You are on page 1of 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PERDARAHAN

POSTPARTUM KARENA LASERASI JALAN LAHIR

A. PENGKAJIAN

DO :
 Robekan servik, vagina, perineum yang luas menimbulkan
perdarahan
 Nadi meningkat
 Klien terlihat meringis kesakitan

DS :
 Klien mengeluh kesakitan

DX :
Nyeri berhubungan dengan robekan servik, vagina, perineum ditandai
dengan pasien mengeluh kesakitan
DO :
 Robekan servik, vagina, perineum yang luas menimbulkan
perdarahan
 Hipotensi
 Pengeluaran darah melebihi 500 ml
 Mukosa bibir kering
 Turgor kulit menurun
 Ekstremitas dingin
DS :
 Klien mengeluh pusing dan lelah

DX :
Resiko Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
darah yang berlebihan

DO :
 Robekan servik, vagina, perineum yang luas menimbulkan
perdarahan
 Hb di bawah normal (saat tidak hamil:12-16gr/dl, saat hamil: 10-
14gr/dl)
 Konjungtiva pucat
 Ekstremitas dingin

DS :
 Klien mengeluh pusing dan lelah
 Klien mengatakan tangan dan kakinya dingin
DX :
Resiko terjadinya anemia berhubungan dengan efek dari perdarahan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan robekan servik, vagina, perineum
ditandai dengan pasien mengeluh kesakitan

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan darah yang berlebihan
3. PK anemia berhubungan dengan efek dari perdarahan.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

DX : 1
Tujuan :
Nyeri yang dirasakan berkurang dengan kriteria:
 Klien mengatakan sakit berkurang/hilang
 Klien tidak meringis lagi
Rencana
1. Kaji tingkat nyeri
R/ Bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menetukan pilihan
intervensi, menetukan efektifitas evaluasi.

2. Jelaskan penyebab nyeri


R/ Memberikan kesempatan untuk pemberian analgesik sesuai
waktu (membantu dalam meningkatkan kemampuan koping
pasien dan dapat menurunkan ansietas )

3. Dorong menggunakan teknik manajemen stres, seperti


relaksasi progresif, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi.
Sentuhan terapeutik.
R/ : Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol, dan
dapat meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri,
yang mungkin menetap ntk periode lebih lama.

DX : 2
Tujuan :
Volume cairan adekuat

Hasil yang diharapkan:


- TTV stabil
- Turgor kulit baik.
- Perfusi perifer baik (akral hangat, kering dan merah).

Rencana:
1. Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan, perhatikan faktor-
faktor penyebab atau memperberat perdarahan seperti laserasi,
retensio plasenta, sepsis, abrupsio plasenta, emboli cairan amnion.

R/ Membantu dalam membuat rencana perawatan yang tepat dan


untuk memberikan kesempatan mencegah terjadinya komplikasi

2. Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan ; timbang dan
hitung pembalut ; simpan bekuan darah, dan jaringan untuk
dievaluasi oleh dokter.

R/ Perkiraan kehilangan darah, arternal versus vena dan adanya


bekuan-bekuan membantu membuat diagnosa banding dan
menentukan kebutuhan penggantian (catatan : satu gram peningkatan
berat pembalut sama dengan kira-kira 1 ml kehilangan darah)

4. Perhatikan hipotensi / takikardia, perlambatan pengisian kapiler


atau sianosis dasar, kuku, membran mukosa dan bibir.

R/ Tanda-tanda ini menunjukkan hipovolemik dan terjadinya syok.


Perubahan pada Tekanan Darah tidak dapat dideteksi sampai volume
cairan telah menurun sampai 30-50%. Sianosis adalah tanda akhir
dari hipoksia (rujuk pada DK : perfusi jaringan, perubahan)

5. Pantau parameter hemodinamik, seperti tekanan vena sentral atau


tekanan bagi arteri pulmonal, bila ada

R/ Memberikan pengukuran lebih langsung dari volume sirkulasi


dan kebutuhan penggantian

7. Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis

R/ Meningkatkan relaksasi dapat menurunkan ansietas dan


kebutuhan metabolik

8.    Kolaborasi dalam:


-   Pemberian cairan infus atau transfusi.
-   Pemberian koagulantia dan uterotonika.
-   Pemesangan CVP.
-   Pemeriksaan BJ Plasma.

DX : 3
Tujuan:
Tidak terjadi anemia dengan kriteria:
-   Hb > 10 gr %.
-   Konjungtiva tidak pucat.

Rencana:
1. Identifikasi pengetahuan pasien tentang anemia dan jelaskan
penyebab dari anemia.
R/ Pengetahuan yang cukup memudahkan pasien untuk kooperatif
terhadap tindakan keperawatan.

2. Anjurkan pada pasien untuk tirah baring.


R/ Aktivitas yang sedikit akan mengurangi metabolisme sehingga
beban suplai oksigen ke jaringan akan menjadi lebih baik.
3. Kolaborasi dalam pemberian nutrisi yang adekuat
R/ Nutrisi merupakan bahan sebagai pembentuk Hb terutama zat besi.

4.    Kolaborasi dengan dokter dalam:


-   Pemberian koagulantia dan roburantia.
-   Pemberian transfusi.
-   Pemeriksaan DL secara berkala.

5.    Observasi KU pasien, konjungtiva dan keluhan pasien.

D. EVALUASI
1. Nyeri berkurang /hilang
2. Volume cairan adekuat
3. Hb normal, konjungtiva tidak pucat

You might also like