You are on page 1of 36

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PENANGANAN
MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

Jakarta, 25 Januari 2010


PROGRAM 100 HARI
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

2
CAPAIAN KERJA KEMENTERIAN SOSIAL DALAM PROGRAM
KERJA 100 HARI KABINET INDONESIA BERSATU

1. Tersalurkannya dana PKH Tahap III TA 2009 sebesar


Rp.299.296.921.000 melalui PT Pos Indonesia kepada 726,000 RTSM di
13 provinsi, dan teridentifikasinya data RTSM sebanyak 90.000 RTSM
berdasarkan by name by address di 5 prov. baru (18 Kab, 175 Kec).
2. Pemberian Bantuan dan Jaminan Sosial bagi 10.000 lanjut usia terlantar
di 28 Provinsi, dan pemberian Bantuan dan Jaminan Sosial bagi 17.000
orang penyandang cacat berat di 31 Provinsi.
3. Penyelesaian pemulangan pekerja migran bermasalah dari Malaysia ke
Prov. Asal melalui Debarkasih (Tanjung Pinang, Tanjung Priok, Batam,
Entikong) sebanyak 29.818 orang, dan Penampungan dan penanganan
Psikososial Pekerja Migran bermasalah dari Timur Tengah sebanyak 259
orang.
4. Penyaluran Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) kepada
3.907 KUBE di 80 Kab/Kota di 32 Provinsi.
5. Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS RTLH) sebanyak
2.346 unit serta Sarana Lingkungan (SARLING) 40 unit di 13 Provinsi,
22 Kab/Kota.

3
6. Penyaluran dana stimulan program lanjutan KUBE-LKM di 15 Kab/Kota pada 11 provinsi.
7. Pembentukan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) di 33 provinsi, 465
Kab/Kota di seluruh Indonesia.
8. Penyerahan bantuan pemberdayaan keluarga anak jalanan di DKI Jakarta. Dalam rangka
mendukung Jakarta bebas anak jalanan (program perlindungan sosial anak jalanan menuju
kehidupan yang lebih baik) pada 9 Desember 2009 di TMII.
9. Pemberdayaan KAT melalui pembangunan perumahan/permukiman warga KAT tahun
2009.
10. Pembentukan Tenaga Kesejahteran Sosial Kecamatan (TKSK) di seluruh kecamatan di
Indonesia (5.267 TKSK) di Provinsi Kepulauan Riau.
11. Karang Taruna Expo 2009 di Mall of Indonesia (MOI), Kelapa Gading, Jakarta Utara.
12. Pertemuan Forum CSR dengan Pemerintah di Hotel Sunan, Solo Jawa Tengah.
13. Anjangsana kepada keluarga Pahlawan Nasional alm. Mayjen TNI. (Purn) Prof Dr.
Moestopo.
14. Lomba cerdas tangkas kepahlawanan dalam rangka peringatan Hari Pahlawan tahun 2009.

4
15. Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada 3 orang putra terbaik bangsa
yang dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Pahlawan tahun 2009.
16. Ziarah Wisata (ZW) dalam rangka pengenalan, penanaman dan pelestarian nilai
kepahlawanan kepada generasi muda sebanyak 750 siswa.
17. Rehabilitasi rumah tidak layak huni dalam rangka Hari Kesetiakawanan Sosial
Nasional sebanyak 1.000 unit dan sarana lingkungan 72 desa/ kelurahan pada
tanggal 20 Desember 2009.
18. Pengobatan Massal dan Pemberian Obat-Obatan Kepada 1.225 Orang.
19. Donor darah dilaksanakan di sikuit sentul-bogor dan TMPN Kalibata Jakarta
yang diikuti oleh 600 orang pada tanggal 10 Desember 2009.
20. Seminar Nasional KSN Dilaksanakan di TVRI Jakarta dihadiri Sebanyak 600
Peserta.
21. Anjangsana Ke Panti Sosial Milik Masyarakat Sekaligus Pemberian Bantuan
Kepada 11 Panti Sosial Di Provinsi Sumatera Barat Sebesar Rp. 5.000.000/Panti.

5
22. Ziarah Ke TMPN Kalibata Jakarta diikuti Oleh 2.000 Orang.
23. Acara Puncak HKSN 2009 yang akan dihadiri Peserta Sebanyak 10.000 Orang.
24. Peresmian TMPN Utama Kalibata berstandar Internasional pada tanggal 10
Januari 2010.
25. Apel Nasional Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Tahun 2009 dalam rangka
kesiapsiagaan bencana.
26. Penambahan alokasi buffer stock Penanggulangan Bencana Alam dalam rangka
kesiapsiagaan bencana.
27. Pendistribusian kendaraan operasional Penanggulangan Bencana kesiapsiagaan
/Pra bencana.
28. Bantuan Stimulan Bahan Bangunan Rumah (BBR) bagi Korban Bencana Alam
Pasca Bencana.
29. Bantuan keserasian sosial masyarakat pada Pra bencana sosial.
30. Penyerahan pembangunan rumah tumbuh bagi eks pengungsi tim-tim pada pasca
bencana sosial.

6
31. Pemantapan masyarakat multi etnis.
32. Pemantapan bela negara tenaga pelopor perdamaian.
33. Bantuan Reintegrasi Aceh.
34. Kegiatan Terpadu
- Forum Partisipasi Anak dalam rangka Perlindungan Khusus pada
Situasi Darurat (Korban Gempa di Provinsi Sumatera Barat).
- Percepatan Bantuan dan Jaminan Sosial kepada lanjut Usia Terlantar
dan Bantuan Jaminan Sosial Paca berat di Sumatera Barat
- Perlindungan Lansia Korban Kekerasan, Penipuan dan penelantaran
Serta Peninjauan TC LU Korban Gempa di Provinsi Sumbar
35. Acara Puncak HIPENCA 2009.
36. Workshop dalam rangka Pengembangan Jaringan Lintas Sektor, LSM
dan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Trafiking Perempuan dan
Anak.
37. Peringatan Hari AIDS Sedunia.
7
38. Kesepakatan Bersama ttg Perlindungan dan Rehabsos Anak
Berhadapan Hukum antara Depag, Dep HUK & HAM, Depdiknas,
Depkes & Kepolisian.
39. Refleksi Atas Implementasi Inpres No. 5 Tahun 2004 Tentang
Percepatan Pemberantasan Tipikor
40. Evaluasi Hasil Pengawasan Program Pembangunan Kesejahteraan
Sosial Tahun 2009
41. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Itjen, BPKP,
BPK RI Serta Pengaduan Masyarakat Tahun 2009 dan Tahun-Tahun
Sebelumnya.
42. Pemetaan 50 Kabupaten Daerah Tertinggal (Sesuai Dengan Kontrak
Kinerja Menteri Sosial RI Dengan Presiden RI).
43. Musrenbang Kesos RKA Departemen Sosial Tahun 2010.
44. Pertemuan Kepala Panti Sosial Pusat Dan Daerah.

8
45. Pertemuan Koordinasi Antara NGO Internasional dengan Instansi
Terkait.
46. Renstra Departemen Sosial RI Tahun 2010-2014.
47. Persiapan KSN EXPO 2010.
48. Peliputan Media Dalam Berbagai Kegiatan Departemen Sosial.
49. Talkshow Berbagai Kegiatan Antara Lain : Harwan, HKSN,
HIPENCA Dan Kegiatan Lainnya.
50. Pertemuan Silaturrahmi Mensos Dengan Pemimpin Redaksi Media
Massa.
51. Pertemuan Pemantapan Dan Pengembangan Tenaga Penyuluh
Sosial Sukarela Dari Unsur Masyarakat (5 Kabupaten/Kota) Yang
Menangani Daerah Rawan Konflik Di Provinsi NTB.
52. Penyusunan RPP tentang Penyelenggaraan Kesos (Sebagai
Pelaksanaan Dari Pasal 8, Pasal 11, Pasal 13, Pasal 18, Pasal 35,
Pasal 45 Dan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
Tentang Kesos).
9
53. Penyusunan RPP tentang Penanggulangan Kemiskinan (sebagai pelaksanaan
dari pasal 23 UU. Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesos).
54. Penanganan kasus asset Depsos yang masih berperkara di Pengadilan :
- Wisma Abimanyu, Jl. Kolam No. 12 Ciumbuleuit Bandung. No. Rek.
217/PK/2009/MA;
- Kasus rumah dinas PSBN Wiyata Guna Bandung. No. Rek.
249/Pdt.G/2007/PN BDG;
- Kasus Tanah di Jl. Mini III Bambu Abus, Jakarta Timur. No. Rek.
1138/Pdt.G/2009/PN. JKT SEL.
- Kasus gugatan terhadap aset yang berupa tanah di Jl. Pajajaran No. 50 dan
No. 52 Bandung. No. Rek. 162/Pdt.G/2009/PN BDG.
55. Penerapan Wilayah Bebas Korupsi (WBK).
56. Pemilihan Pekerja Sosial Teladan Tahun 2009.
57. Penyempurnaan SOTK Departemen Sosial Sesuai UUNomor 11 Tahun 2009.
 

10
Pelaksanaan Program 100 Hari Kementerian Sosial dapat
dicapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan tidak
mengalami hambatan yang berarti.

11
Program Prioritas Kementerian Sosial setelah
Program 100 Hari:

 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat


Terpencil dan PMKS Lainnya, meliputi kegiatan
Pemberdayaan Fakir Miskin 92.841 KK; Bantuan Rehabilitasi
Sosial Daerah Kumuh 6.000 Unit; Pemberdayaan KAT 9.948
KK; Pemberdayaan keluarga Miskin melalui bimbingan
kesejahteraan sosial keluarga 18.420 KK; dan Pemberdayaan
Keluarga melalui Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga
(LK3) 465 LK3.

12
 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial meliputi kegiatan Pelayanan dan Rehabilitasi
Tuna Sosial dalam panti, luar panti dan pemenuhan
kebutuhan dasar (subsidi panti) 8.036 orang;
Pelayanan dan Rehabilitasi Korban Napza 3.966
orang; Pelayanan dan Rehabilitasi Penyandang Cacat
32.285 orang; Pelayanan dan Perlindungan Lanjut
Usia 21.588 orang; dan Pelayanan dan Perlindungan
Anak 158.406 anak.

13
 Program Bantuan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial
meliputi kegiatan penyempurnaan pelaksanaan bantuan
tunai bagi rumah tangga sangat miskin yang memenuhi
persyaratan bagi 816.000 RTSM di 18 Provinsi;
penyempurnaan pelaksanaan pemberian bantuan sosial
(pemenuhan kebutuhan darurat korban bencana alam
dan sosial, bantuan BBR, santunan korban bencana,
bantuan keserasian sosial eks pengungsi, bantuan korban
tindak kekerasan di Rumah Perlindungan/Trauma Centre
(RPTC), bantuan UEP bagi korban tindak kekerasan).

14
PENANGANAN BENCANA ALAM

15
KEBIJAKAN DAN STRATEGI

1. KEBIJAKAN UMUM
A. MENJAMIN EFEKTIFITAS PELAKSANAAN
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG
BANTUAN SOSIAL KORBAN BENCANA ALAM.
B. PERENCANAAN DAN ANGGARAN DIDASARKAN
KEPADA: PERFORMANCE BUDGET (KINERJA),
UNIFIED BUDGET (TERPADU), MID TERM
EXPENDITURES BUDGET (RPJM)

16
2. KEBIJAKAN TEKNIS, PENANGGULANGAN BENCANA MELIPUTI;
A. PENANGANAN KORBAN BENCANA ALAM DIPRIORITASKAN
BAGI MASYARAKAT YANG BERMUKIM DI DAERAH RAWAN
BENCANA.
B. PENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS SUMBER DAYA
MANUSIA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI
PELATIHAN DI TINGKAT PUSAT, PROVINSI, KABUPATEN/KOTA
DAN KECAMATAN SERTA DESA.
C. PENATAAN DAN PERLUASAN SYSTEM JARINGAN INFORMASI
DAN KOMUNIKASI PENANGGULANGAN BENCANA.
D. PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS PERALATAN
PENANGGULANGAN BENCANA DI SETIAP DAERAH.
E. PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS BANTUAN SOSIAL
KORBAN BECANA
F. PENINGKATAN KERJASAMA DENGAN ORGANISASI DALAM
NEGERI MAUPUN LUAR NEGERI DALAM UPAYA
PENANGGULANGAN BENCANA.

17
3. STRATEGI BANTUAN SOSIAL KORBAN BENCANA ALAM MELIPUTI;
A. PENINGKATAN MUTU DAN JENIS BANTUAN DARURAT SERTA
PERALATAN EVAKUASI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DI LOKASI
BENCANA.
B. PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN PENANGGULANGAN BENCANA
BIDANG BANTUAN SOSIAL KORBAN BENCANA ALAM, MELIPUTI
SISTEM JARINGAN KERJA, LOGISTIK, KOMUNIKASI, PERSONIL,
TRANSPORTASI DAN POSKO BENCANA BERBASIS MASYARAKAT.
C. PERLUASAN JANGKAUAN PELAYANAN PENANGGULANGAN BIDANG
BANTUAN SOSIAL KORBAN BENCANA ALAM SAMPAI PADA LOKASI
TERDEKAT LOKASI BENCANA DENGAN MENYESUAIKAN SEMANGAT
DESENTRALISASI PEMERINTAHAN.
D. PENGGALIAN POTENSI DAN SISTEM SUMBER SOSIAL
KEMASYARAKATAN YANG DAPAT DIDAYAGUNAKAN UNTUK
PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG BANTUAN SOSIAL KORBAN
BENCANA ALAM.

18
1.PRA BENCANA / KESIAPSIAGAAN MERUPAKAN LANGKAH
ANTISIPASI MENGHADAPI BENCANA ALAM YANG AKAN TERJADI DI
SELURUH INDONESIA DENGAN MENYIAPKAN MASYARAKAT AGAR
MEMAHAMI, TERLATIH DAN SIAP SIAGA DENGAN UPAYA MEMBERIKAN
PEMAHAMAN, PELATIHAN DAN DISIAPKAN SARANA. KOMPONEN
KESIAPSIAGAAN, BERUPA;
a. LOGISTIK, SEPERTI: BERAS, LAUK-PAUK (MIE INSTAN, KECAP,
SAMBAL, SARDENCIS DAN LAUK-PAUK LOKAL), SANDANG, ALAT
DAPUR KELUARGA, FAMILY KIT, KIDWARE, FOODWARE, MAKANAN
TAMBAHAN.
b. EVAKUASI KIT SEPERTI : TENDA PLETON, PERAHU EVAKUASI,
PERAHU KARET, TENDA REGU, TENDA GULUNG, VELTBED,
PERALATAN DAPUR UMUM LAPANGAN, TENDA KELUARGA, TENDA
POSKO, PELAMPUNG, WATER CLOSED BERGERAK DAN GENSET.

19
c. KENDARAAN SIAGA BENCANA SEPERTI : MOBIL DAPUR UMUM
LAPANGAN (DUMLAP), RESCUE TACTICAL UNIT (RTU), TRUK, TANGKI
AIR, MOBILE WATER TREATMENT.
d. PERSONIL PENANGGULANGAN BENCANA/ SUMBER DAYA MANUSIA
SEPERTI TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA) YANG JUMLAHNYA
SAMPAI DENGAN SAAT INI SEBANYAK 27.000 ORANG YANG
TERSEBAR DI 33 PROVINSI, INSTRUKTUR PENANGGULANGAN
BENCANA, TIM REAKSI CEPAT (TRC), SATUAN PETUGAS SOSIAL
PENANGGULANGAN BENCANA (SATGASSOS PB) DAN PETUGAS
POSKO.
e. PENDATAAN DAERAH RAWAN BENCANA; HASIL PENDATAAN
MENUNJUKAN BAHWA DARI 469 KABUPATEN/KOTA YANG ADA DI
TANAH AIR SEBANYAK 383 KABUPATEN/KOTA RAWAN BENCANA
DAN TIAP DAERAH DIHARAPKAN MEMILIKI PETA RAWAN BENCANA
SEHINGGA TERCIPTANYA EARLY WARNING SYSTEM (SISTEM
PERINGATAN DINI).

20
2. TANGGAP DARURAT MERUPAKAN LANGKAH
PENYELAMATAN KORBAN SAAT BENCANA UNTUK
MEMINIMALISIR JUMLAH KORBAN YANG LEBIH BANYAK
DAN DAMPAK BENCANA YANG LEBIH LUAS. PADA SAAT
AWAL BENCANA MASYARAKAT DIHARAPKAN DAPAT
MENOLONG DIRINYA SENDIRI SEBELUM MENDAPAT
BANTUAN DARI PIHAK LAIN DENGAN CARA;
a. MENETAPKAN POLA TINDAKAN SESUAI DENGAN
KAPASITAS, POTENSI, BUDAYA DI LINGKUNGAN
MASING-MASING.
b. MENENTUKAN PRIORITAS KEBUTUHAN YANG
MENDESAK.

21
HAL-HAL YANG DILAKSANAKAN DALAM UPAYA TANGGAP
DARURAT,
SEPERTI;
A. MENDIRIKAN TENDA POSKO/KOMANDO DI LOKASI BENCANA
SEBAGAI POSKO PENANGGULANGAN BENCANA.
B. MELAKUKAN PROSES EVAKUASI KORBAN BENCANA KE TEMPAT
YANG LEBIH AMAN.
C. PENYELENGGARAAN DAPUR UMUM LAPANGAN UNTUK
MEMENUHI KEBUTUHAN POKOK PENGUNGSI.
D. PENYIAPAN SARANA AIR BERSIH
E. PENDIRIAN TENDA-TENDA PENAMPUNGAN SEMENTARA ATAU
TENDA KELUARGA UNTUK MENAMPUNG DAN MELINDUNGI
PENGUNGSI.
F. PERCEPATAN AKSELERASI BANTUAN DARURAT BERUPA BERAS,
SANDANG, LAUK-PAUK, FAMILY KIT, KIDWARE, MAKANAN
TAMBAHAN, DLL.
22
3. PASCA BENCANA/REHABILITASI SOSIAL MELALUI KEGIATAN INI
MASYARAKAT DIHARAPKAN DAPAT MEMPERBAIKI SENDIRI PADA
SAAT AWAL PROSES REHABILITASI SESUAI DENGAN KAPASITAS,
POTENSI, BUDAYA DI LINGKUNGAN MASING-MASING DENGAN CARA;
A. MENYADARI KEKURANGAN YANG DIMILIKI
B. MENYADARI TINDAKAN REHABILITASI YANG HARUS DILAKUKAN
SECARA BERLANJUT (TIDAK SKEPTIS, TIDAK PESIMIS, TIDAK
KEHILANGAN SPIRIT DAN APRIORI
BENTUK KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN BERUPA;
a. PEMBANGUNAN KEMBALI RUMAH KORBAN BENCANA ALAM
DENGAN MEMBEIKAN BANTUAN STIMULAN BAHAN BANGUNAN
RUMAH (BBR) SEBAGAI EMBRIO RUMAH TUMBUH.
b. RELOKASI RUMAH KORBAN RUMAH KORBAN BENCANA MELALUI
KERJASMA PUSAT (DANA), PROVINSI (DANA), DAN
KABUPATEN/KOTA (LAHAN).
C. PEMBERIAN BANTUAN SANTUNAN SOSIAL BAGI AHLI WARIS
YANG KELUARGANYA MENINGGAL AKIBAT BENCANA ALAM.

23
TAGANA (TARUNA SIAGA BENCANA) MERUPAKAN SALAH SATU ORGANISASI
ATAU GUGUS TUGAS BERBASIS MASYARAKAT YANG BERORIENTASI DI BIDANG
KESEJAHTERAAN SOSIAL UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA (PERMENSOS RI
NO. 82 /HUK/ 2006 TTG TAGANA). DENGAN DIBENTUKNYA TAGANA DIHARAPKAN
DAPAT MENDAYAGUNAKAN DAN MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DALAM HAL
INI KALANGAN GENERASI MUDA YANG PEDULI TERHADAP PENANGGULANGAN
BENCANA DI TANAH AIR.
SEJAK DIBENTUKNYA TAGANA PADA TAHUN 2004 MASYARAKAT DI KALANGAN
GENERASI MUDA CUKUP ANTUSIAS UNTUK MENJADI ANGGOTA TAGANA,
TERBUKTI SAMPAI NOPEMBER 2008 JUMLAH TAGANA MENCAPAI 20.973 ORANG
DAN HAL INI AKAN SEMAKIN MENINGKAT JUMLAHNYA.
UNTUK MEMBERDAYAKAN DAN MENGORGANISASIKAN TAGANA MAKA PADA
TAHUN 2008 DIBENTUK MANAJEMEN TAGANA YANG BERKEDUDUKAN DI PUSAT
SEDANGKAN DI DAERAH DIRENCANAKAN PADA TAHUN 2009 DIBENTUK
KOORDINATOR TAGANA PROVINSI YANG DIDUKUNG ANGGARANNYA MELALUI
DEKONSENTRASI.

24
PENANGANAN MASALAH ANAK

25
Sasaran dan Indikator
 Meningkatnya persentase anak yang mengalami masalah sosial yang memperoleh
pelayanan sosial anak sebesar 5% pertahun.
 Meningkatnya persentase orang tua / keluarga yang melaksanakan tanggung jawab
sosial dalam pengasuhan dan perlindungan anak sebanyak 5% pertahun.
 Menurunnya persentase anak yang mengalami masalah sosial sebanyak 2 % pertahun
 Meningkatnya persentase lembaga pelayanan sosial masyarakat yang berperan dalam
menangani anak bermasalah sosial rata-rata 5% pertahun
 Meningkatnya jumlah lembaga pelayanan sosial anak yang telah melaksanakan
standar operasional prosedur paling sedikit 2 kabupaten/kota pertahun di tiap
provinsi.
 Meningkatnya persentase tenaga kesejahteraan sosial yang terlatih di bidang
pelayanan anak sebesar 15% per tahun.
 Meningkatnya produk hukum yang sesuai dengan kebutuhan perlindungan hak anak

26
Tujuan
 Meningkatkan jangkauan pelayanan sosial anak.
 Meningkatkan tanggung jawab sosial orang tua dan keluarga dalam
pengasuhan dan perlindungan anak
 Menurunkan jumlah anak yang mengalami masalah sosial
 Meningkatkan jumlah lembaga pelayanan sosial masyarakat yang
berperan dalam menangani anak bermasalah sosial
 Meningkatkan jumlah lembaga pelayanan sosial anak yang
melaksanakan standar operasional prosedur pada tiap provinsi.
 Meningkatkan jumlah tenaga kesejahteraan sosial yang terlatih di
bidang pelayanan anak.
 Meningkatkan produk hukum yang sesuai dengan kebutuhan
perlindungan hak anak

27
Strategi
- Sosialisasi dan promosi hak-hak anak
- Penguatan keluarga dan pemberdayaan masyarakat
- Fasilitasi dan peningkatan kapasitas kelembagaan
- Penguatan dan pengembangan kerjasama serta kemitraan
strategis
- Pengembangan model pelayanan sosial anak berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi
- Peningkatan kualitas manajemen dan sistem informasi
pelayanan sosial anak

28
Program 2009 -2014
Isu strategis Tujuan Target Strategi Komponen Program Indikator Kinerja
beneficiaries
Masalah - Meningkatkan - Anak - Sosialisasi dan - Penyusunan SPM & • % anak memperoleh
- Trend anak balita, di tanggung - Orang tua, promosi hak NSPK pelayanan sosial anak
luar asuhan jawab ortu/ keluarga, anak - Sosialisasi & promosi 5%/ tahun
keluarga, keluarga dan masyarakat - Penguatan Hak Anak • % orang tua / keluarga
berhadapan dgn masyarakat - lembaga keluarga/ - bertanggung jawab
Penguatan fungsi
hukum, dgn - Meningkakan masyarakat pengasuhan/
kesos (lokal- keluarga dan
disabilitas, jangkauan dan - Fasilitasi & perlindungan anak
nasional- pemberdayaan
perlindungan mutu layanan peningkatan 5%/ tahun.
international) masyarakat
khusus kapasitas • % penurunan anak
- Meningkatkan - Pemerintah - Standarisasi, Akreditasi
- Melemahnya kelembagaan yang mengalami
peran daerah & & Sertifikasi
- Kemitraan masalah sosial 2 %/
tanggung jawab lembaga lintas sektor -
strategis Advokasi sosial & tahun
ortu/keluarga/ kesos anak
- Pengembangan bantuan hukum • % peningkatan
masyarakat - Meningkatkan model – - Fasilitasi & peningkatan lembaga yansos
- Keterbatasan tenaga kesos/ - Peningkatan kapasitas kelembagaan menangani anak 5% /
jangkauan dan mutu peksos kualitas tahun
pelayanan - Penguatan jaringan,
- Meningkatkan manajemen • SOP lembaga yansos
pengembangan
- Melemahnya produk di 2 kabupaten/kota/
kerjasama serta aliansi
kelembagaan kebijakan & tahun/ provinsi
kemitraan strategis
perlindungan dan hukum • % peningkatan tenaga
- Pengembangan model
pelayanan sosial kessos terlatih 15%
anak di era Otda pelayanan berbasis
per tahun.
IPTEK & terpadu
• Meningkatnya produk
berkelanjutan
Potensi hukum perlindungan
- Pemutakhiran data hak anak
- Potensi dan sumber base dan SIM
mitra kerja (NGO, pelayanan sosial anak
PBB, Dunia Usaha, - Capacity building,
PT, Komnas PA/
technical assistance,
LPA)
pendidikan dan
- Potensi sarana pelatihan
prasarana, termasuk
legislasi
Sistem Pengasuhan Alternatif
Berbasiskan Keluarga

1. Suatu kerangka kerja hukum dan kebijakan untuk penyediaan


pengasuhan alternatif yang jelas harus dibuat dengan memprioritaskan
pengasuhan berbasiskan keluarga untuk anak-anak tanpa asuhan keluarga
yang meliputi pengasuhan berbasis kekerabatan, pengembangan sistem
pengasuhan formal, dan bentuk-bentuk pengasuhan berbasis keluarga
lainnya.

2. Bantuan khusus, termasuk dalam kontek penyediaan perlindungan


sosial, seharusnya menargetkan keluarga yang menghadapi
tantangan-tantangan pengasuhan termasuk keluarga dengan orangtua
tunggal, janda dan duda, kerabat yang memberikan pengasuhan pada anak-
anak tanpa asuhan keluarga, dan keluarga asuh) agar penempatan anak di
panti asuhan bisa dicegah.

3. Suatu review menyeluruh terhadap skema bantuan pemerintah


kepada panti asuhan seharusnya dilakukan terutama dalam kaitannya
dengan sistem subsidi BBM dan bantuan keuangan kepada panti.

30
PENANGANAN LANJUT USIA

31
PERMASALAHAN LANJUT USIA

Dengan meningkatnya angka harapan hidup maka


meningkat pula jumlah lanjut usia. Sebagian
masyarakat ada yang beranggapan lanjut usia tidak
produktif lagi, dan seringkali ditemui kasus
penelantaran, tindak kekerasan serta ekploitasi
terhadap lanjut usia.
Secara garis besar penanganan lanjut usia
dilaksanakan melalui 2 sistem pelayanan yaitu
pelayanan melalui system panti dan pelayanan
melalui system luar panti.
32
Pelayanan Lanjut Usia Dalam Panti melalui
beberapa model sbb :

Pertama adalah: Pelayanan Reguler yaitu pelayanan kepada


lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara wajar dalam
kehidupan bermasyrakat yang dilaksanakan melalui tahapan
pelayanan.

Kedua adalah: Pelayanan Harian Lanjut Usia (Day Care


Services) yaitu pelayanan yang diberikan pada lanjut usia
potensial pada siang hari di lokasi Institusi dan tidak menginap.

33
Ketiga adalah : Pelayanan Subsidi Silang yaitu pelayanan
yang diberikan pada lanjut usia di institusi/menginap dengan
memberikan konstribusi pada institusi.
Keempat adalah : Pelayanan Trauma Center yaitu pelayanan
yang diberikan di institusi kepada lanjut usia yang mengalami
trauma.
Kelima adalah : Pelayanan Home Care yaitu pelayanan dan
perawatan lanjut usia yang diberikan oleh petugas institusi
kepada keluarga lanjut usia terlantar yang berada di
lingkungan institusi.

34
Pelayanan lansia luar panti meliputi

Home Care Services yaitu Pendampingan dan Perawatan


Lanjut Usia di Lingkungan Keluarga.

Foster Care yaitu pelayanan lanjut usia dititipkan pada


keluarga orang lain.

Day Care Services yaitu pelayanan yang dilaksanakan oleh


masyarakat pada siang hari atau waktu-waktu tertentu.

35
Sekian dan Terima
Kasih
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

You might also like