You are on page 1of 34

dermatitis

Dermatitis
• peradangan pada kulit yang merupakan
respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan
atau faktor endogen, menimbulkan kelainan
klinis berupa efloresensi yang polimorfik dan
keluhan gatal
KLASIFIKASI

a. Eksogen:
1. Dermatitis kontak alergika (DKA), reaksi tipe IV
2. Dermatitis kontak iritasi (DKI)
b.Endogen:
1. Dermatitis atopik
2. Pompholix
3. Dermatitis exfoliativa
4. Dermatitis seboroik
5. Dermatitis numularis
6. Stasis dermatitis
Dermatitis Kontak Iritan
• meupakan reaksi peradangan non imunologi
sehingga kerusakan kulit terjadi langsung
tanpa didahului proses sensitasi
• Contohnya : diaper rash  iritasi kulit yang
berkembang pada daerah yang tertutup
popok
epidemiologi
• 4-35% pada 2 tahun pertama kehidupan
• Insiden tertinggi pada umur 7-12 bulan,
menurun sesuai umur.
etiologi
1.Gesekan.
2. Iritasi dari feses dan urine.
3. Pengenalan makanan baru..
4. Infeksi bakteri atau jamur.
5. Kulit sensitif.
6. Penggunaan antibiotik.
Patogenesis
Gejala klinis
• Dermatitis kontak iritan 1.
1. akut
2.kronis
• Akut Kulit terasa pedih atau panas, eritema,
vesikel, atau bula. Luas kelainan umumnya
sebatas daerah yang terkena, berbatas tegas,
muncul segera
• Kronik  berhari-hari, berminggu atau bulan,
bahkan bisa bertahun-tahun kemudian, kulit
kering, eritema, skuama, lambat laun kulit
tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas
kelainan tidak tegas
• Pada diaper rash  erytem dengan vesikel
superfisial dan erosi yang menyatu dengan
permukaan cembung pada daerah yang
tertutup popok, yaitu pantat, genitalia, lower
abdomen dan daerah pubis, dan paha atas
Pemeriksaan Fisik
1. Makula eritema, hiperkeratosis atau fisura yang
menonjol.
2. Kulit epidermis seperti terbakar
3. Proses penyembuhan dimulai segera setelah
menghindari paparan bahan iritan
4. Tes tempel negatif dan meliputi semua alergen
yang mungkin
5. Batas tegas pada dermatitis
6. Bukti pengaruh gravitasi seperti efek menetes
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan Histologi
• Kerokan kalium hidroksida (KOH)
Terapi
1. menyingkirkan pajanan bahan iritan
2. Kortikosteroid Topikal
3. Obat Antifungi
4. Clotrimazole
5. Miconazole
6. Ketoconazole
7. Antibiotik Topikal
8. Antibiotik Oral
Komplikasi
• Infeksi sekunder
• Hiperpigmentasi atau hipopignemtasi
• Jaringan parut
• Maserasi dan abrasi kulit
Prognosis
• tidak dapat disingkirkan dengan sempurna, 
kurang baik
Dermatitis Kontak Alergika
• epidermodermatitis yang disebabkan kontak
ulang dengan bahan dan luar yang
sebelumnya telah tersensitisasi

• Etiologi bahan kimia


Patogenesis
Gejala klinik
• lesi eksematosa berupa eritema, udem,
vesikula dan terbentuknya papulovesikula
• radang yang secara perlahan meluas, batas
peradangan tidak jelas (difus)
Pemeriksaan Fisik
• adanya ritema, udema,papula dan vesikula­
yang jika pecah akan membentuk dermatitis
yang basah. Lokasi lesi biasanya pada tempat
kontak, tidak berbatas tegas, dan pada
penderita yang sensitif dapat meluas
Pemeriksaan Penunjang
• Patch test (uji tempel)
• Test DMG (dimetilglioksim)
Terapi
1. Menghilangkan atau menghindari zat-zat
penyebab
2. Corticosteroid
3. Antihistamin
Dermatitis Atopik
• keadaan peradangan kulit kronis dan residif,
disertai gatal yang umumnya sering terjadi
masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum
dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita
Patogenesis
Gejala Klinis
• kering, pucat/redup, kadar lipid di epidermis
berkurang, dan kehilangan air lewat epidermis
meningkat, jari tangan teraba dingin
• Pruritus  berupa papul, likenifikasi, eritema,
erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta
Diagnosis
• Min.tiga kriteria mayor dan tiga kriteria minor.

• Kriteria mayor
1. Pruritus
2. Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan
anak
3. Dermatitis di fleksura pada orang dewasa
4. Dermatitis kronis atau residif
5. Riwayat atopi pada penderita dan keluarganya
• Kriteria minor 11. Lipatan infra orbital Dennie-
1. Xerosis Morgan
2. Infeksi kulit (khususnya S.aureus 12. Konjungtivitis berulang
dan virus herpes simpleks) 13. Katarak subkapsular anterior
3. Dermatitis non spesifik pada 14. Keratokonus
tangan atau kaki 15. Orbita menjadi gelap
4. Iktiosis/hiperliniar 16. Muka pucat dan eritem
palmaris/keratosis pilaris 17. Gatal bila berkeringat
5. Ptiriasis alba 18. Intolerans terhadap wol atau
pelarut lemak
6. Dermatitis di papilla mamae
19. Aksentuasi perifolikular
7. White dermographism dan
delayed blanch response 20. Hipersensitifitas terhadap
makanan
8. Keilitis
21. Perjalanan penyakit dipengaruhi
9. Kadar IgE dalam serum oleh factor lingkungan atau emosi
meningkat 22. Tes kulit tipe alergi dadakan positif
10. Awitan pada usia dini
Untuk bayi, kriteria diagnosis dimodifikasi
yaitu :
• Tiga kriteria mayor • Ditambah tiga kriteria
berupa : minor :
1. Riwayat atopi pada 1. Xerosis/iktiosis/hiperli
keluarga niaris palmaris
2. Dermatitis di muka 2. Aksentuasi
dan ekstensor perifolikular
3. Pruritus 3. Fisura belakang telinga
4. Skuama di scalp kronis
Diagnosis Banding
• Dermatitis seboroik
• Dermatitik kontak,
• Dermatitis numularis,
• Scabies,
• Iktiosis,
• Psoriasis
• Dermatitis herpetiformis,
• Sindrom Sézary
• Penyakit Letterer-Siwe
• Sindrom Wiskott-Aldrich
• Sindrom hiper IgE.
Terapi

1. Hidrasi kulit.
2. Kortikosteroid topikal
3. Takrolimus
4. Pimekrolimus
5. Preparat ter
6. Antihistamin
7. Kortikosteroid
8. Anti-infeksi
9. Interferon
10.Siklosporin
11.PUVA
Prognosis
Buruk jika :
1. Dermatitis Atopik luas pada anak
2. Menderita Rinitis alergik dan asma bronkial
3. Riwayat Dermatitis Atopik pada orang tua dan
saudara kandung
4. Awitan (onset) Dermatitis Atopik pada usia muda
5. Anak tunggal
6. Kadar IgE serum sangat tinggi

You might also like