Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Perdagangan : proses tukar menukar yang terjadi atas keinginan bersama
Internasional : antarbangsa/antarnegara
Proses tukar menukar yang melibatkan beberapa Negara
Sebab timbulnya
Karena adanya perbedaan sumberdaya alam
Selera
Iklim
Pendapatan
Sosial
Kebudayaan
Adanya komunikasi dan transportasi
Faktor pendorong
Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri
Memperluas pasar
Mengimpor teknologi modern
Memperoleh manfaat dari spesiasisasi
Manfaat
Menambah jumlah dan kualitas barang
Meningkatkan penyebaran atau pergerakan sumber daya alam melalui batas negara
Memungkinkan terjadinya perukaran penggunaan teknologi sehingga mempercepat
pertumbuhan ekonomi bagi negara yang terlibat di dalamnya
Kesimpulan
1. Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memperoleh barang
yang dibutuhkan tetapi tidak dapat dihasilkan sendiri
2. Bila suaru negara tidak memiliki keunggulan mutlak sama sekali,
perdagangan antarnegara tetap akan ada dan menguntungkan kedua belah pihak bila
masing-masing negara menspesialisasikan diri pada bidang dimana negara tersebut
memiliki keunggulan komparatatif.
3. Bila tidak ada rintangan (ada perdagangan bebas) produksi barang-barang
tertentu akan dipusatkan di tempat-tempat dimana produktivitas kerja untuk barang itu
paling tinggi.
4. Perdagangan internasional akan terjadi bila antarnegara yang berdagang
sama-sama mendapat keuntungan dan akan terhambat bila salah satu negara merasa
dirugikan.
Catatan:
Apakah setiap negara harus mengadakan spesialisasi? BELUM TENTU!
Spesialisasi dalam bidang tertentu saja menyebabkan ketergantungan pada luar negeri.
Hal yang langsung berhubunan dengan spesialisasi dan perdagangan internasional adalah
yang disebut dengan dasar pertukaran (Term of Trade) yaitu perbandingan antara harga
barang ekspor dengan harga barang impor. Adanya spesialisasi berarti suatu negara
mengkhususkan diri pada produksi barang tertentu untuk diekspor dan mengimpor barang
lain dari luar negeri. Barang impor ini harus dibayar dari hasil ekspor. Maka, perbandingan
antara barang ekspor dengan barang impor ini harus diperhatikan.
Indekshargabarangekspor
T/T = x100%
Indekshargabarangimpor
Bila perbandingan tersebut naik dari tahun ke tahun maka kondisi tersebut menguntungkan
karena dengan mengekspor jumlah yan sama dapat diperoleh jumlah impor yang lebih
banyak.
Ilustrasi
P
S
D I
P2 B S2
A S1
P1
S D
Q
O Q1 Q2 Q3 Q4
Keterangan:
Kurve permintaan atas suatu barang di dalam negeri digambarkan dengan kurve
DD sedang penawarannya SS
Bila tidak ada hubungan dagang dengan luar negeri titik keseimbangan ada pada
titik I
Dengan masuknya barang luar negeri kurve penawarannya menjadi SAS1.
Akibat yang timbul:
Produksi dalam negeri sebesar OQ1
Permintaan masyarakat sebesar OQ4
Barang yang diimpor sebesar Q 2Q 3
Bila kemudian pemerintah mengenakan tarif bea masuk sebesar P1P2, akibatnya:
Produksi dalam negeri menjadi OQ2
Permintaan masyarakat menjadi OQ3
Barang yang diimpor sebesar Q 2Q 3
Harga barang menjadi OP2
Manfaatnya:
Bagi produsen dalam negeri diuntungkan karena dapat
menambah jumlah barang yang diproduksi akibat kenaikan harga.
Bagi konsumen terpaska harus mengurangi jumlah yang
dikonsumsi karena harus membayar dengan harga yang lebih mahal.
b. Kuota
Adalah kebijakan pemerintah dimana pemerintah memperbolehkan barang luar
negeri masuk tetapi dengan jumlah yang dibatasi.
Ilustrasi P
S
D
P2 B
A S1
P1
S D
Q
O Q1 Q2 Q3 Q4
Keterangan:
Sebelum ada kebijakan kuota, kondisi yang ada:
Produksi dalam negeri sebesar OQ1
Permintaan masyarakat sebesar OQ4
Tingkat harga OP1
Barang yang diimpor Q 1Q 4
Bila kemudian pemerintah memberi batasan bahwa barang yang boleh masuk
hanya sebanyak Q2Q3 akibatnya:
Harga naik menjadi OP2
Produksi dalam negeri menjadi OQ2
Permintaan masyarakat menjadi OQ3
Impornya sebesar kuota Q 2Q 3
Manfaat:
Bagi produsen dalam negeri diuntungkan karena dapat menambah jumlah
barang yang diproduksi akibat ketiadaan barang yang berakibat kenaikan
harga.
Bagi konsumen terpaska harus mengurangi jumlah yang dikonsumsi karena
harus membayar dengan harga yang lebih mahal sebab jumlah barang
sedikit.
c. Pelarangan Impor
Adalah kebijakan pemerintah dimana pemerintah melarang atau tidak
memperbolehkan sama sekali barang luar negeri untuk masuk ke pasaran dalam
negeri
Ilustrasi
P
D S
A
S1
S D
Q
O Q1 Q2 Q3
Keterangan:
Bila barang dari luar negeri boleh masuk, maka kurve penawarannya menjadi
SAS1 dengan jumlah barang yang diminta OQ3 dan produksi dalam negeri sebesar
OQ1 sehingga impornya sebesar Q1Q3 dengan tingkat harga OP1.
Bila kemudian pemerintah membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan
sama sekali barang luar negeri masuk demi melindungi industri di dalam negeri,
akibat yang timbul:
Kurve penawaran menjadi SS
Harga naik menjadi OP3
Produksi dalam negeri menjadi OQ2
Permintaan masyarakat OQ2
Manfaat:
Bagi produsen dalam negeri diuntungkan karena produksi barang dapat
ditambah karena ada kenaikan harga.
Bagi konsumen terpaska harus mengurangi jumlah yang dikonsumsi karena
harus membayar dengan harga yang jauh lebih mahal.
d. Substitusi Impor
Adalah kebijakan pemerintah untuk mendorong produsen dalam negeri memproduksi
sendiri barang-barang yang masih harus diimpor.
e. Pengendalian Devisa
Adalah kebijakan pemerintah untuk mengendalikan devisa yang ada dengan cara,
importih yang hendak mengimpor barang harus mencapat izin dahulu baru kemudian
diberi suatu jatah devisa.
f. Devaluasi
Adalah kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai tukar mata uangnya (mata
uang dalam negeri) terhadap mata uang asing.
Contoh:
US$1 = Rp 2.500,- didevaluasi menjadi US$1 = Rp 3.000,-
Bila harga suatu mesin yang dibeli dari luar negeri US$ 6.000,00 perhitungan dalam
mata uang rupiah:
Sebelum devaluasi US$ 6.000,00 x Rp 2.500,- = Rp 15.000.000,-
Setelah devaluasi US$ 6.000,00 x Rp 3.000,- = Rp 18.000.000,-
Jadi akibat devaluasi menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal bila
harus dibayar dengan mata uang dalam negeri sehingga orang akan mengurangi
pembelian barang dari luar negeri.
2. Kebijakan Ekspor
Adalah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan permintaan luar negeri atas barang
yang diproduksi di dalam negeri.
Faktor yang menentukan:
Kebutuhan akan jenis barang
Kualitas barang yang dihasilkan
Macamnya:
a. Diversifikasi Ekspor
Adalah kebijakan pemerintah untuk memperbanyak jumlah barang yang diekspor.
Caranya:
Difersivikasi horizontal perluasan daerah pemasaran
Difersivikasi vertikal peningkatan kualitas barang
b. Subsidi
Adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan bantuan kepada produsen dalam
negeri agar dapat menghasilkan barang dengan biaya yang relatih murah sehingga
dapat bersaing dengan barang dari luar negeri.
Subsidi yang diberikan berupa:
Uang secara langsung
Per unit
Kemudahan untuk mendapat kredit atau keringanan bunga pinjaman
Ilustrasi
P
S S1
P2 B
P1 S2
C
D
Q
O Q1 Q2
Keterangan:
Sebelum ada kebijakan subsidi, kondisi yang ada menunjukkan produksi dalam
negeri OQ1 dengan tingkat harga OP1.
Bila produsen dalam negeri diminta menambah jumlah barang yang diproduksi
menjadi OQ2 karena akan diekspor maka harga terpaksa harus naik.
Agar ekspor tetap berjalan dengan harga bersaing maka pemerintah menanggung
kenaikan harga dengan memberi subsidi sebesar P1P2.
Akibatnya:
Tingkat harga tetap
Produksi stabil
Pemerintah harus menyiapkan subsidi sebesar P1P2BC
c. Dumping
Adalah kebijakan yang diambil pemerintah untuk menjual barang yang sama di luar
negeri lebih murah dibanding di dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi:
Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih kuat dibanding kekuatan monopoli di
luar negeri
Konsumen di dalam negeri tidak akan atau tidak dapat membeli barangnya dari
luar negeri.
Ilustrasi P
Dalam Negeri Luar Negeri
P2
P1
MC
D D
MR MR
Q
G O H
Keterangan:
Untuk memperoleh keuntungan maksimum pengusaha harus mengusahakan
agar MC = MR. Keuntungan maksimum hanya akan diperoleh bila pengusaha
menjual hasil produksinya sebesar GH dengan perincian:
OH dijual di luar negeri dengan tingkat harga OP1
OG dijual di dalam negeri dengan tingkat harga OP2
d. Pengendalian harga dalam negeri
Inflasi di dalam negeri membuat harga barang-barang ekspor menjadi mahal. Oleh
karena itu pemerintah perlu menjaga kestabilan harga di dalam negeri. Dalam
rangka kebijakan ini, pemerintah dapat saja melarang ekspor barang tertentu untuk
menjaga kestabilan harga dalam negeri
e. Perjanjian internasional
Untuk memperlancar pergadangan antar negara sering diadakan perjanjian khusus
antar negara yang terlibat di dalamnya. Perjanjian ini dapat mengenai satu jenis
barang atau dapat juga mencakup bidang yang lebih luas.
f. Devaluasi
Adalah kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai tukar mata uangnya (mata
uang dalam negeri) terhadap mata uang asing.
Contoh:
US$1 = Rp 2.500,- didevaluasi menjadi US$1 = Rp 3.000,-
Bila harga suatu barang yang hendak diekspor dalam mata uang rupiah Rp
15.000.000,- maka bila dibayar dalam mata uang dolar:
Sebelum devaluasi Rp 15.000.000,- : US$ 2.500,00 = US$ 6.000,00
Setelah devaluasi Rp 15.000.000,- : US$ 3.000,00 = US$ 5.000,00
Jadi dengan devaluasi harga barang ekspor menjadi lebih murah bila dinilai dengan
mata uang asing sehingga diharapkan permintaan barang dari luar negeri akan
meningkat.