Professional Documents
Culture Documents
Diabetes Mellitus
Posted on December 24, 2007 by farmakoterapi-info
Pendahuluan
Hipertensi dan Diabetes melitus merupakan dua keadaan yang berhubungan erat dan
keduanya merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan penanganan yang seksama.
Hipertensi pada diabetes mellitus merupakan penyebab utama pada kematian dalam diabetes
pada penyakit kardiovaskuler. Kelainan pada mata akibat diabetes melitus yang berupa
retinopati diabetik juga dipengaruhi oleh hipertensi.
Hipertensi secara umum adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih
dan tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih dan diukur lebih dari satu kali kesempatan, oleh
karena itu jika dokter menyatakan tekanan darah anda diatas 140/90 berarti anda menderita
hipertensi alias tekanan darah tinggi.
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Pasien >18 Tahun
Menurut Joint National Committee VII
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Darah (mmHg) (mmHg)
5-20 per 10 Kg
Penurunan berat Menjaga berat badan normal (Body
penurunan berat
badan Mass Index 18,5-24,9 kg/m2)
badan
Mengkonsumsi buah-buahan,
sayuran, dan makanan rendah kadar
Pola makan 8-14
lemak
Daftar Pustaka
Anderson, P.O., Knoben, J.E., and Troutman, W.G., 2002, Handbook of Clinical Drug Data, 10th
edition, 326-327, McGraw-Hill Companies, Inc., USA
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 47-53, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
Anonim, 2005, USP DI-Volume I : Drug Information for the Health Care Professional, 25th
edition, 195-197, Thomson Micromedex, USA
Anonim, 2006, Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume 41, 39, 270-277, Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia, Jakarta
Anonim, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, edisi 2006-2007, 39-43, PT InfoMaster
lisensi dari CMPMedica, Jakarta
Chan, P.D., and Johnson, M.T., 2004, Treatment Guidelines for Medicine and Primary Care, 2004
edition, 20-24, Current Clinical Strategies Publishing, USA
Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., and Lance, L.L., 2006, Drug Information Handbook,
14th edition, 262-264, Lexi-Comp, Inc., USA
Massie, B.M., 2002, Systemic Hypertension, in Tierney, L.M., McPhee, S.J., and Papadakis, M.A.,
(Eds.), Current Medical Diagnosis & Treatment, 41th edition, 460, 464-473, McGraw-Hill
Companies, Inc., USA
Warfield, C., 1996, Everything You Need to Know about Medical Treatments, 3-5, Springhouse,
Corp., USA
1. Resiko Khusus
a. Penggunaan pada pasien dengan kegagalan fungsi hatiWaktu paruh eliminasi amlodipin lebih
panjang pada pasien dengan kegagalan fungsi hati dan rekomendasi dosis pada pasien ini belum
ditetapkan. Sebaiknya perlu diberikan perhatian khusus penggunaan amlodipin pada penderita dengan
kegagalan fungsi hati
b. Penggunaan pada wanita hamil dan menyusuiKeamanan penggunaan amlodipin pada wanita
hamil dan menyusui belum dibuktikan. Amlodipin tidak menunjukan toksisitas pada penelitian
reproduktif pada hewan uji selain memperpanjang parturisi (proses melahirkan) pada tikus percobaan
yang diberi amlodipin 50 kali dosis maksimum yang direkomendasikan pada manusia. Berdasarkan
hal itu, penggunaan pada wanita hamil dan menyusui hanya direkomendasikan bila tidak ada alternatif
lain yang lebih aman dan bila penyakitnya itu sendiri membawa resiko yang lebih besar terhadap ibu
dan anak.
V. PUSTAKA
Dipiro, J.T., 2005, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 6th edition, The McGraw-Hill
Company, USA
Katzung, G. dan Bertram, M., 2007, Basic and Clinical Pharmacology, 10th edition, The
McGraw-Hill Company, USA
Tatro, David S., Pharm D, 2004, A to Z Drug Facts, 5th edition, 80-82, Wolters Kluwer
Health, Inc., USA
Pendahuluan.
Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan dada yang
khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada
tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya.
Angina (rasa nyeri) disebabkan oleh akumulasi metabolit di dalam otot bergaris. Angina pectoris
merupakan rasa nyeri pada dada parah yang terjadi ketika aliran darah koroner tidak memadai untuk
memasok oksigen yang dibutuhkan oleh jantung. Penyebab utama angina pectoris adalah suatu
ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dengan jumlah oksigen yang dipasok ke jantung
melalui pembuluh darah koroner. Gangguan keseimbangan ini dapat terjadi apabila suplai menurun
(misalnya aterosklerosis atau spasme koroner) atau kebutuhan meningkat (misalnya kerja fisik).
Penanganan angina pectoris harus dilakukan dengan segera dan meliputi pemberian obat-obatan,
menghilangkan factor predisposisi dan pencetus dan sebagainya.Tujuan pegobatan angina adalah
mengembalikan aliran darah koroner fisiologis pada jaringan jantung iskemik dan/atau mengurangi
kebutuhan oksigen otot jantung.
Pemberian obat antiangina bertujuan untuk (1) mengatasi atau mencegah serangan akut angina
pectoris dan (2) pencegahan jangka panjang serangan angina. Tujuan inidapat dicapai dengan
mengembalikan imbangan dan mencegah terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen miokard, dengan cara meningkatkan suplai oksigen (meningkatkan aliran darah koroner) ke
bagian miokard yang iskemik dan/atau mengurangi kebutuhan oksigen jantung (mengurangi kerja
jantung).
2. Calcium channel blocker (CCB)
<!--[endif]-->
Calcium channel blocker atau sering disebut penyakat-kanal-kalsium adalah sekelompok obat
yang bekerja dengan menghambat masuknya ion Ca²+ melewati slow channel yang terdapat pada
membran sel (sarkolema). Berdasarkan struktur kimianya, CCB dapat dibedakan atas 5 golongan
obat: (1) Dyhidropyridine (DHP) : Amilodipine, Felodipine, Isradipine, Nicardipine, Nifedipine,
Nimodipine, Nisoldipine, Nitrendipine. (2) Dyphenilalkilamine : Verapamil dll (3) Benzotiazepin :
Diltiazem dll, (4) Piperazine : Sinarizine dll, (5) lain-lain : Bepridil dll.
Beberapa tipe penyakat-kanal-kalsium adalah tipe L (tempat ditemukan: Otot,saraf), tipe T
(tempat ditemukan : jantung, saraf), tipe N (tempat ditemukan : saraf), tipe P (tempat ditemukan saraf
purkinje serebral).
Cara kerja kanal kalsium tipe L merupakan tipe yang dominan pada otot jantung dan otot
polos dan diketahui terdiri dari beberapa reseptor obat. Telah dibuktikan bahwa ikatan nifedipine dan
dyhidropyridine lainnya terdapat pada satu situs, sedangkan verapamil dan diltiazem diduga
mengadakan ikatan pada reseptor yang berkaitan erat, tetapi tidak identik pada regio lainnya. Ikatan
obat pada reseptor verapamil atau diltiazem juga mempengaruhi pengikatan dyhidropyridine. Region
reseptor tersebut bersifat stereoselektif, karena terdapat perbedaan yang mencolok baik dalam afinitas
pengikatan stereoisomer maupun potensi farmakologis pada enansiomer verapamil, diltiazem dan
kongener nifedipin yang secara optis aktif.
Penyakatan oleh obat tersebut menyerupai penyakatan pada kanal natrium oleh anastetika
local : obat tersebut bereaksi dari sisi dalam membrane dan mengikat lebih efektif pada kanal di
dalam membrane yang terdepolarisasi. Pengikatan obat tersebut diduga mengubah cara kerja kanal,
dari terjadinya pembukaan secara konsisten setelah depolarisasi, ke cara lain yang jarang terjadi
pembukaan tersebut. Hasilnya adalah penurunan mencolok pada arus kalsium transmembran yang
dihubungkan dengan relaksasi otot polos yang berlangsung lama dan di dalam otot jantung dengan
penurunan kontraktilitas di seluruh jantung dan penurunan kecepatan pacemaker pada nodus sinus
dan penurunan kecepatan konduksi pada nodus atrioventrikuler. Respons otot polos terhadap aliran
masuk kalsium melalui kanal kalsium yang dioperasikan reseptor juga menurun pada penggunaan
obat tersebut, tetapi tidak begitu mencolok. Penyekatan tersebut berubah secara parsial dengan
peningkatan konsentrasi kalsium,meskipun kadar kalsium yang diperlukan tidak dapat diperoleh
dengan mudah. Penyakatan juga dapat berubah secara parsial dengan penggunaan obat yang dapat
meningkatkan aliran kalsium transmembran, seperti simpatomimetika.
Tipe kanal kalsium lainnya kurang sensitive terhadap penyakatan oleh penyakatan kanal
kalsium. Oleh karena itu, jaringan dengan tipe kanal tersebut memainkan peran utama- neuron dan
sebagian besar kelenjar sekresi-kurang dipengaruhi oleh obat tersebut dibandingkan dengan otot
jantung dan otot polos.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Preparat yang tersedia
<!--[if !supportLists]-->a) <!--[endif]-->Amilodipine
Nama Generik: Amlodipine tablet 5mg, 10mg.
Nama Dagang: Tensivask® (Dexa Medica) tablet 5mg; 10mg, Norvask® (Pfizer) tablet 5mg,
10mg.
Indikasi: Hipertensi, Angina.
Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap dyhidropiridine.
Efek samping: sakit kepala, udema, letih, somnolensi, mual, nyeri perut, kulit memerah, palpitasi,
pening.
Peringatan: ganguan fungsi ginjal dan hati, kehamilan dan menyusui, anak-anak dan orang tua.
Dosis dan aturan pakai: 1x sehari 1 tablet 5mg atau 10mg; Angina dosis awal 1x sehari 2,5mg,
dosis maksimum 1x sehari 10mg.
Bentuk sediaan obat : Tablet.
<!--[if !supportLists]-->b) <!--[endif]-->Diltiazem
Nama Generik: Diltiazem tablet 30mg, 60mg.
Nama Dagang: Carditen® (Dankos) tablet 30mg; 60mg, Delbres® (Harsen) tablet 30mg, 60mg,
Dilmen® (Sanbe Farma, A. Menarini) tablet 60mg, Diltan® (Harsen) tablet 60mg, 90mg/kapsul
SR, Farmabes® (Fahrenheit) tablet 30mg, Herbesser®/ Herbesser 60®/ Herbesser 90 SR®/
Herbesser 180 SR®/ Herbesser CD 100® / Herbesser CD200® (Tanabe Indonesia) tablet 30mg,
60mg, Herbesser injection® (Tanabe Indonesia), Racordil® (Rama Farma) 30mg; 60mg/tablet.
Indikasi: Hipertensi, Angina pectoris.
Kontraindikasi: gagal ginjal parah, wanita hamil,hipersensitivitas, hipotensi, bradikardia, Sick
Siannus Syndrome, A-V Blok
Efek samping: -
Peringatan: -
Dosis dan aturan pakai: Angina Pectoris 3x sehari 1 tablet 30mg, Herbesser 3x sehari 1 tablet
dapat ditingkatkan menjadi 60mg (3x sehari 1 tablet) Herbesser 90 SR : 2x sehari 1 kapsul;
Herbesser 180 SR : 1x sehari 1 kapsul; Herbesser CD: Hipertensi esensial ringan sampai sedang :
100-200 sekali sehari; angina pectoris,angina pectoris tipe varian : 100mg sekali sehari, Herbesser
injection dewasa bolus injeksi iv 10mg selama 1-3menit, kemudian dilanjutkan dengan drop
infuse iv; takiaritmia dan angina tidak stabil: 1-5mcg/kgBB permenit; 5-15 mcg/kgBB permenit.
Bentuk sediaan obat : Tablet dan Injeksi.
<!--[if !supportLists]-->c) <!--[endif]-->Felodipine
Nama Generik: Felodipine tablet 2,5mg, 5mg, 10mg.
Nama Dagang: Nirmadil® (Fahrenheit) tablet 5mg, Plendil® (AstraZeneca) tablet 2,5mg, 5mg,
10mg.
Indikasi: Hipertensi, Angina pectoris.
Kontraindikasi: Wanita menyusui, kehamilan termasuk tahap dini.
Efek samping: -
Peringatan: -
Dosis dan aturan pakai: 1x sehari 1 tablet, dosis awal mulai 2,5mg selanjutnya 5-10mg.
Bentuk sediaan obat : Tablet.
<!--[if !supportLists]-->d) <!--[endif]-->Nifedipine
Nama Generik: Nifedipine tablet 5mg, 10mg.
Nama Dagang: Adalat® (Bayer) tablet 5mg; 10mg, Adalat Oros® (Bayer) tablet 20mg, 30mg,
60mg, Adalat Retard® (Bayer) tablet 20mg, Calcianta® (Armoxindo) tablet 5mg, 10mg, Carvas®
(Meprofarm) tablet 10mg, Cordalat® (kimia farma) tablet 10mg, Coronipin® (Dexa Medica,
Leiras) tablet 10mg, Farmalat® (Fahrenheit) tablet 5mg, 10mg, Fedipin® (Medikon) tablet 10mg,
Infacard® (Indofarma) tablet 10mg, Kemolat® (Phyto Kemo Agung) tablet 10mg, Nifecard®
(Armoxindo) tablet 10mg, 20mg/tablet retard, Nifedin® (Sanbe Farma) tablet 10mg, Niprocor®
(Yekatria farma) tablet 10mg, Vasdalat® (Kalbe Farma) tablet 5mg; 10mg, Vasoner® (Harsen)
tablet 10mg, Xepalat® (Metiska Farma) tablet 5mg; 10mg, Zendalat® (Zenith) tablet 5mg; 10mg.
Indikasi: terapi dan propilaksi gangguan koroner, terutama angina pectoris, hipertensi, insufisiensi
koroner kronik
Kontraindikasi: wanita hamil dan menyusui, syok kardiogenik, hipersensitivitas,
Efek samping: ringan dan hanya sementara, rasa panas, rasa berat kepala, mual dan pusing, udem
subcutan, hipotensi dan palpitasi.
Peringatan: dapat meningkatkan aktivitas sediaan yang menurunkan tekanan darah dan
penghambat beta reseptor.
Dosis dan aturan pakai: diberi dosis tunggal atau 3x sehari 5mg-10mg sebelum makan; Angina
dosis awal 1x sehari 2,5mg, dosis maksimum 1x sehari 10mg.
Bentuk sediaan obat : Tablet.
<!--[if !supportLists]-->e) <!--[endif]-->Nimodipine
Nama Generik: Nimodipine tablet 30mg.
Nama Dagang: Nimotop® (Bayer) tablet 30mg; 10mg/50ml botol infuse.
Indikasi: Antagonis kalsium diindikasikan untuk terapi defisit neurologik iskemik pada
pendarahan subaraknoid traumatik dan spontan.
Kontraindikasi: -
Efek samping: -
Peringatan: -
Dosis dan aturan pakai: 6x sehari1-2 tablet selama 21 hari atau infuse 2,5 ml perjam selama 5-7
hari lalu dilanjutkan tablet 6x sehari sampai hari ke-21infus: 0,5mg (2,5ml larutan infuse) per jam
selama 2 jam bila toleransi baik, dosis ditingkatkan menjadi 1mg (5ml larutan infuse) per jam
Bentuk sediaan obat : Tablet dan Infus.
<!--[if !supportLists]-->f) <!--[endif]-->Verapamil
Nama Generik: Verapamil tablet 80mg.
Nama Dagang: Cardiover® (Landson) tablet 80mg, Isoptin/ Isoptin SR® (Tunggal IA, Knoll)
tablet 80mg, 240mg/kaplet.
Indikasi: Angina pectoris
Kontraindikasi: hipotensi atau syok kardiogenik, gangguan konduksi(AV blok tingkat 2 dan 3, SA
blok), sick sinus syndrome, penderita dengan atrialflutter atau fibrasi atrial dan accessory by pass
tract, misalnya wolf Parkinson.
Efek samping: ortostastik hipotensi, musl, konstipasi, sakit kepala, gelisah.
Peringatan: -
Dosis dan aturan pakai: dewasa 3x sehari 1 tablet ½ jam sebelum makan
Bentuk sediaan obat : Tablet.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, ISO (Informasi Spesialite Obat Indonesia) Volume 41, Penerbit Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia, PT Anem Kosong Anem (AKA): Jakarta.
Katzung, Bertram G, 2001, Basic & Clinical Pharmacology Eighth edition, Edisi Bahasa Indonesia,
Buku I, penerjemah Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba
Medika, Jakarta.
Setiawati, Arini., dkk, 1995, Farmakologi dan terapi, edisi IV, Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran UI, Jakarta.
Trisnohadi, Hanafi B., dkk, 1996, Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, edisi III, balai penerbit
FKUI, Jakarta