You are on page 1of 8

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

 Pengertian
Perdagangan : proses tukar menukar yang terjadi atas keinginan bersama
Internasional : antarbangsa/antarnegara
Proses tukar menukar yang melibatkan beberapa Negara

 Sebab timbulnya
 Karena adanya perbedaan sumberdaya alam
Selera
Iklim
Pendapatan
Sosial
Kebudayaan
 Adanya komunikasi dan transportasi

 Faktor pendorong
 Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri
 Memperluas pasar
 Mengimpor teknologi modern
 Memperoleh manfaat dari spesiasisasi

 Manfaat
 Menambah jumlah dan kualitas barang
 Meningkatkan penyebaran atau pergerakan sumber daya alam melalui batas negara
 Memungkinkan terjadinya perukaran penggunaan teknologi sehingga mempercepat
pertumbuhan ekonomi bagi negara yang terlibat di dalamnya

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


1. MERKANTILIS
Dalam perdagangan luar negeri kebijakan kaum merkantilis berpusat pada dua hal:
 pemupukan logam mulia
 usaha untuk mencapai dan memertahankan surplus ekspor
Kebijakan ini didasarkan pada anggapan bahwa negara yang makmur atau kaya adalah
negara yang memiliki logam mulia yang banyak. Khusus bagi negara yang tidak memiliki
tambang logam mulia, sumber utama untuk memperolehnya adalah dengan
mengupayakan kelebihan ekspor atas impor dari kegiatan perdagangan. Jadi merkantilis
berdagang adalah untuk memupuk logam mulia sebanyak-banyaknya.

Cara menciptakan surplus ekspor:


a. Meningkatkan ekspor dengan:
1. memberi subsidi untuk industri yang berorientasi ekspor
2. pembatasan ekspor bahan mentah
3. pembatasan ekspor modal
4. pembatasan pengiriman tenaga ahli ke luar negeri
b. Pembatasan impor
1. pengenaan tarif terhadap barang impor
2. pelarangan impor atas barang yang dapat diproduksi di dalam negeri
c. Mencari negara jajahan
d. Mengupayakan monopoli

2. KEUNGGULAN MUTLAK (Absolute Advantage dari Adam Smith)


Adam Smith mengkritik pandangan kaum merkantilis bahwa kemakmuran suatu negara
tidak terletak pada banyaknya logam mulia yang dimiliki tetapi pada banyaknya barang
yang dapat diproduksi dari perdagangan.
Menurut Adam Smith, suatu negara dikatakan makmur bila mampu mengembangkan
produksi barang dan jasa melalui perdagangan. Dan perdagangan antar negara dapat
terjadi karena adanya perbedaan kemampuan berproduksi.
Teorinya :
Bila suatu negara memunyai keunggulan dalam memproduksi barang tertentu maka
negara tersebut dapat menspesialisasikan diri pada produksi barang tersebut. Hasil
produksi tersebut kemudian ditukar dengan barang lain yang tidak dapat dihasilkan
sendiri. Keterangan:
Dari tabel terlihat bahwa Indonesia
PRODUKSI unggul dalam produksi kain sedang
NEGARA
Kain Radio Jepang dalam produksi radio maka
Indonesia 120 m 4 unit sebaiknya Indonesia melakukan
Jepang 80 m 10 unit spesialisasi dalam produksi kain
sedang Jepang pada produksi radio
3. KEUNGGULAN KOMPARATIF (Comparative Advantage dari David Ricardo)
David Ricardo merasa kurang puas dengan teori yang dikemukakan Adam Smith karena
menurutnya teori keunggulan mutlak hanya dapat berlaku di dalam negeri sedang untuk
perdagangan luar negeri hal tersebut tidak dapat berlaku karena ada kemungkinan
suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak sama sekali (=kalah dalam segala hal).
Dalam kondisi demikian menurut David Ricardo perdagagangan masih dapat berjalan
bila masing-masing negara menspesialisasikan diri pada produksi yang memiliki
keunggulan komparatif, yaitu keunggulan yang dilihat dari segi biaya produksi yang
dikeluarkan yakni biaya yang paling murah atau paling rendah.
PRODUKSI Dalam keadaan demikian
NEGARA akan menguntungkan
Kain Anggur
kedua Negara bila Inggris
100
melakukan spesialisasi
Inggris m 125 botol pada produksi kain
Spanyol 90 m 75 botol sedang Spanyol pada
Keterangan:

100  Di Spanyol : biaya kain =


9 0 x biaya
 Di Inggris : biaya kain =
90 x biaya 100
kain di Spayol kain di Inggris
atau 1,1-nya biaya atau 0,9-nya biaya kain di Inggris
kain di Spanyol
biaya anggur = 7 5 x biaya anggur
baya anggur = 125 x biaya
125
75 di Inggris

Di Spanyol : biaya kain =


9 0 x biaya kain di Inggris
100
atau 0,9-nya biaya kain di Inggris

biaya anggur = 7 5 x biaya anggur di Inggris


125
atau 0,6-nya biaya anggur di Inggris

Kesimpulan
1. Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memperoleh barang
yang dibutuhkan tetapi tidak dapat dihasilkan sendiri
2. Bila suaru negara tidak memiliki keunggulan mutlak sama sekali,
perdagangan antarnegara tetap akan ada dan menguntungkan kedua belah pihak bila
masing-masing negara menspesialisasikan diri pada bidang dimana negara tersebut
memiliki keunggulan komparatatif.
3. Bila tidak ada rintangan (ada perdagangan bebas) produksi barang-barang
tertentu akan dipusatkan di tempat-tempat dimana produktivitas kerja untuk barang itu
paling tinggi.
4. Perdagangan internasional akan terjadi bila antarnegara yang berdagang
sama-sama mendapat keuntungan dan akan terhambat bila salah satu negara merasa
dirugikan.

Catatan:
Apakah setiap negara harus mengadakan spesialisasi? BELUM TENTU!
Spesialisasi dalam bidang tertentu saja menyebabkan ketergantungan pada luar negeri.
Hal yang langsung berhubunan dengan spesialisasi dan perdagangan internasional adalah
yang disebut dengan dasar pertukaran (Term of Trade) yaitu perbandingan antara harga
barang ekspor dengan harga barang impor. Adanya spesialisasi berarti suatu negara
mengkhususkan diri pada produksi barang tertentu untuk diekspor dan mengimpor barang
lain dari luar negeri. Barang impor ini harus dibayar dari hasil ekspor. Maka, perbandingan
antara barang ekspor dengan barang impor ini harus diperhatikan.
Indekshargabarangekspor
T/T = x100%
Indekshargabarangimpor
Bila perbandingan tersebut naik dari tahun ke tahun maka kondisi tersebut menguntungkan
karena dengan mengekspor jumlah yan sama dapat diperoleh jumlah impor yang lebih
banyak.

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Adalah tindakan yang dilakukan pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk mempengaruhi komposisi, arah, serta bentuk perdagangan dan pembayaran
internasional.
Tujuan:
a. Melindungai produksi dalam negeri
b. Meningkatkan pendapatan negara
c. Mengendalikan ekspor dan impor
Macamnya:
1. Kebijakan Impor
Adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mengawasi/mengendalikan
impornya, lebih-lebih bila neraca pembayaran negara tersebut menunjukkan defisit.
Kebijakan ini pada dasarnya berarti penentuan prioritas mana yang penting yang harus
didahulukan dan mana yang perlu serta dapat dikurangi atau dihemat.
Cara mengendalikan impor:
a. Penetapan Bea Masuk
Adalah kebijakan pemerintah dimana pemerintah mengenakan sejumlah biaya atas
barang luar negeri yang masuk dengan harapan industri di dalam negeri dapat
bersaing dengan barang dari luar negeri.

Ilustrasi
P
S
D I

P2 B S2
A S1
P1
S D
Q
O Q1 Q2 Q3 Q4

Keterangan:
 Kurve permintaan atas suatu barang di dalam negeri digambarkan dengan kurve
DD sedang penawarannya SS
 Bila tidak ada hubungan dagang dengan luar negeri titik keseimbangan ada pada
titik I
 Dengan masuknya barang luar negeri kurve penawarannya menjadi SAS1.
 Akibat yang timbul:
 Produksi dalam negeri sebesar OQ1
 Permintaan masyarakat sebesar OQ4
 Barang yang diimpor sebesar Q 2Q 3
 Bila kemudian pemerintah mengenakan tarif bea masuk sebesar P1P2, akibatnya:
 Produksi dalam negeri menjadi OQ2
 Permintaan masyarakat menjadi OQ3
 Barang yang diimpor sebesar Q 2Q 3
 Harga barang menjadi OP2
 Manfaatnya:
 Bagi produsen dalam negeri diuntungkan karena dapat
menambah jumlah barang yang diproduksi akibat kenaikan harga.
 Bagi konsumen terpaska harus mengurangi jumlah yang
dikonsumsi karena harus membayar dengan harga yang lebih mahal.

b. Kuota
Adalah kebijakan pemerintah dimana pemerintah memperbolehkan barang luar
negeri masuk tetapi dengan jumlah yang dibatasi.
Ilustrasi P
S
D

P2 B
A S1
P1
S D
Q
O Q1 Q2 Q3 Q4

Keterangan:
 Sebelum ada kebijakan kuota, kondisi yang ada:
 Produksi dalam negeri sebesar OQ1
 Permintaan masyarakat sebesar OQ4
 Tingkat harga OP1
 Barang yang diimpor Q 1Q 4
 Bila kemudian pemerintah memberi batasan bahwa barang yang boleh masuk
hanya sebanyak Q2Q3 akibatnya:
 Harga naik menjadi OP2
 Produksi dalam negeri menjadi OQ2
 Permintaan masyarakat menjadi OQ3
 Impornya sebesar kuota Q 2Q 3
 Manfaat:
 Bagi produsen dalam negeri diuntungkan karena dapat menambah jumlah
barang yang diproduksi akibat ketiadaan barang yang berakibat kenaikan
harga.
 Bagi konsumen terpaska harus mengurangi jumlah yang dikonsumsi karena
harus membayar dengan harga yang lebih mahal sebab jumlah barang
sedikit.

c. Pelarangan Impor
Adalah kebijakan pemerintah dimana pemerintah melarang atau tidak
memperbolehkan sama sekali barang luar negeri untuk masuk ke pasaran dalam
negeri

Ilustrasi
P
D S

A
S1

S D
Q
O Q1 Q2 Q3

Keterangan:
 Bila barang dari luar negeri boleh masuk, maka kurve penawarannya menjadi
SAS1 dengan jumlah barang yang diminta OQ3 dan produksi dalam negeri sebesar
OQ1 sehingga impornya sebesar Q1Q3 dengan tingkat harga OP1.
 Bila kemudian pemerintah membuat kebijakan untuk tidak memperbolehkan
sama sekali barang luar negeri masuk demi melindungi industri di dalam negeri,
akibat yang timbul:
 Kurve penawaran menjadi SS
 Harga naik menjadi OP3
 Produksi dalam negeri menjadi OQ2
 Permintaan masyarakat OQ2
 Manfaat:
 Bagi produsen dalam negeri diuntungkan karena produksi barang dapat
ditambah karena ada kenaikan harga.
 Bagi konsumen terpaska harus mengurangi jumlah yang dikonsumsi karena
harus membayar dengan harga yang jauh lebih mahal.

d. Substitusi Impor
Adalah kebijakan pemerintah untuk mendorong produsen dalam negeri memproduksi
sendiri barang-barang yang masih harus diimpor.
e. Pengendalian Devisa
Adalah kebijakan pemerintah untuk mengendalikan devisa yang ada dengan cara,
importih yang hendak mengimpor barang harus mencapat izin dahulu baru kemudian
diberi suatu jatah devisa.
f. Devaluasi
Adalah kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai tukar mata uangnya (mata
uang dalam negeri) terhadap mata uang asing.
Contoh:
US$1 = Rp 2.500,-  didevaluasi menjadi US$1 = Rp 3.000,-
Bila harga suatu mesin yang dibeli dari luar negeri US$ 6.000,00 perhitungan dalam
mata uang rupiah:
 Sebelum devaluasi US$ 6.000,00 x Rp 2.500,- = Rp 15.000.000,-
 Setelah devaluasi US$ 6.000,00 x Rp 3.000,- = Rp 18.000.000,-
Jadi akibat devaluasi menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal bila
harus dibayar dengan mata uang dalam negeri sehingga orang akan mengurangi
pembelian barang dari luar negeri.

2. Kebijakan Ekspor
Adalah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan permintaan luar negeri atas barang
yang diproduksi di dalam negeri.
Faktor yang menentukan:
 Kebutuhan akan jenis barang
 Kualitas barang yang dihasilkan
Macamnya:
a. Diversifikasi Ekspor
Adalah kebijakan pemerintah untuk memperbanyak jumlah barang yang diekspor.
Caranya:
 Difersivikasi horizontal  perluasan daerah pemasaran
 Difersivikasi vertikal  peningkatan kualitas barang

b. Subsidi
Adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan bantuan kepada produsen dalam
negeri agar dapat menghasilkan barang dengan biaya yang relatih murah sehingga
dapat bersaing dengan barang dari luar negeri.
Subsidi yang diberikan berupa:
 Uang secara langsung
 Per unit
 Kemudahan untuk mendapat kredit atau keringanan bunga pinjaman

Ilustrasi
P
S S1

P2 B

P1 S2
C
D

Q
O Q1 Q2
Keterangan:
 Sebelum ada kebijakan subsidi, kondisi yang ada menunjukkan produksi dalam
negeri OQ1 dengan tingkat harga OP1.
 Bila produsen dalam negeri diminta menambah jumlah barang yang diproduksi
menjadi OQ2 karena akan diekspor maka harga terpaksa harus naik.
 Agar ekspor tetap berjalan dengan harga bersaing maka pemerintah menanggung
kenaikan harga dengan memberi subsidi sebesar P1P2.

Akibatnya:
 Tingkat harga tetap
 Produksi stabil
 Pemerintah harus menyiapkan subsidi sebesar P1P2BC

c. Dumping
Adalah kebijakan yang diambil pemerintah untuk menjual barang yang sama di luar
negeri lebih murah dibanding di dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi:
 Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih kuat dibanding kekuatan monopoli di
luar negeri
 Konsumen di dalam negeri tidak akan atau tidak dapat membeli barangnya dari
luar negeri.
Ilustrasi P
Dalam Negeri Luar Negeri

P2
P1

MC
D D
MR MR
Q
G O H
Keterangan:
 Untuk memperoleh keuntungan maksimum pengusaha harus mengusahakan
agar MC = MR. Keuntungan maksimum hanya akan diperoleh bila pengusaha
menjual hasil produksinya sebesar GH dengan perincian:
 OH dijual di luar negeri dengan tingkat harga OP1
 OG dijual di dalam negeri dengan tingkat harga OP2
d. Pengendalian harga dalam negeri
Inflasi di dalam negeri membuat harga barang-barang ekspor menjadi mahal. Oleh
karena itu pemerintah perlu menjaga kestabilan harga di dalam negeri. Dalam
rangka kebijakan ini, pemerintah dapat saja melarang ekspor barang tertentu untuk
menjaga kestabilan harga dalam negeri

e. Perjanjian internasional
Untuk memperlancar pergadangan antar negara sering diadakan perjanjian khusus
antar negara yang terlibat di dalamnya. Perjanjian ini dapat mengenai satu jenis
barang atau dapat juga mencakup bidang yang lebih luas.

f. Devaluasi
Adalah kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai tukar mata uangnya (mata
uang dalam negeri) terhadap mata uang asing.
Contoh:
US$1 = Rp 2.500,-  didevaluasi menjadi US$1 = Rp 3.000,-
Bila harga suatu barang yang hendak diekspor dalam mata uang rupiah Rp
15.000.000,- maka bila dibayar dalam mata uang dolar:
 Sebelum devaluasi Rp 15.000.000,- : US$ 2.500,00 = US$ 6.000,00
 Setelah devaluasi Rp 15.000.000,- : US$ 3.000,00 = US$ 5.000,00
Jadi dengan devaluasi harga barang ekspor menjadi lebih murah bila dinilai dengan
mata uang asing sehingga diharapkan permintaan barang dari luar negeri akan
meningkat.

You might also like