Professional Documents
Culture Documents
Dalemannya sengaja aku pake yang bentuk bikini yang hanya ditalikan,
supaya dia cepat kalau mau melepaskannya. “Wow, seksi sekali kamu
Nes, belum apa2 aku sudah mulai ngaceng nih”, katanya ketika aku masuk
kemobil dan duduk disebelahnya. Akhirnya mobil pun meluncur ke arah
luar kota. “Vilanya jauh mas?” tanyaku. ”Kenapa, udah nggak sabar ya
pengen dikerjain. Nggak jauh kok paling sejam sudah sampai”, jawabnya
menggodaku. Sepanjang perjalanan aku ngobrol saja dengan dia. Dia
menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tangannya mengelus
pahaku. “Yang udah gak tahan Ines atau mas”, godaku sambil membiarkan
tangannya mengelus2 pahaku. Rabaannya semakin lama membuatku
semakin napsu. Kubuka pahaku agak lebar. Melihat aku mengangkangkan
pahaku, tanggannya bergerak ke atas ke selangkanganku. Jari2nya mulai
mengelus belahan memekku dari luar. Wow rasanya, aku sudah gak sabar
lagi untuk dientot. CDku langsung menjadi lembab karena cairan memekku
membanjir. “Mas”, kataku, “Ines udah basah mas”. “Udah napsu banget ya
Nes, aku juga sudah napsu, sebentar lagi bucat kok”.
Kami memasuki gerbang vilanya. vilanya tidak terlalu besar, sebuah vila
yang sangat asri. Halamannya lumayan luas mengelilingi bangunan vila
model country, sehari-hari hanya dijaga oleh sepasang suami istri usia
setengah baya. Rupanya mereka tidak terkejut oleh kehadiran ku, mungkin
dia sebelumnya sudah biasa mengajak perempuan lain ke vila ini,
sehingga pasangan suami istri ini tidak begitu peduli dengan siapa diriku.
Istri penjaga vila itu tidak membutuhkan waktu lama untuk menyajikan kopi
dan teh dalam teko, sementara suaminya di luar sana sedang sibuk
mencuci mobil, mungkin tugas ini sudah rutin dilakukannya saat mas Hide
datang berkunjung ke vilanya. Tak lama kemudian si istri kembali masuk ke
dalam ruangan dimana kami duduk sambil membawa kacang, singkong
dan jagung rebus. Seselesainya si bapak membersihkan mobil, mereka
pamitan. Rupanya mereka tau bahwa mas Hide tak ingin diganggu selama
bersamaku. Setelah beristirahat sejenak mas Hide mengajakku melihat2
vilanya. Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh
rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan
orang luar yang mau mengintip ke dalam.”Mau berenang?” tanyanya.
“Yuk”, jawabku. “Aku pake daleman bikini kok”. “Gak pake apa2 lebih baik”
katanya tersenyum. Aku langsung saja melepas tanktopku, kemudian
kulepas celana ketatku. Pakaian kuletakkan di dipan yang ada dipinggir
kolam. Dipan itu ada matras tipisnya dan dipayungi rimbunnya pohon. Dia
melotot memandangi tubuhku yang hanya berbalut daleman bikini. Karena
CDku mini, jembutku yang lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan
kanan CDku. Segera aku mencebur ke kolam, sementara dia membuka
kaos dan celananya, sehingga hanya memakai CD. Kontolnya kelihatan
besar, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDnya. Kemudian dia pun
nyebur ke kolam, menghampiriku dan memelukku.
Dia melepaskan CDnya, kontolnya yang besar dan lumayan panjang sudah
ngaceng keras sekali mengangguk2. Aku dinaikinya dan segera dia
mengarahkan kontolnya ke memekku. Perlahan dimasukkannya kepala
kontolnya. “Enak Mas..” kataku dan dia sedikit demi sedikit meneroboskan
kontolnya ke memekku yang sempit. Memekku terasa sesek karena
kemasukan kontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih kontolnya
mulai dienjot keluar masuk. “Terus Mas.. Kontolnya enak” erangku
keenakan. Dia terus mengenjot memekku sambil menyorongkan dadanya
ke mulutku. Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama dienjot, dia mengajak
tukar posisi. Sekarang aku yang diatas Kuarahkan memekku ke kontolnya
yang tegak menantang. Dengan liar aku kemudian mengenjot tubuhku naik
turun. Toketku yang montok bergoyang mengikuti enjotan badanku. Dia
meremas toketku dan menghisap pentilnya dengan rakus. “Mas..
Kontolnya besar, keras banget..”, aku terus menggelinjang diatas
tubuhnya. “Enak Nes?’ tanyanya. “Enak Mas.. entotin Ines terus Mas..” Dia
memegang pinggangku yang ramping dan menyodokkan kontolnya dari
bawah dengan cepat. Aku mengerang saking nikmatnya. Keringatku
menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya, “Ines bucat Mas” jeritku saat
tubuhku menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhku
lunglai menimpa tubuhnya. Dia mengusap-usap rambutku sambil mencium
bibirku. Setelah beberapa saat, kontolnya yang masih ngaceng dicabut dari
dari memekku. Aku ditelentangkannya, dan dia naik ke atasku. Kembali
memekku dijilatinya. Kedua lututku didorongkannya sedikit ke atas
sehingga bukit memek ku lebih menungging menghadap ke atas, pahaku
lebih dikangkangkannya lagi, dan lidahnya dijulurkan menyapu celah-celah
memekku. Lidahnya dijulurkan dan digesekkan naik turun diujung itil ku.
Aku hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas- remas kontolnya
dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari memekku
dengan lahap dihisapnya. Bibirnya terus mencium dan melumat habis bibir
memekku. Dapat kurasakan hisapan mulutnya yang kuat menghisap
memekku, lidahnya menjulur masuk ke dalam memekku dan sempat
menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutnya menekan
memekku, hidungnya yang mancung menempel dan menekan itilku. Aku
kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajahnya dengan
sengaja digeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungnya
tetap menempel di itilku dan bibirnya tetap mengulum bibir memekku
sambil lidahnya terus mengorek memek ku. Aku tak kuasa membendung
napsuku. “Oocch!Mas.. Teruu.. Uus! Aku bucat lagi mas”, suaraku semakin
parau saja. Kugoyangkan pantatku mengikuti irama gesekan wajahnya
yang terbenam di selangkanganku. Kujepit kepalanya dengan pahaku,
badanku menggigil hebat bagaikan orang kejang. Aku menarik nafas
panjang sekali, semua cairan memekku dihisap dan ditelannya dengan
rakus sekali hingga habis semua cairan yang ada di sekitar memekku.Dia
tetap dengan asyiknya menjilati memekku. Kemudian jilatannya naik ke
atas, ke arah perutku. Lidahnya bermain-main di pusarku, sambil
tangannya langsung meraba dan meremas kedua toketku, jilatannya juga
semakin naik menuju toketku. Jengkal demi jengkal jilatannya semakin
naik. Mulutnya sudah sampai ke dadaku. Kini giliran toketku dijilatinya,
mulutnya seakan ingin menelan habis toketku, lidahnya kini menari-nari di
ujung pentil ku. Jari tangan kanannya meraba-raba selangkanganku,
menggesek- gesek itilku hingga memekku basah lagi, nafsuku naik
kembali. Sementara tangan kirinya tetap meremas toketku dan tangan
kanannya tetap bergerilya di memekku, bibirnya kini mencium dan melumat
bibirku. Kubalas lumatan bibirnya dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku
masuk ke rongga mulutnya. Dia menghisap lidahku, secara bergantian dia
juga menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan
pula.
menahan nikmat yang sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Dan ternyata
benar juga, dia
memberikan aba-aba padaku bahwa dia akan ngecret. “Kita bucat sama-
sama..mas”, rintihku sambil mempercepat kocokan dan goyangan
pantatku. “Aa.. Aacch!” Akupun bucat lagi, kali ini secara bersamaan
dengan dia, bibir memekku berkedutan hingga meremas kontolnya. Air
maninya dan lendir memekku bercampur menjadi satu membanjiri
memekku. Karena posisiku berada diatas, maka cairan kenikmatan itu
mengalir keluar merembes melalui kontolnya sehingga membasahi
selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak
kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai
lemas di dipan. Posisiku tengkurap di sampingnya yang terkulai telentang
memandang rimbunnya dedaunan. “Mas, pinter banget sih ngerangsang
Ines bucat berkali2 bucat, udah gitu kontol mas kalo udah masuk terasa
sekali gesekannya, abis gede banget sih”, kataku. “Memekmu juga nikmat
sekali Nes, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke kontolku”,
jawabnya sambil memelukku. Kami berdua sempat tertidur cukup lama
karena kelelahan dan tiupan angin sejuk sepoi2. Ketika terbangun, kami
masuk ke vila karena dia mengajakku mandi. ”Kita mandi sama-sama yuk!”
ajaknya, “Badanku lengket karena keringat”. Kami masuk ke vila menuju ke
kamar mandi beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat.
Kamar mandinya tidak terlalu besar namun cukup bagus, ada ruangan
berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti
lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan shower,
aku dan dia saling berganSantin menggosok tubuh kami, demikian pula
saat menyabuni tubuh kami lakukan berganSantin, saling raba, saling
remas, bibir kami saling pagut bergantian.
Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tiba2 aku terbangun karena merasa
toketku ada yang mengelus2. Aku terbangun dan terkejut melihat pak Mat,
penjaga vila itu sedang duduk disebelahku dan sedang mengelus2 toketku.
“Pak, mau apa?” kataku marah. “Mau ngentot sama non”, jawabnya sambil
cengengesan. “Tadi bapak ngintip non dientot pak Hide di kolam renang,
bucat bapak napsu banget. Ketika bapak liat pak Hide pergi, makanya
bapak gak tahan lagi pengen ngentot juga sama non. Mau ya non”. Pak
Mat lalu meremas2 toket dengan napsunya. Aku hanya bisa diam dan
bengong. Karena aku terdiam dia terus saja meremas toketku, malah
sambil memlintir2 pentilku, perlahan pentilku mulai mengeras. Aku
memandangi wajah tuanya, masih tersisa kegagahannya di waktu muda.
“Non, toket non besar juga yah…, enak nggak diginiin?’ sambil tangannya
terus meremas-remas toketku. “Pak, aah”, napsuku makin meninggi. Heran
juga aku kok mau saja diremas2 sama penjaga vila yang sudah tua itu.
Sambil toketku diremasnya terus, dia menjilati seluruh tubuhku, mulai dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Dijilatinya pula toketku, disedotnya
pentilku sampai aku gemetar saking napsunya. Kakiku dan kedua pahaku
yg mulus itu dibukanya sambil dielus2 dengan satu tangan masih meremas
toketku. Setelah itu memekku dijilatin dengan lidahnya yg kasar.Rasanya
nggak keruan. Bukan hanya bibir memekku aja yg dijilatinnya, tapi lidahnya
juga masuk ke memekku, aku jadi menggelinjang nggak terkontrol,
wajahku memerah sambil terdongak keatas. Melihat napsuku sudah naik,
dia melepas seluruh pakaian dan celananya. Aku diam aja sambil
memperhatikan dengan seksama. Badannya yang kehitaman masih
nampak tegap berotot, dan kontolnya yang besar sekali sudah ngaceng
dengan keras. Ya ampun aku hampir tak dapat memegangnya dengan
kedua tanganku. Kontolnya lebih besar dari kontol mas Hide. “Dikocok
non”, pintanya, aku nurut saja dan mengocok kontolnya dengan gemas,
makin lama makin besar dan panjang. “Non diemut dong”, katanya
keenakan. Ngelunjak juga situa ini, udah dikocok sekarang minta diemut.
Dia berdiri disamping sofa dan aku duduk sambil mengarahkan kontol yg
ada digenggamanku ke arah mulut ku. Aku mencoba memasukkan
kedalam mulutku dengan susah payah, karena besar sekali jadi kujilati dulu
kepala kontolnya. Dia mendesah2 sambil mendongakkan kepalanya.
Kutanya “Kenapa pak”. “Enak banget, terusin non, jangan berhenti”,
ujarnya sambil merem melek kenikmatan. Aku teruskan aksiku, aku jilatin
kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku
terusin ke biji pelirnya, semua aku jilatin. Aku coba untuk memasukkan
kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku. Dia
memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan
pantatnya, mengentoti mulutku. Sedang tangan satunya lagi meremas
toketku sebelah kanan. gerakannya semakin lama semain cepat. Tiba2 dia
menghentikan gerakannya. Kontolnya dikeluarkan dari mulutku. Dia
menaiki tubuhku dan mengarahkan kontolnya ke toketku. “Non, bapak mau
ngerasain kontol bapak kejepit toket non yang montok ya”. Aku paham apa
yang dia mau, dan dia kemudian menjepit kontolnya di antara toketku.
“Ahh.. Enak non. Diemut enak, dijepit toket juga enak. Tinggal dijepit
memek yang belum”, erangnya menahan nikmat jepitan toketku. Dia terus
menggoyang kontolnya maju mundur merasakan kekenyalan toketku.
Sampai akhirnya “Aduh non, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di
mulut non ya”. “Jangan pak, di memekku saja”, jawabku. Aku tidak ingin
merasakan air maninya dimulutku, lebih baik dingecretkan di memekku,
aku juga bisa ngerasain nikmat. Diapun naik keatasku sambil
mengarahkan kontolnya ke memekku. Dia mulai memasukkan kontolnya
yang besar dan panjang itu ke memekku.Pantatnya semain didorong dan
didorong, sampai aku merem melek keenakan ngerasain memekku
digesek kontolnya. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar dan masuk
dimemekku yang sempit itu. “Wuah, non, sempit betul memekmu, tak
pernah terbayang dibenakku aku akan menikmati tubuh seorang
perempuan yang montok dan cantik. Ternyata ngentot dengan non lebih
enak dari segalanya. Untunglah pak Hide bisa ngentotin non”, dia
menggumam tak keruan. Aku mulai merasakan nikmat yg tak terkatakan,
luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri aku gerakkan pantatku
kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolnya yg keluar masuk, wuihh
tambah nikmat. Kulihat wajah tuanya menikmati sekali gesekkan kontolnya
di memekku. Tubuhnya yg hitam berada diatas tubuhku yang putih mulus,
bergoyang-goyang maju mundur, dia memperhatikan kontolnya sendiri
yang sedang keluar masuk di memekku. Selang beberapa saat, dia
mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging seperti
anjing, dan dia menyodokkan kontolnya dari belakang ke memek ku.
Nikmaat sekali permainan ini. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil
menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan
erat, aku merasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama dia
menggenjot memekku dari belakang seperti itu, makin lama makin keras
sehingga akhirnya aku bucat lagi “Pak, enjot yang keras, nikmat sekali
rasanya”, jeritku. Dia mengenjot kontolnya lebih cepat lagi dan kemudian
air maninya muncrat didalam memekku berulang-ulang, banyak sekali.
‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Aku merasa memekku agak membengkak
akibat disodok oleh kontolya yang besar itu. “Non, memek non luar biasa
deh cengkeramannya, nikmat banget non. Mimpi apa bapak semalem bisa
ngentotin non. Kerasa sekali gesekannya dikontol bapak, kapan ya bapak
bisa ngentot sama non lagi”, katanya sambil terengah2. Enak aja, pikirku.
Belum tentu juga mas Hide ngajak aku ke vilanya lagi. Harus kuakui dientot
pak Mat tidak kalah nikmatnya dari ngentot dengan mas Hide sekalipun.
Setelah istirahat beberapa saat, dia bertanya padaku “Gimana non? enak
kan?”. “Enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, memekku bucat sesek
kemasukan kontol bapak, abis gede banget sih”, jawabku. Dia mencabut
kontolnya yang sudah lemes dari memekku. Kontolnya berlumuran air
maninya dan cairan memekku. Mungkin saking banyaknya ngecretin air
maninya dimemekku.Dia pamit meninggalkan aku yang kelelahan dan
terkapar di sofa. Aku kembali kekamar dan tertidur lagi karena kelelahan
tapi nikmat sekali. Saking capenya dientot 2 lelaki, aku sampai gak
mendengar ketika mas Hide kembali. Aku terbangun ketika merasa bibirku
ada yang mengecup, kukira pak Mat kembali pengen mengentoti aku lagi,
ternyata mas Hide. “Cape ya Nes, tidurnya nyenyak betul”, katanya
tersenyum. Dalam hati aku bergumam, gimana gak mau capek, dientot 2
lelaki ya ngabisin enersi. tetapi aku tidak menceritakan apa yang aku alami
dengan pak Mat. Nanti pak Mat bisa dipecat karena ikut mengentoti
perempuan yang dibawa majikannya. Toh aku merasakan nikmat dientot
pak Mat. “Makan yuk, sudah lewat magrib. Tadi siang kan kamu cuma
makan buah”,ajaknya. “Aku mau siram2 badan dulu ya mas”‘ jawabku.
“Tadi kan udah mandi”, katanya. “Biar seger saja mas, gak lama kok”,
jawabku. Aku mengguyur badanku di shower beberapa saat kemudian
menyabuni tubuhku, menghilangkan keringatku yang bercampur dengan
keringat pak Mat. Selesai mandi, aku mengenakan blus dan rok mini yang
aku bawa dari rumah, dalemannya aku pakai yang tipis dan minim.
Malam itu, ternyata dia membawa sopir, Mail namanya, masih muda dan
dari mukanya tampak mengagumi keseksianku. Mail tinggal disekitar vila,
rupanya dia sering disuruh nyetirin mobil mas Hide. Memang aku
mengenakan blus yang berdada rendah sehingga belahan toketku
menyembul keluar. “Nes, Mail dari tadi ngeliatin kamu terus tuh” katanya
berbisik.”Ah.. Masa sih” jawabku tertawa. “Iya tuh.. Lihat aja di kaca spion”.
Memang terkadang Mail melirik kaca untuk melihatku yang duduk di kursi
belakang bersama mas Hide. Melihat itu, rasa isengnya pun muncul. “Kita
godain yuk..” ajaknya sambil merengkuh pundakku. Dia mengelus-elus
pundakku. “Jangan ah.. Malu” jawabku. “Nggak apa deh.. Coba aja..”
katanya sambil mulai menciumi pipiku. Aku kemudian tak menolak dan
kamipun berciuman. Mail tampak makin sering melirikkan matanya lewat
kaca. “Awas. Nanti nabrak gimana” bisikku sambil tertawa. Dia mencium
bibirku kembali dan menjilati leherku. Belahan toketku diusap2nya,. Kulihat
Mail melotot lewat kaca spion melihat adegan itu. Blusku dibukanya,
sehingga aku hanya mengenakan bra yang tipis. pentilku tampak menonjol,
sudah mengeras. Perlahan dia menciumi toketku. Aku mulai mendesah
perlahan ketika pentilku dihisapnya dari balik braku. Mobil pun terasa
berjalan makin perlahan. Setelah puas menikmati toketku, dia menciumku
kembali. “Tuh lihat dia udah terangsang Nes..” katanya. “Mas nakal ihh..”
jawabku manja. “Kamu ganSantin dong.. Hisap kontolku” katanya
lagi.Sambil tertawa kubuka retsleting celananya sekaligus dengan CDnya,
sehingga kontolnya yang sudah tegang membengkak mencuat keluar.
Kontolnya mulai kukocok-kocok perlahan. Kulihat Mail menonton adegan
kami engan penuh nafsu. Dia mendorong kepalaku ke arah kontolnya.
“Isep Nes..” desahnya ketika mulutku mulai mengulum kepala kontolnya.
Kontolnya kukocok2 perlahan. “Nikmat Nes” erangnya. Dia menyibakkan
rambut yang menutupi wajahku, sehingga Mail dapat melihat dengan jelas
tonjolan dipipiku yang disesaki kontolnya. “Terus Nes, enak banget.., ”
katanya lagi. Akupun mengeluarkan kontolku dari mulutnya dan mulai
menjilatinya. Kemudian kontolnya kujejalkan dalam mulutku. Dia mengelus-
elus rambutku, ketika mulutku memompa kontolnya. Tidak lama, karena
kita sudah bucat ditempat makan. Kami mengisi perut sekenyangnya.
Dalam perjalanan pulang ke vila, mas Hide malah lebih gila lagi. Rupanya
selama makan napsunya tetep berkobar2 sehingga kontolnya ngaceng
terus. aku disuruhnya duduk di atas pangkuannya sambil menghadap ke
depan. Dia menciumi pundakku, ketika dia menyibakkan rokku dan CDku
dan mengarahkan kontolnya yang sudah berdiri tegak lepas dari CDnya, ke
memekku. “Ohh.. mas, besarnya.. Enak.. Ahh.. entotin Ines mas”, desahku.
Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, gerakannya terbatas
karena aku ada pangkuannya. Braku dilepasnya dan toketku yang
berayun-ayun seirama enjotannya diremasnya. mengenjot memekya.
Kulirik kaca spion dan tampak Mail melotot menyaksikan aku yang sedang
mendesah-desah nikmat di atas pangkuan mas Hide. “Ohh.. Mas.. Enak
Mas.. Enjot terus mas..” kataku sambil melingkarkan tanganku ke belakang
merengkuh kepalanya. Dia menciumku bibirku sebentar dan kemudian
menghisap toketnya sambil terus mengenjot memekku. “Ohh mas.. enak
banget.. besar banget.. ” eranganku semakin menjadi, dan tak lama aku
pun menjerit. Tubuhku menggelinjang-gelinjang dalam dekapannya. Tak
lama, diapun mengerang nikmat ketika ngecret dalam memekku. Kamipun
melepas lelah sejenak sambil berciuman kembali. “Enak ya Mas” kataku
sambil mengenakan kembali blusku, braku tidak kupakai lagi. Dia
membereskan CD dan celananya. “Luar biasa” jawabnya. “Mail enak ya
dapat pemandangan gratis” kataku sambil tertawa.
rasa nikmat yang menggebu2, kupeluk dia semakin kencang dan akhirnya
“ayoo…. maaaaaaaass…. akuuuuuuu….mauuuuuuu…… keluaaaaaar….
maaaaas” “Tungguuuuuu….. Nes…….kitaaaaaa… .samaaaaa…
samaaaa”, sahutnya sambil mempercepat lagi gerakan kontolnya.
“Adduuuuuuhh… maaaaas….. Ines… nggaaaaak…… … tahaaaaaaaaan…
maaaaaas… ayooooooo….. se…. karaaaaaang…” , sambil melingkarkan
kembali kakiku di punggungnya kuat2. “Nes…… … akuuuuu…
jugaaaaaaaaaaa…”, dan terasa …… creeeeeeet….creeeeeet….
crrreeettt..air maninya muncrat keluar dari kontolnya dan tumpah didalam
memekku. Terasa dia menekan kuat2 kontolnya ke memekku. Dengan
nafas yang terengah engah dan badannya penuh dengan keringat, dia
terkapar diatasku dengan kontolnya masih tetap ada didalam memekku.
Setelah nafasku agak teratur, kukatakan didekat telinganya “Mas……
terima kasih ya. Ines puas banget barusan,” sambil kukecup telinganya.
Dia tidak menjawab atau berkata apapun dan hanya menciumi wajahku.
Setelah diam beberapa lama lalu aku diajaknya membersihkan badan di
kamar mandi dan terus tidur sambil berpelukan.