You are on page 1of 26

REVISI PKMP 2008

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

APLIKASI LIMBAH CAIR TAPIOKA


SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF BERUPA BIOGAS

BIDANG KEGIATAN
PKMP

Diusulkan oleh :

TITO NUR AFANDI 904342473344/2004


MAGDALENA PUTRI N. 304342473338/2004
GRIENY NURADI ATMIDA 904342474612/2004
ADZIMATUR MUSLIHASARI 305342481439/2005

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2008

LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


1. Judul Kegiatan :Limbah Cair Tapioka Sebagai Sumber Energi Alternatif
Biogas

2. Bidang kegiatan : () PKMP ( ) PKMK


( ) PKMT ( ) PKMM

3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian


() MIPA ( ) Teknologi dan rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lemgkap : Tito Nur Afandi
b. NIM : 304342473344
c. Jurusan : Biologi
d. Universitas : Universitas Negeri Malang
e. Alamat rumah dan No.telp : Jl. Simp.Bogor 28 Mlg (085230134143)
f. Alamat Email : tieto_perdana@plasa.com

5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang


6. Dosen Pendamping
a. Nama : Balqis, S.Pd, MSi
b. NIP : 132207676
c. Alamat Rumah : Jl.Asahan No.3 Malang (08123319683)
7. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti : Rp. 6.000.000,00
b. Sumber lain :-
8. Jangka waktu pelaksanaan : 4 bulan
Malang, 13 Maret 2008
Menyetujui:
Ketua Jurusan Biologi Ketua Kelompok

Dr. Abdul Gofur, M.Si Tito Nur Afandi


NIP. 131475810 NIM.904342473344

a.n. Rektor
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan Dosen Pembimbing

Drs. Kadim Masjkur, M.Pd Balqis, S.Pd, M.Si


NIP. 130899262 NIP. 132207676
A. JUDUL PROGRAM
Aplikasi Limbah Cair Tapioka Sebagai Sumber Energi Alternatif Berupa Biogas
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan hasil
bumi. Salah satu sumber daya alam yang akhir-akhir ini menjadi masalah adalah
produksi bahan bakar minyak di Indonesia yang semakin menurun. Di sisi lain,
permintaan bahan bakar minyak dalam negeri terus meningkat karena usaha
perbaikan ekonomi dan pertambahan penduduk. Kondisi tersebut menjadikan
Indonesia yang dulu dikenal sebagai salah satu negara pengekspor minyak bumi
berbalik menjadi salah satu negara pengimpor minyak bumi.
Dibalik ancaman serius di atas ada peluang bagi energi-energi alternatif,
khususnya energi yang dapat diperbaharui (renewable energy) untuk
dimanfaatkan secara optimal. Hal ini memberikan peluang bagi pengembangan
industri yang menghasilkan sumber energi non minyak bumi. Sumber energi
alternatif yang dapat diperbaharui di Indonesia relatif lebih banyak, diantaranya
adalah tenaga angin, panas matahari, air, geotermal, biomassa, bahan-bahan
limbah organik, dan biogas. Peluang pengembangan energi alternatif yang dapat
diperbaharui saat ini cukup besar, sebagai contoh pemanfaatan minyak jarak dan
minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak. Selain bahan
bakar yang berbentuk minyak, saat ini juga mulai dikembangkan bahan bakar
dalam bentuk gas.
Salah satu contoh pemanfaatan hasil bumi adalah pengolahan singkong.
Singkong banyak ditanam di berbagai daerah Indonesia karena perawatan yang
mudah dan tidak memerlukan banyak air dan pupuk, sehingga produksinya sangat
melimpah. Singkong mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain
38,05 gr karbohidrat, 0,28 gr lemak, 1,8 gr serat, dan 1,36 gr protein dalam 100 gr
bahan (Riana, 2000). Dalam setiap 100 gram, terkandung 567 kalori, sehingga
singkong dapat digunakan sebagai pengganti bahan makanan utama di Indonesia
yaitu beras (BPPT, 2007). Umumnya, singkong diolah menjadi tepung tapioka
agar tahan lama dan meningkatkan nilai jualnya. Perkembangan industri tapioka
di Indonesia semakin meningkat, baik industri besar maupun skala rumah tangga.
Keberadaan industri tapioka secara tidak langsung dapat meningkatkan tingkat
perekonomian masyarakat yang ada disekitarnya.
Proses pembuatan tepung tapioka dari singkong menghasilkan limbah,
yaitu limbah padat yang berupa onggok dan limbah cair. Limbah cair seringkali
merisaukan masyarakat karena limbah tersebut menghasilkan bau yang tidak
sedap dan jumlahnya dapat mencapai 8000 liter untuk satu ton pengolahan
singkong. Seringkali limbah cair ini hanya dibuang ke sungai sehingga mencemari
perairan sungai.
Limbah agroindustri merupakan bahan yang seringkali kurang atau tidak
bernilai ekonomis, sehingga harganya menjadi murah dan bahkan pada taraf
tertentu merupakan sumber pencemaran bagi lingkungan. Dengan demikian
pemanfaatan limbah agroindustri akan berdampak positif bagi bisnis maupun bagi
lingkungan secara keseluruhan. Kandungan bahan organik yang cukup tinggi pada
limbah agroindustri seperti industri kepala sawit, peternakan, tahu, gula, dan sagu
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan energi alternatif. Bahan bakar
yang dapat dijadikan alternatif adalah aseton, butanol, dan etanol. Ketiga bahan
tersebut, selama ini diproduksi dari senyawa petrokimia. Di lain pihak, limbah
agroindustri yang berpotensi untuk dikonversi menjadi aseton, butanol, dan etanol
adalah tetes tebu, limbah tapioka dan limbah industri sagu, serta hidrolisat
lignoselulosa misalnya dari limbah padat industri kelapa sawit (Febriyanti, 2004).
Beberapa contoh energi alternatif yang telah dikembangkan dari limbah
agroindustri di Indonesia adalah briket arang, biodiesel serta biogas. Biogas
adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-
bahan organik termasuk diantaranya kotoran manusia dan hewan, limbah
domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik. Bahan yang sudah umum digunakan
sebagai bahan baku bahan baku biogas adalah kotoran ternak hewan memamah
biak seperti sapi. Dapat dipastikan bahwa kototan hewan memamah biak banyak
mengandung senyawa penghasil biogas. Kandungan utama dalam biogas adalah
metana dan karbon dioksida (Wikipedia, 2006). Berdasarkan penelitian, rasio C/N
dari kotoran sapi perah cukup rendah dapat menghasilkan biogas dalam jumlah
yang banyak.
Biogas akan mudah terbakar apabila banyak mengandung metana. Metana
mudah dihasilkan oleh bahan yang mengandung rasio C/N kurang dari 30 dengan
syarat bahan baku tersebut mengandung bakteri pengurai sehingga terjadi
fermentasi. Semakin rendah rasio C/N, maka akan semakin besar metana yang
dihasilkan. Limbah cair tapioka berasal dari industri yang bahan bakunya banyak
mengandung karbohidrat, sehingga jumlah rasio C/N dapat diperkirakan
jumlahnya lebih dari 30. Keadaan tersebut tidak menghambat limbah cair tapioka
untuk menghasilkan biogas karena dalam limbah cair tersebut banyak
mengandung bakteri pengurai. Hanya saja gas metana yang dihasilkan jumlahnya
sedikit.
Pengembangan bahan bakar dalam bentuk gas dapat diperoleh dari limbah
industri tapioka, terutama limbah cairnya. Hal ini dimungkinkan karena limbah
cair industri tapioka merupakan limbah organik yang dapat mengalami
biodegradasi dalam kondisi anaerobik. Berdasarkan hal di atas maka dapat
diasumsikan bahwa limbah cair industri tapioka dapat dijadikan sebagai sumber
energi alternatif berupa biogas dengan cara fermentasi apabila ditambahkan
dengan kotoran sapi perah.
Pemanfaatan biogas oleh masyarakat masih sangat kurang. Biogas dari
limbah cair tapioka sangat berpotensi untuk dikembangkan pada skala rumah
tangga. Kecukupan energi pada masyarakat, terutama yang berada di sekitar
Industri tapioka dan daerah terpencil (misalnya daerah transmigrasi) dapat diatasi
dengan menggunakan biogas dari limbah cair industri tapioka yang murah, ramah
lingkungan, mudah diperoleh dan dapat diperbaharui.

C. PERUMUSAN MASALAH PROGRAM


1. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut.
a. Bagaimanakah pengaruh penambahan kotoran ternak sapi perah ke dalam
limbah cair tapioka terhadap penghasilan biogas?
b. Bagaimana efisiensi biogas yang dihasilkan dari limbah cair tapioka dengan
penambahan kotoran ternak sapi perah?
2. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman persepsi terhadap beberapa istilah
penting yang ada pada penulisan karya ini, maka diberikan beberapa definisi
istilah sebagai berikut.
a. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari
bahan-bahan organik.
b. Limbah cair tapioka adalah limbah yang berupa cairan dari industri tepung
tapioka yang merupakan air sisa pencucian hingga pengendapan singkong.
c. Slurry merupakan Limbah, baik limbah cair tapioka maupun limbah kotoran
sapi yang akan dimasukkan ke dalam digester untuk menghasilkan biogas.

3. Batasan Masalah
Masalah yang berkenaan dengan penelitian ini sangat banyak dan
kompleks, begitu juga dengan komponen yang terlibat didalamnya. Namun karena
adanya faktor keterbatasan penulis, maka penulis membatasi masalah penelitian
sebagai berikut.
a. Setiap digester berisi 6 liter limbah cair tapioka yang ditambah dengan kotoran
sapi perah dengan perlakuan 0 kg, 2kg, 3kg, dan 6kg.
b. Limbah cair industri tapioka yang dipakai untuk penelitian ini adalah limbah
yang sudah ditampung pada bak penampungan limbah selama 3 hari yang
diperoleh dari industri tapioka di Pagak, Kabupaten Malang.
c. Limbah kotoran sapi perah adalah limbah segar yang sudah satu hari keluar dari
tubuh sapi yang diperoleh dari peternakan sapi perah di Batu Malang.
d. Masalah yang dikaji adalah pengaruh penambahan kotoran ternak sapi perah ke
dalam limbah cair tapioka terhadap penghasilan biogas .

D.TUJUAN PROGRAM
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi pengaruh penambahan kotoran ternak sapi perah ke dalam
limbah cair tapioka terhadap penghasilan biogas.
2. Mengidentifikasi efisiensi biogas yang dihasilkan dari limbah cair tapioka
dengan penambahan kotoran ternak sapi perah.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Setelah terlaksananya penelitian pengembangan ini diharapkan dapat
tercipta produk berupa biogas yang berasal dari limbah cair industri tapioka yang
nantinya dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti gas elpiji.

F. KEGUNAAN PROGRAM
Kegunaan dari penelitian pengembangan biogas limbah cair tapioka ini,
antara lain:
1. Memberikan inspirasi serta solusi hemat kepada
masyarakat tentang manfaat limbah industri tapioka sebagai bahan alternatif
pembuatan biogas pengganti elpiji.
2. Memberikan inspirasi kepada industri tapioka untuk
memanfaatkan limbah industri tapioka sebagai bahan alternatif pembuatan
biogas pengganti elpiji.
3. Mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh limbah cair industri tapioka serta limbah peternakan sapi perah.

G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Industri Tapioka
Tapioka adalah tepung dengan bahan baku singkong dan merupakan salah
satu bahan untuk keperluan industri makanan, farmasi, tekstil, perekat, dan lain-
lain (Joomla, 2005). Menurut Wahyuadi (1996), teknologi pembuatan tepung
tapioka pada industri rumah tangga seperti tertera pada Gambar 2.1.
Singkong Dikupas Dicuci Limbah cair

Diparut

Disaring 100 – 120 mesh

Diendapkan

Limbah cair

Produk
tapioka Digiling Dikeringkan

Gambar 2.1.Alur Proses Pembuatan Tepung Tapioka

Singkong dikupas, dicuci, kemudian diparut dengan mesin diesel hingga


dihasilkan bubur singkong. Penambahan air perlu dilakukan agar proses
pemarutan lebih lancar. Selanjutnya, bubur singkong disaring menggunakan kain
kasa dengan mesh 100 - 120. Penyaringan dilakukan dengan menyemprotkan air
sedikit demi sedikit melalui pipa-pipa. Hasil saringan diendapkan dalam bak-bak
pengendapan sekitar empat jam. Setelah pengendapan dianggap cukup, air yang
terdapat di bagian atas dibuang sebagai limbah cair dan tepung tapioka basah yang
telah mengendap, yaitu berkisar antara 19% - 25% diambil dan dikeringkan
dibawah sinar matahari. Pati yang sudah kering, digiling untuk menghasilkan
tepung tapioka yang berkualits baik.
2. Limbah Industri Tapioka
Melalui teknologi sederhana, potensi limbah organik yang ditimbulkan
oleh industri kecil, khususnya di Pulau Jawa dapat dimanfaatkan sebagai produk
pangan, pakan, pupuk, sumber energi, bahan bangunan, pulp, bahan kimia, dan
lain-lain (Retnaningtyas, 2004).
Secara umum, pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan cara
pengurangan sumber (source reduction), penggunaan kembali, pemanfaatan
(recycling), pengolahan (treatment), dan pembuangan. Banyak jenis limbah dapat
dimanfaatkan kembali melalui daur ulang atau dikonversikan ke produk lain yang
berguna. Limbah yang dapat dikonversikan ke produk lain, misalnya limbah dari
industri pangan. Limbah tersebut biasanya masih mengandung serat, karbohidrat,
protein, lemak, asam organik, dan mineral (Retnaningtyas, 2004). Pada dasarnya
limbah dapat mengalami perubahan secara biologis sehingga dapat dikonversikan
ke produk lain seperti: energi, pangan, pakan, pupuk organik, dan lain-lain.
Proses pengolahan singkong menjadi tepung tapioka akan menghasilkan
limbah 2/3 sampai 3/4 dari bahan mentahnya (Amri, 1998). Limbah tepung
tapioka terdiri atas limbah padat yang biasa disebut onggok dan limbah cair.
Limbah padat berupa kulit dan ampas. Kulit diperoleh dari proses pengupasan,
sedangkan ampas yang berupa serat dan pati diperoleh dari proses penyaringan.
Limbah cair industri tapioka dihasilkan selama proses pembuatan, mulai dari
pencucian sampai proses pengendapan. Apabila limbah industri tapioka tidak
diolah dengan baik dan benar dapat menimbulkan berbagai masalah, diantaranya
penyakit gatal-gatal, batuk dan sesak nafas; timbul bau yang tidak sedap;
mencemari perairan tambak sehingga ikan mati; perubahan kondisi sungai
(pencemaran) (Wahyuadi, 1996).

3. Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Sumber
energi biogas adalah bahan organik, seperti karbohidrat, lemak, dan protein.
Biogas yang selama ini telah dikembangkan terutama berasal dari kotoran ternak
seperti sapi, kerbau, babi, kuda, dan limbah industri tahu. Menurut Musanif
(2003), komponen yang terdapat dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak
berkisar 60 % CH4 (metana), 38 % CO2, 2 % N2 , O2 , H2 , dan H2S. Sedangkan
menurut Pindo (2007), biogas yang berasal dari limbah cair industri tahu
mengandung CH4 54%-70%, CO2 27%-45%, O2 1%-4%, N2 0,5%-3%, CO 1%,
dan sisanya adalah H2S.
Secara ekonomis biogas dari kotoran ternak lebih menguntungkan
daripada hanya dimanfaatkan menjadi pupuk. Contoh daerah yang telah
mengembangkan biogas dari kotoran ternak adalah Kota Batu, Jawa Timur.
Masyarakat Kota Batu yang berternak seperti sapi mulai membuat instalasi untuk
menghasilkan biogas. Instalasi yang digunakan untuk pembuatan biogas dari
kotoran ternak sangat mudah dan sederhana. Bahan yang digunakan hanya plastik
untuk reaktor biogas dan penampungan gas, selang, dan rangkaian kompor
(Musanif dkk, 2003).
Pembuatan biogas dari limbah cair industri tahu mirip dengan pembuatan
biogas dari kotoran ternak. Limbah cair tahu yang dihasilkan dari proses
pembuatan tahu dimasukkan ke dalam digester permanen dan dibiarkan selama 30
hari sampai dihasilkan gas berupa metana. Gas dengan tekanan tinggi yang ada di
ruang penyimpanan gas dapat digunakan untuk pembakaran karena mempunyai
kandungan CH4 (metana) melebihi 50%. Untuk produksi tahu dengan kapasitas
kedelai 700 kg/hari dihasilkan tidak kurang dari 10,5 liter biogas. Sebanyak 1,2-
2,0 liter biogas per hari dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan 1 rumah
tangga dengan 4-5 orang anggota (Pindo, 2007).
Biogas dapat digunakan sebagai elpiji dan pembangkit listrik sehingga
dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Manfaat energi
biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah yang
dipergunakan untuk memasak (Musanif, 2003). Menurut Febriyanti (2004),
produksi biogas sebagai energi alternatif mempunyai keunggulan, yaitu: (1)
biogas termasuk gas yang mudah terbakar dan bersifat hampir sama seperti gas
alam, (2) biogas termasuk produksi gas yang tidak berbahaya, sehingga
menguntungkan bagi teknologi lingkungan dalam hal penanganan limbah organik,
(3) memiliki titik nyala yang tinggi dan tidak menghasilkan senyawaan menguap
yang dapat meledak, (4) mudah didegradasi oleh mikroorganisme pengurai, (5)
daya racun emisi biogas bersifat lemah, (6) bersifat aman bagi lingkungan.
Menurut Simamora, dkk (2006), proses pembuatan biogas dipengaruhi
beberapa faktor antara lain:
1. Kondisi anaerob
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh mikroorganisme
anaerob
2. Bahan baku isian
Bahan baku isian berupa bahan organik seperti limbah industri peternakan,
tahu, kelapa sawit, sagu, tebu, dan sebagainya.
3. Imbangan C/N
Imbangan karbon (C) dan nitrogen (N) yang terkandung dalam bahan organik
sangat menentukan kehidupan dan aktivitas mikroorganisme. Imbangan C/N
yang optimum bagi mikroorganisme pengurai adalah 25-30.
4. Derajad keasaman (pH)
Derajad keasaman yang optimum bagi kehidupan mikroorganisme adalah 6,5
– 7,7.
5. Suhu
Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan suhu yang
mendadak di dalam instalasi pengolah biogas. Upaya praktis untuk
menstabilkan suhu adalah dengan menempatkan instalasi biogas di dalam
tanah.
6. Starter
Starter merupakan mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat
proses penguraian bahan organik hingga menjadi biogas.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM


1. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan merupakan salah satu jenis penelitian
eksperimental dengan menggunakan variabel bebas, yaitu jumlah kotoran sapi
perah 0%, 20%, 30% dan 50% masing-masing sebanyak 5 ulangan, dan dengan
variabel terikat yaitu, volume gas (ml) dan waktu menyala gas (menit) yang diuji
dengan dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap (RAL).
Sedangkan variabel kontrol dalam penelitian ini adalah suhu digester 320C-350C
dan waktu pengambilan limbah cair tapioka dan kotoran sapi perah. Penelitian
tersebut akan dilaksanakan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Malang.

2. Populasi dan Sampel Penelitian


Keseluruhan subyek penelitian (populasi) dalam penelitian ini adalah
limbah cair tapioka. Sampel pada penelitian ini adalah limbah cair tapioka yang
berasal dari industri tapioka di Pagak, Kabupaten Malang.

3. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan beberapa instrumen, antara lain:
a.Alat:
Tabung digester, tabung penampung gas, termometer, barometer, bak, gelas
ukur, klep/kran, korek api, perangkat listrik (lampu dan jerigen).
b. Bahan:
Limbah cair tapioka dan kotoran sapi perah.

4. Prosedur Kerja
Untuk melaksanakan penelitian pengembangan biogas limbah cair
tapioka, perlu dilakukan beberapa tahapan, yakni pembuatan digester,
pencampuran limbah cair tapioka dengan kotoran ternak sapi perah, pengukuran
rasio C/N, proses penghasilan biogas, pengujian biogas dengan nyala api hingga
analisis data.
a. Pembuatan Digester
Digester merupakan alat penghasil biogas yang dibuat dari bahan seng,
dengan spesifikasi ukuran masing-masing tabung sebagai berikut:
1). Digester / Tabung pencerna
a). diameter (d) = 20 cm
b). tinggi (t) = 21 cm
c). luas permukaan (L) = πr2= 314 cm2
d). volume (V) = L x t = 6594 cm2 = 6,6 liter
e). diameter pipa penyalur = 6 mm
2). Tabung penampung gas
a) diameter (d) = 10 cm
b) tinggi (t) = 21 cm
c) luas permukaan (L) = πr2 = 78,5 cm2
d) volume (V) = L x t = 1648,5 cm2 = 1,6 liter
e) diameter pipa penyalur = 6 mm
Secara lengkap gambar alat penghasil biogas yang akan digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1

Keterangan
(A). Digester /tangki pencerna
(B). Tangki penampung gas
(C). Gelas ukur (untuk mengukur volume air yang tuumpah dari tabung B, karena
tekanan dari biogas)
(1). Slurry (campuran limbah cair industri tapioka dengan kotoran ternak sapi
perah)
(2). Pengaduk slurry yang berfungsi sebagai pemecah kerak yang terbentuk di
permukaan slurry.
(3). Termometer
(4). Lubang tempat pemasangan slurry
(5). Pipa penyalur biogas
(6). Kran /klep
(7). Lubang untuk memasukkan air ke dalam tangki penampung biogas
(8). Pipa untuk saluran air yang tumpah dari tabung B ke gelas ukur C
(9). Barometer (alat pengukur tekanan gas)

Setelah perangkat digester siap, maka akan dilanjutkan perlakuan berupa:


b. Pencampuran Limbah Cair Tapioka dengan Kotoran Sapi Perah
1) 6 kg limbah cair tapioka tanpa kotoran sapi perah (Perlakuan I 0%)
2) Mencampurkan 4,8 kg limbah cair tapioka dengan 1,2 kg kotoran sapi
perah (Perlakuan II 20%)
3) Mencampurkan 4,2 kg limbah cair tapioka dengan 1,8 kg kotoran sapi
perah (Perlakuan III 30%)
4) Mencampurkan 3 kg limbah cair tapioka dengan 3 kg kotoran sapi perah
(Perlakuan IV 50%)

c. Pengujian Rasio C/N


Menguji rasio C/N masing-masing perlakuan di Laboratorium Peternakan
Universitas Brawijaya Malang.

d. Penghasilan Biogas
1) Memasukkan slurry masing-masing perlakuan ke dalam digester dan
menutup dengan rapat sampai kedap udara.
2) Menutup klep penghubung tangki A dan tangki B.
3) Mengisi tangki penampung gas (tangki B) dengan air sampai penuh.
4) Menjaga suhu pada kisaran 320C-350C dengan cara memberi lampu di
bawah tabung digester.
5) Membiarkan sampai 1 bulan (diaduk setiap 2 hari sekali).
6) Membuka klep setelah 1 bulan dan mengukur volume air yang keluar dari
tangki penampung gas dengan menggunakan gelas ukur.
e. Pengujian Biogas
Biogas yang dihasilkan diuji mengetahui waktu menyala gas. Caranya
adalah dengan membuka klep pipa penyalur gas yang telah disumbat dengan
saringan dari tembaga sehingga gas dapat keluar sedikit demi sedikit, yang
selanjutnya menyulutkan api pada ujung pipa penyalur.
f. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui pengukuran
volume biogas yang diukur dari volume air yang keluar dari tangki penampung
gas, serta menghitung waktu menyala gas yang telah dihasilkan. Data hasil
pengamatan tersebut dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1 Model tabel rekaman data volume dan waktu menyala gas.
Perlakuan Ulangan Volume gas yang Waktu menyala gas
dihasilkan (ml) (menit)
0% 1
2
3
4
5
20 % 1
2
3
4
5
30 % 1
2
3
4
5
50 % 1
2
3
4
5

7. Analisis Data
Data berupa volume biogas (ml) dan waktu api dapat terus menyala
(menit) diuji dengan menggunakan Uji BNT agar kedua data tersebut dapat
dikombinasikan secara efektif dan efisien.
I. Jadwal Kegiatan Program
No Jenis Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4
1. Pembuatan
proposal √ √
2. Observasi
Lapangan √
3. Pembelian alat-alat
penelitian √
4. Pembuatan
digester dan tangki √
penampung gaas
5. Pengambilan
limbah cair tapioka √
dan kotoran sapi
perah
6. Uji lab rasio C/N

7. Pembuatan biogas
√ √ √
8. Mengukur volume √
biogas
9. Menguji biogas
dengan nyala api √
10. Analisis data √ √
11. Laporan akhir √ √

J. Nama dan Biodata Pelaksana


Ketua Pelaksana
a. Nama : Tito Nur Afandi
b. NIM : 304342473344
c. Fakultas/Program Studi : MIPA / S1 Biologi
d. Perguruan tinggi : Universitas Negeri Malang
e. Waktu Untuk PKM : 7jam/ minggu
f. Pengalaman terakhir : LKTM IPA Wil. C Thn 2007
Anggota 1
a. Nama : Magdalena Putri Nugrahani
b. NIM : 304342473338
c. Fakultas/Program Studi : FMIPA/ S1 Biologi
d. Perguruan tinggi : Universitas Negeri Malang
e. Waktu Untuk PKM : 7jam/ minggu
f. Pengalaman terakhir : PIMNAS XX 2007, Lampung
Anggota 2
a. Nama : Grieny Nuradi Atmida
b. NIM : 404342474612
c. Fakultas/Program Studi : MIPA / S1 Biologi
d. Perguruan tinggi : Universitas Negeri Malang
e. Waktu Untuk PKM : 7jam/ minggu
f. Pengalaman : Presiden Mahasiswa Universitas Negeri
Malang 2007/2008
Anggota 3
a. Nama : Adzimatnur Muslihasari
b. NIM : 305342481439
c. Fakultas/Program Studi : FMIPA/ S1 Biologi
d. Perguruan tinggi : Universitas Negeri Malang
e. Waktu Untuk PKM : 7jam/ minggu
f. Pengalaman : Himpunan Mahasiswa Biologi 2006/2007

K. Nama dan Biodata Dosen Pembimbing


1. Nama : Balqis, S.Pd, M.Si.
2. Golongan pangkat /NIP : Penata Muda/IIIb, 132207676
3. Jabatan Fungsional : Lektor
4. Jabatan Struktural :-
5. Fakultas/ program studi : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
6. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang
7. Bidang Keahlian : Biologi
8. Waktu Untuk PKM : 5 jam/ minggu
9. Pengalaman : Pembimbing LKTM IPA Wil. C Thn 2006
Pembimbing LKTM IPA Wil. C Thn 2007
Pembimbing LKTM Maba Thn 2007
Pembimbing PKMP Bid.IPA Thn 2007

L. Biaya
No. Keterangan Perkiraan
Biaya (Rp)
1. Tahap Persiapan Kegiatan
a. Observasi lokasi perusahaan tapioka 100.000
b. Observasi lokasi peternakan sapi 100.000
perah
c. Pembelian alat-alat penelitian 280.000
1. Seng 4 lembar @ Rp. 70.000,00 60.000
2. Besi 2 lonjor @ Rp. 30.000,00 300.000
3. Termometer 20 buah @ Rp. 15.000,00 800.000
4. Barometer 20 buah @ Rp. 40.000,00 80.000
5. Pipa kecil 10 meter @ Rp. 8.000,00 500.000
6. Gelas ukur 1 liter 20 buah @ Rp. 25.000,00 400.000
7. Perangkat listrik(lampu) 20set @ Rp. 20.000,00 30.000
8. Bak 2 buah @ Rp. 15.000,00 200.000
9. Jerigen 20 liter 10 buah @ Rp.20.000,00 2.850.000
Jumlah
2.
Tahap Pelaksanaan 500.000
a. Pembuatan digester 20 set @ Rp. 25.000,00 500.000
b. Biaya pengambilan limbah cair tapioka 400.000
c. Biaya pengambilan kotoran sapi perah 1.440.000
d. Uji lab rasio C/N 12 sampel @ Rp. 120.000,00 2.840.000
Jumlah
3.
Tahap Pelaporan 150.000
a. Penyusunan laporan 160.000
b. Penggandaan laporan 310.000
Jumlah 6.000.000
Total Biaya
M. Daftar Pustaka

Amri, Khoirul. 1998. Biokonservasi Penangkal Bau. (Online),


(http://www.indomedia.com/intisari/1998/desember/halhi.htm, diakses 15 Maret
2007)

BPPT. 2007. Mengembangkan Energi Biogas. (Online),


(http://lc.bppt.go.id/iptek/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=90,
diakses 15 Maret 2007)

Febriyanti, dkk. 2004. Energi Alternatif di Indonesia. (online), (http://alumni-


ipb.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=188&Itemid=35,
diakses 15 Maret 2007)

Joomla. 2005. Tepung Tapioka-Pati. (online), (http://lc.bppt.go.id/iptek, diakses


23 Maret 2007)

Musanif, dkk. 2003. Biogas Skala Rumah Tangga. (Online),


(http://agribisnis.deptan.go.id/Pustaka/bk%20ok.pdf, diakses 15 Maret 2007)

Pindo, Agus. 2007. Tanpa Judul. (online),


(http://www.lamongan.go.id/index.cfm?
fuseaction=suratwarga.lihat_jawaban&Surat_ID=167, diakses 15 Maret 2007)

Retnaningtyas, Estu. 2004. Mengelola Lingkungan lewat UKM Berbasis Limbah.


(Online), (http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/ukm2.html, diakses 15
Maret 2007)

Simamora, Suhut. 2006. Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak dan
Gas dari Kotoran Ternak. Depok: PT. AgroMedia Pustaka.

Wahyuadi, Johny. 1996. Pemanfaatan Limbah. (Online),


(http://www.menlh.go.id, diakses 15 Maret 2007)

Wikipedia. 2006. Biogas. (online), (http://www.wikipedia.org/wiki/Biogas,


diakses 15 Maret 2007)
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dosen Pendamping
1. Nama Lengkap :
Balqis, S.Pd, M.Si
2. Golongan/pangkat :
Asisten Ahli/IIIb
3. NIP : 132207676
4. Jabatan :
Lektor
5. Tempat dan Tanggal Lahir : Malang, 21
April 1971
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Alamat rumah : Jl. Asahan 3
Malang
8. Telp : (0341)
491579/ 08123319683
9. Fakultas/jurusan/Fakultas :
MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang
10. Pendidikan Terakhir : Magister
Biologi ITB Bandung
11. Bidang keahlian :
Fisiologi Tumbuhan
12. Pengalaman dalam bidang yang mendukung:
a. Pembimbing LKTM bidang IPA tingkat wilayah C Tahun 2006
b. Pembimbing LKTM bidang IPA tingkat wilayah C Tahun 2007
c. Pembimbing PKMP bidang MIPA Biologi tahun pendanaan 2007.
Malang, 13 Maret 2008

Balqis, M.Pd, S.Si


NIP 132 207 676

LAMPIRAN 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Kelompok
1. Nama Lengkap : Tito Nur Afandi
2. NIM : 904342473344
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Nganjuk, 13 Juni 1986
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Alamat rumah : Jl. Simpang Bogor No.28 Malang
6. Telp : 085230134143
7. Fakultas/jurusan/Fakultas : MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang
8. Pendidikan Terakhir : SMA
9. Pengalaman terakhir : Himpunan Mahasiswa Biologi UM
LKTM IPA Wil. C Thn 2007
Malang, 13 Maret 2008

Tito Nur Afandi


NIM.904342473344

LAMPIRAN 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anggota Kelompok
1. Nama Lengkap :
Grieny Nuradi Atmida
2. NIM :
904342474612
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Trenggalek,
24 April 1986
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Alamat rumah : Jl Simpang
Bogor No.28 Malang
6. Telp :
081334959091
7. Fakultas/jurusan/Fakultas :
MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang
8. Pendidikan Terakhir : SMA
9. Pengalaman Terakhir : Ketua
Himpunan Mahasiswa Biologi UM
Presiden Mahasiswa Universitas Negeri
Malang 2007/2008

Malang, 13 Maret 2008

Grieny Nuradi Atmida


NIM 904342474612

LAMPIRAN 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anggota Kelompok
1. Nama Lengkap : Magdalena Putri Nugrahani
2. NIM : 304342473338
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Malang, 12 Februari 1986
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat rumah : Jl Simpang Bogor No.28 Malang
6. Telp : 085649705338
7. Fakultas/jurusan/Fakultas : MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang
8. Pendidikan Terakhir : SMA
9. Pengalaman Terakhir : Himpunan Mahasiswa Biologi UM
LSM Rhizopora Malang
PIMNAS XX 2007, Lampung

Malang, 13 Maret 2008

Magdalena Putri Nugrahani


NIM 304342473338

LAMPIRAN 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anggota Kelompok
1. Nama Lengkap : Adzimatnur Muslihasari
2. NIM : 305342481439
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Blitar, 4 Juni 1987
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat rumah : Jl Simpang Bogor No.28 Malang
6. Telp : 08133303850
7. Fakultas/jurusan/Fakultas : MIPA/Biologi/Universitas Negeri Malang
8. Pendidikan Terakhir : SMA
9. Pengalaman Terakhir : Himpunan Mahasiswa Biologi UM

Malang, 13 Maret 2008

Adzimatur Muslihasari
NIM 305342481439

You might also like