Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Eska perdini s
Ajeng destara
Atria prameswari p
Pranawa SH
Rickky Kurniawan
Nurul Fathiya
Rina Apriliana
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.KARIADI
SEMARANG
2009
By : Rickky_Kurniawan@2009 1
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
pengertian tersebut maka kematian dapat dilihat dari dua dimensi yaitu
kematian sel (celluler death) akibat ketiadaan oksigen baru akan terjadi
sel.1
setelah mati serta kegunaanya tersebut dipelajari dalam ilmu yang disebut
thanatologi.
By : Rickky_Kurniawan@2009 2
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
ilmiah.
2. PERMASALAHAN
setelah kematian?
By : Rickky_Kurniawan@2009 3
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui definisi mati somatik, mati seluler, mati suri, mati
kematian
setelah kematian
By : Rickky_Kurniawan@2009 4
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Mati
permanen fungsi berbagai organ vital yaitu paru-paru, jantung dan otak
sebagai kesatuan yang utuh yang ditandai oleh berhentinya konsumsi oksigen.
dimulai dari sel-sel paling rendah daya tahannya terhadap ketiadaan oksigen. 1
Mati suri adalah penurunan fungsi organ vital sampai taraf minimal
sudah mati yang sifatnya reversibel.1 Sedangkan mati somatik adalah keadaan
dimana ketika fungsi ketiga organ vital sistem saraf pusat, sistem
kecuali batang otak dan serebelum, kedua sistem lain masih berfungsi dengan
bantuan alat.1 Sedangkan mati batang otak adalah kerusakan seluruh isi
By : Rickky_Kurniawan@2009 5
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
2. Tidak ada gerakan otot serta postur, dengan catatan pasien tidak sedang
6. Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba endotracheal didorong ke
dalam
8. Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas untuk waktu yang cukup
(50 torr)
Tes klinik ini baru boleh dilakukan paling cepat 6 jam setelah onset
koma serta apneu dan harus diulangi lagi paling cepat sesudah 2 jam dari tes
yang pertama. Sedangkan tes konfirmasi dengan EEG dan angiografi hanya
dilakukan jika tes klinik memberikan hasil yang meragukan atau jika ada
Mempengaruhinya
yang terjadi pada kulit muka. Perubahan kulit muka terjadi akibat
By : Rickky_Kurniawan@2009 6
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
berhentinya sirkulasi darah maka darah yang berada pada kapiler dan
venula di bawah kulit muka akan mengalir ke bagian yang lebih rendah
sehingga warna raut muka nampak menjadi lebih pucat. Pada mayat dari
a. Relaksasi primer
bergerak. Pupil masih bereaksi. Pada fase ini otot sudah tidak memiliki
rangsangan dari sistem saraf pusat. Akibat tidak adanya impuls listrik dari
sistem saraf pusat maka tidak ada lagi koordinasi otot-otot tubuh yang
sel serabut otot yang selalu berada dalam keadaan siaga dengan selalu
tubuh selalu terjaga dalam segala posisi tersebut hilang dengan tidak
berfungsinya sistem saraf. Akibat dari peristiwa ini adalah terjadi relaksasi
pada seluruh otot tubuh yang tampak sebagai relaksasi primer.2 Sehingga
kolap dan bila tidak ada yang menyangga anggota tubuh akan jatuh ke
By : Rickky_Kurniawan@2009 7
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
lebih muda dari umur yang sebenarnya, sedang relaksasi pada otot polos
akan mengakibatkan iris dan spingter ani mengalami dilatasi. Oleh sebab
itu jika ditemukan dilatasi pada anus, harus hati-hati untuk menyimpulkan
sebagai akibat hubungan seksual per ani. Pada fase ini kematian sel belum
b. Relaksasi sekunder
Relaksasi sekunder ini terjadi karena mulai terjadi lisis dari sel-sel otot
posisinya karena adanya gaya berat otot dan tulang akibat daya tarik
grafitasi. 2
dominasi pada insensitivie cornea dan tetap sifatnya. Refleksi daya liat ini
menimbulkan kerusakan ischaemic. Biji atau manik mata tidak reaktif. Biji
mata biasanya berefleksi terhadap posisi netral dari otot biji mata,
kemudian akan berubah sebagai hasil dari kekakuan pada mayat, maka hal
ini tidak secara signifikan sebagai simbol diagnostik dari luka pada otak
By : Rickky_Kurniawan@2009 8
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
disebabkan oleh ante mortem abnormality dari biji mata atau kelopak
mata. Ketegangan pada mata menurun secara cepat seperti tekanan arterial.
kegagalan otot akan menghasilkan oklusi penuh dan ini akan terjadi
penyingkapan.
air, tetapi kekeruhan yang telah mencapai lapisan lebih dalam tidak dapat
dihilangkan dengan tetesan air. Kekeruhan yang menetap ini terjadi sejak
keruh kira-kira 10-12 jam pasca mati dan dalam beberapa jam saja fundus
retina dapat menunjukkan saat kematian hingga 15 jam pasca mati. Hingga
diskus optikus. Kemudian hingga 1 jam pasca mati, makula lebih pucat
By : Rickky_Kurniawan@2009 9
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Selama dua jam pertama pasca mati, retina pucat dan daerah sekitar
diskus menjadi kuning. Warna kuning juga tampak disekitar makula yang
menjadi leih gelap. Pada saat itu pola vaskular koroid yang tampak sebagai
jelas, tetapi pada kira-kira 3 jam pasca mati menjadi kabur dan setelah 5
Pada kira-kira 6 jam pasca mati, batas diskus kabur dan pembuluh
belakang kuning-kelabu. Dalam waktu 7-10 jam pasca mati akan mencapai
tepi retina dan batas diskus akan sangat kabur. Pada 12 jam pasca mati
pembluh darah yang tersisa. Pada 15 jam pasca mati tidak ditemukan lagi
gambaran pembuluh darah retina dan diskus, hanya makula saja yang
By : Rickky_Kurniawan@2009 10
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Pada saat sel masih hidup ia akan selalu menghasilkan kalor dan
sumber energy seperti glukosa, lemak, dan protein. Sumber energi utama
By : Rickky_Kurniawan@2009 11
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
sumber energy dalam berbagai hal seperti transport ion, kontraksi otot
dan lain-lain. Energy sebanyak 36 ATP hanya menyusun sekitar 38% dari
total energy yang dihasilkan dari satu molekul glukosa (gambar II.1).
terhenti sehingga suhu tubuh akan turun menuju suhu udara atau medium
konduksi, dan pancaran panas. Proses penurunan suhu pada mayat ini
By : Rickky_Kurniawan@2009 12
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
biasa disebut algor mortis. Algor mortis merupakan salah satu perubahan
yang dapat kita temukan pada mayat yang sudah berada pada fase lanjut
suhu.
Gambar 3. Glikogenolisis5
By : Rickky_Kurniawan@2009 13
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
itu penurunan menjadi lebih cepat dan pada akhirnya menjadi lebih
lambat kembali. Jika dirata-rata maka penurunan suhu tersebut antara 0,9
sampai 1 derajat celcius atau sekitar 1,5 derajat Fahrenheit setiap jam,
dengan catatan penurunan suhu dimulai dari 37 derajat Celcius atau 98,4
memperkirakan berapa jam mayat telah mati dengan rumus (98,4oF - suhu
dengan suhu tubuh tinggi. Suhu tubuh yang tinggi pada saat mati
sebaliknya.
a. Suhu medium
By : Rickky_Kurniawan@2009 14
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
c. Jenis medium
d. Pakaian mayat
V. LEBAM MAYAT
By : Rickky_Kurniawan@2009 15
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
bahwa gravitasi lebih banyak mempengaruhi sel darah merah tetapi plasma
pembusukan.
Lebam mayat ini biasanya timbul setengah jam sampai dua jam
dalam waktu 10–12 jam ternyata akan memberikan lebam mayat pada sisi
supinasi (interpostmorchange). 8
komplet dalam waktu kurang lebih 8–12 jam, pada waktu ini dapat
By : Rickky_Kurniawan@2009 16
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
dalam jumlah yang banyak, adanya proses hemolisa sel-sel darah dan
pada daerah lebam yang dilakukan setelah 8-12 jam tidak akan
butir darah merah juga akan rusak. Pigmen-pigmen dari pecahan darah
merah akan keluar dari kapiler yang rusak dan mewarnai jaringan di
tidak hilang jika ditekan dengan ujung jari atau jika posisi mayat dibalik.
lebam mayat baru tidak akan timbul pada posisi terendah, karena darah
relatif. Perubahan lebam ini lebih mudah terjadi pada 6 jam pertama
perubahan posisi maka akan terjadi lebam sekunder pada posisi yang
berlawanan. Distribusi dari lebam mayat yang ganda ini adalah penting
untuk menunjukan telah terjadi manipulasi posisi pada tubuh. Akan tetapi
waktu yang pasti untuk terjadinya pergeseran lebam ini adalah tidak pasti,
By : Rickky_Kurniawan@2009 17
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
jam. 8
fibrinolisin ini nyata sekali pada kapiler-kapiler yang berisi darah. Darah
selalu ditemukan cair dalam venule dan kapiler, dan ini yang bertanggung
Fenomena ini sering terjadi pada asphyxia atau kematian yang terjadinya
lambat. 8
Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada
By : Rickky_Kurniawan@2009 18
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
diketahui bahwa serabut otot dibentuk oleh dua jenis protein, yaitu aktin
dan myosin, dimana kedua jenis protein ini bersama dengan ATP
membentuk suatu masa yang lentur dan dapat berkontraksi (gambar 3).
Bila kadar ATP menurun, maka akan terjadi pada perubahan pada akto-
menghilang sehingga otot yang bersangkutan akan menjadi kaku dan tidak
dapat berkontraksi.9,10
Oleh karena kadar glikogen yang terdapat pada setiap otot itu
asam laktat dan energi pada saat terjadinya kematian somatic, dimana
By : Rickky_Kurniawan@2009 19
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
adanya perbedaan kadar ATP dalam setiap otot. Keadaan tersebut dapat
menerangkan mengapa kaku mayat akan mulai nampak pada jaringan otot
yang jumlah serabut ototnya sedikit. Atas dasar itulah mengapa pada
demikian pula pada mereka yang keadaan gizinya jelek akan lebih cepat
masih alkalis. Perubahan alkalis menjadi asam terjadi 2-6 jam kemudian
terjadi pembusukan.6
Kaku mayat akan terjadi pada seluruh otot (gambar 4), baik otot
lurik maupun otot polos. Dan bila terjadi pada otot rangka, maka akan
dibutuhkan cukup tenaga untuk dapat melawan kekakuan tersebut , bila hal
ini terjadi otot dapat putus sehingga daerah tersebut tidak mungkin lagi
By : Rickky_Kurniawan@2009 20
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
mencapai puncaknya setelah 10-12 jam pos mortem, keadaan ini akan
menetap selama 24 jam dan setelah 24 jam kaku mayat mulai menghilang
sesuai denga n urutan terjadinya, yaitu dimulai dari otot-otot wajah, leher,
petunjuk bahwa pada tubuh korban telah dipindahkan setelah mati. Ini
yang sebenarnya. 9
a. Kondisi otot
- Persediaan glikogen
lambat dan lama, juga pada orang yang sebelum mati banyak
- Gizi
By : Rickky_Kurniawan@2009 21
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Pada mayat dengan kondisi gizi jelek saat mati, kaku mayat akan
cepat terjadi.
- Kegiatan Otot
b. Usia
- Pada orang tua dan anak-anak lebih cepat dan tidak berlangsung
lama.
- Pada bayi premature tidak terjadi kaku mayat, kaku mayat terjadi
c. Keadaan Lingkungan
- Pada mayat dalam air dingin, kaku mayat akan cepat terjadi dan
berlangsung lama.
- Pada udara suhu tinggi, kaku mayat terjadi lebih cepat dan singkat,
tetapi pada suhu rendah kaku mayat lebih lambat dan lama.
- Kaku mayat tidak terjadi pada suhu dibawah 10oC, kekakuan yang
d. Cara Kematian
- Pada mayat dengan penyakit kronis dan kurus, kuku mayat lebih
By : Rickky_Kurniawan@2009 22
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau
By : Rickky_Kurniawan@2009 23
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
akan terdengar suara es pecah. Dan mayat yang kaku ini akan
singkat.8,17,18
dalam keadaan steril melalui proses kimia yang disebabkan oleh enzim-
autolisis lebih cepat dari pada jantung. Proses autolisis ini tidak
steril misalnya mayat bayi dalam kandungan proses autolisis ini tetap
By : Rickky_Kurniawan@2009 24
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
oleh pengaruh suhu yang rendah maka proses autolisis ini akan
pada sel akan mengalami kerusakan sehingga proses ini akan terhambat.
tubuh akan hilang, bakteri yang secara normal dihambat oleh jaringan
darah yang terjadi sebelum dan sesudah mati, pencairan trombus atau
dari usus dan yang paling utama adalah Cl. welchii. Bakteri ini
oleh karena reaksi antara H2S (gas pembusukan yang terjadi dalam usus
baru dapat dilihat kira-kira 24 jam - 48 jam pasca mati berupa warna
kehijauan pada dinding abdomen bagian bawah, lebih sering pada fosa
By : Rickky_Kurniawan@2009 25
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
bakteri dan letaknya yang lebih superfisial. Perubahan warna ini secara
bau busukpun mulai tercium. Perubahan warna ini juga dapat dilihat
dari organ sel itu akan mengalami disintegrasi dan nukleusnya akan
paru, maka gambaran marbling ini jelas terlihat pada bahu,dada bagian
gelembung gas. Ukuran gelembung gas yang tadinya kecil dapat cepat
By : Rickky_Kurniawan@2009 26
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
yang bening, fragil, yang dapat berisi cairan coklat kemerahan yang
pembusukan dari dalam. Selain itu epitel kulit, kuku, rambut kepala,
aksila dan pubis mudah dicabut dan dilepaskan oleh karena adanya
Kedua bola mata keluar, lidah terjulur diantara dua gigi, ini
By : Rickky_Kurniawan@2009 27
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
sesudah mati12.
pengeluaran udara dan cairan pembusukan yang berasal dari trakea dan
prolaps dan fetus dapat lahir dari uterus yang pregnan. Pada anak-anak
dalam lain seperti hati, ginjal dan limpa merupakan organ yang cepat
By : Rickky_Kurniawan@2009 28
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
limpa menjadi sangat lunak dan mudah robek, dan otak menjadi
lunak12.
paru, jantung, ginjal, diafragma, lambung, otot polos dan otot lurik.
3. Late : Uterus non gravid dan prostat merupakan organ yang lebih
By : Rickky_Kurniawan@2009 29
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
pada daerah genitoanal. Bila ada luka ditubuh mayat lalat lebih sering
atau larva lalat didaerah genitoanal ini maka dapat dicurigai adanya
Larva lalat dapat kita temukan pada mayat kira-kira 36-48 jam pasca
dapat kita ketahui dengan cara mengidentifikasi racun dalam larva lalat
12,13
.
satu lokasi ke lokasi lainnya, memberi tanda pada badan bagian mana
mengalami pembusukan12.
dibawah 50°F(10°C) atau pada suhu diatas 100°F (lebih dari 37,8°C).
By : Rickky_Kurniawan@2009 30
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Bila mayat diletakkan pada suhu hangat dan lembab maka proses
hilangnya panas tubuh dan pada mayat yang gemuk memiliki darah
Pada bayi yang baru lahir hilangnya panas tubuh yang cepat
Secara garis besar terdapat 17 tanda pembusukan pada jenazah, yaitu 13:
1. Wajah membengkak.
2. Bibir membengkak.
3. Mata menonjol.
4. Lidah terjulur.
By : Rickky_Kurniawan@2009 31
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
7. Lubang lainnya keluar isinya seperti feses (usus), isi lambung, dan
partus (gravid).
8. Badan gembung.
kehijauan.
selain itu juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik antara lain kelembaban
a. Mumifikasi
By : Rickky_Kurniawan@2009 32
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
b. Saponifikasi
jenuh dan kemudian bereaksi dengan alkali menjadi sabun yang tak
By : Rickky_Kurniawan@2009 33
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
permeabilitas dari sel yang telah mati. Selain itu gangguan fungsi
darah bahkan sebelum kematian itu terjadi. Hingga saat ini belum
makan terakhir dan saat mati. Namun, keadaan lambung dan isinya
By : Rickky_Kurniawan@2009 34
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Pada saat terjadi kematian, di dalam tubuh masih terdapat sel dan
Tetapi kemudian segala kegiatan yang terjadi pada sel dan jaringan akan
atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis.
3
beda, sehingga kematian seluler pada tiap organ atau jaringan terjadi
c) Dilatasi pupil masih dapat terjadi pada pemberian adrenalin 0,1% atau
d) Kulit masih dapat berkeringat sampai lebih dari 8 jam pasca mati
20%
By : Rickky_Kurniawan@2009 35
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
g) Darah masih dapat dipakai untuk transfusi sampai 6 jam pasca mati.
insensibel, reflek cahaya dan reflek kornea hilang, aliran darah, gerakan
tanda pasti kematian berupa lebam mayat, kaku mayat, penurunan suhu
tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama seperti reaksi jaringan
tubuh pada seseorang yang hidup. Beberapa uji dapat dilakukan terhadap
By : Rickky_Kurniawan@2009 36
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
waktu antara kematian dan cukur terakhir. Gonzales dkk, pada tahun
hari, dan menurut Glaister pada tahun 1973 adalah 1–3 mm / minggu,
rata pertumbuhan dalam area yang sama, juga variasi rata-rata dari satu
tempat ke tempat lain di muka dan juga berbeda dari satu individu ke
individu yang lain. Selain itu variasi musim atau iklim mempengaruhi
By : Rickky_Kurniawan@2009 37
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
kematian karena sesudah ini kulit akan mengkerut dan ini akan
jam setelah kematian, fenomena ini yang sering dikira bahwa rambut
kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah
kematian somatis21.
proteolitik dari sel tersebut. Proses ini terjadi secara langsung setelah
By : Rickky_Kurniawan@2009 38
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
oleh karena itu pada mayat yang steril misalnya mayat bayi dalam
sebagai akibat dari pengaruh enzim yang dilepaskan pasca mati. Mula-
faktor-faktor host, yang disertai dengan adanya faktor dari luar antara
lain, bakteri.21,22.
oleh pengaruh suhu yang rendah maka proses autolisis ini akan
terhambat.21
beda, sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan
By : Rickky_Kurniawan@2009 39
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
mati seluler dalam empat menit, otot masih dapat dirangsang (listrik)
sampai kira-kira dua jam paska mati dan mengalami mati seluler setelah
empat jam, dilatasi pupil masih terjadi pada pemberian adrenalin 0,1
dapat berkeringat sampai lebih dari 8 jam paska mati dengan cara
By : Rickky_Kurniawan@2009 40
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
permanen fungsi berbagai organ vital yaitu paru-paru, jantung dan otak.
lingkungan, tidak ada gerakan dan postur, tidak ada reflek pupil, tidak ada
reflek kornea, tidak ada respon motorik dan saraf cranial, tidak ada reflek
menelan dan batuk, serta tidak ada reflek vestibulo-okularis dan respon
napas.
3. Mati suri adalah penurunan fungsi organ vital sampai taraf minimal untuk
mempertahankan kehidupan.
4. Mati somatic adalah keadaan dimana ketika fungsi ketiga organ vital
secara menetap.
6. Mati batang otak adalah perusakan seluruh isi neuronal intracranial yang
By : Rickky_Kurniawan@2009 41
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
pengosongan lambung.
sarana yang ada, penentuan saat kematain yang tepat adalah tidak mungkin
B. Saran
perubahan lain yang terjadi setelah kematian yang dapat digunakan untuk
By : Rickky_Kurniawan@2009 42
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
DAFTAR PUSTAKA
1. Dahlan, Sofwan. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan
2. http://kakumayat.blogspot.com/2008/11/tugas-kaku-mayat_3702.html
Pharmacology and Toxicology, The Hospital for Sick Children, Toronto, and
7. http://www.freewebs.com/forensicpathology/lebammayat.htm
8. Idris, M A Dr. Saat kematian. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Bina Rupa
11. http://www.freewebs.com/dekomposisi_posmortem/dekomposisi.htm
12. www.klinikindonesia.com
By : Rickky_Kurniawan@2009 43
REFERAT ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
14. http://sibermedik.files.wordpress.com/2008/10/thanatologi-prest_ppt.pdf
16. http://www.freewebs.com/forensicpathology/pertumbuhanrambutdanperub.ht
http/www.dundee.ac.uk/forensicmedicine/notes/timedeath.
21. http://www.idwikipedia.org/wiki/Tanatologi
22. http://www.freewebs.com/dekomposisi_posmortem/dekomposisi.htm
By : Rickky_Kurniawan@2009 44