Professional Documents
Culture Documents
II
LANDASAN TEORI
pembahasan ini terlebih dahulu akan diuraikan menjadi minat dan belajar.
1. Pengertian minat
terhadap sesuatu.”1 Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 583.
2
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), h. 57.
3
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali,
1988), h. 76.
11
12
keaktifan berbuat.
2. Pengertian belajar
belajar adalah “Suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau
terjadi”.7
4
I. L. Pasaribu dan Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Tarsito, 1983),
h. 52.
5
Zakiah Daradjat,dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet.1, h. 133.
6
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976),
h. 965.
7
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum Untuk, (Bandung: CV Pustaka Setia,2004), Cet.ke-2,
h. 44.
8
Slameto, Op.Cit., h. 2.
13
sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu
keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja
yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik
1. Unsur-unsur minat
9
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan belajar mengajar,
(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), h. 4.
10
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Balai Pustaka, 1987),
h. 28.
14
a. Perhatian
baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam
aktivitas.”12
sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai
diajarkannya.
waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang
akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan
belajar.
11
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1989), h. 14.
12
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), h. 32.
15
b. Perasaan
13
Sumadi Suryabrata, Op.Cit., h. 66.
14
W.S. Winkell, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1983),
h. 30.
16
c. Motif
15
Sardiman AM, Op.Cit., (Jakarta: Rajawali, 1986), h. 73.
16
Sumadi Suryabrata, Op.Cit., h. 32.
17
Sehingga anak didik yang pada mulanya tidak ada hasrat untuk
untuk belajar.
kepentingannya sendiri.
usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi
tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat
belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-
17
Abdul Wahid, “Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak” dalam Chabib Toha (eds), PBM-
PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1998), h. 109-110.
18
The Liang Gie, Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa, (Yogyakarta: Gajah Mada
Press, 2004), h. 57.
19
baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan
pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan
yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang
mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun
karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh hasil
yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat terhadap
secara singkat seperti yang tercantum dalam buku Standar Kompetensi Mata
atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari”.19 Sedangkan
19
Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika
SMP & MTs, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003), h. 5.
20
Ibid.
20
suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat
21
Sumardyono, “Karakteristik Matematika Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Matematika”, Disertasi, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2004), h. 5. t.d.
21
permasalahan.
22
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 6.
23
Ibid.
22
24
Ibid.
25
Ibid, h.10.
23
Pelajaran Matematika
dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga halnya dengan
minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika, ada siswa yang minatnya
tinggi dan ada juga yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi
1. Faktor Intern
tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam
banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apa bila siswa
pelajaran Matematika.
26
H. Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Belajar Mengajar,
(Jakarta: Delia Press, 2004), Cet. ke-2, h. 64.
25
2. Faktor Ekstern
Raharja menyatakan:
27
Dominikus Catur Raharja, “Kesesuaian Pendidikan Bakat Menentukan Prestasi Siswa” ,
Penabur, XXVIII, 2 (Jakarta, 2001), h. 7.
26
28
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosda Karya), h. 253.
27
pembelajaran.
dan alat yang memadai dapat memancing minat siswa pada mata
pelajaran Matematika.
dan sebagainya.
akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang
panas dan pengap, atau belajar pagi hari akan lebih baik dari pada
belajar siang hari. Jadi, minat dan perhatian siswa akan lebih baik
sekolah agar didirikan jauh dari pabrik, keramaian lalu lintas dan
pasar.