Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1102005164
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Pembimbing :
KATA PENGANTAR
1
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun
tugas presentasi kasus yang berjudul Penyakit Jantung Tiroid et causa Hipertiroidisme.
Penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun penyajiaannya sehingga
diharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar dikesempatan
yang akan datang penulis dapat membuat yang lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hami Zulkifli
Abbas, Sp.PD, MH.Kes; Dr. Sianne A. Wahyudi, Sp.PD; dan Dr. Sunhadi serta berbagai
pihak yang telah membantu penyelesaian presentasi kasus ini.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Arjawinangun, 05-07-2010
Penyusun
2
BAB I
KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 Tahun
Alamat : Guwa Lor
Pekerjaan : Pengangguran
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Tgl. Masuk : 17-06-2010
Tgl. Keluar : 23-06-2010
II. Anamnesis
Keluhan Utama:
Sesak nafas
3
lalu. Dada terasa berdebar–debar yang disertai rasa gelisah dan sering berkeringat
banyak sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga merasa bola mata terasa menonjol ke arah
luar. Pasien mengaku nafsu makannya meningkat dan sering lapar, disertai berat
badan menurun dari 55 kg menjadi 48 kg dalam 2 tahun terakhir. Pasien mengeluh
sering BAB dengan konsistensi cair selama 3 hari dengan frekuensi 3-4 x dan pada
BAB tidak ditemukan adanya darah maupun lendir . BAK normal. Keluhan tidak
disertai dengan rasa mual dan muntah. Keluarga juga mengatakan bahwa pasien
mempunyai emosi yang labil belakangan ini. Pasien mengaku tidak mengetahui
riwayat terpapar radiasi pada waktu kecil.
4
- Tinggi Badan : 165 cm
- Berat badan : 48 Kg
KEPALA
- Bentuk : Normal, simetris
- Rambut : Hitam, tidak mudah tercabut
- Mata : Exophtalmus
Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
edema palpebra (-)
pupil isokor kanan = kiri,
Refleksi cahaya (+).
LEHER
Bentuk normal, deviasi trakhea (-).
Kelenjar tiroid : Teraba membesar di kedua lobus kanan dan kiri, ikut bergerak
ke atas ketika menelan. Konsistensi padat/keras dan melekat ke jaringan sekitar
dengan batas yang tidak tegas. Tidak nyeri pada penekanan.
KGB tidak membesar , JVP meningkat (5 + 4 cmH2O).
THORAKS
- Inspeksi : Bentuk dada kanan kiri simetris
pergerakan napas kanan = kiri.
Iktus kordis terlihat
- Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri
Fremitus vocal kanan melemah daripada kiri
5
Iktus kordis teraba di sela iga V garis midclaviculla kiri
teraba meningkat dan meluas.
ABDOMEN
- Inspeksi : Perut datar simetris
vena kolateral (-)
caput Medussae (-)
umbilikus tidak menonjol
- Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-)
Tidak ada pembesaran hepar
Tidak ada pembesaran lien
- Perkusi : Shifting dullnes (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal,
GENITALIA
♂ T.A.K
EKSTREMITAS
- Superior : Hangat
Tremor (+)
Eritema palmaris (-/-)
Sianosis (-/-)
6
Clubbing finger (-/-)
edema (-/-)
- Inferior : Hangat
Edema pretibial (+/+)
Sianosis (-/-)
Kimia klinik
Glukosa (20-06-2010)
Glukosa sewaktu : 120 70 – 150 mg/dl
7
Fungsi Hati (18-06-2010)
- Albumin : 2,50 g/dl 3,5 – 5,0
- SGOT : 24 U/l 0 - 38
- SGPT : 11 U/l 0 – 41
Lipid
- Cholesterol Total 73 mg/dl
Elektrolit (22-06-2010)
- Natrium : 137 mmol/L 136 – 145
- Kalium : 4,7 mmol/L 3,5 – 5,1
- Clorida : 102 mmol/L 97 – 111
- Kalsium : 1,10 mmol/L 1,15 – 1,29
Sedimen
Leukosit : +0-1/LPB
Eritrosit : negatif
Epitel : +0-1/LPB
Kristal : negatif
Bakteri : negatif
Silinder : negatif
8
Serologi
Thyroid function
- FT4 : 75,62 12,00 – 22,0 pmol/l
- T3 : 5,21 1,30 – 3,10 pmol/l
- T4 : 211,0 66,0 – 181,0 pmol/l
- TSH : 0,089 0,270 – 4,20 uIUl/ml
Pemeriksaan EKG :
Kesan :
• Sinus Aritmia, HR : 169 x /menit
• Atrial Flutter
• Axis normal
9
Pemeriksaan Radiologi :
Foto Thoraks PA
Batas kanan jantung sulit dinilai, sinus kanan dan diafragma kanan tetutup bayangan
opak, sinus kiri dan diafragma kiri normal.
USG Thyroid
Tiroid :
Kedua tiroid membesar dengan ukuran kanan 24,3 x 32,5 x 35,1 mm, kiri 24,0 x 27,3 x
34,4 mm.
Tekstur parenkim difusa heterogen solid. Pada pemeriksaan Doppler tampak
hipervaskularisasi.Tidak tampak kalsifikasi.
10
Kesan :
Struma difusa tipe padat yang menunjukkan hipervaskularisasi pada pemeriksaan
Doppler.
Resume:
Pasien laki-laki usia 21 tahun datang dengan keluhan paroxismal nocturnal
dispneu (+). Ketika tidur pasien miring kesebelah kanan untuk menghilangkan rasa
sesaknya. Keluhan batuk (+), edema pretibial (+). Benjolan pada leher (+), badan terasa
lemah, letih, dan lesu. Palpitasi (+) yang disertai rasa gelisah dan sering berkeringat.
Exophltamus (+). Nafsu makan meningkat, berat badan menurun dari 55 kg menjadi 48
kg. Pasien mengeluh mencret tanpa darah dan lendir (+). Emosi labil.
Pada pemeriksaan fisik terdapat frekuensi nadi takikardi frekuensi nafas ↑. Mata
exophtalmus dan tremor pada ekstremitas (+). Pembesaran kelenjar tiroid dan JVP↑.
Thoraks perkusi redup dan fremitus vokal melemah pada lapang paru kanan. Iktus kordis
↑ dengann pembesaran jantung kiri. Rhonki basah kasar +/- bunyi jantung I>II
cepat,irreguler.
11
Pada pemeriksaan serologi didapatkan peningkatan kadar T3, T4, FT4 dan
penurunan kadar TSH. Pemeriksaan fungsi hati kadar albumin turun. Pada pemeriksaan
elektrolit didapatkan penurunana kadar calsium, dan peningkatan kadar kalium.
EKG menunjukkan adanya atrial fibrilasi, sinus aritmia,
Hasil rontgen Thoraks PA : Efusi pleura kanan. Hasil USG tiroid kesan : Struma
difusa tipe padat yang menunjukkan hipervaskularisasi pada pemeriksaan Doppler.
DIAGNOSIS KERJA
Congestive Hearth Failure grade III e.c Hipertiroidism e.c Susp. Ca Tiroid
DIAGNOSIS BANDING
Congestive Hearth Failure grade III e.c Hipertiroidism e.c Grave disease
Congestive Hearth Failure grade III
PROGNOSIS : Dubia at malam
V. PENATALAKSANAAN
1. Istirahat
2. Diit : Tinggi kalori, tinggi protein, rendah garam.
3. Medikamentosa :
• D5% 20 tetes/ menit
• O2 3L
• Ceftriaxon 2 x 1 gram IV
• Untuk mengatasi peningkatan asam lambung : Dexanta 3 x CI, Ranitidin
3x 1 amp
• Propanolol 3 x 10 mg
• PTU 3 x tab 100 mg
• Digoksin 2 x 1 selama 3 hari setelah itu dilanjutin 1 x 1
• Infus Albumin 20 %
• Furosemid 2 x 1
• KSR 3 x 1
12
VI. PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Biopsi atau aspirasi biopsi jarum halus kelenjar tiroid (BAJAH)
2. Sintigrafi Tiroid
3. Terapi Supresi Tiroksin
4. Torakosintesis
FOLLOW UP
Pemeriksaan fisik
- Kesadaran CM CM CM
- TD 130/90mmHg 120/80mmHg 160/90mmHg
Leher
Mata
13
palpitasi (+) (+) (+)
Ekstremitas Inferior
-keringat ( +) ( +) ( +)
Penatalaksanaan
Bed rest (+) (+) (+)
D5% 20 tetes/ menit (+) (+) (+)
Ceftriaxon 2 x 1 gram IV (+) (+) (+)
14
Tanggal 22-06-2010 23-06-2010 24-06-2010
Keluhan - Sesak (+) - Sesak (-) - Sesak (-)
- Batuk (+) - Batuk (+) - Batuk (+)
- Berdebar-debar (+) - Berdebar-debar(+) - Berdebar-debar(+)
- Kepala pusing (-)
Pemeriksaan fisik
- Kesadaran CM CM CM
- TD 120/70mmHg 110/80mmHg 140/100mmHg
Leher
Mata
15
Hipertiroidisme e.c Hipertiroidisme e.c Hipertiroidisme e.c
Susp. CA tiroid susp. CA tiroid susp. CA tiroid
Penatalaksanaan
Bed rest (+) (+) (+)
D5% 20 tetes/ menit (+) (+) (+)
Ceftriaxon 2 x 1 gram IV (+) (+) (+)
ANALISA KASUS
16
Saya mendiagnosa pasien ini dengan penyakit Congestive Heart Failure Grade III
e.c hipertiroid e.c susp Karsinoma Tirod karena dari:
Kriteria minor:
1. edema ekstremitas : edema pretibial +/+
2. batuk malam hari
3. dispneu de effort : Sesak terutama timbul saat aktifitas ringan seperti menyapu
lantai, mandi atau mencuci
4. hepatomegali
5. efusi pleura :
• anamnesis : Ketika tidur pasien juga miring kesebelah kanan untuk
menghilangkan rasa sesaknya
• Pemeriksaan Fisik : Fremitus vocal kanan melemah daripada kiri, perkusi
redup pada hemithoraks kanan. Rhonki basah kasar +/-
• Thoraks PA : efusi pleura kanan
6. takikardi : Bunyi jantung I>II cepat,irreguler, HR 104 x/ menit
7. penurunan kapasitas vital sepertiga dari normal
Diagnosis ditegakkan dari 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 1 kriteria minor
harus ada pada saat yang bersamaan.
17
Grade 2 : Sesak nafas saat aktivitas berat
Grade 3 : Sesak nafas saat aktivitas sehari-hari.
Grade 4 : Sesak nafas saat sedang istirahat.
18
Untuk fase awal penentuan diagnosis perlu T4 (T3) dan TSH, namun pada pemantauan
cukup diperiksa T4 saja, sebab sering TSH tetap tersupresi padahal keadaan membaik.
Hal ini karena supresi terlalu lama pada sel tirotrop oleh hormon tiroid, sehingga lamban
pulih (lazy pituitary). Untuk memeriksa mata disamping klinis digunakan alat
eksofalmometer Herthl. Karena hormon tiroid berpengaruh terhadap semua sel/organ
maka tanda kliniknya ditemukan pada organ kita.1
19
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium TSHs, T4 atau fT4, T3 atau fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul
infeksi pada awal pemakaian obat antitiroid)2
2. Sidik tiroid (thyroid scan) terutama membedakan penyakit Plummer dari penyakit
Graves dengan komponen nodosa2
3. EKG2
4. Foto thoraks 2
20
produksi hormon tiroid namun seringkali menghasilkan cukup banyak hormon tiroid
sehingga memberikan gejala hipertiroidisme.
Pendekatan Diagnosis
Pasien dengan karsinoma tiroid biasanya datang dengan nodul soliter. Anamnesis
penting dalam rangka penegakan diagnosis.
• Limfadenopati servikal
Pasien adalah seorang pria dengan usia muda yaitu 21 tahun dengan riwayat terasa
benjolan di leher sejak 1 tahun yang lalu, disertai keluhan batuk. Pada pemeriksaan
fisik kelenjar tiroid :
Teraba membesar di kedua lobus kanan dan kiri, ikut bergerak ke atas ketika
menelan. Konsistensi padat/keras dan melekat ke jaringan sekitar dengan batas
yang tidak tegas. Tidak nyeri pada penekanan.
Pemeriksaan Penunjang
1. BAJAH
21
2. Laboratorium
3. Sintigrafi Tiroid
4. USG
USG pada evaluasi awal nodul tiroid dilakukan untuk menentukan ukuran dan
jumlah nodul, meski sebenarnya USG tidak dapat membedakan nodul jinak dari
yang ganas. USG pada nodul tiroid dingin sebagian besar akan menghasilkan
gambaran solid, campuran solid kistik dan sedikit kista simple. Dari suatu seri
penelitian USG tiroid, didapatkan 69% solid, 12 % campuran dan 19 % kista.
Dari seluruh 19 % kista tersebut hanya 7 % yang ganas, sedangkan kemungkinan
ganas dari nodul solid atau campuran berkisar 20%. USG juga dikerjakan untuk
menentukan multinodularitas yang tidak teraba dengan palpasi, khususnya pada
individu dengan riwayat radiasi pengion pada daerah kepala dan leher. Nodul
soliter atau multiple yang lebih kecil dari 1 cm yang hanya terdeteksi dengan
USG umumnya jinak dan tidak diperlukan pemeriksaan lanjutan lain kecuali
evaluasi USG ulang secara periodic.
Kedua tiroid membesar dengan ukuran kanan 24,3 x 32,5 x 35,1 mm, kiri
24,0 x 27,3 x 34,4 mm.
Tekstur parenkim difusa heterogen solid. Pada pemeriksaan Doppler tampak
hipervaskularisasi.Tidak tampak kalsifikasi.
Kesan :
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan penyakit jantung tiroid adalah secepatnya menurunkan
keadaan hipermetabolisme dan kadar hormon tyroid yang berada dalam sirkulasi.
Hiperdinamik dan aritmia atrial akan respon baik dengan penghambat beta, propanolol
22
bekerja cepat dan mempunyai keampuhan yang sangat besar dalam menurunkan
frekuensi jantung, diberikan berkisar 40-160 mg dengan dosis terbagi. Propanolol dapat
menurunkan kadar T4 dalam sirkulasi dan mengubahnya kembali menjadi T3, disamping
juga dapat menurunkan kadar T3 dalam sirkulasi sebanyak 20-30 %. Pada penderita
dengan gagal jantung berat, maka penggunaan obat penghambat beta haruslah hati-hati
karena dapat memperburuk fungsi miokard, disamping bahaya lainnya berupa spasme
bronkus.
Obat anti tiroid seperti metimazol 60-80 mg per hari atau propiltiourasil 400-600
mg perhari dengan dosis terbagi, bila keadaan eutiroid sudah tercapai dosis dapat
diturunkan menjadi pemeliharaan (maintenance). Setelah pemberian 1-1,5 tahun obat
dapat dihentikan tanpa menimbulkan gejala hipertiroidisme.
1. Pembedahan
Bila diagnosis kemungkinan telah ditegakkan dan operable, operasi yang dilakukan
adalah lobektomi sisi yang patologik atau lobektomi subtotal dengan risiko bila ganas
kemungkinan ada sel sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan umumnya berupa
tiroidektomi total. Komplikasi dari operasi antara lain terputusnya nervus laringeus
rekurens dan cabang eksterna dari nervus laringeus superior, hipotiroidisme dan
ruptur esophagus. Setelah pembedahan, hormon tiroid diberikan dengan dosis
supresif untuk menurunkan kadar TSH hingga tercapai keadaan eutiroid
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobis
kontralateral, dilakukan:
a. Radiasi interna dengan I131. hanya tumor tumor berdiferensiasi baik yang
mempunyai afinitas terhadap I131 terutama yang folikuler. Radiasi interna juga
diberikan pada tumor tumor yang telah bermetastasis atau terdapat sisa tumor
23
b. Radiasi eksterna, memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor tumor
inoperable atau anplastik yang tidak berafinitas terhadap I131. [pemberian
eksterna terapi radiasi menghadapi risiko untukmengalami mukositis,
kekeringan mulut, disfagia, kemerahan mulut, anoreksia, kelelahan.
BAB II
PEMBAHASAN
24
stimulasi adrenergik, hormon tiroid meningkatkan sintesis miosin dan Na, K, ATP ase,
mirip seperti pada reseptor beta adrenergik miokard.
Gejala Klinis
Meskipun tanpa gagal jantung, manifestasi kardiovaskuler tirotoksikosis secara
subjektif maupun objektif akan mendominasi gejala klinis penderita. Gejalagejala ini
berupa palpitasi, takikardi, perasaan tak enak di epigastrium sebagai akibat kontraksi
aorta decenden yang berlebihan, lekas lelah, sesak nafas, gelisah, keringat yang
berlebihan dan sebagainya. Secara objektif ditemukan takikardi, nadi seler, denyut nadi
karotis dan aorta meningkat, apeks impuls yang kuat, pulsasi kapiler pada ujung jari,
bunyi jantung pertama yang kuat. Kadang-kadang dijumpai murmur sistolik di daerah
prekordial, berbagai gangguan irama, fibrilasi atrium dan pembesaran jantung.
Radiologi
Gambaran radiologi umumnya normal, kadang-kadang dijumpai pembesaran
aorta asenden atau desenden, penonjolan segmen pulmonal dan pada kasus yang berat
dijumpai pula pembesaran jantung.
Elektrokardiografi
Pada EKG sering ditemui gangguan irama atau gangguan hantaran. Biasanya
dengan sinus takikardi, atrium fibrilasi ditemui 10-20 % kasus. Pada kasus berat bisa
ditemui pembesaran ventrikel kiri, kadang-kadang ditemui pelebaran dan pemanjangan
gelombang P dan pemanjangan PR interval, gelombang T yang prominen, peninggian
voltase, perobahan gelombang ST-T dan pemendekan interval QT.
Ekokardiografi
25
Pada ekokardiografi bisa ditemui hiperkontraksi dengan pengisian yang cepat,
peningkatan masa ventrikel kiri dan hipertrofi otot jantung (4).
Pengobatan
Tujuan pengobatan penyakit jantung tiroid adalah secepatnya menurunkan
keadaan hipermetabolisme dan kadar hormon tyroid yang berada dalam sirkulasi.
Hiperdinamik dan aritmia atrial akan respon baik dengan penghambat beta, propanolol
bekerja cepat dan mempunyai keampuhan yang sangat besar dalam menurunkan
frekuensi jantung, diberikan berkisar 40-160 mg dengan dosis terbagi. Propanolol dapat
menurunkan kadar T4 dalam sirkulasi dan mengubahnya kembali menjadi T3, disamping
juga dapat menurunkan kadar T3 dalam sirkulasi sebanyak 20-30 %. Pada penderita
dengan gagal jantung berat, maka penggunaan obat penghambat beta haruslah hati-hati
karena dapat memperburuk fungsi miokard, disamping bahaya lainnya berupa spasme
bronkus.
Obat anti tiroid seperti metimazol 60-80 mg per hari atau propiltiourasil 400-600
mg perhari dengan dosis terbagi, bila keadaan eutiroid sudah tercapai dosis dapat
diturunkan menjadi pemeliharaan (maintenance). Setelah pemberian 1-1,5 tahun obat
dapat dihentikan tanpa menimbulkan gejala hipertiroidisme.
HIPERTIROIDISME
I. DEFINISI
Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang
hiperaktif.
Tiroksikosis adalah manifestasi klinis berlebihan hormon tiroid yang beredar dalam
sirkulasi.
Apapun sebabnya manifestasi klinik dari kedua gangguan ini adalah sama, karena
efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3-inti yang makin penuh. Terdapat dua
26
tipe hipertiroidisme spontan yang paling sering dijumpai yaitu penyakit Graves dan goiter
nodular toksik.
1. penyakit Graves
- Terjadi pada usia 30-40
- Lebih sering ditemukan pada wanita daripada laki-laki
- Predisposisi familial
- Gejala hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang berlebihan
- Pasien mengeluh: lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat >>,
berat badan menurun, palpitasi, takikardi
- Oftalmopati yang ditandai dengan mata melotot.
- Ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia hormon tiroid yang
berlebihan
- Hipertiroidisme akibat sekresi tiroidisme berupa manifestasi
hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang berlebihan
- Manifestasi esktratiroidal berupa oftalmopati yang ditandai dengan
mata melotot, fisura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid lag (
keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata)
2. goiter nodular toksik
- ditemukan pada usia lanjut
- Gejala hipertiroidisme dan hipermetabolisme timbul lebih lambat dan
lebih ringan daripada penyakit Graves
- Mungkin menglami gagal jantung , aritmia yang resisten dengan terapi
digitalis
Gejala serta tanda Hipertiroidisme umumnya dan pada Penyakit Graves
Sistem Gejala dan tanda Sistem Gejala dan tanda
Umum Tak tahan hawa Psikis dan saraf Labil, iritabel,
panas, hiperkinesis, tremor, psikosis,
BB turun, tumbuh nervositas, paralisis
cepat, toleransi obat periodik, dispneu,
hipertensi,
Gastrointestinal Hiperdefekasi, Jantung aritmia, gagal
lapar, makan jantung, palpitasi
27
banyak, haus,
muntah disfagia,
splenomegali
Muskular Rasa lemah Darah dan limfatik Limfositosis,
anemia,
splenomegali, leher
membesar
Genitourinaria Oligomenorea, Skelet Osteoporosis,
amenorea, libido epifisis cepat
turun, infertil, menutup, nyeri
ginekomasti tulang
Kulit Rambut rontok,
berkeringat, kulit
basah, silky hair,
onikolisis
II. ETIOLOGI
Kira-kira 70% tirotoksikosis karena penyakit Graves, sisanya karena gondok
multinodular toksik dan adenoma toksik.
Penyebab Tirotoksikosis
Hipertiroidisme Primer Tirotoksikosis tanpa Hipertiroidisme Sekunder
hipertiroidisme
Penyakit Graves Hormon tiroid berlebihan TSH
Gondok multinodular toksik Tiroiditis subakut (viral Tirotoksikosis gestasi
atau De Quervain (trimester pertama)
Adenoma toksik Silent thyroiditis Resistensi hormon tiroid
Obat: yodium lebih, litium Destruksi kelenjar
Karsinoma tiroid Radiasi, adenoma, infark
Struma ovarii
Mutasi TSH
III. DIAGNOSIS
Untuk fungsi tiroid diperiksa kadar hormon beredar T3 T4 dan TSH, kadar yodium
urine, dan kadar tiroglubulin. Untuk fase awal penentuan diagnosis perlu T4 dan TSH ,
28
namun pada pemantauan cukup diperiksa T4 saja sebab sering TSH tetap tersupresi
padahal keadaan membaik. Hal ini karena supresi terlalu lama pada sel tirotop oleh
hormon tiroid sehingga lamban pulih.
Untuk memeriksa mata disamping kinis digunakan alat eksoftamometer Herthl.
Pada kelompok usia lanjut gejala dan tanda tidak sejelas pada usia muda, malahan
dalam beberapa hal sangat berbeda. Perbedaan ini antara lain dalam hal: berat badan
menurun mencolok, nafsu makan menurun, mual, muntah dan sakit perut, fibrilasi atrium,
payah jantung, eye signs tidak nyata atau tidak ada, bukannya gelisah justru apatis.
IV. TERAPI
Dengan pemberian Tirostatika / OAT – Obat Anti Tiroid. Terpenting adalah
kelompok derivat tioimidazol ( CMZ Karbimazol 5 mg, MTZ Metimazol atau tiamazol 5,
10, 30 mg) dan derivat tiourasil ( PTU propiltiourasil 50, 100 mg). Metode yang
digunakan dalam penggunaan OAT ini ada dua. Yang pertama adalah, berdasarkan titrasi.
Dosis diberikan dimulai dengan dosis besar, yaitu 30 mg CMZ, 30mg MTZ, atau 400MG
PTU sehari dalam dosis terbagi. Dosis diberikan hingga tercapai eutiroidisme. Biasanya
dalam 4-6 minggu tercapai masa eutiroidisme.
Metode yang kedua adalah berdasarkan klinis/laboratoris. Dosis diturunkan sampai
mencapai dosis terendah di mana pasien masih dalam keadaan eutiroidisme.
Efek samping yang sering ditemukan oleh karena pemakaian OAT ini adalah rash,
urtikari, demam dan malaise, alergi, nyeri otot dan altralgia, perubahan rasa dan kecap,
artritis, dan agranulositosis. Efek samping yang jarang adalah trombositopenia, anemia
aplastik, hepatitis, vaskulitis, hipoglikemia.
Efek berbagai obat yang digunakan dalam pengelolaan tirotoksikosis
Kelompok obat Efek Indikasi
Obat Anti Tiroid Menghambat sintesis Pengobatan lini pertama
- Propiltiourasil/ PTU hormon tiroid dan berefek pada Graves. Obat jangka
- Metimazol / MTZ imunosupresif ( PTU juga pendek prabedah/ pra RAI
- Karbimazol / CMZ menghambat konversi T4)
B-adrenergik antagonis Mengurangi dampak Obat tambahan kadang
- Propanolol hormon tiroid pada jaringan sebagai obat tunggal pada
- Metoprolol tiroiditis
29
- Atenolol
- Nadolol
Bahan mengandung Iodine Menghambat keluarnya T4 Persiapan tiroidektomi.
- Kalium iodida dan T3, menghambat Pada krisis tiroid, bukan
- Solusi lugol produksi T3 ekstratiroidal untuk penggunaan rutin
- Natrium ipodat
- Asam lopanoat
Obat lainnya Menghambat transpor Bukan indikasi rutin, pada
- Kalium perklorat yodium, sintesis dan subakut tiroiditis berat, dan
- Litium karbonat keluarnya hormon, krisis tiroid.
- glukokortikoid memperbaiki efek hormon
di jaringan dan sifat
imunologis
V. KOMPLIKASI
1. penyakit jantung tiroid
2. oftalmopati Graves
3. infeksi karena agranulositosis
4. krisis tiroid
VI. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
30
Karsinoma Thyroid
Pendahuluan
Kanker Thyroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan yang tersering. Lebih
banyak pada wanita dengan distribusi sekitar antara 2:1 sampai 3:1. insidennya berkisar
antara 5,4 – 30 %. Berdasarkan jenis histopatolologi. Sebarannya adalah kanker Thyroid
jenis papilar (71,4 %), kanker Thyroid jenis folikuler (16,7 %), kanker Thyroid jenis
anaplastik (8,4%) dan kanker Thyroid jenis meduler (1,4%). Berdasarkan usi kanker
thyroid jenis papiler biasanya pada pasien yang berusia kurang dari 40 tahun,berbeda
dengan kanker thyroid folikuler yang banyak pada usia diatas 40 tahun. Sedangkan
kanker jenis meduler sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun).
Etiologi
Etiologi yang pasti belum diketahui. Yang berperan khususnya well differentiated
carcinoma (papilar dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis dan untuk jeni
meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk
kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker thyroid anaplastik berasal dari
perubahan kanker thyoid berdifferensiasi baik (papiler dan folikuler) dengan
kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar. Sedangkan limfoma pada tiroid
diperkirakan karena perubahan perubahan degenerasi ganas dari tiroiditis hashimoto.
Manifestasi Klinik
31
Gejala karsinoma Thyroid adalah sebagai berikut:
1. kista bisa cepat membesar, nodul jinak perlahan, sedang nodul ganas agak cepat dan
nodul anaplastik cepat sekali (dihitung dalam minggu), tanpa nyeri.
masa kanak kanak pernah mendapat terapi sinar di daerah leher atau sekitarnya
3. merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher seperti gangguan menelan yang
menunjukkan adanya desakan esophagus atau perasaan sesak yang menunjukkan
adanya desakan/infiltrasi ke trakea
6. perasaan sesak dan batuk batuk yang disertai dahak berdarah (metastasis di paru paru
bagi jenis folikuler)
32
hati, ginjal dan otak. Bagian tulang yang terkena adalah yang spongiosa dan kaya
vaskularisasi.
Klasifikasi
Papiler
Folikuler
3. Karsinoma meduler
Stadium kanker
Stadium kanker ini tidaksaja berdasarkan histopatologi, ekstensi lokal, regional dan
metastase jauh, tetapi juga pada umur dan jenis kelamin. Klasifikasi TNM adalah sebagai
berikut.
33
Tipe dan stadium <45> > 45 tahun
Papiler Setiap T, setiap N, M0 Setiap T, N0, M0, T1, N1, M0
Stadium III
Stadium IV
Tipe dan stadium <45> >45 tahun
Folikuler Setiap T, setiap N, M0 T1, N0, M0
Stadium IV
Meduler - T1, N0, M0
Stadium IV
Tdk dapat - -
dikalsifikasikn
- -
Stadium I
- -
Stadium II
setiap T, setiap N, etiap M setiap T, setiap N, setiap M
Stadium III
34
Stadium IV
Catatan :
Metastase Kanker
Nodul tanpa nyeri pada tiroi atau pada leher biasanya merupakan tanda awal adanya
penyakit. Keterlibatan limfonodi servikal sering timbul pada awal diagnosis. Setiap
pembesaran limfonodi servikalis yang tidak terjelaskan memerlukan pemeriksaan tiroid,
yang kadang kadang menderita tumor primer yang sangat kecil untuk diraba,
diagnosisnya didasarkan pada hasil biopsy limfonodi. Paru paru merupakan tempat
metastase yang paling lazim di luar leher. Mungkin tidakada menifestasi klinis yang
dapat diacu padanya, secara rontgenografis, tumor ini tampak sebagai infiltrasi nodular
atau milies difus, terutama bagian basal. Tumor ini mungkin terkelirukan dengan TBC,
histoplasmosis atau sarkoidosis. Tempat tempat matastasis lain meliputi mediatinum,
tulang panjang, tulang tengkorak dan aksilla.
Diagnosis
Secara klinis ditegakkan diagnosis struma nodusa dengan persangkaan jinak atau ganas.
Diagnosis yang diperoleh dapat berupa :
Pemeriksaan Penunjang
Langkah pertama yang dianjurkan adalah menetukan status fungsi tiroid dengan
memeriksa TSH (sensitive) dan T4 bebas. Pada keganasan thyroid umumnya fungsi
thyroid normal. Tetap abnormalitas fungsi thyroid tidak dapat dengan sendirinya
menghilangkan kemungkinan keganasan.
36
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Bila diagnosis kemungkinan telah ditegakkan dan operable, operasi yang dilakukan
adalah lobektomi sisi yang patologik atau lobektomi subtotal dengan risiko bila ganas
kemungkinan ada sel sel karsinoma yang tertinggal. Pembedahan umumnya berupa
tiroidektomi total. Komplikasi dari operasi antara lain terputusnya nervus laringeus
rekurens dan cabang eksterna dari nervus laringeus superior, hipotiroidisme dan
ruptur esophagus. Setelah pembedahan, hormon tiroid diberikan dengan dosis
supresif untuk menurunkan kadar TSH hingga tercapai keadaan eutiroid
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobis
kontralateral, dilakukan:
a. Radiasi interna dengan I131. hanya tumor tumor berdiferensiasi baik yang
mempunyai afinitas terhadap I131 terutama yang folikuler. Radiasi interna juga
diberikan pada tumor tumor yang telah bermetastasis atau terdapat sisa tumor
b. Radiasi eksterna, memberikan hasil yang cukup baik untuk tumor tumor
inoperable atau anplastik yang tidak berafinitas terhadap I131. [pemberian
eksterna terapi radiasi menghadapi risiko untukmengalami mukositis,
kekeringan mulut, disfagia, kemerahan mulut, anoreksia, kelelahan.
Prognosis
Prognosis pasien dengan kanker thyroid berdiferensiasi baik tergantung pada umur,
adanya ekstensi, adanya lesi metastasis, diameter tumor dan jenis histopatologi.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku ajar Ilmu Penyakit
38