu dalam hal merekrut
anggota dewasa dan instruktur-instruktur
yang diperlukan Kwarcab.
b. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Keanggotaan Badan Pemeriksa Keuangan
Kwarcab, terdiri atas unsur Majelis
Pembimbing, unsur Gudep, unsur Andalan
sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

BAB V
TATA KERJA

Ketua Kwarcab
Ketua Kwarcab (Ka Kwarcab) merupakan wakil dari Gerakan Pramuka pada tingkat Kabupaten/Kota.
Ka Kwarcablah yang dihubungi Gudep untuk segala permasalahannya.
Registrasi Gudep dilaksanakan melalui Ka Kwarcab. Surat-surat sertifikat seperti
THB dan SHL, diserahkan oleh Ka Kwarcab. Pada pertemuan-pertemuan
pembina, Ka Kwarcab merupakan semangat penggerak yang menjadikan
pertemuan itu sukses. Demikian pula untuk pertemuan-pertemuan besar Pramuka
di wilayahnya. Bila pasukan merencanakan berkemah, Ka Kwarcab memberikan
perhatiannya dan menolong mereka dalam menemukan tempat atau membantu
dalam transportasi dan sebagainya.
Semakin dekat hubungan Gudep dengan Ka Kwarcab, semakin baik kegiatan kepramukaannya.
Kontak pribadi antara Andalan dan satuan-satuan adalah hal yang penting sekali
dalam Gerakan Pramuka. Ka Kwarcab harus selalu berhubungan dekat dengan
Gudep dan harus mudah dihubungi, untuk membicarakan masalah-masalah
Gudep dan membantu memecahkannya.
Ka Kwarcab diharapkan dapat mengunjungi Gudep, sekurang-kurangnya sekali setahun di
pangkalannya atau di perkemahannya. Walaupun waktunya terbatas, ia
menjenguk mereka, berbincang dan bercerita dan memberikan semangat kepada
mereka. Ia merupakan sahabat yang baik bagi anak-anak muda itu dan menolong
mereka dengan berbagai cara. Ia mengunjungi Gudep dalam perkemahannya,
berbagi rasa dalam kegembiraan mereka dan turut dalam api unggunnya.
Apabila Ka Kwarcab secara pribadi tidak dapat menyediakan waktunya, maka ia dapat
mewakilkannya kepada Andalan Cabang, seperti Andalan Cabang Prodik atau
Andalan Cabang Gudep atau Ka Kwarran.

Registrasi Gudep
Permohonan Registrasi Gudep diajukan oleh Pembina Gudep yang bersangkutan. Untuk Gudep baru,
permohonan diajukan oleh (calon) pemimpin atau pembinanya segera setelah
satuan pertama dari Gudep tersebut terbentuk, yaitu kepada Ka Kwarcab, baik
secara langsung atau melalui Ka Kwarran atau Andalan Cabang Pembinaan
Gudep.
Ka Kwarcab (bersama Ka Kwarran atau Andalan Cabang Pembinaan Gudep) harus memastikan
apakah layak dilakukan registrasi itu, apakah ada jaminan bahwa Gudep itu akan
terpimpin dengan wajar dan apakah akan tersedia pembina-pembina yang tepat
untuk Gudep itu.
Pendaftaran (registrasi) hanya berlaku sampai 31 Desember setiap tahun pengeluarannya.
Gudep harus setiap tahun memperbarui registrasinya. Gudep yang tidak melakukan registrasi ulang,
dianggap berhenti sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kehilangan semua
haknya. Anggota peserta didiknya bukan lagi Pramuka dan tidak berhak
mengenakan seragam dan atribut-atribut Gerakan Pramuka.

Pemberian Tanda Hak Bina (THB)


Pembina-pembina pramuka adalah “orang-orang kunci” dalam penyelenggaraan pendidikan anak
muda yang didasarkan pada Prinsip Dasar dan Metode kepramukaan. Dalam
tugasnya yang penting ini, Pembina dibantu oleh 1-2 orang Pembantu Pembina.
Semua persyaratan kualifikasi yang harus dipenuhi oleh Pembina harus pula
dipenuhi oleh pembantunya. Mereka menjalankan fungsinya berdasarkan suatu
sertifikat yang disebut Tanda Hak Bina (THB), yang ditandatangani oleh Ka
Kwarcab atas nama Ka Kwarnas.
THB dikeluarkan atas dasar rekomendasi Ka Kwarran. Sebelum rekomendasi, seorang Pembina harus
melalui masa percobaan selama 4 bulan. Selama masa ini, ia harus memastikan
kiranya pekerjaan ini benar yang ia senangi dan mampu ia laksanakan. Ka
Kwarran memantau kinerja Pembina yang bersangkutan, dan apabila mendapat
kesan yang baik, ia membuat rekomendasi untuk dikeluarkan THB untuknya.
Pembina pramuka atau asisten pembina pramuka yang telah mendapatkan THB tetapi belum memiliki
ijazah KMD dan KML, wajib mengikuti pelatihan KMD/KML dalam waktu
sesingkatnya.

Pemberian Surat Hak Latih (SHL)


Surat Hak Latih (SHL) diberikan Ka Kwarcab kepada anggota dewasa yang telah berkualifikasi
pelatih (berijazah KPD atau KPL) dan diberi wewenang untuk menjadi pelatih
atau asisten pelatih dalam wilayahnya.

Penyelenggaraan Pertemuan Kegiatan


Dalam kehidupan kepramukaan, pertemuan-pertemuan kegiatan (Temugiat atau rallies) merupakan
peristiwa-peristiwa yang menyenangkan bagi peserta didik dan penting dalam
pembinaan pramuka.
Secara berkala Kwarcab harus menyelenggarakan Temugiat bagi pramuka S/G/T/D dalam
wilayahnya, seperti: Pesta Besar Siaga, Jambore, Raimuna, Lomba Tingkat,
Pertemuan Pramuka Luar Biasa, Perkemahan Wirakarya, Karang Pamitran dan
perkemahan lainnya.
Jadwal penyelenggaraan disesuaikan dengan penyelenggaraaan Temugiat pada tingkat-tingkat
Nasional maupun tingkat Daerah.

Rapat-rapat
a. Musyawarah Cabang (Mucab)
Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART) Gerakan Pramuka,
maka dalam lima tahun sekali, harus
diadakan Musyawarah Cabang, di mana
Kwarcab harus menyampaikan
pertanggungjawabannya selama masa bakti
termasuk pertanggungjawaban keuangan.
Musyawarah Cabang juga menetapkan
Rencana Kerja Kwarcab untuk masa bakti
berikutnya, dan menetapkan kepengurusan
Kwarcab untuk melaksanakannya dalam
masa bakti berikutnya.
b. Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
Setiap tahun menjelang Tahun Anggaran
baru, Kwarcab harus menyelenggarakan
Rapat Kerja Cabang (Rakercab), dengan
agenda: evaluasi Program Kerja (Progja)
yang lalu, pengesahan Progja Tahun
Anggaran berikutnya, yang mengacu ke
Rencana Kerja (Renja) Gerakan Pramuka,
serta koordinasi dalam pelaksanaannya.

Laporan dan Komunikasi Internal Jajaran Gerakan Pramuka


Semua laporan Kwarcab harus dikirimkan kepada Kwartir Daerah atasannya dan satu
kopi/tembusannya dikirim kepada Kwartir Nasional.
Dalam menyelenggarakan komunikasi internal dalam jajaran Gerakan Pramuka, selain pos dan
telepon, hendaknya didayagunakan teknologi yang tersedia seperti faksimili dan
Internet.

BAB. VI
PENUTUP
Susunan organisasi, tugas dan tanggungjawab serta tata kerja dalam keputusan ini mengatur ketentuan
dalam garis besar. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini dapat diatur
oleh Kwarcab dengan sepengetahuan Kwarda masing-masing dan disesuaikan
dengan keadaan di daerah/cabang yang bersangkutan.

Jakarta, April 2003


Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

H.A. Rivai Harahap

You might also like