You are on page 1of 21

SETANGKAI EDELWISE DARI PACARKU

Cerita dan Skenario


Ruslan Ghofur

ZAT COMMUNITY
MOVIE DIVISION
TRADE MARK “ZAT COMMUNITY”

CREDIT TITLE

1. MONTAGE

Background dalam montage ini akan diisi narasi.

1.1. EXT. JALANAN – SENJA


[Arief]

[Lanjutan cerita] Gambar dibuka dengan langkah kaki orang


yang sedang berlari di jalanan. Langkahnya sangat cepat.
Kemudian kita akan melihat tangan orang yang berlari itu
berlumuran darah sambil menggenggam edelwise dengan erat.

Perlahan-lahan kita akan tahu kalau yang sedang berlari itu


Arief.

ARIEF (VO)
Entahlah, ketika senja itu mulai
merambat menuruni celah waktu, lalu
menyambut kepekatan karena
tersingkirnya sinar terang, aku mulai
sadar bahwa aku tidak akan berhenti
untuk berlari...

CUT TO:

1.2. EXT. TAMAN – SENJA


[Fadly, Estri]

[Flash Back] Fadly dan Estri sedang berpacaran di sebuah


taman yang asri. Mereka tertawa -tawa dengan sangat bahagia.
Estri kemudian memberikan setangkai edelwise buat Fadly.

FADLY (VO)
Kekasihku, ayahmu pernah menjulukimu
sebagai sebuah keindahan seperti
mekarnya bunga-bunga di taman.

CUT TO:

Setangkai Edelwise dari Pacarku 1


1.3. EXT. SEBUAH JEMBATAN – SENJA
[Arief]

Arief berhenti di atas sebuah jembatan. Dia merentangkan


tangannya sambil mengacungkan edelwise tinggi -tinggi.
Mukanya masih marah, tiba -tiba dia tertawa dengan keras.

ARIEF (VO)
Aku muak!!!! Aku benci!!!! Aku
ragu!!!! Aku tertawa!!!

CUT TO:

1.4. EXT. TAMAN – SENJA


[Fadly, Estri]

Estri dan Fadly kini saling berpandangan. Mata mereka


menandakan kalau mereka saling mencintai. Tangan Fadly
mulai memegang mesra pipi Estri.

ESTRI (VO)
Sayangku, ayahmu juga pernah
memberitahuku kalau kamu adalah burung
liar yang terbang bebas di angkasa
luas.

CUT TO:

1.5. EXT. JALANAN – SENJA


[Arief]

Arief kini berlari di antara pepohonan hutan. Kita melihat


edelwise yang mulai rontok dan berceceran di tanah. Arief
terus berlari.

ARIEF (VO)
Aku tidak akan perduli. Aku tidak akan
berhenti. Aku tetap tidak akan mau
diperintah...

Arief masih saja terus berlari berseok -seok di antara


pepohonan.

CUT TO:

Setangkai Edelwise dari Pacarku 2


1.6. EXT. TAMAN – SENJA
[Fadly, Estri]

Mata Fadly dan mata Estri saling menatap lekat. P erlahan-


lahan Fadly mau mencium Estri. Lalu mata Estri terpejam,
bibirnya terbuka sedikit.

Bibir Fadly mulai mendekat ke bibir Estri.

FADLY (VO)
Aku ingin kisah cinta kita akan kita
kenang sebagai sebuah keindahan yang
paling indah yang pernah kita laku kan,
kekasihku!

CUT TO:

1.7. EXT. PEPOHONAN – SENJA


[Arief]

Bersamaan dengan itu, Arief berhenti berlari. Dia lalu


bersandar di sebuah pohon. Napasnya makin memburu dan
sangat capek sekali.

ARIEF (VO)
Tapi aku sadar kalau aku tidak mampu
untuk terus bertahan dalam kondisi
seperti ini. Anjing!!!!

Setelah napasnya mulai teratur dia kembali berlari.

CUT TO:

1.8. EXT. TAMAN – SENJA


[Fadly, Estri]

Fadly telah mencium Estri. Keduanya saling tersenyum. R aut


muka mereka menandakan kebahagiaan.

ESTRI (VO)
Aku bahagia bisa menjadi bagian yang
kamu cintai, sayangku!

CUT TO:

Setangkai Edelwise dari Pacarku 3


1.9. EXT. SEBUAH TEBING – SENJA
[Arief]

Di atas tebing, Arief berhenti. Dia mengacungkan edelwise


ke atas langit, matanya terpejam, mukanya menyimpan
kemarahan. Ketika matanya terbuka, dia berteriak keras.

ARIEF (VO)
Aku bisa saja menjadi sesuatu yang
kalian perintahkan. Tapi aku tidak
akan pernah mau!

CUT TO:

1.10. EXT. TAMAN – SENJA


[Fadly, Estri]

Dengan latar belakang senja di taman yang asri, Fadly dan


Estri bergandengan tangan meninggalkan taman. Sesekali
kepala Estri menyandar di bahu Fadly.

FADLY (VO)
Aku sayang sama kamu, kekasihku!

CUT TO:

1.11. EXT. JALANAN – SENJA


[Arief]

Berlatar belakang senja di jalanan yang sepi, Arief


berjalan lunglai, tangannya yang berdarah masih memegang
edelwise. Dia lalu berhenti, membuang edelwise di tepi
jalan, memandangi sebentar edelwise, kemudian ia kembali
berjalan seolah telah melepaskan beban yang menghimpitnya.

ARIEF (VO)
Aku lelah...

Kini kita melihat edelwise tergeletak di tepi jalan dalam


keremangan senja.

ARIEF (VO)
Aku tidak tahu kenapa edelwise ini
bisa menjadi sebuah keperihan...

FADE OUT
FADE IN

Setangkai Edelwise dari Pacarku 4


2. INT. KAMAR DODY – PAGI [1]
[Dody]

Sebuah kamar anak muda yang tidak pernah rapi. Banyak


barang berserakan di mana -mana. Ada kertas, puntung rokok,
baju-baju, dll yang tergeletak secara sembarangan. Kita
mendengar suara Dody yang sedang berbicara di telepon.

(Catatan; Kamar sangat berantakan!)

DODY (OS)
Bangsat lu! Lu kira gua percaya aja
sama omongan lu!

Selanjutnya kita akan melihat Dody yang baru bangun tidur,


tubuhnya masih berselimut di atas kasur. Mukanya kesal
sambil berbicara di HP -nya.

DODY
Sekali lagi gua kasih tau sama lu, gua
tetap nggak bakalan percaya! Titik!!!
… … … Tetep gua nggak percaya! Kalo lu
bermaksud baik, lu jawab dong
pertanyaan gua! … … … terserah lu deh!
Gua tetap nggak percaya atas semua
omongan lu!

Dody mematikan HP-nya dengan kesal.

DODY
Shit!!!

Dody lalu melemparkan HP -nya ke kasur di sebelahnya.

(CU) Di belakang HP tersebut kita melihat ada pot setangkai


edelwise yang tergeletak sembarangan.

Kemudian kita juga melihat Dody melirik ke edelwise itu


dengan muka bangun tidur yang masih sangat kesal.

(Catatan: Penonton tidak tahu apa yang menyebabkan Dody


marah, hanya kita yang tahu kalau Dody ternyata sedang
ditelepon oleh penelepon misterius yan g mengaku-ngaku
sebagai tunangan pacarnya, Irma. Dan Dody diminta untuk
meninggalkan Irma, tentu saja Dody menolak).

CUT TO:

Setangkai Edelwise dari Pacarku 5


3. EXT. DINDING RUMAH – PAGI [1]
[Arief, Fadly]

Fadly sedang merokok sambil bersandar di sebuah dinding.


Sesekali dia menengok ke samping seperti sedang menunggu
seseorang. Tidak lama Arief datang. Keduanya kini bersandar
di dinding, mata mereka menatap lurus ke depan.

ARIEF
Nyantai aja man. Semuanya udah gua
selesain dengan sempurna.

Fadly menatap Arief lekat.

ARIEF
Sekarang lu nggak perlu khawatir lagi
man… walaupun tadi ada kendala kecil
tapi rencana yang udah lu susun nggak
bakalan bocor ke mana -mana…

Fadly lalu membuang rokok dan menginjaknya, kemudian pergi


meninggalkan Arief sendirian. Arief memandang kepergian
Fadly.

CUT TO:

4. INT. KAMAR ESTRI – SIANG [1]


[Estri]

Kita melihat sebuah bibir yang sedang dipolesi lipstik.


Kemudian bibir itu mengecap -ngecap meratakan sapuan lipstik
di bibir. Kemudian kita juga melihat tangan yang sedang
memulas wajah dengan bedak halus. Memulas eye shadow di
mata. Menjepit bulu mata unt uk melentikkan. Dan perlahan -
lahan kita melihat dari cermin wajah Estri sudah terpoles
rapi dengan make up. Terdengar suara HP berdering.

ESTRI
Hallo, iya bentar lagi nih … … … Iya,
nih tinggal jalan aja kok! Tungguin ya
… … …

Estri menutup HP-nya, kemudian dia mulai membereskan


sesuatu dan memasukkan ke dalam tasnya. Lalu pergi dari
sana dengan sedikti tergesa.

CUT TO:

Setangkai Edelwise dari Pacarku 6


5. EXT. RUMAH IRMA – SIANG [1]
[Dody]

Dody akan memasuki rumah Irma dengan membawa setangkai


edelwise. Tiba-tiba HP-nya berdering, dia melihat nomor di
layar HP lalu mengangkatnya.

DODY
Hallo … … … ya benar, ini siapa ya … …
… lu lagi lu lagi, apa sih sebenarnya
mau lu!!! … … … Hei denger ya, gua
tetap nggak bakalan percaya sama lu,
sebelum lu nyebutin identitas lu yang
sebenarnya!!!

Dengan kesal Dody mematikan HP -nya. Dia lalu berjalan masuk


ke dalam rumah.

CUT TO:

6. INT. KAMAR FADLY – SIANG [1]


[Estri, Fadly]

Plak!!! Terdengar suara tamparan yang sangat keras.


Kemudian kita melihat Estri yang menangis sambil memegangi
pipinya yang kesakitan setelah ditampar Fadly. Di depannya
Fadly berdiri dengan muka yang sangat marah.

ESTRI
Sumpah demi Tuhan Dly, aku nggak
selingkuh…

FADLY
Jangan bawa-bawa Tuhan. Gua nggak
percaya sama Tuhan!! Kamu kira aku
nggak tahu gimana kelakuan kamu di
belakang aku!!

ESTRI
Bener Dly, aku nggak selingkuh sama
Dody… kamu jangan nuduh yang nggak -
nggak dong…

FADLY
Percuma kamu nyangkal! Aku udah dapat
bukti tentang perbuatan kamu!

Setangkai Edelwise dari Pacarku 7


Fadly berjalan mengambil edelwise yang ada di dalam kamar,
kemudian memperlihatkan kepada Estri.

FADLY
Dan ini! Kamu kira aku percaya dengan
kesetiaan yang kamu beri lewat
edelwise ini…

Brak! Fadly membanting Edelwise ke lantai, lalu dia pergi


dengan muka yang masih kesal.

ESTRI
Fadly… dengerin aku dulu!

Estri mengejar dan menarik tangan Fadly. Tapi Fadly malah


mendorong Estri sehingga dia jatuh terjengkang.

FADLY
Gua nggak butuh penje lasan lu!!!

Fadly kembali pergi. Kini kita melihat Estri yang masih


terduduk sambil menangis.

CUT TO:

7. INT. RUMAH IRMA – SIANG [1]


[Irma, Dody]

Dody memberikan Edelwise kepada Irma. Irma menerima dengan


senang.

IRMA
Dod, aku hamil…

Dody seperti terhenyak.

IRMA
Bulan ini aku udah telat!

DODY
Kamu yakin? Kamu udah tes ke dokter?

Irma mengangguk. Dody masih kaget, tapi dia berusaha untuk


berlaku setenang mungkin.

IRMA
Kamu tetap sama janji kamu kan?

Setangkai Edelwise dari Pacarku 8


Dody diam sebentar sambil berpik ir dengan berat.

DODY
Aku pasti akan menikahi kamu sayang…

IRMA
Bener ya…

Dody mengangguk. Irma senang sambil memeluk Dody dengan


mesra. Tetapi raut muka Dody masih menyisakan kekagetan.

CUT TO:

8. EXT. JALANAN [SISI 1] – SORE [1]


[Arief]

Arief yang sedang terduduk lesu di trotoar jalanan sambil


memegang HP. Wajahnya tidak ada gairah, dia seperti dilanda
kebimbangan.

Tidak lama kemudian, dia menekan nomor HP lalu mencoba


menelepon, tapi dengan cepat dia segera mematikan kembali
HP-nya.

CUT TO:

9. EXT. JALANAN [SISI 2] – SORE [1]


[Dody]

Dody sedang berjalan di trotoar sambil menelepon seseorang


dengan HP-nya.

DODY
Gila man gua kaget banget dengernya …
… … udah sih, malah katanya dia udah
cek ke dokter segala … … … tapi gua
malah nggak yakin … … … gua nidurin
dia cuma dua kali, yang pertama malah
gua pake kondom … … … udah ah gua
pusing banget nih!!!

Dody mematikan HP-nya sambil terus berjalan.

CUT TO:

Setangkai Edelwise dari Pacarku 9


10. EXT. JALANAN [SISI 3] – SORE [1]
[Fadly]

Fadly termenung di pinggir jalan sambil merokok. Kekesalan


masih terlihat di wajahnya. Tiba -tiba HP-nya berdering. Dia
mengambil Hp dari sakunya, di layar LCD HP -nya tertera nama
Estri. Fadly segera mematikan HP -nya dengan kesal.

CUT TO:

11. INT. KAMAR ESTRI – SORE [1]


[Estri]

Estri masih berusaha menghubungi Fadly dengan HP -nya.

ESTRI
Ayo dong Fadly diangkat teleponnya!!

Estri masih terus menghubungi Fadly tapi tidak pernah


berhasil.

ESTRI
Ayo dong Fadly, aku mau jelasin
semuanya ke kamu…

Estri tampak sedih, kemudian dia berbaring di kasur,


tangannya masih memegang HP. Tidak lama HP Estri berbunyi.
Estri bergegas melihat nama di layar HP -nya, kemudian dia
mengangkatnya dengan senang.

ESTRI
Hai, apa kabar … … … iya nih gue lagi
sedih banget … … … iya, dia masih
nuduh gue selingkuh … … … ajak jalan
dong ke mana kek, gue suntuk banget …
… … oke, kita ketemu di sana aja.

Estri mematikan HP-nya.

CUT TO:

12. EXT. TAMAN – MALAM [1]


[Estri, Dody, Arief]

Estri dan Dody sedang duduk di bangku taman. Estri


menangis.

Setangkai Edelwise dari Pacarku 10


DODY
Gue kenal Fadly, Tri. Dia masih sayang
sama lu.

ESTRI
Tapi bukan begini caranya Dod. Gue mau
setiap masalah diomongin dengan baik.
Bukan marah-marah kayak gini. Apalagi
nuduh gye selingkuh sama lu!

DODY
Itu tandanya dia nggak mau kehilangan
lu, Tri.

Estri yang masih menangis merebahkan kepalanya di pundak


Dody. Dody merangkul pundak Estri.

INSERT: Arief memfoto Estri dan Dody.

DODY
Percaya deh, gua tau kok siapa Fadly.
Gue udah lama berteman sama dia, dan
dia tau banget kalo gue dari dulu
nggak pernah ngehianatan yang namanya
pertemanan…

INSERT: Arief kembali memfoto Estri dan Dody yang sedang


berpelukan.

CUT TO:

13. INT/EXT. RUMAH IRMA – MALAM [1]


[Arief, Irma]

Arief sedang berdiri di depan pintu rumah Irma sambil


membawa edelwise. Ketika pintu terbuka, Irma kaget melihat
Arief.

IRMA
Ya ampun Arief… kok nggak bilang -
bilang kalo mau datang…

ARIEF
Surprise…

IRMA
Ayo masuk Rif…

Setangkai Edelwise dari Pacarku 11


Arief masuk duluan. Irma menutup pintu sambil menengok -
negok ke sekeliling takut ada yang melihat Arief datang ke
rumahnya.

CUT TO:

Irma dan Arief duduk berduaan di sofa. Arief lalu


menyerahkan edelwise untuk Irma.

ARIEF
Ini buat kamu.

IRMA
Edelwise.

ARIEF
Semoga rasa sayang aku ke kamu seabadi
bunga edelwise ini.

Irma dan Arief saling berpandangan. Mata keduanya seperti


saling mencintai. Mulut Arief lalu bergerak hendak mencium
Irma. Irma hanya pasrah. Mulut Arief dan mulut Irma kian
mendekat, keduanya siap untuk berciuman dengan sangat
mesra……………………

FADE OUT
FADE IN

14. EXT. RUMAH IRMA – PAGI [2]

Establish shoot: Rumah Irma tampak depan dengan nuansa pagi


di mana matahari bersinar dengan sangat terang.

CUT TO:

15. INT. RUMAH IRMA – PAGI [2]


[Arief, Irma]

Sinar mentari masuk ke dalam celah -celah kamar Irma. Lalu


kita melihat di atas kasur Arief dan Irma yang masih
terbaring dengan selimut masih membungkus tubuh mereka.

Sinar matahari membangunkan Arief, dia melihat jam, Arief


seperti terkaget lalu bangun sambil mengenakan pakaiannya
yang berserakan di lantai. Ketika Arief memakai pakaian,
Irma terbangun.

Setangkai Edelwise dari Pacarku 12


IRMA
Sayang… kamu mau ke mana…

ARIEF
Maaf Irma, hari ini aku ada janji mau
ketemu orang.

IRMA
Tapi aku masih kangen.

ARIEF
Kan masih ada hari lain…

IRMA
Janji ya…

Arief yang selesai berpakaian lalu mengecup kening Irma.

ARIEF
Aku sayang kamu… aku nggak mungkin
ninggalin kamu…

Irma tersenyum. Arief lalu pergi dari sana dengan tergesa -


gesa.

CUT TO:

16. INT. KAMAR FADLY – SIANG [2]


[Fadly, Arief]

Fadly sedang mabuk berat, beberapa botol minuman berserakan


di dekatnya. Dia terus menerus menyedot rokok dan
mengembuskannya dengan berat.

Arief datang dan langsung duduk di depan Fadly.

FADLY
(marah)
Lu goblok! Tugas kayak gitu aja ngg ak
becus! Dasar nggak punya otak lu!

ARIEF
Sori men…

FADLY
Mana janji lu kemaren? Lu bilang
semuanya bisa beres! Mana janji lu!!

Setangkai Edelwise dari Pacarku 13


ARIEF
Iya gua ngaku salah… tapi lain kali
gua pasti berhasil.

Fadly kembali menenggak minuman.

ARIEF
Lu masih percaya sama gua kan?!

FADLY
(marahnya mulai reda)
Yoi men… lu emang sahabat gua yang
paling setia. Pokoknya gua nggak mau
tau, lu harus dapat bukti secepatnya.

ARIEF
Pasti Dly.

FADLY
Good. Itu baru teman gua! Yao minum
men… jangan diliatin doa ng…

Arief ikut menenggak minuman.

CUT TO:

17. EXT. JALANAN – SORE [2]


[Arief]

Arief termenung di pinggir jalan, mukanya lusuh, dia duduk


sambil memandangi beberapa foto, di antaranya foto Estri
yang sedang berpelukan dengan Dody di taman (Sc. 12).
Kemudian ada juga foto dirinya yang sedang berkumpul
bahagia dengan Estri, Dody, Fadly, dan Irma.

Arief mengembuskan nafasnya dengan berat. (CU) Foto Estri


yang sedang tersenyum manis.

DISSOLVE TO:

18. INT. KAMAR ESTRI – MALAM


[Arief, Estri]

[Flashback Arief]; Arief dan Estri ada di dalam sebuah


kamar dengan lampu yang temaram. Keduanya sedang
berangkulan sambil saling memandang dengan tatapan mesra.

Setangkai Edelwise dari Pacarku 14


Kemudian Arief menjatuhkan tubuh Estri di tempat tidur.
Perlahan-lahan dia mulai menindihi tubu h Estri. Muka
keduanya masih saling bertatapan penuh kemesraan, perlahan -
lahan Arief mulai hendak mencium Estri.

Tidak lama kemudian, Estri dan Arief sudah bergumul dalam


balutan selimut. Mereka berhubungan seks dengan sangat
mesra.

(Catatan: in backgro und silhoutte. Akting harap seemosional


mungkin)

DISSOLVE TO:

19. INT. KAMAR FADLY – PAGI


[Arief, Fadly]

[Flashback Arief]; Arief terbangun dari tidurnya, di a


menengok ke samping. Di sisinya Fadly masih tidur terlelap.
Kedua-duanyanya sama-sama tidak memakai baju. Muka Arief
seperti tercengang, dia kaget.

[Catatan: seolah-olah Arief dan Fadly habis berhubungan


seks]

FADE OUT
FADE IN

20. EXT. TAMAN – SORE [2]


[Dody, Irma]

Dody dan Irma sedang berpacaran di sebuah taman yang asri.


Mereka tertawa-tawa dengan sangat bahagia. Irma kemudian
memberikan setangkai edelwise buat Dody.

IRMA (VO)
Tidak perlu cinta diutarakan dengan
kata. Cinta adalah gerakan murni ,
terlahir berkat adanya keinginan dari
sanubari yang meletup -letup.

DODY (VO)
Setiap keinginan adalah cinta. Setiap
hasrat adalah cinta. Setiap
ketertarikan adalah cinta.

CUT TO:

Setangkai Edelwise dari Pacarku 15


21. INT. KAMAR FADLY – SORE [2]
[Arief, Fadly]

Fadly dan Arief sedang mabuk. Botol berserakan di mana -


mana. Asap rokok terlihat jelas di kamar.

[Catatan: Hanya kita yang tahu kalau Arief hanya berpura -


pura mabuk saja.]

ARIEF (VO)
Setiap perlakuan itu adalah cinta yang
sebenarnya! Aku muak! Aku tersad ar!
Diperhamba setan. Manusia. Binatang...
Anjing!!!

CUT TO:

22. EXT. TAMAN – SORE [2]


[Dody, Irma]

Dody dan Irma kini saling berpandangan. Mata mereka


menandakan kalau mereka saling mencintai. Tangan Dody mulai
memegang mesra pipi Irma.

DODY (VO)
Malam, entah pagi, yang sebenarnya
biasa saja, terlalu dini untuk
dikatakan melampaui batas.

IRMA (VO)
Sewajar-wajar keinginan tetap
memerlukan keberanian yang tidak
dipaksa. Kewajaran itulah yang
mendasari kebahagiaan.

CUT TO:

23. INT. KAMAR FADLY – SORE [2]


[Arief, Fadly]

Fadly yang sudah mabuk berat mulai memeluk Arief. Arief


diam saja, wajahnya memendam kebencian yang sangat tinggi.
Tetapi dia hanya diam saja ketika tangan Fadly mulai
menjalari tubuh Arief.

Setangkai Edelwise dari Pacarku 16


FADLY (VO)
Saat itu, aku sadar kebutu hanku.
Keinginan terpendam yang terasa ingin
meledak keluar. Hanya saja terbentur
situasi yang sebenarnya tidak jelas
dan tidak termengerti begitu saja.

CUT TO:

24. EXT. TAMAN – SORE [2]


[Dody, Irma]

Mata Dody dan mata Irma saling menatap lekat. Perlah an-
lahan Dody mau mencium Irma. Lalu mata Irma terpejam,
bibirnya terbuka sedikit. Bibir Dody mulai mendekat ke
bibir Irma.

IRMA (VO)
Sejak dewi malam mengisi celah -celah
nadi yang mulai longgar, aku
dihadapkan pada sebuah pilihan sulit
yang menggemaskan.

DODY (VO)
Fatamorgana kenistaan yang hampa...

IRMA (VO)
Keceriaan yang menyebalkan...

CUT TO:

25. INT. KAMAR FADLY – SORE [2]


[Arief, Fadly]

Bersamaan dengan itu, Fadly dan Arief sudah berbaring di


atas kasur dengan telanjang. Fadly mulai mencumbui Arief.
Dalam background Arief dan Fadly yang sedang bercumbu kita
akan melihat edelwise yang tergeletak sembarangan.

ARIEF (VO)
Entahlah. Sehari se telah semuanya
jelas, aku mulai terbiasa dengan
keterasingan. Sendirian. Atau tidak
ingin ditemani. Barangkali inilah
situasi sebenarnya.

CUT TO:

Setangkai Edelwise dari Pacarku 17


26. EXT. TAMAN – SORE [2]
[Dody, Irma]

Dody telah mencium Irma. Keduanya saling tersenyum. Raut


muka mereka menandakan kebahagiaan.

DODY (VO)
Apakah ini yang dinamakan kasih
sayang?

CUT TO:

27. INT. KAMAR FADLY – SORE [2]


[Arief, Fadly]

Fadly telah melampiaskan hasrat seksualnya. Dia tidak


berdaya antara tidur, capek, dan mabuk. Arief di sebelahnya
mulai memandang jijik kepada Fadly dan dirinya. Arief
bangkit dari tempat tidur.

ARIEF (VO)
Semuanya bisa saja terjadi...

CUT TO:

28. EXT. TAMAN – SORE [2]


[Dody, Irma]

Dengan latar belakang senja di taman yang asri, Dodi dan


Irma bergandengan tangan meninggalkan taman. Sesekali
kepala Irma menyandar di bahu Dody.

IRMA (VO)
Akankah semua ini abadi?

CUT TO:

29. EXT. KAMAR FADLY – SORE [2]


[Arief, Fadly]

Arief keluar dari kamar, dia menengok sebentar ke dalam


kamar. [CU: Tangan Arief yang berdarah sambil memegang
edelwise], dia kemudian pergi dari sana.

Setangkai Edelwise dari Pacarku 18


ARIEF (VO)
Bahwa ini adalah sebuah permainan,
yang mungkin mengantarkanmu men emui
kebahagiaan.

CUT TO:

30. INT. KAMAR FADLY – SORE [2]


[Fadly]

Di dalam kamar, Fadly terlentang kaku dengan kepala


berlumuran darah. Dia telah tewas.

ARIEF (VO)
Atau kesengsaraan...

CUT TO:

31. EXT. JALANAN – SORE [2]


[Arief]

Arief berlari di jalanan sambil membawa edelwise. Tangannya


berlumuran darah.

ARIEF (VO)
Atau penyesalan...

CUT TO BLACK

Apartment ITC Roxi Mas, 8 Juli 2005

Setangkai Edelwise dari Pacarku 19


Karakteristik

1. Fadly (25 th)


Pacar Estri, misterius, temperament, cemburuan, mudah
marah, pemurung, dan cenderung gelisah. Suka menuduh Estri
berselingkuh dengan Dody, padahal Estri berselingkuh dengan
Arief. Punya kelainan, yakni biseksual.

2. Dody (24 th)


Pacar Irma, misterius, penyayang walaupun agak meragukan
kesetiaan Irma, apalagi ketika tahu Irma hamil. Dekat
dengan Estri, sering dijadikan tempat curhat bagi Estri.

3. Arief (24 th)


Murung, misterius, agak pemarah, emosi mudah terbakar.
Berselingkuh dengan Estri dan Irma. Menjadi suruhan Fadly
untuk memata-matai Estri. Sangat marah ketika dia tahu
kalau dia sering ‘dipake’ Fadly.

4. Estri (21 th)


Pacar Fadly dan sangat mencintai Fadly, sangat emosional,
sering curhat dengan Dody tentang hubungannya dengan F adly.
Tidak ada yang tahu kalau ternyata Estri berselingkuh
dengan Arief.

5. Irma (22 th)


Pacar Dody, agak lembut untuk menutupi kebinalan
seksualnya. Sebenarnya hamil akibat selingkuh dengan Arief,
tetapi Dody percaya kalau kehamilan Irma karena ulahnya.
Sangat sayang pada Dody tapi masih suka selingkuh dengan
Arief.

Setangkai Edelwise dari Pacarku 20

You might also like