Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh :
Achmad Fahrul Aji 020900239
Achmad Faris Syaifudin 020900240
Adhitya Bayu Aji 020900241
Argo Satrio Wicaksono 020900242
Arlinda Primanita .A 020900243
To support the data in the writing of this paper, the authors collected a variety
of reference sources obtained through the study literature by searching various
Internet references through electronic media. In addition, the authors also obtained
by collecting material from the relevant books.
Puji Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Terdorong oleh rasa ingin tahu dan usaha keras yang
didukung serta diarahkan oleh Bapak Dosen, maka penulis memberanikan diri untuk
menyusun makalah ini.
1. Bpk. Prof. Kris Tri Basuki selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir –
Badan Tenaga Nuklir Nasional Yogyakarta yang telah memberikan segala
fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Bpk Ir. Bangun Pribadi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan
dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat melaksanakan proses demi
proses dalam penyelesaian makalah ini.
3. Orang tua yang berada di Papua yang telah memberikan bantuan doa serta
dukungan baik berupa moril maupun materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya para mahasiswa sebagai referensi dalam mempelajari mata kuliah ilmu
bahan.
Tim Penulis
PENDAHULUAN
Pemakaian bahan mekanik pada saat ini menjadi sangat penting. Hal ini
disebabkan karena dalam masa pembangunan yang pesat saat ini, khususnya
pembangunan dan pengembangan dalam bidang industri, pengetahuan ilmu bahan
mekanik harus mendapat perhatian yang cermat dan seksama. Pengetahuan ilmu
bahan mekanik yang memadai akan ikut menentukan kemajuan dalam bidang
industri, sebab sebagian besar kegiatan industri dewasa saat ini memerlukan
peralatan berat mekanik dan memproduksi barang-barang berupa bahan jadi
pengerjaan dari logam.
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas terdapat masalah
yang hendak di cari jawabannya :
2. Apa syarat-syarat logam yang digunakan untuk melapisi baja dalam proses
electroplating?
3. Bagaimanakah proses electroplating yang menggunakan unsur cobalt (27 Co)
sebagai unsur pelapis baja atau coating material-nya?
1.3 Hipotesis
2. Syarat terpenting yang harus dipenuhi logam yang akan digunakan untuk
melapisi baja dalam proses electroplating adalah tidak rektif dan tidak mudah
teroksidasi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baja
Baja yang dihasilkan dari dapur-dapur baja disebut besi atau baja karbon, yaitu
campuran antara besi dengan zat arang (karbon). Sedangkan unsur lainnya seperti
fosfor, belerang dan sebagainya juga ada didalamnya, namun dalam prosentase
yang kecil sekali sehingga dianggap tidak mempengaruhinya.
Dalam proses pengolahan baja dikenal pula baja paduan. Baja paduan adalah
campuran yang sengaja dibuat antara baja karbon dengan unsur-unsur lain yang
akan mempengaruhi sifat-sifat baja, misalnya sifat kekerasan, liat, kecepatan
membeku, titik cair, dan sebagainya yang bertujuan memperbaiki kualitas dan
kemampuannya. Penambahan unsur-unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan
Unsur-unsur paduan untuk baja ini dibagi dalam dua golongan yaitu :
a. Unsur yang membuat baja menjadi kuat dan ulet, dengan menguraikannya
ke dalam ferrite (misalnya Ni, Mn, sedikit Cr dan Mo). Unsur ini terutama
digunakan untuk pembuatan baja konstruksi.
b. Unsur yang bereaksi dengan karbon dalam baja dan membentuk karbida
yang lebih keras dari sementit (misalnya unsur Cr, W, Mo, dan V). Unsur ini
terutama digunakan untuk pembuatan baja perkakas.
b. Mangan (25Mn) merupakan unsur yang harus selalu ada di dalam baja
dengan jumlah yang kecil dan sebagai pencegah oksidasi, dengan demikian
setiap proses kimia dan proses metalurgi dapat berlangsung dengan baik.
Penambahan unsur mangan di dalam baja paduan menambah kekuatan dan
ketahanan panas baja paduan itu serta penampilan yang lebih bersih dan
mengkilat.
i. Tembaga (29Cu), baja paduan yang memiliki ketahanan korosi yang besar
diperoleh dengan penambahan tembaga berkisar 0,5 – 1,5 % tembaga pada
99,95 – 99,85 % Fe. Baja paduan ini disebut baja Armco yang digunakan
untuk membuat konstruksi jembatan, menara-menara, dan lian-lain.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anoda, di mana besi mengalami oksidasi.
Elektron yang dibebaskan di anoda mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
atau
Ion besi(II) yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain
yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam
bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak
faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda
bila masih bersih dari oksida.
2.2 Elektrokimia
Contoh :
Contoh :
Reaksi oksidasi selalu disertai dengan reaksi reduksi. Oleh karena itu reaksi ini
sering disebut sebagai reaksi redoks.
2.3 Elektroplating
a. Pelapisan Tembaga
Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit, yaitu :
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan adalah larutan
asam dan larutan sianida.
Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah
sangat lama dilakukan untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan sebagainya.
Pelapisan secara listrik pada umumnya sudah menggantikan pelapisan secara celup
panas, karena pelapisan secara celup panas menghasilkan lapisan yang tebal dan
kurang merata (kurang halus). Sedangkan pelapisan secara listrik dapat
menghasilkan lapisan yang tipis dan lebih merata/halus. Dengan keuntungan
tersebut pada saat ini lebih banyak industri yang melakukan pelapisan timah putih
secara listrik dari pada secara celup panas (Hot Dip Galvanizing).
c. Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah
harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan seng
pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti galvanizing, sherardizing,
atau metal spraying. Namun pelapisan secara listrik (elektroplating) lebih disukai
karena mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan cara-cara
pelapisan yang lain, diantaranya :
d.Pelapisan Nikel
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik untuk
tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan hasil
lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling banyak
diinginkan untuk melapisi permukaan. Dalam pelapisan nikel selain dikenal lapisan
mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi tampak
permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga halus dan mengkilap.
Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam
inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis laras senapan dan
lainnya.
e. Pelapisan Chrom
Cobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Co dan nomor atom 27. Cobalt merupakan unsur transisi yang terletak pada
Unsur kimia Cobalt juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak keras
dan mengandung metal serta kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Cobalt-60 (
60Co) adalah suatu isotop yang diproduksi menggunakan suatu sumber sinar
( radiasi energi tinggi). Unsur kimia cobalt biasanya digunakan untuk mewarnai gelas
/ kaca serta memiliki suatu keindahan warna kebiruan. Stabilitas dari ion cobalt
mempunyai kecenderungan menurun dari bilangan oksidasi tinggi menuju bilangan
oksidasi rendah dan terjadi peningkatan stabilitas tingkat oksidasi II relatip lebih
tinggi dibandingkan tingkat oksidasi III, sesuai dengan deret unsur periode pertama,
Ti, V, Cr, Mn, dan Fe, terakhir Co. Tingkat oksidasi tertinggi dari ion cobalt adalah V
dan sangat sedikit senyawaan yang dikenal. Untuk senyawaan ion cobalt (III)
banyak dijumpai dengan atom-atom donor (biasanya N) dan untuk ion cobalt (I)
biasanya dengan ligan-ligan phi-aseptor.
Unsur cobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya
juga dengan arsenik. Mineral cobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs 2),
cobalttite (CoAsS) dan Lemacite ( Co3S4 ). Sumber utama cobalt disebut “Speisses”
yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
BAB III
3.1 Data
3.2 Pembahasan
Ciri fisik ketika material seperti baja telah dilapisi dengan unsur lainnya adalah
bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya
kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan
tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan
sebelumnya. Oleh sebab itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu
untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi
logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative).
Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari sumber
arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang tidak. Anoda
yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik. Sedangkan anoda yang
larut selain berfungsi sebagai penghantar arus listrik, juga sebagai bahan baku
Syarat dan sifat ideal logam yang akan digunakan sebagai bahan pelapis baja
adalah:
b. Logam pelapis tidak boeh memicu korosi pada logam yang dilindungi
seandainya mengalami goresan atau pecah dipermukaannya.
e. Tebal lapisan harus merata dan bebas dari pori-pori. (persyaratan ini susah
untuk dipenuhi)
a. Membuang semua kotoran seperti gemuk, minyak, debu, dan serpihan dari
proses produksi.
Kobalt juga merupakan logam yang antikarat. Karena sifatnya itu, kobalt
kerapkali dijadikan bahan pelapis turbin gas generator dan turbin jet. Logam itu juga
dimanfaatkan sebagai material peralatan berat, seperti eskavator.
Perpindahan ion logam terjadi dengan bantuan arus listrik melalui larutan
elektrolit, sehingga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion
logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam
elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda dalam
hal ini baja yang akan dilapisi.
Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti pada gambar dijelaskan
sebagai berikut :
Kerugian :
1. Logam Cobalt adalah logam yang cukup mahal. Sehingga kurang efisien jika
digunakan sebagai unsur pelapis dalam proses electroplating.
2. Karena sifat cobalt yang keras, baja yang dilapisi dengan logam tersebut
rentan patah atau rapuh.
5.1 KESIMPULAN
2. Syarat syarat yang harus dipenuhi logam yang akan digunakan untuk melapisi
baja dalam proses electroplating adalah tahan terhadap serangan lingkungan, tidak
rektif dan tidak mudah teroksidasi serta tidak boeh memicu korosi pada logam yang
dilindungi seandainya mengalami goresan atau pecah dipermukaannya.
5.2 Saran :
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chromecentre.com/?p=18#more-18
http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kimia%20dasar/elektrokimia/
http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=38628
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_dasar/oksidasi_dan_reduksi1/elektrolisis/