You are on page 1of 2

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

Michelle XIIC / 25

Nindya XIIC / 27

Monica XIIC / 26

Kevin H. XIIC /

Malvin XIIC /

Di masa sekarang ini banyak orang yang menggunakan pupuk anorganik. Orang belum
banyak menyadari bahwa pupuk anorganik itu bisa membuat tanaman tumbuh dengan baik
namun juga dapat merusak struktur tanah yang ada, jika kebanyakan penggunaan yang tidak
teratur dan berlebihan. Oleh karena itu kita harus mengubahnya pola penggunaan pupuk
anorganik dengan pupuk organik. Pupuk organik biasanya berasal dari tanaman, hewan, atau
mineral dan termasuk kompos, rumput laut, dan sisa-sisa tulang. Pada kesempatan kali ini,
kami akan membuat pupuk organik yang berasal dari tanaman. Salah satu contoh pupuk
organik adalah pupuk kompos dan pupuk cair.

Penggunaan pupuk kompos ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:


- Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan,
- Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai,
- Menambah daya ikat air pada tanah,
- Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,
- Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,
- Mengandung hara ynag lengkap, walaupun jumlahnya sedikit,
- Membantu proses pelapukan bahan mineral,
Alat dan Bahan

- Ember plastik atau gentong plastik yang telah diberi lubang, dan ditancapkan pipa
untuk saluran udara. Lubang pada pipa harus diberi kawat kasa.
- Smpah hijau berupa sisa sayuran, buah, potongan rumput, dan daun segar.
- Sampah coklat berupa serbuk gergaji, sekam, dan daun kering.
- Larutan EM4 (Effective Microorganism) atau molase (limbah kecap), larutan gula
merah, atau gula putih.

Cara Kerja

1. Setelah ember siap, sampah hijau diiris kecil – kecil dan dimasukkan ke dalam ember
2. Campur sampah hijau ini dengan smapah coklat dengan perbandingan 1:1
3. Tambahkan kompos yang sudah jadi atau lapisan tanah bagian atas kemudian diaduk.
Siram dengan air sedikit demi sedikit untuk menjaga kelembapan. Bila ingin
mempercepat proses pengomposan itu dapat ditambahkan larutan EM4 atau molase,
larutan gula merah, atau gula putih.
4. Setiap tiga hari sampah di ember itu diaduk untuk memasukkan oksigen dan
menurunkan panas yang timbul karena proses pengomposan. Jika tampak kering,
basahi lagi dengan air.
5. Pengomposan telah selesai jika campuran menjadi kehitaman dan tidak berbau
sampah. Menurut Standar Nasional Indonesia, kompos yang sudah matang atau jadi
mempunyai suhu yang sama dengan suhu air tanah.

You might also like