You are on page 1of 38

Amaliah Ramadhan

AMALIAH RAMADHAN
Ada peluang paling menggiurkan dibulan
Ramadhan ini. Ada kasih sayang Allah
membelenggu setan hingga memudahkan manusia
untuk bertarung. Ada rahmat dan berkah saat
pintu neraka ditutup dan seluruh pintu kebaikan
dibuka. Ada kesempatan yang mungkin takkan
berulang kembali.
Ramadhan merupakan bulan berkah, kalau
manusia mengetahui, maka semua bulan akan
dijadikan nilainya sama dengan Ramadhan.
Manusia diciptakan Allah dengan perangkat yang
lengkap, kepada kebaikan maupun kepada
kesalahan. Tergantung manusia untuk
memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang telah
diberikan Allah tersebut. Untuk bisa
memenangkan pertempuran diperlukan kerja
keras. Sayang, kacamata manusia terlalu buram
untuk membedakan mana yang baik dan yang
buruk.
Allah Maha Tahu akan kelemahan-kelemahan
manusia sehingga dengan rahmat dan kasih
sayang-Nya Allah menurunkan bulan yang bisa
dimanfaatkan manusia untuk kembali menyusun
kekuatan.
Namun manusia ternyata kurang pintar
dalam memanfaatkan kesempatan yang dijalani
dengan setengah-setengah, bahkan tak
melaksanakan ibadah sama sekali.
Terdapat amalan-amalan utama di bulan
Ramadhan :

80
Amaliah Ramadhan

Pertama, menjaga perut.


Manusia kadang tak sadar telah menjadikan
perut sebagai tuhannya. Kerja keras dari pagi
hingga petang tidak lain karena takut perut tak
diisi makanan enak. Disayangkannya hidup
bahagia dengan perut yang kenyang. Padahal awal
keburukan berasal dari perut. Orang yang
kekenyangan biasanya mudah tergoda untuk
menjadi malas, tak bisa mengendalikan syahwat,
dan sulit merasakan nikmatnya ibadahnya.
JIHAD AKBAR
BAGINDA Rasulullah mengungkapkan di
dalam sabda beliau, artinya "Seseorang tidak
dikata mujahid karena melompati musuh di medan
laga. Tetapi yang mujahid itu, adalah menahan diri
(memiliki ke-sabaran)". Berani tanpa perhitungan,
bukanlah contoh orang yang sabar. Perhitungan
yang matang, dan kesabaran jualah yang
sebenarnya mendorong seseorang untuk bertindak
benar. Pada akhirnya, kebenaran pula yang
menyebabkan seseorang berani dalam bertindak.
Berani untuk berjuang mempertahankan
kebenaran itu. Kesabaran akan tampak pada
kemampuan seseorang mengendalikan dirinya.
Para petinggi negara, para diplomat, para ilmuwan,
pendek kata para intelektual, dituntut memiliki
kesabaran sebelum mereka bertindak di dalam
mengemban tugas-tugasnya.
Kemampuan pengendalian diri ini, tidaklah
urusan sepele. Dia merupakan urusan besar dan
berat. Begitu beratnya, maka Baginda Rasulullah
menyebutkannya sebagai "jihad akbar", atau

81
Pernik Pernik Ramadhan

"perjuangan yang berat". Sepulangnya dari Perang


Uhud yang terkenal itu, dimana para syuhada
banyak berguguran, Baginda Rasulullah bekata,
"Kita baru saja keluar dari jihad (perang) yang kecil
saja. Kita akan memasuki jihad (perang) yang lebih
besar lagi", kata beliau.
Pernyataan Baginda Rasulullah ini,
mengundang heran dan tanya para sahabat setia
dan pengikut beliau sambil ber tanya yang
langsung ditujukan kepada Baginda Rasulullah,
"MANA LAGI PERANG (JIHAD) YANG BESAR ITU,
WAHAI BAGINDA RASUL?". Seolah-olah dengan
pertanyaan itu, para sahabat menilai bahwa
perang baru ditinggalkan tadi, sudah dirasakan
sebagai perang yang paling besar, yang pernah
dialami mereka.
Serta-merta Baginda Rasulullah menjawab,
“JIHADUL AKBAR, JIHADUN NAFSI"(Al Hadist). Jihad
(perang) yang besar itu, adalah jihad (perang)
mengalahkan nafsu (mengendalikan diri), kata
beliau.
Jihadun nafs (perjuangan mengendalikan diri)
ini, tempat latihannya adalah ibadah shaum atau
ibadah puasa.
Shaum atau puasa itu, diawali dan diakhiri
pengendalian diri". Kita bisa merasakan sungguh,
bagaimana kita mulai menahan, sesudah sahur
berakhir pagi tadi. Tiada semenit- pun masa
toleransi. Jika waktunya telah tiba, walaupun perut
masih meminta, kita rela membasuh jari
mengakhiri makan sahur tadi. Begitu pula, dikala
kita sebentar lagi, disore nanti akan berbuka

82
Amaliah Ramadhan

puasa. Sungguhpun penganan telah tersedia


dimeja dihadapan muka.
Kita belum akan mau menjangkaunya, jika
waktunya belum tiba. Tinggal semenit lagi, kita
rela menanti.
Alangkah dalamnya perlajaran ini. Latihan
disiplin yang tinggi, dan pengendalian yang utuh.
Sebuah latihan, hanya bisa dilihat berhasil atau
tidaknya, setelah masa latihan itu terlewati. Begitu
pula, keberhasilan kita melaksanakan puasa
(shaum) ini, terlihat berbekas, jika kita mampu
memiliki sifat-sifat disiplin, dan terkendali diri,
sesudah Ramadhan pergi. Makin tinggi nilai latihan
kita, makin lama bekasnya di dalam diri. Di dalam
pembangunan bangsa yang tengah kita alami
sekarang, dihadapan mata kita, teranglah tugas
setiap individu semakin berat.
Kita memerlukan manusia yang berkualitas.
Memiliki disiplin yang tinggi dalam setiap kondisi.
Kita amat memerlukan bangsa yang tangguh dan
ampuh manjalaankan misi pembangunan, disegala
bidang. Kita juga amat menghajatkan manusia
yang rela menahan diri, berhemat, dan ikut
merasakan penanggungan teman lainnya. Memiliki
rasa solidaritas (ukhuwah) yang men-dalam.
Semuanya hanya bisa diciptakan, melalui latihan
latihan yang terus menerus. Kesempatan selalu
dibukaan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, melalui
ibadah puasa (shaum) ini. Sewajarnyalah setiap
kita berusaha sekuat daya, supaya lingkungan kita
dimanapun kita berada, bisa menerapkan amalan
puasa (shaum) ini. Inilah tujuan utama, Allah
Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan shaum

83
Pernik Pernik Ramadhan

(puasa) itu. La'allakum Tattaquuna. Supaya kamu


menjadi orang-orang yang terpelihara, terlindungi.
Bangsa yang bertaqwa, adalah bangsa yang
mawas diri.

Kedua, menjaga lisan.


Sahabat Umar pernah berkata ,“Tidaklah
seseorang itu banyak berbicara melainkan banyak
salahnya. Dan tidaklah banyak salahnya melainkan
banyak dosanya. Dan tidaklah banyak dosanya
melainkan masuk neraka”. Begitu banyak dosa
yang ditimbulkan lidah : Memfitnah, menggunjing
orang, berdusta, memaki dan lain-lain.
TAHAN RASA TAHAN KATA
Perintah Allah kepada setiap umat Islam,
untuk mengamalkan ibadah puasa ini. Untuk 1

menciptakan kemuliaan hidup, Hablum minallah,


yakni hubungan vertikal dengan Allah Yang Maha
Esa, dalam kaitan pelaksanaan ibadah, dan
Hablum minan-naasi, terbinanya hubungan yang
langgeng dan kemasyarakatan yang indah sesama
anggota masyarakat (manusia), secara
menyamping (horisontal), itu. Jika masih ada

1 Pemerintah Republik Indonesia dalam pengamalan Pancasila, khususnya


sila Ketuhanan Yang Maha Esa, selalu berupaya memuliakan Ramadhan ini.
Tiap tahun mengajak rakyat Indonesia (yang Muslim) untuk mengamalkan
ajaran puasa ini, dan meminta non-
non-Muslim menghargainya. Pemerintah
Daerah Sumbar, mulai dari Gubernur, kepala-
kepala-kepala Daerah Tingkat II, selalu
mengingatkan agar menghormati orang Islam yang tengah melaksanakan
ibadah puasanya. Seyogyanyalah kita menghormati kedua ajakan ini. Ajakan
pemerintah supaya tercipta "kerukunan umat ber-
ber-agama", tercipta pula
ketenangan umat di dalam mengamalkan ajaran agama mereka, yaitu
berpuasa (Shaum)

84
Amaliah Ramadhan

ummat manusia, khususnya di daerah kita


Sumatera Barat (Indonesia), yang menganggap
enteng suasana Ramadhan ini, niscaya kita tidak
dapat mengatakan bahwa mereka itu telah
memiliki kesadaran bernegara yang tinggi.
Apalagi kesadaran sebagai ummat yang
beragama. Mudah-mudahan itu tidak bakal terjadi
lagi ditahun ini. Karena itulah, kepada ummat yang
telah bersaksi, bahwa mereka adalah Muslim,
seharusnya kita memaksakan diri kita,
bagaimanapun beratnya, "Wajib Puasa".
Hendaknya jangan ada lagi seorangpun ummat
Islam, yang meninggalkan puasa Ramadhan ini.
Kalau toh, karena satu dan lain hal kita tidak atau
belum memiliki kemampuan mengamalkannya.
Sewajibnya kita tidak memakan makanan
disembarang tempat, sehingga mengganggu
ketentraman saudara-saudara kita yang tengah
beribadah puasa. Selain dari itu, karena yang
dikatakan puasa (shaum) tidak hanya semata-mata
menahan rasa haus dan lapar, juga menahan diri
dari berkata-kata yang tidak senonoh dan tidak
berkata cabul. Menahan diri pula dari
perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Agar tidak
berlaku heboh, tidak melakukan perbuatan-
perbuatan yang mengundang masyarakat lainnya
menjadi terganggu ketentramannya.
PENGENDALIAN DIRI
Sejak awal ada anugerah “fithrah” yang
bersih (suci dari noda dan dosa) mewujudkan
"manusia bermartabat”. Wajar, bila kembali
kepada fithrah dirayakan sebagai kemenangan

85
Pernik Pernik Ramadhan

besar. Apalagi setelah ujian berat "pengendalian


diri", berkemampuan "mengalahkan hawa nafsu"
melalui ibadah berat "shiyam" (puasa) oleh
jasmani (menahan makan, minum, dan jima'
disiang hari), dan rohaniyah dalam menahan
amarah, memupuk kesabaran, serta
mengendalikan keinginan-keinginan. Semua
dilaksanakan karena mengharap redha Allah,
terjauh dari pujian makhluk kecuali hanya dari
Allah semata.
Setiap insan yang memiliki fithrah adalah
pribadi yang kuat, yaitu "pribadi muttaqien". Yang
tegak dan jujur, tabah dan berdisiplin. Yang tahu
"harga diri" dan tahu "berterima kasih". Memiliki
"pribadi yang berwatak". Yang memiliki hati nurani
yang hidup. Yang "peduli" dengan keadaan "kaum
dhu'afa" (kaum lemah) yang jumlahnya lebih besar
sebagaimana layaknya alas pada sebuah kerucut.
Memiliki fithrah berarti punya rasa bahagia
dalam kalbu berupa "kebahagiaan dalam
memberi". Suka memberi, menyiratkan rasa
bahagia pada pemberi dan penerima. "Memberi
dan menerima", sesuai dengan martabat manusia
yang harus dihormati keberadaannya ditiap-tiap
anggota masyarakat. "Memberi" bukan monopoli
kalangan kaya semata. "Menerima" tidaklah
kwalitas baku dari milik kalangan "bernasib
malang". "Si-pemberi", memikul kewajiban.
Ditangannya ada hak orang lain, yang wajib
ditunaikan dan mesti dikeluarkan.
"Si-penerima", memiliki kewajiban dengan meneri-
makan haknya dari orang lain. Sebenarnya dia
telah menyelamatkan sipemberi dari siksaan, bila

86
Amaliah Ramadhan

sempat menahan hak orang lain. Sipenerima


memiliki kewajiban untuk menerimakan haknya,
dan membebaskan sipemberi dari hukuman
tersebab lupa mensyukuri nikmat Allah yang ada di
tangannya. Kedua-duanya sama-sama
"bermartabat" manusia. Tidak ada tempat bagi
"perasaan rendah" yang melumpuhkan "kalangan
tak punya". Tak ada peluang tumbuhnya "perasaan
tinggi” atau sombong, yang sering melumpuhkan
"kalangan berada".
Kedua kelompok, atas-bawah dan kaya-
miskin ini bisa berperan serta mengisi kehidupan
duniawi yang indah dan serasi, dengan perwujudan
saling mempertinggi makna kehidupan duniawi
yang saling menghargai menurut kemampuan
masing-masing pula. Atas dasar hak dan kewajiban
yang setara itulah, kita persiapkan amalan besar
tanpa riya. Pekerjaan riya akan menghilangkan
"kepedulian sosial", karena yang berpunya bisa
gelak ketawa, sementara yang malang hanya
berurai mata.
Dalam mengatasi kesenjangan sosial yang
terjadi, Rasulullah SAW mewajibkan setiap Muslim
"membayarkan zakat, mengeluarkan infaq,
shadaqah” mengulurkan tangan dari atas ke
bawah, tidak sebaliknya, menyuruh yang dibawah
menampung belas kasihan semata. Firman Allah
artinya, Di dalam harta orang kaya itu ada hak
orang lain, yang meminta ataupun yang tidak mau
meminta (Q.S. 70, Al Ma'arij, ayat 24-25)
Maknanya adalah bahwa orang kaya
semestinya mengatahui beban derita serta
kebutuhan orang melarat di kelilingnya. Jangan

87
Pernik Pernik Ramadhan

dinanti mereka meminta, tetapi ulurkan tangan di


saat ada kemampuan. Inilah kepedulian menurut
ajaran Agama Islam.
Aplikasinya adalah, fungsikan
lembaga-lembaga sosial yang ada, giatkan
kepedulian pendistribusian kekayaan secara
teratur dengan mengutamakan nilai manfaat serta
pendayagunaan Lembaga Baitul Maal, atau Amil
Zakat dan Masjid-Masjid. Data secara lengkap
"kaum dhu'afa" (kalangan lemah) dilingkungan
sendiri.
Termasuk juga Anak Yatim. Bagikan kepada yang
"berhak" dengan amanah secara jujur dan benar.
Bila perlu, ketok pintu "kalangan tak berpunya" itu,
antarkan langsung kerumahnya. Dan bersedia pula
"mengetok hati" kalangan berpunya (orang berada
dan kaya), bahwa sebenarnya ditangan mereka
ada hak orang lain, yang wajib dia keluarkan.
Sehingga kesenjangan sosial teratasi. Wa ila'ilahi
turja'ul umuur.

Ketiga, menjaga pandangan


Pandangan kepada lawan jenis ibarat panah-
panah beracun. Racun berbisa berupa
perpanjangan angan-angan yang bisa menjatuhkan
manusia kejurang kebinasaan. Allah maha tahu
segala pandangan manusia yang berbau maksiat.
REBUTLAH YANG PASTI
Bila kita menyimak lebih mendalam, maka
kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa ibadah
dalam Islam tidak menyebabkan kegiatan-kegiatan
rutin mestui dihentikan sepenuhnya. Agama Islam

88
Amaliah Ramadhan

dtidak mengenal adanya penyendirian dalam


ibadah.
Berjamaah (bersama-sama) memiliki nilai
lebih dibandingkan dilakukan sendiri-sendiri.
Contohnya untuk shalat berjamaah. Sungguhpun
dianjurkan melaksanakan shalat tahajjud (shalat
malam), tetapi itu dilakukan sejenak setelah
tertidur. Masih tidak disuruh lebih dahulu
mengasingkan diri. Hidup terpisah dari lingkungan
bukan begitu ajaran Islam.
Masih dalam hubungan ibadah shalat. Jika
datang seruan untuk shalat Jum'at lengkapnya
berarti; "Wahai orang yang ber-iman, apabila
diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at,
maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui." 2

Perintah Allah sesungguhnya memberikan


dorongan besar.
Pertama, shalat Jum'at lebih baik dari
pekerjaan berharga sekalipun seperti jual beli yang
menghasilkan keuntungan (laba). Karena itu
laksanakanlah shalat Jum'at karena labanya lebih
besar dari perdagangan (jual beli).
Kedua, sebenarnya umat muslimin itu kalau
tidak sedang beribadah (shalat), kehidupannya
tentulah dipasar (ditempat-tempat berusaha). Ayat
ini juga menggambarkan kehidupan yang
seimbang antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.

2 lihat firman Allah, QS. AL Jumu'ah, 62 : 9

89
Pernik Pernik Ramadhan

Ketiga, selesai beribadah laksanakan


tugas-tugas rutin. Dalam melaksanakan tugas rutin
itu panduannya adalah mencari redha Allah.
Keempat, bahwa sebenarnya orang-orang
mukmin itu menghitung secara matematis. Ibadah
shalat Jum'at sebagai contoh yang waktunya hanya
beberapa puluh menit saja menjanjikan
keuntungan ukhrawi yang berkali-kali lipat.
Sementara perdagangan yang memakan waktu
lebih panjang masih menjanjikan keuntungan yang
spekulatif. Maka secara sistematis, seorang
mukmin dengan dorongan iman dan ilmu memilih
hal yang pasti dan meninggalkan hal yang bersifat
spekulasi.
Dalam beribadah, motivasinya adalah
mencari redha Allah. Redha Allah ini mutlak. Allah
telah menyediakan segala-galanya untuk hidup
kita. Kehidupan manusia dan hidupnya nilai-nilai
kemanusiaan, yang berperikemanusiaan. Setiap
amal kebajikan didalam bulan Ramadhan dilipat
gandakan pahalanya. Amalan sunnah di Ramadhan
sama nilainya dengan ibadah wajib di luar
Ramadhan. Sedangkan ibadah wajib yang
dilaksanakan di Ramadhan berpahala tujuh kali
lipat dari pahala ibadah wajib di luar Ramadhan.
Ramadhan terlalu mahal untuk dilewatkan
begitu saja. Untuk menyambut dan mengisinya
perlu persiapan khusus, terutama faktor mental.
Rasulullah SAW sangat mempersiapkan diri
dalam menyambut bulan Ramadhan, jauh hari
sebelum bulan suci itu dating yaitu dengan

90
Amaliah Ramadhan

memperbanyak puasa sunnah di bulan


sebelumnya, Sya’ban.
Karena itu, pengalaman yang diperdapat
pada bulan Ramadhan yang lalu seharusnya
dijadikan pelajaran agar supaya setiap bulan
Ramadhan muncul dapat dipersiapkan ibadah yang
lebih baik dan mampu memberi makna untuk diri
masing-masing. Terutama dalam meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Firman Allah menyebutkan, “Dan masing-masing
orang memperoleh derajat-derajat yang seimbang
dengan apa yang dikerjakannya. Dan, Tuhanmu
Allah tidak pernah lengah dari apa-apa yang
mereka telah kerjakan “ (QS. Al An'aam, 6 : 132).
DI DUNIA MENANAM
Dikatakan lagi, dalam bimbingan Baginda
Rasulullah, bahwa masa di dunia ini ibarat
menanam. Akhirat nanti menuai buahnya. Baginda
Rasulullah 'alaihi Wa Sallam bersabda, Artinya ;"Ad
dunya daarur'amal, wal akhirah daarul jazaa".
"Dunia ini tempatnya berbuat 'amal (karya), dan di
akhirat adalah tempat mendapatkan balasan (dari
amalan semasa di dunia ini)" (Hadist).
Manalah mungkin ada beras, bila tidak ada
padi. Buah padi itu adalah hasil dari benih padi
yang ditanamkan jua. Buah padi tidak tumbuh dari
benih jagung atau lainnya. Di bulan Ramadhan,
kata Rasulullah SAW, "amalan-amalan yang wajib,
seperti tujuh puluh kali lebih baik dari pada amalan
serupa diluar bulan Ramadhan. Amalan yang
sunat-sunat dibulan Ramadhan, seumpama
nilainya wajib diluar Ramadhan."

91
Pernik Pernik Ramadhan

Suatu kelebihan lain dari bulan Ramadhan


adalah sarana bagi pertambahan nilai ibadah kita
yang kurang- kurang selama ini. Penekanannya
terletak kepada "aktifitas" Kepada gerak untuk
melaksanakan 'amalan. Nilai sebuah 'amal (karya)
tidak akan berarti apa- apa. Jika tidak ada usaha
merealisir amal (karya) itu.
Sebuah bangunan belum akan berwujud
bangunan, kalau masih di atas blue-print,
gambaran saja. Bagaimanapun tingginya nilai
Ramadhan, tingginya nilai pahala amalan selama
bulan Ramadhan. Besarnya balasan bagi
orang-orang di dalam bulan Ramadhan, nilainya
yang tinggi, pahala yang besar.
Keutamaan yang ada di bulan Ramadhan ini
hanya akan diperoleh bagi mereka yang beramal
jua adanya. Bagi yang senang menghitung-hitung,
tetapi tak kunjung berbuat, hasilnya akan nihil.
Kosong melompong. Sebuah realita dalam ajaran
Islam dapat dikatakan bahwa dorongan yang tinggi
dalam beribadah terutama didalam Ramadhan,
semata-mata adalah supaya manusia memiliki
ethos kerja yang tinggi. Maka ibadah didalam bulan
Ramadhan sanggup membentuk watak pekerja,
bukan pemimpi.

Keempat, memperbanyak ibadah.


Dari beberapa hadits Nabi Muhammad SAW
disimpulkan ada amalan-amalan tertentu untuk
lebih diperbanyak, khususnya dibulan Ramadhan.

92
Amaliah Ramadhan

PINTU SURGA TERBUKA


DI Bulan Ramadhan, Tertutup Pintu Neraka.
Dibukakan sekalian pintu Syorga. Dirantai iblis dan
Syaithan. Demikian gambaran yang dijelaskan
Baginda Rasulullah, kepada kita ummat ber-iman.
Satu lagi dari kemuliaan bulan suci Ramadhan ini.
Telah menjadi pengetahuan kita, bahwa
Neraka diperun tukkan bagi orang-orang berdosa.
Orang yang kena kutukan Allah. Orang-orang kafir
dan aniaya. Memang tidak lain, hanya itulah yang
akan mengisi Neraka itu.
Seorang yang kafir, yang dzalim, yang
aniaya, yang jahat, dan banyak lagi pelaku-pelaku
perangai tercela. Sebenarnya tidak usah marah,
jika dikabarkan bahwa tempat mereka adalah
Neraka. Karena itulah, terminal akhir dari semua
bentuk kejahatan.
Begitu pula halnya, bahwa syorga hanya
disiapkan untuk orang-orang yang ber-iman. Yang
ber-amal baik. Yang Amanah, Yang beribadah. Yang
jujur. Yang berperangai baik. Pendek kata seluruh
yang bermodal mulia, berperangai terpuji, akan
menempati syorga. Tidak perlu iri, kalau syorga
tidak dibagikan kepada para pelaku kejahatan.
Telah dikabarkan juga, bahwa iblis dan
Syaitan, adalah teman ke neraka.
Perangai-perangai yang buruk, diidentikkan
dengan kelakuan syaithan. Tindakan kejahatan,
diserupakan dengan godaan iblis. Sebenarnya
tidak perlu marah, jika syaitan dan iblis itu selalu
bersama-sama dengan pelaku-pelaku kejahatan
(kemaksiatan). Cuma saja, karena pelaku-pelaku

93
Pernik Pernik Ramadhan

itu, adalah manusia, seperti saudara-saudara kita.


Maka wajar kalau kita merasa sedih.
NILAI TAQWA
NILAI taqwa merupakan nilai puncak yang
diminati dan dikejar oleh setiap mukmin. Muttaqin
(orang-orang bertaqwa) mendapatkan jaminan
untuk:
1. Mampu mendapatkan dari Alquran (Wahyu Allah)
untuk petunjuk, penerangan, contoh-contoh dan
pelajaran di dalam menata kehidupan meteriil
maupun immateriil. Karena itu mereka akan
3

mudah memahami makna terkandung dalam


Alquran (Wahyu Allah) . 4

2. Mendapatkan sorga, tempat kembali terbaik.


Memperoleh kehormatan dari Allah . Mewarisi 5

kehidupan akhirat yang kekal abadi, sebagai


balasan terbaik dari Allah . 6

3. Memperoleh kemenangan , karena selalu


7

disertai oleh Allah . 8

Dan akan menjadi tamu terhormat dari Allah


pada hari setiap manusia dikumpulkan di Yaumil
Mahsyar . 9

4. Selalu dicintai oleh Allah Maha Pencipta. Karena


keteduhan dalam memelihara sifat-sifat terpuji,
3 lihat QS.2:2/2:66/3:138/5:46/21:48/24:34 dan 69:48

4 QS.19:98

5 QS.3:133/26:90/38:49/50:31 dan 68:34

6 QS.43:35

7 QS.78:31

8 QS.2:194/9:36 dan 123

9 QS.19:85

94
Amaliah Ramadhan

menepati janji, tak suka berbuat angkuh, berlaku


jujur dan lurus, selalu konsisten (istiqomah) . 10

5. Selalu mendapatkan jalan keluar (way out) dari


setiap problema hidup yang dihadapi. Selalu
mendapatkan rezeki yang baik dari
sumber-sumber yang tidak disangka. Senantiasa
berserah diri (tawakal) kepada Allah. Dan Allah
mencukupkan keperluan baginya dalam hidup.
Redha dengan ketentuan Allah, sehingga Allah
pula yang akan memberikan kemudahan dalam
setiap urusan.
6. Bahkan mereka akan mendapatkan
penghapusan dari kesalahan-kesalahan karena
mereka selalu kembali kepada Allah. Untuk
mereka dilipatgandakan amalan dan pahala
mereka . 11

Disinilah terlihat tingginya nilai taqwa.


Membentuk watak sabar sebagai ciri-ciri orang
Muhsinin (orang dan pahala mereka . 12

Amalan yang sangat baik di bulan Ramadhan


antara lain;
1). Sedekah memberi makan kepada yang
berpuasa.
Hadist nabi menegaskan. Artinya ”Barangsiapa
yang memberi makan untuk berbuka (puasa) di
bulan Ramadhan, maka dia mempunyai pahala

10 QS.3:76/9:4,7

11 QS.65 ayat 2,3,4 dan5

12 QS.12:90

95
Pernik Pernik Ramadhan

sebagaimana (orang) yang berpuasa tanpa


berkurang sedikitpun”. (H.R. Akhmad dan Turmudzi)
NIKMAT MEMBERI, SYUKUR MENERIMA
Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi
Wassalam menyebutkan bulan Ramadhan ini,
dengan sebutan Syahru- 'ilmuwasah atau
bulan-berlapang-lapang". Lapang-lapang adalah
adat manusia yang beradat.
Sifat yang terpuji ini hanya ada pada
seseorang yang mau memperhatikan nasib dan
keadaan orang lain. Lapang-melapangi adalah sifat
yang dipunyai orang yang memilikii kepedulian
sosial yang tinggi. Memiliki kepekaan sosial yang
mendalam. Kepedulian sosial dan kepekaaan sosial
amatlah mustahil dipunyai oleh orang-orang yang
egoistis. Perangai yang hanya mau mementingkan
dirinya sendiri akan merupakan benalu bagi pohon
masyarakat. Kepekaan sosial yang mendalam itu,
akan melahirkan hidup bertenggang rasa. Pada
akhirnya menciptakan kehidupan masyarakat
tolong bertolongan. Ta'aawanuu 'Alal birri wat
taqwa. Saling tolong-menolong dalam kebaikan
dan taqwa . 13

Sikap kegotong royongan atau kebersamaan,


yang merupakan modal di dalam gerak
pembangunan, hanya akan tumbuh pada
masyarakat yang memiliki kepedulian sosial yang
tinggi. Rasa peduli, adalah hikmah lain dari shaum
(puasa). Baginda Rasulullah SAW menyebutkan
dalam sabda beliau sebagai berikut; "Seseorang
yang mampu memberikan perbukaan kepada

13 QS. Al Maidah, 5 : 2.

96
Amaliah Ramadhan

orang yang berpuasa dikala datang masanya


berbuka. Walaupun itu hanya seteguk air, atau
sebuah tamar (korma) saja. Niscaya dia akan
mendapatkan pahala. Sebesar pahala puasa yang
tengah dipuasakan orang yang diberikannya itu.
Tampa mengurangi sedikitpun pahala puasa orang
yang diberi itu". (Al Hadist).
Berdasarkan hadist tersebut, maka seseorang
dalam bulan ini, dianjurkan untuk memperbanyak
pahala puasanya setiap hari. Dengan jalan
"pemurah". Dengan cara peduli terhadap orang
yang tengah berpuasa. Suka mengulurkan tangan
memberi kepada orang lain.
Pada akhirnya, tindakan tersebut memiliki nilai
pelajaran yang mendalam. Yaitu, ikut memikirkan
orang yang ada disekitarnya. Tidak hanya
mementingkan dirinya sendiri saja. Seseorang bisa
saja melipatgandakan jumlah nilai puasanya.
Melalui cara memperbanyak usaha "memberi",
kepada orang lain.
Memberi dan menerima adalah 'adat hidup
bermasyarakaat. Take and give, kata orang.
Masyarakat yang hanya mau menerima saja, dan
tidak hendak memberi, adalah masyarakat yang
sudah mati.
Agama Islam, memulai pendekatannya dari
"memberi". Menumbuhkan rasa ni'mat dalam
memberi. Menambahkan rasa syukur dalam
menerima. Al Yaadul 'ulya. Khairun Minal
Yadis-Sufla...", kata Baginda Rasulullah. Maknanya
tiada lain adalah, “Tangan di atas (yang memberi),

97
Pernik Pernik Ramadhan

lebih baik dari tangan yang dibawah (yang hanya


menerima)". (Al Hadist).
Hikmah yang terkandung di dalam bimbingan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam ini, tegas
sekali.Bahwa setiap manusia Muslim harus menjadi
ummat terbaik Ummat berkualitas, kata orang
sekarang. Dan itu tergambar dari satu sikap yang
mulia (khairin). Yakni menjadi ummat berkualitas
tangan di atas. Ummat yang mampu untuk
memberi. Untuk ummat yang mampu memberi
tidaklah mudah. Karena kemampuan untuk
memberi itu harus ditopang oleh adanya syarat
dan rukunnya. Satu dari rukunnya adalah harus
berpunya. "Punya" dalam tanda kutip.
Punya meteri untuk diberikan. Punya sikap suka
memberi. Punya kualitas tidak senang menerima.
Punya izzatun-nafs atau harga diri yang tinggi.
Suka memberi yang didorong oleh sikap jiwa dari
dalam. Dan yang memberi sedemikian itu,
perlambang dari "tangan yang di atas". Memberi,
karena merasa mempunyai kewajiban untuk
memberi. Bukan memberi, dengan maksud
menerima lebih banyak. Bukan kerena berbatu
dibalik udang, ucap kebalikan kata pepatah.
Memberi yang berkualitas itu, tidak akan pernah
menumbuhkan sikap angkuh dan sombong.
Apalagi ria atau pamer. Satu dari sikap yang paling
tercela dalam Islam.
Memberi yang berkualitas itu, melahirkan rasa
solidaritas (ukhuwah) yang dalam. Menanamkan
kepekaan sosial yang tinggi. Bahkan meghilangkan
sikap tak acuh dan membunuh sikap egoistis yang
merusak tatanan kemasyarakatan.

98
Amaliah Ramadhan

Lebih jauh, "memberi" yang berkualitas itu,


karena berkewajiban untuk memberi. Akan
berdampak makin dangkalnya jurang pemisah
antara kalangan berpunya dan tidak berpunya.
Sementara, orang yang berada pada posisi
"menerima", seharusnya dapat pula menjadi
"ummat yang bersyukur". Dengan menjadikan
"menerima" itu berkualitas. Pihak yang "memberi"
dan yang "menerima", memiliki derajat yang sama.
Sama-sama memiliki kemuliaan. Yang memberi
memiliki kemuliaan, memiliki tangan di atas.
Memiliki kewajiban, dan berhak melaksanakan
kewajiban itu. Dia akan memberikan haknya
kepada pihak yang berhak menerimakan. Firman
Allah Artinya ; Di dalam harta harta mereka, ada
hak orang lain yang wajib ditunaikan", bagi yang
meminta hak itu, atau yang tidak mau meminta
haknya itu (tetapi sesungguhnya merreka yang
tidak meminta itu, mempunyai hak di dalamnya".
(QS. Al Ma'arij, 70 : 24-25). Yang menerima juga
memiliki kemuliaan.
Dia menerima, karena pantas menerimakan
hak. Dia menerima karena memiliki kewajiban
untuk menerima hak yang dibayarkan oleh yang
memberi. Dia tidak menerima, lantaran yang
memberi merasa terpaksa. Dia menerima, karena
hendak menyelamatkan yang memberi dari dhalim
lantaran menahan hak orang lain. Demikianlah
prinsip ajaran Islam. Memberi dan menerima,
akhirnya menciptakan tatanan hidup "aman".
Karena adanya kelompok yang rela memberi, dan
rela pula menerima. Kedua-duanya sama
bermanfaat. Sama-sama memiliki kemuliaan. Tidak

99
Pernik Pernik Ramadhan

perlu ada golongan yang dibeli. Tidak pula mesti


ada kelompok yang harus menjual martabat.
Kepedulian sosial yang ber-keadilan sosial.
Ibadah shaum (puasa), memupuk rasa memberi
itu. Memberikan hanya sekedar sebutir korma,
untuk pembukaan bagi yang berpuasa. Nilainya
sama dengan upah puasa orang yang diberi. Yang
menerima pemberian, walaupun hanya sebutir
tamar, terimalah dengan kemuliaan. Karena
pemberian yang diterima itu, tidak bakalan
mengurangi nilai puasanya sedikit-pun.
Ibadah shaum melahirkan keikhlasan yang
tinggi. Yang memberi telah memberi dengan ikhlas.
Yang menerima, juga menerima dengan ikhlas.
La'allakum Tasykuruuma (supaya kamu bersyukur).
Bersyukur adalah pandai berterima kasih.
Bersyukur tidak semata sebatas mengucapkan
Alhamdulillah. Bersyukur, bermakna juga
memelihara apa yang ada. Mempergunakan ni'mat
dikeliling, menurut ketentuan si pemberi ni'mat
yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Lebih lanjut,
manusia bukanlah objek dari alam. Tetapi
sebaliknya, alam adalah objek bagi manusia. Objek
bagi kepentingan, kebutuhan dan penelitian oleh
manusia. Manusia adalah subjek terhadap alam itu.
Bila ilmu pengetahuan alam mengenal adanya
geo-centris dimana bumi sebagai pusar kendali
kehidupan alamiyah, maka Allah Yang Maha
Pencipta, menciptakan manusia sebagai titik
sentral dari kehidupan di bumi yang alamiyah ini.
Bumi tidak akan menjadi pusat perhatian, bila
ditakdirkan tidak dihuni oleh manusia. Sekarang
planit-planit lain sudah menjadi pusat perhatian

100
Amaliah Ramadhan

dan bahan penelitian, justeru karena adanya


manusia menjadi penghuni bumi.
2). Qiyamul-Lail, sholat malam.
Rasulullah SAW bersabda artinya ;“Barangsiapa
yang melaksanakan Qiyamul-Lail di Ramadhan
atas dasar iman dan ikhlas pasti diampuni
dosa-dosanya yang telah lewat”. (H.R. Bukhari
Muslim).
3). Tilawatil-Qur’an.
Sabda Rasulullah ”Puasa dan sholat malam
membela si hamba pada hari kiamat. Puasa
berkata, ‘Ya robbi, saya halangi ia untuk makan
dan minum disiang hari ’. Dan Al Quran juga
berkata, ‘Aku rintangi ia untuk tidur di malam
hari’. Maka jadikanlah kami penolongnya.”(H.R.
Ahmad dan Nasai).
Mendalami Alquran sama halnya dengan
menambah ilmu yang sangat berguna untuk
kehidupan umat manusia. Dan orang
yangmemiliki ilmu tentulah akan menampilkan
sikap teguh, kuat, dan istiqamah, yakni
konsisten dalam bertindak atau berbuat kearah
yang baik.
MELATIH KESABARAN
Jika seluruh tuntunan agama di dalam
mengamalkan nilai-nilai Ramadhan ini dapat
dilaksanakan, kita yakin sungguh, bahwa Allah
Subhanau Wa Ta'ala benar-benar telah menjadikan
ibadah ini sebagai suatu sarana bagi pendidikan
masyrakat se-umumnya. Kita yakin, bila
nilai-nilai Ramadhan ini teramalkan, sudah barang
tentu, selesai Ramadhan ini, masyarakat kita telah

101
Pernik Pernik Ramadhan

terlatih memiliki cara-cara hidup yang baik. Telah


terlatih menahan diri. Telah terlatih pula untuk
hidup sederhana. Telah dapat pula berperangai
"tenggang rasa" terhadap sesama manusia. Bisa
bersikap saling hormat- menghormati. Dan yang
paling utama adalah, akan lahir masyarakat yang
bisa saling tolong menolong.
Sikap-sikap terpuji, seperti kita sebutkan
tadi, adalah hasil dari latihan selama Ramadhan.
Sikap laku perangai (mental attitude) sedemikian,
teranglah sudah merupakan sikap jiwa yang
diperlukan di dalam pembangunan bangsa dan
negara. Disini kita akan menemui bahwa nilai
ibadah shaum Ramadhan memiliki nilai ibadah
yang tinggi. Baik untuk pribadi-pribadi maupun
secara ijtima'i (kemasyrakatan).
Dalam kaitannya dengan keagungan yang
terkandung di dalam Ramadhan ini. Baginda
Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam
menyebutkan beberapa keutamaan bulan
Ramadhan ini.
Ramadhan disebut sebagai syahru-syabri,
yakni bulan melatih kesabaran. Semua manusia
mengetahui, bahwa sabar itu adalah sikap yang
utama. Seseorang panglima di medan perang,
hanya berhasil karena kesabaran yang dimilikinya.
Seorang guru yang tengah mendidik, akan berhasil
karena memiliki kesabaran. Seorang pencari berita,
fakta dan data, akan Terkumpul karena adanya
kesabaran. Pedagang di tengah pasar memerlukan
kesabaran. Dokter yang sedang menghadapi
pasien di meja operasi, akan berhasil lantaran
memiliki kesabaran. Kesabaran tiada sekolahnya.

102
Amaliah Ramadhan

Tidak ada juga apotik penjual "pel tablet sabar"itu.


Kesabaran hanya bisa diperdapat dan ditumbuhkan
melalui latihan latihan. Latihan yang paling utama
ialah menahan diri. Agama menyebutkan sebagai
imsak.
ILMU DAN AMAL
AGAMA ISLAM, dengan berpedoman kepada
Alquranul Karim (Kitabullah) dan Sunnah Rasulullah
adalah agama yang paling intensif menggerakkan
pendaya gunaan alam untuk kepentingan ummat
manusia. Intensivitas yang dipunyai Agama Islam
(Alquran) tidak dapat disetarakan dengan ajaran
manapun. Baik itu dalam anutan ummat terdahulu
atau malah mungkin dalam pemahaman ummat
belakangan.
Alquran memulainya dengan menanamkan
pemahaman iman, yang merupakan keyakinan
setiap penganut Islam. Dasarnya "ke- Iman-an
kepada Khalik, Allah yang Maha Kuasa dan Maha
Menjadikan". Bahwa apapun yang dimiliki oleh
manusia, pada hakekatnya adalah 'pemberian
Allah' untuk kemaslahatan ummat manusia itu
sendiri, atas aluran dan petunjuk Allah.
Artinya ; "Sesungguhnya Kami jadikan apa
yang dibumi ialah untuk menjadi hiasan baginya(
manusia), karena Kami hendak menguji (manusia)
siapakah diantara mereka yang paling kerjanya.
Sesungguhnya Kami jadikan pula dibumi tanah
yang kosong". (QS. Al Kahfi, 18 : 7-8).
Sementara itu, manusia diberi kewenangan
dengan pemberian untuk mencari kehidupan
akhirat dan kebahagiaan duniawiyah. Berbuat baik

103
Pernik Pernik Ramadhan

sesama insan, dan tidak menabur kebencanaan


dipermukaan bumi.
Artinya "Dan carilah dengan kekayaan yang
diberikan Allah kepada engkau
(manusia)-kebahagian-kampung akhirat. Jangan
engkau lupakan bagian engkau di dunia ini.
Buatlah kebaikan sebagaimana Allah telah
berbuat kebaikan kepada engkau.
Janganlah engkau membuat bencana di
muka bumi. Sesungguhnya Allah tiada mencintai
orang-orang yang membuat bencana".(QS. Al
Qashas, 28 : 77).
Alquran juga memberikan isyarat, bahwa
manusia hidup dengan keinginan, perasaan
berhasrat, nafsu duniawiyah. Artinya ;"Manusia itu
diberi perasaan berhasrat atau bernafsu, misalnya
kepada perempuan (istri), anak-anak (keturunan),
kekayaan yang berlimpah-limpah, dari emas dan
perak, kuda yang bagus (kendaraan dan alat
angkutan), binatang ternak dan sawah ladang
(perkebunan). Itulah kesenangan hidup dunia. Dan
disisi Allah ada tempat kembali yang sebaik-
baiknya.(QS. Ali Imran, 3 : 14).
Tempat kembali yang terbaik ada disisi Allah.
Itulah hidup akhirat yang menjadi tujuan setiap
insan yang hidup didunia ini. Disana ada syorga
dan keridhaan Allah yang menjadi idaman dan
hasrat setiap insan yang ber-Iman.
Untuk mencapai keredhaan Allah, jalan yang
mesti ditempuh adalah pernyataan iman kepada
Allah, permohonan keampunan dari dosa-dosa

104
Amaliah Ramadhan

dengan bersumber dari introspeksi dan


restrospeksi dari setiap kegiatan (amal) yang lalu.
Evaluasi serta kesediaan membuat sesuatu
yang lebih baik di masa mendatang, baik itu
madiyah (material) maupun ruhaniyah (spiritual).
Selanjutnya adanya keteguhan pendirian menjadi
segala kemungkaran dan selalu berharap supaya
dihindarkanlah kami dari azab neraka.
Orang-orang yang akan memperoleh tempat
kembali yang baik disisi Allah harus memiliki sifat
dan sikap jiwa yang konsisten (istiqomah).
1. Orang-orang yang sabar (tabah, tahan uji,
intens)
2. Orang-orang yang benar (jujur, amanah,
shiddiq)
3. Orang-orang yang patuh kepada Allah
4. Orang-orang yang menafkahkan hartanya
dijalan kebaikan (Al Munfiqiina).
5. Orang-orang yang selalu memohon ampun
kepada Allah (selalu melakukan koreksi di akhir
malam pada setiap tahapan pekerjaan
hariannya) . 14

Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah


menyediakan alam sebagai sumber daya (material
resources) bagi manusia yang hidup di alam (bumi)
ini.
Alam memang tidak menyiapkan segalanya
serba jadi (ready to used). Dia perlu diolah oleh
tangan manusia. Sehingga alam itu bisa

14 lihat QS. Ali Imran, 2 : 16-


16-17

105
Pernik Pernik Ramadhan

mendatangkan nilai lebih dan nilai guna yang


optimal bagi manusia.
Untuk itu, manusia memerlukan alat dan
ilmu.
Di dalam Islam, setip insan didorong agar
memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan
memadai.
"Sesiapa yang menginginkan dunia dia
peroleh dengan ilmu, sesiapa yang inginkan
(kebahagiaan) akhirat juga dengan ilmu, bahkan
yang menginginkan keduanya, juga hanya dengan
ilmu".
Menurut ilmu pengetahuan merupakan asasi
bagi setiap Muslim. Demikian dianjurkan oleh
Rasulullah Shallallahu alihi wa salam. Diantara
sabda beliau menyatakan,
"Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga ke liang lahat".
(Al Hadist).
Nilai ajaran Rasulullah (Islam), tiada lain
berintikan kewajiban belajar sepanjang hayat,
sepanjang usia.
Menambah ilmu pengetahuan tidak hanya
terbatas pada batas wilayah negeri saja. Malah
dianjurkan jika perlu dinegeri lain. "Tuntutlah ilmu
walau di/dengan Cina". Begitu bimbingan Islam.
Beberapa dorongan ini dicatat oleh sejarah
dunia bahwa Islam sejak awalnya telah mengubah
sikap manusia.
Dari apatis, statis menjadi pribadi-pribadi
yang optimis dan dinamis. Tidak dapat dimungkiri
bahwa Islam telah mendatangkan perubahan sikap

106
Amaliah Ramadhan

bagi manusia yang menganut ajarannya.


Melahirkan pakar-pakar ilmu pengetahuan, seperti
Avicienna (Ibnu Sina), Avierroes (Ibnu Rusyid), Al
Khawarizmi (logaritma), dan amat banyak lagi
yang lainnya. Ilmu pengetahuan semata belum
mempunyai arti yang besar sebelum ada usaha
untuk mengamalkannya. Setinggi apapun ilmu
pengetahuan belum akan mendatangkan manfaat
sebelum diaplikasi di dalam kenyataan hidup
manusia.
Ilmu hanyalah alat semata untuk
mendapatkan atau menciptakan kebahagiaan
hidup. Dalam realitas hidup, ilmu dan amal itulah
yang mendatangkan hikmah. Allah Subhanahu Wa
Ta'ala amat mencela seseorang yang memiliki ilmu
tetapi tak mau kunjung mau mengamal kan
ilmunya. Perhatikanlah ancaman Allah dalam
Alquranul Karim, Artinya “Wahai orang-orang yang
beriman! Mengapa kamu ucapakan apa-apa yang
tiada kamu perbuat? Sangat dibenci oleh Allah,
bahwa kamu ucapkan apa- apa yang tiada kamu
perbuat". (QS. Ash Shaaf, 61 : 2-3).
Ayat ini juga bermakna bahwa ilmu tanpa
amal akan mengundang bencana dan kutukan.
Kualitas suatu ummat dilihat dari kemampuannya
menerapkan ilmu pengetahuan mereka ,pendaya
guna ilmu. Dalam mengelola alam kelilingnya
hingga lebih bermanfaat dan bernilai guna. Untuk
kesejahteraan ummat manusia secara umum.
Untuk kesejahteraan diri mereka dan lingkungan
mereka dengan amal usaha mereka sendiri.
Kualitas ummat itu akan menurun jika
mereka ditimpa penyakit enggan dan malas. Suatu

107
Pernik Pernik Ramadhan

indikasi yang menggejala ditengah generasi kini,


keengganan itu ternyata ada, sehingga
mengundang banyaknya under employment
(pengangguran tek kentara) di tengah masyarakat.
Kondisi umat ini berawal dari sikap enggan
membaca dan enggan mendengar, sehingga
tertutuplah kemungkinan penambahan ilmu
pengetahuan. Kemudian disusul dengan
keengganan memanfaatkan waktu dan tenaga.
Akhirnya enggan mengolah alam keliling.
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala
telah memberikan batasan dalam firmannya.
Artinya ;”Allah tidak akan mengubah apa-apa
(keadaan, nasib, tingkat kehidupan) suatu kaum,
hingga (lebih dahulu) kaum itu mengubah apa-apa
(yang ada) di dalam diri mereka. (QS. Ar Ra'du, 13 :
11).
Do’a si fakir miskin sangat mustajab.
Yang tak peduli nasib simiskin, sesungguhnya
bukanlah golonganku, kata Nabi Muhammad SAW.

4). I’tikaf di Masjid.


Maknanya berdiam di mesjid untuk
mendekatkan diri kepada Allah dengan
beribadah padaNya. Rasulullah selalu beri’tikaf
terutama 10 malam terakhir Ramadhan.
Rasulullah bersabda artinya, “Masjid adalah
rumah untuk setiap orang yang bertaqwa dan
Allah bertanggung jawab akan memberi rahmat
kepada orang yang menjadikan masjid sebagai
rumahnya, dan ia akan melewati jembatan
keridhaan Allah SWT.” (diriwayatkan Thabrani).

108
Amaliah Ramadhan

MUSTAJAB
Ramadhan datang setiap tahun membawa
berkat dan rahmat untuk umat manusia (terutama
muslim-mukmin).
Didalam menjelaskan ini maka Rasulullah
SAW menyebutkan; “Ramadhan awwalu-hu
rahmah, awsathu-hu maghfirah, akhiru-hu ‘itqun
minan-naar,”(Al Hadist).
Gambaran selengkapnya mengenai
keutamaan Ramadhan ini disampaikan Nabi
Muhammad SAW dalam satu khutbah yang
panjang pada akhir bulan Sya’ban disaat perintah
puasa (shaum) pertama kali di wajibkan Allah
untuk orang-orang yang beriman (mukmin).
Di antaranya Rasulullah SAW bersabda
artinya ;
“.. bahwa sesungguhnya saudara-saudara
sekalian kini dinaungi oleh suatu bulan yang besar,
bulan yang agung, bulan penuh keberkatan, bulan
yang di dalamnya di lipat-gandakan amal ibadah
serta rezki untuk orang yang beriman, bulan
kelapangan dan bulan keampunan…., siapapun di
bulan itu mengerjakan suatu kewajiban karena
Allah niscaya dia akan mendapatkan pahala
seperti tujuhpuluh kali kebajikan yang diwajibkan
pada bulan yang lain, dan siapapun yang
mengamalkan suatu amalan sunat karena Allah di
bulan Ramadhan akan samalah nilainya dengan
amalan wajib di bulan lainnya…, karena itu
difardhukan kepadamu untuk berpuasa di siang
harinya, dan menghidupkan malamnya (qiyamul-
lail)…., Ramadhan itu awalnya rahmat,

109
Pernik Pernik Ramadhan

pertengahannya maghfirah dan akhirnya adalah


pembebasan dari api neraka…”,(Hadist Shahih).
Khutbah Nabi SAW terlengkap ini, sudah
teramat cukup dijadikan pegangan atau rujukan
bagi seorang yang hendak memilih mengerjakan
amalan terbaik di bulan Ramadhan yang mulia.
Keagungan Ramadhan sebagai bulan turunnya Al-
Quran, menyediakan di dalamnya satu malam
rahmah yakni “malam lailatul-qadri” yang memiliki
keutamaan melebihi seribu bulan . 15

Berdo’a kepada Allah dibulan ini akan


“maqbul” terutama saat sedang berpuasa, atau
pada saat mustajab di waktu sahur dan berbuka
puasa. Sabda Nabi Muhammad SAW menjelaskan
bahwa, “Do’a orang berpuasa ketika sedang
berbuka tidak ditolak,” (Hadist dari Ibnu Umar
Radhiallahu “anhuma). Di bulan ini ada ibadah khusus
yang disebut “shalat tarawih”, artinya shalat
secara santai. Rasulullah SAW pernah mengerjakan
shalat tarawih ini selama tiga malam berturut-turut
di Masjid Nabawi Madinah, yang di ikuti oleh para
Shahabat sebagai makmum dibelakang Nabi
Muhammad SAW. Walau hanya tiga malam, namun
berita shalat tarawih ini cepat menyebar ketengah
umat, dan pada malam-malam berikutnya umat
bertambah banyak yang ingin shalat dengan
Rasulullah SAW. Akan tetapi Rasulullah SAW tidak
pernah keluar dari kamar (bilik) ‘Aisyah RA,
disanalah beliau kerjakan shalat tarawih beliau,
sebagai dikhabarkan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah
RA. Rasul SAW keluar di waktu shubuh mengimami
orang banyak dan sahabat menanya Rasulullah
15 QS.97:1-5

110
Amaliah Ramadhan

SAW kenapa beliau tidak keluar untuk shalat


malam dimana umat banyak yang menunggu?
Rasulullah SAW menjawab bahwa; “beliau
takut, seandainya Allah SWT mewajibkan shalat
sunat (tarawih) ini, namun ummatku menjadi
keberatan mengerjakannya”. 16

Ramadhan adalah bulan paling mustajab


tempat bermunajah kepada Allah, saat taubatan
nashuha dengan lidah basah membaca istighfar,
mengharapkan ampunan dan maghfirah dari Allah.
Akan tetapi semuanya tidak berarti, bila mata hati
tertutup melihat dhu’afa (fakir-miskin) yang papa
dengan nasib, tidak punya sesuatu untuk di
nikmati, di-perberat oleh kepahitan hidup dan
himpitan ekonomi dibebani pikulan krisis moneter
karena pukulan spekulan. 17

5). Umrah, tawaf dan sa’i.


“Umrah dibulan Ramadhan menyamai pahala
haji bersamaku “kata nabi SAW.
Pada riwayat lain dijelaskan, “Dari umrah satu
ke umrah lainnya merupakan penghapus dosa
diantara keduanya”.

16 Ironis sekali ummat kini, rajin pergi shalat sunat tarawih berjamaah,
sementara shalat maktubah acap terlalaikan bahkan mungkin sudah
tertinggalkan.
17 Terhadap kalangan “berpunya” yang tidak mau mengulurkan bantuan,
Allah SWT mencapnya sebagai “pendusta-pendusta agama”, karena
“mata mereka tertidur disebabkan perut terlalu kenyang, tetapi
disampingnya tergeletak saudaranya yang fakir-miskin dengan bola-mata
mereka tidak mau tertidur karena kelaparan”.

111
Pernik Pernik Ramadhan

KEBERHASILAN IBADAH
Firman Allah, artinya ;” Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
menyembah-Ku (beribadah kepada-Ku) "(QS. Adz
Zariat,51 : 56)
"Ibadah" atau pengabdian kepada Allah
Khaliqul 'Alam selalu hanya didasari kepercayaan
dan kepatuhan (ketaatan) kepada-Nya. Ibadah
adalah sesuatu yang digariskan oleh Maha
Pencipta. Ibadah adalah sesuatu yang ditentukan
oleh Ma'bud (Yang Disembah). Ibadah sama sekali
bukan ditentukan oleh yang menyembah ('abid).
Ibadah mengandung makna dan jangkauan yang
mendalam.
Di dalamnya terlihat makna dari pengakuan
atau syahadah. Terlihat nyata tindakan berupa
pengabdian atau penghambaan, secara utuh.
Disertai kerelaan dan kesetiaan. Kepatuhan
didalam ber- ibadah seperti itu dirasakan langsung
oleh setiap shaimin (orang yang berpuasa), dibulan
Ramadhan. Sari pati yang diperdapat dengan
Ramadhan adalah kemenangan dari satu
perjuangan berat. Perjuangan yang disebut jihadun
nafsi. Melalui ibadah yang teratur rapi, sejak dari
makan sahur, imsak (menahan) sehari penuh. Dan
kemudian berbuka (ifthar) dengan cara sederhana
tidak berlebihan. Hingga mendirikan (qiyamul-lail)
malam Ramadhan. Baik berupa shalat tarawih,
tadarus (membaca ayat-ayat Alquran) atau
istiqhfar, zikir, dan ibadah lainnya. Semua itu
dirangkaikan secara teratur dan disiplin yang
terjaga.

112
Amaliah Ramadhan

Kesungguhan (jihad) yang amat memerlukan


ketepatan hati ber sungguh-sungguh. Tidak bisa
dilakukan dengan keengganan atau sambil-
sambilan. Keberhasilan ibadah ini hanya
dimungkinkan karena adanya tekad yang kuat,
untuk mangatur diri (self control).
Jihadun nafsi dalam suatu ibadah, tampak
dalam perjuangan mengendalikan diri,
menjinakkan hawa nafsu, yang selalu bersikap
pantang kerendahan dan pantang pula terlangkahi.
Rasulullah SAW memberikan ukuran yang jelas.
Artinya ; "Bukanlah dimaksud berpuasa, hanya
sekedar tidak makan dan tidak minum belaka.
Berpuasa itu sesungguhnya adalah kesanggupan
mengendalikan diri dari berbuat dusta, dari
berbuat keonaran dan kebathilan, dan dari segala
kelancangan (omongan yang tidak berguna) "(Al
Hadist).
Keberhasilan lainnya adalah "kemampuan
membentuk diri melakukan ibadah yang berguna".
Ibadah sebagai suatu deklarasi dari ajaran tauhid.
Laa ilaaha illallah. Tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain hanya Allah. Ini berarti,
setiap manusia yang mengakui ajaran tauhid, akan
selalu menyembah kepada-Nya. Selalu pula
meng-Esa-kan Nya.
KESETIAAN HANYA KEPADA ALLAH
Pengakuan terhadap eksistensi Allah, karena
hanya Dia lah Maha Pencipta. Allah Yang Maha
Agung, pemilik segala jagadraya beserta segala
isinya. Bahkan seluruh mekanisme alam ini tunduk

113
Pernik Pernik Ramadhan

kepada hukum-hukum menurut ketentuan Allah


semata.
Allah, Dialah Yang Maha Besar. Allahu Akbar.
Laailaaha Ilallah. Tiada Tuhan selain Allah.
Pengakuan yang menggambarkan pengabdian
tanpa reserve.
Hubungan manusia dengan Khaliq (hablum
minallah) penaka hubungan seorang hamba
sahaya yang setia terhadap tuannya.
Dalam hubungan ibadah seperti itu, seorang
hamba sanggup dan rela mengorbankan apa jua,
yang diminta oleh Tuhannya. Dalam hubungan
ibadah itu tercipta rasa bahagia yang hakiki..
Seorang insan yang berikrar dengan kalimat
tauhid ini, akan bersedia mematuhi kehendak
Allah, dimana dan kapan saja. Demikianlah bukti
suatu ibadah. Buah atau bukti dari pengakuan
terhadap kekuasaan Allah semata. Firman Allah
yang artinya, "Katakanlah: Sesungguhnya
shalatku, dan ibadahku, dan hidupku, dan matiku,
hanyalah untuk Allah, Penguasa semesta Alam.
Tiada sekutu bagi Nya. Dan demikian itulah
diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang
yang pertama- tama menyerahkan diri kepada
Allah." (QS. Al An'am, 6: 162-163).
Allah Rabbul 'Alamin, pengatur, pemelihara
dan mengasihi serta menyempurnakan seluruh
alam. Dialah hanya yang berhak mendapatkan
pujian. Di sinilah letak persoalan yang sebenarnya.
Bahwa ketaatan, kepasrahan, ketundukan dan
kesetiaan manusia-sebagai makhluk, hanya

114
Amaliah Ramadhan

teruntuk kepada Allah. Semua aturan tentang alam


ini ada pada kuasa Nya semata.
Berulang kali, di kala para utusan (Rasul
Allah) datang ke tengah kehidupan manusia, selalu
membawakan Risalah yang sama. “Wahai kaum-ku
(ummat manusia sekalian), Sembahlah hanya
kepada Allah, Tiada Tuhan yang berhak disembah
olehmu, kecuali hanya Allah semata ….,”.
Deklarasi "Tiada Tuhan selain Allah",
merupakan kunci pembebasan manusia.
Pembebasan jiwa manusia dari setiap jerat dan
belenggu. Deklarasi itu pula yang mendorong
kekuatan intelektual maupun material supaya
terbebaskan dari belenggu perbudakan. Yang ada
hanya penghambaan kepada Allah semata.
MELEPASKAN AQIDAH MENUNDANG
KEBIADABAN
Kalimah Thaiyyibah dapat melepaskan
manusia dari beban mental psikologis. Kalimat
thaiyyibah mampu mengobati jiwa yang kacau
balau. Kalimat tauhid ini pula yang akan
memberikan piagam sejati bagi kemerdekaan dan
kebebasan manusiawi, dari segala macam bentuk
perbudakan kebendaan.
Implementasi dari kalimat tauhid akan
mengangkat derajat manusia. Dari kaula yang
dikuasai materialistik, kepada kaula yang
menguasai materialistik. Dari genggaman erat
kebendaan kepada menggenggam erat benda
duniawi untuk kemaslahatan hidup duniawi dan
ukhrawi.

115
Pernik Pernik Ramadhan

Disinilah ditemui hakikat tertinggi dari satu


tindakan ibadah. Suatu pendidikan ubudiyah yang
terlahir dari ajaran Tauhid yang authentik.
Setiap incan yang arif akan mengerti, bahwa
Ramadhan merupakan arena untuk menyahuti
panggilan Allah.
Ibadah didalam bulan Ramadhan akan
menghidupkan rohani, menyehatkan jasmani dan
menggairahkan akal fikiran.
Di setiap relung-relung hari Mu
Sekujur muslim menyahuti panggilan Mu
dengan ingatan dan sebutan,
dengan kalimat tasbih memuji Mu,
dengan bacaan Al Qur'an Kitab Mu.
Di sana,
kelak setiap jiwa pasti, membaca kitab
amalan-Nya
dan
alangkah malangnya wahai badan,
yang membiarkan kedua kakinya tergelincir
terjerembab.
Betapapun pandai dan modernnya manusia,
ternyata mereka tetap memerlukan Tuhan. Sejak
sejarah manusia masa lalu, hingga ke masa kini
telah menunjukkan bukti. Bahwa tanpa pedoman
Wahyu, akhirnya manusia akan tergelincir,
terjerembab. Manusia sedang meniti kepunahan.
Pada satu ketika mereka akan sampai kepada satu
pengakuan bahwa sebenarnya mereka tidak tahu
apa-apa, kecuali jika ada yang memberi tahu.

116
Amaliah Ramadhan

Manusia akan menjadi sangat bodoh bila tidak mau


belajar kepada yang maha pintar, yaitu Allah Yang
Maha Menjadikan. Manusia akhirnya akan
mengalami kefatalan dalam bertindak, karena
mengandalkan kedigjayaan akan fikiran yang
berkemampuan amat terbatas itu. Hanya ada satu
kekuatan, yaitu kekuatan tauhid. Kekuatan itu pula
yang telah memberikan dorongan hidup bagi jiwa
yang ingin merdeka dari penindasan penjajahan
manapun, termasuk penjajahan nafsu angkara
murka. 18

Manusia modern dengan peradaban dapat


saja menjadi manusia yang paling biadab.
Bahkan dapat bertindak sangat mengerikan,
saling membunuh dan mencelakakan sesama
didalam hidup. Hal tersebut terjadi tatkala
kemampuan akal fikiran mulai meninggalkan atau
menyisihkan norma-norma Tuhan.



18 Di limapuluh tahun silam, kekuatan ini terbukti berkekuatan ampuh


memutus belunggu penjajahan atas bangsa Indonesia ini. Kekuatan yang lahir
dari kalimat tauhid berperan besar memanggil para putra terbaik bangsa ini.
Untuk menyerahkan jiwa dan raga. Menggantikan dengan syahid dan
kemerdekaan bangsa. Kalimat Allahu Akbar yang dikumandangkan oleh para
pemimpin Indonesia pada masa lalu, mampu membangkitkan semangat jihad,
yang dapat dibuktikan dalam satu ungkapan “merdeka atau syahid”.
.

117

You might also like