You are on page 1of 19

Kelompok Biologi

Agus Al-Imam Bahaudin


Ai Riska Barokah
Enung Dian Haerani
Mirna Rofiqoh
Trisno Y
XI IPA 3
Mempersembahkan
“SISTEM EKSRESI”
Proses Pengeluaran Zat
Proses pengeluaran zat sisa dari dalam tubuh manusia dapat dibedakan
menjadi tiga macam:
1. Defekasi, yaitu proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan makanan yang
disebut feses dan dikeluarkan melalui anus.
2. Ekskresi, yaitu pengeluaran zat-zat metabolisme yang tidak dipakai lagi
oleh sel dan darah, dikeluarkan bersama urine, keringat, dan pernapasan.
3. Sekresi, yaitu proses pengeluaran getah oleh sel dan kelenjar. Getah yang
dikeluarkan masih berguna untuk proses faal didalam tubuh.
Diagram
Makanan

Bahan Bahan tidak


tercerna tercerna

Sekresi Metabolisme
Pengeluaran
bahan makanan
yg tidak dapat
disimpan

Digunakan utk Tdk terpakai dan


menghasilkan meracuni
Eksresi Defekasi
Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi merupakan sistem pengeluaran


zat-zat sisa metabolisme yang tidak dipakai lagi
oleh sel dan darah.
Zat-zat tersebut harus dikeluarkan dari tubuh
bersama urine, keringat, dan pernapasan.
Sistem Ekskresi Pada Manusia
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi
yang berfungsi dalam pengeluaran zat-zat sisa metabolisme
sekaligus berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu tubuh atau
homeostasis.
Alat-alat ekskresi tersebut adalah:
1. Ginjal
2. Paru-paru
3. Hati
4. Kulit
Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Jumlahnya sepasang. Dari
tiap-tiap ginjal keluar saluran urine atau ureter yang menuju kekantung
urine atau vesika urinaria. Dari kantung ini urine dikeluarkan melalui
uretra.
Fungsi Ginjal:
1. Mengeksresikan zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen,
misalnya amonia dan garam mineral.
2. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan pH darah.
3. Mengatur keseimbangan air untuk mempertahankan tekanan osmosis
ekstraseluler.
Tipe Ginjal
Dalam sejarah perkembangan sistem eksresi vertebrata, terdapat 3 ginjal,
yaitu:
1. Tipe Pronefros: Tipe ini muncul pertama kali pada saat embrio,
bentuknya bersegmen, dan terletak jauh ke arah rongga tubuh (selom).
Setiap unit memiliki satu nefrostoma (lubang tempat mengeluarkan sisa-
sisa metabolisme) yang bermuara kedalam selom, tidak memiliki
glomerulus.
2. Tipe Mesonefros: Tipe ini berkembang secara segmental di tengah selom.
Beberapa Nefrostoma bermuara kedalam selom.
3. Tipe Metanefros: Tipe ini tidak bersegmen, tidak memiliki nefrostoma,
dan jumlah glomerulusnya banyak.
Struktur Anatomi Ginjal

Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah dengan panjang sekitar 10


cm, berwarna merah, jumlahnya sepasang, dan terletak di bagian dorsal
dinding tubuh sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Diperkirakan berat
total ginjal sekitar 1% dari berat badan, dan setiap menit sekitar 20-25%
darah yang dipompa jantung mengalir menuju ginjal.
Struktur Anatomi Ginjal:
1. Korteks (bagian luar)
2. Medulla (bagian sumsum ginjal)
3. Pelvis Renalis (rongga ginjal)
Korteks Ginjal
Korteks merupakan lapisan ginjal paling luar. Korteks dan medulla
mengandung sekitar 1 juta nefron. Nefron adalah satuan struktural dan
fungsional terkecil pada ginjal. Nefron berfungsi untuk menyaring darah
yang terkumpul di ginjal. Setiap nefron terdiri atas badan malpighi atau
tubulus. Setiap badan malpighi terdapat kapsul Bowman. Kapsul Bowman
membungkus glomerulus yang merupakan jalinan pembuluh kapiler. Dari
kapsul Bowman keluar saluran yang panjang dan berbelit. Saluran
panjang tersebut dibedakan atas 3 segmen, yaitu:
1. Tubulus proksimal
2. Lengkung henle
3. Pembuluh Distal
Medulla
Medulla atau sumsum ginjal mengandung banyak pembuluh-pembuluh
tubulus pengumpul hasil eksresi dari nefron (tubulus kontorti). Tubulus
tersebut bermuara pada tonjolan atau papila di pelvis renis atau ruang
ginjal.
Tubulus kontorti terdapat 2 macam, yaitu tubulus kontorti proksimal dan
tubulus kontorti distal. Antara kedua tubulus kontorti tersebut terdapat
loop Henle Ascenden (naik) dan loop Henle Descenden (turun)
Proses Perjalanan pada Ginjal

Pembuluh Lengkung
proksimal Henle

Pembuluh Distal
(kelokan kedua)

Pembuluh
pengumpul
Rongga
(pembuluh kolekta) ginjal
Pembentukan Urine
1. Filtrasi
Terjadi pada kapiler glomerulus. Darah melalui sel podosit sehingga
disaring berupa sel darah, keping darah, dan protein darah. Hasil
penyaringan ini berupa filtrat glomerulus (urin primer).
2. Reabsorpsi
Urin primer masuk ke pembuluh proksimal dan diserap lagi bahan yang
masih berguna seperti glukosa, asam amino, dan ion. Penyerapan terjadi
juga di lengkung henle, pembuluh distal, dan pembuluh pengumpul.
Hasil penyerapannya yaitu urin sekunder. Bahan-bahan yang telah
diserap, dikembalikan lagi ke dalam darah.
3. Sekresi
Sebelum dikeluarkan, ditambahkan zat dulu seperti ion H+,K+, Urea,
NH3 di pembuluh proksimal dan pembuluh distal.
Proses Pembentukan Urine
Proses Tempat Hasil Zat-zat yg diproses
Filtrasi Glomerulus Urin primer Disaring: sel darah, keping
darah, protein plasma
Reabsorpsi Pembuluh Urin sekunder Diserap kembali: glukosa,
Proksimal asam amino, ion organik, air
Lengkung Henle Urin sekunder Diserap kembali: ion Natrium,
air
Pembuluh Distal Urin sekunder Diserap kembali: ion Natrium,
air
Pembuluh Urin sekunder Diserap kembali: Ion Natrium,
Pengumpul urea, air
Sekresi Pembuluh Urin sekunder Ditambahkan: ion H, urea, ion
Proksimal K, kreatinin
Pembuluh Distal Urin sekunder Ditambahkan: ion H, NH3
Paru-paru
Tugas utama paru-paru adalah mengeluarkan zat-zat sisa yang berbentuk
gas, misalnya CO2 dan uap air. Hasil metabolisme tersebut akan dibuang
dengan cara difusi di alveolus. Proses ini dapat berjalan dengan baik karena
pada alveolus banyak bermuara pembuluh kapiler yang memiliki selapis sel.
Darah dalam alveolus berperan mengikat oksigen sehingga terbentuklah
HbO2 dan mengangkutnya ke jaringan. Setelah darah melepas oksigen,
darah akan mengikat CO2 dan membentuk senyawa H2CO3, kemudian akan
dirombak menjadi H+ dan HCO3-. Ion H+ akan diikat oleh Hb, sedangkan
HCO3- akan meninggalkan sel darah merah menuju plasma darah. Karbon
dioksida sebagian besar akan diangkut oleh plasma darah dalam bentuk
HCO3- dan sebagian lagi diikat oleh Hb yang akan membentuk Karbomino
Hemoglobin. Setelah darah yang mengangkut CO2 sampai di alveolus, CO2
akan dilepas dan O2 akan diikat serta ion klorit akan keluar dari sel darah
merah.
Hati
Merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh. Hati memiliki 2 fungsi utama
yaitu sebagai alat eksresi dan sebagai alat sekresi.
Sebagai alat sekresi, hati menghasilkan cairan empedu yang akan
dialirkan melalui suatu saluran ke usus halus untuk digunakan sebagai
pengemulsi lemak.
Sebagai alat eksresi, hati berfungsi mengeluarkan sisa metabolisme
protein berupa amonia dan karbon dioksida yang akan diubah menjadi
ureum yang akan dibuang melalui ginjal. Amonia tersebut bersifat racun
sehingga perlu proses detoksifikasi di dalam hati. Dan hati juga
menghasilkan arginase untuk merombak arginin menjadi ornitin dan urea.
Urea yang keluar dari hati akan dieksresikan ginjal bersama-sama urin.
Proses Pembentukan Urea

NH3 + Ornitin (AA1) + CO2 Sitrulin (AA2)


NH3 + Sitrulin (AA2) Arginin (AA3)

Arginin (AA3) Ornitin (AA1)+Urea+H2O


Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita. Kulit berfungsi sebagai alat
eksresi yaitu untuk mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme berupa
keringat dan minyak, karena adanya kelenjar keringat (sudorifera) yang
terletak di lapisan dermis.

Kulit manusia terdiri atas dua lapisan:


1. Epidermis (lapisan luar)
2. Dermis (lapisan dalam)

Pada tubuh manusia juga terdapat jaringan dibawah kulit.


Epidermis Kulit
Epidermis tersusun atas:
1. Lapisan Tanduk (korneum)
2. Lapisan Malpighi, tersusun atas:
a) Lapisan Spinosum
b) Lapisan Germinativum

Lapisan Korneum merupakan lapisan kulit mati yang dapat mengelupas


dan digantikan oleh sel-sel baru.
Lapisan Spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
Lapisan Germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri,
menggantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum.
Dermis
Dermis terdiri atas akar rambut, pembuluh darah, saraf rangsangan,
kelenjar minyak, kelenjar keringat, lapisan lemak dibawah dermis.
Kelenjar keringat mengeluarkan keringat dan aktif saat suhu panas
sehingga pembuluh kapiler di kulit melebar yang akan memudahkan
proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Penguapan mengakibatkan
suhu di permukaan kulit turun, sehingga kita tidak merasakan panas lagi.
Dan begitu pun sebaliknya. Keluarnya keringat dikontrol oleh
hipotalamus.
Sedangkan, kelenjar minyak bertugas menghasilkan minyak yang penting
untuk mencegah kekeringan kulit dan rambut.

You might also like