Professional Documents
Culture Documents
PENGAMATAN
DI PULAU DEWATA
Di susun oleh :
RIZKY SEPTYANINGTYAS
XII C (SENI TARI)
11
SMK NEGERI 8
SURAKARTA
2010
MOTTO
Live is money, jangan sia – siakan hidup,, karena hidup adalah sesuatu yang paling
berharga.
Mendhem jero mikul dhuwur, sedalam kita menanam pasti akan memetik hasilnya.
A. Pendahuluan
Sesuai Visi dan Misi SMK Negeri 8 Surakarta, yaitu menjadikan SMK
yang unggul dalam prestasi dengan menghasilkan tamatan yang mampu bersaing
di tingkat Nasional. Untuk dapat mencapai Visi dan Misi tersebut, perlu
diadakannya uji kompetensi dalam bentuk pementasan yang dilakukan secara
kompetensif. Dengan tujuan mengukur pencapaian kompetensi siswa selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar yang berbentuk seni pertunjukan.
B. Tujuan
1. Meningkatkan dan mengembangkan potensi diri siswa-siswi.
2. Menyediakan wadah ekspresi bagi siswa SMK Negeri 8 Surakarta.
3. Sebagai ekspresi pelajar kepada masyarakat umum, tentang
potensi siswa-siswi SMK Negeri 8 Surakarta dalam berorganisasi.
4. Sebagai media aktualisasi proses berorganisasi.
5. Memperkaya wawasan dan ekspresiasi.
6. Memberi alternatif kegiatan hari libur.
C. Metode
Pembelajaran di luar kelas berupa pengamatan (observasi)
D. Jadwal Pejalanan
Terlampir
BAB II
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia, dan juga merupakan nama pulau
terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali,
wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu
Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan, dan Pulau Serangan.
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah
Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah
pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan
keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan
Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Geografi
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112
km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang
Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian
Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir
meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar
30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat
di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang
dialiri sungai-sungai.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai
pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar; sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, Jimbaran
dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai
maupun tempat peristirahatan.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik
Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan
dan 701 desa/kelurahan.
Batas wilayah
Sejarah
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi
dari Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang
terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya
ajaran Hindu dan tulisan Sansekerta dari India pada 100 SM.
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India, yang prosesnya
semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan
di berbagai prasasti, diantaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari
Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa
inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi
keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit
(1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan
kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara
beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di
nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan,
pendeta, artis, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa
ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda
pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung
Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya
di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir
kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku.
Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi
permanen, yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali
yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat
laut dan darat terhadap daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali
yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena
menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan, yang
melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan
sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah
memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang
memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga
pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II, dan saat itu seorang perwira militer
bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul
menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke
Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya
layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang
saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1940, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa
Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, yang berusia 29
tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai
mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali
tersebut tewas semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang
terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari
Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara
saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan
Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika
Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara
resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi
sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di
Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan
simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang
terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal Orde Baru
tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[5]
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di
kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang
lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan
pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas
karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing, dan menyebabkan industri
pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
Demografi
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut agama
Hindu. Agama lainnya adalah Buddha, Islam, Protestan, dan Katolik.
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan.
Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa
Indonesia, Bali, dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali,
dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah
bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali,
umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan
dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan
berdasarkan sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah
Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang.
Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat
Bali, yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata. Para karyawan
yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, seringkali juga memahami
beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai.
Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia
khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki
kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak
tersedia dengan baik, kecuali taksi.
Bali terhubung dengan Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan
Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi, yang lama
tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui
Pelabuhan Padang Bay menuju Pelabuhan Lembar, yang memakan waktu sekitar empat
jam.
Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai, dengan destinasi ke
sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, serta Jepang.
Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari
pantai.
Pemerintahan
Daftar gubernur
Akhir
No Foto Nama Mulai Jabatan Keterangan
Jabatan
Perwakilan
Empat anggota DPD (2004-2009) dari Provinsi Bali adalah I Wayan Sudirta, S.H.,
Nyoman Rudana, Drs. Ida Bagus Gede Agastia, dan Dra. Ida Ayu Agung Mas.
Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2009, Bali mengirimkan sembilan anggota DPR ke
Senayan dengan komposisi empat wakil dari PDI-P, masing-masing dua dari Partai
Golkar dan Partai Demokrat, serta satu orang dari Partai Gerindra.
Pada tingkat provinsi, DPRD Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh PDI-P dengan
24 kursi, menurun dari periode sebelumnya (2004-2009), disusul Partai Golkar dengan
dua belas kursi.[6]
Partai Kursi %
PDI-P 24 -
Partai Golkar 12 -
Partai Demokrat 10 -
Partai Gerindra 2 -
PNBK 2 -
PKPB 1 -
PKPI 1 -
Partai Hanura 1 -
Pakar Pangan 1 -
PNI Marhaenisme 1 -
Total 55 100,0
Budaya
Musik
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah
lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh
lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam tehnik memainkan dan
gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon
menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki
keunikan, misalnya Gamelan Jegog, Gamelan Gong Gede, Gamelan Gambang, Gamelan
Selunding, dan Gamelan Semar Pegulingan. Adapula musik Angklung dimainkan untuk
upacara ngaben, serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar
yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda, serta
Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik
Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong, dan
perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional
Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling mempengaruhi
daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi
serta musik tradisional masyarakat Lombok.
• Gamelan
• Jegog
• Genggong
• Silat Bali
Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu wali atau
seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga
untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.[7]
Pakar seni tari Bali I Made Bandem[8] pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan
tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk,
Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng
Pajegan, dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa,
Arja, Prembon dan Joged, serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak. Sekitar
tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies
menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana.
Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari
Bali-nya.
Penari belia sedang menarikan Tari Belibis, koreografi kontemporer karya Ni Luh
Suasthi Bandem.
Tarian bebali
• Tari Topeng
• Gambuh
Tarian balih-balihan
• Tari Legong
• Arja
• Joged Bumbung
• Drama Gong
• Barong
• Tari Pendet
• Tari Kecak
• Calon Arang
Pakaian daerah
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Wanita
• Gelung (sanggul)
• Sesenteng (kemben songket)
• Kain wastra
• Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
• Selendang songket bahu ke bawah
• Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
• Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Makanan
Makanan utama
Jajanan
Senjata
• Keris
• Tombak
• Tiuk
• Taji
• Kandik
• Caluk
• Arit
• Udud
• Gelewang
• Trisula
• Panah
• Penampad
• Garot
• Tulud
• Kis-Kis
• Anggapan
• Berang
• Blakas
• Pengiris
Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur
tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila
terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan
parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut
atau yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’. Pawongan merupakan para penghuni rumah.
Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan
lingkungannya.
Pada umumnya,bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan,
berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti
tertentu sebagai ungkapan keindahan simbolsimbol dan penyampaian komunikasi.
Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual
yang ditampilkan dalam patung.
Pahlawan
• Untung Suropati
• I Gusti Ngurah Rai
• I Gusti Ketut Jelantik
BAB III
Tanah Lot
'Tanah Lot' adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang
terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di
atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura
Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa
penjaga laut.
Legenda
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa.
Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali
akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat
itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya
mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh
Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum
meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke
tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah
selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara
ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti
ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular
cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi
pengikut Danghyang Nirartha.
Pura Tanah Lot
Lokasi
Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan,
sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang
terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan
daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat
yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada
sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.
Fasilitas
Dari tempat parkir menuju ke area pura banyak dijumpai art shop dan warung makan atau
sekedar kedai minuman. Juga tersedia toilet bersih yang harga sewanya cukup murah
untuk kantong wisatawan domestik sekalipun.
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
F. Afina Nurage
NIS. 7294