You are on page 1of 9

Menggerakkan Sinerji Umat

MENGHADAPI
PEMILIHAN UMUM 1999

Pemilihan Umum merupakan satu tahap penting dalam pelaksanaan


agenda refomasi. Sesuai dengan yang diamanatkan oleh Sidang Istimewa
MPR, November 1998. Pemilihan Umum menjadi satu upaya
konstitusional dalam mengatasi berbagai krisis di tanah air secara damai.
Selama lima puluh empat (54) tahun usia ke-merdekaan Republik
Indonesia, telah di lalui dua periode kepemimpinan nasional, di iringi
masa per-alihan pemerintahan Presiden B.J.Habibie.
Pemerintahan di bawah Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno
selama waktu 21 tahun dan pemerintahan Presiden Soeharto selama 32
tahun.
Kedua tokoh tersebut dalam masa peme-rintahannya telah mencatat
berbagai keberhasilan. Namun keduanya, selama masa pemerintahannya
telah pula melakukan berbagai pelanggaran dan berbagai penyimpangan
konstitusional, moral, dan hak asasi manusia. Kesudahannya, mengakhiri
masa pemerintahannya tidak dengan cara yang baik.
Keduanya telah terpaksa turun karena tuntutan rakyat, dan
dipelopori gerakan mahasiswa.
Turunnya kedua tokoh dengan cara yang amat tragis. Catatan sejarah
kehidupan berbangsa ini telah merupakan babak gelap dari kehidupan
konstitusio-nal Indonesia.
Kegagalan kedua tokoh ini seharusnya menjadi ‘ibroh bagi
penyelenggara negara agar bangsa ini tidak mengulangi kesalahan yang
sama, sebagai mana sabda Rasulullah Saw :

“ Tidak sepatutnya bagi seorang mukmin terperosok di lubang


yang sama dua kali”.

Gagasan Menopang Gerak


Menggerakkan Sinerji Umat

Sejak tahun 1998 sampai sekarang, bangsa Indonesia sedang


menapaki sejarah baru. Satu episode perjalanan bangsa yang amat penting
dan akan menentukan arah kehidupan nasional.
Era reformasi telah membuka koridor kebebasan politik, kebebasan
berserikat, kebebasan pers, dan kebebasan menyatakan pendapat, serta
kebebasan intelektual, dan sebagainya. Suatu kebebasan dari ke-
terpasungan selama lebih dari tiga dasa warsa.
Pembebasan tapol/napol, dan dicabutnya ber-bagai undang-undang
yang dianggap menghambat agenda reformasi, serta ratifikasi berbagai
konvensi internasional, yang dimasa rezim Orde Baru sering diabaikan.
Pengabaian tersebut, sebenarnya telah membawa akibat buruk,
ditempatkannya Indonesia sebagai sebuah negara yang tidak menghormati
hak-hak asasi manusia. Akhirnya, merusak citra Indonesia di mata dunia
internasional.
Berkenaan dengan Pemilihan Umum yang berlangsung bulan Juni
1999 itu, Dewan Dakwah telah menghimbau seluruh jamaah umat Islam dan
jajaran simpatisan Dewan Dakwah khususnya, untuk mengamati beberapa
hal, sebagai suatu bangsa dengan penduduk Islam terbanyak, sebagai
berikut;
Menjaga keutuhan dan keselamatan Negara Kesatuan Repulik
Indonesia. Dalam hal ini Dewan Dakwah mengajak kepada semua pihak
agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Terutama mewaspadai
berbagai pancingan dan propokasi, yang di adu domba, teror dan berbagai
kegiatan dengan tujuan memecah belah Negara Kesatuan Republik
Indonesaia, melahirkan chaos dan disintegrasi nasional.
Kedaulatan Rakyat. Semua pihak hendaknya berusaha
mewujudkan tegaknya kedaulatan rakyat, dengan menjaga agar pemilihan
umum benar-benar berlangsung secara langsung, umum, bebas, rahasia,
damai dan dilaksanakan dengan jujur dan adil.
Ukhwah Islamiyah. Dalam menghadapi berbagai ujian, cobaan,
musibah dan tantangan yang bertubi-tubi menimpa umat Islam dan
bangsa Indonesia, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia menyerukan pada
segenap umat Islam Indonesia agar senantiasa Taqarrub kepada Allah
Swt, dengan meng-galang ukhuwah Islamiyah.
Menjalin saling pengertian, kerjasama, tolong menolong,
menjauhkan prasangka, menghindari fitnah, tidak saling menghujat
sesama muslim.

Gagasan Menopang Gerak


Menapak Alaf Baru

Pebedaan-pebedaan yang tidak prinsipil agar diterima sebagai satu


kenyataan dan disertai sikap tasamuh, toleransi dan lapang dada.

Dakwah Komprehensif
Menggerakkan Sinerji Umat

MENGEDEPANKAN KEMASHLAHATAN UMAT.

Maraknya pendeklarasian partai-partai politik Islam yang baru atau


yang berbasis kepada umat Islam, merupakan fenomena baru dari era-
reformasi menjelang Pemilihan Umum 1999. Di sebalik itu, telah pula
menimbulkan berbagai pertanyaan dan menampilkan kebingungan
ditengah-tengah umat.
Umat Islam Indonesia yang jumlahnya memang banyak, dan selalu
diminta untuk mempersatukan langkah dan pandangan, menjadi lebih
bertanya-tanya.
Tatkala para pemimpin Islam yang mereka harapkan bersatu lebih
dahulu, terlihat lebih meng-utamakan untuk mulai berebut membuat
partai baru. Kenapa pemimpin Islam enggan bersatu ?
Dari pihak luar negeri, sering pula tampil pertanyaan-pertanyaan,
kenapa tidak bisa didirikan satu saja partai Islam yang kuat di Indonesia?
Serbagaimana telah pernah dibuktikan dengan kejayaan Masyumi pada
tahun 1955, umpamanya.
Pertanyaan seperti itu sangat mengganggu di era persiapan
Pemilihan Umum 1999 yang baru lalu. Sampai kedaerah-daerah diseluruh
Nusantara Indonesia.

Dewan Dakwah telah menjadi tumpuan tempat umat menanyakan


bagaimana semestinya bersikap menghadapi Pemilihan Umum tersebut.
Dewan Dakwah merasa perlu menegaskan kembali sikapnya untuk
menjaga jarak yang sama dengan semua partai - partai politik islam dan
menempatkan diri sebagai perekat.
Dewan Dakwah menyerukan kepada umat dan pemimpin partai-
partai Islam agar berupaya menyamakan persepsi, visi dan aksi-aksi
politik umat, untuk masa yang panjang.
Perlu adanya paradigma yang dijadikan pijakan bersama.
Hendaknya ada komitmen moral yang mampu mendekatkan
kutub-kutub perbedaan se-sama umat atau pemimpinnya.
Dewan Dakwah menganjurkan agar dalam melakukan ijtihad politik
yang hendaknya mengacu pada satu paradigma yakni Mashlahat Umat.

Gagasan Menopang Gerak


Menapak Alaf Baru

Firman Allah Swt, telah menegaskan :

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negri beriman bertaqwa,


pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan ( ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya “ (Q.S. Al-A’raf ayat 96)
Dengan menjadikan mashlahat umat sebagai pertimbangan utama
dalam melakukan ijtihad politik, maka diharapkan akan mempermudah
terwujudnya persatuan dan kesatuan umat dibidang politik. Dan, akan
menyadarkan setiap aktivis partai-partai politik Islam, bahwa politik dan
partai politik adalah instrumen gerakan dakwah, bukan sebaliknya.
Dalam melaksanakan Pemilihan Umum dan mempergunakan
Hak Pilih sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan bermoral
moral, maka Dewan Da' wah Islamiyah Indonesia memandang hasil
Pemilihan Umum 1999 ini, akan menjawab pertanyaan strategis selama ini.
Apakah umat Islam akan makin berperan dalam kancah politik
nasional ke depan ataukah sebaliknya? Dimanakah posisi umat Islam
dalam konstelasi politik nasional?. Jawabnya sangat tergantung pada hasil
Pemilihan Umum itu. Karena itu dengan mengigat firman Allah SWT,
antara lain :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi


teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena)
mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan), kemudharatan bagimu.
Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian
dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih

Dakwah Komprehensif
Menggerakkan Sinerji Umat

besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami),


jika kamu memahaminya". (Q.S Ali ' Imran ayat 118).
Begitu juga dengan firman Allah, seperti disebutkan dalam wahyu-
Nya;

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,


kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara
manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang
besar". (Q.S An Nisa' ayat 114)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi


pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan
dan penghinaan , (yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab
sebelumnya, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan
bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang
beriman". (Q.S Al Maidah ayat 57).

Gagasan Menopang Gerak


Menapak Alaf Baru

"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada


Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-
bapak atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.
Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan
dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang
datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal dii dalamnya
Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap
(limpahan rahmat)Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung"
(Q.S Al Mujadalah ayat 22).

Berpedoman kepada beberapa ketentuan dari Allah SWT ini, maka


Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia merasa terpanggil dan berkewajiban
untuk mengigatkan sesama umat Islam yang memiliki hak pilih pada
Pemilihan Umum bulan Juni 1999 itu.
Agar memilih partai yang benar-benar istiqamah
memperjuangkan aspirasi Islam dan Umat Islam, tanpa mengabaikan
kepentingan seluruh bangsa dan warga negara Indonesia, sebagai
perwujudan Islam yang bersifat Rahmatan lil Alamin.
Dewan Dakwah mengingatakan bahwa Pemilihan Umum
mengandung makna jihad fi sabilillah.
Niatkanlah, dengan satu suara yang masing-masing dimiliki itu
hendaknya digunakan untuk menegakkan risalah Allah. Mmenjunjung
tinggi kalimah Allah (Li I'laa-i- Kalimaatillah). Dan mencri ridha Allah
SWT.

Dakwah Komprehensif
Menggerakkan Sinerji Umat

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang


lurus. Maka ikutilah dia; dan janganlah kamu meng ikuti jalan-jalan
(yang lain). Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-
Nya. Yang demikian itu diperintah kan Allah kepadamu agar kamu
bertaqwa”
(Q.S. Al An' aam, ayat 153).

Tidak hanya Dewan Dakwah. Bahkan persatuan ulama dan Habaib,


Majlis-Majlis Ta’lim serta Majlis Ulama Indonesia telah menyerukan hal
yang sama dan senada dengan Dewan Dakwah.
Tetapi kenyataannya, diluar dugaan sama sekali. Pemilihan Umum
Juni 1999 yang telah berlalu terbukti umat Islam masih sangat banyak
yang tidak mengindahkan seruan tersebut.
Hasil terakhir penghitungan suara Pemilihan Umum membuktikan.
Kalangan sekuler dan partai-partai yang tidak berbasis agama, ternyata
dapat merebut suara rakyat pemilih paling banyak.
Kemenangan partai-partai tersebut jauh dari kemungkinan akan
memberikan ,peluang kepada umat Islam. Apakah umat Islam masih akan
lebih leluasa menjalankan program-program dakwah serta menjalankan
syariat agamanya. Suatu pertanyan yang mempunyai jawaban dengan
teralalu banyak kemungkinan.
Mungkin sekali, akan ditemui nantinya, sangat kurang kesempatan
dalam menjaga atau bahkan ter sedia sedikit sekali celah tersedia untuk
menyelamat- kan keberadaan umat Islam di Indonesia.
Di masa datang, jawaban paling ma’qul adalah Wallahu a’lamu bis-
shawaab.
Kenyataan yang sulit dibantah. Hasil dari Pemilihan Umum 1999
telah memberi kemenangan pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Sungguhpun, kenyataan pula bahwa partai dimaksud tidak akan pernah
berbasis agama. Karena asasnya kerakyatan dan massa berpaham
marhaenisme. Ternyata, mereka telah lebih banyak menghimpun suara
pemilih.

Gagasan Menopang Gerak


Menapak Alaf Baru

Menyikapi hal sedemikian, tentu semua ujung tombak dakwah Ilaa


Allah, hanya tinggal untuk selalu bermohon kepada Allah SWT.
Agar selalu memperteguh jati diri umat Islam di Indonesia.
Selalu pula meneguhkan sikap Dakwah dalam menetapkan politik
dakwah dan dakwah politik yang jelas dimasa depan. Agar senantiasa setia
ber jalan pada jalur jihad yang di-redhai-Nya.
Tugas kedepan memang sangat berat.***

Dakwah Komprehensif

You might also like