Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Disusun dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk mencapai gelar
sarjana pendidikan
Disusun oleh :
Nama : Sigit Mukti Yuwono
NIM : 6124990044
Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Skripsi ini telah disetujui untu8k diajukan kepada Panitia Penguji Skripsi Fakultas
Pembimbing I Pembing II
Mengesahkan,
iii
ABSTRAK
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
kuat serta langkah pertama untuk memulainya, maka masalah itu akan selesai
Persembahan :
2. Almamaterku
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga kami panjatkan kepada Allah SWT yang
dengan judul “Survai Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru
skripsi ini,akhirnya dapat diatasi berkat kerja keras, bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sedlam-
dalmnya kepada :
1. Dekan FIK Universitas Negeri Semarng Drs. Soetardji, M.S yang telah
2. Ketua Jurusan PJKR FIK universitas Negeri Semarang DRS. Harry Pramono,
M.Si yang telah memberikan petunjuk serta bimbingan sehingga penelitian ini
petunjuk serta bimbingan sehingga penelitian ini dapat bejalan dengan lancar.
petunjuk serta bimbingan sehingga penelitian ini dapat bejalan dengan lancar.
v
pendidikan dan peningkatan prestasi olahraga mahaiswa PJKR khususnya dan
masyarakat umumnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul ............................................................... 1
1.2 Permasalahan ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
1.4 Penegasan Istilah ......................................................................... 3
vii
BAB III.METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 24
3.1.1 Populasi ........................................................................... 24
3.1.2 Sampel ............................................................................. 24
3.1.3 Instrumen ......................................................................... 25
3.1.4 Variabel Penelitian ............................................................ 25
3.1.5 Metode Pengumpulan Data .............................................. 25
3.1.6 Validitas dan Reliabelitas ................................................. 26
3.2 Metode Analisis Data .................................................................. 28
3.2.1 Analisis Deskriptif Presentase .......................................... 28
3.2.2 Uji Prasarat Analisis Regresi ............................................ 28
3.2.2.1 Uji Normalitas ...................................................... 28
3.2.2.2 Uji Homogenitas Varians ...................................... 29
3.2.2.3 Analisis Regresi Sederhana .................................. 29
viii
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
untuk proses pembakaran dengan oksigen (O2) yang dikandung dalam udara
ditampung dalam paru. Namun daya tampung paru setiap manusia berbeda-beda.
ada sebagian orang yang hanya menampung sedikit sekali oksigen dalam parunya,
sehingga tidak cukup mampu untuk menyuplai oksigen dalam peredaran darah, ini
Di lain hal manusia memiliki daya kekuatan atau kesehatan yang berbeda-
beda, ada yang daya tahan tubuhnya kuat dan ada manusia yang daya tahan
tubuhnya lemah, ini tergantung pada kekebalan tubuhnya, dengan demikian kita
harus menjaga tubuh kita dari segala hal yang bisa mengakibatkan kita sakit,
antara lain berolahraga, tidak merokok, makan sesuai kebutuhan gizi tubuh kita
kebiasaan yang tidak sehat, karena dalam asap rokok banyak zat yang
mengandung zat yang bersifat racun, antara lain tar, karbon monoksida (CO),
nikotin, tapi sampai sekarang masyarakat indonesia masih banyak yang merokok,
bahkan orang merokok bebas dilakukan di mana saja baik di kantor, kendaraan
1
2
rokok satu bungkus perhari maka kapasitas vital parunya tidak naik dan tidak akan
bertambah baik, karena di dalam rokok banyak mengandung bahan kimia yang
jantung agar berdenyut lebih cepat dan mengganggu sirkulasi darah, nikotin juga
oksigen.
zat-zat kimia yang dikandung rokok dapat mempengaruhi orang-orang yang tidak
rokok yang dihisap akan mengganggu fungsi pernapasan yang berdampak pada
aktifitas olahraga. Untuk menjaga kesehatan perlu adanya upaya peningkatan daya
3) Istirahat. dengan istirahat yang teratur maka latihan dan gizi yang kita konsumsi
akan dapat bermanfaat bagi aktifias tubuh, sehingga akan menjadikan daya tahan
4) Tidak merokok. karena dengan menghisap atau menghirup asap rokok maka
1.2 Permasalahan
dicari upaya pemecahanya. Yang menjadi permasalahan penelitian ini antara lain:
perokok ?
3) Apakah ada hubungan kebiasaan merokok dan tingkat kapasitas vital paru
2) Igin mengetahui kapasitas vital paru mahasiswa PJKR angkatan 2003 yang
menjadi perokok.
Untuk menghindari salah pengertian atau salah penafsiran judul dan untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang obyek penelitian ini maka penulis
1) Survai adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumya digunakan
untuk pengumpulan data yang luas dan banyak (DR. Suharsimi Arikunto:93).
4
merokok dan tidak merokok ingin mengetahui apakah ada pengaruhnya terhadap
kontak; sangkut paut; ikatan; jaringan yang berwujud karena interaksi antara
penelitian ini adalah hubungan kebiasaan erokok dengan kapasitas vital paru pada
3) Kapasitas vital paru adalah udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-
paru pada penarikan nafas atau pengeluaran nafas paling kuat (Evelyn C.
LANDASAN TEORI
Organ tubuh yang memilki suatu peranan yang penting dalam proses
pernapasan adalah paru-paru. Letak paru-paru di dalam rongga dada yang terdiri dari
jaringan elastis. Fungsi paru adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida (Evelyn.
C. Pearce, 1993: 219). Dalam bernapas setiap orang memiliki kemampuan yang
Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada
penarikan napas atau pengeluaran napas paling kuat, disebut kapasitas vita paru-
paru (Evelyn. C. Pearce, 1993: 221). Kapasitas vital sama dengan volume
cadangan inspirasi ditambah tidal volume dan volume cadangan ekspirasai ini
adalah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru seseorang setelah
mempengaruhi kapasitas vital paru adalah (1) posisi orang tersebut selama
pengukuran kapasitas vital, (2) kekuatan otot pernapasan, dan (3) distensibilitas paru-
Kapasitas vital rata-rata pada manusisa muda kira-kira 4,6 liter, dan pada
wanita dewas muda kira-kira3,1 liter, meskipun nilai-nilai itu jauh lebih besar
daripada beberapa orang dengn berat badan yang sama daripada orang lain. Orang
5
6
tinggi kurus biasnya memiliki kapasitas vital paru lebih besar daripada orang
gendut, dan seorang atlet yang terlatih baik mungkin mempunyai kapasitas vital 30
sampai 40 persen diatas normal yaitu 6 sampai 7 liter (Guyton, 1983 : 6).
2.2 Pernapasan
gerakan tersebut dapat kita rem atau berhenti sejenak. Jadi gerakan napas
sebenarnya adalah gerakan yang tak kita sadari dan gerakan tersebut adalah
dapat kita pacu meupun di rem / di tahan sesuai kehendak kita. Misalnya menahan
napas dalam waktu sekejap seperti halnya menahan napas pada waktu melakukan
napas sesuai dengan kehendak, misalnya napas buatan. Bila melakukan pekerjaan
yang berat maka akan terjadi frekuensi pernapasan menjadi cepat dan pernapasan
napas. Oksigen (02) masuk melalui udara yang masuk kedalam paru-paru dan udara
adara yang keluar banyak mengandung gaas karbondioksida (CO2). Didalam tubuh
manusis terdapat dua kali pertukaran gas : antra udara dan darah (inspirasi ) dan
demikian fungsi pernapasan ialah pertukaran gas dan pengeluaran uap air melalui
dalam tubuh serta mengakut CO2 yang dihasilkan dalam pertukaran zat di dalam
sel-sel udara luar. Hawa masuk ke dalam paru melewati berturut-turut: rongga
hidung, faring, laring, trakea, bronkus besar, bronkus kecil, bronkiolus sampai ke
gas dapat diambil dengan prosentase ataupun dengan berapa tekanan partialnya.
Tekanan partial di ukur dengan satuan tekanan dalam mmHg. Kadang tekanan partial
disebut dengan kadar. Berikut ini daftar tekanan partial dari kandungan O2 dalam
40 mmHg.
158 mmHg.
40 mmHg.
5) Hawa ekspirasi : kadar CO2 kira-kira 116 mmHg dan kadar O2 kira-kira
32 mmHg.
Pertukaran gas terjadi di dua tempat : pertama di alveoli antara udara yang
masuk kedalam alveoli dengan darah yang lewat di kapiler yang mengelillingi
alveoli dimana darah tersebut berasal dari jantung sebelah kanan yang dipompa
menuju paru-paru dan kedua terjadi di jaringan antara darah yang mengalir di
gas antara gas yang di andung dalam udara alveolus dengan gas yang di kandung
dalam butir darah merah. Pertukaran gas yang di maksud adalah pertukaran gas
CO2 dan O2 dan ini akan terjadi pertukaran karena kadar dari gas/tekanan partial
gas tersebut yang di kandung berbeda tekananya. Darah dalam kapiler alveoli
butir darah merahnya mengandung kadar CO2 yang cukup tinggi ± 46 mmHg dan
partikel gas CO2 maupun O2 akibatnya gas dan CO2 akan mengalir dari butir darah
merah menembus dinding sel, dinding kapiler, dinding alveoli. Sehingga kadar
CO2 di alveoli akan bertambah sedang CO2 akan turunsebaliknya karena kadar O2
dalam alveoli cukup besar ± 158 mmHg maka O2 ini akan mengalir menembus
dinding alveoli, dinding kapiler, dinding butir darah merah dan di ikat oleh
Lungs
slow
Chlorida Shilt H+HCO2- H2CO+CO3 H2O+CO2
Cl- fast
Cl- H++HCO2- H2CO2 H2O+CO2
Pulmunary Carbonic
O2+HHb HbO2-+H+
Capillary 46-40mmHg Onhydras
40-100mmHg
O2+HbCO2- HbO2-+CO2 e
Plasma
Red
Blood
Sell
Gambar 1. Respirasi Eksternal
(Tjalik Sugiardo, 1992 : 32)
sekali ± 100 mmHg dan kandungan CO2 40 mmHg dan darah ini nantinya akan
menuju jantung serta dipompa menuju jaringan tubuh. Hawa dalam alveoli
ssebaliknya kadar O2 menurun dan kadar CO2 tinggi dan udara ini akan
ekspirasikan dan udara segar akan masuk lagi waktu inspirasi. Begitulah
seterusnya setiap saat terjadi pertukaran gas, dan gas O2 akan masuk dalam tubuh
(kedlam butir darah merah) sedang gas CO2 akan dikeluarkan tubuh saat ekspirasi.
Plasma
40-46mm Hg 100-40mm Hg
CO2+HbO2- HbO2-+O2
Tissue +
H +HbO2 HHb+O2
Capillary CO2+H2O H2CO3 HCO3-+H
Carbonic Orbidase Cl-
Slow
CO2H2O H2CO3 HCO3-+H+ Cl-
Respirasi internal adalah pertukaran gas yang terjadi dijaringan antara gas
yang terkandung dalam butir darah merah dikapiler dengan gas yang terkandung
dalam sel jaringan. Tadi kadar O2 dalam darah yang melewati paru-paru tinggi ± 100
mmHg dan kadar CO2 ± 40 mmHg, yang sekarang ada dalam kapiler dijaringan
sedangkan kadar O2 di sel jaringan rendah sebagai akibat di pakai proses oksidasi
jaringan ± 35 mmHg dan kadar CO2 tinggi akibat hasil oksidasi ± 50 mmHg. Dengan
adanya perbedaan tekanan partial gas tersebut, maka akan terjadi pertukaran gas
antara gas yang mengandung butir darah merah dalam darah kapiler, dengan darah
yang terkandung dalam jaringan O2 akan keluar dari butir darah merah, menembus
dinding butir darah merah sendiri, dinding kapiler, menuju sel jaringan sehingga
kadar O2 dalam butir darah merah sekarang akan turun menjadi ± 40 mmHg,
sedangakan CO2 dari sel jaringan akan mengalir menuju butir dareah merah dan
kadar CO2 nya ± 46 mmHg. Jadi setelah darah melewati jaringan kandungan O2
menurun dan CO2 bertambah sedangkan jaringan sendiri setiap saat akan menerima
O2 dan membeikan CO2 nya. Darah akan dialirkan kembali ke jantung dan dari
disana oksigen dalam darah mengganti karbon dioksida dalam darah. gas hasil
oksidasi sel ini kemudian di bawa ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.
Pertukaran O2 dan CO2 dengan tubuh dinamakan respirsi. Sistem sirkulai terdiri dari
dua sirkuit, yaitu mengedarkan darah keseluruh tubuh (sirkuit mayaor) sementara
Masuknya udara pada dasarnya melalui hidung. Kita juga dapat bernapas
melalui mulut, tetapi pernapasan dengan cara ini sebaiknya dihindari. Hidung
Dibawahnya, sebuah lubang yang berbentuk dari tulang rawan dan tulang
dipisahkan oleh dinding tulang rawan (nasal septum). Bagian dalam hidung
adalah rongga hidung atau saluran nasal. Lubang msuk, yang disebut Vestiblum,
yang ditumbuhi oleh silia yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk
melewati lubang hidung. saluran ini di tutupi oleh selaput mukosa yang tersusun
2.2.4 Paru-Paru
udara dan darah. Paru menempati hampir dari seluruh ronggga dada (toracic). Paru
kanan lebih besar dari paru sebelah kiri, sebab di sebelah kiri terdapat jantung.
Permukaan paru tidak halus yang mengandung serangkaian celah yang membaginya
menjadi lobus-lobus. Lobus-lobus ini terbagi lagi menjadi sub lobus atau segmen
yang dengan pembuluh darah dan bronchus yang berbeda-beda dalam paru yang
menghembuskan udara secara maksimal (Jos Usin, 2000:1) Kapasitas vital paru
adalah volume udara yang dapa dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan
napas dan pengeluaran napas paling kuat (Evlyn C. Pearce, 1993:201) Kapasitas paru
12
adalah volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup
maksimal biasanya 4-5 liter. Kadang dibuat daya apung vital yang dipaksa (Forced
vital capacity/FVC ) (PENGDA POSSI Jawa Tengah). Vital Capacity adalah Jumlah
bronchus, satu untuk paru-paru kiri dan satu paru-paru kanan. Tiap cabang
bronchi besar bercabga lagi menjadi beberapa cabang lagi dan seterusnya sampai
Alveolus
CO2 O2
TURBINATAES O2 O2
CO2 CO2
EPIGLOTIS Pulmonary Capillary
GLOTIS PHARYNX
LARYNG, VOCAL CORDS ESOPHAGUS
TRACHEA
PULMONARY ARTERIES
PULMONARY VEINS
ALVEOLI
Dinding trachea ini berupa cincin tulang rawan yang satu dengan yang
lainya dihubungkan oleh jaringan pengikat sehingga merupakan paru yang supel
dan kokoh.Dindingnya makin ke ujung mekin menipis dan tulang rawanya makin
berkurang.
Bronchi yang halus ini dinamakan bronchioli. Pipa bronchi yang halus
berbentuk coroang (acinus). Dinding acinus ini tidak rata, merupakan gelembung-
hanya dati satu lapisan selaput eitheel disebut epitheel alveolar atau epitheel
respiratori. Jadi paru tidak lain adalah trachea yang bercabang-cabang terus menerus,
sampai cabang yang paling halus terakhir sebagai kantong yang tertutup. Jumlah acini
mencapai beberapa juta sehingga jumlah alveoli ± 1750 juta. Ruangan rongga dada
yang ditempati paru terbagi dalam banyak sekali ruangan yang sangat kecil dengan
gas antara darah dengan udara paru. Makin luas permukaan dinding ini dalam
kesatuan waktu. Pipa dan acini yang halus ini tidak tergantung begitu saja, namun
di ikat dan dihubungkan oleh jaringan pengikat, sehingga terjadi beberapa bagian
yang agak besar yang dinamakan lobus. Paru sebelah kanan terdiri dari tiga lobus,
paru sebelah kiri dua lobus. Jaringan pengikat tersebut mengndung banyak sekali
Terminale Bronchiole
Respir\tory Bronchiole
Alveolar Duct
Atrium
Alveolar Socs
Pada waktu pernapasan biasa (waktu istirahat) yang bekerja hanya otot-
auxiliair. Apabila kita melakukan tarik napas, yang bekerja adalah musculi
3) Musculi sterno-cledio-mastoideus
5) Musculi rhomboideus
Bila kita mengetahui jalan dari udara masuk melalui hidung maka
Dari uraian diatas maka peulis sedikit menguraikan proses jalannya udara melalui
1) Cavum Nasi
hidung dan didalm rongga hidung terdapat suatu sekat (septum nasi) dan choncai
nasalis yang terdiri dari tiga bagian : superior, media dan superior yang dilapisi
oleh jaringan yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Bagian luar
banyak ditumbuhi bulu (silia). Silia ini berfungsi sebagi filter dan cochae
16
berfungsi agar udara yang masuk kedalam paru-paru memiliki suhu yang sma
degan suhu didalam paru-paru, selain itu menghasilkan suatu lendir yang
2) Pharynx
bergantian jalan ini dilewati. Kalau kita sedang memakan makanan maka kita
makanan masuk maka kita baru dapat bernapas kembali seperti sediakala karene
ephyglotis terbuka.
3) Larynx
otot polos. Sebelumnya ephyglotis ini akan meutup larynx kalau sedang menelan
Dinding masih ada cartilagonya dan diantaranya terdapat otot polos dan
mempunyai silia (rambut getar). Kelenjar ini disebut mucus dan rambut getar
berguna untuk mendorong debu atau partikel kecil lainya keluar. Sesudah itu
trachea akan bercabang dua : kanan dan kiri dan pada bagian kiri akan bercabang
dua dan sebelah kanan bercabang tiga yang masing-masing kita saebut bronchus.
Didalam bronchus ini masih ada cartilago dan tunika mukosa yang mengandung
alveolaris; setelah menjadi ductus alveolaris akan menjadi succulus alveolaris dan
kecil seperti balon kecil dan berdinding sangat tipis serta bagian luar dikelilingi
Selain itu ada perlengkapan lain yang penting dalam pernapasan ialah sekat
rongga dada/diafragma dan dada sendiri beserta tulang iga dan otot pernapasan. Ada
dua gerakan napas secara diafragma, dimana sekat rongga dada turun sehingga rongga
Akibat pembesarn rongga dada maka tekanan dalam rongga dada relatif
akan turun, sehingga udara tekanannya relatif besar akan masuk kedalam paru-
Untuk mengetahui seberapa besar kapsitas vital paru seseorang maka perlu
adanya suatu proses pengukuran yaitu dengan menggunakan alat yang dinamakan
spirometer. Dimana spirometer ini ada dua buah yaitu spirometer air dan
spirometer udara. Disini peneliti menggunakan spirometer air, adapun cara untuk
menggunakanya yaitu :
berwarna merah). Kemudian sesuaikan keleb batas dengan suhu air yang terbaca
maka tabung akan niaik kemudian baca hasil. Sebagi catatan usahakan pada saat
meniup jangan samapai ada udara yang keluar melalui hidung karena bias
2.5 Merokok
Merokok adalah suatu kata kerja yang berarti melakukan kegiatan atau
aktifitas menghisap, sedangkan perokok adalah orang yang suka merokok (Kamus
2.5.1. Rokok adalah gulungan tembakau yang disalut dengan daun nipah (Kamus
1) Rokok kretek adalah suatu bentuk rokok yang dicampur dengan serbuk atau
cacahan cengkeh yang di bungkus dengan kertas. Contohnya dji sam soe,
2) Rokok filter adalah suatu bentuk rokok yang pada bagian ujungnya diberi
Contohnya djarum, gudang garam filter, dji sam soe filter dan lain-lain
3) Cerutu adalah suatu bentuk rokok yang terbuat dari gulungan daun tembakau
4) Rokok putihan adalah suatu bentuk rokok dimana didalam campuran rokok
untuk menambah kenikmatan rasa dari rokok tersebut. Pada rokok jenis ini
terbagi lagi menjadi 2 yaitu adayang hanya ditambah perasa saja dan yang
kimia yang terkandung dalam rokok dan asap rokok dapat mempengaruhi orang
yang tidak merokok karena asap rokok mengandung zat yang bersifat racu yang
antara lain :
1) Tar. Merupakan bahan kimia yang beracun dimana zat tersebut merusak sel
3) Nikotin. Merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak
8) Kapur barus
lain : Jantung dan peralatannya, paru-paru, otot, syaraf. Perubahan yang terjadi
pada tubuh akibat warming up bersifat sesaat/ atau sementara dan akan kembali
lagi pada keadaan semula, sedangkan perubahan akibat conditioning lebih bersifat
menetap, misalnya penurunan dada, hypertropi otot.
Pada perubahan terhadap organ tubuh akibat olahraga, ada 2 organ tubuh
peredaran darah sering disebut dengan cardio respiratori, sedang otot dan saraf
terjadi kenaikan fungsi dari respirasi maupun kenaikan dari cardio (termasuk
sangatlah berkaitan erat karena seseorang yang memiliki kapasitas vityak paru
yang baik maka dalam melakukan aktivitas olahraga dia tidak mudah merasakan
mudah lelah den dengan berolahraga teratur maka orang tersbut kapasitas vital
parunya akan terawat dengan baik. Tetapi bila paru- paru seseorang sudah
tercemari oleh zat-zat yang bersifat racun maka otomatis akan mengurangi kerja
paru dan menurunkan kapasitas vitl parunya juga. Dengan demikian setiap
paru-paru mahasiswa tersebut bahkan bukan siperokok saja yang tercemari tetapi
orang-orang disekitar erokok juga akan itkut tercemari oleh asap rokok.
22
Dalam melaksanakan olahrga tubuh kita harus dalam keadaan yang sehat
baik jasmani dan rokhani. Dengan demikian dalam melaksanakan olahraga tubuh kita
bisa maksimal dan dalam melaksanakan gerakan tubuh kita tidak akan mudah lelah.
keadaan yang kurang sehat maka dalam melakukan olahraga tubuh akan mudah
parunya telah diracuni oleh asap rokok yang banyak mengandung racun .
tahan. Jika seseorang merokok 10-12 batang sehari, maka ternya ta kadar oksigen
tubuhnya. Jika kita hentikan kebiasaan merokok ini, barulah setelah 2-3 hari
yang teratur berolahraga tetapi juga mengkonsumsi rokok satu bungkus perhari
23
kapasitas vital parunya tidak akan naik dan tidak akan bertambah baik. Bergitu
pula bagi mahasiswa PJKR angkatan 2003 yang merokok maka kapasitas vital
sangatlah berhubungan dengan kapasitas vitl paru, karena asap rokok yang dihisap
akan masuk kedalm peru-paru melalui beberapa system pernapsan, dimana pada
akhirnya udar yang bercampur dengan racun rokok akan ikut terhisap oleh
2.10 Hipotesis
2) Kapasitas vital paru mahasiswa PJKR angkatan 2003 pada tingkat sedang.
METODE PENELITIAN
sebagai berikut:
3.1.1 Populasi
Menurut Sudjana (1992:6) Populasi adalah totalitas dari nilai yang mungkin,
dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya.
individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Jadi populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang memiliki ciri atau karakteristik sama yang ingin di
3.1.2 Sampel
Teknik mengambil sample ini yaitu teknik total sampling. Total sempling
adalah teknik pengambilan sample pada seluruh populasi yang ada. Menurut
Suharsimi Arikunto (1990:120) apalagi obyek penelitian kurang dari 100 lebih baik
diambil semua sehingga penelitian ini bersifat populasi, tetapi jika obyek besar dapat
diambil 10-15 persen atau lebih tergantung kemempuan peneliti, sempit luasnya
wilayah pengamatan dan besar kecilnya resiko yang di tanggung peneliti. Dari jumlah
populasi mahasiswa PJKR angkatan 2003 lebih kurang 120 orang. Dengan jumlah
populasi yang terpilih di ambil secara keseluruhan sehingga penelitian ini bersifat
purposif sampling dengan jumlah sampel 103 mahasiswa PJKR angkatan 2003.
24
25
3.2 Instrumen
dahulu harus tahu yang di maksud dengan alat ukur. Menurut FX. Sudarsono MA,
alat ukur harus baku yang mempunyai dua persaratan yaitu validitas dan reliabilitas
yang dimaksud valid adalah sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang hendak
diukur. Dan yang dimaksud reliable adalah alat ukur tersebut menghasilkan
Setelah mengerti apa yang dimaksudkan maka alat ukur yang penulis
pergunakan dalam penelitian ini adalah angket dan spirometer air. Jadi instrumen
untuk variable bebasnya yaitu berupa angket dan instrumen variable terikatnya
yaitu spirometer air yang digunakan untuk men1gukur kapasitas vital paru. (lihat
Variabel adalah gejala yang berfarisasi yang menjadi obyek penelitian Suharsimi
Arikunto (1996:99). Di dalam penelitain ini yang menjadi variable bebas adalah
UNNES, dan yang menjadi variable terikatnya yaitu kapasitas vital paru.
rumuskan secara tetap. Untuk mendapatak data yang dibutuhkan dalam penelitian
26
ini, maka peneliti menggunakan metode angket dan metode tes. Dimana metode
angkatan 2003 yang merokok dan menggunakan metode tes untuk memperoleh
instrumen di katakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan / apa
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
sebagai berikut :
Validitas adalah sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur
validitas yang menunjuk pada sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau
Uji signikansi untuk menentukan sahih tidaknya sebuah butir dilakukan dengan
jalan membandingkan harga rxy dengan r kritik produk moment (r tabel). Jika harga rxy
27
sama dengan atau lebih besar dari r tabel, maka butir instrumen tersebut valid, tapi jika
rxy lebih kecil dari r tabel maka butir instrumen tidak valid.
menunjukkan bahwa seluruh butir akan tersebut valid karena memiliki harga rxy > r tabel
pengumpulan data karena instrumen tersebut baik, instrumen yang baik adalah
instrumen yang sudah reliabel yaitu yang akan menghasilkan data yang dapat
hasilnya tetap sama jadi reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran terjadi
apabila pengukuran dilakukan pada kelompok subyek yang sama. Dalam hal ini
berikut :
Σσ b
2
K
r11 = 1−
( K − 1) σt 2
Keterangan :
=0,9176. Karena r11 0,9176 > rtabel = 0,514 untuk α = 5% dengan N = 15, maka
28
dapat disimpulkan bahwa isntrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah
hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Metode analisis data yang
n
% = x100%
N
n = nilai yang diperoleh
diuji terlebih dahulu normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dan uji
homogenitas varians data ini merupakan uji prasyarat sebelum menuju keanalisis
k
(Oi − Ei )2
χ2 =
i =1 Ei
Keterangan:
Kriteria pengujiannya yaitu jika χ2data ≤ χ2(1- α)(k –3) berarti data tersebut
berdistribusi normal.
S2 = Σ(ni-1)Si2 / Σ (ni-1)
Keterangan:
Kriteria pengujian Ho diterima jika χ2hitung < χ 2(1-α)(k-1) dengan peluang (1-α)
dan dk = (k-1).
antara X dan Y, dimana X adalah motivasi dan Y adalah prestasi belajar siswa.
30
Y = a + bX
a=
( Y) ( )
X 2 − ( X )( XY )
N X − ( X)
2 2
N XY − ( X )( Y )
b=
N X 2 − ( X)
2
Sumber
dk JK KT F
variasi
Total n Y
2
i Y
2
i
Keterangan :
JK (T) = ΣY2
( Y)
2
JK (a) =
n
( X )( Y)
JK (b|a) =b XY −
n
JKres = (Y − Y ) 2
2 ( Yi )
2
JK (E) =
xi
Y i
−
ni
JK = Jumlah kuadrat
db = Derajat kebebasan
KT = Kuadrat total
S 2 reg
a) Harga F1 = untuk uji keberartian persamaan regresi
S 2 res
Jika F1 > Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan taraf
S 2 (TC)
b) Harga F2 = untuk uji kelinieran persamaan regresi
S 2 (E)
Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k) dengan taraf
c. Analisis Korelasi
ΝΣΧΥ.(ΣΧ )(ΣΥ )
rxy =
{(ΝΣΧ ) − (ΣΧ) }{(ΝΣΥ ) − (ΣΥ ) }
2 2 2 2
Keterangan :
N = Jumlah responden
n −1
t=
1− r
Keterangan :
n = Banyaknya sampel
r = Koefisien korelasi
d. Koefisien Determinasi
b{n XY − ( X )( Y )}
r2 =
Y2 − ( Y)
2
n
Keterangan :
r2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah data
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
BAB IV
merokok dan tes kapasitas vital paru menggunakan spirometer air. Selanjutnya
analisis regresi dan korelsi. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh hasil
sebagai berikut :
rata kebiasaaan merokok pada mahasiswa PJKR angkatan 2003 termasuk kategori
sedang dengan rata-rata skor 41,6 dan rata-rata persentase 59,39%. Distribusi
34
35
PJKR angkatan 2003 yang merokok memperoleh rata-rata kapasitas vitas paru
sebesar 3,24 liter dan termasuk kategori sedang. Distribusi kapasitas vital paru
dari masing-masing mahasiswa PJKR angkatan 2003 dapat disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 5. Distribusi Kapasitas Vital Paru Pada Mahasiswa PJKR Angkatan 2003
angkata 2003 yang memiliki kapasitas vital paru dalam kategori baik sekali
12,62%, mahasiswa memiliki kapasitas vital paru dalam kategori baik 20,39%,
mahasiswa memiliki kapasitas vital paru dalam kategori kurang 34,95% dan
mahasiswa memiliki kapasitas vital paru dalam kategori kurang sekali 11,65%.
yang penelitian yang diperoleh. Jika data berdistribusi normal, maka untuk
pengujian hipotesis dapat digunakan statistik parametrik yaitu analaisi regresi dan
korelasi akan tetapi jika daya tidak berdistribusi normal harus menggunakan
kenormalan data dalam penelitian ini menggunakan uji chi kuadrat. Berdasarkan
hasil uji normalitas data pada lampiran menunjukan bahwa harga χ2 untuk
variabel kebiasaan merokok adalah 5.6538 dan χ2 utnuk variabel kapasitas vital
paru 6.7148. Harga χ2 hitung variabel kebiasaan merokok dan variabel kapasitas
paru tersebut lebih kecil dari harga χ2 tabel = 9,49 pada α = 5% dengan dk = 7 – 3
= 4. hal ini menunjukkan bahwa data dari kedua variabel tersebut berdistribusi
diperoleh homogen atau tidak. Uji homogenitas data dalam penelitian ini
menggunakan rumus bartllet dengan kriteria bahwa data dinyatakan homogen
apabila harga χ2 hitung lebih kecil atau sama dengan harga χ2 tabel pada taraf
kapasitas vital paru memperoleh harga χ2 hitung = 22,850 < χ2 tabel = 51,00 pada a =
kapasitas vital paru diperoleh koefisien korelasi rxy = -0.518. Untuk menguji
ttabel = 1.98. Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja
yang berbunyi “ Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital
paru” diterima. Harga koefisien korelasi yang bertanda negatif memberikan arti
bahwa terdapat hubungan negatif antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital
paru. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa poin rata-rata kebiasaan merokok
mahasiswa PJKRangaktan 2003 sebesar 41,6 dan tingkat kapasitas vital paru
mahasiswa PJKR angkatan 2003 sebesar 3,24 liter dengan persentase mahasiswa
yang merokok 94,117% dan mahasiswa PJKR yang tidak merokok sebesar
5,883%, semakin tinggi orang memiliki kebiasaan merokok maka akan semakin
merokok maka semakin baik kapasitasa vital parunya. Hasil analisis ini juga
pengaruh kebiasaan merokok terhadap kapasitas vital paru sebesar 26,84%. Secara
grafis bentuk hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru
pada mahasiswa PJKR angkatan 2003 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 7. Grafik hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru
kapasitas vital paru dapat dilihat dari persamaan regresi yang diperoleh.
merokok pada mahasiswa PJKR angkatan 2003 meningkat sebesar satu skor maka
akan diikuti dengan penurunan kapasitas vital paru sebesar 0,023 pada konstantan
angkatan 2003 menurun sebesar satu skor maka akan diikuti dengan peningkatan
4.2 Pembahasan
persentase sebesar 59.39% dengan skor rata-rata 41.6. Dengan kebiasaan merokok
mahaisiswa PJKR FIK UNNES angkatan 2003 yang masuk dalam kategori
sedang tersebut, maka hal ini diharapkan dapat sebagai perhatian bagi mereka
paru yang baik dan dapat melakukan aktivitas olahraga dengan optimal. Hal ini
sangat tidak baik bagi kesehatan, karena dalam penelitian ini telah terbukti bahwa
zat-zat yang terkandung dalam rokok seperti tar, nikotin, CO dan lain-lain dapat
hubungan antara kedua variabel tersebut adalah -0,516. Harga koefisien korelasi
antara kebiasaan merokok dengan kapasits vital paru. Semakin rendah kesadaran
mereka dalam kebiasaan merokok maka akan semakin tinggi kapasitas vital
sebesar 1 skor maka kapasitas vital parunya dapat meningkat sebesar 0,023 pada
jasmani kesehatan dan rekreasi kurang sadar dengan kesehatannya sendiri karena
5.1 Simpulan
berikut:
rekreasi angkatan 2003 masuk dalam kategori sedang karena memiliki derajat
angkatan 2003 masuk dalam kategori sedang dengan rata-rata kapasitsa vital
5.2 Saran
pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi angkatan 2003 tidak merokok karena
kebiasaan merokok dan kapasitas vital paru, merokok dapat menurunkan kapasitas
kemungkinan untuk berprestasi pada cabang olahraga yang ditekuni akan berkurang.
41
42
Bukan hanya itu saja merokok juga dapat merugikan kesehatan orang lain di samping
itu asap rokok yang di hisap juga dapat mengakibatkan sakit jantung, kanker,
Guyton, Artur C. M. D, 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa oleh
LMA, Ken Ariata Tengadi edeisi 7. Jakarta
Junsul Hairy, 1989. Fisiologi Olahraga jilid I. Jakarta. Depdikbud Direktorat Jendral
Perguruan Tinggi.
Pearce Evelyn C. 1993. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Alih bahasa oleh
Yulianto Hanadoyo. Jakartta: PT. Gramedia.
Tim Redaksi KBBI.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
Jos Usin. 2000. Pernapasan Untuk Kesehatan. Jakarta. Elex Media komputindo.