You are on page 1of 41

Untuk Fasilitator

I. PENDAHULUAN
Buku saku ini adalah acuan bagi Tim Fasilitator dan Kader Masyarakat untuk memfasilitasi
masyarakat dalam rembug warga. Dalam acuan ini rembug-rembug tersebut dibedakan
menurut fungsinya Rembug warga yang berfungsi sebagai pertemuan untuk mempelajari,
memahami atau menjelaskan hal ihwal P2KP disebut pertemuan warga (community
meeting). Rembug warga yang berfungsi untuk menggali pandangan, pendapat, aspirasi,
dan keinginan warga terhadap topik tertentu disebut FGD. Rembug warga untuk membahas
dan mengambil keputusan serta kesepakatan disebut Rapat-rapat. Acuan ini dimaksudkan
untuk mendukung tugas Tim Fasilitator dan Kader Masyarakat sejak langkah ke 10
(Pedoman Teknis P2KP table PMPD – 1 : Langkah-langkah Pelaksanaan Rembug Kesiapan
Masyarakat (RKM).

Patut kiranya ditambahkan bahwa acuan ini lebih menitikberatkan pada padangan P2KP
sebagai program dan proses pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian isi acuan ini
diupayakan untuk membekali pelaku sosialisasi di tingkat komunitas local dengan informasi
dan teknik yang memungkinkan terbentuknya kelompok kohesif sebagai upaya
pemberdayaan (empowerment).

II. TENTANG PERTEMUAN WARGA


Pertemuan warga adalah pertemuan anggota masyarakat. Pertemuan ini secara substantif
bertujuan untuk memasyarakatkan P2KP dan menggalang partisipasi masyarakat. Dalam
pertemuan ini dikenalkan prinsip dan nilai/konsep P2KP, tujuan dan maksud P2KP,
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan P2KP, peran masyarakat dan hal ihwal lain tentang
P2KP. Pertemuan ini semaksimal mungkin dapat dihadiri oleh warga secara lengkap. Untuk
itu pertemuan dapat menggunakan forum yang telah ada ditengah masyarakat seperti
pertemuan RT, arisan RT, atau pertemuan balai warga, perkumpulan posyandu, dan
sebagainya. Tentunya akan lebih baik lagi bila masyarakat sepakat untuk membentuk
pertemuan secara khusus atau melanjutkan forum pertemuan yang terbentuk di masa
persiapan (RKM), dengan penyempurnaan bila perlu. Antara lain mempertimbangkan
kelengkapan warga masyarakat yang terlibat.

III. PELAKSANAAN PERTEMUAN WARGA

Materi yang disampaikan dan didiskusikan dalam pertemuan warga antara lain mencakup :
1. Tujuan, maksud dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan P2KP untuk mencapai
maksud dan tujuan tersebut.
2. Prinsip-prinsip dan nilai yang ditegakkan P2KP dalam pelaksanaan proyek.
3. Kondisi dan permasalahan umum kelurahan/desa yang dapat diketahui oleh Tim
Fasilitator/Kader masyarakat.
4. Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Tim Fasilitator bersama masyarakat dan
kader masyarakat.
5. Fungsi dan peran Kader Masyarakat
6. Status, fungsi dan peran BKM, KSM dan prinsip-prinsip pembentukannya
7. Maksud adanya komponen proyek, status, tujuan, sasaran dan persyaratan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan komponen tersebut
8. Mekanisme pelaksanaan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan
9. Persyaratan yang diperlukan dibangun masyarakat untuk keseimbangan Program
P2KP
10. Persyaratan yang diperlukan untuk menegakkan kemandirian dan keswadayaan
kelembagaan masyarakat

Tujuan pertemuan diatas dimaksud agar masyarakat memahami program P2KP,


mengetahui peran mereka dan mengetahui koridor dan patokan bertingkah laku dan agar
masyarakat memiliki tantangan bersama.

Dalam penerapan, pembahasan dapat dilakukan secara bertahap dengan penyampaian per-
topik atau dapat disampaikan secara deduktif untuk kemudian mengkhususkan kedalam
topik-topik untuk dibahas lebih lanjut. Dalam acuan ini akan dipilih cara deduktif (dari
umum ke khusus). Sekuen acara pertemuan dapat diatur dengan beberapa teknik
penyampaian yang antara lain : Ceramah dengan alat peraga dan Tanya jawab, ceramah
yang diikuti dengan curah pendapat/diskusi pleno.

Contoh pelaksanaan pertemuan untuk membangun pemahaman tentang tujuan, prinsip,


serta nilai P2KP dengan ceramah yang diikuti dengan curah pendapat kurang lebih sebagai
berikut :
a. Tim Fasilitator membagikan selebaran versi 1 dan 2 minimal sehari sebelum
pertemuan. Tim fasilitator memulai pertemuan dengan membangun suasana
pertemuan, mengatur ruang, dan bersilahturahmi dengan peserta pertemuan (peserta
dapat saling berhadapan, melingkar atau berbentuk huruf U, lesehan atau
menggunakan tempat duduk).
b. Tim Fasilitator atau Kader Masyarakat menjelaskan maksud dan tujuan P2KP serta
prinsip dan nilainya dengan menggunakan alat peraga berupa flipchart (lembar balik)
c.Hadirin diminta membandingkan program P2KP dengan pengalaman atau pendapat
mereka melalui teknik curah pendapat (tanggapan ini dicatat dan diperagakan).
d. Tim Fasilitator meminta peserta untuk mengomentari pendapat yang diajukan dan
yang tertera pada alat peraga.
e. Tim fasilitator mengulas pandangan dan pendapat peserta dan menghubungkanya
dengan rencana kegiatan program P2KP di kelurahan/desa.
f. Bepijak pada pendapat peserta Tim Fasilitator/Kader Masyarakat dapat mengajukan
beberapa pandangan dan kesimpulan yang mengaju pada kegiatan – kegaitan yang
perlu dilakukan untuk mencapai maksud P2KP.
g. Menyepakti permasalahan yang dihadapi dalam rangka penerapan program P2KP
(masalah-masalah ini didaftar sebagai topik-topik yang perlu dibahas labih lanjut).
h. Menyepakati pembahasan topik –topik tersebut serta mengagendakannya untuk
pertemuan lanjutan yang menggunakan teknik FGD.
i. Menyepakati para peserta yang akan mengikuti pembahasan dalam forum dengan
teknik FGD.

Hasil pertemuan ini dicatat oleh Tim Fasilitator/kader masyarakat untuk dikompilasi dengan
pertemuan serupa dalam kelurahan yang sama. Hasil kompilasi ini dapat dijadikan bahan
untuk melakukan diskusi terarah (FGD).
Matriks Pelaksanaan pertemuan dengan ceramah yang diikuti dengan curah pendapat
adalah sebagai berikut:

Fasilitator/Kader
Hasil yang
No. Langkah Peran Peserta Masyarakat
diharapkan
1. Pembangian Mempelajari dan Membagikan Peserta memiliki
Selebaran paling mendiskusikan selebaran bekal dalam
lambat 1 hari selebaran dengan kepada calon memasuki
sebelum pertemuan sesama warga peserta pertemuan
pertemuan
2. Pengaturan Mengikuti aturan Mengatur posisi Terdapat suasana
ruangan/posisi duduk yang telah duduk peserta yang nyaman bagi
peserta yang sesuai ditentukan dan Fasilitator peserta dan
untuk berembug agar nyaman memungkinkan
( melingkar atau untuk berembug terusatnya
huruf ‘U’) perhatian pada
pembicara

3. Silaturahmi dengan Mengikuti acara Bertegur sapa Terjadi keakraban


peserta rembug atau dan permusatan
menurut kebiasaan memperkenalkan perhatian peserta
setempat diri bila belum rembug terhadap
dikenal oleh materi yang akan
peserta rembug disampaikan

4. Memulai Menyimak materi Menyampaikan Peserta menyerap


penyampaian materi yang disampaikan pesan-pesan materi
melalui apa yang program P2KP pembicaraan
telah diketahui oleh
warga masyarakat
5. Mengakhiri Mengajukan Mencatat Diperoleh point-
pembicaraan dan Pendapat maksud dan isi point penting yang
memberi kesempatan pendapat patut dijadikan
kepada peserta peserta rembug topik pembahasan
rembug untuk dalam rangka
memberikan penerapan
pendapatnya program P2KP
dengan tekanan agar
peserta membandi
ngkan dengan
program lain sejenis
yang mereka ketahui
6. Memfasilitasi peserta Melakukan diskusi Menjadi 1. Masyarakat
agar mereka dapat tanya jawab antar mediator (tidak mulai dibiasakan
berdikusi sesamanya peserta dengan berpihak ) dan untuk membahas
dengan tertib tertib memimpin sesuai
diskusi permasalahan

2. Fasilitator
memperoleh
informasi lebih
banyak tentang
oemahaman
pandangandan
pikiran warga
terhadap proyek.
7. Mengulas pandangan Menyimak ulasan Menguraikan, Masyarakat
dan pendapat Fasilitator membandingkan paham tentang
peserta sekaligus serta maksud, tujuan
mengkaitkan dengan menyimpulkan P2KP dan peran
tujuan prinsip dan hal-hal yang yang mereka
nilai –nilai P2KP dan layak dilakukan dapat dilakukan
hal-hal yang perlu oleh masyarakat
dilakukan oleh warga dalam
melaksanakan
program P2KP
8. Meminta pendapat Memberikan Memfokuskan Diketahuinya
pleno tentang tanggapan pembicaraan masalah-
pendangan dan terhadap pada masalah – masalah yang
ulasan-ulasan yang pandangan masalah yang perlu
disampaikan Fasilitator perlu diselesaikan oeh
diselesaikan oleh masyarakat
masyarakat sebagai
dalam tantangan
melaksanakan bersama
P2KP

9. Pengambilan Mengamati Membuat point- Diperoleh topik-


kesimpulan kesimpulan yang point topik yang patut
kesimpulan dibuat permasalahan dibahas lebih
yang perlu lanjut
diselesaikan

Cara ini mengandung beberapa Kelemahan, antara lain;


a. Selebaran belum tentu dibaca oleh peserta pertemuan
b. Suasana pertemuan masyarakat seringkali kurang mendukung tumbuhnya dialog.
c. Dapat terjadi keengganan diantara peserta pertemuan untuk mengajukan pendapat
secara terbuka, atau adanya dominasi pendapat diantara peserta atau merasa malu
untuk mengajukan pendapat.
d. Cara ini hanya efektif bila masyarakat di lokasi bersifat terbuka.
e. Keberhasilan acara sangat tergantung pada kemampuan pribadi Fasilitator dalam
mengatur / mengarahkan proses pertemuan.
Pelaksanaan pertemuan dengan ceramah menggunakan teknik meta-plan kurang lebih
sebagai berikut:

a. Pembukaan suasana dan pembagian selebaran sama dengan di atas tetapi perlu
tambahan papan tulis dan lakban kertas dan alat tulis serta kertas flipchart.
b. Sama dengan cara diatas.
c. Sama dengan cara diatas.
d. Para peserta pertemuan diminta menulis di kertas yang disediakan (tanpa nama)
untuk menjawab pertanyaan berikut :

1). Apakah hambatan mewujudkan program P2KP di kelurahan/di desa ini ?


2). Apakah Harapan – Harapan saudara dari program ini dan apa alasannya?

CATATAN : Jawaban untuk pertanyaan no.1 ditulis di kertas berwarna tertentu


(misalnya warna biru), sedangkan jawaban untuk pertanyaan no. 2
ditulis di kertas berwarna lain ( missal warna merah) bila ada.

e. Kumpulan seluruh jawaban sesuai dengan kelompoknya, kemudian simpulkan


menurut golongannya masing-masing.
f. Hasil kesimpulan –kesimpulan dimintakan persetujuan dari peserta.
g. Lakukan pembahasan terhadap kesimpulan – kesimpulan tersebut yang secara
langsung dikaitkan dengan prinsip, nilai, dan mekanisme program P2KP..
h. Buat kata kunci dari hasil pembahasan tersebut.

IV. Tentang FGD

Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah (DKT) adalah pertemuan
warga yang sifatnya terarah untuk membahas topik tertentu melalui diskusi kelompok.
Dalam P2KP topik-topik ini bersumber dari pertemuan-pertemuan warga yang bersifat
umum, misalnya keperluan membuat aturan-aturan untuk memilih warga terpecaaya
sebagai Pimpinan kolektif BKM, atau topik pemetaan potensi secara swadaya dan
Refleksi kemiskinan yang telah terdapat dalam agenda pelaksanaan P2KP.
Hal-hal merupakan topik khusus dan dapat dijadikan pokok bahasan yang targetnya
adalah untuk menggali dan lebih memahami pendangan dan pendapat serta aspirasi
masyarakat terhadap topik tersebut.

4. 1.Syarat – syarat Pelaksanaan FGD

a. Jumlah peserta tidak lebih dari 20 orang, idealnya peserta FGD berjumlah 8-12
orang.
b. Peserta memiliki sifat homogen dalam hal ini tertentu yang terkait dengan topik
yang akan dibahas, misalnya memiliki kesamaan perhatian atau kepedulian
terhadap program P2KP.
c. Tim Fasilitator berperan sebagai : (1) moderator yang mengatur kelancaran diskusi
dalam kelompok, (2) notulis yang mancatat diskusi, (3). Pengamat yang
mengamati jalanya diskusi, dan mambantu moderator agar semua peserta
mendapat kesempatan kesempatan bicara yang sama.

Contoh Topik : Refleksi Kemiskinan

Langkah-langkah pelaksanaan FGD untuk topik diatas adalah sebagai berikut:


a. Fasilitator menyiapkan diri dengan pengetahuan tentang kondisi wilayah, minimal
dari data sekunder atau hasil social mapping, serta menentukan target FGD yang
hendak dicapai berkaitan dengan topik (karakteristik dan criteria miskin menurut
peserta. Lokasi dan penduduk yang tergolong miskin, serta factor penyebab
kemiskinan).
b. Fasilitatoar menciptakan suasanan yang nyaman bagi semua peserta untuk
berdiskusi, bertegur sapa dan bersilaturomi dengan semua peserta.
c. Fasilitator / moderator memnta kesepakatan dari peserta tentang topik yang akan
dibahas (karena topik termasuk hal yang sensitif).
d. Mederator meminta peserta untuk menceritakan tentang kondisi umumdi
wilayahnya dan memeberikan kesemapatan yang sama kepada semua peserta.
Sebagai moderator, fasilitator mengatur jalannya diskusi agar peserta tidak saling
berebut bicara.
e. Selanjutnya, moderator mengklarifikasi dan merumuskan jawaban dari peserta.
f. Moderator memberikan pertanyaan kunci berikutnya dengan berdasarkan pada
jawaban peserta, bagiamana karakteristik miskin menurut pendapat peserta.
g. Moderator mengklarifikasi dan merumuskan jawaban peserta.
h. Pertanyaan kunci selanjutnya, bagiamana criteria miskin menurut pendapat peserta.
i. Moderator mengklarifikasi dan merumuskan jawaban peserta.
j. Moderator mengajukan pertanyaan kunci, dimana lokasi dan penduduk yang
termasuk golongan miskin menurut pendapat peserta.
k. Moderator mengklarifikasi dan merumuskan jawaban peserta.
l. Perntanyaan lanjutan tentang penyebab keiskinan (untuk pertanyaan ini proses
kimiskinan (untuk pertanyaan ini proses dapat dilanjutkan dengan analisis pohon
masalah atau yang dikenal dengan “why tree” sebagai proses pembelajaran
masyarakat.

Catatan:
*). Topik ini adalah topik yang sensitive pertanyaan harus diajukan sebaik mungkin
dan tidak menyinggung perasaan orang (sebaiknya masuk dari kondisi umum
seperti: status social ekonomi pada umumnya, rata-rat pencaharian penduduk
atau data tentang jumlah penduduk yang biasa mendapatkan bantuan
social/zakat dan tidak terarah atau dicontohkan kepada sesorang atau kelompok
tertentu).

*). Tim Fasilitator terutama yang berperan sebagai pengamat sebaiknya


memperhatikan reaksi dan bahasa tubuh dari para peserta, untuk menjadikan
masukan yang akan memperkaya hasil FGD.

*). Waktu pelaksanaan FGD sebaiknya disesuaikan dengan kondisi peserta, namun
Rata-rata maksimal 2 jam, jika materi belum selesai namun kondisi tidak
memungkinkan untuk meneruskan diskusi lebih baik membuat kesepakatan
untuk mengatur waktu FGD lanjutan.

V. Rapat-rapat

Rapat adalah rembug warga yang tujuannya untuk membahas dan mengambil keputusan
terfadap salah satu topik.
Contohnya : setelah pandangan pendapat dan aspirasi masyarakat tentang refleksi
kemiskinan diketahui, perlu adanya tata cara untuk mengatur pelaksanaan refleksi
kemiskinan seperti:

Hal-hal ini menjadi pokok bahasan dalam rapat untuk dibuat keputusan.
Rapat ini dilakukan oleh tim yang disepakati dalam pertemuan warga (community meeting).
Hasil rapat diumumkan kepada masyarakat secara laus di kelurahan/desa secara lisan
maupun tertulis.
VI. Proses pertemuan pertemuan warga

Bagan proses Pertemuan-Pertemuan tingkat Kelurahan.

Tindak Lanjut

Pertemuan Rapat-
Warga
FGD - FGD Rapat

Umpan Balik Sarasehan (rembug


Warga Tk. Keleruhan)
Pelaksanaan
Keputusan
Rapat
Temu Karya Pelaksanaan
Kelurahan
Kegiatan
P2KP
VI.2 Matrik Rembug –rembug Warga

No. Jenis Pertemuan Fungsi Syarat Hasil-hasil


1. Pertemuan 1.Menyampaikan i.Seluruh 1.Masyarakat
umum warga pesan –pesan P2KP komponen mengetahui
(community 2.Wahana saling masyarakatterwakil keberadaan P2Kp
meeting) belajar dan i 2.Masyarakat
memahami P2KP ii. Basis wilayah mengetahui maksud
RT-RW kelurahan tujuan prinsip ilai
(Forum bselajar dan iii. Fasilitator dan prosedur
saling memahami) memiliki informasi pelaksanaan P2KP
tentang kondisi 3.Fasilitator
daerah dan mengetahui secara
masyarakat di umum pendangan
lokasi dan masalah yang
dihadapi untuk
pelaksanaan P2KP
4.Fasilitator
mengetahui dan
dapat membuat
kesimpulan tentang
topik-topik yang
perlu dibahas
dengan
menggunakan FGD

2. Focus group Menggali aspirasi 1.Memiliki topik Dapat mengambil


discussion (FGD) pandangan sikap khusus kesimpulan rumus
pendapat Harapan 2.Memiliki arah an (lihat fungsi)
keinginanmasyaraka atau target
t terhadap suatu rumusan yang ingin
topik (misalnya FGD
dicapai
Refleksi kemiskinan
3.Peserta memiliki
pemetaan swadaya kesamaan
pembentukan BKM perhatian
dsb). kepedulian
terhadap topik
4.Jumlah peserta
maksimal 20 orang
3. Rapat-rapat Membahas dan 1. Rapat harus Diperoleh ketetapan
membuat keputusan mewakili atau keputusan
(misalnya rapat mencerminkan
pembentukan panitia komponen
pemilihan pimpinan masyarakat
kolektif BKM, rapat
membentuk 2. Ada agenda
peraturan khusus
kesepakatan
kesepakatan warga
dalam, menentukan
sasaran kegiatan
rapat untuk
membentuk tim
pemetaan swadaya
dan refleksi
kemiskinan.

4 sarasehan 1. menandai BKM 1. draft 1. warga kelurahan


telah dimiliki oleh kesepakatan mengetahui bahwa
warga. pengelolaan BKM BKM telah mulai
2. mensosialisasikan 2.pimpinan kolektif berfungsi
rencana kerja BKM BKM telah terpilih. 2. warga
kepada warga mengetahui
masyarakat. keberadaan
kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan
BKM.
3. warga
mengetahui peran
mereka sesuai
kesepakatan yang
telah dibuat.

You might also like