You are on page 1of 9

ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 18

Lihat juga ini

POWERED BY:

\=YNSUPPORTED BY:

Humanika

S
Consulting
ementara itu, pagi-pagi sekali
pada hari yang telah dijanjikan Primasi
itu, Pangeran Muda Jaira Semua Orang
memerintahkan pasukannya untuk Bisa Hebat
bersiap menuju Gua Pintu Suargi.
Palelu
Yang mereka tahu hanya ancar-
ancarnya saja. Belum pernah ada Gerakan Peduli
orang yang berani menginjakkan Aturan
kakinya disana selain kakek Bulesak My Power Mall
dan, tetu saja, Anak Langit.
Bosan Jadi Orang
Setelah segalanya siap, mereka Indonesia?
segera memacu kuda mereka menuju Together We Can
Padepokan Kalbusih, yang jaraknya Change The
hampir setengah hari berkuda dari World
markas mereka di Kawedanan
Buntung. Kawedanan adalah satuan Paradigma Baru
wilayah setingkat kecamatan pada Sinergi
jaman sekarang. Adapun Kelurahan The Best Affiliate
Brangin berada dibawah wilayah Program
Kawedanan Buntung.
… Siapa
Menyusul?

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 18

Menjelang siang, sekitar pukul 10.30, mereka tiba di depan gerbang


Padepokan Kalbusih. Para penduduk mengunci diri mereka dan
mengintip dari dalam rumah. Tidak ada yang berani keluar. Pengalaman
sebelumnya serta ancaman Jaira telah membuat para penghuni
padepokan itu ketakutan. Yang sedang bekerja di ladang atau di luar
rumah pun segera pulang begitu melihat dari jauh pasukan yang ganas itu
menuju padepokan mereka.
Seorang santri muda yang ditugaskan kakek Bulesak menemui
mereka, denga hati-hai dan penuh rasa was-was menunjukkan arah
dimana bendera kuning pertama berada dan patokan arah menuju Gua
Pintu Suargi.
Tanpa bicara sepatahpun, pasukan itu segera melaju ke arah yang
ditunjuk. Satu persatu bendera kuning mereka lalui sementara jalan
semakin lama semakin menanjak. Selain menanjak dan tidak mulus,
jalanan itu juga berliku-liku dengan kelokan tajam yang seringkali
membuat mereka menarik kekang kudanya dengan sigap kalau tak
hendak terjerumus ke dalam jurang atau selokan berbatu.
Setelah berjalan beerapa lama, kuda dan penunggangnya sudah mulai
kelelahan, kehausan dan kelaparan. Beberapa prajurit sudah mulai
menggerutu diam-diam, tetapi mereka tidak berani meminta istirahat.
Dalam hati, Dulatah, prajurit yang suka iseng itu, menghibur diri dengan
berharap siapa tahu diatas gua itu ia akan bertemu dengan bidadari yang
cantik. Ia mengencangkan semangatnya seiring dengan mengencangkan
ikat pinggang besarnya yang mengendor karena muatan di dalam
lambungnya telah kosong.
Untungya tak berapa lama kemudian, Tangka, seorang prajurit senior
yang menjadi tangan kanan Jaira memberanikan diri menyampaikan isi
hati rekan-rekannya.
“Sebaiknya kita istirahat dulu pangeran, kuda-kuda ini juga perlu
istirahat dan minum,” usulnya.
“Tidak sekarang, Tangka! Kita harus mengejar waktu. Kalau hari ini
kita tidak sampai di gua itu, kakek setan itu punya alasan untuk tidak
menyerahkan Anak Langit. Kalian semua harus bersemangat! Kalau
berhasil nanti, kalian semua akan kuberi imbalan yang cukup untuk
seumur hidup, atau untuk kawin lagi semau kamu!” katanya tegas.
Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP
great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 18

Mendengar imbalan itu, Dulatah tersenyum senang. Rasa lapar dan


hausnya tiba-tiba lenyap terbawa semangatnya yang membumbung
tinggi. Kata kawin selalu membuatnya bersemangat. Ia tidak pernah
berpikir besarnya tanggung jawab dibalik kata kawin itu. Bila ada
prajurit yang telah berkeluarga datang dengan wajah loyo mereka selalu
mencandainya dengan mengatakan habis bersenang-senang dengan
istrinya semalam suntuk, padahal yang terjadi sering karena habis
bertengkar atau menunggui anak yang sakit, semalam suntuk. Dulatah
dan orang seusianya sering tidak menyadari pahit getirnya ‘kawin’. Para
suami yang habis bertengkar itu justru menyembunyikannya dan
mengamini canda rekan-rekannya, karena takut dikatakan sebagai suami
takut istri. Akibatnya Dulatah hanya tahu kawin itu enak, titik.
Akhirnya mereka tiba disebuah puncak yang berbatuan tanpa
tetumbuhan sama sekali, dimana kabut tebal merayap dibawah kaki-kaki
kuda mereka.Saat itu waktu sudah menjelang sekitar pukul 14.00 siang.
Kuda dan manusianya kini benar-benar telah lelah, lapar dan haus.
Pangeran Jaira berkeras melanjutkan perjalanan, tetapi kudanya
sama sekali tidak mau bergerak. Dihentak-hentakkan kakinya ke perut
binatang itu tetapi sia-sia. Binatang yang terkenal patuh dan setia itu
bergeming pada tempatnya. Akhirnya ia mengalah.
“Anak-anak, kita istirahat disini sejenak. Beri makan dan minum
kuda-kuda kalian sebelum kalian sendiri makan!” perintahnya.
Tanpa menunggu sedetikpun para prajurit segera menuntun kuda
mereka ke tempat di perbatasan hutan dengan bukit tandus itu yang
banyak rerumputan dan air. Setelah itu mereka segera membuka bekal
masing-masing dan melahapnya dengan rakus. Urusan perut memang
tidak mengenal kompromi. Bekal yang sudah dingin itupun terasa
nikmat. Dalam sekejap makanan itu telah berpindah ke lambung mereka
masng-masing. Setelah makan mereka lalu merebahkan diri di bawah
pepohonan dan segera jatuh terdtidur pulas dibelai oleh angin
pegunungan yang sejuk dan perut yang kekenyangan. Sebagai
komandan, Jaira beristirahat pada tempat yang agak berjarak dari para
prajuritnya.
Jaira tidak berani memejamkan mata sepenuhnya. Ia takut ketiduran
dan kehabisan waktu hari itu untuk mencapai gua tujuan mereka. Selang

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 18

satu jam mereka beristirahat, dalam tidur-tidur ayamnya itu, Jiara melihat
dari balik kabut di arah menuju gua tiba-tiba muncul seorang santri muda
yang mengenakan kain serba putih berjalan menuju dirinya. Tersentak, ia
segera bangun berdiri. Dilihatnya semua anak buahnya tertidur pulas dan
dia bergerak hendak membangunkan mereka. Tetapi santri muda itu
menggelengkan kepalanya sambil meletakkan jari telunjuknya melintang
dibibirnya. Jaira berhenti, mengurungkan niatnya membangunkan para
prajuritnya.
“Anda sudah ditunggu kakek guru di gua Pintu Suargi. Harap segera
kesana seorang diri,” katanya.
“Tidak! Aku tidak mau ditipu lagi oleh kakek tua itu!” kata Jaira
keras-keras, sengaja membangunkan para prajurit dari mimpi mereka.
Tergagap para prajuritnya segera berdiri sambil bersiap memegang
senjata. Melihat itu hati Jaira mengembang.
“Disana ada Anak Langit atau tidak!!?” tanyanya kasar.
“Entahlah. Saya tidak melihatnya,” jawab santri muda itu.
“Prajurit, tangkap anak ini. Sandera dia! Kalau sampai Anak Langit
tidak ada disana kita bunuh dia!” perintah Jaira.
Para prajurit segera meringkus santri muda tanpa perlawanan.
“Kemana arah menuju gua!?” tanya Jaira.
Santri muda itu menunjuk kearah dimana dia datang sebelumnya.
“Empat orang menjaga anak ini, yang lain ikut saya!”
Bergegas pasukan itu mengambil kuda mereka dan menaikinya lalu
melaju menuju gua. Tak lama kemudian kabut segera menyelimuti
mereka, membuat mereka harus berhati-hati berjalan di jalur bebatuan.
Di sebelah kiri jalur bebatuan itu menganga jurang yang dalam, namun
tertutup oleh awan. Ini membantu membuat mereka dan kuda-kudanya
menjadi tidak ketakutan.
Lebih dari setengah jam mereka berjalan ketika mereka tiba pada
sebidang pelataran yang cukup luas . Dihadapan mereka berdiri dinding
terjal. Dibagian tengah dinding itu terdapat anak tangga berlapis-lapis
dan lumayan curam. Tampaknya sengaja dibuat demikian agar kuda tak

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 18

bisa ditunggangi melintasinya. Pelataran itu bisa dipakai sebagai tempat


memarkir kuda-kuda mereka. Mereka lalu menambatkan kuda-kuda
mereka disana.
Dipimpin oleh Jaira, satu persatu mereka menaiki anak tangga itu
hingga mencapai pelataran gua. Keadaan disana sunyi senyap. Tidak
tampak kakek Bulesak keluar menyambut.
Ini tentu membuat Jaira curiga, jangan-jangan orang tua itu akan
mengelabuinya lagi. Ia lalu menyuruh seorang anak buahnya memastikan
apakah di dalam gua itu ada Anak Langit. Prajurit muda itu segera
menghampiri pintu gua dengan hati-hati dan mengintip kedalam dengan
seksama. Beberapa saat kemudian ia melangkah surut, sama hati-hatinya,
lalu berbalik berjalan menuju Jaira.
“Apa yang kamu lihat di dalam? Adakah Anak Langit disana?”
cecarnya.
“Yang ada hanya kakek itu sedang duduk bersila menghadap ke
tempat duduk yang lebih tinggi, sepertinya itu singgasana Anak Langit.
Tetapi tempat duduk itu kosong!” lapornya.
“Kurang ajar, kakek busuk itu! Aku akan membunuhnya, dengan
atau tanpa keberadaan Anak Langit!” geramnya.
Dengan lincah dia menghunus pedangnya, berjalan mengendap-
endap, diikuti oleh pasukannya. Saat melihat kakek Bulesak sedang
khusuk bersamadi memunggungi mereka, ia memberi isyarat agar
pengikutnya berhenti.
“Kebetulan!” pikirnya.
Ia tahu apa yang harus dilakukannya.
“Jika mesti berhadapan muka, belum tentu aku bisa membunuh setan
tua ini. Aku tidak tahu setinggi apa kesaktiannya. Kata orang dia cukup
sakti. Jadi, inilah kesempatan terbaik untuk membunuhnya. Tak akan
kusia-siakan kesempatan emas ini,” katanya dalam hati.
Perlahan-lahan, tetapi dengan langkah yang pasti, Jaira mendekati
kakek Bulesak dari belakang. Begitu jaraknya cukup dekat, ia
mengangkat pedang ditangannya tinggi-tinggi dan dengan sekuat tenaga
mengayunkannya, menebas leher orang tua itu.
Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP
great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 18

“Crassstt!!
“Mampus kau kakek!” teriaknya ketika mata pedang itu
dirasakannya menyentuh leher si kakek dan melesak memisahkan tulang-
tulang yang menyangga kepalanya.
Seketika itu juga terpisahlah kepala berambut putih itu dari
tubuhnya, mengelinding jatuh disamping kaki Jaira. Tetapi ada yang
aneh...! Dan itu sempat membuatnya terhenyak manakala ia melihat
darah yang muncrat dari batang leher yang terpotong itu ternyata
berwarna putih seperti susu. Tetapi, sebagai seorang pimpinan pasukan,
segera pula dia menguasai diri dan tidak ambil pusing. Dijejaknya tubuh
tak berkepala itu hingga roboh menggelosor ke depan.
“Dasar orang tua tolol! Sampai setua ini rupanya masih perjaka,
sampai-sampai darahnya pun menjadi putih seperti air kelelakiannya!”
serunya untuk meredam rasa terkejut anak buahnya, yang turut
menyaksikan darah yang aneh itu.
“Cepat periksa seluruh ruangan ini dan tangkap Anak Langit!”
perintahnya.
Pasukan itu segera memeriksa setiap sudut ruangan itu tetapi tidak
terlihat batang hidung orang yang dicari.
“Mungkin dia sudah kembali ke asalnya melalui lubang ini
pangeran,” lapor Tangka, tangan kanannya.
“Coba periksa ke dalamnya!”
“Tidak bisa pangeran, lubangnya curam dan licin.”
Ada hawa seram yang menggelitik bulu kuduknya di dalam ruangan
itu, apalagi dengan darah putih kakek Bulesak berceceran di lantai. Jaira
tak ingin berlama-lama berada disitu. Hal yang sama dirasakan pula oleh
para anak buahnya.
“Ya sudah! Ayo kita cabut!” perintahnya.
Mereka segera keluar menuju tempat parkir kuda, dan berusaha
sesegera mungkin berlalu dari tempat angker ini. Dikejar oleh rasa
seram, Dulatah yang kebetulan berada di posisi kedua terdepan
menggeblas kudanya dengan cepat di jalur berbatuan mengikuti

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 18

penunggang terdepan. Ulah ini segera diikuti oleh teman-temannya yang


mengira mereka dikejar sesuatu. Gemuruh kaki-kaki kuda diiringi
ringkikan binatang itu, ramai bersahut-sahutan.
Mendengar kegaduhan itu, seorang prajurit yang penakut menjadi
panik dan karenanya malah membuatnya kesulitan membuka ikatan kuda
yang sebenarnya hanya dililitkan secara sederhana pada batang kayu
yang sengaja disediakan untuk itu. Berkali-kali ia mencoba, tetapi justru
setelah lepas, tangan kirinya sendiri yang terlilit. Cairan hangat tak terasa
membasahi selangkangannya. Ia terkencing-kencing!
“Toloong aku ditangkap!!” teriaknya serak.
Tak seorangpun peduli dengan teriakannya, dan hanya gemanya saja
yang datang menghampiri dirinya. Semakin ketakutanlah dia!
Untunglah tanpa sengaja lilitan itu terlepas begitu saja. Ia segera
menyengklak kudanya meski harus dilakukannya beberapa kali karena
kakinya berat serasa ada yang memegang dan menahannya. Akhirnya ia
berhasil dan tergopoh-gopoh memacu binatang itu mengejar teman-
temannya.
“Heii. Tunggu!” teriaknya berulang-ulang.
Segera ia dapat menyusul teman-temannya yang sekarang malah
tidak melarikan kuda mereka, hanya berjalan meski agak tergesa-gesa.
“Nasib baik!” pikirnya lega.
Tetapi, kenapa mereka tidak menggeblas kudanya?
Rupanya kejadian di depannya juga tidak kalah mengerikan. Prajurit
terdepan yang menggeblas kudanya dengan cepat, semakin mempercepat
lari tunggangannya itu ketika terdesak oleh kuda-kuda di belakangnya
yang mengira mereka sedang dikejar sesuatu. Pada saat mata binatang
yang lebih awas itu melihat ada batu yang cukup besar menghadang
didepannya, ia melakukan lompatan yang cukup tinggi. Prajurit yang
berada di punggung kuda itu tidak siap, terkejut, keseimbangannya
hilang dan genggamannya lepas dari tali kekang kudanya. Tubuhnya
terlempar melayang jatuh ke dalam jurang.
“Aaaaaaaa...aaaaaa...aaaa aa....!” terdengar teriakannya panjang.

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 18

Kasihan nasibnya. Ia jatuh ke dalam jurang yang tak terkira


dalamnya sampai-sampai benturan tubuhnya menghempas bumi pun
tidak terdengar. Kudanya meringkik kehilangan penunggangnya, lalu
berlari-lari kecil, diikuti oleh prajurit lainnya dengan hati-hati.
Akhirnya mereka sampai juga di ujung jalur bebatuan itu dimana ke
empat rekannya sedang menunggu sambil mengawasi sandera mereka,
yang kini terikat pada sebatang pohon. Keempat orang ini juga
merasakan hawa seram dan sejak tadi ingin segera meninggalkan tempat
itu. Hati mereka jadi lega saat melihat rekan-rekan mereka telah kembali.

(…….BERSAMBUNG……)
______________________________________
…..ANDA MENYUSUL?
Anda ingin didaftar sebagai SUPPORTED BY? Tempat terbatas untuk
20 saja!
Klik saja ini: - Gemahira atau Paradigma atau abjoi
Selain terpampang disini, anda juga terpampang pada MyTopSpots di
masing-masing situs/link diatas.
___________________________________________
VIDEO INSPIRASIONAL

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 18

Sambil menanti lanjutan kisah ALDNP silakan cari inspirasi disini. Duduk
santai, dan biarkan hati dan pikiran anda mengembara melintas batas
yang selama ini mengungkung cakrawala anda.

Selamat Menikmati!

_________________________________________

T H I S W O R K I S L I C E N S E D U N D E R A C R E AT I V E C O M M O N S AT T R I B U T I O N -
N O N C O M M E R C I A L - N O D E R I VAT I V E W O R K S 3 . 0 U N P O R T E D L I C E N S E

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.

You might also like