You are on page 1of 2

cpddokter.

com - Continuing Profesional Development Dokter Indonesia

Edema Paru Menyerang Usia Lanjut


Kontribusi Dari Administrator
Friday, 18 January 2008

BERBAGAI istilah kesehatan menghiasi berita utama di sebagian besar media massa terkait kondisi mantan presiden
Soeharto,salah satunya edema paru.

Dua minggu terakhir ini mantan presiden Soeharto dirawat di rumah sakit.Kondisi awal berupa keluhan tekanan darah
tinggi dan hemoglobin turun.

(hendrati hapsari) Setelah diobservasi tim medis kepresidenan dan tim medis Rumah Sakit Pusat Pertamina
(RSPP),Pak Harto dinyatakan mengalami edema atau penimbunan cairan di seluruh tubuh,terutama di organ paru.

Istilah edema diartikan sebagai penumpukan cairan dalam jumlah abnormal di dalam rongga badan.Pembengkakan ini
bisa menyerang bagian tubuh mana saja.

”Pembengkakan hasil akumulasi berlebihan di bawah jaringan kulit dan sebelah luar pembuluh darah,”kata
Mark Scott Noah MD,spesialis penyakit dalam dari Cedars- Sinai Medical. Mekanisme penumpukan cairan yang
disebabkan oleh masing-masing gangguan organ tidak sama.

Di samping itu, masing-masing kumpulan cairan yang terjadi di berbagai rongga juga berbeda istilah. Penumpukan di
rongga dada disebut hidrotoraks, bila terjadi di rongga di antara jantung dan selaput pembungkusnya disebut
hidroperikardium, sedangkan bila terjadi di rongga perut disebut hidroperitoneum.

Rongga terakhir itu lebih sering disebut asites. Adapun penumpukan cairan yang terdapat di paru-paru disebut edema
paru-paru (lung edema). Lalu bagaimana fungsi pernapasan bila para-paru mengalami penumpukan cairan.
”Normalnya, paru-paru berisi udara untuk bernapas, tetapi pada penderita edema di dalamnya berisi air,”
tutur Ketua Dewan Asma Indonesia Prof Dr Faisal Yunus PhD Sp P(K) FCCP ketika ditemui SINDO, baru-baru ini.

Di dalam paru-paru terdapat cabang-cabang yang disebut gelembung alveol berisi udara.Karena paru-paru berisi
cairan,udara tidak bisa lewat. Oksigen yang akan masuk menjadi terhalang.Inilah yang menyebabkan gejala edema paru-
paru adalah sesak napas. Selain gelembung alveol, bagianparuyangrentanmengalami penimbunan cairan adalah ruang
intersisial yang terletak antara alveol dan pembuluh darah.

Sama seperti gelembung alveol bila dalam keadaan normal, tapi saat edema bagian ini berisi cairan pula. Penyebab
edema paruparu ada dua,yaitu edema paru kardiogenik dan edema paru nonkardiogenik. Edema paru kardiogenik
berarti ada kelainan pada organ jantung. Misalnya, jantung tidak bekerja semestinya seperti jantung memompa tidak
bagus atau jantung tidak kuat lagi memompa.

Jantung memompakan darah ke seluruh tubuh, selain mengirimkannya memasuki paru-paru.Kemampuan jantung
memompa untuk mencukupi kebutuhan tubuh menerima sejumlah oksigen sekaligus membersihkan sejumlah darah
lainnya di paru-paru. Jika jantung tidak optimal memompa darah sudah berakibat sejumlah darah terhambat alirannya,
http://cpddokter.com/home Menggunakan Joomla! Generated: 2 September, 2010, 15:07
cpddokter.com - Continuing Profesional Development Dokter Indonesia

sebagian tertahan di jantung,sebagian di paru-paru.

Adapun penyebab kedua edema paru karena nonkardiogenik atau kelainan paruparu di luar jantung. Gangguan ini
disebabkan protein di dalam darah kurang dari kadar normal. Di dalam tubuh terdapat protein di dalam darah yang
disebut albumin. Albumin berfungsi mengentalkan cairan, sehingga cairan di pembuluh darah tidak akan keluar. Kadar
normal albumin di tubuh berkisar antara 3,5-5 mg/dl.

Apabila kurang dari 3,5 mg/dl mengakibatkan cairan keluar dari pembuluh darah. Berkurangnya albumin menyebabkan
cairan encer sehingga merembes melalui pembuluh darah.Merembesnya cairan ini bisa dilihat pada membengkaknya
beberapa anggota bagian tubuh. Salah satu penyebab kurangnya kadar protein adalah adanya kelainan ginjal. Seperti
diketahui, ginjal berfungsi untuk menyaring dengan mengeluarkan cairan dan menahan protein.

”Jika ginjalnya berlainan, protein pun turut keluar.Kondisi loss protein menyebabkan intake protein berkurang.
Selain itu, memang pasien kekurangan asupan protein dari makanan,”kata Prof Faisal. Selain asupan protein
kurang, edema paru bisa karena infeksi yang menyebabkan gangguan permeabilitas.

Penderita pneumonia dan ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) bisa berefek mengeluarkan cairan. Situasi ini
pun bisa memengaruhi paru. Lalu siapa saja yang berisiko mengalami edema. Tentu saja orang-orang yang telah
berusia lanjut.”Edema rentan menyerang pada usia geriatri, yaitu sekitar 60-65 tahun karena daya tahan
tubuhnya semakin menurun,” kata profesor yang berpraktik di RS Persahabatan ini.

Segera Keluarkan Cairan

UNTUKmenangani penumpukan cairan,langkah pertama adalah mengeluarkan cairan yang tidak semestinya berada di
dalam organ tubuh. Teknik yang paling umum adalah dengan penyedotan.

Selain itu ada cara lain, seperti dieuretik, pemberian obat agar penderita mengeluarkan kencing yang banyak.Terapi ini
bertujuan agar cairan ikut terbuang. ”Pada dasarnya, penanganan edema dengan mengetahui penyebabnya dan
penanganan segera. Selama penyebabnya belum diketahui atau tak bisa diatasi,proses penumpukan cairan akan terus
berlanjut,” tutur Prof Dr Faisal Yunus PhD Sp P(K) FCCP.

Selain terapi dieuretik, bisa juga menggunakan alat yang mampu mendorong atau menekan cairan agar bisa keluar.
Namun, Faisal menambahkan, edema bisa terulang akibat kondisi pasien, yaitu ketahanan tubuh pasien dan kondisi
organ tubuh lain.

Peluang kesembuhan edema paru-paru dipengaruhi oleh berapa jumlah dan seberapa luas paru-paru yang tertimbun
cairan. ”Kondisi terburuk pasien adalah henti napas,” katanya.

http://cpddokter.com/home Menggunakan Joomla! Generated: 2 September, 2010, 15:07

You might also like