You are on page 1of 4

Tutorial dasar htaccess (1)

Posted on Wednesday July, 14 2010 | 9 Comments

Htaccess memiliki banyak fungsi dan kegunaan yang sangat luar biasa dalam pengelolaan
website. Saya sudah mencoba beberapa trik menggunakan htaccess dan ini bekerja
dengan baik. Kegagalan dan error sering saya alami hingga membuat situs ini mati dan
tidak bisa diakses (terakhir 2 hari yang lalu). Bagi Anda yang ingin mencoba bermain
dengan htaccess, ini pengetahuan dasarnya sebelum melangkah keoptimalisasi, hacking
php.ini pada server, hingga penggunaan directive lainnya menggunakan htaccess .

Apa itu htaccess


Secara default file .htaccess tidak akan ditemukan pada server (kebanyakan hosting
disetting tidak terlihat). Berbeda dengan file server directive lainnya seperti php.ini dan
dan apache configuration (httpd.conf), perintah htaccess directive hanya berlaku pada
folder tertentu. Setiap perintah yang dijalankan pada htaccess berpengaruh pada folder
dimana htaccess itu tersimpan. Dengan kata lain, htaccess terdiri dari banyak file. Setiap
folder pada server memiliki htaccess sendiri (saya menggunakan htaccess untuk mengatur
perintah directive beberapa folder). Tapi tidak menutup kemungkinan htaccess pada root
directory digunakan untuk setting semua environtment pada folder (jarang digunakan,
saya memiliki 3 .htaccess).

Membuat file htaccess


Untuk membuat file htaccess sangat mudah. buka notepad kemudian ketikan perintah-
perintah directive yang ingin Anda gunakan. Simpan file tersebut dengan “.htaccess”
(tanpa tanda petik). Kemudian upload ke folder yang Anda inginkan.

Peringatan : Sebelum mulai bermain dengan htaccess, saya menganjurkan Anda untuk
melakukan backup pada htaccess yang sudah ada. Hati-hati, jangan melakukan upload
(menindih htaccess yang sudah ada) sehingga terjadi error yang tidak diinginkan. jika
pada server sudah ada file htaccess, Anda tidak perlu lagi membuatnya. Gunakan
program ftp atau download file tersebut dan tambahkan perintah-perintah directive pada
htaccess tersebut.

Apa yang bisa saya lakukan dengan .htaccess


Hampir semua perintah directive yang dijalankan pada httpd.conf dapat berjalan dengan
baik pada .htaccess. Berikut adalah fungsi-fungsi umum htaccess yang bisa Anda
gunakan:

Akses Kontrol
Htaccess sering dipakai untuk melakukan control pada file-file penting pada server
sehingga orang lain tidak bisa mengaksesnya (membaca, download dll). Biasanya dipakai
oleh website yang menjual sesuatu atau memberikan halaman khusus bagi membernya
atau sekedar ingin menyimpan file penting pada server (saya tidak menggunakan perintah
ini karena memang tidak ada yang penting pada liudin.com he…he…he…).

Perintah pada htaccess


#tidak adaa yang boleh masuk ke folder ini
deny from all

perintah hanya ip tertentu yang boleh masuk:


#semua dilarang masuk kecuali 192.168.1.1
order deny, allow
deny from all
allow from 192.168.1.1/24
#allow from 192.168.1

Pada pembahasan selanjutnya akan saya jelaskan lebih detail lagi mengenai perintah ini.

Halaman Error Default Page

Salah satu fungsi kegunaan halaman error ini dapat digunakan untuk keperluan SEO.
Tapi sebelum jauh melangkah ke arah tersebut, seperti artikel perkenalan lainnya, saya
akan membahas dasar-dasar htaccess terlebih dahulu agar lebih mudah memahami artikel
saya selanjutnya.

Dengan adanya fungsi ini, Anda dapat memiliki halaman personal tersendiri ketika
browser mendapatkan halaman error. Beberapa halaman error yang sering terjadi.

404 - wrong page


401 - Authorization Required
400 - Bad request
403 – Forbidden
500 - Internal Server Error

Perintah yang bisa digunakan:


ErrorDocument errornumber /file.html

Misalnya saya mendapatkan error 404-pada halaman yang terdapat pada directory maka
ErrorDocument 404 /notfound.html

Jika halaman yang dimaksud terletak pada subfolder maka tambahkan path letak halaman
yang dimaksud:
ErrorDocument 404 /errorpages/500.html
yang Anda perlukan adalah membuat file error untuk masing-masing halaman dan
memberikan perintah pada htaccess. Anda bisa melakukan customisasi pada setiap
halaman diatas.

Melakukan Redirect dengan htaccess

Salah satu fungsi yang sering saya gunakan adalah redirect. Artinya adalah
mengarahakan request pengunjung yang meminta halaman tertentu dan kita memberikan
halaman lainnya (sedang dalam perbaikan atau error) baik yang ada pada server kita
sendiri atau halaman pada server lain. Ini sangat berguna ketika kita mengganti url
halaman tertentu . misalnya saya menggunakan link affiliasi yang bentuknya panjang
(http://klikme.com/request/memberid=1989). Saya tinggal membuat file halaman
misalnya (http://liudin.com/clickme/) sehingga ketika saya mencantumkan affiliasi saya,
maka link yang saya gunakan adalah (http://liudin.com/clickme) yang kemudian saya
alihkan ke halaman http://klikme.com/request/memberid=1989

.
Tutorial htaccess dasar diatas akan sangat berguna ketika kita mulai melakukan
optimisasi website kita. Selengkapnya akan diberikan secara periodic (saat ini sedang
menjalankan rencana kategori artikel pada liudin.com dan 2 minggu ke depan akan
banyak membahas dasar-dasar suatu kategori tertentu).

Alternative Index File

Penggunaan perintah ini sering saya gunakan untuk meload (mengedit file index)
sehingga jika terjadi error saya tinggal menghapusnya. Dan jika sudah benar saya tinggal
mengganti nama file tersebut.

Perintah ini disusun seperti list dimulai dari kiri ke kanan.


DirectoryIndex index.php index2.php index.html index.htm index.cgi dan seterusnya.

Alasan Utama Untuk Tidak Menggunakan htaccess


Alasan pertama untuk tidak terlalu banyak menggunakan htaccess adalah performance.
Ketika AllowOverride di setting Allow, apache akan mencari setiap htaccess yang ada
dalam directory. Ini berpengaruh pada performance situs kita. Tidak peduli Anda
menggunakannya atau tidak (melakukan perintah directive), htaccess akan di load setiap
kali ada permintaan file (jadi lebih baik menggunakan htaccess kan, toh performancenya
tetap saja)

Troubleshooting
Ketika Anda menambah perintah directive pada htaccess file, dan tidak mendapatkan
hasil yang diharapkan, maka santai saja. Ada yang salah dan kita akan memperbaikinya.
Yang sering terjadi, perintah AllowOverride tidak di setting seperti yang kita inginkan.
Tanyakan hal ini pada pengelola server Anda. Tapi sebelum itu silahkan cek dulu syntaks
perintah directive yang Anda gunakan.

Kedua,jika Anda mendapatkan error ketika mencoba mengakses document, check apache
error log pada server Anda. Ini akan memebritahukan banyak hal kepada Anda mengapa
tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Ketiga, untuk hal-hal tertentu kita harus melakukan sedikit trick untuk mengakali server
agar berjalan seperti keinginan kita. Misalnya setting php.ini. saya bisa melakukan setting
php.ini yang secara default sudah ditentukan oleh server. Dengan membuat perintah-
perintah tertentu dan membuat file tambahan sehingga merubah default tersebut.

You might also like