dalam bahasa kesunyian yang menyendiri, jari-jari kecilnya perlahan sepi menyapaku dan Ah!.. Wajah kecil itu, pada bibir mungilnya epedihan berbisik kepadaku: “aku telah dibuang …. “ “…ketika kehadiranku tak diharapkan bahkan oleh ia yang melahirkan aku maka ia meninggalkanku…..” …dan betapa hari-hariku sunyi dari pelukan hangatn dan jantung kecilku sunyi dari degup cintanya… duhai malaikat-malaikat kecil, yang mata mungilnya menuai butiran air mataku…. alangkah jauh perjalananmu dalam dunia kesunyian ini,
…yang sepinya tak bertepi
…yang kepedihannya menggelayut mengginc pada tawa balitamu ang kehampaannya mengisi ceruk bola mata, …yang keheningannya menemani penantian demi penantian …menunggu singgahnya cinta yang diberi kelembutan dengan butiran air mata,