You are on page 1of 4

Rekomendasi Blueprint Kota Tangerang Selatan

Di bawah ini adalah daftar mimpi kita, yang biar keliatan aga keren kita sebut saja
sebagai ”rekomendasi Blueprint Kota Tangerang Selatan”:

1. Fakta Integritas
Siapapun walikota Tangsel nanti, kita bermimpi beliau akan memulai tugasnya dengan
mengajak aparat pemerintah kota, sektor swasta, profesional dan unsur masyarakat lainnya
untuk bersama-sama menandatangani Pakta Integritas yang pada pokoknya memuat janji
semua pihak untuk mendukung aparat pemerintah kota memberikan pelayanan terbaik bagi
warga kota, tanpa memberikan ruang sedikitpun bagi segala bentuk praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme di lingkungan pemerintah kota Tangsel. Dalam pelaksanaan Pakta Integritas, aparat
pemerintah kota akan mendapatkan insentif yang akan disesuaikan dengan keuangan daerah
atas janji mereka untuk ”bersih dan tidak korupsi”, namun akan menerima sanksi yang berat
apabila terbukti melanggar janji mereka tersebut. Hal ini sudah berhasil dilakukan di Kabupaten
Solok, Sumatera Barat, sejak tahun 2003.

2. Sistem Administrasi Satu Atap (SAMSAT)


Warga butuh pelayanan dari pemerintah kota yang cepat, tepat dan murah. Sangat
menyenangkan dan membantu sekali apabila untuk mengurus perizinan, pendaftaran dan
pembayaran iuran, pajak ataupun pungutan pemerintah lainnya, dapat dilakukan di satu
tempat. Konsep SAMSAT bukan hal yang baru. Banyak kota dan kabupaten di Indonesia
sudah berhasil mempraktekannya. Pemerintah kota Tangsel tinggal belajar dari beberapa kota
dan kabupaten tersebut, untuk kemudian disesuaikan dengan kondisi kota Tangsel. Untuk
mengawasi pelayanan publik tersebut, pemerintah kota dapat memfasilitasi dibentuknya suatu
lembaga ombudsman yang beranggotakan unsur pengusaha, akademisi dan masyarakat
umum. Lembaga ini akan menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat terhadap pelayanan
publik yang buruk agar dapat segera diperbaiki. Hal ini sudah dilakukan di Kabupaten Solok,
Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Sragen.
3. Forum Konsultasi Publik
Agar setiap peraturan yang berlaku di wilayah kota Tangsel dapat diterima dan dipatuhi oleh
warganya, pemerintah kota dan DPRD kota Tangsel yang akan dibentuk nanti harus rajin
mengadakan konsultasi publik sebelum membuat dan mengesahkan peraturan atau kebijakan
yang berlaku di kota Tangsel. Pada forum konsultasi publik, masyarakat diberikan kesempatan
seluas-luasnya untuk memberikan tanggapan dan masukan terhadap suatu rancangan
peraturan atau kebijakan. Dengan adanya forum ini, resistensi terhadap suatu peraturan
atau kebijakan yang akan dikeluarkan dapat diminimalisir, yang pada gilirannya penegakan
hukum menjadi efektif dan mencapai tujuan yang optimal. Pemerintah kota dapat belajar dari
Kabupaten Tomohon yang telah berhasil menyelenggarakan forum konsultasi publik yang
efektif dalam setiap proses pembentukan peraturan di daerahnya.

4. Perpustakaan Umum Daerah


Pemerintah kota harus memfasilitasi dan memotivasi minat baca warganya dengan
membangun suatu perpustakaan umum daerah. Hal ini juga sebenarnya merupakan kewajiban
setiap kota dan kabupaten di Indonesia berdasarkan Undang-Undang tentang Perpustakaan
(UU Perpustakaan) yang baru saja disahkan oleh DPR RI. Menurut UU Perpustakaan,
pemerintah daerah wajib menyelenggarakan perpustakaan bagi masyarakat di wilayahnya
dan membiayai penyelenggaraannya dengan APBD. Perpustakaan umum daerah ini nantinya
dapat dikembangkan menjadi knowledge center, tempat warga saling berbagi informasi dan
pengetahuan menurut keahliannya masing-masing melalui diskusi, pelatihan, workshop,
seminar ataupun simposium.

5. Gelanggang Pemuda
Pemerintah kota harus memfasilitasi dan memotivasi pemuda di kota Tangsel untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, pemerintah kota harus
membangun Gelanggang Pemuda yang menyediakan sarana olahraga yang populer, seperti
lapangan sepak bola, futsal, basket, volly dan bulu tangkis, serta sarana pendukung lain untuk
mengembangkan bakat seni dan kepemimpinan pemuda di kota Tangsel. Mungkin saja dari
sana nanti akan muncul bibit-bibit baru di bidang olah raga, seni dan kepemimpinan.

6. Balai Latihan Kerja


Sangat disayangkan apabila pemuda di kota Tangsel yang baru lulus SLTA atau S1 tidak dapat
terserap lapangan kerja hanya karena tidak memiliki ketrampilan yang mendukung. Oleh karena
itu, pemerintah kota harus memfasilitasi Balai Latihan Kerja untuk mempersiapkan ketrampilan
mereka. Pemerintah kota dapat melibatkan warga kota Tangsel yang memiliki keahlian dari
berbagai bidang untuk menjadi pengajar di sana.

7. Sistem Transportasi Umum Terpadu


Pemerintah kota harus mengatur dan membangun sistem transportasi umum terpadu di wilayah
kota Tangsel sehingga teratur dan menjangkau seluruh wilayah kota Tangsel. Apabila sistem
transportasi umum dapat diatur dengan baik niscaya penggunaan kendaraan pribadi di wilayah
Tangsel dapat berkurang dengan sendirinya, yang pada gilirannya akan mengurangi emisi
karbon.
8. Sistem Tata Kota yang Berwawasan Lingkungan
Sederhananya, pemerintah kota harus benar-benar memperhatikan lingkungan hidup ketika
menyusun rencana tata kota. Daerah serapan air tidak dibangun mal atau pusat perbelanjaan.
Di daerah pemukiman tidak boleh ada tempat usaha yang mengganggu kenyamanan
lingkungannya. Taman-taman kota dibangun dan dipelihara. Di daerah pinggiran sungai
tidak boleh ada bangunan yang dapat mengganggu kebersihan dan kelancaran aliran airnya.
Membuat sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

9. Sekolah Gratis untuk Pendidikan Dasar dan Menengah


Untuk sebuah kota yang diperkirakan akan memiliki Pendapatan Asli Daerah sekitar Rp 600
miliar per tahun, tentu bukan hal yang sulit untuk mewujudkan sekolah negeri bebas biaya
untuk pendidikan dasar dan menengah di wilayahnya. Tidak perlu langsung seluruh tingkatan
digratiskan. Lakukan saja secara bertahap dan terorganisasi. Yang penting terlihat adanya
komitmen dan upaya nyata dari pemerintah kota untuk mencerdaskan masyarakat kota
Tangsel. Penyelenggaraan sekolah gratis bukanlah konsep yang mengada-ada, karena di
kabupaten yang tergolong miskin seperti Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, hal
tersebut sudah berhasil dilaksanakan.

10. Pelayanan Kesehatan Gratis


Tidak boleh ada ungkapan sinis: ”orang miskin dilarang sakit!” di kota Tangsel. Pemerintah kota
harus menyediakan pelayanan kesehatan gratis khususnya untuk warga tak mampu dengan
memberdayakan peran pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di wilayahnya. Puskesmas
harus diberdayakan dengan memperhatikan kesejahteraan dan peningkatan kualitas tenaga
kesehatannya, serta pemutakhiran peralatan kesehatannya. Mekanisme pembuktian warga
tak mampu juga harus dipermudah, agar warga yang tidak mampu tersebut tidak malas
mempergunakan haknya untuk mendapat pelayanan kesehatan secara gratis. Pemerintah kota
harus belajar dari Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, yang berhasil memberikan pelayanan
kesehatan gratis bagi semua lapisan masyarakat, dan karenanya mendapatkan pujian dari
Presiden SBY.

11. Lembaga Bantuan Hukum Daerah


Pada dasarnya, setiap warga negara berhak diperlakukan sama di hadapan hukum (equality
before the law). Masalahnya, ada orang yang punya uang untuk membayar advokat guna
mempertahankan haknya di hadapan hukum dan ada yang tidak. Untuk itu, pemerintah kota
harus memfasilitasi pendirian lembaga bantuan hukum (LBH) di kota Tangsel khususnya untuk
memberikan bantuan hukum bagi warga yang tidak mampu. Hal ini pernah dilakukan oleh Bang
Ali Sadikin ketika menjadi gubernur DKI Jakarta dengan memfasilitasi pendirian LBH Jakarta
bersama dengan tokoh-tokoh masyarakat pada saat itu.

Begitulah mimpi-mimpi kita sebagai anak bangsa akan hadirnya Kota Tangerang Selatan.
Mohon maaf kalau mimpi kita sebagai generasi terlalu ”liar”. Namanya juga mimpi. Mudah-
mudahan banyak warga kota Tangsel yang bermimpi sama dengan kita para generasi , dan
kemudian tergugah untuk bersama-sama mewujudkan mimpi tersebut.Insyaallah... Amiin.

Source :
FB Raja Gumilang
http://www.facebook.com/note.php?note_id=134450506600973

You might also like