Professional Documents
Culture Documents
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan
beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar
mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral
penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite,
dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku
vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat
(misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.
Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan
dacite
Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan
dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan
sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan
sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan
sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material
yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik
bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan
tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga
menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya
batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia
terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut
menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya
anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan
sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau
batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat
proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan
baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah
batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer
yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan
perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya
terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian
mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
0 - 25 Sangat buruk
25 - 50 Buruk
50 - 75 Sedang
75 - 90 Baik
Sebagai contoh :
Jika total kemajuan pemboran 130 cm, total inti bor yang diperoleh 104 cm,
maka perolehan inti bor (core recovery) adalah 104/130 = 80%. Jumlah panjang
inti bor dengan panjang 10 cm atau lebih adalah 71,5 cm, sehingga besarnya RQD
= 71,5/130 = 55% artinya kualitas batuan yang bersangkutan adalah sedang.
Tabel 2 Informasi geologi yang diperlukan untuk merekam cacat struktur dalam
batuan (Peters, 1978)
Informasi geoteknik
1. Tegangan (stress) adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas permukaan.
Simbolnya adalah untuk tegangan normal dan untuk tegangan geser.
2. Regangan (strain) adalah respon yang diberikan oleh suatu material
akibat dikenai tegangan. Simbolnya adalah yang menunjukkan deformasi
(pemendekan atau pemanjangan) per satuan panjang mula-mula.
3. Kuat geser (shear strength) adalah besarnya tegangan atau beban pada
saat material hancur dalam geserannya.
4. Modulus Young (E) adalah ukuran kekakuan yang merupakan suatu
konstanta untuk setiap padatan yang klastik. Sering disebut modulus
elastisitas yang merupakan perbandingan antara tegangan terhadap
regangan.
5. Rasio Poisson berkaitan dengan besarnya regangan normal transversal
terhadap regangan normal longitudinal di bawah tegangan uniaksial.
Nilainya berkisar sekitar –0,2.
Terdapat beberapa jenis kekuatan batuan, yaitu :
1. Kuat kompresif tak tertekan (uniaksial) yang diuji dengan suatu silinder
atau prisma terhadap titik pecahnya. Gambar 2 menunjukkan jenis uji dan
rekahan tipikal yang berkembang di atas bidang pecahnya.
2. Kuat tarik (tensile strength) ditentukan dengan uji Brazilian dimana
suatu piringan ditekan sepanjang diameter atau dengan uji langsung yang
meliputi tarikan sebenarnya atau bengkokan dari prisma batuan.
3. Kuat geser (shear strength) yang diuji secara langsung dalam suatu “shear
box” atau diukur sebagai komponen pecahan kompresi.
4. Kuat geser kompresif triaksial yang diuji dengan penempatan dalam suatu
silinder berselubung dimana batuan ditempatkan pada tempat yang diisi
fluida, sehingga tekanan lateral maupun pembebanan aksial dapat
diberikan.
Kekuatan batuan dapat diukur secara insitu (di lapangan) sebaik pengukuran di
laboratorium. Regangan (deformasi) diukur di area tambang kemudian
dihubungkan terhadap tegangan dengan berpedoman pada konstanta elastik dari
laboratorium. Tegangan sebelum penambangan merupakan kondisi tegangan
asli, sulit dihitung, tetapi merupakan parameter desain tambang yang penting.
Tegangan tersebut umumnya diperkirakan dan diberi beberapa kuantifikasi
dengan memasang sekelompok pengukur tegangan elektrik dalam “rosette” pada
permukaan batuan, memindahkan batuan-batuan yang berdekatan, dan
mengukur respon tegangan sebenarnya yang dilepaskan. Kondisi tegangan yang
berkembang selama penambangan merupakan hal penting yang harus
diperhatikan dalam operasi tambang sebaik dalam perancangan tambang.
Regangan yang dihasilkan dari pola tegangan baru diukur dari waktu ke waktu
atau dimonitor secara menerus selama penambangan berlangsung.
Beberapa karakteristik kuat tekan dan kuat tarik yang telah diukur untuk
beberapa jenis batuan yang umum ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kuat tekan uniaksial dan kuat tarik dari beberapa jenis batuan (Peters,
1978)
Batuan intrusif
Batuan ekstrusif
Batuan sedimen
Batuan metamorfik
Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil
transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith,
oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith
yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami
perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen,
batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan
metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya
serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut
magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan
batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan
pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan
tekanan yang terjadi jauh di dalam
S2 - Civil Engineering
Created: 1993-00-00 , with 1 file(s).
Keywords: Bangunan bawah tanah, long-term strength, Uji creep, rheologi model
Burger.
Call Number: T 624.151 32 SUL
Bangunan yang terletak pada batuan terutama bangunan bawah tanah (terowongan,
pilar-pilar tambang,) mutlak harus diamati atau dikontrol kestabilannya. Terutama
perilaku deformasi dari pada batuan, serta memperhitung kan kekuatan jangka
panjang batuan (long-term strength). Uji creep adalah salah satu alternatif untuk
mengetahui perilaku serta mendapatkan kekuatan jangka panjang batuan secara
langsung. Uji creep untuk batuan sedimen dapat dimodelkan dengan rheologi model
Burger. Pada batuan berbutir halus cenderung beban hancur lebih tinggi dibanding
dengan batuan berbutir kasar. Uji creep untuk batuan metamorf, yang diwakili batu
marmer, model rheologi Burger tidak dapat mencerminkan perilaku batuan
metamorf. Sedang untuk batuan beku, yang diwakili batu andesit pada tahap beban
tertentu model tidak mencerminkan perilaku batu andesit, namun pada beban
runtuh model dapat mencerminkan perilaku batuan beku. Besar kecilnya regangan
serta lamanya waktu runtuh selain dipengaruhi faktor, jenis beban, temperatur,besar
beban, struktur batuan, juga dipengaruhi harga porositas.1993
GEO GEO
Monday January 07th 2008, 12:40 am
Filed under: Science
• Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan
kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi,
elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui
kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan
bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi.
Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah
permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Dalam skala yang
berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan
struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan
termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik
(penentuan pondasi bangunan dll). Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di
semua perguruan tinggi negeri yang ada. Biasaya geofisika masuk ke dalam
fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan
dasar-dasar ilmu fisika yang kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke dalam
bagian dari Geologi. Saat ini, baik geofisika maupun geologi hampir menjadi
suatu kesatuan yang tak terpisahkan Ilmu bumi. Bidang kajian ilmu geofisika
meliputi meteorologi (udara), geofisika bumi padat dan oseanografi(laut).
Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya seismologi yang
mempelajari gempabumi, ilmu tentang gunungapi (Gunung Berapi) atau
volcanology, geodinamika yang mempelajari dinamika pergerakan lempeng-
lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik yang digunakan dalam pencarian
hidrokarbon. Geokimia adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari komposisi-
komposisi kimia bagian dari bumi misalnya pada lithosfer yang sebagian besar
komposisi kimianya adalah silikat serta pada daerah stalaktit dan stalagmit banyak
ditemukan CaCO3.
• Geokronologi merupakan ilmu untuk menentukan umur absolut batuan, fosil, dan
sedimen, dalam suatu tingkat ketidakpastian tertentu yang melekat dalam metode
yang digunakan. Berbagai macam metode penentuan umur digunakan oleh ahli
geologi untuk mencapai hal tersebut. Geokronologi berbeda penggunaannya
dengan biostratigrafi, yang merupakan ilmu untuk menempatkan batuan sedimen
dalam suatu periode geologi tertentu melalui pendeskripsian, pengkatalogan dan
pembandingan kumpulan fosil flora dan fauna. Biostratigrafi tidak secara
langsung memberikan suatu penentuan umur absolut dari batuan, hanya
menempatkannya dalam suatu interval waktu dimana kumpulan fosil tersebut
telah diketahui pernah hidup bersama. Sebagai contoh, dengan referensi pada
skala waktu Geologi, Permian Atas (Lopingian) berlangsung sejak 270,6 +/- 0,7
Ma sampai antara sekitar 250,1 +/- 0,4 Ma (Triassik tertua yang diketahui) dan
260,4 +/- 0,7 Ma (Lopingian termuda yang diketahui) – sebuah kekosongan dalam
kumpulan fosil yang sudah ditentukan umurnya, diketahui hampir mencapai 10
Ma. Sementara umur biostratigrafi dari lapisan Permian Atas dapat menunjukkan
Lopingian, penentuan umur sebenarnya dari lapisan tersebut dapat berada
dimanapun antara 270 sampai 251 Ma. Pada sisi lain, sebuah granite yang
ditentukan berumur 259,5 +/- 0,5 Ma dapat secara beralasan disebut “Permian”,
atau lebih tepatnya, telah mengintrusi pada waktu Permian. Ilmu geokronologi
merupakan alat utama yang digunakan dalam bidang kronostratigrafi, yang
berusaha untuk mendapatkan umur absolut untuk semua kumpulan fosil dan
menentukan sejarah geologi Bumi serta bagian luar permukaan bumi.
• Geologi rekayasa adalah penerapan ilmu geologi dalam praktek rekayasa untuk
tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang mempengaruhi lokasi, disain,
konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan
diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada
waktu perencanaan, analisa dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa
optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap
setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa
dilakukan oleh seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga
profesional yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan
menganalisa bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan
tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan serta
solusi untuk masalah-masalah geologi. Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan
memberikan pertimbangan, analisa, dan disain dari sudut pandang geologi dan
geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa mencakup;
penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan
lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik, dll.
• Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan
permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi
struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi,
metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi
batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik,
lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat
dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun
geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut. Secara
lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses
geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau
struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain.
Geologi sejarah menggunakan prinsip-prinsip geologi untuk merekonstruksi dan
memahami sejarah bumi. Bidang ini berfokus pada proses-proses geologi yang
mengubah permukaan dan bawah permukaan bumi, dan penggunaan stratigrafi,
geologi struktur, serta paleontologi untuk menjelaskan urutan kejadian tersebut.
Bidang ini juga berfokus pada evolusi tumbuhan dan binatang selama periode
waktu berbeda dalam skala waktu geologi. Penemuan radioaktif dan
perkembangan berbagai metode penentuan umur radiometrik pada paruh pertama
abad ke-20 telah membawa arti penting untuk mendapatkan umur absolut dari
umur relatif dalam sejarah geologi.
• Vulkanologi merupakan studi tentang gunung berapi, lava, magma, dan fenomena
geologi yang berhubungan. Seorang ahli vulkanologi adalah orang yang
melakukan studi pada bidang ini. Istilah vulkanologi berasal dari Bahasa Latin
Vulcan, dewa api Romawi. Para ahli vulkanologi sering mengunjungi gunung
berapi, terutama yang masih aktif, untuk mengamati letusan gunung berapi,
mengumpulkan produk letusan termasuk contoh tephra (seperti abu, ash atau batu
apung, pumice), batuan, dan lava. Tujuan utama dari penyelidikan adalah
perkiraan letusan; pada saat ini belum ada cara yang akurat untuk melakukan hal
ini, tetapi memperkirakan letusan, seperti halnya memperkirakan gempa bumi,
dapat menyelamatkan banyak jiwa. Seorang ahli vulkanologi mempelajari
pembentukan gunung berapi dan letusannya saat ini serta sejarah letusannya.
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan lapisan tanah karena
pengendapan tanah yang mengalami perpindahan dari tempat lain. Contohnya
adalah sedimentasi di delta sungai dan daerah sekitar gunung berapi. Ilmu ini
berkaitan erat dengan pembentukan bahan galian seperti batubara, minyak bumi,
emas, perak dsb. Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah
kehidupan di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah
menjadi fosil.
• Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan ???fe??
atau graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau
ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari
samudera dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai
gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap,
oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah
mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer.
Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer,
bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer.
Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk
hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer. Para ahli
oseanografi mempelajari berbagai topik, termasuk organisme laut dan dinamika
ekosistem; arus samudera, ombak, dan dinamika fluida geofisika; tektonik
lempeng dan geologi dasar laut; dan aliran berbagai zat kimia dan sifat fisik
didalam samudera dan pada batas-batasnya. Topik beragam ini menunjukkan
berbagai disiplin yang digabungkan oleh ahli oceanografi untuk memperluas
pengetahuan mengenai samudera dan memahami proses di dalamnya: biologi,
kimia, geologi, meteorologi, dan fisika. Beberapa sumber lain berpendapat bahwa
ada perbedaan mendasar yang membedakan antara oseanografi dan oseanologi.
• Oseanologi terdiri dari dua kata (dalam bahasa Yunani) yaitu oceanos (laut) dan
logos (ilmu) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang laut. Dalam arti yang lebih lengkap, oseanologi adalah studi
ilmiah mengenai laut dengan cara menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan tradisional
seperti fisika, kimia, matematika, dan lain-lain ke dalam segala aspek mengenai
laut. Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang
mempelajari laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke
kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4
(empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai
samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari
masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur
air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut,
dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang
berkaitan dengan flora dan fauna atau biota di laut. Studi menyeluruh
(komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali dengan dilakukannya
ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh naturalis bernama C.W.
Thomson (yang berkebangsaan Skotlandia) dan John Murray (yang
berkebangsaan Kanada). Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh mereka di
dalam laporan yang diedit oleh Murray. Selanjutnya Murray menjadi pemimpin
dalam studi berikutnya mengenai sedimen laut. Keberhasilan dari ekspedisi
Challenger dan pentingnya ilmu pengetahuan tentang laut dalam
perkapalan/perhubungan laut, perikanan, kabel laut dan studi mengenai iklim
akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi
berikutnya. Organisasi oseanografi internasional yang pertama kali didirikan
adalah The International Council for the Exploration of the Sea (1901). Para ahli
paleoklimatologi menggunakan berbagai macam keahlian untuk sampai pada teori
dan kesimpulan mereka. Glasier dan kubah es banyak digunakan sebagai sumber
data dalam paleoklimatologi. Es pada glasier mengeras dalam pola yang dapat
diidentifikasikan, dimana setiap tahunnya meninggalkan suatu lapisan penciri
pada inti es. Dendrokronologi merupakan ilmu mengenai penentuan umur kayu
dan fosil-fosil kayu berdasarkan lingkaran tumbuhnya. Lapisan sedimen telah
diteliti, terutama yang berada pada dasar danau dan lautan. Karakteristik dari
tumbuhan, binatang, dan serbuk sari yang terawetkan, serta perbandingan isotop
memberikan informasi. Lapisan batuan sedimen memberikan pandangan yang
lebih padat mengenai iklim, dikarenakan lapisan batuan sedimen berumur ratusan
ribu sampai jutaan tahun. Para ilmuan bisa mendapatkan pegangan mengenai
iklim jangka panjang dengan mempelajari batuan sedimen yang dapat berumur
sampai dengan milliaran tahun.. Pembagian sejarah bumi menjadi beberapa
periode terpisah umumnya berdasarkan perubahan yang terlihat pada lapisan
batuan sedimen yang membatasi perubahan kondisi utama. Sering kali hal ini
termasuk perubahan utama pada iklim.
• Hidrogeologi (hidro- berarti air, dan -geologi berarti ilmu mengenai batuan)
merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakan
air tanah dalam tanah dan batuan di kerak Bumi (umumnya dalam akuifer). Istilah
geohidrologi sering digunakan secara bertukaran. Beberapa kalangan membuat
sedikit perbedaan antara seorang ahli hidrogeologi atau ahli rekayasa yang
mengabdikan dirinya dalam geologi (geohidrologi), dan ahli geologi yang
mengabdikan dirinya pada hidrologi (hidrogeologi).