Professional Documents
Culture Documents
Seorang wanita berusia 35 tahun mengaku hamil 9 bulan, diantar suaminya ke poliklinik
kebidanan RS Trisakti dengan keluhan mules-mules disertai pengeluaran darah dan lendir
dari kemaluan. Pasien merasa lemah, letih, berdebar-debar dan sesak.
Mules- mules sejak 8 jam yang lalu. Hari pertama haid terakhir tanggal 9 Oktober 2008,
siklus haid 32 hari. Pasien sudah mempunyai satu anak. Pernah satu kali keguguran.
Sebelumnya pasien menggunakan obat suntik KB 3 bulan untuk melakukan keluarga
berencana.
Pasien mempunyai sakit ‘maag’ dan BAB sering diiringi darah yang menetes, merah segar,
tidak nyeri, dan tidak ada benjolan sekitar anus
A. Anamnesis
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. X Nama : Tn. X
Umur : 35 tahun Umur :-
Alamat :- Alamat :-
Pekerjaan :- Pekerjaan :
Agama : Agama :
2. Keluhan Utama
Mules-mules disertai keluarnya darah dan lendir dari kemaluan.
3. Keluhan Tambahan
BAB sering diiringi darah yang menetes, merah segar, tidak nyeri dan tidak ada
benjolan sekitar anus
1
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan G3 P1 A1 usia kehamilan 38 minggu. Merasa ’mules’, keluar darah
dan lendir dari kemaluan. Pasien juga mengaku merasa lemah, letih, berdebar-debar
dan sesak. Pasien mengaku sedang hamil 9 bulan
Pada kala 1 proses persalinan, kepala bayi masuk ke rongga panggul, tekanan air
ketuban yang meningkat menyebabkan terjadinya His, pada saat yang bersamaan
progesteron dan estrogen akan turun, pasien akan merasa ’mules’. Selain itu,
pembukaan canalis cervicalis akan menyebabkan keluarnya lendir. Pembuluh darah
kapiler di sekitar cervix ikut tergeser dan akan menyebabkan terjadinya ”bloody
show”.
6. Riwayat Menstruasi
- Siklus : 32 hari
- HPHT : 9 Oktober 2008
- Taksiran Persalinan : 20 Juli 2009
2
8. Riwayat Kehamilan
- Apakah pernah hamil sebelumnya?
- Jika iya, bagaimana riwayat kehamilan sebelumnya?
- Bagaimana antenatal care pada kehamilan yang sekarang?
9. Riwayat Persalinan
- Bagaimana persalinan pada kehamilan sebelumnya?
B. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Kesadaran : compos mentis, tampak pucat seklai, merasa ” sesak ”
Tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
HR : 90 x / menit
S : 37o C
RR : 26 x/menit, teratur
BB : 65 Kg
3
Ekstremitas :
Tungkai Bawah : sedikit oedem
Anus : Tidak tampak benjolan
Status Obstetrikus :
• Fundus uteri 4 jari dibawah processus xyphoideus
• Leopold I : Tinggi fundus uteri 32 cm
• Leopold II : Teraba bagian mendatar di sebelah kiri, bagian-bagian kecil di
sebelah kanan
• Leopold III : Teraba bagian besar, keras, disebelah bawah
• Leopold IV : Masuk pintu atas panggul 3/5
C. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap :
- Hb : 6 g/dl ( ↓ )
- Leukosit : 6000/μl
- Diff. Count : 0/2/6/60/30/2
- Eritrosit : 2 juta/μl ( ↓ )
- Ht : 12 % ( ↓ )
- MCV : 60 fl ( ↓ )
Urin :
- Warna : jernih
- Protein :(-)
- Glukosa :(-)
- Leukosit : 2 – 5/LPB
- Eritrosit : 0/LPB
- Silinder :(-)
4
Feses :
- Makroskopis :
o Bentuk padat
o Tampak darah segar terpisah dari feses, konsistensi normal
o Lendir ( - )
- Tidak ditemukan amoeba maupun telur cacing
D. Diagnosis Kerja
Ibu :
- G3 P1 A1 Hamil 38 minggu observasi Inpartu
- Anemia
Janin :
- Presentasi Kepala Tunggal Hidup
- Taksiran berat Janin :
o Menggunakan Rumus Johnson – Tausak
BB = ( mD – n ) x 155
= ( 32 – 12 ) x 155
= 3200 g
F. Penatalaksanaan
- Transfusi PRC
o Jika pada kasus ini anemia tidak tertangani maka dapat terjadi :
5
- Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah
- Atonia uteri dan menyebabkan pendarahan
- Syok hipovolemik
- Bila terjadi anemia gravis ( Hb dibawah 4gr% ) terjadi payah janyung
yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan bisa
fatal
- Observasi Persalinan
o Jika didapatkan hasil dari observasi persalinan dengan pembukaan lengkap
segera pimpin persalinan
- Evaluasi Perdarahan Anus
G. Prognosis
6
Tinjauan Pustaka
Keluhan utama yang pada umumnya menyebabkan ibu hamil mengunjungi sarana pelayanan
kesehatan adalah
Berdasarkan atas keluhan utama diatas, dokter harus dapat mengembangkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik lanjutan untuk menentukan status kesehatan penderita dalam rangka
perencanaan pengelolaan kasus lebih lanjut.
Pelayanan antenatal bertujuan untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil, konseling
persiapan persalinan, penyuluhan kesehatan, pengambilan keputusan dalam rujukan dan
membimbing usaha untuk membangun keluarga sejahtera.
Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk menumbuhkan rasa percaya ibu sehingga
dia merasa nyaman untuk membicarakan masalah dirinya kepada dokter.
7
Rasa nyaman dapat ditumbuhkan pada diri pasien bila :
1. Inspeksi :
(1). Chloasma gravidarum.
(2). Keadaan kelenjar thyroid.
(3). Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan janin).
(4). Keadaan vulva dan perineum.
2. Palpasi
Teknik :
1. Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara
lakukan pada ibu.
2. Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk
mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
8
3. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan
ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa
berbalik arah sehingga menghadap kearah kaki ibu.
Leopold I :
Leopold II :
9
o Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut
jantung janin nantinya.
o Tentukan bagian-bagian kecil janin.
Leopold III :
Leopold IV :
10
o Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
o Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.
Gambar 5
11
4. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai
dengan yang diharapkan.
5. Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian
kecil janin atau talipusat.
6. Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk memastikan
apakah fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala II.
Tehnik
Gambar 6 Sisihkan kedua labia major dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri
12
Gambar 7. Memasukkan jari telunjuk dan tengah tangan kanan dalam keadaan lurus
kedalam vagina
1. Warna
2. Bau
3. Jumlah air ketuban yang mengalir keluar
Gambar 8. Derajat desensus kepala melalui pemeriksaan vaginal dengan titik 0 (zero point)
setinggi spina ischiadica
13
• Menentukan apakah terdapat bagian janin lain atau talipusat yang berada disamping
bagian terendah janin.
• Pada primigravida digunakan lebih lanjut untuk melakukan pelvimetri klinik:
Pemeriksaan bentuk sacrum
Menentukan apakah coccygeus menonjol atau tidak.
Menentukan apakah spina ischiadica menonjol atau tidak.
Mengukur distansia interspinarum.
Memeriksa lengkungan dinding lateral panggul.
Meraba promontorium, bila teraba maka dapat diduga adanya
kesempitan panggul (mengukur conjugata diagonalis).
Menentukan jarak antara kedua tuber ischiadica.
Auskultasi
DIAGNOSA :
1. Diagnosa ibu :
o misalnya
1. G 1 P 0000 inpartu kala I fase aktif
14
2. (Penyulit kehamilan) Pre eklampsia berat dan anemia gravidarum
2. Diagnosa anak :
o Misalnya : janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.
Prinsip Obstetri :
Penolong persalinan yang baik bukan hanya sekedar terampil dalam melakukan tindakan,
akan tetapi juga yang mampu untuk mencegah terjadinya penyulit kehamilan dan atau
persalinan dengan melakukan perawatan antenatal secara baik dan benar.
Terjadi pada ibu hamil akibat tekanan pertumbuhan janin pada vena hemorrhoid. Ibu hamil
sangat rentan menderita ambeien karena meningkatnya kadar hormon kehamilan yang
melemahkan dinding vena di bagian anus. Banyak ibu hamil yang menderita ambeien setelah
6 bulan usia kehamilan karena adanya peningkatan tekanan vena dalam area panggul.
Beberapa ibu hamil juga mengalami ambeien selama proses persalinan akibat tekanan bayi
yang kuat. Komplikasi setelah melahirkan juga memicu ambeien. Sebagai contoh, lembutnya
daerah vagina dan bagian anus acap menyebabkan ibu menunda buang air besar, sehingga
memicu terjadinya sembelit dan wasir.
GAMBARAN KLINIS
1. Derajat I : Perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri dan rasa gatal.
2. Derajat II : Perdarahan, menonjol, nyeri, dan reposisi spontan.
3. Derajat III : Perdarahan, mononjol, sangat nyeri, dan reposisi manual.
4. Derajat IV : Perdarahan, tonjolan tetap, nyeri terus menerus, dan tidak dapat reposisi.
DIAGNOSIS
1. Darah di anus.
2. Prolaps.
3. Perasaan tidak nyaman di anus (mungkin puritus anus).
15
4. Pengeluaran lendir.
5. Anemia sekunder (mungkin).
6. Tampak kelainan khas pada inspeksi.
7. Gambaran khas pada anoskopi / rektoskopi.
PEMERIKSAAN
PENCEGAHAN
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berulangnya kekambuhan. Di
antaranya:
TERAPI
Ada dua macam pengobatan yaitu tanpa operasi dan dengan cara operasi. Kedua macam cara
ada keuntungan dan kerugiannya. Pada cara pertama dapat dilakukan dalam rangka rawat
16
jalan sedang pada cara kedua pasien harus dirawat karena dilakukan dalam pembiusan.Terapi
sederhana dapat dilakukan dengan pencahar dan diet tinggi serat.
Sedangkan terapi yang kompleks dapat dilakukan skleroterapi, ligasi dengan ikatan Barron,
bedah krio / beku, dan hemorrhoidektomi.
17
DAFTAR PUSTAKA
162 - 163
4. Pierce A, Grace & Neil R Borley. 2007. At a Glance : Ilmu Bedah Ed.3.Jakarta :
EMS. Hlm. 672 – 674
5. R. Syamsuhidajat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.2.Jakarta :
EGC. Hlm. 114
18