Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ii
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : Kamis
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Anggota Penguji
iv
iii
Kelentukan
Togok
Kekuatan
Otot Perut
Korelasi
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik di kota-kota
Para ahli sepakbola sepakat bahwa faktor penting dan berpengaruh serta
yang harus dikuasai oleh para pemain lain (Djawad dkk., 1981:1). Penguasaan
teknik dasar merupakan suatu prasyarat yang harus dimiliki oleh setiap pemain,
baik dan sempurna, pemain dapat melaksanakan taktik permainan dengan mudah
karena pemain tersebut mempunyai kepercayaan pada diri sendiri cukup tinggi
dan setiap pengolahan bola yang dilakukan tidak banyak membuang tenaga yang
bermain dengan baik, jika setiap pemainnya memiliki keterampilan yang dapat
digunakan dalam permainan sepakbola, menyundul bola adalah suatu teknik yang
sangat penting dalam permainan. Pemain bola harus mahir menyundul bola
aspek teknik penting dalam permainan sepakbola, hal ini tercermin dari gol yang
tecipta ke gawang lawan sebagai hasil dari sundulan kepala pemain yang
sangat dibutuhkan dalam menghalau serangan melalui udara. Oleh karena itu para
pemain baik pemain depan, pemain tengah, pemain belakang dan bahkan penjaga
gawang harus mahir menyundul bola dengan berbagai cara menurut kebutuhan.
Fungsi dan tujuan menyundul bola adalah : 1) untuk memberi umpan kepada
teman, 2) untuk membuat gol, 3) untuk menghentikan bola hanya kalau amat
perlu (Djawad, 1976 : 23). Kemampuan menyundul bola secara terarah bertambah
penting artinya dalam permainan apabila lawan bermain dengan sistem bertahan.
Pola permainan bertahan tersebut dapat diterobos dengan pola penyerangan lewat
atas atau udara yang memanfaatkan sundulan, Sebaliknya agar pemain penyerang
mampu menyundul bola dengan baik. Memperhatikan aspek manfaat yang dapat
menyundul bola yang berdaya guna dan tepat guna sangat diperlukan. Menyundul
bola harus dilakukan dengan kening. Pandangan mata harus ditujukan kepada
beberapa hal tentang penguasaan teknik dasar menyundul bola yaitu : 1) lari
daerah pinggang. Kemudian dengan menggerakkan seluruh tubuh yang terdiri dari
daya ledak otot perut, dorongan panggul dan kaki (lutut bengkok lalu diluruskan)
badan diayunkan atau dihentakkan ke depan sehingga dahi tepat mengenai bola
berbagai cara, seperti posisi berdiri, cara sambil terbang (melayang), cara sambil
meloncat (jump header) yaitu meloncat ke atas untuk menyundul bo1a. Teknik
menyundul sambil meloncat (Jump header) dapat dilakukan dalam keadaan bo1a
koordinasi yang tepat antara 1) gerakan, 2) waktu lompatan yang tepat, dan 3)
dilakukan cara berdiri diperlukan aspek kekuatan otot perut yang dikoordinasikan
kelentukan akan memberikan sudut gerakan badan dalam ayunan. Kedua aspek
4
pada luas tidaknya ruang gerak sendi-sendi tubuh. Lentuk tidaknya seseorang
ditentukan oleh besar atau kecilnya sendi-sendi tubuh dalam bergerak, dan
seseorang dikatakan memiliki kelentukan togok yang baik jika orang tersebut
mempunyai luas gerak bagian togok yang sangat luas dalam sendi-sendinya dan
elastisitas otot perut dan otot punggung yang baik, Kelentukan merupakan salah
satu aspek kondisi fisik yang sangat penting dalam pencapaian prestasi optimal.
banyak menuntut banyak ruang gerak sendi seperti senam, loncat indah, beberapa
dalam usaha mendapat hasil sundulan yang maximal akan membantu gerak atau
ayunan tegak ke depan dengan cepat.yang dihasilkan oleh kontraksi otot perut
bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot perut dan kelentukan togok dengan
Semarang”. Adapun dasar lain pengambilan judul tersebut adalah sebagai berikut :
sepak bola
5
B. Permasalahan
3. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot perut dan kelentukan togok
C. Tujuan Penelitian
1. Hubungan kekuatan otot perut dengan menyundul bola posisi berdiri pada
Tahun 2004
D. Penegasan Istilah
memperoleh gambaran yang jelas yang mengarah pada tujuan penelitian, maka
1. Hubungan
1976 : 362)
(Depdikbut, 1997 : 5). Otot menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990:632)
adalah urat yang besar atau jaringan kenyal di tubuh manusia untuk
dada (KBBI, 1990 : 676). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kekuatan
7
otot perut adalah gerakan-gerakan kontraksi otot perut dalam melakukan gerakan
3. Kelentukan
Kelentukan merupakan salah satu aspek kondisi fisik yang sangat penting
cabang olahraga yang banyak menuntut ruang gerak sendi seperti senam.
4. Kelentukan togok
menyesuaikan diri dalam segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. (M.
Satoyo, 1987 : 17). Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat (flexibility)
persendian pada seluruh tubuh. Togok menurut kamus besar bahasa Indonesia
ini adalah kemampuan melentukkan togok atau batang tubuh sedemikian rupa
sehingga berbeda dalam sikap anatomis yaitu lurus antara batang tubuh dengan
tungkai.
seperti dengan cara berdiri, cara sambil terbang (melayang), cara sambil
melompat (jump hearder) yaitu meloncat ke atas untuk menyundul bola. Teknik
menyundul dengan cara berdiri dapat dilakukan dalam keadaan bola melambung
tersebut di atas adalah hubungan yang dimiliki kekuatan otot perut dan kelentukan
togok dengan kemampuan menyundul bola posisi berdiri pada mahasiswa putra
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil pelaksanaan penelitian bagi dosen
pengampu mata kuliah sepak bola, pemain, pelatih dan para peminat olahraga
dengan cara berdiri. Selain hal itu diharapkan dapat memberikan sumbangan
informasi positif bagi para pelatih sepakbola dan guru pendidikan jasmani dan
latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dasar menyundul bola dengan
cara berdiri. agar latihan yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
BAB II
A. Permainan Sepakbola
sepakbola di Indonesia semakin pesat karena pembinaan dilakukan sejak usia dini
melalui sekolah-sekolah sepak bola (SSB) yang tersebar di segenap penjuru tanah
air.
oleh pemain. Faktor yang penting dan berpengaruh serta dibutuhkan dalam
bola, lemparan ke dalam, gerak tipu dan teknik khusus penjaga gawang. Salah
satu teknik dasar penting dalam permainan sepakbola adalah teknik dasar
menyundul bola, karena teknik menyundul tidak hanya dibutuhkan oleh pemain
depan, namun juga diperlukan pemain belakang, pemain tengah dan bahkan oleh
penjaga gawang.
menyundul bola untuk mengoper bola ke rekannya, untuk mencetak gol dengan
9
10
mengarahkan bola ke gawang lawan, atau untuk membuang bola yang mengarah
menyundul bola merupakan salah satu teknik yang diperlukan bagi seorang
pemain. Menyundul bola merupakan salah satu aspek teknik yang seringkali
dilupakan oleh para pelatih dan pemain, sehingga jarang diberikan dalam program
sepakbola terciptanya suatu gol dari sundulan kepala merupakan sesuatu yang
menarik.
Menyundul bola merupakan salah satu aspek teknik dasar yang sangat
harus dikuasai oleh para pemain, baik pemain depan, pemain tengah, pemain
belakang dan bahkan penjaga gawang harus mahir menyundul bola dengan
seperti dengan cara berdiri, cara sambil terbang (melayang), cara dengan
dengan cara berdiri dilakukan bola dalam keadaan melambung di atas kepala.
akan memberikan sudut gerakan badan dalam ayunan. Kedua aspek tersebut
kelentukan togok, dan keterampilan menyundul bola dengan cara berdiri menarik
Permainan sepakbola ini menurut Pagano dan Marien (1997 : 1) telah diketahui
berusia ribuan tahun. Namun pencipta permainan ini sampai sekarang tidak
diketahui.
bola bagi penjaga gawang (Sucipto, 2000 : 8). Semua gerakan-gerakan tersebut
terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan
gerak non lokomotor, dan gerak manipulatif. Gerak lokomotor dalam permainan
meloncat, dan meluncur (Sucipto dkk., 2000 : 8). Gerak non lokomotor dalam
bola, dan menangkap bola bagi penjaga gawang, atau lemparan ke dalam untuk
kemasukan bola. Untuk mencapai tujuan itu seorang pemain harus memiliki
mental.
penguasaan teknik dasar sepakbola oleh para pemainnya". Josef Sneyers (1990 :
10) mengatakan bahwa "Dilihat dari segi teknis, mutu permainan suatu
sepakbola, akan tetapi semua pendapat itu tidak bertentangan dan saling
dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) teknik-teknik gerakan tanpa bola, terdiri
13
dari (a) lari dan mengubah arah; (b) melempar dan meloncat; (c) gerak tipu tanpa
bola. 2) Teknik-teknik gerakan dengan bola, terdiri : (a) menendang bola; (b)
menerima bola; (c) gerak tipu dengan bola; (d) merebut bola; (e) teknik penjaga
menjadi dua bagian, yaitu : 1) teknik tanpa bola, terdiri dari (a) lari; (b) lompat;
(c) gerak tipu dengan badan; (d) gerakan khusus bagi pemain belakang. 2) Teknik
dengan bola terdiri dari : (a) menendang bola; (b) mengontrol bola; (c) membawa
bola; (d) menyundul bola; (e) gerak tipu dengan bola; (f) merebut bola; (g)
yang harus dikuasai dengan baik dan sempurna adalah : 1) teknik tanpa bola,
terdiri dari (a) lari cepat tanpa mengubah arah; (b) melompat atau meloncat; (c)
gerak tipu tanpa bola; (d) gerakan-gerakan khusus penjaga gawang. 2) Teknik
dengan bola terdiri : (a) menendang bola; (b) menerima bola; (c) menggiring bola;
(d) menyundul bola; (e) gerak tipu dengan bola; (f) merampas bola; (g) lemparan
atas dua bagian yaitu : 1) teknik badan terdiri dari (a) cara berlari; (b) cara
melompat; (c) gerak tipu badan. 2) Teknik bola, terdiri dari (a) menendang bola;
(b) menahan bola; (c) menggiring bola; (d) gerak tipu badan dengan bola; (e)
merebut bola; (e) menyundul bola; (f) lemparan kedalam; (g) penjaga gawang
sepakbola adalah : 1) teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola,
terdiri dari : (a) lari cepat dan mengubah arah; (b) melompat dan meloncat; (c)
gerak tipu tanpa bola. 2) Teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan dengan
bola, terdiri dari : (a) menendang bola; (b) menerima bola; (c) menggiring bola;
(d) menyundul bola; (e) melempar bola; (f) gerak tipu dengan bola; (g) merebut
Teknik menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar yang penting
dalam permainan sepakbola, oleh karena itu harus dikuasai oleh setiap pemain.
lawan bermain dengan sistem bertahan, sehingga ruang gerak hanya ada lewat
kepala. Banyak gol yang secara langsung atau tidak langsung tercipta dari duel di
udara. Pemain yang sangat ahli dalam menyundul bola sangat dicari kesebelasan
manapun juga di dunia ini, karena tidak banyak pemain yang mampu menyundul
bola secara terarah pada saat sedang dijaga ketat oleh pemain lawan. Situasi
pemain belajar melonjak (meloncat) dengan tolakan pada kaki kiri kaki kanan,
mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola.
Ditinjau dari posisi tubuhnya, menyundul bola dapat dilakukan sambil berdiri,
melompat, dan sambil meloncat. Banyak gol tercipta dalam permainan sepakbola
15
menyundul bola dilakukan melalui tiga cara yaitu : 1) menyundul bola sambil
melayang.
Analisis menyundul bola sambil berdiri adalah sebagai berikut : 1) posisi badan
tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu atau salah satu kaki maju ke depan dan
leher, 4) dengan gerakan bersamaan otot-otot perut, dorongan panggul, dan kedua
depan dan menghadap sasaran, 6) salah satu kaki maju ke depan sebagai gerak
bola; 2) Pada saat mencapai titik tertinggi atau terjauh, badan dilentingkan, otot-
otot leher dikontraksikan, pandangan ke sasaran dan dagu merapat dengan leher;
Gambar 1.
(Sucipto,2000 : 33)
ke depan dan mendarat dengan kedua kaki secara eksplosif. Adapun untuk
khususnya bagian dahi (kening) untuk menerima bola. Oleh karena itu seorang
pemain bola harus mahir menyundul bola dengan berbagai cara menurut
kebutuhan. Adapun fungsi dan tujuan dari menyundul bola antara lain adalah
17
untuk : 1) untuk memberi umpan kepada teman, 2) untuk membuat got, 3) untuk
Gambar 2.
(Sucipto,2000 : 34)
Menyundul bola dengan cara meloncat agar menghasilkan jarak yang jauh,
seorang pemain harus ditunjang dengan kemampuan fisik yang prima atau baik
terutama sekali kemampuan daya ledak otot tungkai dan kelentukan togok. Oleh
karena itu program latihan yang diberikan harus mencakup latihan-latihan yang
18
berorientasi pada daya ledak dan kelentukan togok. Teknik menyundul bola
dengan meloncat (jump header) dilakukan pada saat bola melambung di udara.
1997:87).
sudut gerakan badan dalam ayunan. Kedua aspek tersebut merupakan satu
bola, sehingga mampu meng-hasilkan unjuk kerja yang optimal. Berkaitan dengan
hal tersebut, maka diperlukan tingkat kondisi fisik yang baik agar unjuk kerja
2. Pengertian Kekuatan.
perlu latihan kondisi fisik dasar dan bersifat umum yang harus diberikan jauh
daya ledak.kelenturan dan daya tahan khusus serta umum (M.Sayoto, 1989 : 23).
yang dimaksud kekuatan menurut Harsono (1982 : 49) strength atau kekuatan
19
ketegangan otot dalam kontraksi yang maksimal. Dari ketiga pendapat tersebut
dalam usahanya menahan beban atau pekerjaan dalam waktu yang relatif pendek.
Jadi kekuatan suatu otot di dasar atas : 1) dipengaruhi oleh unsur-unsur struktural
otot khususnya volume (isi); 2) semakin jelas bahwa kekuatan otot ditentukan
oleh kwalitas faktor tidak sengaja kepada otot atau kelompok otot yang
adanya kekuatan namun masih ada komponen fisik yang mendukung yaitu power,
oleh karena di dalam power kecuali ada kekuatan terdapat pula kecepatan. Power
adalah hasil dari Forcexvelocity, di mana force adalah sama (equivalent) dengan
strength dan velocity. (Suharno, 1982 : 49). Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pemain atau atlet yang mempunyai power adalah atlet yang
kecuali kuat juga cepat. Bertambah kekuatan akan pula berarti bertambahnya
menjadi dua golongan besar, yaitu serabut otot cepat (fast twitch fibres = FT
fibres) dan serabut otot lambat (slow twitch fibres = STfibres). Kedua jenis otot
tersebut berbeda dalam kecepatan kontraksi (Mc. Ardle, et. all., 1981 : 243-247;
Serabut otot yang lebih kuat untuk bekerja secara aerobik disebut tipe I
atau serabut otot merah atau serabut otot lambat. Serabut otot yang lebih kuat
untuk bekerja secara anaerobik disebut tipe II atau serabut otot putih atau serabut
otot cepat. Pembagian jenis serabut otot menjadi beberapa macam tipe didasarkan
pada karakteristik metabolik dan kecepatan kontraksi (Me. Ardle, et. All., 1981 :
243-247).
enzim yang diperlukan untuk memecah lemak dan karbohidrat secara sempurna
menjadi karbondioksida (C20) dan air CHbO). Penyediaan energi melalui proses
lebih banyak dibandingkan dengan serabut otot lambat (tipe I). Keadaan tersebut
sehingga proses kontraksi yang dihasilkan dapat berlangsung secara cepat. Dalam
akan cepat habis dan menimbulkan kelelahan. Serabut otot putih memiliki ciri
utama yaitu cepat dalam menjawab rangsangan dan puncak kekuatan yang
dihasilkan lebih besar dari otot merah (Fox, 1993 : 97). Soekarman (1987:29)
membedakan sifat kedua jenis otot tersebut seperti terlihat pada label 1.
Persentase otot cepat dapat meningkat dan persentase otot lambat dapat
aerobik persentase otot lambat meningkat dan persentase otot cepat menurun.
Namun jika otot merah dilatih maka efek atau pengaruh dari latihan yang
diberikan tidak banyak berpengaruh pada serabut otot putih, sebaliknya latihan
tersebut ditujukan kepada serabut otot putih maka serabut otot merah ikut terlatih
Tabel 1
Perbandingan Sifat Otot Lambat dan Otot Cepat
Memahami tentang jenis dan sifat serabut otot yang digunakan dalam
aktivitas kontraksi otot, maka dapat dijelaskan bahwa jenis serabut otot yang
digunakan unjuk kerja kecepatan dan kekuatan adalah serabut otot cepat (tipe II),
karena jenis serabut otot cepat (tipe II) ini dapat menampilkan kontraksi otot
kehidupan berasal dari matahari. Melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan hijau, energi matahari tersebut diubah menjadi energi kimia. Energi
tumbuhan dan hewan (Soekarman, 1987 : 12). Energi yang dihasilkan dari proses
oksidasi bahan makanan tidak dapat digunakan secara langsung untuk kontraksi
otot, tetapi terlebih dahulu energi ini membentuk senyawa kimia berenergi tinggi
oleh darah ke seluruh bagian sel yang memerlukan energi (Fox, 1993 : 97).
Otot merupakan salah satu alat tubuh yang menggunakan ATP sebagai
gerakan sebagai aktivitas fisik. ATP paling banyak tertimbun dalam sel otot
dibandingkan dengan jaringan tubuh yang lain, akan tetapi ATP yang tertimbun
dalam otot jumlahnya sangat terbatas, yaitu sekitar 4-6 mm/kg berat badan. ATP
yang tersedia ini hanya cukup untuk aktivitas cepat dan berat selama 8-30 detik,
23
sehingga untuk aktivitas yang lebih lama dari waktu tersebut perlu dilakukan
dari serabut otot cepat dan penyediaan energi melalui proses anaerobik. Kapasitas
kerja yang cepat dan kuat. Dengan demikian kecepatan dan kekuatan yang
merupakan unsur utama dari daya ledak. Selain tergantung dari besarnya jumlah
serabut otot cepat, unjuk kerja / gerakan menyundul bola juga tergantung pada
dan tertimbun di dalam otot seperti halnya ATP, maka sistem ini disebutjuga
sistem fosfagen.
sel. Pada saat ATP digunakan, maka PC akan segera terurai dan membebaskan
energi, sehingga terjadi resintesis ATP. ATP dipecah pada saat kontraksi otot
( ADP + pi ) oleh adanya energi yang berasal dari simpanan PC. Penyediaan
energi dengan system tersebut hanya dapat dipergunakan atau dipakai selama
3-8 detik (Soekarman, 1987 : ll). Adapun persamaan reaksi peristiwa sistem ATP-
1993:).
Lebih lanjut Fox (1988 : 185) menyatakan bahwa kebaikan dari sistem
ATP-PC adalah : 1) tidak tergantung pada reaksi kimia yang panjang; 2) tidak
Selain sistem ATP-PC yang digunakan dalam unjuk kerja daya ledak,
system lain yang digunakan adalah sistem glikolisis anaerobik. Sistem glikolisis
pembentukan energi glikolisis anaerobik terjadi setelah cadangan ATP yang telah
dipakai selama 3-8 detik habis dan tidak dapat dipenuhi lagi oleh system
oksigen dengan sistem glikolisis (asam laktat). Adapun ciri dari proses glikolisis
berkontraksi.
1. Proses anaerob
2. Proses aerob
berlangsung selama 1-3 menit, energi yang digunakan terutama dari proses
segala aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas.
lentuk tidaknya seseorang ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-
ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan
William (1990 : 87) menyatakan bahwa kelentukan sangat berguna sekali dalam
tindakan preventif mengatasi cidera dan perbaikan postur yang buruk. Harsono
26
B. Hipotesis
salah, akan menolak jika fakta-fakta membenarkan (Sutrisno Hadi, 1991 : 63).
Berdasar pada beberapa landasan teori yang telah diuraikan, maka hipotesis
Tahun 2004.
2004.
BAB III
METODE PENELITIAN
cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya untuk menjaga agar
pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai nilai ilmiah
dalam penelitian ini adalah metode survei. Berkaitan dengan metode penelitian
A. Populasi Penelitian
: 102). Adapun populasi yang menjadi subyek penelitian adalah para Mahasiswa
27
28
putra semester IV PKLO FIK UNNES Semarang tahun 2004 yang berjumlah 34
B. Sampel Penelitian
ancar-ancar, maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua,
luasnya pengamatan dari setiap subyek karena hal ini menyangkut banyak
sedikitnya data; 3) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk
penelitian yang resikonya besar, jika sampelnya besar hasilnya akan lebih baik.
C. Variabel Penelitian
1.Variabel bebas (independent variabel) meliputi : 1) kekuatan otot perut hasil tes
dan pengukuran baring tidur (sit-up) dalam 30 detik dilakukan 3x diambil jumlah
veriabel hasil tes dan pengukuran kemampuan besaran sudut togok yang
D. Rancangan Penelitian
3.
1. menyundul bola
kekuatan otot perut (Xi)
3. cara berdiri
1. γ x1 – Y; 2. γ X2 – Y ; 3 γ X,1,2 - Y
Gambar 3.
Desain Penelitian
30
Penjaringan data dilakukan dengan metode survey dengan teknik tes dan
pengukuran, yaitu tes kekuatan otot perut, tes kelentukan togok, dan tes
F. Prosedur Penelitian
tahapan untuk mengukur variabel prediktor (X). Setelah istirahat 1 hari dilakukan
Pelaksanaan:
90°. Kedua tangan dilipat dan ditetakkan di belakang kepala, dengan jari tangan
saling berkaitan dan kedua tangan menyentuh lantai. Salah seorang teman testee
membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki testee
tidak terangkat. Pada aba-aba "ya", testee bergerak mengambil sikap duduk,
31
Lakukan gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa istirahat dalam waktu 30 detik.
Untuk lebih jelas mengenai pelaksanaan tes baring duduk dapat dilihat pada
Gambar
Sikap baring duduk (sit-up)
Sumber : NURHASSAN.2001 : 142 : 143
G. Tes Fleksibilitas
Tabel 2
Keuntungan dan kerugian mengukur kelentukan togok
Keuntungan Kerugian
- Kemungkinan lentingan ke
belakang berlebihan
33
Pelaksanaan
Peralatan : Penggaris yang diberi tanda pada 6 dan 12 inci dan matras.
Posisi awal : Siswa menelungkup, kedua tangan di belakang paha dan ujung kaki
lurus.
sebentar untuk diukur (jangan memberi saran untuk mengangkat badan melebihi
menurunkan badannya. Dua kali kesempatan dengan nilai paling tinggi yang
dicatat.
Penilaian : Nilai adalah ketinggian badan / dagu yang bisa diangkat dari lantai,
diukur dari dagu ke lantai, dicatat sampai inci paling dekat. Apabila diangkat
untuk menanduk bola dari satu tempat ke tempat lain sejauh mungkin dengan
H. Instrumen Penelitian
tes baring duduk 30 detik untuk mengukur kekuatan otot perut; 2) Angkat badan
Subyek atau sampel penelitan adalah para pemain yang belum menguasai
dengan baik dan benar. Menyundul bola dengan cara berdiri merupakan salah satu
materi latihan dari keseluruhan program yang diberikan dalam skala persentasi
membutuhkan waktu yang relatif lama dan frekuensi latihan yang memadai,
J. Analisis Data
melakukan uji analisis terlebih dahulu dilakukan sejumlah uji persyaratan untuk
sebagai berikut :
a. Data yang diperoleh diubah terlebih dahulu menjadi skor baku dengan rumus :
xi - x
Zi =
S
35
Keterangan :
Zi = Skor baku
xi = Rata-rata
S = Standar deviasi
Banyaknya Z1 , Z2 , Z3 , ..., Zn ≤ Zi
S(Zi ) =
n
diperoleh nilai signifikansi > 0.05, dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama dalam penelitian. Uji
program SPSS. Apabila diperoleh nilai signifikasi lebih besar dari taraf kesalahan
linier ataukah tidak. Jika data linier, dapat dilanjutkan dengan uji parametric
dengan teknik regresi linier namun jika data tidak linier digunakan uji regresi non
linier.
Uji keberartian model garis regresi dimaksud untuk menguji apakah data
predictor berarti maka dapat digunakan sebagai peramalan, sedang jika prediktor
kriterium. Adapun uji linieritas dan keberartian model garis regresi menggunakan
Tabel 3
Persiapan Analisis Regresi
Sumber Variasi dk JK RK F
hitung
Total n JK(T) -
Regresi (a) 1 JK(a) RK(a) = JK(a): 1 RK(a | b)
Regresi (a|b) 1 JK(a|b) RK(a|b) = JK(a|b) : 1 RK(S)
Residu n-2 JK(S) RK(S) = JK (S) : (n-2)
Tuna cocok k-2 JK (TC) RK(TC) = JK(TC): (k-2) RK(TC)
Galat (E) n-k JK(E) RK(E) = JK(E) : (n-k) RK(E)
Keterangan:
= ∑Y
2
JK (T)
JK(a) =
(∑ Y )
N
JK(a|b)
= b ∑ XY -
(∑ X )(∑ Y )
n
2
(∑ Yi )
= ∑ ∑ Yi −
2
JK(E)
ni
Untuk uji keberartian model regresi, apabila F hitung > F tabel dengan dk
Untuk uji kelinieran, apabila Fhitung < F tabel dengan dk (k-2 : n-k), maka dapat
5. Uji Korelasi
N ∑ XY - (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2
}
( Sudjana.1992 : 369)
dengan cara : 1) untuk variabel prediktor 1 (Xi) mencari harga Xi dibagi dengan
(Xs) mencari harga X2 dibagi dengan JK reg dikalikan 100 % (harga Xi : JK reg )
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Setelah diperoleh data dari hasil tes dan pengukuran untuk variabel
kekuatan otot perut, variabel kelentukan togok, dan hasil jarak menyundul bola
pada tabel 2 berikut ini. Deskripsi data kekuatan otot perut, kelentukan otot perut,
Tabel 4
Deskripsi Data Variabel Penelitian
NO VARIABEL N RATA- SD VARIANS
RATA
Tabel 2 atas menyajikan diskripsi data hasil tes dan pengukuran kekuatan
otot perut n = 34. Rata-rata 22.12 SD sebesar 3.6078 dan varian sebesar 44.542
39
sedangkan untuk hasil jarak menyundul bola rata-rata 10.76. SD. Sebesar 1.0564
2. Analisis data
akan dilakukan beberapa langkah uji persyaratan yang meliputi : uji Normalitas
distribusi data homogenitas varians data uji linearitas dan uji kapasitas modal
garis regresi. Adapun hasil rangkuman tersaji pada tabel di bawah ini.
kelentukan togok dan hasil jarak menyundul bola dari sampel sejumlah 34 orang
hasil dari tes dan pengukuran hasil tersaji pada tabel 3 di bawah ini dengan
Tabel 5
Rangkuman Uji Normatif Distrubusi Data
Dengan Kolmogorof-Smirnov Z
menyundul bola
40
data masing-masing variabel yaitu variabel kekuatan otot perut, kelentukan otot
pengujian hipotesis. Maksud uji homogenitas varians data adalah untuk menguji
Levene Statistik dengan kriteria data homogen apabila diperoleh nilai signifikansi
lebih besar dari taraf kesalahan 5%. Adapun hasil homogenitas varians data
tabel 6.
Tabel 6
Rangkuman Uji Homogenitar Varians Data
Dengan Levene Stastistic
Menyundul Bola
yang tercantum pada tabel 4 terlihat bahwa varians data variabel penelitian dalam
C. Uji Linieritas
(Kekuatan otot perut), X2 (kelentukan togok) memiliki hubungan yang linier atau
tidak terhadap kreterium (Y). Uji dilakukan dengan teknik analisis varians.
Kreteria uji dinyatakan Linier, jika hasil F hitung X1 dan X2 ≥ F tabel pada taraf
Tabel 7
Rangkuman Uji Linier Variabel Data Penelitian
Menggunakan Anava
Hasil uji regresi antara X1 (kekuatan otot perut) dengan hasil jarak
menyundul (Y) diperoleh F hitung 10.93482 dengan signfikansi 0.0023 < 0.05,
sehingga model regresi pada kelompok ini adalah linier. Pengujian model regresi
antara X2 (kelentukan togok) dengan hasil jarak menyundul bola (Y) diperoleh m
F hitung 12.15111 dengan signfikansi 0.0014 < 0.05, sehingga model regresi
pada kelompok ini adalah linier. Sedangkan pengujian hasil jarak menyundul bola
42
dengan kekuatan otot perut (X1) dan kelentukan togok F hitung 9.7872 dengan
signfikansi 0.0005, sehingga model regresi pada kelompok ini adalah linier.
persamaan, garis regresi yang diperoleh berarti (bermakna) atau tidak untuk
digunakan sebagai prediksi harga Kreterium. Uji dilakukan dengan Uji t. Kriteria
uji dinyatakan berarti bila hasil t hitung X1, X2 ≥ t tabel pada taraf signifikasi 5 %.
Sebaliknya jika hasi t hitung X1, X2 ≤ t tabel tidak linier. Hasil analisis regresi
Tabel 8
Rangkuman Uji Keberartian Model Variabel Data Penelitian
Menggunakan Uji t
(X1 – Y)
Kelentukan togok
2. 3.486 0.0014 Bermakna
(X2 – Y)
Hasil uji regresi antara X1 dengan Y atau kekuatan otot perut dengan hasil
jarak menyundul bola diperoleh t hitung sebesar 3.307 dan X2 dengan Y atau
kelentukan togok dengan hasil jarak menyundul bola diperoleh t hitung sebesar
3.456. Berdasarkan hasil perhitungan maka variabel kekuatan otot perut dan
kelentukan otot togok, dinyatakan berarti dan dapat digunakan untuk memprediksi
43
E. Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian yang mengkaji hubungan antara kekuatan otot perut,
kelentukan togok dengan hasil jarak menyundul bola dilakukan analisis data
dengan menggunakan SPSS For Windows Release 10.0.1 Adapun hasilnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 9
Rangkuman Analisis Hubungan Kekuatan Otot Perut (X1), Kelentukan Otot
Togok (X2) dengan hasil Jarak Menyundul Bola (Y)
a. Pengujian hipotesis ke 1
Ha : Ada hubungan antara kekuatan otot perut dengan hasil jarak menyundul
bola.
Ho : Tidak ada hubungan kekuatan otot perut dengan hasil jarak menyundul
bola.
44
Uji hubungan kekuatan otot perut dengan hasil jarak menyundul bola,
diperoleh r hitung ≥ r tabel atau 0,5047 ≥ 0,344, sehingga hipotesis nol (Ho)
“ditolak”.
dengan hasil jarak menyundul bola “diterima”, berarti mempunyai / ada hubungan
yang signifikan.
b. Pengujian Hipotesis ke 2
c. Pengujian Hipotesis ke 3
Uji hubungan kekuatan otot perut, kelentukan otot perut dengan hasil
sehingga hipotesis nol (Ho) “ditolak” dan hipotesis alternatif (Ha) yang
45
signifikan.
F. Pembahasan
togok dengan kemampuan menyundul bola dengan cara berdiri dan 3) Kekuatan
otot perut, kelentukan togok dan kemampuan menyundul bola posisi berdiri pada
menunjukkan ada hubungan yang positif dan berarti. Berkaitan dengan hal
Kekuatan adalah merupakan hasil kontraksi otot dan kekuatan itu telah
ada semenjak dilahirkan. Semakin bertambah usia maka kekuatan otot tersebut
akan lebih mampu untuk menerima atau menahan beban dalam waktu yang relatif
singkat. Unjuk kerja menyundul bola dengan menggunakan cara berdiri akan
menggunakan otot-otot besar perut yang terdapat pada bagian depan perut seperti
akan memfleksikan badan (gerakan mengayun ke depan) pada daerah torakal dan
lumbal.
46
kekuatan otot perut yang maksimal,yaitu pada seakan ayunan badan dari belakang
ke arah depan dalam waktu yang singkat. Di samping faktor kondisi fisik lainnya.
Jadi upaya untuk mendapat hasil yang optimal dari menyundul bola, seorang
pemain tidak hanya membutuhkan penguasaan pada aspek teknik dan taktik saja,
melainkan juga aspek kondisi fisik pemain perlu penjagaan dan peningkatan
buruk pada penampilan sehingga unjuk kerja tidak dapat berlangsung secara
optimal.
b. Kelentukan togok
dengan meloncat. Ini ditandai dengan tinggi atau rendahnya derajat kemampuan
kelentukan togok dalam unjuk kerja optimal. Berorientasi pada arti penting
kelentukan togok pada pelaksanaan menyundul bola dengan cara berdiri, hal
terpenting yang harus disadari adalah pondasi untuk mencapai keberhasilan dalam
kelentukan togok dalam unjuk kerja optimal sangat relatif, namun dampak
menggunakan otot-otot besar perut yang terdapat pada bagian depan perut seperti
akan memfleksikan badan (gerakan mengayun ke depan) pada daerah torakal dan
lumbal.
Walaupun hasil kontraksi otot perut yaitu kekuatan telah ada masih
diperlukan lagi kelentukan togok yang akan memberi sumbangan dalam bentuk
besarnya sudut, diperoleh dari kegerakan ke belakang oleh otot-otot yang terdapat
mungkin. Semakin besar derajat yang dibuat oleh kelentukan togok, maka akan
semakin besar pula kekuatan yang ditimbulkan otot bagian depan perut. Hal ini
sumbangan effektivitas yaitu kekuatan otot perut 18,16 % dan kelentukan togok
kondisi fisik lainnya yang tidak ikut berperan aktif. Namun perpaduan antara
G. Keterbatasan Penelitian
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan agar mendapat data yang akurat,
maupun non teknis, maka perlu dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan
berikut:
a. Subyek atau sampel penelitian adalah para mahasiswa yang relatif masih sangat
dengan cara berdiri seperti pada pemain yang terlatih dengan baik dan benar.
Karena menyundul bola dengan cara berdiri merupakan salah satu materi latihan
dalam keseluruhan program. Maka untuk penguasaan gerakan yang baik dan
benar dibutuhkan waktu yang relatif lama dan frekuensi latihan yang memadai,
b. Menyundul bola dengan cara berdiri merupakan perpaduan gerak yang utuh dan
terpadu mulai dari permulaan sikap berdiri.kekuatan otot perut dan kelentukan
kesenjangan pola gerak, hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil yang dicapai
49
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data untuk uji hipotesis, maka dapat
bola posisi berdiri pada mahasiswa semester IV PKLO UNNES tahun 2004.
bola posisi berdiri pada mahasiswa semester IV PKLO UNNES tahun 2004.
3. Ada hubungan antara kekuatan otot perut dan kelentukan togok dengan
menyundul bola posisi berdiri sebesar 46.92%, sedang kelentukan otot togok
49
50
B. Saran
dilakukan.maka penulis perlu ajukan beberapa saran kepada pelatih sepak bola
dan para guru pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi dalam melatih atau
kondisi fisik yaitu kekuatan otot perut sangat diperlukan dalam menunjang
relatif kecil. Untuk itu agar mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan
DAFTAR PUSTAKA
Aang. Witarsa. 1993. Dasar-dasar Tekhnik Sepak bola. Kumpulan materi kursus
Instruktur sepak bola Yogyakarta : Komda PSSI DIY
---------. 1982. Ilmu Coaching. Jakarta ; Pusat Ilmu Olahraga; Koni Pusat
Lixbacker. Yosep A. 1997. Sepak bola Taktik dan Tekhnik Bermain. Jakarta : PT.
Raja Gratindo
Mc.Ardle. Katch et all. 1981. Exercise Pkysiology; Energi. Nutrittion and Human.
1st Edittion. Pkyladelphia : Lea Febiger
Melwin H. William. 1990. Life Tine Fitness and Wellness. Second Edition.
Dubuque. WM. C Brown Publishers
52
Sayoto.M. 1982. Kekuataan dan Kondisi Fisik. Semarang. Effhara Daharsa Prize
DAFTAR ISI
SARI .......................................................................................................... ii
B. Permasalahan ......................................................................... 5
C. TujuanPenelitian .................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian.................................................................. 8
A. PermainanSepakbola ............................................................... 9
2. Pengertian kekuatan....................................................... 18
B. Hipotesis................................................................................ 26
B. Sampel Penelitian............................................................... 28
J. Analisis Data...................................................................... 34
E. Uji Hipotesis......................................................................... 43
F. Pembahasan .......................................................................... 45
A. Simpulan ................................................................................. 49
B. Saran ...................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
57
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
62
63
KATA PENGANTAR
Rasa syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
menyelesaikan skripsi ini. Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu Penulis mengucapkan terima kasih
1. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu memanjatkan doa dan dorongan material
7. Kumbul Slamet B, S.Pd,M.Pd, Penguji atas masukan, saran dan kritik demi
vi
64
penelitian.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca semua.
Penulis
vii