You are on page 1of 5

I.

Identifikasi

Ny.S/ perempuan/ 37 tahun

II. Anamnesis

Autoanamnesis, 16 Agustus 2010

a. Keluhan utama: bintik putih di bagian tengah hitam mata kanan sejak 1 minggu

lalu

b. Riwayat Perjalanan Penyakit

Sejak ± 1 minggu yang lalu muncul bintik putih di bagian tengah hitam mata

kanan. mata kabur (+), nyeri (+), silau (+), merah (+), kotoran (+), berair-air (+),

gatal (+), bengkak (+). Penderita lalu berobat ke RS.

Riwayat memakai kacamata (-)

Riwayat mata kabur (-)

Riwayat penyakit dengan keluhan serupa (-)

III. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan umum : tampak sakit

Keadaan sakit : sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 84x / menit


Pernapasan : 20/ x menit
Suhu : 36.5 o C
Status Oftalmologis

Visus 1/60 6/18 PH 6/6


TIOD P=N+0 P=N+0
KBM Simetris
GBM

Segmen

Anterior
Palpebra Blefarospasme, Tenang

edema
Konjungtiva Mixed injeksi Tenang
Kornea Keruh, FT (+), Jernih

penggaungan (+),

letak sentral, ukuran 6

mm, kedalaman 2/3

stroma, sensibilitas

normal, infiltrat (+)


BMD Hipopion (+) 1/3 COA Sedang, jernih
Iris Sulit dinilai Gambaran Baik
Pupil Sulit dinilai Bulat, sentral, refleks

cahaya (+), Ø 3 mm
Lensa Sulit dinilai Jernih
Segmen

Posterior
Refleks Fundus RFOD (-) RFOS (+)
Papil Tidak dapat diperiksa Bulat, batas tegas,

warna merah,

normal, c/d 0,3, a/v

2/3
Makula Tidak dapat diperiksa Refleks Fovea (+)
Retina Tidak dapat diperiksa Kontur pembuluh

darah baik

IV. Diagnosis Kerja

Ulkus kornea sentral OD ec. Susp bakteri + anomali refraksi OS

V. Diagnosis Banding

Ulkus kornea sentral OD ec. Susp Jamur + anomali refraksi OS

Ulkus kornea sentral OD ec. Susp Virus + anomali refraksi OS

VI. Penatalaksanaan

- MRS

- Irigasi RL: Povidon iodine 0.5% pagi sore selama 3 hari


- Pro Scraping Gram dan KOH

- Pro Kultur Resistensi dengan bahan pemeriksaan sekret mata

- Pro USG

- Ofloxacin ED 0.3% gtt I tiap jam OD

- Sulfas Atropin 0,5% 2x1 gtt OD

- Asam mefenamat 3x500mg prn.

- Artificial tears ED 6x1 gtt OD

- Vitamin C 3x500 mg

- Konsul Subdivisi Refraksi

VII. Prognosis

Quo ad vitam: bonam

Quo ad functionam: dubia

VIII. Pembahasan

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik penderita mata kanan ditemukan mata

merah yang merupakan reaksi peradangan akibat masuknya infeksi pada daerah

erosi. Nyeri yang dirasakan merupakan hasil dari rangsangan saraf sensoris

kornea, yaitu n. ophthalmicus. Adanya gejala mata berair-air merupakan

mekanisme mata untuk memberikan perlindungan kornea setelah glandula

lakrimalis dirangsang akibat adanya iritasi. Adanya kekeruhan pada kornea


menyebabkan gejala mata kabur. Kondisi generalis penderita dalam batas

normal sehingga dugaan gangguan mata akibat kelainan sistemik dapat

disingkirkan. Sementara pada mata kiri didapatkan visus yang tidak maksimal,

namun mengalami kemajuan ketika diuji dengan pinhole. Hal ini mengindikasikan

ada gangguan refraksi pada mata kiri. Ada penggaungan serta hipopion pada

BMD memberikan gambaran ulkus kornea pada penderita ini.

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah Spooling RL – povidone iodine sebagai

antiseptik dan untuk membersihkan sekret. Terapi awal yang diberikan adalah

antibiotik spektrum luas yaitu ofloksasin karena hasil laboratorium belum

diketahui, namun dari gejala klinis dan pemeriksaan oftalmologis dapat diduga

disebabkan oleh infeksi bakteri. Sulfas atropin juga diberikan untuk mencegah

sinekia posterior akibat reaksi peradangan yang terjadi pada bilik mata depan

dan mengurangi rasa sakit akibat spasme silier. Vitamin diberikan untuk

meningkatkan imunitas tubuh. Pemberian asam mefenamat dilakukan untuk

menghilangkan nyeri. Untuk menghindari kekeringan mata akibat iritasi, diberikan

artificial tears.

You might also like