Professional Documents
Culture Documents
BM-4104
NIM : 15307110
2009
PENDAHULUAN
Lingkungan adalah bagian dari alam yang mengelilingi dan dapat mempengaruhi sistem.
Sistem dan lingkungannya adalah alam semesta. Masalah lingkungan adalah masalah yang
penting untuk dibicarakan, karena menyangkut kesehatan dan kesejahteraan makhluk hidup yang
tinggal di dalamnya dan di sekitarnya.
Salah satu masalah lingkungan yang banyak terjadi adalah pencemaran. Berbagai
aktivitas manusia seperti perindustrian dan pertambangan kerap menghasilkan polutan yang
kemudian akan mencemari lingkungan di sekitarnya terutama tanah dan air. Polutan adalah suatu
senyawa yang ada dalam jumlah (konsentrasi) yang lebih besar daripada konsentrasi alamiah
akibat aktivitas manusia dan senyawa tersebut dapat merusak lingkungannya atau menurunkan
nilai lingkungannya (Diktat Kuliah Kimia Lingkungan TL-215). Untuk itu, diperlukan suatu
teknik yang dapat mengembalikan keadaan lingkungan seperti semula dan menghilangkan
polutan yang dikenal dengan Teknik Bioremediasi.
Pada paper ini akan dibahas kajian literatur mengenai State of the art pada teknik
bioremediasi untuk berbagai polutan.
BAB I
Definisi Bioremediasi
Kontaminan yang paling sering memasuki tanah berasal dari kebocoran tangki
penyimpanan di bawah tanah (USTs) atau Underground Storage Tanks, landfill, dan
waste disposal ponds.
Tabel 1, Klasifikasi Kontaminan yang berasal dari tanah dan air tanah
In Situ Treatment
a. Land Treatment
a. Bioventing
Bioventing adalah penggunaan induksi gerakan udara melalui
tanah tak jenuh, dengan atau tanpa nutrient. Selain itu, untuk
merangsang mikroorganisme asli untuk mengkonversi organik
kontaminan, seperti hidrokarbon minyak bumi, menjadi zat yang
tidak terlalu berbahaya, terutama menjadi karbon dioksida dan air.
Ex Situ Treatment
BAB II
Selama ini permintaan terhadap minyak bumi sebagai sumber energi dan sebagai
bahan baku utama bagi industri kimia telah mengakibatkan peningkatan produksi dunia
untuk sekitar 3500 juta metrik ton per tahun (Energy Information Administration, 1992).
Telah diperkirakan bahwa sekitar 0,1%, 35 juta ton, memasuki laut per tahun (Dewan
Riset Nasional, 1985), (Ronald and Don L. Crawford, 1996:100). Meskipun tumpahan
minyak mentah besar berikut kecelakaan kapal tanker merupakan kecelakaan yang paling
umum, kecelakaan tersebut hanya mewakili sebagian kecil, sekitar satu juta ton, dari total
input kontaminan yang berasal dari minyak bumi. Sebagai perbandingan, minyak
masukan ke laut dari sumber-sumber alam, terutama minyak yang merembes, adalah
sekitar 0,5 juta ton per tahun. Sumber utama pencemaran minyak adalah industry,
runoffs, kebocoran pada pipa dan tangki penyimpanan, dan pembuangan pemberat dan
lambung kapal limbah.
Fraksi dari minyak bumi berupa polycyclic hidrokarbon aromatik (PAH) beracun
dan menjadi prioritas pada daftar polutan oleh EPA (Environmental Protection Agency).
Pada intinya, pollutan dari minyak bumi di tanah ataupun laut dapat menyebabkan
gangguan kesehatan dan mengkontaminasi sumber air.
No Kriteria
1 Mikroorganisme mempunyai:
1. Enzim hydrocarbon-oksidasi
2. Kemampuan mengikat hydrocarbon
3. Mampu memproduksi emulsi
4. Mekanisme desorpsi dari hydrocarbon
2 Air
3 Oksigen
4 Phosphorus
5 Sumber nitrogen yang dapat dimanfaatkan
• Alkana :
• Aromatics :
Baik mikroorganisme prokariotik maupun eukariotik
mempunya enzim yang dapay mengoksidasi hidrokarbon aromatic
dari single ring (benzenm toluene, dan xylene) menjadi polycyclic
aromatic (PCAs) seperti naphtalane, anthracene, phenanthrene, dan
lain – lain.
b. Genetik
(2) Memakai bakteri yang berasal dari tetesan minyak yang telah
digunakan
Pada dasarnya ada 3 pendekatan strategis untuk memulihkan keadaan tanah dan air
tanah yang terkontaminasi oleh PAH, yaitu solid-phase, in situ, dan operasi bioreaktor
(Ronald and Don L. Crawford, 1996:151).
Bioreactors - Aqueous reactor - Laju reaksi - Biaya mahal - (Sama dengan yang di
- Soil Slurry Reactor degradasi yang cepat - Biaya operasional atas)
- Optimisasi mahal - Adanya konsentrasi
parameter kontaminan yang toksik
physicochemical
- Penggunaan
inoculan dan
surfaktan yang
efektif
- Memperbesar mass
transfer
In situ - Biosparging - Harga terjangkau - Waktu pengolahan - (Sama dengan yang di
- Bioventing - Relatif pasif yang lebih lama atas)
- Groundwater - Mengolah tanah dan - Susah untuk - Adanya senyawa kimia
Circulation (UVB) air secara simultan dimonitor terlarut
- In situ bioreaktor - Faktor geologis
Bioremediasi Solid-Phase
a. Landfarming
b. Composting
Rekayasa sel tanah adalah perpaduan dari landfarming dan proses kompos.
Rekayasa sel tanah dibangun, pada dasarnya, seperti tumpukan kompos yang
bercampur dengan udara. faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan di
antaranya adalah kemampuan untuk menggali dan memproses bahan, total
volume material yang akan diperlakukan, waktu perawatan, dan tingkat
pembersihan yang diinginkan. Ada beberapa keterbatasan teknis untuk solid-
phasae PAH Bioremediasi. Dibandingkan dengan operasi bioreactor,
perpanjangan masa waktu perawatan diperkirakan akan dibutuhkan dengan fasa
padat-Bioremediasi PAH operasi. Dalam banyak kasus, hal ini cukup dapat
diterima, terutama ketika sistem fasa padat dirancang untuk memberikan
kontaminan dan meminimalkan eksposur. Ketika teknologi landfarming yang
konvensional bekerja, terdapat kebutuhan untuk ruang yang cukup untuk
mengakomodasi penanganan dan pengelolaan tanah yang terkontaminasi.
Bioreactor Operations
Secara umum, tingkat biodegradasi PAH oleh bioreactor lebih baik ripada
in situ atau siolid-phase karena lingkungannya dibuat sedemikian mungkin agar
lebih mudah dikelola dan karenanya lebih terkendali dan dapat diprediksi. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adlaah mixing dan kontrak intim
mikroorganisme dengan polutan yang ditargetkan, dan pemeliharaan
physiochemical pada kondisi optimal (pH, DO, Nutrien, substrat bioavailibility)
untuk proses biodegradasi PAH.
In Situ Bioremediasi
Pada intinya, secara umum, semakin rendah berat molekul, semakin besar kelarutannya dalam air
seperti naphtalene maka kontaminan akan semakin dibiodegradasi dibandingkan dengan
molekul PAHs dengan berat molekul yang tinggi seperti benzo [a] pyrene.
KESIMPULAN
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya bioremidiasi.
Bioremediasi merupakan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi telah digunakan untuk mengolah PAHs di kreosot limbah, ladang minyak
dan kilang lumpur, dan produk-produk minyak bumi. Sistem pengolahan yang digunakan pada
Teknik Bioremediasi adalah in situ treatment dan ex situ treatment.
State of The Art dari Teknologi Bioremediasi ini sudah berkembang cukup pesat apabila
melihat dan menilik banyak kasus pencemaran yang terjadi dan dipulihkan kembali dengan
teknologi Bioremediasi.
DAFTAR PUSTAKA
Don, L. & Ronald, L. 1996. Bioremediation : Principles and Applications. Great Britain :
Cambridge University Press.
Anderson, William C. 1995. Innovative Site Remediation Technology. One of an Eight – Volume
Series. United States of America : American Academy of Environmental Engineers.