Professional Documents
Culture Documents
IV.1. Perhitungan Berat Jenis Agregat Kasar dan Agregat Halus ....................... 19
IV.3. Prosedur................................................................................................... 21
i
BAB V RINCIAN BIAYA ....................................................................................... 25
VI.1. Kesimpulan.............................................................................................. 26
LAMPIRAN ............................................................................................................. 27
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Karakteristik Serat Nylon .......................................................................................... 9
Tabel 2 Volume of Coarse Agregate per Unit Volume of PCC (ACI, 2000) ......................... 15
Tabel 3 Approximate Mixing Water and Air Content Requirements (ACI,2000) .................. 15
Tabel 4 Komposisi Material yang digunakan ........................................................................ 17
Tabel 5 Komposisi Material Terkoreksi................................................................................ 18
Tabel 6 Hasil Uji Tekan Beton ............................................................................................. 23
Tabel 7 Hasil Perhitungan Uji Tekan Beton Umur 28hari ..................................................... 23
Tabel 8 Rincian Harga Pemakaian Material .......................................................................... 25
Tabel 9 Rincian Harga Pemakaian Material per m3 ............................................................... 25
iii
ABSTRAK
Peningkatan kekuatan beton adalah salah satu faktor utama yang diharapkan pada teknologi beton. Sifat beton
akan mengalami penurunan kekuatan akibat adanya bahan tambah semen, agregat, dan adanya pori-pori.
Pengurangan factor air semen (water cement ratio) dan penambahan admixture pozzolanic seperti
silicafume(Si02) sering digunakan untuk memodifikasikomposisi beton dan mengurangi pori-pori. Pengurangan
faktor air semen mengakibatkan menurunnya porositas beton dan pori-pori, namun kelecakan beton juga akan
berkurang sehingga sulit dikerjakan. Agar mudah dikerjakan maka perlu digunakan superplastiscizer.
Superplastiscizer yang digunakan sebesar 1,2% , silica fume sebesar 10%, dan fly ash 10%
Kata kunci : Beton mutu tinggi, kuat tekan, kelecakan, superplastiscizer, dan silica fume.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.2 Tujuan Rancangan Beton
Kekuatan tekan beton yang ditargetkan dalam pembuatan ini adalah beton dengan
kuat tekan sebesar 75 N/mm2 pada beton berumur 28 hari sesuai dengan struktur
bangunan yang akan di bangun.
Struktur bangunan ini meliputi pengerjaan kolom, balok, plat dan dinding. Maka
slump ditentukan sebesar 30 - 60 mm diharapkan telah dapat memenuhi workability yang
ideal. Tetapi meski demikian kekuatan tekan beton juga masih dipengaruhi oleh antara
lain :
Faktor air semen, (Water cement ratio)
Umur beton
Jenis semen yang digunakan
Sifat agregat
Admixture
2
BS 882 : Grading Limits for Fine Aggregrate
SK SNI 03-2834-2000 : Tata Cara Pembuatan Campuran Beton Normal
3
BAB II
PEMILIHAN MATERIAL
4
II.2. Aggregat Kasar (Batu Kali Pecah)
Karakteristik kualitas agregat kasar yang digunakan menentukan kekuatan tekan dari
beton. Batu kali pecah dipilih menjadi agregat kasar dalam pembuatan benda uji
dikarenakan memiliki bentuk yang kubikal dan tajam dan porositasnya rendah. Adapun
syarat-syarat agregat kasar yang dapat menghasilkan beton mutu tinggi antara lain:
a. Porositas rendah.
Dari beberapa penelitian menunjukan bahwa pemakaian agregat yang lebih kecil
(< 15 mm) bisa menghasilkan mutu beton yang lebih tinggi (Larrard, 1990). Namun
pemakaian agregat kasar dengan ukuran maksimum 25 mm masih menunjukan tingkat
keberhasilan yang baik dalam produksi beton mutu tinggi.
d. Bersih dan kuat tekan hancur yang tinggi.
e. Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama).
5
II.3. Portland Composite Cement (PCC)
II.4. Admixtures
II.5. Additive
Adapun bahan-bahan additive yang digunakan dalam pembuatan beton antara lain:
Pemakaian abu terbang sebagai bahan subtitusi didasarkan atas beberapa alasan.
Abu terbang merupakan limbah industri dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
dan limbah bahan bakar mesin-mesin pabrik. Indonesia memiliki dua PLTU dengan
bahan bakar batubara yang setiap tahunnya menghasilkan banyak sekali limbah abu
terbang. Untuk material yang dipakai dalam pembuatan beton ini digunakan fly ash dari
Paiton kelas F. Melihat begitu banyaknya limbah yang dihasilkan, maka masalah yang
6
timbul adalah bagaimana memanfaatkan limbah tersebut agar tidak mencemari
lingkungan dan bila perlu limbah tersebut menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
Reaksi fisi yang menandakan adanya unsur uranium dalam fly ash D Pemanfaatan fly
ash. Sekarang banyak sekali pemanfaatan dari fly ash ini, mulai dari pengisi filler dalam
LASTON, pembuatan batako, stabilisasi tanah dan additive beton. Reaksi C 3S dan C2S
dalam beton akan menghasilkan kapur sisa (Ca(OH) 2), maka silikat akan mengikat sisa
kapur ini dan akan bereaksi dengan air sehingga menjadi senyawa kalsium silikat hidrat
(CSH). Pencampurannya dalam beton bisa bervariasi tergantung mutu beton yang
dibutuhkan.
7
II.5.3. Benang Nylon
Nylon merupakan suatu keluarga polimer sintetik. Nylon dibuat dari rangkaian
unit yang ditautkan dengan ikatan peptida (ikatan amida) dan sering diistilahkan dengan
poliamida (PA). Nylon merupakan serat sintetis yang memiliki kuat tarik yang sangat
baik. Nylon yang ditambahkan ke dalam campuran pembuatan beton berfungsi sebagai
tulangan mikro yang melindungi beton dari keretakan, meningkatkan kuat tarik dan
lentur secara tak langsung. Serat (nylon) ini juga meningkatkan kekuatan tekan dan
daktilitas beton, meningkatkan kekedapan beton, serta meningkatkan daya tahan beton
terhadap beban bertulang dan beban kejut. Sistem tulangan mikro yang terbuat dari serat-
serat ini bekerja berdasarkan prinsip-prinsip mekanis, yaitu berdasar pada ikatan (bond)
anatar serat dan beton, bukan secara kimiawi..Oleh karenanya, material komposit beton
berserat akan menjadi bahan yang tak mudah retak. Proses kimiawi dalam beton tidak
akan mempengaruhi serat dan pengerasan beton baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
Meningkatkan kuat tarik dan lentur, meningkatkan daktilitas dan kemampuan
menyerap energi saat berdeformasi, mcngurangi retak akibat susut beton, meningkatkan
ketahanan fatigue (beban berulang) dan meningkatkan ketahanan impact (beban
tumbukan) merupakan beberapa keunggulan beton berserat.
Sekarang ini banyak sekali nylon-nylon bekas yang tidak terpakai yang dibuang
perusahaan tekstil dan di area pemancingan. Untuk nylon yang digunakan merupakan
limbah nylon dari area pemancingan yang dibersihkan terlebih dahulu dan kemudian
dipotong-potong dengan panjang 1-2cm. Jumlah yang dimasukkan sebesar 0,5% dari
semen.
8
III.1. Pengertian
Kuat Tekan Beton adalah kuat tekan yang direncanakan pada umur 1,
3, 7 dan 28 hari untuk digunakan dalam perancangan struktur beton,
dinyatakan dalam satuan MPa. Pada lomba ini kami merencanakan kuat tekan
beton 75 MPa atau mutu beton K-750
Campuran beton biasanya direncanakan untuk memberikan kuat desak rata-
rata 28 hari setelah pencampuran, yang akan memberikan perkiraan kuat tekan
maksimum dari beton yang dibuat.
III.1.2. Workabilitas
9
III.1.3. Durabilitas / Sustainable
Durabilitas adalah daya tahan beton terhadap lingkungan atau cuaca disekitar
tempat beton tersebut akan diaplikasikan. Beton yang direncanakan haruslah
mempunyai daya tahan yang lama (Sustainable). Hal ini bertujuan agar beton
yang digunakan dapat digunakan terus menerus tanpa diganti atau diperbaiki,
dan juga untuk menekan biaya perawatan beton itu sendiri
III.2.1. Semen
Semen yang digunakan harus mencapai tingkat kehalusan yang baik, semen
harus memenuhi syarat kehalusan lolos saringan No.200. Semen juga dijaga
agar tidak lembab. Semen yang dipakai pada pembuatan beton pada lomba ini
adalah Semen Tiga Roda PCC tipe I ex. PT Indocement Tunggal Prakarsa,
Tbk
Pasir yang digunakan untuk pembuatan beton, sebaiknya dicuci bersih. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan kandungan bahan organik dan lumpur.
Kandungan bahan organik dan lumpur pada pasir dapat menyebabkan pasir
tidak homogen dan juga merusak Fine Modulus dari pasir itu sendiri. Pasir
pada pembuatan ini dikondisikan dalam keadaan SSD (Saturated Surface
10
Dry). Aggregat halus pada pembuatan beton pada lomba ini digunakan
aggregat halus jenis yang berasal dari Galunggung.
Batu kali pecah yang dipakai harus dicuci terlebih dahulu dengan tujuan yang
sama dengan pencucian aggregat halus, selain itu gradasi yang akan digunakan
sebaiknya memiliki ukuran yang rata, yaitu sekitar antara 20-30 mm. Aggregat
Kasar pada pembuatan beton ini, dikondisikan dalam keadaan SSD. Aggegat
kasar pada pembuatan beton pada lomba ini digunakan aggregat kasar jenis
batu kali pecah yang memiliki ukuran maksimum sebesar 25 mm.
11
III.3. Perancangan Campuran Beton
Mix Design yang direncanakan adalah campuran beton mutu K-750 (75 Mpa).Dengan
contoh benda uji sebanyak 7 buah benda uji yang akan diuji pada umur 1 hari (2 buah),
3 hari (1 buah), 7 hari (1 buah) dan 28 hari (3 buah).
1. Semen Tiga Roda PCC tipe I ex. PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
2. Agregat kasar dari Batu Kali Pecah dengan Bulk Specific Gravity = 2.79
3. Agregat halus dari Pasir Galunggung dengan Bulk Specific Gravity = 2.46
4. Fly ash ex. Paiton sebanyak 15 % dari berat semen
5. Silica fume ex. PT. Sica Indonesia sebanyak 10 % dari berat semen
6. Superplastiscizer ex. PT. Sica Indonesia sebanyak 1.2 % dari berat semen
7. Benang Nylon (Nylon bekas memancing) 0.255 % dari berat semen
8. Slump rencana : 25 mm
9. Ukuran agregat kasar maksimum : 25 mm
10. Kuat tekan rencana : 80 MPa atau K -800 pada umur 28 hari
11. Faktor air semen : 0,30
Dalam percobaan ini ditentukan mutu rencana beton K-750 berarti beton dengan
kuat tekan 750 Kg/cm2 atau 75 N/mm2 atau 75 MPa pada umur 28 hari.
2. Tipe Semen
Jenis semen yang digunakan adalah PCC (Portland Composite Cement) tipe I ex.
PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
3. Tipe Aggregat
Faktor air yang kami gunakan dengan mengacu pada mutu rencana beton K-750
pada waktu 28 hari adalah W/C = 0.3 (lihat grafik)
13
7. Menentukan Fine Modulus dari pasir
dari extrapolasi tabel di atas didapatkan volume aggregat kasar per unit volume =
0.643
SG semen = 3.15
14
10. Menentukan banyak air per m3 dan air content
dari tabel diatas didapatkan banyak air = 195 kg/m3 dan Air Content = 1.5 %
𝑊 195
𝐶= = = 650 𝑘𝑔/𝑚3
𝑊 𝐶 0.3
Banyaknya aggregat kasar per m3 diambil dari volume aggregat kasar per unit
volume dikalikan dengan berat normal aggregat kasar, yaitu 1600 kg/m3
V = 1 – volume per unit air – volume per unit Aggregat kasar – volume per unit
semen – volume per unit air content
15
15. Menentukan banyak Silica fume per m3
Silica fume yang digunakan adalah sebanyak 10 % dari berat semen, yaitu :
Fly ash yang digunakan adalah sebanyak 15 % dari berat semen, yaitu :
Superplastiscizer yang digunakan adalah sebanyak 1.2 % dari berat semen, yaitu :
Nylon yang digunakan adalah sebanyak 0.255 % dari berat semen, yaitu :
Berat semen per per m3dikurangi oleh berat per m3 Silica fume dan Fly ash,
sehingga menjadi :
Berat air per per m3dikurangi oleh berat per m3 superplastiscizer, sehingga menjadi
:
1
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 152 × 30 × × 7 = 37091.25 𝑐𝑚2 = 0.03709125 𝑚3
4
16
22. Menghitung berat material untuk 7 silinder
Berat material untuk 7 silinder adalah berat material per m3 dikalikan dengan
volume 7 silinder, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
17
Dari perencanaan dan perhitungan diatas, kami gunakan berat material sebagai berikut :
18
BAB IV
4956
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =
5000 − 3212
5000
𝑆𝑆𝐷 =
5000 − 3212
𝑆𝑆𝐷 = 2,79
C
3. 𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 = C−B
4956
𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =
4956 − 3212
𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 = 2,84
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛 A−C
4. =
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 C
5000 −4956
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛/𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 = 4956
19
VI.1.2 Agregat Halus
470
𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =
649 + 500 − 946
500
𝑆𝑆𝐷 =
649 + 500 − 946
𝑆𝑆𝐷 = 2,46
A
3. 𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 = B +A−C
470
𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 =
649 + 470 − 946
𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 = 2,72
500 −A
4. 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛/𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 = A
500 −470
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑡𝑖𝑜𝑛/𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑛 = 470
20
Bahan :
Material
Berat (gram)
Water (kg/m3) 9027 gr
Cement 23507 gr
Coarse Aggregate 49617 gr
Fine Aggregate 25267 gr
Silica fume 3134 gr
Fly ash 4701 gr
Superplasticizer 376 gr
Nylon 60 gr
IV.3 Prosedur
Alat-alat untuk mix design disiapkan, seperti: Molen, sendok semen (2 buah),
bekisting yang telah diberi oli (7 bekisting), alat pemadat, talam flow.
Setelah molen siap. Pasir, fly ash, silica, semen simasukkan ke dalam molen.
Molen diyalakan, untuk mengaduk bahan tersebut.
Setelah adukan telah merata, air berserta superplastizer dimasukkan ke dalam
molen. Kemudian diaduk sampai merata.
Campuran yang terdapat pada molen diaduk dengan sendok semen, untuk
mengantisipasi adanya bahan yang belum tercampur, terutama bahan yang terdapat
pada pinggir molen.
Selanjutnya molen dinyalakan kembali, bahan diaduk. Kemudian dimasukkan
agregat kasar. agregat kasar tidak langsung secara keseluruhan dimasukkan, tetapi
secara bertahap. Supaya agregat kasar merata pada campuran beton.
Setelah semuanya telah tercampur, campuran beton pada molen dipindahkan pada
bekisting.
Pada saat campuran beton dimasukkkan ke dalam bekisting, dilakukakan
penumbukan sebanyak 25 kali untuk 1/3 bagian dan 2/3 bagian. hal ini dilakukkan
supaya bekisting benar-benar terisi penuh.
Setelah ke-7 bekisting telah terisi penuh, setiap permukaan bekisting diratakan.
Setelah proses mix design telah selesai, selanjutnya beton yang ada dalam
bekisting didiamkan selama 1 hari.
Esok harinya bekisting tersebut dibuka.
Beton direndam kedalam kolam.
21
Untuk pengujian kuat tekan dilakukan pada hari 1, 3, dan 7. Dimana untuk hari
pertama digunakan 2 benda uji, hari 3 dan 7 digunakan 2 benda uji.
Maksud :
Peralatan :
2. Cetakan silinder
3. Capping set
Prosedur Percobaan :
1. Setelah benda uji mengering (kurang lebih 24jam), membuka cetakkan tersebut
kemudian beton dianginkan agar kering. Untuk beton pada hari ke-3 dan ke-7
dicuring terlebih dahulu di bak berisi air. Ketika akan di capping, beton dikeringkan
terlebih dahulu sama seperti beton pada hari ke-1.
3. Meletakkan beton pada hari ke-1,3,dan 7 meja penekannan. Menolkan angka pada
mesin dan kemudian diberi tekanan dengan kenaikan konstan.
4. Membaca angka yang ditunjukkan pada dial hingga penekanan maksimum yang
diterima benda uji hingga mengalami retak/pecah.
5. Kemudian catat nilai maksium beban yang dapat di tahan oleh benda uji Mengamati
pergerakan jarum manometer tadi, catat nilai maksimum beban yang dapat ditahan
oleh benda uji (sampai benda uji pecah). Setelah dibagi dengan luas penampang
benda uji, didapat nilai kuat tekan karakteristik beton tersebut.
22
Beton Umur(hari) Berat(kg) Volume Kuat Tekan
Silinder Tekan(ton) (Mpa)
1 1 12378 5298.75 56.75 321.35
2 1 12210 5298.75 58.75 332.67
3 3 12215 5298.75 68.25 386.47
4 7 12282 5298.75 79.25 448.75
Kuat tekan yang didapat dari hasil pengujian pada hari ke-1 dan hari ke-3 mengalami
peningkatan sebesar 10,5 ton dan 11 ton. Berat dari benda uji pun mengalami
penurunan atau penyusutan. Hal ini menandakan beton mengalami proses hidratasi.
Dari data diatas kita bisa memprediksi kuat tekan yang dicapai pada hari ke-14 dan hari
ke-28. Dengan menggunakan faktor pembagian kuat tekan kita bisa memprediksikan
besarnya kuat tekan pada hari ke-14 , ke-21 dan hari ke-28.
23
800
700
Beton H1
600
Beton H3
500 Beton h7
400
7 14 21 28
Dari grafik diatas diperoleh kuat tekan pada hari ke-28 maksimum adalah sebesar
772,38 kg/cm2. (77,238 N/mm2). Kuat tekan ini memenuhi kriteria dari kuat tekan yang
diisyaratkan.
24
BAB V
RINCIAN BIAYA
Harga pemakaian
25
BAB VI
KESIMPULAN
VI. 1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya uji kuat tekan beton, dapat disimpulkan kekuatan tekan dari
sampel beton yang kami buat adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil uji yang kami lakukan didapatkan uji tekan paling maksimum
sebesar 77,238 kg/cm2. Dengan penggunaan agregat halus sebesar 25267 gr, agregat kasar
49617 gr, semen 23507 gr, silica fume 3134 gr, fly ash 4701 gr, superplasticizer 376 gr, air
suling 9027 gr, nylon 60 gr untuk benda uji sebanyak 7 sampel. Dengan menggunakan
superplasticizer ,workability dalam pencampuran menjadi lebih mudah dengan fas (water
cement ratio) yang kecil sebesar 0,3.
26
LAMPIRAN
27
Silica Fume
Fly Ash
28
Semen PCC Tiga Roda Tipe 1
Superplasticizer Viscocrete-10
29
Benang Nylon
30
Beton yang Sudah Dimasukkan Ke Bekisting
31
Uji Tekan Beton 1hari
32
Uji Tekan Beton Hari Ke-3
33
Uji Tekan Beton Hari Ke-7
34
LEMBAR PENGESAHAN
Depok, 22 Mei
2010
35
36
37