You are on page 1of 1

GURU IPS HARUS CERDAS DAN KREATIF

Keterpaduan dalam pembelajaran IPS dimaksud agar pembelajaran lebih bermakna, efektif, dan
efisien. Untuk mampu membelajarkan IPS di sekolah guru dituntut cerdas dan kreatif. Tanpa
modal itu, mustahil tujuan pembelajaran IPS dapat diterapkan dengan baik di sekolah. Demikian
ditegaskan tim pengembang IPS FISE UNY Endang Mulyani, M.Si. ketika memberikan
pelatihan pengembangan strategi pembelajaran IPS untuk guru-guru IPS di SMP N 20
Purworejo, Jawa Tengah Sabtu-Minggu (6-7 Februari). Pelatihan juga menghadirkan Dr
Muhsinatun Siasah M dan Supardi, M.Pd.

Di hadapan 75 guru-guru IPS se-Kabupaten Purworejo Endang menegaskan bahwa guru harus
mampu melakukan rekayasa standar isi menjadi tema pembelajaran yang menunjukkan
keterpaduan. “Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi belum
menunjukkan keterpaduan pembelajaran IPS, tanpa rekayasa para guru kita hanya mengajarkan
IPS secara separated” tegas Endang.

Kandidat doktor UNY ini menegaskan, kunci menyusun materi pembelajaran IPS adalah pada
penentuan tema yang dekat dengan peserta didik. Mengangkat isu masalah-masalah sosial,
kenakalan remaja, pelanggaran hukum, kemiskinan, dan globalisasi merupakan contoh tema-
tema IPS yang mendorong siswa mampu mengembangkan ketrampilan intelektual, emosional,
dan spiritual. “kita harus mengubah image masyarakat bahwa pembelajaran IPS menjemukan
karena banyak hapalan, menjadi pembelajaran yang menarik dan menantang” tambahnya.

Endang berharap para guru mampu menggali potensi dan masalah-masalah sosial, ekonomi,
politik di sekitarnya. Sebagai contoh, dalam membelajarkan materi kegiatan ekonomi, terpenting
bagaimana siswa responsif dan berfikir kreatif melaksanakan kegiatan ekonomi positif.
Muhsinatun menjelaskan dalam mengembangkan pembelajaran terpadu dalam IPS dapat dengan
model integrated dan correlated (correlated). Model integrated merupakan pilihan ideal, karena
lebih mudah mengajak siswa berfikir multidimensi. Caranya adalah dengan melihat Kompetensi
Dasar-Kompetensi Dasar (KD) yang dapat ditarik menjadi tema pembelajaran. “Guru juga dapat
menarik dari berbagai peristiwa dan masalah sosial untuk kemudian dicarikan KD-KD dalam
Standar Isi,” tegas Muhsin.

Selain menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan materi


pembelajaran kegiatan dilanjutkan praktik peer teaching dipandu Supardi, M.Pd. Ia menegaskan
ada beberapa kendala pelaksanaan pembelajaran terpadu dalam IPS. Selain latar belakang
pendidikan guru yang berbasis keilmuan (ilmu-ilmu sosial), kendala lain adalah selama ini model
pembelajaran terpadu dirasa lebih sulit oleh sebagian guru. “Memang pada awalnya kita
kesulitan melaksanakan, tetapi inilah cara yang paling ideal. Kalau kita yakin dan bertekad terus,
pasti bisa” tegas Supardi. (MR SPD/ls)

You might also like