Professional Documents
Culture Documents
BATASAN
Gangguan sementara fungsi otak dengan manifestasi gangguan kesadaran episodik disertai
abnormalitas sistem motorik atau otonomik.
PATOFISIOLOGI
Terjadi akibat pelepasan muatan listrik yang berlebihan terus-menerus (depolarisasi neuron).
Etiologi
· Idiopatik
GEJALA KLINIS
· Subtle (samar) : kedipan mata, gerakan seperti mengayuh, apnea lebih dari 20 detik
dengan detak jantung normal, tangisan melengking, mulut seperti mengunyah/ menghisap
· Tonik (fokal dan general) : gerakan tonik seluruh ekstremitas, fleksi ekstremitas
atas disertai ekstensi ekstremitas bawah
· Klonik (fokal dan multifokal) Fokal : gerakan ritmis, pelan, menghentak klonik.
Multifokal : gerakan klonik beralih dari ekstremitas yang satu ke ekstremits yang lain
tanpa pola spesifik.
· Mioklonik (fokal, multifokal, general) : gerakan menghentak multipel dari
ekstremitas atas dan bawah.
DIAGNOSIS
· Anamnesis : riwayat penyakit keluarga, penyakit ibu dan obat yang dipakai selama
kehamilan, problem persalinan (asfiksia, trauma, infeksi persalinan)
· Pemeriksaan fisik : bentuk kejang, iritabel, hipotoni, high pitch cry, gangguan
pola nafas, perdarahan kulit, sianosis, ikterus, ubun-ubun besar cembung
· Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, gula darah, elektrolit, analisa gas darah,
punksi lumbal, kultur darah, bilirubin direk dan total, pemeriksaan urine
Penyulit
PENATALAKSANAAN
· Pertahankan homeostasis sistemik (pertahankan jalan nafas, usaha nafas dan
sirkulasi)
o Kalsium glukonas 10 % 200 mg/kg BB intravena (2 ml/kg BB) diencerkan aquades
sama banyak diberikan secara intra vena dalam 5 menit (bila diduga hipokalsemia)
o Fenobarbital : Loading dose 10-20 mg/kg BB intramuskuler dalam 5 menit, jika
tidak berhenti dapat diulang dengan dosis 10 mg/kgBB sebanyak 2 kali dengan selang
waktu 30 menit.
o Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin: loading dose 15-20 mg/kg BB intra
vena dalam 30 menit.
o Rumatan fenitoin dosis 4-8 mg/kgBB/hari intravena atau peroral dalam dosis
terbagi tiap 12 jam.
Penghentian obat anti kejang dapat dilakukan 2 minggu setelah bebas kejang dan
penghentian obat anti kejang sebaiknya dilakukan sebelum pulang kecuali didapatkan
lesi otak bermakna pada USG atau CT Scan kepala atau adanya tanda neurologi abnormal
saat akan pulang.
Terjadinya edema di bawah kepala bayi sebagai akibat pengeluaran cairan serum dari
pembuluh darah
Faktor Predisposisi
Penatalaksanaan
Komplikasi
Kaput hemorargik
Infeksi
ikhterus
Anemia
Dx banding sefalhematoma
Patofisiologi
Pada kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis mengakibatkan spasme
pintu panggul. Dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksi uterus sehingga
tulang kepala tertekan. Sehingga fontanel meregang dan CSS (Central Canal of Spinal
cord) tidak bisa mengalir ke seluruh otak. Sehingga CSS menerobos ke jaringan atau
intraviber. Sehingga potensial (cairan) tedorong ke bagian ubun-ubun besar dan terjadi
timbunan CSS dibawah kulit kepala. Sehingga menyebabkan Caput Succedaneum.