You are on page 1of 6

Nama : Franssoka Yunus S

Nim : 01006203

Tugas : Ringkasan Uraian 175 – 181

175. Hukum yang Mengatur Hak Tanggungan

Hukum yang mengatur hak tanggungan adalah :

1. UUPA : Pasal 25, 33, 39, dan 51


2. UU No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda
yang Berkaitan Dengan Tanah
3. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
4. Peraturan Mentri Agraria / Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah
5. Peraturan Menteri Agraria / Kepala BPN No. 4 Tahun 1996 tentang Penetapan
Batas Waktu Penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Untuk
Menjamin Pelunasan Kredit-kredit Tertentu.

Dalam Pasal 27 UUHT ditetapkan, bahwa ketentuan-ketentuan UUHT berlaku


juga terhadap pembebanan hak jaminan atas Rumah Susun dan Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun.

176. Hak Tangggungan sebagai satu-satunya lembaga hak jaminan atas tanah

Berbicara mulai berlaku UUHT tanggal 9 April 1996 HT merupakan satu-satunya


lembaga hak jaminan atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional yang tertulis.
177. Kedudukan Istimewa Kreditor pemegang Hak Tanggungan

Berbicara mengenai HT adalah berbicara mengenai kegiatan perkreditan modern


yang memberikan perlindungan dan kedudukan istimewa kepada kreditor tertentu.

A. Droit de Prefence
Hukum mengenai perkreditan modern yang dijamin dengan HT atau pejanjian
dan hubungan utang-piutang tertentu antara keditor atau debitor, yang meliputi
hak kreditor untuk menjual lelang harta debitor, yang meliputi hak kreditor untuk
menjual lelang hata kekayaan debitor tertentu yang ditunjuk secara khusus
sbagai jaminan dan mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan
tersebut, jika debitor cidera janji.

B. Droit de Suite
Ht juga tetap membebani objek HT di tangan siapapun benda tersebut berada

C. Jaminan Umum Pasal 1131 KuuHPdt


Seluruh harta kekayaan debitor merupakan jaminan bagi pelunasan utangnya
kepada semua kreditornya. Kalau hasil penjualan harta kekayaan debitor tidak
cukup untuk melunasi piutang semua kreditor, tiap kreditor hanya memperoleh
pembayaran sebagian seimbang dengan jumlah piutangnya masing-masing

D. Kepailitan Pemberi Hak Tanggungan


Selain kedudukan istimewa yang disebut di atas menurut Pasal 21 apabila
pemberi HT dinyatakan pailit, kreditor pemegang HT tetap berwenang melakukan
segala hal yang diperolehnya menurut UUHT.

E. Hak Tanggungan Tidak dapat dibagi-bagi


Ketentuan yang juga memberikan kedudukan istimewa kepada kreditor
pemegang HT adalah sifat HT adalah sifat HT yang tidak dapat dibagi-bagi, jika
dibebankan atas lebih dari satu objek, seperti dinyatakan dalam pasal 2 ayat (1)

F. Kemudahan dan Kepastian Dalam Eksekusi


Keistimewaan lain adalah bahwa HT itu mudah dan pasti pelaksanaan
eksekusinya. Apabiila debitor cidera janji tidak perlu ditempuh acara gugatan
perdata biasa, yang memakan waktu dan biaya. Bagi kreditor pemegang HT
disediakan acara-acara khusus yang diatur dalam pasal 20, yaitu
menggunakanhaknya menjual objek HT melalui pelelangan umum berdasarkan
PAsal 6 atau ditempuh apa yang dikenal sebagai parate eksekusi.

G. Kepastian Tanggal Kelahiran Hak Tanggungan


Ketentuan mengenai kepastian tanggal lahirnya HT yang diatur dalam Pasal 13
dan penentuan batas waktu dilakukannya berbagai perbuatan hokum dalam
rangka pembebanan HT merupakan juga perlindungan bagi kepentingan kreditor
pemegang HT.

H. Kedudukan istimewa Kreditor pemegang HT itu Juga ditegaskan dalam Pasal 56


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang
perubahan atas Undang-Undang Kepailitan
178. Perlindungan bagi debitor, pemberi Hak Tanggungan dan pihak ketiga

Perlindungan juga diberikan kepada pembeli HT. Bahkan juga kepada pihak ketiga
yang kepentingannya berpengaruh oleh cara penyelesian utang-piutangnya kreditor,
debitor, yang lain dan pihak yang membeli Objek HT. Akta otentik adalah syarat pertama
untuk HT diberikan. Yang kedua adalah kewajiban dipenuhinya apa yang disebut syarat
spesialitas. Dalam APHT selain nama, identitas dan domisili kreditor dan pemberi HT,
wajib disebut juga secara jelas dan pasti piutang yang mana yang dijamin dan
jumalahnya atau nilai tanggungannya.
Syarat publisitas Pemberian Ht wajib didafarkan kepada kantor Pertanahan.
Kabupaten / Kotamadya yang bersangkutan, dengan dibukukan dalam buku tanah HT.

179. Piutang yang dijamin


HT diberikan untuk menjamin pelunasan piutang kreditor. Dikatakan, bahwa HT
adalah Accessoir pada suatu piutang tertentu. Kelahiran, eksistensi, peralihan, eksekusi,
dan hapusnya suatu HT ditentukan oleh adanya, perlalihan dan hapunya piutang yang
dijamin. Piutang yang dijamin itu dapat berupa utang yang sudah ada pada waktu
dibebankan HT yang bersangkutan. Bisa juga belum ada tetapi sudah diperjanjikan,
misalnya utang yang timbul dari pembayaran yang dilakukan oleh kreditor untuk
kepentingan debitor dalam rangka pelaksanaan bank garansi.
Pembaharuan atau perubahan pada perjanjian yang merupakan sumber piutang
yang dijamin mempengaruhi kelangsungan HT yang sudah dibebankan. Dalam arti HT
yang dibebankan menjadi hapus dan harus dilakukan pembebanan HT baru, yang
umumnya memerlukan waktu dan biaya. Utang yang dijamin bias berasal dari satu
hubungan hokum, yaitu suatu perjanjian utang-piutang tertentu. Bias juga berupa satu
utang atau lebih yang berasal dari beberapa hubungan hokum.
180. Objek Hak Tanggungan
Persayaratan Bagi Objek Hak Jaminan Atas Tanah:
1. Dapat dinilai dengan uang, karena utang yang dijamin berupa uang
2. Mempunyai sifat dapat dipindahtangankan, karena apabila debitor cidera janji
benda yang dijadikan jaminan akan dijual
3. Termasuk hak yang didaftar
4. Memerlukan penunjukan khusus oleh suatu undang-undang

Objek Hak Tanggungan adalah : HM, HGU,HGB, Hak Pakai Atas Tanah Negara,
bangunan atas satuan rumah susun.

Selain objek yang disebutkan diatas, juga dimungkinkan hak atas tanh dibebani HT
Berikut bangungan, tanaman, dan hasil karya

Dengan Azaz pemisahan horizontal dimungkinkan hak atas tanah dibebani HT berikut
bangunan, tanaman dan hasil karya yang ada di atasnya tidak berarti, bahwa HTN
kita yang menggunakan asas pemisahan horisotal, meninggalkan asas tersebut dan
menggantinya dengan asas accessie

Satu objek dapat dibebani lebih dari satu HT, yang masing-masing menjamin
pelunasan piutang tertentu. Tiap HT diberi apa yang disebut peringkat yang berbeda
yang ditetapkan menurut tanggal pembuatan atau pemberian nomor akta
pemberianya pada tanggal yang sama.

181. Pemberi, Penerima / Pemegang Hak Tanggungan

Pemberi HT bias perorangan, bisa juga badan hokum, yang mempunyai kewenangan
untuk melakukan perbuatan hokum terhadap benda yang dijadikan objek HT. Umumny
pemberi HT adalah debitor sendiri. Tetapi juga dimungkinkan juga pihak lain.
Ada bukti kewenangan pemberi HT itu harus ada dan terbukti benar pada saat
pendaftaran HT dilakukan, alat bukti tersebut adalah :

1. Berupa Hak atas Tanah atau Hak Milik atas satuan Rumah SUsun
2. Berupa Hak atas Tanah atau Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang sudah
terdaftar tetapi belum atas nama pemberi HT, yang diperoleh pemberi HT karena
peralihan hak melalui pewarisan atau pemindahan hak.
3. Berupa sebagian atau hasil pemecahan dari hak atas induk yang sudah terdaftar
dalam duatu usaha real estate, kawasan industi atau perusahaan Inti Rakyat
4. Berupa hak atas tanah bekas hak milik adat yang belum terdaftar:
a. Surat keterangan dari kantor pertanahan atau pernyataan dari pemberi
HT, bahwa tanah yang bersangkutan belum tedaftar
b. Surat-surat hak dan keterangan Kepala Desa yang dikuatkan oleh
camat yang membenarkan surat-bukti hak tersebut
c. Surat keterangan waris, akta pembagian waris, dll.

Peralihan hak melalui pewarisan terjadi karena hokum, sedang dengan dilakukannya
perbuatan hokum pemindahan haknya, seperti jual beli, tukar-menukar, dll.

Tidak ada syarat tertentu bagi pemegang/ penerimah HT, Ia Bisa perseorangan, bisa
juga badan hokum.

You might also like