Professional Documents
Culture Documents
Oleh Kelompok :
Yenny Fitria A24070062
Febri Farhanny A24070170
Miftahul Bakhrir A24070194
Andrixinata B A34070016
Fajar Sidiq A. N A34070072
Dosen pengajar :
Dr. Ir. Idham Sakti Harahap, M.Si
Latar Belakang
Sifat Ekologis dan fisiologis jenis hama gudang serelia tertentu memiliki
hubungan yang erat dengan kemampuan suatu jenis serangga dalam menyerang
serelia. Hal ini memungkinkan hama dapat mengkonsumsi serelia yang masih
utuh atau sudah rusak. Berdasarkan hal tersebut, hama gudang dibedakan sebagai
hama primer atau hama sekunder. Hama primer hanya dapat menyerang biji-
bijian yang utuh, sedangkan hama sekunder hanya dapat mengkonsumsi biji-bijian
yang telah rusak atau tidak utuh. Akan tetapi dilapang, masih ada beberapa hama
primer yang dapat bertahan hidup dan berkembangbiak pada biji-bijian yang tidak
utuh, begitu pula sebaliknya masih ada hama sekunder yang dapat bertahan hidup
dan berkembangbiak pada biji-bijian utuh.
Salah satu contoh serangga hama gudang adalah Sitophilus zeamais yang
bersifat hama primer dan Tribolium castaneum yang bersifat hama sekunder.
Kedua jenis serangga hama gudang tersebut dapat bertahan hidup dan
berkembangbiak di tempat penyimpanan. Keduanya memiliki daya rusak yang
tinggi terhadap hasil panen, sehingga merupakan hama gudang yang sangat
dikenal.
Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan sifat ekologis suatu jenis hama
gudang, apakah bersifat hama primer atau hama sekunder pada komoditas serelia.
BAHAN DAN METODE
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah serangga uji imago
Sitophilus zeamais dan Tribolium castaneum, serta biji jagung utuh dan biji
jagung tidak utuh. Sedangkan alat yang digunakan adalah timbangan, wadah
platik bertutup, cutter, dan stiker label.
Metode
Sebanyak 20 gram biji jagung utuh dan biji jagung tidak utuh dimasukkan
masing-masing ke dalam wadah plastik bertutup, kemudian 20 ekor serangga uji
Sitophilus zeamais dimasukkan ke dalam wadah plastik berisi jagung utuh dan
jagung tidak utuh. Begitu pula dengan serangga uji Tribolium castaneum
dimasukkan ke dalam wadah plastik berisi jagung utuh dan jagung tidak utuh.
Wadah plastik pun ditutup rapat dan diberi stiker label, lalu disimpan di tempat
yang bebas dari gangguan.
Setelah satu bulan wadah pastik berisi serangga uji diamati populasinya
dengan menghitung jumlah larva, pupa, dan imago. S. zeamais dan T. castaneum
dapat dihitung secara langsung atau dengan melakukan pengayakan terlebih
dahulu terhadap biji jagung tidak utuh dan dengan cara membelah biji jagung
menggunakan cutter untuk biji jagung utuh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Keterangan:
∑ L = Jumlah larva
∑ P = Jumlah Pupa
∑ I = Jumlah Imago
Hal ini dapat terjadi karena kesalahan pada faktor-faktor lain yang cukup
mempengaruhi fisiologis dan ekologis dari serangga hama uji. Salah satunya
adalah kondisi tingkat adapatasi hserangga hama yang membuat serangga hama
mampu bertahan dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Adanya adaptasi
tersebut memacu perubahan fisiologis dari serangga hama dan menghasilkan
kemampuan bertahan pada habitus yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Namun dibalik semua itu masih banyak faktor-faktor lain yang ikiut
mempengaruhi baik faktor luar ataupun faktor dalam dari serangga hama dan
lingkungan.
Kesimpulan
Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops In Indonesia. PT. Ichtiar Baru – Van Hoeve.
Jakarta.
Surahmat, E.C., Milantina, M., Arifin, S., Sunjaya, Widayanti, S. 2006. Buku
Panduan Fumigasi Fosfin Yang Baik dan Benar. SEAMEO BIOTROP,
Bogor.