Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
SEMARANG
2009
Bandung, Kompas - Sumber daya manusia pariwisata Indonesia masih lemah. Hal itu
diyakini bisa menghambat perkembangan dan daya saing pariwisata Indonesia.
"Peningkatan kualitas wajib dilakukan bila mau bersaing dengan negara lain. Indonesia
sudah punya modal keindahan alam dan keramahan masyarakat. Tinggal bagaimana
pelaku wisata memanfaatkannya," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik
dalam pencanangan Gerakan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul
Berbasis Kompetensi di Sektor Pariwisata, Jumat (5/3) di Bandung.
Sertifikasi
Dalam program pengembangan itu akan dilakukan sertifikasi kompetensi bagi hotel,
restoran, dan spa di 10 tempat tujuan wisata unggulan di bawah koordinasi Badan
Nasional Sertifikasi Profesi. Daerah itu, antara lain, Jawa Barat, Bali, Sumatera Selatan,
Riau, dan Papua Barat.
"Target tahun ini adalah pemberian 4.000 sertifikat kompetensi bagi tenaga kerja
pariwisata. Sebanyak 3.240 orang di hotel dan restoran serta 580 orang di bidang spa.
Tahun depan akan ditingkatkan menjadi 5.000 sertifikat untuk mempercepat perbaikan
kualitas pariwisata Indonesia," ujar Menbudpar. (CHE)
Kualitas SDM Harus Ditingkatkan
Sumber : www.kompas.com
Batam, Kompas - Hasil dari kekayaan sumber daya alam perlu dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terbarukan. Kualitas sumber daya
manusia sangat penting dalam membangun Indonesia yang berdaya saing.
Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
(ICMI) BJ Habibie dalam acara Silaturahmi Kerja Nasional ICMI di Batam, Kepulauan
Riau, pekan lalu. ”Kita harus pandai-pandai memanfaatkan hasil kekayaan sumber
daya alam untuk peningkatan sumber daya manusia,” kata Habibie.
”Hal itu terjadi karena desa belum mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat,” kata Habibie. (FER)
Sumber : www.kompas.com
Dalam bedah buku tersebut disampaikan, Indonesia dapat mencontoh China, Jepang,
Norwergia dan Finlandia. China sukses mengurangi angka kemiskinan negaranya
dalam kurun 20 pada tahun terakhir dari 65 persen (1981) menjadi 17 persen (2001).
Sedangkan Jepang, Norwegia dan Finlandia dapat dicontoh sebagai negara yang
mampu mengelola SDM dalam mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan.
Sedangkan Indonesia pada tahun 2007 menempati urutan ke 107 dari 117 negara
berdasarkan Human Development Index, UNDP. Dan menempati urutan ke 60 dari 72
negara dalam pencapaian teknologi. Ada apa dengan Indonesia? Mohammad Ali
menjawab melalui karyanya, beberapa masalah yang perlu dicermati bahwa UU
Sisdiknas secara normatif sudah ideal namun kerangka ideologis UUD 45 sering
diabaikan.
Lulusan pendidikan saat ini memiliki kecerdasan namun kurang terbina mental,
kecerdasan emosi dan spiritual. Selain itu, pendidikan berkualitas cenderung hanya
dimiliki orang mampu. Dalam masalah kurikulum pun, kurang memperhatikan
perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan. Pengetahuan
yang diberikan di madrasah dan perguruan tinggi kurang relevan dengan kebutuhan
masnyarakat. Untuk itu, diperlukan memaknai hakikat pembangunan berkelanjutan,
pengembangan universitas berbasis riset dengan reorientasi pendidikan nasional dalam
meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
shutterstock
Pada Seminar Uji Publik Draf Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan
Rencana Strategi Nasional Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana
2010-2014, Sugiri Syarief mengharapkan seminar tersebut menjadi media advokasi
bagi calon presiden mendatang bahwa persoalan kependudukan dan KB perlu
mendapat perhatian.
Di samping itu sesuai dengan UU Nomor 39 Tahun 2008 bahwa harus ada lembaga
yang menangani masalah kependudukan dalam arti luas dan komprehensif.
Ketidakserasian kebijakan pemerintah dalam bidang pembangunan di semua sektor
dengan pembangunan kependudukan menunjukkan ketidakkonsistenan dalam
implementasinya di lapangan, kata Sugiri Syarief.
Fenomena besarnya jumlah penduduk dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang
cepat akan menjadi ancaman bagi keberhasilan pembangunan lainnya.
Saat ini penduduk Indonesia berjumlah sekitar 220 juta jiwa, terbesar ke empat di dunia
jumlahnya. Sementara itu, kualitas penduduk Indonesia yang diukur dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) masih berada pada urutan ke 107 dari 177 negara pada
tahun 2005 (HDI Report 2006).
Tiga komponen penting pada HDI yakni kesehatan, pendidikan, dan ekonomi keluarga
harus dikedepankan. "Visi saya, ke depan Indonesia memiliki penduduk yang tidak
kalah bersaing dengan bangsa lain dari segala aspek. Misalnya soal produktivitas.
Janganlah kita hanya menjadi TKI dan bermental kuli, ke depan harus lebih baik," ucap
Sugiri Syarief.