Professional Documents
Culture Documents
Aspek Sosiokultural
Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan
kultural yang menentukan apakah perilaku yang
diterima didalam kultur.
Setiap masyarakat memainkan peran yang sangat kuat
dalam membentuk nilai dan sikap seksual, juga
dalam membentuk atau menghambat perkembangan
dan ekspresi seksual anggotanya. Setiap kelompok
sosial mempunyai aturan dan norma sendiri yang
memandu perilaku anggotanya.
Aspek Agama dan Etik
Keputusan seksual yang melewati batas kode etik
individu dapat mengakibatkan konflik internal.
Apa yang dianggap seseorang sebagai benar dan salah
secara seksual didasarkan terutama pada agama.
Aspek Psikologi
Homoseksual
Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi
pasangan seksualnya. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan
lesbi untuk penderita perempuan. Hal yang memprihatinkan disini
adalah kaitan yang erat antara homoseksual dengan peningkatan
risiko AIDS. Pernyataan ini dipertegas dalam jurnal kedokteran
Amerika (JAMA tahun 2000), kaum homoseksual yang "mencari"
pasangannya melalui internet, terpapar risiko penyakit menular
seksual (termasuk AIDS) lebih tinggi dibandingkan mereka yang
tidak.
Sadomasokisme
Sadisme seksual termasuk kelainan seksual. Dalam hal ini kepuasan
seksual diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan
terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa pasangannya. Sedangkan
masokisme seksual merupakan kebalikan dari sadisme seksual.
Seseorang dengan sengaja membiarkan dirinya disakiti atau disiksa
untuk memperoleh kepuasan seksual.
Ekshibisionisme
Penderita ekshibisionisme akan memperoleh kepuasan seksualnya dengan
memperlihatkan alat kelamin mereka kepada orang lain yang sesuai
dengan kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik dan menjerit ketakutan, ia
akan semakin terangsang. Kondisi begini sering diderita pria, dengan
memperlihatkan penisnya yang dilanjutkan dengan masturbasi hingga
ejakulasi.
Voyeurisme
Istilah voyeurisme (disebut juga scoptophilia) berasal dari bahasa Prancis
yakni vayeur yang artinya mengintip. Penderita kelainan ini akan
memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat orang
lain yang sedang telanjang, mandi atau bahkan berhubungan seksual.
Setelah melakukan kegiatan mengintipnya, penderita tidak melakukan
tindakan lebih lanjut terhadap korban yang diintip. Dia hanya mengintip
atau melihat, tidak lebih. Ejakuasinya dilakukan dengan cara
bermasturbasi setelah atau selama mengintip atau melihat korbannya.
Dengan kata lain, kegiatan mengintip atau melihat tadi merupakan
rangsangan seksual bagi penderita untuk memperoleh kepuasan seksual.
Fetishisme
Fatishi berarti sesuatu yang dipuja. Jadi pada penderita
fetishisme, aktivitas seksualnya disalurkan melalui
bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos
kaki, atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau
dorongan seksual. Sehingga, orang tersebut mengalami
ejakulasi dan mendapatkan kepuasan. Namun, ada juga
penderita yang meminta pasangannya untuk mengenakan
benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan
seksual yang sebenarnya dengan pasangannya tersebut.
Pedophilia / Pedophil / Pedofilia / Pedofil
Adalah orang dewasa yang yang suka melakukan hubungan seks
/ kontak fisik yang merangsang dengan anak di bawah umur.
Bestially
Bestially adalah manusia yang suka melakukan hubungan
seks dengan binatang seperti kambing, kerbau, sapi,
kuda, ayam, bebek, anjing, kucing, dan lain sebagainya.
Incest
Adalah hubungan seks dengan sesama anggota keluarga
sendiri non suami istri seperti antara ayah dan anak
perempuan dan ibu dengna anak cowok
Necrophilia/Necrofil
Adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan
orang yang sudah menjadi mayat / orang mati.
Zoophilia
Zoofilia adalah orang yang senang dan terangsang melihat
hewan melakukan hubungan seks dengan hewan.
Sodomi
Sodomi adalah pria yang suka berhubungan seks melalui dubur
pasangan seks baik pasangan sesama jenis (homo) maupun
dengan pasangan perempuan.
Frotteurisme/Frotteuris
Yaitu suatu bentuk kelainan sexual di mana seseorang laki-laki
mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesek /
menggosok-gosok alat kelaminnya ke tubuh perempuan di
tempat publik / umum seperti di kereta, pesawat, bis, dll.
Gerontopilia
Adalah suatu perilaku penyimpangan seksual dimana
sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan
seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut
(nenek-nenek atau kakek-kakek).
Siklus Respon Seksual
Fase 1: Excitement/Perangsangan
Secara umum karakteristiknya adalah tahap ini bisa berlangsung dari hanya
beberapa menit sampai bahkan beberapa jam, termasuk di dalamnya:
Meningkatnya tekanan otot-otot
Denyut jantung yang semakin cepat dan nafas yang memburu
Kulit yang menjadi memerah (terkadang timbul semburat merah di sekitar
dada dan punggung)
Puting yang mengeras
Aliran darah menuju organ genital yang meningkat, yang berakibat klitoris
dan labia minora (bibir vagina dalam) pada wanita menjadi basah serta penis
pria menegang.
Organ intim (vagina) wanita secara umum menjadi basah.
Payudara menjadi tegang dan seakan-akan penuh serta organ intim wanita
merekah.
Testis pria akan mengembang dan scrotum akan penuh cairan yang siap
dikeluarkan.
Fase 2: Dataran tinggi (plateau)
Karakteristiknya adalah kelanjutan dan titik sebelum
terjadinya orgasme yang ditandai dengan:
Organ intim wanita yang semakin mengembang karena
meningkatnya aliran darah serta perubahan kulit sekitar organ
intim menjadi ke-ungu-an dan menjadi lebih gelap.
Klitoris yang menjadi semakin sensitif (bahkan terkadang
nyeri bila disentuh) dan terkadang kembali masuk tertutup
klitoris untuk menghindari perangsangan oleh penis.
Napas, denyut jantung dan tekanan darah yang terus
meningkat
Otot mengejang di kaki, muka dan tangan
Tekanan otot meningkat
Fase 3: Orgasme
Orgasme adalah puncak dari siklus rangsangan seksual. Fase ini
adalah fase terpendek dan umumnya hanya berlangsung selama
beberapa detik saja. Tanda-tandanya antara lain:
Kontraksi otot yang tak beraturan dan tidak terkontrol
Teakan darah, denyut jantung dan nafas berada dalam kondisi
puncak dengan kebutuhan oksigen yang masimal.
Otot sekitar kaki yang mengejang penuh.
Pelepasan yang tiba-tiba dari tekanan seksual
Pada wanita organ intim akan berkontraksi, rahim akan terus
berkontraksi.
Pada pria, kontraksi ritmis otot pada pangkal penis akan
mengakibatkan ejakulasi dan pengeluaran semen.
Gerakan tubuh tak beraturan akan berlanjut dan keringat akan
cenderung keluar dari pori-pori tubuh.
Fase 4: Resolusi
Selama fase ini, tubuh akan kembali pada kondisi normal.
Bagian-bagian tubuh yang mengembang dan pmeregang lambat
laun akan kembali normal pada ukuran dan warna semula.
Tahap ini juga ditandai dengan perasaan puas oleh pasutri,
keintiman dan bahkan kelelahan.
Beberapa wanita mampu melanjutkan fase orgasme tersebut
dengan sedikit rangsangan dan inilah yang disebut sebagai
multiple orgasm. Sebaliknya pri memerlukan waktu setelah
orgasme yang disebut dengan periode refraksi, dimana pada
waktu ini pria tidak akan mampu orgasme lagi. Periode refraksi
ini berlangsung berbeda-beda pada pria, biasanya semakin tua
umur maka periode refraksi ini akan berlangsung makin lama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
seksual
Faktor Fisik
Faktor Hubungan
Faktor Gaya Hidup
Faktor Harga Diri
Asuhan Keperawatan Pasa Masalah Seksual
Puasa
ooommm.
...