You are on page 1of 29

Laporan kasus

Rinitis alergi
Oleh:
Jessie Widyasari
Pembimbing:
Dr. Sondang BRS, Sp.THT, MARS
Bagian THT RSUD Cianjur
1
Identitas pasien
• Nama : EA
• Usia : 19 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Ciranjang
• Tanggal MRS : 12-07-2010

2
Anamnesa

Keluhan utama :
hidung beringus sejak >6 tahun
ini

Keluhan tambahan:
bersin-bersin, pusing, mata
kadang berair dan sakit

3
Riwayat penyakit sekarang

• Hidung meler dirasakan ketika pagi


dan malam atau cuaca dingin
• Ingus berwarna jernih, agak kental,
tidak berbau

4
Riwayat penyakit dahulu

Pasien juga alergi terhadap debu sehingga


kulit menjadi merah dan gatal

5
Riwayat pengobatan
- Sudah pernah berobat dan sembuh
kemudian kambuh lagi

Riwayat penyakit keluarga


- Ayah menderita asma

6
Pemeriksaan fisik

• KU : sakit ringan
• Kesadaran : compos mentis
• Tanda vital
- Nadi : 84 x/menit
- Pernapasan: 20 x/menit
- Suhu : afebris
- TD : 110 / 70 mmHg
7
Status generalisata
• Kepala : normocephal
• Mata : pupil isokor +/+, konjungtiva anemis
-/-, sklera ikterik -/-
• Hidung :
• Telinga : lihat status
• Tenggorokan : lokalis
• Leher :

8
Thorax : simetris
pulmo : vesikuler
kor : BJ 1 dan 2 murni reguler
Abdomen :
datar, lembut, hepar/lien tak teraba
pembesaran
Ekstremitas:
akral hangat, RCT <2 detik

9
Status lokalis THT

Aurikula dekstra sinistra :

KAE : tenang, sekret -/-


MT : intak +/+, hiperemis -/-, RC +/+
RA : tenang
Nyeri tekan tragus : (-)

10
Kavum nasi

Mukosa : hiperemis +/+, sekret -/-


Konkha : hipertofi +/+, livid +/+
Septum Nasi: lurus
Pasase Udara : + / +
Massa :-/-

Rinoskopi posterior : Tidak dilakukan

11
Nasofaring/orofaring

Mukosa : tenang, granula (-)


Tonsil : T I /T I, tenang (-), kripte tidak
melebar -/-, detritus -/-, perlengketan
-/-

Laringoskopi indirek : tidak dilakukan

12
bentuk : simetris,
parese Nervi craniales :
Maksilo
(-)
fasial
Leher

KGB
- submental
- Submandibula
- rantai jugular (---)
- Jugulo digastrik
- supraklavikula

13
Usulan Pemeriksaan
• transiluminasi
• hitung eosinofil
• prick test atau skin test

14
Diagnosis
• Diagnosa kerja:
– Rinitis alergi + Faringitis kronis

• Diagnosis banding:
– Rinitis vasomotor
– Rinitis hipertrofi

15
Penatalaksanaan
Medikamentosa Non-medikamentosa

Antihistamin Hindari kontak alergen

Dekongestan Olah raga

Kortikosteroid Mandi dengan air hangat

Antibiotik Istirahat

Imunomodulator Makan 4 sehat 5 sempurna

16
Pembahasan

17
- Alergi debu
- Mata berair dan sakit - Riwayat dermatitis
- Bersin-bersin, pusing atopi (+)
- Ayah menderita
cuaca dingin
- Hidung beringus pagi dan malam atau
asma

Rinitis alergi

Mukosa : hiperemis +/+, sekret -/-


Konka : hipertofi +/+, livid +/+
Septum nasi : lurus
?
Pasase udara: + / +
Massa : - / -

18
Tinjauan pustaka

19
Definisi

Kelainan pada hidung dengan gejala


bersin-bersin, rinore, hidung gatal, dan
tersumbat setelah mukosa hidung terpapar
alergen yang diperantarai oleh IgE (WHO
ARIA, 2001).

20
IL 3, IL 4, IL 5
Patofisiologi dan IL 13

Th 1 Th 2
Alergen masuk
Sel limfosit  IgE

Mengaktifkan Th0
Ditangkap Mengikat alergen spesifik 
makrofag degranulasi  mediator terlepas

Prostaglandin, RAFC
Membentuk Melepas IL 1 leukotrien, PAV
fragmen pendek
peptida Hipersekresi,
Histamin hidung
Komplek tersumbat
peptida
MHC kelas II
Molekul HLA kelas II kemotaktik Eusinofil,
netrofil >>>

21
Klasifikasi
• Berdasarkan cara masuknya:
– alergen inhalan: debu, tungau, serpihan, bulu
– alergen inhalan: susu, telur, coklat, ikan, udang
– alergen injektan: penisilin, sengatan lebah
– alergen kontaktan: kosmetik, perhiasan

22
Klasifikasi Rinitis alergi berdasarkan
rekomendasi
WHO Initiative ARIA 2000

23
Gejala Klinik

• bersin berulang
• rinore
• hidung tersumbat dan gatal
• mata gatal dan lakrimasi
• allergic salute
• allergic crease
24
Diagnosis
• rinoskopi anterior
– mukosa edema, basah,
berwarna pucat atau livid,
sekret encer dan banyak
• hitung eosinofil
– normal/meningkat
– IgE total
• uji kulit

25
Penatalaksanaan
• Simtomatis
– antihistamin
– kortikosteroid
– dekongestan
– ipratropium bromida
• Operatif  konkotomi
• Imunoterapi  desentisasi dan hiposensitisasi

26
Non-medikamentosa

Menghindari pencetus (alergen)


• Amati benda-benda apa yang menjadi
pencetus (debu, serbuk sari, bulu)
• Jika perlu, pastikan dengan skin test
• Jaga kebersihan rumah, jendela ditutup,
hindari kegiatan berkebun. Jika harus
berkebun, gunakan masker wajah
27
Komplikasi
• Polip hidung
• Otitis media yang sering residif
• Sinusitis paranasal

28
Terima kasih

29

You might also like