You are on page 1of 11

TUGAS JURNALISTIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Semester VII Mata Kuliah


Jurnalistik
Dosen Pengampu : Drs. Haryono M.Si

Disusun Oleh :

RATRI KUSUMANINGTYAS
(K8406040)

PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
1. Straight News (berita langsung) :
a. Matter of Fact News (mengemukakan fakta utama):

Komunis ala Stalin Tak Laku, Trotsky Punya Tempat

JAKARTA - Sebagian kalangan masih mengkhawatirkan


kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kekhawatiran itu bisa
dilihat dari masih adanya spanduk-spanduk di pinggir jalan yang
mengingatkan bahaya laten PKI dan tanggapan miring terhadap akun
Facebook PKI 2010.
Memang meski PKI sudah dibubarkan lebih dari 30 tahun yang
lalu, namun paham komunis tidak serta merta mati. Sejumlah orang baik
berkelompok maupun secara perorangan, masih meyakini ajaran yang
ditularkan filsuf Karl Marx itu sebagai ajaran yang lebih baik dibanding
sistem kapitalis.
Di Indonesia sendiri banyak pihak menganggap kekhawatiran
terhadap ancaman komunisme terlalu berlebihan. Persoalannya, negara
pengusung komunis seperti Uni Soviet telah hancur, China pun kini begitu
mengakomodir sistem kapitalisme. Sementara negara komunis lain seperti
Korea Utara, Kuba tidak lagi menarik, karena secara ekonomi dan sosial
dianggap lebih memprihatinkan kondisinya ketimbang negara
nonkomunis.
Lagi pula, pascaperistiwa 1965 tidak ada orang yang berani secara
terang-terangan mengaku sebagai komunis atau penerus PKI. Di Indonesia
kelompok yang masih "memercayai" komunisme sebagai solusi bernegara
mungkin masih bisa dihitung jari. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa
dan kalangan anak muda yang tidak puas dengan segala ketimpangan yang
terjadi.
"Tapi hanya sebatas diskusi, atau aksi di jalan. Yang benar-benar
berkiblat ke PKI sepertinya tidak ada ya," ujar Reiza salah seorang aktivis
beraliran Marxist. Dia mengakui komunisme saat ini telah habis, hal itu
bisa dilihat dari kegagalan Uni Soviet, dan suramnya Korea Utara, serta
memudarnya ideologi komunis di China. Komunisme, memang tidak laku
lagi dan dianggap telah mati. Namun kata dia, komunisme yang mati itu
sebenarnya adalah hanya komunisme yang faksi stalinis. Dan saat ini yang
tengah bergerak dan berkembang yaitu sosialis yang beraliran Trotsky.
Di Eropa, kata Reiza, ada yang namanya organ Sosialis Workers,
Marxist Tendency, Committee Workers International, Fift International
dan lain-lain. Organ-organ kiri ini menyebar jaringan ke mana-mana.
Sejauh ini aktivitas yang paling menonjol dari organ-organ ini adalah
melakukan aksi-aksi demonstrasi antiglobalisasi, atau perdagangan bebas
G8, Apec dan lain-lain.
"Itu berkembang di Eropa Barat, kalau di Eropa Timur kurang,"
jelas pria yang 6 kali ke Eropa hanya untuk berdemonstrasi atau berdiskusi
dengan organ kiri di Eropa itu. Apa bedanya aliran sosialis Stalinis dengan
Trotsky? secara sederhana, Faksi Trotsky lebih menginginkan tidak ada
negara namun sosialis internasional, sedangkan Stalinis menganggap
masih memerlukan negara.
"Perbedaan besar, Stalinis sosialisme di satu negara, sementara
Trotsky meyakini sosialis international, tidak ada negara," paparnya.
Bagaimana dengan Indonesia. Jaringan kelompok Trotsky ini di Indonesia
sangat kecil. Dia mencontohkan, Rumah Kiri memiliki kontak dengan
International Marxist Tendency karena pernah mengundang aktivisnya ke
Indonesia. Sementara itu PRD, yang sudah bubar dekat dengan
Demokratic Socialist Party Australia. Tapi itu dulu, entah sekarang.
"Salah satu situs kelompok sosialis internasional saat ini juga ada
versi Indonesianya. Saya tidak tahu itu jaringannya ke mana, siapa yang
membantu menterjemahkannya," katanya. Gerakan-gerakan sosialis
Trotsky ini masih terbilang damai. Mereka mengorganisir diri menyikapi
isu-isu buruh, kesehatan publik dan menentang rasisme, atau menentang
perang. Di beberapa negara mereka juga ikut pemilu dengan berkoalisi
dengan partai yang ada seperti di Prancis dan Inggris dengan membuat
koalisi bernama Respect. Tidak ada kekerasan.
Menurut Reiza, aktivitas kalangan kiri ini di Indonesia juga tidak
jauh berbeda. Mereka berdiskusi, dan berdemonstrasi menentang
kebijakan yang dianggap tidak adil. Untuk mengubah Indonesia menjadi
sosialis, keinginan itu ada tapi masih cita-cita. Kemudian, menyinggung
soal munculnya akun Facebook PKI 2010, menurut dia akun itu bukanlah
gerakan yang secara serius dilakukan dan terorganisir. Akun itu bukan
ancaman munculnya kembali PKI. "Itu sih pekerjaan tidak serius, hanya
orang-orang iseng. Mungkin orang yang kecewa dengan keadaan di
Indonesia," kata Reiza.
Aktivis lain Bilven, yang ditemui okezone di Bandung juga
berpendapat sama. Akun Facebooknya itu dianggap hanya kerjaan orang
iseng yang kecewa. Disinggung apakah akun tersebut bisa menjadi tanda-
tanda munculnya kembali PKI di Indonesia, Bilven tersenyum. Menurut
dia, terlalu berlebihan jika pemerintah menganggap paham komunis
muncul kembali.
"Itu ketakutan yang berlebihan. Lagipula kalau ditelusuri sejarah
yang benar, bukan PKI yang seharusnya ditakuti, tetapi pembunuhan
terhadap PKI. Kenapa harus takut terhadap PKI? tanya Bilven yang pernah
berurusan dengan aparat kepolisian gara-gara menggelar diskusi Marxis
beberapa tahun lalu itu.

b. Action News (mengemukakan perbuatan dalam peristiwa):

Polri Tunggu Laporan Susno Soal Ancaman Pembunuhan

JAKARTA - Mabes Polri mengimbau Komjen Susno Duaji agar


segera melaporkan SMS ancaman pembunuhan kepada pihak kepolisian.
Mabes Polri berjanji akan mengusut nomor telpon genggam pengirim
SMS tersebut.
"Kalau bisa ya memberitahukan kepada kami, setelah itu ya teknis
lah. Intinya kita akan beri perlindungan," ungkap Kadiv Humas Polri Irjen
Edward Aritonang saat dihubungi okezone, di Jakarta, Selasa (12/1/2010).
Lebih lanjut Edward menambahkan, kepolisian tidak akan membeda-
bedakan warga negara yang memang berhak mendapatkan perlindungan
hukum. "Siapa saja warga masyarakat, termasuk Pak Susno dan
keluarganya," singkatnya.
Kemarin, mantan Kabareskrim Komjen Susno Duaji mengaku
menerima pesan singkat bernada aancaman pembunuhan. Semakin lama
pesan singkat tersebut jumlahnya bertambah banyak dengan nomor
pengirim berbeda-beda. Pesan singkat tersebut masuk ke telpon genggam
milik Susno yang biasa digunakan untuk bertugas. Seperti diketahui,
Susno sempat membuat kegegeran dengan hadir dan bersaksi di
persidangan Antasari Azhar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dalam
kesaksiannya, Susno buka-bukaan soal BAP Williardi Wizar, terdakwa
lain dalam kasus yang sama. Kehadiran Susno bahkan tanpa seizin Kapolri
sebagai atasannya. Dalam persidangan Susno mengungkapkan, dirinya
tidak mewakili institusi, namun mewakili pribadi. Mabes Polri
menganggap kehadirannya melanggar kode etik kepolisian.(lam)

Tokoh Oposisi Kecam Penindasan Atas Nama Agama.

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Iran, Mehdi


Karroubi menuduh pihak berwenang Iran telah menindas masyarakat atas
nama agama. Oleh karena itu, ia berjanji akan tetap membangkang meski
menghadapi ancaman-ancaman.
Dalam surat terbuka di situs berita partainya, ulama reformis itu
mengulangi pernyataan bahwa pemilihan kembali Mahmoud Ahmadinejad
sebagai presiden pada Juni merupakan hasil dari kecurangan dan
menyebutnya sebagai "perampokan politik". "Semoga Tuhan menyaksikan
bagaimana mereka mengubah perselisihan politik menjadi pertikaian
kegamaan untuk menindas orang yang menuntut hak-hak politik atas nama
agama," katanya dalam surat yang dipasang di situs Sahamnews. "Kami
tidak tahu bahwa mengklaim lagi suara anda dan memprotes perampokan
politik sama dengan bertindak korup di bumi dan Mohareb (musuh Tuhan)
di mata tuan-tuan ini," katanya.
Karroubi dan calon utama oposisi, Mir Hossein Mousavi, yang
menuduh terjadi kecurangan besar-beasran dalam pemilihan presiden itu,
mendapat tekanan yang meningkat dari kubu garis keras yang
mengumumkan diri mereka sebagai Mohareb -- orang yang layak mati.
Kedua pemimpin oposisi tersebut didukung oleh protes jalanan yang
berkobar setelah pemilihan itu dan mengecam penggunaan kekerasan oleh
pihak berwenang terhadap demonstran. "Saya tidak mengubah jalan saya
meski ada ancaman dan intimidasi yang meningkat. Saya menjadi semakin
pasti dan menyiapkan diri saya dan anak-anak saya menghadapi bencana,"
kata Karroubi.
Menurut situs beritanya, Karroubi selamat dalam serangan pekan
lalu ketika kendaraannya ditembaki di kota Qazvin.Sementara itu, mantan
presiden dan tokoh oposisi utama Iran, Mohammad Khatami,
memperingatkan kedua pihak yang berselisih agar tidak ekstrim, kata
kantor berita ISNA. "Kita kini berada dalam sebuah situasi yang mengarah
pada siklus kekerasan berbahaya jika penyelesaian tidak ditemukan," kata
Khatami. Karroubi, mantan ketua parlemen yang berhaluan reformis, dan
Mousavi bersikeras bahwa pemilihan Juni itu dicurangi untuk
mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampuk kekuasaan. Protes
besar berkobar sejak pemilu tersebut dan sejumlah besar orang ditangkap.

c. Quote News (ucapan tokoh):

Robert Tantular: Dana Talangan Bank Century Berlebihan

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan pemegang saham Bank


Century, Robert Tantular, mengatakan, dana talangan untuk Bank Century
senilai Rp 6,7 triliun terlalu banyak. Hal ini disampaikan Robert, Senin
(11/1/2010) di DPR saat pemeriksaan dirinya oleh Pansus Hak Angket
Kasus Century. "Saat ini ada sisa dana Rp 2,8 triliun di Bank Mutiara yang
hanya diinvestasikan untuk surat-surat berharga. Belum lagi berdasarkan
hasil audit investigatif BPK, kelebihan dana talangan mencapai Rp 1
triliun," ujarnya.
Robert menambahkan, melihat hal ini, setidaknya Rp 2 triliun
harus dikembalikan ke Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS adalah
lembaga yang mengucurkan dana talangan ke Bank Century. Robert
mengatakan, sebenarnya LPS tidak perlu mengeluarkan uang senilai Rp
6,7 triliun untuk menyehatkan Bank Century jika dirinya tidak ditangkap.
"Saat itu, ketika di BI tanggal 21 November 2008, saya sudah menyatakan
ingin ikut rekapitalisasi. Saya sudah ke Singapura dan dapat satu calon
investor. Tapi, saya malah dicekal dan ditangkap," tuturnya.

Pendiri Facebook: Privasi Bukan Lagi Norma Sosial

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com — Pendiri Facebook Mark


Zuckerberg menyatakan, privasi bukan lagi norma sosial seiring makin
menjamurnya layanan jejaring sosial di dunia maya. Hal tersebut
diungkapkan dalam penganugerahan Crunchie Awards di San Francisco,
akhir pekan lalu.
"Orang semakin nyaman tidak hanya karena berbagi informasi
yang sekamin banyak dan bermacam hal lain, tetapi juga karena semakin
terbuka dan semakin banyak orang lain," ujar Zuckerberg yang kini baru
berusia 25 tahun itu seperti dilansir situs Telegraph. Menurutnya, privasi
sebagai norma sosial telah mengalami evolusi. Ia mengatakan, saat mulai
mengembangkan Facebook di asrama mahasiswa Harvard, banyak orang
yang bertanya apa perlunya membagi semua informasi di internet dan buat
apa memiliki situs web pribadi. Namun, 5-6 tahun kemudian, ternyata blog
begitu menjamur berikut berbagai layanan online untuk saling berbagi
informasi.
Pernyataan tentang privasi itu disampaikannya tak lama setelah
Facebook melakukan perubahan aturan main yang membebankan masalah
pengaturan privasi kepada pengguna. Sejak akhir Desember 2009, semua
status pengguna Facebook dinyatakan terbuka, kecuali penggunanya
mengganti pengaturan menjadi privat. Sebagai pilihan, tersedia fitur untuk
mengingatkan pengguna, baik baru maupun lama agar memperketat
setting privasi. Pengaturan tersebut juga dapat dilakukan untuk setiap
konten yang diunggah, baik foto maupun video. Meski fitur tersebut sudah
disediakan, langkah Facebook mendapat penentangan. Aktivis hak
pengguna internet menilai langkah Facebook lebih banyak membiarkan
privasi orang terbuka ke internet tanpa menyadarinya.
Perubahan aturan main ini menyusul kesepakatan Facebook
dengan Google dan Microsoft. Semua status pengguan Facebook yang
tidak diatur privat akan diindeks Google dan Bing sehingga dapat muncul
dalam hasil pencarian kedua layanan tersebut secara real time. Zuckerberg
mengakui, mengubah aturan privasi untuk 350 juta pengguna Facebook
saat ini bukanlah hal yang bisa dilakukan kebanyakan perusahaan. Namun
menurutnya, Facebook harus melakukan hal itu demi menyesuaikan
dengan norma sosial yang berlaku saat ini.

2. Views terhadap kasus KPK, Kepolisian dan Kejaksaan:

Perseteruan antara KPK, Polri dan Kejaksaan Agung makin memanas,


adanya rekaman pembicaraan yang isinya diduga rekayasa kriminalisasi kedua
pimpinan KPK nonaktif, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah yang
diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Konstitusi memberikan indikasi kuat
bahwa persoalan penegakan hukum di Indonesia ibarat telur di ujung tanduk.
Tidak hanya persoalan Susno Duadji yang namanya berulang kali disebut
dalam rekaman tersebut versus Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah,
tetapi lebih dari itu menyangkut tiga institusi penegak hukum yang memiliki
kewenangan dalam menangani kasus korupsi, yaitu kepolisian, Kejaksaan
Agung, dan KPK.
Meskipun kasus Bibit-Chandra sudah ditutup, hal ini tetap
mengundang keprihatinan masyarakat, amat menyedihkan bahwa upaya
mematikan KPK dengan mengkriminalkan kedua pimpinannya tidak hanya
berasal dari para koruptor, tetapi juga berasal dari aparat penegak hukum.
Aparat hukum yang seharusnya saling bekerja sama dalam memberantas
korupsi justru sebaliknya, saling bersaing secara tidak sehat dan cenderung
melemahkan gerakan antikorupsi yang sedang digalakkan. Tidaklah dapat
dimungkiri bahwa kriminalisasi tersebut tidak terlepas dari dugaan
keterlibatan pejabat tinggi Polri dalam kasus Bank Century yang sedang
ditangani KPK.
Lebih lanjut, kita perlu melihat dari pendekatan politis. Bila kita lihat
secara kronologis politis, kasus KPK terkuak, bermula dari testimony
Antasari. Dalam testimony tersebut ternyata Antasari menyatakan bahwa
informasi yang didapatkannya tersebut baru merupakan pengakuan sepihak
dari Anggoro. Akan tetapi pihak Polri memaksakan informasi tersebut untuk
dijadikan dasar laporan polisi untuk memproses kasus KPK.
Dari segi strategi penanganan perkara, maka posisi Antasari membuat
testimony tersebut dalam keadaan tertekan, karena Antasari berstatus sebagai
tersangka dalam kasus pembunuhan. Yang menarik adalah, kasus
pembunuhan yang melibatkan Antasari ini bermula dari jebakan terhadap diri
Antasari melalui seorang perempuan yang diumpankan oleh suaminya sendiri.
Belakangan, berdasarkan pengakuan saksi Williardi, ternyata Antasari
memang sejak awal dijadikan target oleh Polri untuk dijadikan tersangka
dalam kasus pembunuhan.
Simpul dari benang kusut perseteruan KPK – Polri dan rekayasa kasus
Antasari ini adalah sebuah mega skandal yang tengah diusut oleh KPK yaitu
Skandal Bank Century. Perlu diketahui bersama bahwa Skandal Bank Century
ini adalah skandal yang melibatkan secara langsung RI-2 pada saat dia
menjadi Gubuernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan, dimana peran
mereka berdua dalam persetujuan untuk memberikan bailout kepada Bank
Century sangat vital.
Benang kusut yang terjadi dalam kasus KPK versus Polri perlu dilihat
secara menyeluruh. Konstruksi konflik antara dua lembaga ini, bukan semata
persoalan yang bersifat yuridis, akan tetapi lebih merupakan skandal politik.
Pendekatan komprehensif dalam melihat konflik yang terjadi antara KPK dan
Polri plus Kejaksaan akan sangat membantu kita memahami persoalan
tersebut dengan lebih utuh. Dan yang penting diingat, kita jangan terjebak
untuk melakukan penilaian yang bersifat personal atas karakter individu yang
ditempatkan sebagai victim dalam konflik ini.

3. Advertisement (iklan, perkenalan yang bersifat propaganda):

Rat
Clothing

Keren dengan Merek Lokal


Rat Clothing hadir sebagai label yang menawarkan ciri khas dan orisinalitas
dengan kualitas impor.

Pemilihan terhadap merek local merupakan penanda resistensi local terhadap


korporasi multinasional.

Cintailah produk dalam negeri !!

You might also like