You are on page 1of 16

LATIHAN 6

EQ vs SQ

Victor E Frankl, (1985) mengatakan “People have enough to live, but nothing to
life for; They have the means, but no meaning”. Bahwasannya individu manusia atau
korporasi dewasa ini membutuhkan ‘meaning and value’ dalam setiap langkah hidupnya.
Tidak hanya berkualitas prima, berkesesuaian dengan masyarakat sosialnya, namun juga
memiliki makna dan nilai.

Letupan ketakjupan akan EQ (kecerdasan emosi) rupanya tak terlalu lama


berlangsung, kita kembali disentakan oleh hasil akhir teori EQ dan IQ, bukankah semua
hanya berorientasi materi semata-mata? Tidakah teori lain, dengan cara pendang berbeda
dengan cara melahirkan sebuah muara selain hanya materi?

Kecerdasan spiritual (SQ), merupakan temuan terkini secara ilmiah, yang pertama
kali digagaskan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, masing-masing dari Harvad
University dan Oxford University melalui riset yang sangat komprehensif. Pembuktian
ilmiah tentang kecerdasan spiritual dipaparkan Zohar dan Marshall dalam SQ, Spiritual
Quetiont, (The Ultimate Intelligence, London, 2000).

Sedangkan bukti kedua adalah riset ahli saraf Australia, Wolf Singer era 1990-an
atas makalahnya: “The Binding Problem”, yang menunjukan ada proses saraf diotak
manusia yang terkosentrasi pada usaha untuk menyatukan serta memberi makna dalam
pengalaman hidup kita. Satu jaringan saraf yang satu literal “mengikat” pengalaman kita
untuk “hidup lebih bermakna”.

i
Fakta berikutnya Ian Mitroff dan Elizabeth A Denton (1999) menuliskan bahwa:
“Most of the executives defined spirituality in much the same way-not as religion, but as
“the basic desire to find purpose and meaning in one’s life” makin memperkuat
fenomena SQ yang perlahan (namun pasti) menempati ruang dihati manusia, walaupun
bukan merupakan seorang spiritualis sekalipun.

ii
DAFTAR PUSTAKA

 Danah Zohar, Ian Marshall, The Ultimate Intelligence, London, 2000

 Frankl, Victor E, “Mean’s Search for Meaning”. Washington : First Washington


Square Press. February 1985.

 Mitroff, Ian I, Elizabeth A Denton “A Spiritual Audit of Corporate America, A


Hard Look at Spirituality, Religion and Values in the Workplace”. San Francisco:
Jossey-Bass Publishers, 1999.

 Wolf Singer, “The Binding Problem”, Australia,1990.

iii
LATIHAN 7

Dalam internet

 Hanin Mazaya, MUI haramkan Golput http://www.arrahmah.com/56. diakses 2


Mei 2009.

 Hidayatullah, Melepas Diri dari Fatwa MUI


http://www.hidayatullah.com/index.php/component/banners/click/38. diakses 29
Mei 2009.

Dalam buku

 Bouman, Panji (1986). “Sosiologi, Pengetian dan Masalah”. Penerbit Yayasan


Kanisius, Yogyakarta.

 Gouldner, Alvin W. (1973). “The Coming Crisis of Western Sociology”. London,


Heineman.

 Kazacigil, Ali (ed. 1994) Sociology: State of Art I. International Social Sciences
journal, February 1994:139. Paris, Blackweell.

 Martinelli, Alberto (2002). “Markets, Government and Global Governance”.


Brisbane 2002.

Dalam Majalah

 Rudi, 2001. “Berpenampilan Sexy”. Playboy, Nomor : 13 – 21 April 2001.

iv
 Susanto, 2003. “10 Gaya dalam Hubungan Sexsual”. Kamasuta , Nomor : V – 17
November 2003.

 Udin, 2009. “Tips Memuaskan Istri”. Lipstik , Nomor :6 – 29 Februari 2009.

Dalam Koran
 Chusmeru, Jum’at, 5 Juni 2009. “Peran Satpol PP di Purwokerto ”. Suara
Merdeka, Purwokerto.

 Lusi, Jum’at, 5 Juni 2009. “Unsoed Targetkan Juara Umum Pomda”. Suara
Merdeka. Semarang.

v
LATIHAN 8

ALBUM, LUKISAN BERBINGKAI CANTIK

Tidak bias dimungkiri, RBT memang merupakan sebuah bisnis yang


menguntungkan, Meski begitu, keberadaan album musik bagi para musisi juga tenyata
masih memang peranan yang sangat penting (David Karto, 2009 : 20). Apa yang
dikatakan oleh David Karto seorang Produser dari Demajors memang benar, bahwa RBT
merupakan sebuah bisnis yang menguntungkan.

RBT memang dapat membuat musisi menjadi senang membuat single baru.
Namun biasanya single tersebut digunakan sebagai upaya untuk mengetes selera pasar
yang sedang berkembang (Ibid.). “Kalau ada musisi yang bikin single hanya untuk
mengejar RBT saja itu terserah dari konsep bermusik mereka” (Ibid:22).

Menurut Arman .M “Gigi” (2009:4) meski RBT bias menjadi tambahan uang
selain dari hasil penampilan panggung, saya tidak terlalu ambil pusing tentang hal
tesebut yang paling penting Band kita bias menghasilkan karya.

Hal yang sama juga dilontarkan oleh Ipang (2009:12) “Single yang banyak
dibuatnya untuk soundtrack film itu seperti satu buah cat warna saja, sedangkan album
adalah likisan utuh yang telah dibingkai dengan cantik”. Seseorang akan sulit menikmati
satu warna saja, tetapi jika disuguhkan dalam komposisi warna yang beragam maka akan
lebih indah “Album itu merupakan sebuah kebanggaan bagi musisi”.

vi
Menurut David Karto (op.cit:21) akan tetapi jika seorang musisi sudah terlalu
terfokus dalam penggarapan single saja, maka musisi tersebut akan terjebak dalam situasi
ketumpulan kreativitas. “Kalau cuma mengejar single, maka mindset sebagai musisi akan
terganggu”.

Album masih merupakan sebuah prioritas ketimbang hanya single-single yang


kemudian dijadikan bahan lagu seperti RBT (Arman, loc.at) Album bias menjadi bukti
fisik atas eksistensi mereka dibidang musik. “Kalau nanti kita meninggal, karya kita akan
selalu ada melalui album tersebut”.

Menyimak apa yang telah dikatakan Arman .M dan Ipang diatas khususnya dalam
pelanggaran hak cipta maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar musisi di Indonesia
khususnya, kurang setuju dengan adanya RBT karena ujar mereka hanya menguntungkan
satu pihak saja, yaitu perusahaan jasa Telekomunikasi yang menyediakan layanan RBT
tersebut.

vii
DAFTAR PUSTAKA

 Arman Maulana, 2009. “Pengaruh RBT Bagi Para Musisi”. Kord, Nomor: 4 2009.

 David Karto, 2009. “RBT Bikin Rugi?”. Guitar, Nomor: 20-22 2009.

 Ipang, Sabtu, 25 April 2009, “Lukisan Berbingkai Cantik”. Replublika Jakarta.

viii
LATIHAN 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Apabila Sosiologi difahami sebagai ilmu sosial yang paling komprehensif dan
dapat menarik generasasi paling luas, karena mempelajari dan menemukan hubungan
antara pelaku sosial yang berkelompok, maka Sosiologi dapat seakan-akan memanyungi
ilmu-ilmu sosial lain.

Dalam ranah ilmu Ekonomi telah dikembangkan falsafah dasar mengenai


penguasaan, pemanfaatan/eksploatasi dengan tujuan produksi dan konsumsi sumberdaya,
baik alam maupun manusia, menurut perinsip kegunaan (utilitarianisme). Karena itu
Ekonomi modern, menyimpang dari falsafah semasa ekonomi klasik A. Smith,
mengabstraksikan dimensi keadilan dan pemerataan (Gouldner, 1973). Itu pula yang
mendekatkan sifat ekonomi ke ilmu alam diera neo-klasik.

Sejak tahun 1920-an timbullah minat sarjana-sarjana Belanda untuk memahami


masyarakat lebih luas, karena gejala-gejala sosial yang disoroti tidak terbatas pada
lingkungan suku bangsa atau group ethnis. Di antaranya adalah B. Schrieke (1890-1945)
yang menulis karangan-karangan ethnografis dan sejarah, sehingga gabungan kedua
konteks itu bercorak Sosiologi. Salah satu variabel yang jelas mencerminkan ilmu
Sosiologi yang menjadi garapan Schrieke adalah Akulturasi. Misalnya Shcrieke mengulas

ix
“Pergeseran kekuasaan Politik dan Ekonomi di Nusantara antara abad ke 16 sampai abad
ke-17”. Satu sebab mengapa Schrieke kurang dikenal dan tulisannya kurang dibaca ialah
karena beliau menulis dalam bahasa Belanda. Baru setelah tahun 1955 beredarlah
kumpulan karangan Schrieke yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris (2 jilid. 1955).

B. PERUMUSAN MASALH

Dalam masa 1800-1825, dibawah pengaruh tumbuhnya kaum borjuis di Eropa


dan awal industrialisasi yang menimbulkan / menyuburkan “budaya utilitarianisme”
sosiologi seakan-akan hanya mempelajari gejala-gejala yang tersisa (unfinished business)
dalam perjalanan revolusi industri. A. Gouldner (1973:92) mendeskripsikannya dalam
kalimat “Sociology made the residual, Social, Element its sphere”. Jadi ranah sosiologi
seakan-akan dipisah dari perkembangan ekonomi dan teknologi. Baru sekitar pertengahan
abad ke-19 sosiologi, ekonomi dan politik (Marx, 1848) mulai difahami sebagai bidang-
bidang ilmu yang saling terjalin.

“Sociology thus remains concerned with society as a “whole” as some kind of


totality, but it now regards itself as responsible only for one dimension of this totality.
Society has been parceled out analytically (Tj. Only) among the various social sciences.
From this analytic standpoint, sociology is indeed, concerned with social systems or
society as a “whole”, but only as it is a social whole”. (Gouldner, 1973:94)

Menurut seorang ahli Sosiologi Alwin Gouldner (1971) yang bersifat kritis dan
menulis buku berjudul “The Coming Crisis of Western Sociology” mengungkapkan
bahwa Talcott Parsons menghasilkan “Academic Sosiology” dimasa Amerika Serikat
mengalami krisis ekonomi yang dahsyat (1930), bahkan aliran tersebut kemudian
mempengaruhi di luar A.S.

x
DAFTAR PUSTAKA

 GOULDNER, Alvin W. (1971-1973). “The Coming Crisis of Western


Sociology”. London, Heineman.

 MARX, K. (1956). “Selected Writings in Sociology and Social Philosophy”.


(Translation by T.B. Bottomore). New York, Mc Graw-Hill Books.

 WERTHEIM, W.F., B. Schrieke, et.al. (ed.s 1955-1957). “Indonesian


Sociological Studies; Selected Writings of (2 parts). The Haque, W. van Hoeve.

xi
LATIHAN 10

Daftar Tabel

Mahasiswa Tidak Perawan


Komunikasi 89
Sosiologi 30
Administrasi Negara 20
Politik 45
TOTAL 184

Tabel . 1 Tingkat ketidak perawanan mahasiswa tiap Jurusan di Fakultas Unsoed


Purwokerto dari tahun 2008-2009.

Kom Sos A.N Pol


Puya Pacar 90% 50% 40% 80%
Tidak Punya 10% 50% 60% 20%

Tabel. 2 Presentase mahasiswa tiap Jurusan di Fisip yang “Punya pacar” dan “tidak
punya pacar”

xii
Daftar Gambar

100

80
Kom

60 Sos
AN
40 Pol
Pol
20
AN
0 Sos
Tidak Kom
Perawan

Gambar .1, Tingkat ketidak perawanan mahasiswa tiap Jurusan di Fakultas Unsoed
Purwokerto dari tahun 2008-2009.

90
80
70
60
50
40 Punya Pacar
30 Tidak
20
10
0 Tidak
Kom Punya Pacar
Sos
AN
Pol

xiii
Gambar, 2. Presentase mahasiswa tiap Jurusan di Fisip yang “Punya pacar” dan “tidak
punya pacar”.
LATIHAN 11

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ Peranan Koprasi Unit Desa (KUD) Dalam Mendukung Kelancaran
Pengembalian Kredit Usaha Tani (KUT) di Kabupaten Dati II Banyumas”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP) Universitas Jendral
Soedirman Purwokerto.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan skripsi ini. Namun penulis


berharap semoga skripsi ini berguna bagi sidang pembaca. Kegunaan tersebut mungkin
bersifat teoritik untuk penambahan wawacana pengetahuan pembaca maupun untuk
kepentingan aplikatif.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terimakasih dan


penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Muslihudin, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(ISIP) Universitas Jendral Soedirman Purwokerto yang telah memberikan ijin
penelitian.
2. Bapak Drs. Dodit, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan saran-saran serta dedikasi yang tinggi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Purwokerto, 26 Juni 2009

xiv
ZAENUL MIZAN
F1A007023
LATIHAN 12

Surat Lamaran Pekerjaan

Purwokerto, 17 November 2009

Hal : Lamaran Kerja


Lampiran : Satu Berkas Syarat Lamaran

Yth. Pimpinan S.Globaltv


Jln. Satria No.24
Jakarta

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah adalah:
a. Nama : Zaenul Mizan, Sos.
b. Alamat : Jln. Benyamin No.56
c. Pendidikan terakhir : Sarjana Strata 1 Jurusan Sosiologi Unsoed.

Bersama ini saya mengajukan lamaran pekerjaan sebagai karyawan bagian marketing
pada S. Globaltv Jakarta. Adapun menempati persyaratan lamaran ini saya lampirkan:
a. Fotocopy ijasah pendidikan terakhir (1 lb)
b. Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 (1 lb)

xv
c. Fotocopy transkipnilai pendidikan terakhir (1 lb)
d. Fotocopy kartu kuning (1 lb)
e. Fotocopy surat keterangan berkelakuan baik (1 lb)
f. Fotocopy berbagai surat piagam (10 lb)
g. Curriculum Vitae (1 lb)

Akhirnya atas perhatian dan terkabulnya permohonan ini saya sampaikan terima
kasih. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, jika perusahaan ini membutuhkan ce saya
maka dapat menghubungi nomor handphone 085227318001 dan nomor rumah
(0281)6840767.

Hormat saya,

Zaenul Mizan, Sos.

xvi

You might also like