You are on page 1of 9

Ar

tikelasl
i

HUBUNGAN ANTARA INTERLEUKIN- 6 DAN C-REACTIVE PROTEIN PADA SIROSIS HATI

DENGAN PERDARAHAN SALURAN M AKANAN BAGIAN ATAS

IKet
u tMar
iadi,IDewaNyomanW i
b awa

Bagian/SM F I
lmuPenyakitDal
am FK Unud/RS SanglahDenpasar

e-mail: ketutmariadi@yahoo.com

ABSTRACT

CORRELATI
ON OF I
L-6AND C-
REACTI N I
VE PROTEI N LI
VER CI
RRHOSI
SW I
TH UPPER GASTROI
NTESTI
NAL

BLEEDI
NG

Var
icealbleedingi
saf
requentcompli
cat
ionofl
iverci
rrhosi
s.Uppergast
rointest
inal(
GI)bleedingi
sar
iskf
act
o rf
o r

i
n f
ect
ion.Thesever
ityofl
iverci
rrhosi
swascorr
elat
edwi
thi
n f
ect
ionandGIbleeding.Bact
eri
ali
n f
ect
ionandendotoxinpro-

motecytokineproinfl
ammat
ion(
IL-6)r
eleasef
rom monocyte.I
L-6 st
imulat
est
h el
ivert
oproduceCRP.Doesl
iverci
rrhosi
s

af
fectt
h e CRP product
ion? Recentl
y,t
h er
ear
enodat
aaboutt
h ecorr
elat
ionofI
L-6 and CRP i
nli
v erci
rrhosi
swi
thupper

gast
rointest
inalbleeding.Acr
o ss-sect
ionalanal
y t
icst
u dywasper
formedt
odescr
ibet
h ecorr
elat
ionbet
weenI
L-6andCRP i
n

l
iverci
rrhosi
spat
ientwi
thuppergast
rointest
inalbleeding.

W eper
formed acr
o ss-sect
ionalanal
y t
icst
u dyi
n52 l
iverci
rrhosi
spat
ients.Thel
iverci
rrhosi
spat
ientswi
thupper

gast
rointest
inalbleedingi
nlast14 days,absenceofst
eroidandst
ati
ntr
eat
ment,wi
thouthepat
o ma,andGFR ≥ 15ml/mnt/1.
73

2
m ,wer
ecoll
ect
edconsecuti
v el
y.Thecorr
elat
ionofI
L-6andCRPwasanal
y zedwi
thPearson corr
elat
iont
est
,meandif
fer
ence

ofCRPbet
weenChil
dTurcott
ePugh(
CTP)groupwasanal
y zedbyAncovat
estconti
n uedwi
thposthocTamhanet
est
,theef
fect

ofCTPonCRPproduct
ionwasanal
y zedwi
thAncovat
est
.

Seventy-f
iveper
centoutof52 sampleswer
emal
eandt
h er
estwer
efemal
e.Twooft
h em (
3 .
8% )wi
thCTPscoreA,20

(
3 8.
5% )CTPscoreB and30(
5 7.
7% )CTPscoreC.MeanofI
L-6was28.
29 ± 34.
60.MeanofCRPwas17.
17± 28.
80mg/L.We

f
o undst
rongposi
tivecorr
elat
ionbet
weenI
L-6 and CRP (
r= 0.
610;p<0.
001)
.CTP scoredidn’thavesi
g nif
icanti
n dependent

ef
fectoncorr
elat
ionofIL-6andCRPl
evel(F=2.
33;p=0.
108).Si
g nif
icantmeandif
fer
enceofCRPwasf
o undbet
weenCTPscore

group(
F=4.
27;p=0.
02)
.

I
nconcl
u si
o n,Inter
leukin-6hasast
rongcorr
elat
ionwi
thCRP i
nli
v erci
rrhosi
swi
thupperGIbleeding.CRP l
eveli
s

si
g nif
icantl
yhigheri
nsever
eli
v erci
rrhosi
s.Andt
h edegreeofl
iverdamagedoesn’thavesi
g nif
icanti
n dependentef
fecton

corr
elat
ionofI
L-6andCRPl
evel
.Theser
esult
sshowust
h athepat
o cytei
nli
v erci
rrhosi
sst
illadequat
elyproduceCRP.

Keywords:IL-6,CRP,l
iverci
rrhosi
s,CTPscore

PENDAHULUAN danmort
ali
tas.Pasi
ens
irosi
sdenganper
d ar
ahans
a l
uran

cer
n a memi
likiangka mort
ali
tas57% dal
am set
ahun,

Kompli
k asiutamadanpotensi
alpadasi
rosi
shat
i
hampi
rset
engahnyameni
nggals
e l
ama6 mi
nggudar
i

adal
ahperdarahanvari
sesdanensefal
o pat
ihepat
ik. 1
awalepisodeperdarahan. Lebihj
auh,penanganan

Kompl
ikasii
nidi
hubungkandenganhi
per
tensiport
al.
perdarahansalur
a ncerna karena hi
pert
e nsipor
ta

Per
d ar
ahanvar
isesmengaki
bat
kant
inggi
nyamorbi
dit
as
di
hubungkandenganbi
ayayangt
inggi
.

J Peny Dalam, Volume 9 Nomor 3 September 2008


194
Pada pasien sirosis hati, prevalensi varises esofagus mendeteksi adanya infeksi bakteri.

adalah 25 –70%, terutama tergantung pada prevalensi

C re a cti
v e n (CRP)
p ro t e i saat ini banyak
dari penyakit hati stadium akhir. Dari pasien sirosis hati,

digunakan sebagai petanda adanya infeksi bakteri dan


10 – 15% akan terbentuk varises tiap tahun. Sepertiga

sepsis. Infeksi bakteri akan menimbulkan


dari pasien sirosis mengalami episode perdarahan

2 endotoksinemia. Endotoksinemia akan memacu respon


varises. Pada satu penelitian di Denpasar, dari 62 pasien

fase akut dengan produksi berbagai sitokin proinflamasi.


sirosis hati didapatkan 27 (43,5%) dengan komplikasi

Pada keadaan inflamasi akan diproduksi beberapa sitokin


perdarahan saluran makanan bagian atas (SMBA),

yaitu IL-6, IL-1, dan TNF α. IL-6 merupakan stimulator


terbanyak adalah karena pecahnya varises esophagus

3 hepatosit yang poten untuk produksi CRP, yang


(60,8%). Saat ini meskipun dengan penanganan yang
7
merupakan protein fase akut.
optimal 25 –50% pasien akan meninggal setelah terjadi

2 Pada pasien sirosis hati, telah terjadi kerusakan


perdarahan pertama.

struktur pada hati. Perubahan struktur hati tersebut akan


Saat ini teori erosi pada patogenesis terjadinya

menimbulkan perubahan kapasitas fungsi sintesis hati.


perdarahan varises sudah mulai ditinggalkan. Teori yang
8
Menurut Turgeon (2003), pada gangguan hati (li
ver
banyak dianut saat ini adalah teori eksplosif. Yang

i
nsuf
fici
ency) akan terjadi penurunan sintesis dari pro-
menunjukkan penyebab utama perdarahan adalah adanya

tein fase akut. Dan pada gagal hati akan terjadi gagguan
peningkatan tekanan hidrostatik yang berlebihan dari
9
produksi CRP. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa
dalam varises akibat peningkatan dari tekanan vena

4 kadar rerata CRP pada pasien gangguan fungsi hati sec-


porta. Salah satu hipotesis menjelaskan bahwa infeksi

ara bermakna lebih rendah dibandingkan dengan pasien


bakteri merupakan pencetus terjadinya perdarahan

tanpa gangguan fungsi hati, pada keadaan adanya infeksi


varises tersebut, dan infeksi bakteri juga dikaitkan
10
bakteri. Penelitian lain menunjukkan bahwa produksi
dengan kegagalan dalam menghentikan perdarahan dan

5 CRP lebih tinggi pada pasien sirosis dibandingkan


perdarahan berulang. Infeksi bakteri akan menghasilkan

dengan kontrol sehat pada keadaan tidak adanya infeksi.


endotoksin, Endotoksin secara langsung dan melalui

Hal ini menunjukkan pada sirosis terjadi keadaan inflamasi


sitokin akan memacu pelepasan endotelin-1, suatu

kronis. Sedangkan kadar CRP yang lebih rendah pada


vasokonstriktor yang poten pada sel stellate hati,

pasien sirosis dibandingkan pasien yang tidak sirosis yang


sehingga akan menimbulkan peningkatan tekanan porta

mengalami infeksi kemungkinan karena pasien sirosis


dan diduga dapat mencetuskan terjadinya perdarahan
11
5 memproduksi lebih sedikit CRP selama periode infeksi.
varises.

Berdasarkan hal tesebut maka CRP harus diinterpretasikan


Infeksi bakteri ditemukan pada 30 –60% pasien

secara hati-hati pada pasien dengan penyakit hati untuk


yang dirawat dengan sirosis hepatis. Komplikasi infeksi

mendiagnosis dan monitor sepsis bakteri.


yang paling sering adalah peritonitis bakterial spontan,

Namun hasil penelitian besar yang lain pada 864


infeksi saluran kencing, infeksi saluran pernafasan, dan

pasien dengan penyakit kritis mendapatkan bahwa kadar


bakterimia. Perdarahan saluran cerna dihubungkan

CRP pada pasien sirosis yang terinfeksi sedikit lebih


dengan adanya infeksi bakteri pada 66% pasien sirosis,

rendah daripada pasien non sirosis yang mengalami


mereka menjadi rentan terhadap infeksi bakteri karena

6 infeksi, namun perbedaan ini tidak bermakna. J


uga tidak
adanya kerusakan barier mukosa. Sayangnya infeksi

5 ditemukan adanya perbedaan kadar CRP dalam


bakteri yang terjadi hampir setengahnya asimtomatik.
12
hubungannya dengan beratnya sirosis hati.
Oleh karena itu kita akan mengalami kesulitan dalam

Hubungan antara Interleukin-6 dan C-Reactive Protein pada Sirosis Hati dengan
195
Perdarahan Saluran Makanan Bagian Atas

I Ketut M ari
adi, I Dewa Nyoman Wi
bawa
Berdasarkan data diatas maka yang penting adalah adalah pasien sirosis hati di Bali. Populasi terjangkau

melihat bagaimana hubungan antara CRP dengan IL-6, adalah pasien sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit

interleukin yang merupakan penginduksi utama dari U m u m P u s a t S a n g l a h D e n p a s a r, s e d a n g s a m p e l

13
sintesis CRP di hati pada keadaan inflamasi. Pada penelitian adalah pasien sirosis hati rawat inap di Rumah

beberapa penelitian didapatkan korelasi yang bervariasi Sakit Umum Pusat Sanglah yang memenuhi kriteria

antara IL-6 dengan CRP. Pada penelitian oleh Heath et inklusi dan tidak terkena kriteria eksklusi. Sampel

14
al. didapatkan korelasi sangat kuat pada kasus penelitian dipilih secara konsekutif terhadap pasien yang

Pankreatitis akut (r=0,73; p<0,001) dan pada penelitian memenuhi kriteria inklusi dan tidak terkena kriteria

15
lain oleh Sheldon et al. didapatkan korelasi yang lemah eksklusi, sampai jumlah sampel yang diperlukan

pada pasien kritis yang dirawat diruangan intensif terpenuhi. Kriteria inklusi: 1) Usia diatas 12 tahun, 2)

(r=0,346; p < 0,001). Namun data tentang hubungan Pasien sirosis hati yang ditegakkan berdasarkan kriteria

antara IL-6 dengan CRP pada pasien sirosis hati saat ini diagnosis standar yang dikeluarkan olah International

belum ada yang dipublikasikan. Maka untuk menambah Hepatology Informatic Group (1994), 3) Mengalami

pengertian dari hasil penelitian yang bertentangan ini perdarahan SMBA dalam 14 hari terakhir, 4) Bersedia

maka peneliti ingin mengadakan penelitian potong lint- ikut serta dalam penelitian ini yang dinyatakan dalam

ang analitik untuk mengetahui hubungan kadar IL-6 dan informed consent.Dengan kriteria eksklusi: 1) Pasien

kadar CRP pada pasien sirosis hati yang mengalami tidak kooperatif, 2) Hepatoma, 3) Pasien yang mendapat

perdarahan saluran makanan bagian atas. terapi preparat steroid dalam 2 minggu terakhir, 4) Pasien

Berdasarkan latar belakang diatas dapat yang sedang mendapat terapi statin, dan 5) Pasien dengan

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut yaitu: laju filtrasi glomerlus Cockcroft-Gault < 15 ml/mnt/1,73

Apakah ada korelasi antara konsentrasi IL-6 dengan CRP 2


m .

pada pasien sirosis hati yang mengalami perdarahan Sebagai Variabel tergantung pada penelitian ini

SMBA, dan apakah korelasi antara konsentrasi IL-6 adalah kadar CRP, Variabel bebas adalah kadar IL-6 pada

dengan CRP pada pasien sirosis hati yang mengalami pasien sirosis hati dan Derajat berat sirosis (Child

perdarahan SMBA ditentukan oleh beratnya derajat Turcotte Pugh score) dan Variabel rambang: IL-1 dan

kerusakan hati. TNF-α. Pemeriksaan IL-6 diperiksa dari contoh serum


Berdasarkan uraian latarbelakang dan rumusan yang disimpan pada suhu -20°C. Pemeriksaan

masalah di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian menggunakan teknik sandwich enzyme immunoassay,

sebagai berikut: Untuk mengetahui hubungan setelah dilakukan sentrifuge selama 15 menit, 1000 g.

konsentrasi IL-6 dengan CRP pada pasien sirosis hati Deteksi kadar terendah 0,5 pg/mL. Pemeriksaan ini

yang mengalami perdarahan SMBA dan Untuk menggunakan Quintikine HS imunoassay kit yang

mengetahui apakah hubungan konsentrasi IL-6 dengan diproduksi oleh R&D system Inc. 614 McKinley N.E.

CRP pada pasien sirosis hati yang mengalami perdarahan minneapolis, MN 55413 USA. High sensitive CRP

SMBA ditentukan oleh beratnya derajat kerusakan hati. diperiksa dengan teknik immunometric assay. Deteksi

kadar terendah < 0,2 mg/L.

BAHAN DAN CARA Prosedur penelitian: Sebelum penelitian ini

dimulai, peneliti mohon ijin kepada Direktur Utama dan

Rancangan penelitian ini adalah penelitian potong Direktur Sumber Daya Manusia dari Rumah Sakit

lintang analitik, dengan populasi target penelitian ini Umum Pusat Sanglah, dan menjalin kerjasama dengan

J Peny Dalam, Volume 9 Nomor 3 September 2008


196
(CTP: A) dan sisanya dengan derajat kerusakan hati yang
kepala ruangan Penyakit Dalam dan kepala instalasi

sedang (CTP: B). Dari seluruh sampel didapatkan 7


gawat darurat. Sampel penelitian diambil secara

(13,5%) pasien dengan ensefalopati hepatik dan 36


konsekutif sampling. Pasien sirosis yang datang ke

(69%) dengan ascites. Karakteristik dari sampel yang


instalasi gawat darurat dan yang rawat inap diberi

ikut dalam penelitian ini secara lengkap dapat dilihat


penjelasan tentang penelitian ini, bila bersedia kemudian

pada tabel 1.
menandatangani informed consent. Selanjutnya

dilakukan pemeriksaan fisik serta diambil 10 ml darah

Kadar IL-6 danCRP pada pasiensirosis hati dengan


vena untuk pemeriksaan IL-6 dan CRP.

perdarahan SMBA
Dari data yang terkumpul dilakukan analisis

Dari pemeriksaan kadar IL-6 didapatkan nilai mi-


statistik sebagai berikut: uji normalitas Shapiro-Wilk,

nimum 0,76 pg/mL dan nilai maksimum 160 pg/mL.


digunakan untuk menguji distribusi data penelitian,

dengan nilai rerata 28,29 ± 34,6 pg/mL. Pemeriksaan


menggambarkan karakteristik umum, analisis diskriptif

kadar CRP didapatkan nilai minimum 0,2 mg/L dan nilai


masing-masing variabel bebas dan variabel luar, analisis

maksimum 127 mg/L, dengan nilai rerata 17,17 ± 28,80


bivariat pada variabel bebas dan variabel tergantung

mg/L. Kadar rerata IL-6 dan CRP untuk masing-mas-


dengan uji korelasi Pearson untuk menguji hipotesis 1,

ing skor CTP dapat dilihat pada tabel 2.


dan dilanjutkan dengan uji regresi linier untuk

mendapatkan model regresinya. Analisis multivariat

Tabel 1. Data karakteristik penderita


antara variabel tergantung dengan kedua variabel bebas

dengan uji Ancova, untuk menguji hipotesis 2, Untuk

Variabel Kelompok Kelompok Kelompok


menentukan beda rerata CRP berdasarkan derajat
CTP A CTP B CTP C
kerusakan hati dilakukan uji Ancova dan dilanjutkan
Rerata ± SB, Rerata ± SB, Rerata ± SB,
dengan uji post hoc Tamhane. Tingkat kemaknaan yang
median median median

ditetapkan pada penelitian ini: p < 0,05, dengan interval


(minimum- (minimum- (minimum-

kepercayaan 95%, sesuai dengan α < 0,05. Analisis data maksimum) maksimum) maksimum)

menggunakan program komputer

Jumlah N (%) 2 (3,8) 20 (38,5) 30(57,7)

Umur (tahun) 50 (35-63) 49 (35-78) 52,2 (30-72)


HASIL
Albumin

(mg/dL) 3,13 ± 0,09 2,51 ± 0,57 1,89 ± 0,43


Karakteristik sampel
Bilirubin

Dalam penelitian ini diikutkan 52 pasien sirosis


(mg/dL) 0,65 ± 0,36 1,54 ± 0,93 6,58 ± 7,70
hati sebagai sampel, yang telah memenuhi kriteria inklusi Pemanjangan

dan tidak terkena kriteria eksklusi. Dari 52 sampel PPT (detik) 0,6 (0,0 – 1,3) 1,95 (0,0 – 10,6) 6,8 (3,0 – 27,1)

Ascites N (%) 0 (0) 9 (45) 27 (90)


didapatkan 39 orang (75%) laki-laki dan 13 orang (25%)

Esefalopati
perempuan. Usia termuda adalah 30 tahun dan tertua
Hepatik N (%) 0 (0) 0 (0) 7 (23,3)
adalah 78 tahun, dengan distribusi umur hampir merata
SC (mg/dL) 0,7 ± 0,1 0,9 ± 0,2 1,3 ± 0,7
untuk masing-masing dekade. Sebagian besar sampel
Natrium

yang ikut dalam penelitian ini (57,7%), dengan derajat


(mmol/L) 130,0 ± 4,9 136,9 ± 3,2 130,0 ± 6,0
kerusakan hati yang berat (CTP: C). hanya 2 (3,8%)

pasien yang memiliki derajat kerusakan hati yang ringan

Hubungan antara Interleukin-6 dan C-Reactive Protein pada Sirosis Hati dengan
197
Perdarahan Saluran Makanan Bagian Atas

I Ketut Mariadi, I Dewa Nyoman Wibawa


Tabel 2. Kadar rerata IL-6 dan CRP berdasarkan skor Pengaruh skor CTP terhadap kadar CRP

CTP
Untuk melihat pengaruh variabel skor CTP

terhadap kadar CRP dilakukan uji Ancova. Setelah

Variabel Kelompok Kelompok Kelompok


dilakukan analisis didapatkan perbedaan yang bermakna

CTP A CTP B CTP C


kadar CRP berdasarkan skor CTP, dengan F=4,27;

Rerata ± SB Rerata ± SB Rerata ± SB


p=0,02. Kemudian dilakukan analisis Post Hoc Tamhane

untuk melihat kelompok mana saja yang memiliki

IL-6 (pg/mL) 4,46 ± 2,71 18,81 ± 27,68 36,21 ± 37,91


perbedaan yang bermakna dari ketiga kelompok skor

CRP (mg/L) 0,41 ± 0,25 4,77 ± 5,71 26,56 ± 34,94


CTP. Hasil analisis Post Hoc dapat dilihat pada tabel 3.

Dari hasil analisis Post Hoc ini tampak bahwa beda rerata

Analisis hasil penelitian


pada semua kelompok berbeda secara bermakna. Hal

Sebelum dilakukan uji statistik untuk menilai


ini menunjukkan bahwa skor CTP berhubungan dengan

korelasi IL-6 dan CRP, terlebih dahulu dilakukan uji


kadar CRP, dimana semakin berat derajat kerusakan hati

normalitas dengan analisis Shapiro-Wilk. Dari uji norm-


maka semakin tinggi kadar CRP.

alitas untuk kadar IL-6 dan CRP didapatkan nilai

p<0,001. Nilai p<0,05 berarti sebaran data tidak nor-


Tabel 3. Analisis Post Hoc variable skor CTP terhadap

mal. Untuk menormalkan sebaran data maka dilakukan


rerata kadar CRP

transformasi data kadar IL-6 dan CRP dengan fungsi

logaritma. Data hasil transformasi kemudian dilakukan


Kelompok Beda rerata

uji normalitas kembali dan didapatkan nilai p = 0,118


CTP (I) CTP (II) CRP P 95% CI

untuk data trasformasi log IL-6 dan nilai p = 0,196 untuk

data trasformasi log CRP, yang menunjukkan data hasil


A B -4,36 0,009 (-7,72) – (-0,99)

transformasi berdistribusi normal.


A C -26,15 0,001 (-42,32)– (-9,97)

B C -21,78 0,006 (-38,20 – (-5,37)


Hubungan antara IL-6 dan CRP

Karena data hasil trasformasi memiliki sebaran

yang normal, maka untuk melihat korelasi antara IL-6

Pengaruh skor CTP terhadap korelasi IL-6 dengan


dan CRP kemudian dilakukan uji korelasi Pearson. Den-

CRP
gan uji korelasi Pearson didapatkan korelasi positif yang

kuat antara IL-6 dan CRP dengan r = 0,610; p<0,001. Untuk melihat pengaruh skor CTP terhadap

Grafik scatter dari korelasi antara IL-6 dan CRP dapat korelasi IL-6 dengan CRP dilakukan analisis multivariat

dilihat pada gambar 1. Ancova. Dari hasil analisis multivariat Ancova tidak

Untuk mengetahui model hubungan kadar IL-6 didapatkan efek indenpenden yang bermakna dari

dalam memprediksi kadar CRP maka dilakukan uji variabel skor CTP terhadap kadar CRP (F=2,33;

regresi linier. Dari uji regresi linier didapatkan formula p=0,108).

sebagai berikut: kadar CRP = (0,427 x kadar IL-6) +

5,085

J Peny Dalam, Volume 9 Nomor 3 September 2008


198
Tabel 4. Hubungan variabel IL-6 dan skor CTP dengan

kadar CRP
2.00

Variabel F P
1.00

IL-6 12,87 0,001*

Skor CTP 2,33 0,108

2
0.00 R =0. 372

*Bermakna pada p < 0,05

Pengaruh variabel lain terhadap kadar CRP -1.00

-0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

Untuk melihat apakah ada variabel-variabel lain Log IL-6

yang berpengaruh terhadap kadar CRP selain IL-6, maka

dilakukan analisis multivariat dengan uji Ancova.


Gambar 1. Hubungan antara IL-6 dan CRP pada sirosis
Sebelum dilakukan uji Ancova, terlebih dahulu
hati dengan perdarahan SMBA
dilakukan analisis bivariat dengan uji spearman untuk

mengetahui variabel yang berkorelasi bermakna dengan


Grafik di atas menunjukkan hubungan antara IL-6 dan
CRP. Variabel yang memiliki korelasi yang bermakna
CRP, dimana pada grafik tersebut tampak hubungan
dengan CRP kemudian dikakukan uji multivariat
yang kuat antara IL-6 dan CRP, dan hampir 37% nilai
Ancova. Dari hasil uji multivariat Ancova hanya variabel
dari CRP ditentukan oleh IL-6.
IL-6 berpengaruh secara independen terhadap kadar

CRP. Sedangkan variabel lain tidak ada yang memiliki


PEMBAHASAN
pengaruh yang bermakna.

Karakteristik sampel

Tabel 5. Hubungan variabel-variabel prediktor terhadap


Komplikasi utama dari sirosis hati yang memiliki

kadar CRP
morbiditas dan mortalitas yang tinggi adalah perdarahan

varises. Dari seluruh sampel yang mengalami

Variabel F P
perdarahan pada penelitian ini paling banyak ditemukan

dengan skor CTP C (57,7%) kemudian disusul CTP B

IL-6 9,243 0,004*


(38,5%) dan hanya 2 (3,8%) pasien dengan CTP A. Hal

Bilirubin total 0,058 0,812


ini sesuai dengan kepustakaan, dimana terjadinya

WBC 0,609 0,114


komplikasi perdarahan akibat pecahnya varises pada

Albumin 0,014 0,905


sirosis hati meningkat seiring dengan beratnya derajat

Serum kreatinin 3,154 0,083


kerusakan hati serta akan diperberat oleh adanya proses

Natrium serum 1,584 0,215 5


infeksi/ inflamasi.

Protombin Time 0,390 0,536


Pada penelitian ini didapatkan konsentrasi CRP

INR 0,506 0,481


dan IL-6 yang semakin tinggi seiring dengan semakin

beratnya derajat kerusakan hati. Hasil ini menunjukkan

*Bermakna pada p < 0,05


adanya infeksi/ proses inflamasi yang lebih berat pada

pasien sirosis hati dengan skor CTP C. Hal ini sesuai

Hubungan Antara Interleukin-6 dan C-Reactive Protein pada Sirosis Hati dengan
199
Perdarahan Saluran Makanan Bagian Atas

I Ketut Mariadi, I Dewa Nyoman Wibawa


14
dengan kepustakaan yang menyebutkan adanya oleh Heath et al. didapatkan korelasi sangat kuat pada

peningkatan risiko untuk mengalami infeksi bakteri, kasus Pankreatitis akut (r= 0,73; p<0,001). Meskipun

berkaitan dengan beratnya derajat gangguan fungsi hati, penelitian ini dilakukan pada pasien dengan penyakit

semakin berat derajat sirosis semakin tinggi risiko untuk dasar yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, hal

mendapatkan infeksi. Risiko ini muncul karena adanya tersebut tidak masalah. Karena yang ingin dilihat adalah

kelainan pada mekanisme pertahanan tubuh, yang respon hati dalam memproduksi CRP terhadap adanya

meningkatkan risiko untuk infeksi, seperti kekurangan rangsangan IL-6. Jadi apapun penyakit yang mendasari

aktivitas bakterisidal dan opsonisasi, gangguan fungsi terjadinya proses inflamasi akan menghasilkan IL-6 yang

monosit, penekanan aktivitas fagosit dari sistem RES, selanjutnya akan mamacu produksi CRP di hati.

kekurangan kemotaksis, dan rendahnya komplemen di IL-6 merupakan penginduksi utama dari sintesis

5
serum. protein fase akut di hati, sedangkan IL-1 dan TNF- α
18
Peningkatan konsentrasi IL-6 pada CTP C diikuti hanya memegang peranan yang kecil. Berdasarkan

7
oleh peningkatan konsentrasi C R P, hasil ini hasil penelitian Castell et al. pada hepatosit manusia

menunjukkan bahwa tidak terjadi gangguan produksi didapatkan bahwa IL-6 menstimulasi seluruh spektrum

CRP di hati seiring dengan beratnya derajat kerusakan dari protein fase akut yang ditemukan pada keadaan

hati. Yang berarti bahwa hepatosit pada pasien sirosis inflamasi pada manusia, IL-1 dan TNF- α hanya memiliki
masih berespon terhadap rangsangan IL-6 untuk efek yang moderat pada protein fase akut. Dan ini den-

memproduksi CRP. Hasil penelitian ini sesuai dengan gan kuat menunjukkan bahwa IL-6 memegang peranan

12
hasil penelitian dari Bota et al. yang meneliti kadar kunci pada sintesis protein fase akut.

serum CRP dan Procalcitonin pada pasien sirosis den- Adanya korelasi yang kuat antara IL-6 dan CRP

gan penyakit kritis. Pada penelitian tersebut tidak dit- pada penelitian ini sesuai dengan hasil dari penelitian-

emukan adanya perbedaan bermakna produksi CRP pada penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa IL-6

pasien sirosis dan non sirosis. merupakan pengatur utama dari sintesis CRP di hati

akibat adanya rangsangan endotoksin/ proses inflamasi.

Hubungan IL-6 dan CRP Dan pada penelitian ini juga tidak ditemukan adanya

C reactive protein merupakan reaktan fase akut prediktor lain yang berpengaruh terhadap CRP selain

16
yang diproduksi oleh hati, dibawah kendali IL-6, yang IL-6.

merupakan pengatur utama respon fase akut pada

7
hepatosit manusia. Pada penelitian ini didapatkan Pengaruh skor CTP terhadap kadar CRP

korelasi positif yang kuat antara IL-6 dan CRP. Hasil Pada penelitian ini didapatkan adanya perbedaan

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sheldon yang bermakna dari kadar CRP pada CTP A, B dan CTP

15
et al. yang menemukan adanya korelasi IL-6 dengan C, dimana kadar CRP cenderung meningkat seiring

CRP pada pasien yang dirawat di ruang intensif dengan beratnya derajat kerusakan hati. Kadar IL-6 juga

17
r = 0,346; p = 0,001. Penelitian lain oleh Lin et al. juga menunjukkan kecenderungan yang sama. Hasil

mendapatkan hubungan yang bermakna antara IL-6 dan penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan

19
CRP pada pasien asma akut dengan r = 0,36; p < 0,01. oleh Gonzales et al. yang menemukan kadar IL-6 yang

Heinisch et al. juga mendapatkan korelasi yang lebih tinggi pada sirosis stadium lanjut (CTP C).

bermakna antara IL-6 dan CRP pada pasien penyakit Kemungkinan karena pada sirosis stadium lanjut akan

jantung koroner dengan r = 0,4; p < 0,01. Pada penelitian semakin mudah mengalami infeksi, dan infeksi yang

J Peny Dalam, Volume 9 Nomor 3 September 2008


200
terjadi juga lebih berat sehingga respon inflamasi yang KESIMPULAN DAN SARAN

terjadi juga lebih berat.

Pengaruh dari skor CTP terhadap konsetrasi CRP Kesimpulan

tampaknya tidak berkaitan dengan kapasitas sintesis hati Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan

pada sirosis. Akan tetapi tampaknya lebih berhubungan sebagai berikut:

dengan adanya risiko infeksi yang lebih tinggi pada skor 1. Kadar rerata IL-6 dan CRP pada sirosis hati dengan

CTP C. Adanya infeksi akan menghasilkan endotoksin perdarahan SMBA adalah tingggi (rerata IL-6: 28,29

yang akan merangsang IL-6 untuk memacu hepatosit ± 34,6 pg/L; rerata CRP: 17,17 ± 28,80 mg/L).
untuk memproduksi CRP. 2. IL-6 berkorelasi positif kuat dengan CRP pada sir-

osis hati dengan perdarahan SMBA.

Pengaruh skor CTP terhadap korelasi IL-6 dan 3. Hubungan konsentrasi IL-6 dengan CRP pada pasien

CRP sirosis hati yang mengalami perdarahan SMBA tidak

Dari hasil uji analisis tampak bahwa skor CTP ditentukan oleh beratnya derajat kerusakan hati.

tidak berpengaruh terhadap korelasi IL-6 dengan CRP. 4. Pada sirosis hati dengan perdarahan SMBA, semakin berat

Hal ini berarti produksi CRP dibawah kendali IL-6 tidak derajat kerusakan hati maka kadar CRP semakin tinggi.

dipengaruhi oleh baratnya derajat kerusakan hati. De-

ngan kata lain tidak ada penurunan produksi CRP seiring Saran

dengan meningkatnya derajat beratnya sirosis. Hasil ini 1. CRP masih bisa digunakan sebagai petanda adanya

bertentangan dengan hipotesis pada penelitian ini dan infeksi pada pasien sirosis hati, karena produksi CRP

beberapa teori yang ada pada kepustakaan yang men- masih adekuat pada sirosis hati.

gatakan pada gangguan fungsi hati akan terjadi penu- 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

8-10
runan kadar CRP. Melihat hasil penelitian ini, rancangan prospektif, sehingga bisa melihat

kemungkinan produksi CRP tidak tergantung dari jumlah hubungan IL-6 dan CRP yang realtime.

hepatosit yang masih tersisa pada sirosis hati.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dari penelitian DAFTAR RUJUKAN

12
oleh Bota et al. yang tidak menemukan adanya

perbedaan bermakna produksi CRP pada pasien sirosis 1. D’amico G, Garcia-Tsao G, Pagliaro L. Natural

20
dan non sirosis. Juga penelitian oleh Park et al. yang history and prognostic indicators of survival in

mendapatkan bahwa meskipun terjadi penurunan sinte- cirrhosis: A systematic review of 118 studies. Jour-

sis CRP pada pasien sirosis yang mengalami infeksi akut, nal of Hepatology 2006;44: 217-31.

tetapi produksi CRP masih tetap dipertahankan


2. Roberts LR, Kamath PS. Pathophysiology and

meskipun pada derajat kerusakan hati stadium lanjut.


treatment of variceal hemorrhage. Mayo Clin Proc

Hal ini menunjukkan bahwa pada sirosis, hepatosit yang


1996;71:973-983

tersisa masih cukup untuk memproduksi CRP bila ada


3. Gayatri AAY, Suryadharma IGA, Purwadi N,
rangsangan dari IL-6.
Wibawa IDN. Peritonitis bakterial spontan pada

sirosis hati dan beberapa faktor risiko yang

berhubungan. Makalah Bebas Oral KOPAPDI

XIII 5 – 9 Juli 2006, Palembang.

Hubungan Antara Interleukin-6 dan C-Reactive Protein pada Sirosis Hati dengan
201
Perdarahan Saluran Makanan Bagian Atas

I Ketut Mariadi, I Dewa Nyoman Wibawa


4. Bosch J, D’amico G, Garcia-Pagan JC. Portal 13. Whicher JT, Evans SW. Cytokines in disease. Clin

hypertension and nonsurgical management. In: Chem 1990;36(7):1269-81.

Schiff ER, Sorrell MF, Maddrey WC, editors.


14. Heath DI, Cruickshank A, Gudgeon M, Jehanli
th
Schiff’s diseases of the liver. 10 ed. Philadelphia:
A, Shenkin A, Imrie CW. Role of interleukin-6 in

Lippincott Williams and Wilkins; 2007.p.419-83.


mediating the acute phase protein response and

5. Thalheimer U, Triantos TK, Samonakis DN, Patch potential as an early means ofseverity assessment

D, Burroughs AK. Infection, coagulation, and in acute pancreatitis. Gut 1993;34:41-5.

variceal bleeding in cirrhosis. Gut 2005;54:556-


15. Sheldon J, Riches P, Gooding R, Soni N, Hobbs

63.
JR. C-reactive protein and its cytokine mediators

6. Yang YY, Lin HC. Bacterial infections in patients in intensive-care patients. Clin Chem

with cirrhosis. J Chin Med 2005;68(10):447-51. 1993;39:147-50.

7. Heinrich PC, Castell JV, Andust T. Interleukin-6 16. Hurlimannn J, Thorbecke GJ, Hochwald GM. The

and the acute phase response. Biochem J liver as the site of CRP formation [
online]
.

1990;265:621-36. Available from: www.jem.Org Accessed on Sep-

th
tember 27 2007.
8. Turgeon ML. Immunology and serology in

rd
laboratorium medicine. 3 ed. Missouri: Mosby; 17. Lin RY, Trivino MR, Curry A, et al. Interleukin 6

2003. and C-reactive protein levels in patients with acute

allergic reactions: an emergency department-


9. Pepys MB, Hirschfield GM. C-Reactive protein:

based study. Ann Allergy Asthma Immunol


a critical update. J Clin Invest 2003;111: 1805-

2001;87(5): 412-6.
12.

18. Whicher JT, Evans SW. Cytokines in disease. Clin


10. Mackenzie I, Woodhouse J. C-reactive protein

Chem 1990;36 (7):1269-81.


concentrations during bacteraemia: a comparison

between patients with and without liver 19. Gonzaĺez, JAG, Sierra CM, Ramos CR, et al.

dysfunction. Intensive Care Med 2006;32:1344- Implication of inflammation-related cytokines in

51. the natural history of liver Cirrhosis. Liver Inter-

national 2004;24:437-45.
11. Droogh JM, Noppers IM, Tulleken JE, et al.

Comment on meckenzie and woodhouse: CRP 20. Park WB, Lee K, Lee CS, et al. Production of C-

concentration during bacterimia: comparison reactive protein in Escherichia coli-infected pa-

between patients with and without liver tients with liver dysfunction due to liver cirrhosis.

disfungtion. Intensive Care Med 2007;33:561. Diagnostic Microbiology and Infectious Disease

2005;(51):227-30.
12. Bota DP, Nuffelen MV, Zakariah AN, Vincent

JL. Serum levels of C-reactive protein and

procalcitonin in critically ill patients with cirrhosis

of the liver. J Lab Clin Med 205;146:347-51.

J Peny Dalam, Volume 9 Nomor 3 September 2008


202

You might also like