You are on page 1of 10

Perkembangan

MikroProsesor Terkini

Tugas Sistem MikroProsesor

Disusun Oleh:
Rizal Tri Susilo
2201081007

TEKNIK ELEKTRO D3
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2010
Perkembangan MikroProsesor terkini
Perkembangan teknologi MikroProsesor atau Prosesor begitu pesatnya akhir-
akhir ini. Dalam setahun bisa muncul beberapa jenis prosesor yang baru. Hal ini
dipicu oleh :
1. Tuntutan pengembangan itu sendiri
2. Persaingan sengit antara 2 raksasa produsen prosesor, Intel dan AMD.
Sebagai orang awam, tentu kita tidak paham masalah-masalah teknis, itu
adalah bagian orang IT. Tapi setidaknya kita harus tahu jenis prosesor apa saja yang
ada saat ini, sehingga saat kita akan membeli komputer kita, sedikit banyak, tahu apa
yang kita beli.

 Persaingan Intel dan AMD

Dari beberapa produsen prosesor, hanya ada 2 nama yang menguasai pasar,
Intel dan AMD (Advance Micro Device). Bagi sebagian besar orang awam, malah
hanya tahu satu nama, yaitu Intel. Bahkan ada yg hanya mengenal salah satu merk
dagang dari Intel, yakni Pentium. Memang Pentium adalah nama prosesor Intel yg
paling melegenda.

Bagi orang yg agak “mengerti” tetek bengek komputer, mungkin sudah kenal
nama AMD. Tapi nama ini dipersepsikan sebagai prosesor yang murahan, panas, jelek
dan imitasi dari prosesor Intel. Persepsi ini tdk bisa dipersalahkan 100%. Awalnya
AMD memang hanya membuat prosesor dgn “menjiplak” teknologi Intel dan atas
“restu” pihak Intel, tentu saja.

Namun, karena satu dan lain hal, terjadi persengketaan yg cukup sengit antara
Intel dan AMD dan pengadilan mengharuskan AMD mengembangkan sendiri
teknologi pembuatan prosesornya. Dari sejak itu, para engineer AMD terpaksa
bekerja keras siang dan malam. Kucuran keringat mereka itu tidak sia². Setelah
beberapa tahun “tirakat” di dalam laboratorium, mereka berhasil membuat prosesor
yang bisa mengimbangi, bahkan dlm suatu periode waktu tertentu, mengungguli
“guru”nya, dlm hal ini Intel, tentu saja. Namun harus diakui bahwa dalam bidang
pemasaran AMD masih tertinggal jauh dari Intel, tetapi tidak dalam bidang
teknologinya.
Jadi persepsi bahwa AMD itu murahan, jelek, panas, imitasi dan yg negatif-
negatif lainnya, saat ini sudah tidak berlaku lagi. Kita punya pilihan yang sama-sama
mumpuni untuk prosesor, Intel atau AMD.

 Adu Balap Kecepatan Prosesor

Dulu kinerja prosesor dilihat dari kecepatannya, yang diukur dengan satuan
MHz (Mega Hertz) atau GHz (Giga Hertz). Produsen prosesor terus berlomba
menciptakan prosesor dgn kecepatan tertinggi. Sejak jamannya Pentium 4 kecepatan
prosesor sudah lebih dari 1.000 MHz sehingga mulai populer lah satuan GHz (1 GHz
= 1.000 MHz) dalam mengukur kecepatan prosesor.

Perlombaan ini seakan tak ada batasnya, 2 GHz terlampaui, 3 GHz terlampaui.
Sampailah pada suatu titik dimana mulai terjadi keterbatasan (limitasi) dlm
meningkatkan kecepatan prosesor. Limitasi yg paling sulit diatasi adalah temperatur.
Semakin cepat prosesor, semakin tinggi panas yang dihasilkan, semakin diperlukan
sistem pendinginan yg lebih canggih. Limitasi lain adalah konsumsi daya, semakin
cepat prosesor, semakin banyak pula energi yang dibutuhkan untuk menjalankannya.
Efisiensi lalu menukik tajam. Pada titik ini, para perancang prosesor mulai
menciptakan ajang adu balap yang baru, dlm hal ini adu kinerja dan efisiensi prosesor.

 Adu Balap Kinerja Prosesor

Pihak pertama yg menyadari bahwa adu cepat, pada suatu titik, akan menjadi
sebuah ke-sia-siaan adalah AMD. Mereka sadar akan sulit bersaing dengan Intel kalau
mereka berpacu di lintasan balap yg sama. Mereka mengembangkan prosesor tidak
lagi berbasis kecepatan tapi berbasis kinerja. Yang jadi ukuran bukan lagi tingkat
kecepatan (speed rating) melainkan tingkat kinerja (perfromance rating). Dengan
cerdik AMD menamai prosesornya tidak dengan kecepatan (berapa GHz) tapi dengan
angka perfromance ratingnya. Dan tolok ukurnya juga mereka sendiri yg menentukan.
Jadi orang akan sulit memperbandingkan apple to apple antara prosesor AMD dan
Intel pada saat itu.
Contohnya, AMD mengeluarkan prosesor dgn kecepatan “hanya” 1.8 GHz,
mereka memberi nama Athlon64 3000+. Angka 3000 secara tersamar mengacu ke
angka 3 GHz. Mereka seakan hendak mengatakan bahwa Athlon64 3000+ (sekalipun
kecepatannya hanya 1.8 GHz) memiliki kinerja mengimbangi prosesor (Intel) yang
berkecepatan 3 GHz. Dan pada kenyataannya memang, lebih kurang, demikian.

Dengan kecepatan yg relatif rendah itu, maka panas yg dihasilkan tidak


terlampau tinggi dan lebih hemat daya. Biaya produksinya pun bisa ditekan lebih
rendah. Toh pada akhirnya para pengguna komputer tidak peduli berapa GHz
kecepatan prosesornya, yang penting seberapa banyak output kinerjanya. Sesuai tidak
dengan uang yg sudah mereka bayarkan.

Akhirnya , mau tak mau, Intel juga menganut filosofi yg sama. Mereka
menamai prosesor dgn kode-kode huruf dan angka yg tidak mengacu lagi kepada
kecepatan. Pentium D 631 adalah salah satu contohnya.

 Prosesor Berinti Banyak

Ketika penggunaan komputer semakin meluas dan beragam, dituntut pula


prosesor yang bisa mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Sudah jamak sekarang ini
orang mengetik laporan di komputer sekaligus mendengarkan musik dan pada saat
yang sama dia sedang merubah (convert) file musiknya dari format CD ke format
mp3 untuk dipindah ke mp3 playernya. Istilahnya kerennya multi-tasking,
mengerjakan beberapa hal sekaligus di satu komputer yg sama.

Pada komputer yg inti (core) prosesornya hanya satu (single core), hal ini
memang masih bisa dikerjakan. Namum karena “otak”nya (core adalah otak dari
prosesor) cuma 1 terpaksa beberapa tugas itu dikerjakan secara bergantian dan
bergiliran. Untuk tugas² yg “ringan” seperti mendengarkan musik sambil mengetik
surat, misalnya, prosesor single core masih mampu menanganinya tanpa si pengguna
merasa “terganggu”. Tapi kalau tugas-tugas itu cukup “berat” seperti converting file,
main game 3D, dsb, kadang terjadi lag atau program terhenti sejenak. Kalau
mendengarkan musik, maka alunan suara akan terdengar putus-putus. Itu tandanya
prosesor sudah kewalahan menangani tugas yg bertumpuk-tumpuk.
Produsen prosesor merespons tuntutan para penggunanya dengan menciptakan
prosesor yg memiliki lebih dari 1 core (multi core). Angka yg terdekat setelah 1 tentu
saja 2. Maka lahirlah prosesor berinti 2 (dual core). Intel mulai dgn Pentium D (PD)
dan AMD mulai dgn Athlon64 X2 (A64 X2).

Meskipun sama-sama memiliki 2 cores, secara prinsip keduanya berbeda


arsitektur. PD menempatkan kedua coresnya dalam 2 chip yg berbeda sedangkan A64
X2 kedua cores berada dlm 1 chip.

Biar gampang kita umpamakan saja prosesor itu sebuah rumah. Lalu chip
adalah kamar dan core adalah orang. Pada PD, dua orang itu menempati 2 kamar yg
berbeda dlm 1 rumah itu. Otomatis karena kamarnya berbeda, untuk bisa saling
komunikasi mereka harus memakai interkom atau telepon, misalnya. Sedang A64 X2
menempatkan kedua orang itu dlm 1 kamar sehingga komunikasi diantara keduanya
jauh lebih mudah. Jadi PD memiliki 2 chip dalam 1 prosesor, sedang A64 X2 hanya
punya 1 chip.

Istilah dual core jadi rancu ketika Intel mempromosikan PD sbg dual core,
padahal pengertian sesungguhnya dari dual core adalah struktur yang dipakai di A64
X2. Sejatinya struktur PD lebih tepat disebut double core. Tapi okey lah, bagi kita
orang awam tidak penting betul dual core atau double core.

Kemudian Intel meluncurkan prosesor yg real dual core dgn nama dagang
Core® 2 Duo (C2D). Mereka ingin nama dagang Core bisa menggantikan Pentium,
tapi rupanya konsumen masih menempatkan nama Pentium dalam top-of-mind
mereka. Sulit untuk melupakan Pentium. Akhirnya Intel meluncurkan juga Pentium
Dual Core dgn serie E21xx. Nah, tambah membingungkan lagi kan, ada Pentium D yg
diklaim dual core, ada C2D yg memang betul-betul dual core, lalu ada pula Pentium
Dual Core E21xx. Yah, bahasa marketing memang kadang suka membuat bingung.
Apalagi kalau marketingnya kelewat canggih kayak Intel.

Tapi secara hirarkis berdasar kinerjanya (pada speed yg sama), untuk prosesor
Intel berinti 2 (biar tdk bingung antara double core dan dual core) adalah sebagai
berikut :
· C2D serie E8xxx
· C2D serie E6xxx
· C2D serie E4xxx
· Pentium Dual Core E21xx
· Pentium D

Sekarang sudah ada prosesor dengan 4 cores. Intel punya Core 2 Quadro
(C2Q) sedang AMD punya Phenom X4. Memang persaingan di antara keduanya tdk
pernah habis (dan semoga jangan sampai habis) karena dgn adanya persaingan maka
teknologi akan semakin cepat berkembang. Konsekuensinya harus lbh sering ganti
komputer, atau minimal upgrade, karena para pembuat perangkat lunak pun akan
berlomba menggunakan teknologi perangkat keras yg telah tersedia di pasar. Siapkan
dompet yg lebih tebal, terutama unt Anda yg selalu haus mencicipi teknologi terbaru.

 AMD Triple-Core

Tiga core prosesor, mengapa tidak? Sepertinya itulah yang ada di benak para
ahli di AMD. Kemarin baru saja AMD memberikan berita resmi bahwa awal tahun
2008 mereka akan meluncurkan prosesor baru dengan triple-core. Prosesor baru ini
dimasukkan ke keluarga prosesor quad-core AMD (Phenom) yang rencananya dirilis
tahun depan. Pada dasarnya prosesor triple-core ini menggunakan desain yang sama
dengan quad-core, namun AMD “mematikan” satu core sehingga hanya tiga core
yang berfungsi.

Bob brewer, corporate vice president of marketing and strategy dari AMD
menjelaskan bahwa sampai saat ini penjualan prosesor quad-core masih sedikit dan
belum banyak software yang mendukung optimalisasi empat core. Akan tetapi,
banyak aplikasi dan pengguna yang menginginkan “sedikit tenaga lebih”
dibandingkan prosesor dual-core, di sinilah prosesor triple-core mereka akan mengisi
pasar.

Lebih lanjut Brewer mengaku bahwa kelahiran prosesor baru ini tidaklah
direncanakan, namun efek dari proses produksi quad-core AMD yang baru. “Quad-
core kami menggunakan desain yang berbeda dan lebih canggih (dari Intel), satu
kesalahan kecil saja akan menghancurkan satu batch prosesor di proses produksi”.
Prosesor dengan tiga core inilah yang kemudian muncul dari produksi quad-core
AMD yang tidak berhasil lolos uji lab.

Belum diperoleh data yang akurat tentang gambaran kinerja prosesor triple-
core AMD. Akan tetapi jike memuaskan, tampaknya AMD bisa menambah ceruk
pasarnya di dunia prosesor, terutama bila perusahaan asal California ini pintar
mematok harganya.

 Prosesor Quad-Core Opteron

AMD memperkenalkan 4 prosesor Quad-Core AMD Opteron SE yang diklaim


bakal membantu para manager TI dalam mengembangkan kemampuan datacenter
mereka dalam rangka memenuhi kebutuhan komputasi di lingkungan perusahaan.

Dibandingkan investasi untuk proprietary hardware yang sangat mahal,


prosesor produk ini dijanjikan bakal mempermudah perusahaan mengembangkan
datacenter mereka dengan lebih mudah dan terjangkau ke server yang menawarkan
fungsionalitas kelas enterprise pada harga standar.

Penambahan inti menjadi 4 socket dan 8 socket pada server x86 ini
memungkinkan pengguna mendapatkan keuntungan terbaik dalam performa dan
efisiensi, yang sangat penting untuk menangani aplikasi-aplikasi database dan
virtualisasi.

Sistem Prosesor Quad-Core AMD Opteron SE akan tersedia dari perusahaan


OEM Global dan penyedia solusi, termasuk Hewlett-Packard, Sun Microsystems, Dell
dan IBM.

Prosesor Quad Core AMD Opteron dengan model 2360 SE (2,5 GHz), 2358
SE (2,4 GHz), 8360 SE (2,5 GHz) dan 8358 SE (2,4 GHz) telah tersedia dan telah
mencatatkan rekor benchmark untuk performa di industri
Prosesor Terbaru dari Intel : Core i7

Tahun 2010 Intel baru saja melaunching prosesor barunya Core i7 yang
diklaim sebagai prosesor tercepat saat ini. Prosesor ini mampu mempercepat proses
komputasi untuk bermain game dan editing video hingga 40% lebih cepat tanpa
meningkatkan kebutuhan energi.

Intel Core i7 merupakan prosesor pertama yang berhasil menembus angka 100
untuk tes SPECint_base_rate2006 yang mensimulasikan beberapa tugas untuk
mengukur kecepatan prosesor. Untuk tes ini Intel Core i7 berhasil mendapatkan angka
117.

Intel Core i7 ini telah dilengkapi dengan Turbo Boost yang berguna untuk
menyesuaikan clock speed, dari empat individual processing cores untuk
menyelesaikan aplikasi single ataupun multiple threads. Selain itu prosesor ini
dilengkapi juga dengan power saving dan Hyper Threading

Core i7 resmi diluncurkan dalam tiga versi quad-core. Ditilik dari harganya,
Core i7 memang tidak murah. Namun jika Anda ingin merakit PC dengan sistem Core
i7, Anda memang harus membayar mahal. Untuk sistem, pilihan Anda saat ini masih
terbatas pada motherboard dengan chipset Intel X58 (dengan ICH10 southbridge) dan
memori DDR3. Harga keduanya pun belum murah.

Processor Core Clock Cache QPI/FSB Daya Harga


Intel Core i7 Extreme 965 4 3.20GHz 8MB 3200MHz 150W $999
Intel Core i7 940 4 2.93GHz 8MB 2400MHz 130W $562
Intel Core i7 920 4 2.66GHz 8MB 2400MHz 130W $284
2x
Intel Core 2 Extreme QX9775 4 3.20GHz 1600MHz 150W $1,499
6MB
2x
Intel Core 2 Extreme QX9770 4 3.20GHz 1600MHz 136W $1,399
6MB
2x
Intel Core 2 Extreme Q9650 4 3.00GHz 1333MHz 130W $530
6MB
2x
Intel Core 2 Quad Q9550 4 2.83GHz 1333MHz 95W $316
6MB
2x
Intel Core 2 Quad Q9450 4 2.66GHz 1333MHz 95W $316
6MB
2x
Intel Core 2 Quad Q9400 4 2.66GHz 1333MHz 95W $266
3MB
2x
Intel Core 2 Quad Q9300 4 2.50GHz 1333MHz 95W $266
3MB
2x
Intel Core 2 Quad Q8200 4 2.33GHz 1333MHz 95W $193
2MB

Namun prosesor baru ini menawarkan beberapa fitur baru, antara lain kendali
memori yang terintegrasi dan moda Turbo baru. Hyperthreading juga muncul
kembali, menambahkan empat inti virtual ke empat inti fisik yang ada di CPU Core
i7.

Moda Turbo, yang disebut Dynamic Speed Technology, memungkinkan CPU


untuk mematikan inti dan meningkatkan clock speed, yang bisa bermanfaat pada
aplikasi-aplikasi lama yang membutuhkan megahertz lebih, bukan inti yang lebih
banyak. Pada aplikasi muti-threaded, CPU akan menyeimbangkan beban di semua
inti.

CPU baru ini memiliki 731 juta transistor dalam satu die berukuran 263
milimeter persegi. Semua prosesor Core i7 dirancang pada daya desain thermal 130
watt. Antarmuka Quick Path Interconnect menyediakan bandwidth 19,2 gigatransfer
pre detik pada model 920 dan 940, dan 25,6 gigatransfer pada model Extreme Edition.

You might also like