You are on page 1of 3

KESESUAIAN DAN KETEPATAN DALAM BERBAHASA

Kesesuian dan ketepatan dalam berbahasa amat sangat penting agar orang lain yang mendengar
maupun membaca perkataan/tulisan kita dapat betul-betul memahami apa yang kita meksudkan.
Adapun ketepatan dan kesesuain kata dalam membentuk kalimat maupun kumpulan kalimat, biasa kita
sebut sebagai DIKSI.
Diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.

Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan
makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan
bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dari itu, bisa
saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.

Pemakaian kata mencakup dua masalah pokok, yakni pertama, masalah ketepatan memiliki kata untuk
mengungkapkan sebuah gagasan atau ide. Kedua, masalah kesesuaian atau kecocokan dalam
mempergunakan kata tersebut. Menurut peneliti “Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan
sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar,
seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembaca”. Masalah pilihan akan
menyangkut makna kata dan kosakatanya akan memberi keleluasaan kepada penulis, memilih kata-kata
yang dianggap paling tepat mewakili pikirannya. Ketetapan makna kata bergantung pada kemampuan
penulis mengetahui hubungan antara bentuk bahasa (kata) dengan referennya.

DIKSI DALAM BERBAHASA

Dalam berkomunikasi , setiap orang menggunakan kata (bahasa). Para linguis sampai sekarang masih
memperbincangkannya karena belum ada batasan yang mutlak tentang itu. Istilah kata bisa digunakan
oleh para tatabahasawan tradisional. Menurut mereka, kata adalah satuan bahasan yang memiliki satu
pengertian atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti.
Para tatabahasawan struktural, penganut aliran Bloomfield menyebutnya morfem.

Seandainya kita dapat memilih kata dengan tepat, maka tulisan atau pembicaraan kita akan mudah
menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dirasakan atau
dipikirkan oleh penulis atau pembicara. Mengetahui tepat tidaknya kata-kata yang kita gunakan, bisa
dilihat dari reaksi orang yang menerima pesan kita, baik yang disampaikan secara lisan maupun tulisan.
Reaksinya bermacam-macam, baik berupa reaksi verbal, maupun reaksi nonverbal seperti mengeluarkan
tindakan atau perilaku yang sesuai dengan yang kita ucapkan.

Kata dengan gagasan mempunyai hubungan ketergantungan. Orang yang mempunyai banyak gagasan
pasti mempunyai banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang bisa
diungkapkannya. Orang yang banyak menguasasi kosakata akan merasa mudah dan lancar
berkomunikasi dengan orang, lain. Sering kita tidak memahami pembicaraan orang lain, karena kita
tidak atau kurang menguasai kata-kata atau gagasan seperti yang dikuasai oleh pembicara.

Pilihan akat atau diksi bukan hanya memilih kata-kata yang cocok dan tepat untuk digunakan dalam
mengungkapkan gagasan atau ide, tetapi juga menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai kata
atau frase di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran), ungkapan,
dan gaya bahasa. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya,
atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Pemilihan gaya bahasa yang
akan digunakan pun merupakan kegiatan memilih kata menyangkut gaya-gaya ungkapan secara
individu.

Yang paling penting dari rangkaian kata-kata itu adalah pengertian yang tersirat di balik kata-kata yang
digunakan. Setiap orang yang terlibat dalam berkomunikasi harus saling memahami atau saling
mengerti, baik pembicara maupun pendengar, pengertian yang tersirat dalam sebuah kata itu
mengandung makna bahwa tiap katamengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Dengan kata
lain, kata adalah media yang digunakan untuk menyampaikan gagasan atau ide kepada orang lain.
Menurut peneliti ”Kata-kata ibarat”pakaian” yang dipakai oleh pikiran kita. Tiap kata memiliki “jiwa”.
Setiap anggota masyarakat harus mengetahui “jiwa”, agar ia dapat menggerakkan orang lain dengan
“jiwa” dari kata-kata yang dapat digunakannya:.
Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk
mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.

MANFAAT DIKSI

Setelah mebahas pokok bahasan ini, mahasiswa dapat memahami dan menggunakan berbagai jenis kata
(diksi) kedalam berbagai kalimat dengan benar dan mengerjakannya dengan konteks kebahasaan
lainnya (paragraf dan wacana) dalam karangan.
Dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif; bersinonim dan hampir
bersinonim; kata-kata yang mirip dalam ejaannya.

Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri dan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal
yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.

Kita dapat waspada dalam menggunaan kata-kata yang berakhiran asing atau bersufiks bahasa asing.
Sehingga bahasa kita dapat tetap tegak berdiri sendirinya.
Dapat membedakan kata khusus dan kata umum dan dapat memperhatikan perubahan makna yang
terjadi pada kata-kata yang sudah terkenal serta dapat memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

……………;;;;;;;;;;;;;;…………
Dalam variasi bahasa setidaknya terdapat tiga hal, yaitu pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa
yang dapat dianalis secara deskriptif, dan pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan
oleh penuturnya untuk berkomunikasi. Di samping itu, variasi bahasa dapat dilihat dari enam segi, yaitu
tempat, waktu, pemakai, situasi, dialek yang dihubungkan dengan sapaan, status, dan
pemakaiannya/ragam (Pateda, 1987: 52)

You might also like