You are on page 1of 1

Diskusi dengan Van Benda Beckmann

Apakah masyarakat Minang konsekwen ?

Pada tanggal 8 September yang lalu PPIM telah memanfaatkan kunjungan Von Benda
Beckmann dan Nyonya Beckmann ke Sumatera Barat untuk diskusi mengenai
perkembangan masyarakat Minangkabau kontemporer. Mereka adalah ahli mengenai
Minangkau yang pernah menetap di Canduang pada 74-75 selama 17 bulan.
Mereka melihat telah banyak perubahan terjadi terutama dalam kemajuan
fisik, termasuk keadaan sosial ekonomi, termasuk kembalinya ke sistem pemerintahan
nagari. pemerintahan nagari. Namun kelihatan intervensi pemerintah kelihatan makin
dalam. Kalau dulu dikenal adat salingka nagari, maka sekarang adagium itu harus
berubah, mungkin adat salingka nagari pemerintah salingka kabupaten, atau lebih luas
lagi? Tentu ini berpengaruh pada adat istiadat. Banyak diskusi mengenai kembali ke
budaya Minang, ABSSBK, namun masih tampak sebagai retorika. Walau banyak ciri
ke Minangkabauan masih terlihat, misalnya system kekerabatan dan harta pusaka,
terutama di pedalaman. Tapi mereka mempertanyakan kembali kemana, mana budaya
yang asli? Mereka melihat juga tendensi kembali ke Islam yang lebih kuat terbukti
dengan terbukanya pembicaraan mengenai agama dan banyaknya perempuan
memakai pakaian muslim, malah ada Pemda yang mewajibkan pakaian muslim untuk
siswa pada hari tertentu. Ada kesan para perantau merindukan yang dulu, tapi mereka
tidak sadar bahwa di kampung sudah banyak perubahan. Terjadi masalah di nagari
karena ketidak jelasan aturan dan banyaknya badan yang dibentuk sebagai
pendamping wali nagari.
Ada beberapa issu kembali ka nagari, bagaimana hubungannya dengan hukum
negara, hukum agama, hukum adat dan hak milik tanah. Ada kesan dalam praktek
yang berlaku dalam masyarakat adalah kesepakatan keluarga, misalnya mengenai
warisan dan adat perkawinan, tidak murni Islam, tidak pula adat, apakah ini yang
disebut angguak anggak geleang amuah?.

You might also like