You are on page 1of 55

SURVAI HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOKDENGAN

KAPASITAS VITAL PARU PADA MAHASISWA


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
ANGKATAN 2003

SKRIPSI
Disusun dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk mencapai gelar
sarjana pendidikan

Disusun oleh :
Nama : Sigit Mukti Yuwono
NIM : 6124990044
Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi
Fakultas : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2005
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui untu8k diajukan kepada Panitia Penguji Skripsi Fakultas

Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang:

Pembimbing I Pembing II

Dr. Setyo Rahayu, MS. Drs. Tri Nurharsono, M. Pd.


NIP. 131 571 555 NIP. 131571 556

Mengesahkan,

Ketua Jrursan Pedidikan Jasmai Kesehtan

DRS. Harry Pramono, M.Si


NIP.131 469 638

iii
ABSTRAK

Sigit Mukti Yuwono.2004. Skripsi. Survai Hubungan Kebiasaan


Merokok Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani
Kesehatan Dan Rekreasi Angkatan 2003. Skripsi. Semarang : Program SI
PJKR Universitas Negeri Semarang 2004.

Pernapasan adalah proses pergantian udara yang dibutuhkan oleh manusia


untuk proses pembakaran dengan oksigen (O2) yang dikandung dalam udara
ditampung dalam paru. Namun daya tampung paru setiap manusia berbeda-beda.
ada sebagian orang yang hanya menampung sedikit sekali oksigen dalam parunya,
sehingga tidak cukup mampu untuk menyuplai oksigen dalam peredaran darah, ini
akan menyebabkan tingkat kesehatan menurun Bagi mahasiswa olahraga yang
kegiatanya melakukan kegiatan olahraga harus menghindari kebiasaan merokok
karena asap rokok yang dihisap akan mengganggu dalam aktifitas olahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan merokok, kapasitas vital paru
dan hubungan antara kebiasaan merokok terhadap kapasitas vital paru pada
mahasiswa PJKR angkatan 2003.
Penelitian ini menggunakan metode survai pada mahasiswa PJKR
angkatan 2003 yang merokok dengan sempel sebanyak 103 orang mahasiswa
untuk mengetahui prosentase dari kebiasaan merokok ini peneliti menggunakan
distribusi prosentase. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik total
sampling.
Hasil penelitian menunjukan, kebiasaan merokok mahasiswa PJKR
angkatan 2003 pada tingkat yang masuk dalam kategori sedang dengan skor rata –
rata 41.6 dan setelah didistribusikan ke dalam distribusi persentase bernilai
sebesar 59.39%, rata-rata kapasitas vital paru mahasiswa PJKR angkatan 2003
sebesar 3.24 liter. Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok
dengan kapasitas vital paru, dari dua variable tersebut besarnya adalah -0,516
Dengan demikian penulis menarik kesimpulan bahwa kebiasaan merokok
pada mahasiswa PJKR angaktan 2003 masih dalam taraf yang sedang dan
kapasitas vital parunya juga dalam kategori sedang dari dua variabel tersebut
terdapat adanya hubungan yang signifikan. Penulis menyarankan agar mahasiswa
PJKR angkatan 2003 agar tidak merokok karena berdasarkan hasil penelitian ada
hubungan yang negatif antara kebiasaan merokok dan kapasitas vital paru, asap
rokok yang dihisap akan menurunkan kapasitas vital paru.

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“ Kekeuatan untuk menghadapi sustu masalah bermula dari kemauan yang

kuat serta langkah pertama untuk memulainya, maka masalah itu akan selesai

sedikit semi sedikit”

Persembahan :

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Bapak, Ibu, Kakak serta adik

tercinta dan Keluarga besarku.

2. Almamaterku

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga kami panjatkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat terselesaikannya skripsi

dengan judul “Survai Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru

pada Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri

Semarang Angkatan 2003.

Berbagai hambatan yang muncul dalam penyusunan dan penyusunan

skripsi ini,akhirnya dapat diatasi berkat kerja keras, bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sedlam-

dalmnya kepada :

1. Dekan FIK Universitas Negeri Semarng Drs. Soetardji, M.S yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

2. Ketua Jurusan PJKR FIK universitas Negeri Semarang DRS. Harry Pramono,

M.Si yang telah memberikan petunjuk serta bimbingan sehingga penelitian ini

berjalan dengan lancar.

3. Pembimbing I Dr. Setya Rahayu, M.S yang telah banyak memberikan

petunjuk serta bimbingan sehingga penelitian ini dapat bejalan dengan lancar.

4. Pembimbing II Drs. Tri Nurharsono, M. Pd yang telah banyak memberikan

petunjuk serta bimbingan sehingga penelitian ini dapat bejalan dengan lancar.

5. Saudara-saudara, rekan-rekan dan semua pihak yang tidak ddapat disebutkan

satu persatu, yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitin ini.

Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan hasil dalam penelitian ini

ddapat memberikan sumbangan yang berarti dan berguna bagi perkembangan

v
pendidikan dan peningkatan prestasi olahraga mahaiswa PJKR khususnya dan

masyarakat umumnya.

Semarang, Oktober 2004.

Penulis

vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul ............................................................... 1
1.2 Permasalahan ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
1.4 Penegasan Istilah ......................................................................... 3

BAB II. LANDASAN TEORI


2.1 Kapasitas Vital Paru dan Kerja Paru ............................................. 5
2.2 Pernapasan .................................................................................. 6
2.2.1 Proses Pernapasan ............................................................ 7
2.2.2 Sistem Pernapasan............................................................. 10
2.2.3 Pintu Sistem Pernapasan .................................................. 11
2.2.4 Paru-Paru ......................................................................... 11
2.2.5 Pengertian Kapasitas Vital Paru ....................................... 11
2.3 Anatomi Paru ............................................................................... 12
2.3.1 Otot-Otot Pernapasan .......................................................... 14
2.3.2 Alat-Alat Pernapasan (Apparatus Rspiratory) ..................... 15
2.4 Pengukuran Kapasitas Vital ......................................................... 17
2.5 Merokok ...................................................................................... 18
2.5.1 Pengertian Rokok .................................................... 18
2.5.2 Zat-Zat Yang Terkandung Dalam Rokok ................. 19
2.6 Kebiasaan Merokok ..................................................................... 20
2.7 Hubungan Olahraga dengan Kapasitas Vital Paru ........................ 20
2.8 Hubungan Merokok dengan Olahraga ........................................... 22
2.9 Hubungan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru ........................ 23

vii
BAB III.METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 24
3.1.1 Populasi ........................................................................... 24
3.1.2 Sampel ............................................................................. 24
3.1.3 Instrumen ......................................................................... 25
3.1.4 Variabel Penelitian ............................................................ 25
3.1.5 Metode Pengumpulan Data .............................................. 25
3.1.6 Validitas dan Reliabelitas ................................................. 26
3.2 Metode Analisis Data .................................................................. 28
3.2.1 Analisis Deskriptif Presentase .......................................... 28
3.2.2 Uji Prasarat Analisis Regresi ............................................ 28
3.2.2.1 Uji Normalitas ...................................................... 28
3.2.2.2 Uji Homogenitas Varians ...................................... 29
3.2.2.3 Analisis Regresi Sederhana .................................. 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN


4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 34
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Persentase ................................. 34
4.1.1.1 Deskripsi Kebiasaan Merokok .............................. 34
4.1.1.2 Deskripsi Kapasitas Vital Paru ............................. 36
4.1.2 Uji Prasarat Analisis Regresi dan Korelasi ....................... 37
4.1.2.1 Uji Normalitas Data .............................................. 37
4.1.2.2 Uji Homogenitas Data .......................................... 37
4.1.3 Hasil Analisis Regresi dan korelasi .................................. 38
4.2 Pembahasan ................................................................................. 40

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan ...................................................................................... 41
5.2 Saran ............................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 43
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 44

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Hasil Penelitian

2. Analisis Regresi Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru

3. Uji Normalitas Data Variabel Kebiasaan Merokok (X)

4. Uji Normalitas Data Variabel Kapasitas Vital Paru (Y)

5. Hasil Analisis Distribusi Prosentase

6. Data Hasil Uji Coba Peneltian

7. Perhitungan Validitas Angket Penelitian

8. Perhitungan Reliabeilitas Angket Penelitian

9. Permohonan Ijin Penleitian Penelitian

10. Surat Ijin Penelitian


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Pernapasan adalah proses pergantian udara yang dibutuhkan oleh manusia

untuk proses pembakaran dengan oksigen (O2) yang dikandung dalam udara

ditampung dalam paru. Namun daya tampung paru setiap manusia berbeda-beda.

ada sebagian orang yang hanya menampung sedikit sekali oksigen dalam parunya,

sehingga tidak cukup mampu untuk menyuplai oksigen dalam peredaran darah, ini

akan menyebabkan tingkat kesehatan menurun

Di lain hal manusia memiliki daya kekuatan atau kesehatan yang berbeda-

beda, ada yang daya tahan tubuhnya kuat dan ada manusia yang daya tahan

tubuhnya lemah, ini tergantung pada kekebalan tubuhnya, dengan demikian kita

harus menjaga tubuh kita dari segala hal yang bisa mengakibatkan kita sakit,

antara lain berolahraga, tidak merokok, makan sesuai kebutuhan gizi tubuh kita

dan berpola hidup sehat.

Masyarakat sudah banyak yang tahu bahwa menghisap rokok adalah

kebiasaan yang tidak sehat, karena dalam asap rokok banyak zat yang

mengandung zat yang bersifat racun, antara lain tar, karbon monoksida (CO),

nikotin, tapi sampai sekarang masyarakat indonesia masih banyak yang merokok,

bahkan orang merokok bebas dilakukan di mana saja baik di kantor, kendaraan

umum, di jalanan dan sebagainya.

Bagi orang yang berolahraga teratur dan sesuai komposisinya maka se

orang olahragawan dewasa mampu untuk mengambil O2 secara maksimal dapat

dinaikkan antara 10-12%. Tetapi jika olahragawaan tersebut merokok satu

bungkus perhari kemampuannya untuk mengambil O2 secara maksimal dapat

1
2

berkurang antara 7-10%. Dengan demikian olahragawan yang juga menghisap

rokok satu bungkus perhari maka kapasitas vital parunya tidak naik dan tidak akan

bertambah baik, karena di dalam rokok banyak mengandung bahan kimia yang

bersifat racun contohnya nikotin yang mengakibatkan suatu rangsangan pada

jantung agar berdenyut lebih cepat dan mengganggu sirkulasi darah, nikotin juga

mengakibatkan pemakainnya kecanduan, karbon monoksida merupakan gas

beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan daram mengambil

oksigen.

Selama beberapa tahun terkhir, para ilmuwan telah membuktikan bahwa

zat-zat kimia yang dikandung rokok dapat mempengaruhi orang-orang yang tidak

merokok di sekitarnya. Perokok pasif dapat meningkatkan resiko terkena kanker

paru-paru dan jantung koroner. Bagi mahasiswa olahraga yang kegiatanya

melakukan kegiatan olahraga harus menghindari kebiasaan merokok karena asap

rokok yang dihisap akan mengganggu fungsi pernapasan yang berdampak pada

aktifitas olahraga. Untuk menjaga kesehatan perlu adanya upaya peningkatan daya

tahan pernapasan yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Meningkatkan aktivitas olahraga. Untuk dapat meningkatkan daya tahan paru

sebaiknya dipilih olahraga yang sifatnya aerobik, yaitu olahraga yang

intensitasnya gerakanya dilakukan dalam tempo waktu yang cukup lama.

2) Meningkatkan gizi makanan. Dengan demikian makanan yang cukup gizi

dengan kalori yang sesuai dengan yang dibutuhkan untuk beraktivitas.

3) Istirahat. dengan istirahat yang teratur maka latihan dan gizi yang kita konsumsi

akan dapat bermanfaat bagi aktifias tubuh, sehingga akan menjadikan daya tahan

kita dalam upaya meningkatkan daya tahan pernapasan meningkat.

4) Tidak merokok. karena dengan menghisap atau menghirup asap rokok maka

paru kita akan menjadi rusak dan sakit.


3

1.2 Permasalahan

Suatu penelitian tentu mempunyai permasalahan yang diteliti, dianalisis dan

dicari upaya pemecahanya. Yang menjadi permasalahan penelitian ini antara lain:

1) Bagaimanakah kebiasaan merokok pada mahasiswa PJKR angkatan 2003?

2) Bagaimanakah kapasitas vital paru mahasiswa PJKR angkatan 2003 menjadi

perokok ?

3) Apakah ada hubungan kebiasaan merokok dan tingkat kapasitas vital paru

mahasiswa jurusan PJKR angkatan 2003 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Bertolak dari latar belakang dan permasalahan tersebut di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1) Ingin mengetahui kebiasaan merokok mahasiswa PJKR angkatan 2003.

2) Igin mengetahui kapasitas vital paru mahasiswa PJKR angkatan 2003 yang

menjadi perokok.

3) Ingin mengetahui hubungan antar kebiasaan merokok terhadap kapasitas vital

paru pada mahasiswa PJKR angkatan 2003

1.4 Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian atau salah penafsiran judul dan untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang obyek penelitian ini maka penulis

membatasi hal-hal sebagai berikut:

1) Survai adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumya digunakan

untuk pengumpulan data yang luas dan banyak (DR. Suharsimi Arikunto:93).
4

Jadi pada hakekatnya penulis melakukan survai terhadap mahasiswa yang

merokok dan tidak merokok ingin mengetahui apakah ada pengaruhnya terhadap

kapasitas vital paru-paru

2) Hubungan dalam kamus bahasa Indonesia hubungan kedaan berhubungan;

kontak; sangkut paut; ikatan; jaringan yang berwujud karena interaksi antara

satuan-satuan yang katif (Depdikbud, 1989: 313). Sedangkan yang dimaksud

penelitian ini adalah hubungan kebiasaan erokok dengan kapasitas vital paru pada

mahaiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi angkatan 2003.

Hubungan keadaan yang berhubungan antara atau dihubungkan, sesuatu yang

di pakai untuk menghubungakan kalimat dalam penelitian ini adalah utntuk

menghubungkan atau mencari hubungan antara kapsitas vital paru dan

kebiasaan merokok pada mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan

rekreasi angkatan 2003

3) Kapasitas vital paru adalah udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-

paru pada penarikan nafas atau pengeluaran nafas paling kuat (Evelyn C.

Pearce , 1993 : 221)

Kapasitas vital paru adalah kemampuan paru-paru untuk menghisap atau

menghembuskan udara secara maksimal (Jos Usin, 2000:1).

4) Kebiasaan merokok adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara teratur

(dilakukan setiap hari) untuk menghisap rokok (KBBI).

Merokok merupakan kebiasaan yang aneh, diamana si perokok sudah

mengetahui bahaya merokok tetapi mereka masih saja melakukan

kebiasaannya itu (Christian Bernard 2002: 144)


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kapasitas Vital Paru dan Kerja Paru

Organ tubuh yang memilki suatu peranan yang penting dalam proses

pernapasan adalah paru-paru. Letak paru-paru di dalam rongga dada yang terdiri dari

jaringan elastis. Fungsi paru adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida (Evelyn.

C. Pearce, 1993: 219). Dalam bernapas setiap orang memiliki kemampuan yang

berbeda-beda ada yang banyak dan ada yang sedikit.

Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada

penarikan napas atau pengeluaran napas paling kuat, disebut kapasitas vita paru-

paru (Evelyn. C. Pearce, 1993: 221). Kapasitas vital sama dengan volume

cadangan inspirasi ditambah tidal volume dan volume cadangan ekspirasai ini

adalah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru seseorang setelah

ia mengisi sampai batas maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-

banyaknya (Guyton,1983 : 6).

Selain daripada bentuk anatomis seseorang, faktor utama yang

mempengaruhi kapasitas vital paru adalah (1) posisi orang tersebut selama

pengukuran kapasitas vital, (2) kekuatan otot pernapasan, dan (3) distensibilitas paru-

paru dan rangka dada, yang disebut compliance paru-paru.

Kapasitas vital rata-rata pada manusisa muda kira-kira 4,6 liter, dan pada

wanita dewas muda kira-kira3,1 liter, meskipun nilai-nilai itu jauh lebih besar

daripada beberapa orang dengn berat badan yang sama daripada orang lain. Orang

5
6

tinggi kurus biasnya memiliki kapasitas vital paru lebih besar daripada orang

gendut, dan seorang atlet yang terlatih baik mungkin mempunyai kapasitas vital 30

sampai 40 persen diatas normal yaitu 6 sampai 7 liter (Guyton, 1983 : 6).

2.2 Pernapasan

Tanpa kita sadari bahwa kita melakukan gerakan bernapas dimana

gerakan tersebut dapat kita rem atau berhenti sejenak. Jadi gerakan napas

sebenarnya adalah gerakan yang tak kita sadari dan gerakan tersebut adalah

gerakan reflek (automatis bukan automatisasi). Meskipun begitu gerakan napas

dapat kita pacu meupun di rem / di tahan sesuai kehendak kita. Misalnya menahan

napas dalam waktu sekejap seperti halnya menahan napas pada waktu melakukan

gerakan mendorong benda yang berat, membidik maupun melakukan gerakan

napas sesuai dengan kehendak, misalnya napas buatan. Bila melakukan pekerjaan

yang berat maka akan terjadi frekuensi pernapasan menjadi cepat dan pernapasan

menjadi dalam tanpa kita sadari.

Sebenarnya arti pernapasan adalah peretukaran gas antara tubuh dengan

sekitarnya, meskipun juga kadang-kadang berarti mengmbil dan menghembuskan

napas. Oksigen (02) masuk melalui udara yang masuk kedalam paru-paru dan udara

adara yang keluar banyak mengandung gaas karbondioksida (CO2). Didalam tubuh

manusis terdapat dua kali pertukaran gas : antra udara dan darah (inspirasi ) dan

mengeluarkan napas (ekspirasi) dan keduanya de sebut bernapas (respirasi). Dengan

demikian fungsi pernapasan ialah pertukaran gas dan pengeluaran uap air melalui

ekspirasi (Tjalik Sugiardo, 1992:22).


7

Pernapasan bertujuan untuk mengantar O2 dari udara luar ke sel-sel di

dalam tubuh serta mengakut CO2 yang dihasilkan dalam pertukaran zat di dalam

sel-sel udara luar. Hawa masuk ke dalam paru melewati berturut-turut: rongga

hidung, faring, laring, trakea, bronkus besar, bronkus kecil, bronkiolus sampai ke

alveolus (R. Soekarman, 1987:48)

2.2.1 Proses Pernapasan

Dalam udara terdapat bermacam-macam gas. Untuk mengetahui banyaknya

gas dapat diambil dengan prosentase ataupun dengan berapa tekanan partialnya.

Tekanan partial di ukur dengan satuan tekanan dalam mmHg. Kadang tekanan partial

disebut dengan kadar. Berikut ini daftar tekanan partial dari kandungan O2 dalam

paru-paru baik dalam udara maupun dalam darah :

1) Dikapiler paru-paru : kadar CO2 kira-kira 46 mmHg dan kadar O2 kira-kira

40 mmHg.

2) Hawa inspirasi : kadar CO2 kira-kira-0,3 mmHg dan kadar O2 kira-kira

158 mmHg.

3) Didarah arteri : kadar CO 2 kira-kira 100 mmHg dan kadar O2 kira-kira

40 mmHg.

4) Di jaringan : kadar CO 2 kira-kira 35mmHg dan kadar O2 50 mmHg.

5) Hawa ekspirasi : kadar CO2 kira-kira 116 mmHg dan kadar O2 kira-kira

32 mmHg.

Di kapiler paru-paru artinya dalam butir darh merah yang memiliki

hemoglobin terkandung kadar CO2 ± 46 mmHg (Tjaliek Soegiardo, 1992 : 31)


8

Pertukaran gas terjadi di dua tempat : pertama di alveoli antara udara yang

masuk kedalam alveoli dengan darah yang lewat di kapiler yang mengelillingi

alveoli dimana darah tersebut berasal dari jantung sebelah kanan yang dipompa

menuju paru-paru dan kedua terjadi di jaringan antara darah yang mengalir di

jaringan dengan jaringan itu sendiri.

Respiratori eksternal ialahpertukaran gas yang pertama artinya pertukaran

gas antara gas yang di andung dalam udara alveolus dengan gas yang di kandung

dalam butir darah merah. Pertukaran gas yang di maksud adalah pertukaran gas

CO2 dan O2 dan ini akan terjadi pertukaran karena kadar dari gas/tekanan partial

gas tersebut yang di kandung berbeda tekananya. Darah dalam kapiler alveoli

butir darah merahnya mengandung kadar CO2 yang cukup tinggi ± 46 mmHg dan

besar kadar O2 ± 40 mmHg, sedangakan hawa yang ada di alveoli banyak

mengandung O2 ±158 mmHg,CO 2 ± 0,3 mmHg. Sehingga ada perbedaan tekanan

partikel gas CO2 maupun O2 akibatnya gas dan CO2 akan mengalir dari butir darah

merah menembus dinding sel, dinding kapiler, dinding alveoli. Sehingga kadar

CO2 di alveoli akan bertambah sedang CO2 akan turunsebaliknya karena kadar O2

dalam alveoli cukup besar ± 158 mmHg maka O2 ini akan mengalir menembus

dinding alveoli, dinding kapiler, dinding butir darah merah dan di ikat oleh

haemoglobin sehingga O2 dalam butir darah merah sekarang akan tinggi,

sedangkan kadar O2 dalam alveoli akan menurun.


9

Lungs

slow
Chlorida Shilt H+HCO2- H2CO+CO3 H2O+CO2
Cl- fast
Cl- H++HCO2- H2CO2 H2O+CO2
Pulmunary Carbonic
O2+HHb HbO2-+H+
Capillary 46-40mmHg Onhydras
40-100mmHg
O2+HbCO2- HbO2-+CO2 e

Plasma
Red
Blood
Sell
Gambar 1. Respirasi Eksternal
(Tjalik Sugiardo, 1992 : 32)

Itulah yang disebut pertukaran gas di alveoli yang disebut rerspirasi

eksternal. Dengan demikian darah yang melewati paru-paru sekarang banyak

sekali ± 100 mmHg dan kandungan CO2 40 mmHg dan darah ini nantinya akan

menuju jantung serta dipompa menuju jaringan tubuh. Hawa dalam alveoli

ssebaliknya kadar O2 menurun dan kadar CO2 tinggi dan udara ini akan

ekspirasikan dan udara segar akan masuk lagi waktu inspirasi. Begitulah

seterusnya setiap saat terjadi pertukaran gas, dan gas O2 akan masuk dalam tubuh

(kedlam butir darah merah) sedang gas CO2 akan dikeluarkan tubuh saat ekspirasi.

Plasma

40-46mm Hg 100-40mm Hg
CO2+HbO2- HbO2-+O2
Tissue +
H +HbO2 HHb+O2
Capillary CO2+H2O H2CO3 HCO3-+H
Carbonic Orbidase Cl-
Slow
CO2H2O H2CO3 HCO3-+H+ Cl-

Chloride shilt Red


Blood
CO2 O2 Sell
50 30
mmHg mmHg
Tissuesespace CO2 O2
Tissuesell

Gambar 2. Respirasi Internal


(Tjalik Sugiardo, 1992 : 32)
10

Respirasi internal adalah pertukaran gas yang terjadi dijaringan antara gas

yang terkandung dalam butir darah merah dikapiler dengan gas yang terkandung

dalam sel jaringan. Tadi kadar O2 dalam darah yang melewati paru-paru tinggi ± 100

mmHg dan kadar CO2 ± 40 mmHg, yang sekarang ada dalam kapiler dijaringan

sedangkan kadar O2 di sel jaringan rendah sebagai akibat di pakai proses oksidasi

jaringan ± 35 mmHg dan kadar CO2 tinggi akibat hasil oksidasi ± 50 mmHg. Dengan

adanya perbedaan tekanan partial gas tersebut, maka akan terjadi pertukaran gas

antara gas yang mengandung butir darah merah dalam darah kapiler, dengan darah

yang terkandung dalam jaringan O2 akan keluar dari butir darah merah, menembus

dinding butir darah merah sendiri, dinding kapiler, menuju sel jaringan sehingga

kadar O2 dalam butir darah merah sekarang akan turun menjadi ± 40 mmHg,

sedangakan CO2 dari sel jaringan akan mengalir menuju butir dareah merah dan

kadar CO2 nya ± 46 mmHg. Jadi setelah darah melewati jaringan kandungan O2

menurun dan CO2 bertambah sedangkan jaringan sendiri setiap saat akan menerima

O2 dan membeikan CO2 nya. Darah akan dialirkan kembali ke jantung dan dari

jantung akan dipompa keparu-paru lagi, begitu seterusnya.

2.2.2 Sistem Pernapasan

Tugas sistem pernapasan adalah mengambil oksigen dari udara. setelah

sampai paru-paru, oksigen dipindahkan kedarah dan diedarkan keseluruh tubuh.

disana oksigen dalam darah mengganti karbon dioksida dalam darah. gas hasil

oksidasi sel ini kemudian di bawa ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.

Pertukaran O2 dan CO2 dengan tubuh dinamakan respirsi. Sistem sirkulai terdiri dari

dua sirkuit, yaitu mengedarkan darah keseluruh tubuh (sirkuit mayaor) sementara

yang lain mngalirkan darah dari jantung ke paru-paru (sirkuit minior).


11

2.2.3 Pintu Sistem Pernapasan

Masuknya udara pada dasarnya melalui hidung. Kita juga dapat bernapas

melalui mulut, tetapi pernapasan dengan cara ini sebaiknya dihindari. Hidung

bagian luar terbentuk dari striktur tulang rawanyang membentuk hidung.

Dibawahnya, sebuah lubang yang berbentuk dari tulang rawan dan tulang

dipisahkan oleh dinding tulang rawan (nasal septum). Bagian dalam hidung

adalah rongga hidung atau saluran nasal. Lubang msuk, yang disebut Vestiblum,

yang ditumbuhi oleh silia yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk

melewati lubang hidung. saluran ini di tutupi oleh selaput mukosa yang tersusun

dari epitel silindris berlapis.

2.2.4 Paru-Paru

Paru-paru merupakan organ tubuh tempat terjadinya pertukaran gas dari

udara dan darah. Paru menempati hampir dari seluruh ronggga dada (toracic). Paru

kanan lebih besar dari paru sebelah kiri, sebab di sebelah kiri terdapat jantung.

Permukaan paru tidak halus yang mengandung serangkaian celah yang membaginya

menjadi lobus-lobus. Lobus-lobus ini terbagi lagi menjadi sub lobus atau segmen

yang dengan pembuluh darah dan bronchus yang berbeda-beda dalam paru yang

mengandung kurang lebih 300 juta alveolus (dr. Petrus Lukmanto,1996)

2.2.5 Pengertian Kapaistas Vital Paru

Kapasitas vital paru adalah kemampuan paru untuk menghisap atau

menghembuskan udara secara maksimal (Jos Usin, 2000:1) Kapasitas vital paru

adalah volume udara yang dapa dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan

napas dan pengeluaran napas paling kuat (Evlyn C. Pearce, 1993:201) Kapasitas paru
12

adalah volume gas maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup

maksimal biasanya 4-5 liter. Kadang dibuat daya apung vital yang dipaksa (Forced

vital capacity/FVC ) (PENGDA POSSI Jawa Tengah). Vital Capacity adalah Jumlah

udara yang dapat dikeluarkan sebanyak-banyaknya setelah melakukan inspirasi

sedalam-dalamnya (Muchtamadji, 1999/2000:70)

Rata-rata Volume Kapasitas Paru Pada Orang Sehat

Variabel perempuan laki-laki (20-30 th) (30-50 th) (50-60 th)


Volume tidal 600 500 500
Volume cadangan Inspirasi 3000 1900 2100
Volume cadanga ekspirasi 1200 800 100
Volume residu 1200 1000 2400
Kapasitas vital paru 6000 4200 6000
Kapasitas vital 4800 3200 6000
Kapasitas inspirasi 4800 3200 3600
Kapasitas fungsi respirasi 2400 1800 3400
Keterangan : Volume rata-rata dalam milliliter untuk laki-laki dengan
luas permukaan tubuh 1,7 m2 dan perempuan dengan
luas permukaan 1,6 m2.
Sumber : Junsul Hairy, 1989. Fisiologi Olahraga Jilid I. Jakarta:
Depdikbud: 125.

2.3 Anatomi Paru

Batang tenggorok (trachea) ini bercabang dua masing-masing dinamakan

bronchus, satu untuk paru-paru kiri dan satu paru-paru kanan. Tiap cabang

bronchi besar bercabga lagi menjadi beberapa cabang lagi dan seterusnya sampai

cabang yang amakin sempit.


13

Alveolus
CO2 O2

TURBINATAES O2 O2
CO2 CO2
EPIGLOTIS Pulmonary Capillary
GLOTIS PHARYNX
LARYNG, VOCAL CORDS ESOPHAGUS

TRACHEA

PULMONARY ARTERIES
PULMONARY VEINS

ALVEOLI

Gambar 3. Jalan Pernapasan


(Muctamadji M. Ali, 1999/2000:62)

Dinding trachea ini berupa cincin tulang rawan yang satu dengan yang

lainya dihubungkan oleh jaringan pengikat sehingga merupakan paru yang supel

dan kokoh.Dindingnya makin ke ujung mekin menipis dan tulang rawanya makin

berkurang.

Bronchi yang halus ini dinamakan bronchioli. Pipa bronchi yang halus

dinamakan bronchioli respiratori, yang akhirnya melebar merupakan kantong

berbentuk coroang (acinus). Dinding acinus ini tidak rata, merupakan gelembung-

gelembung paru (alveoli). Masing-masing alveolus berdinding tipis yang terdiri

hanya dati satu lapisan selaput eitheel disebut epitheel alveolar atau epitheel

respiratori. Jadi paru tidak lain adalah trachea yang bercabang-cabang terus menerus,

sampai cabang yang paling halus terakhir sebagai kantong yang tertutup. Jumlah acini

mencapai beberapa juta sehingga jumlah alveoli ± 1750 juta. Ruangan rongga dada

yang ditempati paru terbagi dalam banyak sekali ruangan yang sangat kecil dengan

permukaan dinding seluas ± 100m2 (Muctanadji M. Ali, 1999/2000:62)


14

Perluasan dinding alveoli ini penting sekali bagi terlaksananya pertukaran

gas antara darah dengan udara paru. Makin luas permukaan dinding ini dalam

kesatuan waktu. Pipa dan acini yang halus ini tidak tergantung begitu saja, namun

di ikat dan dihubungkan oleh jaringan pengikat, sehingga terjadi beberapa bagian

yang agak besar yang dinamakan lobus. Paru sebelah kanan terdiri dari tiga lobus,

paru sebelah kiri dua lobus. Jaringan pengikat tersebut mengndung banyak sekali

serabut elastis, pembuluh darah, pembuluh limphe dan serabut syaraf.

Terminale Bronchiole

Respir\tory Bronchiole
Alveolar Duct

Atrium
Alveolar Socs

Gambar 4. Anatomi Paru


(Muctamadji M. Ali. 1999/2000:63)

2.3.1 Otot- Otot Pernapasan

Pada waktu pernapasan biasa (waktu istirahat) yang bekerja hanya otot-

otot pernapasan reguler yaitu: musculi diaphragma dan musculi intercostals.

Apabila pernapasan dipergiat maka akan di bantu oleh otot-otot pernapsan


15

auxiliair. Apabila kita melakukan tarik napas, yang bekerja adalah musculi

diaphragma da musculi intercostale externi dan beberapa otot pembantu

(auxiliair). Otot-otot inspirasi auiliair antara lain :

1) Musculi anterior medius dan posterior

2) Musculus seratus posterior posterior dan seratus anterior

3) Musculi sterno-cledio-mastoideus

4) Musculi pectoralis major dan minor

5) Musculi rhomboideus

2.3.2 Alat-alat Pernapasan (Apparatus Respiratoris)

Bila kita mengetahui jalan dari udara masuk melalui hidung maka

berturut-turut akan melelui:

1) Cavu nasi (rongga hidung)


2) Cavum oris (rongga mulut)
3) Pharinx
4) Larynx
5) Trachea
6) Bronchus
7) Bronchiolus
8) Bronchiolus respiratoris
9) Ductulus alveolaris
10) Alveolus

Dari uraian diatas maka peulis sedikit menguraikan proses jalannya udara melalui

beberapa item yang adayaitu :

1) Cavum Nasi

Rongga hidung, disini udara pernapasan biasanya melalui rongga

hidung dan didalm rongga hidung terdapat suatu sekat (septum nasi) dan choncai

nasalis yang terdiri dari tiga bagian : superior, media dan superior yang dilapisi

oleh jaringan yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Bagian luar

banyak ditumbuhi bulu (silia). Silia ini berfungsi sebagi filter dan cochae
16

berfungsi agar udara yang masuk kedalam paru-paru memiliki suhu yang sma

degan suhu didalam paru-paru, selain itu menghasilkan suatu lendir yang

berfungsi untuk menangkap debu-debu yang masuk bersama udar pernapasan.

2) Pharynx

Sebenarnya udara maupun makanan melewati daerah ini dan secar

bergantian jalan ini dilewati. Kalau kita sedang memakan makanan maka kita

tidak dapat bernafas karena tenggorokan tertutup oleh Ephyglotis. Sesudah

makanan masuk maka kita baru dapat bernapas kembali seperti sediakala karene

ephyglotis terbuka.

3) Larynx

Merupakan saluran masuk ke trachea dan mempunyai dinding serta tulang

rawan/cartilago. Dindingnya merupakan mesthelium dan dilapisi oleh jaringan

otot polos. Sebelumnya ephyglotis ini akan meutup larynx kalau sedang menelan

makanan atau minuman.

4) Dari Trachea sampai Alveolus

Dinding masih ada cartilagonya dan diantaranya terdapat otot polos dan

dindingnya mengandung tunika mukosa yang menghasilkan kelenjar dan

mempunyai silia (rambut getar). Kelenjar ini disebut mucus dan rambut getar

berguna untuk mendorong debu atau partikel kecil lainya keluar. Sesudah itu

trachea akan bercabang dua : kanan dan kiri dan pada bagian kiri akan bercabang

dua dan sebelah kanan bercabang tiga yang masing-masing kita saebut bronchus.

Didalam bronchus ini masih ada cartilago dan tunika mukosa yang mengandung

mucus dan cilia serta otot polos.

Sesuadah itu hawa masuk kedalam cabang-cabang broncus yang disebut

bronchiolus; bronchiolus respiratoris bercabang-cabang yang disebut ductulus


17

alveolaris; setelah menjadi ductus alveolaris akan menjadi succulus alveolaris dan

terakhir adalah alveolus itu sendiri. Alveolus merupakan gelembung-gelembung

kecil seperti balon kecil dan berdinding sangat tipis serta bagian luar dikelilingi

oleh kapiler-kapiler darah. Disinilah sebenarnya terjadi proses pertukaran gas.

Selain itu ada perlengkapan lain yang penting dalam pernapasan ialah sekat

rongga dada/diafragma dan dada sendiri beserta tulang iga dan otot pernapasan. Ada

dua gerakan napas secara diafragma, dimana sekat rongga dada turun sehingga rongga

dada akan bertambah besar.

Akibat pembesarn rongga dada maka tekanan dalam rongga dada relatif

akan turun, sehingga udara tekanannya relatif besar akan masuk kedalam paru-

paru melalui jalan napas.

2.4 Pengukuran Kapasitas Vital

Untuk mengetahui seberapa besar kapsitas vital paru seseorang maka perlu

adanya suatu proses pengukuran yaitu dengan menggunakan alat yang dinamakan

spirometer. Dimana spirometer ini ada dua buah yaitu spirometer air dan

spirometer udara. Disini peneliti menggunakan spirometer air, adapun cara untuk

menggunakanya yaitu :

Masukan air ke dalam tabung spirometer sebatas garis (biasanya garis

berwarna merah). Kemudian sesuaikan keleb batas dengan suhu air yang terbaca

di termometer, bersihkan corong tiup dengan alkohol setalah udara ditiupkan

maka tabung akan niaik kemudian baca hasil. Sebagi catatan usahakan pada saat

meniup jangan samapai ada udara yang keluar melalui hidung karena bias

megurangi hasil pengukuran yang ada pada tabung tersebut.


18

2.5 Merokok

Merokok adalah suatu kata kerja yang berarti melakukan kegiatan atau

aktifitas menghisap, sedangkan perokok adalah orang yang suka merokok (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, DEPDIKBUD, 2002: 960).

2.5.1. Rokok adalah gulungan tembakau yang disalut dengan daun nipah (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, DEPDIKBUD, 2002: 960). Tetapi di era moderen

ini rokok banyak mengalami modifikasi yang akhirnya tebentuk beberapa

jenis rokok yang antara lain:

1) Rokok kretek adalah suatu bentuk rokok yang dicampur dengan serbuk atau

cacahan cengkeh yang di bungkus dengan kertas. Contohnya dji sam soe,

djarum 76, djaja dan lain-lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

DEPDIKBUD, 2002: 552).

2) Rokok filter adalah suatu bentuk rokok yang pada bagian ujungnya diberi

tambahan berbentuk sejenis busa yang berfungsi untuk menyaring nikotin.

Contohnya djarum, gudang garam filter, dji sam soe filter dan lain-lain

3) Cerutu adalah suatu bentuk rokok yang terbuat dari gulungan daun tembakau

kering. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, DEPDIKBUD, 2002: 212).

4) Rokok putihan adalah suatu bentuk rokok dimana didalam campuran rokok

tersebut sudah banyak mengalami tambahahan bahan persa yang berfungsi

untuk menambah kenikmatan rasa dari rokok tersebut. Pada rokok jenis ini

terbagi lagi menjadi 2 yaitu adayang hanya ditambah perasa saja dan yang

satunya dinamakan rokok mentol yang didalamnya selain perasa juga

ditambah dengan rasa mentol atau mint. contohnya sampoerna mild,

Marlboro, Lucky Strike dan lain-lain.


19

2.5.2. Zat yang Terkandung Dalam Rokok

Selam beberapa tahun terakhir, ilmuwan telah membuktikan bahwa zat-zat

kimia yang terkandung dalam rokok dan asap rokok dapat mempengaruhi orang

yang tidak merokok karena asap rokok mengandung zat yang bersifat racu yang

antara lain :

1) Tar. Merupakan bahan kimia yang beracun dimana zat tersebut merusak sel

paru-paru dan dapat menyebabkan kanker.

2) Karbon Monoksida (CO). Merupakan gas beracun yang dapat mengakibatkan

berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.

3) Nikotin. Merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak

jantung dan sirkulasi darah, dan juga nikotin menyebabkan kecanduan.

4) Acaton (Bahan baku penghapus cat)

5) Hydrogen Cyanide (Racun untuk hukuman mati)

6) Amonia (Pembersih lantai)

7) Methanol (Bahan bakar roket)

8) Kapur barus

9) Cadmium (dipakai pada accu mobil)

10) Vinyl Chlorid (Bahan palstik PVC)

11) Toluane (Pelarut Industri)

12) Arsanic (Racun semut putih)

13) Phenol Butana (Bahan bakar korek api


20

2.6 Kebiasaan Merokok


Sudah beberapa dasawarsa diketahui bahwa merokok menyebabkan
konsekwensi serius. Merokok merupakan salah satu faktor paling beresiko yang
paling bahaya, yang bisa menimbulkan masalah pada jantung, paru-paru dan
peredaran darah (Christian Bernard).
Dalam sejumlah kajian di Amerika Serikat telah ditegaskan dan
dipublikasikan besar-besaran di media bahwa merokok-pasif bisa menimbulkan
penyakit kardiovaskuler lebih cepat daripada perokok aktif . Pada saat orang
mengkonsumsi tembakau secara aktif, mekanisme pertahanan tubuhnya terbentuk
dalam kurun waktu tertentu yang menyebabkan “tanggapan” yang berbeda di
dalam pembuluh darahnya, sementara mereka yang bukan perokok tidak siap
sehingga boleh dikatakan lebih mudah teracuni dengan demikian resiko kesehatan
terkena penyakit dan penurunan kardiovaskuler meningkat sampai dengan 23%,
jika bukan perokok tinggal dan bekerja di lingkungan perokok.
Berdasarkan pengamatan peneliti sebelum melakukan penelitian terhadap
mahasiswa PJKR angkatan 2003 tentang kebiasaan merokok, banyak mahasiswa
PJKR angkatan 2003 yang merokok yang kebiasaan tersebut timbul akibat
pergaulan

2.7 Hubungan Olahraga dengan Kapasitas Vital Paru


Dalam olahraga dikenal persiapan tubuh untuk melakukan aktivitas.
Macam persiapan bisa lama sebelum aktivitas maupun menjelang aktivitas.
Persiapan menjelang aktivitas disebut conditioning. Baik conditioning maupun
warming up merupakan persiapan agar tubuh selalu siap dan agar kondisi tubuh
tetap atau kalau bisa bertambah baik. Warming up dilakukan berdasarkan bahwa
setelah melakukan warming up prestasi meningkat, setelah itu mengurangi cedera
olahraga. Organ tubuhpun dipersiapkan untuk menunjang aktivitas tersebut antara
21

lain : Jantung dan peralatannya, paru-paru, otot, syaraf. Perubahan yang terjadi
pada tubuh akibat warming up bersifat sesaat/ atau sementara dan akan kembali
lagi pada keadaan semula, sedangkan perubahan akibat conditioning lebih bersifat
menetap, misalnya penurunan dada, hypertropi otot.
Pada perubahan terhadap organ tubuh akibat olahraga, ada 2 organ tubuh

yang terjadi bersama-sama dan sukar dipisahkan perubahannya. Pernapasan dan

peredaran darah sering disebut dengan cardio respiratori, sedang otot dan saraf

disebut neuro muscular.

Pada cardiorespiratori dapat dipastikan pada orang berolahraga akan

terjadi kenaikan fungsi dari respirasi maupun kenaikan dari cardio (termasuk

darah dan pembuluhnya), ialah dengan terengah-engah dan berdebar-debar.

Dengan demikian hubungan antara olahraga dan kapasitas vital paru

sangatlah berkaitan erat karena seseorang yang memiliki kapasitas vityak paru

yang baik maka dalam melakukan aktivitas olahraga dia tidak mudah merasakan

mudah lelah den dengan berolahraga teratur maka orang tersbut kapasitas vital

parunya akan terawat dengan baik. Tetapi bila paru- paru seseorang sudah

tercemari oleh zat-zat yang bersifat racun maka otomatis akan mengurangi kerja

paru dan menurunkan kapasitas vitl parunya juga. Dengan demikian setiap

mahasiswa olahraga seharusnya tidak merokok karena dalam setiap kegiatan

sehari-hari selalu berhubungan dengan olahraga, karena rokok bias meracuni

paru-paru mahasiswa tersebut bahkan bukan siperokok saja yang tercemari tetapi

orang-orang disekitar erokok juga akan itkut tercemari oleh asap rokok.
22

2.8 Hubungan Merokok dengan Olahraga

Dalam melaksanakan olahrga tubuh kita harus dalam keadaan yang sehat

baik jasmani dan rokhani. Dengan demikian dalam melaksanakan olahraga tubuh kita

bisa maksimal dan dalam melaksanakan gerakan tubuh kita tidak akan mudah lelah.

Tetapi berbeda dengan seseorang yang melakukan olahraga dalam

keadaan yang kurang sehat maka dalam melakukan olahraga tubuh akan mudah

lelah dan kurang bersemangat. Apalagi seseorang yang mengkonsumsi rokok

maka dengan demikian proses pernapasannya akan terganggu Karena paru-

parunya telah diracuni oleh asap rokok yang banyak mengandung racun .

Apalagi olahragawan, suplai oksigen sebanyak-banyaknya untuk daya

tahan. Jika seseorang merokok 10-12 batang sehari, maka ternya ta kadar oksigen

yang di suplai ke jaringan-jaringan tubuh kita menurun kurang lebih 5%.

Penurunan kadar oksigen itu memang tidak begitu tampak tanda-tandanya

padawaktu perokok beristirahat. Tetapi pada waktu pecandu rokok melakukan

latihan-latiahan olahraga, akan nampak sekali kerugian tersebut terhadap

tubuhnya. Jika kita hentikan kebiasaan merokok ini, barulah setelah 2-3 hari

karbon monoksida dapat keluar dari aliran darah kita

Dengan latihan-latihan olahraga yang cukup takarannya dan teratur, maka

seorang olahragawan dewasa, kemampuannya untuk mengambil oksigen secara

maksimal hanya dapat dinaikan antara 10-12%. Tetapi jika olahragawantersebut

merokok satu bungkus perhari kemampauannya untuk mengambil oksigen secar

maksimal dapat berkurang yaitu antar 7-10%. Dengan demikian olahragawan

yang teratur berolahraga tetapi juga mengkonsumsi rokok satu bungkus perhari
23

kapasitas vital parunya tidak akan naik dan tidak akan bertambah baik. Bergitu

pula bagi mahasiswa PJKR angkatan 2003 yang merokok maka kapasitas vital

parunya tidak akan baik yang diakibatkan karena rokok.

2.9 Hebungan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru

Telah disinggung diatas bagi olahragawan yang merokok maka

kapsaitas vital parunya tidak akan bertambah, dengan demikian merokok

sangatlah berhubungan dengan kapasitas vitl paru, karena asap rokok yang dihisap

akan masuk kedalm peru-paru melalui beberapa system pernapsan, dimana pada

akhirnya udar yang bercampur dengan racun rokok akan ikut terhisap oleh

alveolar soc, yang dapat menimbulkan inveksi paru-paru dan dengan

terinveksinya paru-paru kita maka sakit pula paru-paru kita.

2.10 Hipotesis

Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa merokok dapat menurunkan

kapasitas vital paru dapat diambil hipoteis :

1) Banyak mahasiswa PJKR angkatan 2003 yang merokok.

2) Kapasitas vital paru mahasiswa PJKR angkatan 2003 pada tingkat sedang.

3) Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru

pada mahasiswa PJKR angkatan 2003.


BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini metodologi penelitian yang penulis gunakan adalah

sebagai berikut:

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.1 Populasi

Menurut Sudjana (1992:6) Populasi adalah totalitas dari nilai yang mungkin,

hasil menghitung dari semua kumpulan kuantitatif mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya.

Sutrisno Hadi (1998:220) mengemukakan populasi adalah jumlah penduduk atau

individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Jadi populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang memiliki ciri atau karakteristik sama yang ingin di

pelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh mahaisiswa PJKR

angkatan 2003 dengan jumlah 120 orang.

3.1.2 Sampel

Teknik mengambil sample ini yaitu teknik total sampling. Total sempling

adalah teknik pengambilan sample pada seluruh populasi yang ada. Menurut

Suharsimi Arikunto (1990:120) apalagi obyek penelitian kurang dari 100 lebih baik

diambil semua sehingga penelitian ini bersifat populasi, tetapi jika obyek besar dapat

diambil 10-15 persen atau lebih tergantung kemempuan peneliti, sempit luasnya

wilayah pengamatan dan besar kecilnya resiko yang di tanggung peneliti. Dari jumlah

populasi mahasiswa PJKR angkatan 2003 lebih kurang 120 orang. Dengan jumlah

populasi yang terpilih di ambil secara keseluruhan sehingga penelitian ini bersifat

purposif sampling dengan jumlah sampel 103 mahasiswa PJKR angkatan 2003.

24
25

3.2 Instrumen

Sebelum menyebutkan instrumen atau alat ukur ayang digunakan terlebih

dahulu harus tahu yang di maksud dengan alat ukur. Menurut FX. Sudarsono MA,

alat ukur harus baku yang mempunyai dua persaratan yaitu validitas dan reliabilitas

yang dimaksud valid adalah sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Dan yang dimaksud reliable adalah alat ukur tersebut menghasilkan

pengukuran yang konsisten (DR. FX. Sudarsono MA, 1988:25-29).

Setelah mengerti apa yang dimaksudkan maka alat ukur yang penulis

pergunakan dalam penelitian ini adalah angket dan spirometer air. Jadi instrumen

untuk variable bebasnya yaitu berupa angket dan instrumen variable terikatnya

yaitu spirometer air yang digunakan untuk men1gukur kapasitas vital paru. (lihat

lampiran 12 halaman 64)

3.3 Varibel Penelitian

Variabel adalah gejala dari factor-faktor yang berperan dalam peristiwa

yang diselidiki, Sutrisno Hadi (1998:24) mengemukakan bahwa variable adalah

gejala-gejala yang menunjukan varian dalam jenisnya meupun tingkatnya.

Variabel adalah gejala yang berfarisasi yang menjadi obyek penelitian Suharsimi

Arikunto (1996:99). Di dalam penelitain ini yang menjadi variable bebas adalah

kebiasaan merokok pada mahaiswa PJKR angkatan 2003 Ilmu Keolahragaan

UNNES, dan yang menjadi variable terikatnya yaitu kapasitas vital paru.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan yang di

rumuskan secara tetap. Untuk mendapatak data yang dibutuhkan dalam penelitian
26

ini, maka peneliti menggunakan metode angket dan metode tes. Dimana metode

angket disini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak mahasiswa PJKR

angkatan 2003 yang merokok dan menggunakan metode tes untuk memperoleh

data tentang kapasitas vital paru mahasiswa PJKR angkatan 2003.

3.5 Validitas dan Reliabilitas

Suatu alat pengukur haruslah mempunyai validitas dan reliabilitas. Sebuah

instrumen di katakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan / apa

yang hendak di ukur (Suharsimi Arikunto, 1998 : 160).

Sedangkan reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu tes

dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap, (Suharsimi Arikunto, 1998 :170).

Adapun cara digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas adalah

sebagai berikut :

3.5.1 Pengujian validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurannya. Skala psikologik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hasil pengembangan teori variabel penelitian.

Untuk itu validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yaitu

validitas yang menunjuk pada sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau

konstruk teoritik yang hendak di ukur.

Uji signikansi untuk menentukan sahih tidaknya sebuah butir dilakukan dengan

jalan membandingkan harga rxy dengan r kritik produk moment (r tabel). Jika harga rxy
27

sama dengan atau lebih besar dari r tabel, maka butir instrumen tersebut valid, tapi jika

rxy lebih kecil dari r tabel maka butir instrumen tidak valid.

Berdasarkan hasil uji validitas angket penelitian yang berjumlah 14 butir

menunjukkan bahwa seluruh butir akan tersebut valid karena memiliki harga rxy > r tabel

= 0,514 pada α = 5% dengan N = 15. Dengan demikian angket tersebut dapat

digunakan untuk pengambilan data penelitian.

3.5.2 Pengujian reliabilitas

Sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrumen tersebut baik, instrumen yang baik adalah

instrumen yang sudah reliabel yaitu yang akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah walaupun beberapa kali diambil

hasilnya tetap sama jadi reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran terjadi

apabila pengukuran dilakukan pada kelompok subyek yang sama. Dalam hal ini

pengujian reliabilitas intrumen dengan menggunakan rumus alpha sebagai

berikut :

Σσ b
2
K
r11 = 1−
( K − 1) σt 2

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

K : banyaknya butir pertanyaan atau soal

Σσb2 : jumlah varians butir

σt2 : varian total

(Arikunto, 1998 : 193)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada lampiran diperoleh harga r11

=0,9176. Karena r11 0,9176 > rtabel = 0,514 untuk α = 5% dengan N = 15, maka
28

dapat disimpulkan bahwa isntrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk

pengambilan data penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah

hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase

Metode ini digunakan untuk menggambarkan masing-masing variabel agar

lebih mudah dalam memahaminya. Rumus yang digunakan adalah:

n
% = x100%
N
n = nilai yang diperoleh

N = jumlah total nilai responden

% = persentase (Ali, 1985:184)

3.6.2 Uji Prasarat Analisis Regresi

Sebelum dilakukan analisis regresi dan korelasi sederhana maupun ganda

diuji terlebih dahulu normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dan uji

homogenitas varians data ini merupakan uji prasyarat sebelum menuju keanalisis

regresi dan korelasi.

3.6.2.1 Uji normalitas

Untuk menguji normalitas data digunakan uji normalitas dengan menggunakan

rumus chi kuadrat sebagai berikut ::

k
(Oi − Ei )2
χ2 =
i =1 Ei

(Sudjana, 1996: 273)


29

Keterangan:

Oi = Nilai yang tampak sebagai hasil pengamatan

Ei = Nilai yang diharapkan

k = Banyaknya kelas interval

χ 2 = Nilai χ 2 hasil perhitungan

Dengan derajat kebebasan (dk) = k – 3 dan α = 5 %

Kriteria pengujiannya yaitu jika χ2data ≤ χ2(1- α)(k –3) berarti data tersebut

berdistribusi normal.

3.6.2.2 Uji homogenitas varians

Menurut Sudjana (1996:263) untuk menguji homogenitas varians dapat

digunakan uji Bartlett dengan rumus:

χi2 = (ln 10) {B- χ (ni-1)log Si2}

Varians gabungan dari semua kelompok :

S2 = Σ(ni-1)Si2 / Σ (ni-1)

Harga satuan B dicari dengan rumus:

B = (log S2) Σ (ni-1)

Keterangan:

ni = jumlah responden tiap kelompok

Si2 = varians tiap kelompok

Kriteria pengujian Ho diterima jika χ2hitung < χ 2(1-α)(k-1) dengan peluang (1-α)

dan dk = (k-1).

3.6.2.3 Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini bertujuan membuat model matematika yang menunjukan hubungan

antara X dan Y, dimana X adalah motivasi dan Y adalah prestasi belajar siswa.
30

a. Menentukan persamaan regresi linier

Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah :

Y = a + bX

Rumus koefisien a dan b adalah :

a=
( Y) ( )
X 2 − ( X )( XY )
N X − ( X)
2 2

N XY − ( X )( Y )
b=
N X 2 − ( X)
2

(Sudjana, 1996 : 315)

b. Uji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran

Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis

regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut :

Tabel 2. Analisis Varians Untuk Regresi

Sumber
dk JK KT F
variasi
Total n Y
2
i Y
2
i

Reg (a) 1 JK (a) JK (a)


Reg (b|a) 1 JK (a|b) S2reg = JK (b|a) S 2 reg
Residu n – 1 JKres JK res S 2 res
S 2 res =
n−2
Tuna cocok k–2 JK (TC) JK(TC)
S 2 TC =
Kekeliruan n-2 JK (E) k−2 S 2 TC
JK(TC) S2 E
S2 E =
k−2
(Sudjana, 1996 : 332)
31

Keterangan :

JK (T) = ΣY2

( Y)
2

JK (a) =
n
( X )( Y)
JK (b|a) =b XY −
n

JKres = (Y − Y ) 2

2 ( Yi )
2

JK (E) =
xi
Y i

ni

JK = Jumlah kuadrat

db = Derajat kebebasan

KT = Kuadrat total

Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu :

S 2 reg
a) Harga F1 = untuk uji keberartian persamaan regresi
S 2 res

Jika F1 > Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan taraf

signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan signifikan.

S 2 (TC)
b) Harga F2 = untuk uji kelinieran persamaan regresi
S 2 (E)

Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k) dengan taraf

signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier.

c. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat, rumus yang digunakan adalah :


32

ΝΣΧΥ.(ΣΧ )(ΣΥ )
rxy =
{(ΝΣΧ ) − (ΣΧ) }{(ΝΣΥ ) − (ΣΥ ) }
2 2 2 2

(Sudjana, 1996 : 369)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Jumlah responden

XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

X = Jumlah seluruh skor X

Y = Jumlah seluruh skor Y

X² = Jumlah seluruh kuadrat skor X

Y² = Jumlah seluruh kuadrat skor Y

Selanjutnya harga r yang diperoleh diuji signifikansinya dengan uji t

dengan rumus sebagai berikut :

n −1
t=
1− r

(Sudjana, 1996 : 317)

Keterangan :

n = Banyaknya sampel

r = Koefisien korelasi

dengan derajar kebebasan n – 2

Kriteria pengujiannya yaitu jika t > ttabel maka disimpulkan koefisien

korelasi r tersebut signifikan.

d. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel

terikat digunakan rumus sebagai berikut :


33

b{n XY − ( X )( Y )}
r2 =
Y2 − ( Y)
2
n

Sudjana, 1996 : 371)

Keterangan :

r2 = Koefisien determinasi

b = Koefisien regresi X dari persamaan regresi

n = Jumlah data

X = Skor variabel X

Y = Skor variabel Y
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Data dalam penelitian ini meliputi hasil pengisisan angket kebiasaan

merokok dan tes kapasitas vital paru menggunakan spirometer air. Selanjutnya

data hasil pengukuran tersebut dianalisis dengan analisis deskriptfi persentase,

analisis regresi dan korelsi. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh hasil

sebagai berikut :

4.1.1 Hasil analisis Deskriptif Persentase

4.1.1.1 Diskripsi kebiasaan merokok

Berdasarkan hasil analaisis deskriptif presentase menunjukkan bahwa rata-

rata kebiasaaan merokok pada mahasiswa PJKR angkatan 2003 termasuk kategori

sedang dengan rata-rata skor 41,6 dan rata-rata persentase 59,39%. Distribusi

kebiasaan merokok dari masing-masing mahasiswa PJKR angkatan 2003 dapat

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3. Distribusi Kebiasaan Merekok Pada Mahasiswa PJKR Angkatan 2003

Rentang Skor Kategori Jumlah Persentase


Kebiasaan Merokok Responden (%)
59 – 70 Perokok sangat berat 3 2.91%
48 – 58 Perokok berat 32 31,07%
36 – 47 Perokok 41 39,81%
25 – 35 Sering merokok 24 23,30%
14 – 24 Kadang kadang merokok 3 2,91%
Jumlah 103 100%
Sumber : Data Penelitian, Diolah.

34
35

Lebih jelasnya distribusi kebiasaan merokok pada mahasiswa PJKR

angkatan 2003 tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 5. Grafik Distribusi Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa PJKR


Angkatan 2003
Berdasarkan gambar 5 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa PJKR

angkatan 2003 memiliki kebiasaan merokok dengan rentang 59 – 70 yang

dikategorikan perokok sangat berat sebesar 2,91% dengan jumlah 3 orang,

memiliki kebiasaan merokok dengan rentang 48 – 58 yang dikategorikan perokok

berat sebesar 31,07% dengan jumlah 32 orang, memiliki kebiasaan merokok

dengan rentang 36 – 47 yang dikategorikan perokok sebesar 39,81% dengan

jumlah 41 orang, memiliki kebiasaan merokok dengan rentang 25 – 35 yang

dikategorikan sering merokok sebesar 23,30% dengan jumlah 24 orang, memiliki

kebiasaan merokok dengan rentang 14 – 24 yang dikategorikan kadang-kadang

merokok sebesar 2,91% dengan jumlah 3 orang. Dengan demikian penulis

memberikan penjelasan yang lebih rinci seberapa banyak mahasiswa yang

memiliki frekuensi merokok lebih tinggi berdasar distribusi jawaban responden

pada butir soal no 3.


36

4.1.1.2 Diskripsi kapasitas vital paru

Berdasarkan hasil tes dan pengukuran kapasitas paru pada mahasiswa

PJKR angkatan 2003 yang merokok memperoleh rata-rata kapasitas vitas paru

sebesar 3,24 liter dan termasuk kategori sedang. Distribusi kapasitas vital paru

dari masing-masing mahasiswa PJKR angkatan 2003 dapat disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 5. Distribusi Kapasitas Vital Paru Pada Mahasiswa PJKR Angkatan 2003

Interval KVP (L) Kriteria Jumlah Persenatse (%)


Responden
< 2.75 Kurang Sekali 12 11.65%
2.75 – 3.11 Kurang 37 34.95%
3.12 – 3.47 Sedang 21 20.39%
3.48 – 3.83 Baik 21 20.39%
> 3.84 Baik Sekali 12 12.62%

Jumlah 103 100%


Sumber : Data Penelitian, Diolah.
Lebih jelasnya distribusi kapasitas vital paru pada mahasiswa PJKR

angkatan 2003 tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 6. Grafik Distribusi Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa PJKR


Angkatan 2003
37

Berdasarkan gambar 6 di atas menunjukkan bahwa ada mahasiswa PJKR

angkata 2003 yang memiliki kapasitas vital paru dalam kategori baik sekali

12,62%, mahasiswa memiliki kapasitas vital paru dalam kategori baik 20,39%,

mahasiswa memiliki kapasitas vital paru dalam kategori sedang 20,39%,

mahasiswa memiliki kapasitas vital paru dalam kategori kurang 34,95% dan

mahasiswa memiliki kapasitas vital paru dalam kategori kurang sekali 11,65%.

4.1.2 Uji Prasarat Analisis Regresi dan Korelasi

4.1.2.1 Uji Normalitas Data

Uji kenormalan data digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data

yang penelitian yang diperoleh. Jika data berdistribusi normal, maka untuk

pengujian hipotesis dapat digunakan statistik parametrik yaitu analaisi regresi dan

korelasi akan tetapi jika daya tidak berdistribusi normal harus menggunakan

statistik non parametrik yaitu analisis korelasi rank spearman. Pengujian

kenormalan data dalam penelitian ini menggunakan uji chi kuadrat. Berdasarkan

hasil uji normalitas data pada lampiran menunjukan bahwa harga χ2 untuk

variabel kebiasaan merokok adalah 5.6538 dan χ2 utnuk variabel kapasitas vital

paru 6.7148. Harga χ2 hitung variabel kebiasaan merokok dan variabel kapasitas

paru tersebut lebih kecil dari harga χ2 tabel = 9,49 pada α = 5% dengan dk = 7 – 3

= 4. hal ini menunjukkan bahwa data dari kedua variabel tersebut berdistribusi

normal. Perhitungan selengkapanya pada lampiran.

4.1.2.2 Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh homogen atau tidak. Uji homogenitas data dalam penelitian ini
menggunakan rumus bartllet dengan kriteria bahwa data dinyatakan homogen

apabila harga χ2 hitung lebih kecil atau sama dengan harga χ2 tabel pada taraf

signifikansi 5%. Hasil uji homogenitas varians kebiasaan merokok dengan

kapasitas vital paru memperoleh harga χ2 hitung = 22,850 < χ2 tabel = 51,00 pada a =

5% dengan dk = 37 – 1 = 36. karena χ2 hitung < χ2 tabel, maka dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

4.1.3 Hasil Analisis Regresi dan Korelasi

Berdasarkan hasil analisis korelasi antara kebiasaan merokok dengan

kapasitas vital paru diperoleh koefisien korelasi rxy = -0.518. Untuk menguji

keberartian koefien korelasi tersebut digunakan uji t. Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh harga thitung = -6.088 dan pada α = 5% dengan dk = (103-2)=101 diperoleh

ttabel = 1.98. Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja

yang berbunyi “ Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital

paru” diterima. Harga koefisien korelasi yang bertanda negatif memberikan arti

bahwa terdapat hubungan negatif antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital

paru. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa poin rata-rata kebiasaan merokok

mahasiswa PJKRangaktan 2003 sebesar 41,6 dan tingkat kapasitas vital paru

mahasiswa PJKR angkatan 2003 sebesar 3,24 liter dengan persentase mahasiswa

yang merokok 94,117% dan mahasiswa PJKR yang tidak merokok sebesar

5,883%, semakin tinggi orang memiliki kebiasaan merokok maka akan semakin

rendah kapasitas vital parunya, dan sebaliknya semakin kurang kebiasaan

merokok maka semakin baik kapasitasa vital parunya. Hasil analisis ini juga

diperoleh koefisien determinasi sebesar 0.2684. Hal ini menunjukkan bahwa


39

pengaruh kebiasaan merokok terhadap kapasitas vital paru sebesar 26,84%. Secara

grafis bentuk hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru

pada mahasiswa PJKR angkatan 2003 dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 7. Grafik hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru

Secara matematis bentuk hubungan antara kebiasaan merokok dengan

kapasitas vital paru dapat dilihat dari persamaan regresi yang diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis regrei diperoleh persamaan regresi Ŷ = -0.231x +

4.1977. Dari persaman tersebut dapat digambarkan bahwa apabila kebiasaan

merokok pada mahasiswa PJKR angkatan 2003 meningkat sebesar satu skor maka

akan diikuti dengan penurunan kapasitas vital paru sebesar 0,023 pada konstantan

4.1977 dan sebaliknya apabila kebiasaan merokok pada mahasiswa PJKR

angkatan 2003 menurun sebesar satu skor maka akan diikuti dengan peningkatan

kapasitas vital paru sebesar 0,023 pada konstantan 4.1977.


40

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa

kebiasaan merokok mahasiswa olahraga masuk dalam kategori sedang dengan

persentase sebesar 59.39% dengan skor rata-rata 41.6. Dengan kebiasaan merokok

mahaisiswa PJKR FIK UNNES angkatan 2003 yang masuk dalam kategori

sedang tersebut, maka hal ini diharapkan dapat sebagai perhatian bagi mereka

agar dapat mengurangi kebiasaan merokoknya supaya memiliki kapasitas vital

paru yang baik dan dapat melakukan aktivitas olahraga dengan optimal. Hal ini

perlu diperhatikan bahwa sebagai mahasiswa jurusan PJKR, kebiasaan merokok

sangat tidak baik bagi kesehatan, karena dalam penelitian ini telah terbukti bahwa

zat-zat yang terkandung dalam rokok seperti tar, nikotin, CO dan lain-lain dapat

mengakibatkan kapasitas vital paru menurun.

Dari hasil penelitian ternyata menunjukkan adanya hubungan yang sangat

signifikan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru. Besarnya

hubungan antara kedua variabel tersebut adalah -0,516. Harga koefisien korelasi

yang bertanda negatif menusnjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif

antara kebiasaan merokok dengan kapasits vital paru. Semakin rendah kesadaran

mereka dalam kebiasaan merokok maka akan semakin tinggi kapasitas vital

parunya. Hubungan dari kedua variabel tersebut dapat digambarkan dengan

persamaan regresi yang diperoleh yaitu Ŷ = 2.258+ 0,023X. dari persamaan

tersebut menunjukan bahwa jika kesadaran kebiasaan merokok mereka meningkat

sebesar 1 skor maka kapasitas vital parunya dapat meningkat sebesar 0,023 pada

konstanta 4.1977 dan sebaliknya.


41

Dari hasil penelitian diperoleh temuan bahwa para mahasiswa pendidikan

jasmani kesehatan dan rekreasi kurang sadar dengan kesehatannya sendiri karena

kebiasaan mereka merokok masih di tingkat sedang


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1) Kebiasaan merokok pada mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan

rekreasi angkatan 2003 masuk dalam kategori sedang karena memiliki derajat

prosentase sebesar 59.39% dengan rata-rata skor 41.6.

2) Kapasitas vital paru mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi

angkatan 2003 masuk dalam kategori sedang dengan rata-rata kapasitsa vital

paeru sebesar 3,24 liter.

3) Ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas

vital paru pada mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi

angkatan 2003 dengan derajat hubungan sebesar - 0.518.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peniliti memberikan saran agar mahasiswa

pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi angkatan 2003 tidak merokok karena

berdasarkan hasil penelitian menyebutkan ada hubungan yang negatif antara

kebiasaan merokok dan kapasitas vital paru, merokok dapat menurunkan kapasitas

vital paru yang akan menurunkan kemampuan aktifitas fisiknya sehingga

kemungkinan untuk berprestasi pada cabang olahraga yang ditekuni akan berkurang.

41
42

Bukan hanya itu saja merokok juga dapat merugikan kesehatan orang lain di samping

itu asap rokok yang di hisap juga dapat mengakibatkan sakit jantung, kanker,

ganguan kehamilan dan janin.


DAFTAR PUSTAKA

Christian Bernard, 2002 Kiat Jantung Sehat. Jakarta. Kaifa

Guyton, Artur C. M. D, 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa oleh
LMA, Ken Ariata Tengadi edeisi 7. Jakarta

http://www.padi.or.id/Geriatri/Topik Geriatri2.htm Volume Udara Pernapasan


Biologi

Junsul Hairy, 1989. Fisiologi Olahraga jilid I. Jakarta. Depdikbud Direktorat Jendral
Perguruan Tinggi.

Muctamadji, M. Ali 1999/2000. Ilmu Faal Dasar. Jakarata. Depdikbud.

Pearce Evelyn C. 1993. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Alih bahasa oleh
Yulianto Hanadoyo. Jakartta: PT. Gramedia.

R. Soekarman.1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina Pelatih Dan Atlet. Jakarta


Depdikbud. Inti Sedayu Perss.

Sutrisno Hadi, 1993. Statistik 1. Fakultas Psik. UGM. Yoyakarta

----------------2000. Statisitk jilid II. Yogyakarta: Andi Offset

Sudjana, 1996. Statistik Edisi. 6. Bandung. Tarsito.

Tjalik Soegiardo, 1992. Ilmu Faal Jakarta : Depdikbud

Tim Redaksi KBBI.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

Jos Usin. 2000. Pernapasan Untuk Kesehatan. Jakarta. Elex Media komputindo.

Suharsimi Arikunto, 1998. Metodologi Penelitian, Jakarta: Reineka Cipta.


45 Hary Sucipto
Daftar Responden Penelitian 46 Yus Arif. W
No Nama 47 Rosi Anggun.
48 Dianing. W
1 Fiky. F
49 M. Herman
2 Mukodam
50 Bilma Adhiono
3 A. Nursidik
51 M. Faisal Rizal
4 Dodi Bintoro
52 Akhmad Baiquni
5 Dimas. K
53 Gondit
6 Wachid. A. N
54 Okky Ardiyan.N
7 Dimas Ari.W
55 M. Hasan Ashari
8 Aris Styanto
56 Adi Kusniawan
9 Dwi Hartanto
57 M.Taufiqurohman
10 Athorik Avip
58 Umar Alfaruq
11 Slamet Riyadi
59 Danang Didik. W
12 A. Mukatir
60 Khairisun. A
13 Sukarno
61 Catur Adi. N
14 Danang Eko. G
62 Endra
15 Indra. L
63 Arif Syaefudin
16 Pra Yuda Ek. P
64 M.Kosim Pardede
17 Agung Alhuda
65 Triyono
18 Dicky
66 Farid Efendi
19 Stwika Ardanu
67 Basoka Irawan
20 Wahyono
68 Zaenori
21 Anang. S
69 H. Kurniawan
22 Abdul Haris. S
70 Wahyu Aji. P
23 Hari Bakti. S
71 Sugiyarto
24 Galuh Adi. S
72 Mohman Handoko
25 Farchmulah
73 Abdul Haris. S
26 Purwono D. N
74 Abdul Rohman
27 Basitli. H
75 Danang Teguh S
28 Sigit. N. P
76 Agus Stiadi
29 Galih Tony. A
77 Herman Ismanto
30 Ria Dwi. S
78 Darmawan
31 Fahad Syamlam
79 Kurniawan Adji
32 Solehudin
80 Catur Adi Nugroho
33 Ade Ermanto
81 Khoirul Amri
34 Farid Ardiyanto
82 Eko Ardiyansah
35 Juniar. R
83 Wahyu Stiawan
36 Hengky Susanto
84 Tofik Nuryanto
37 Setiawan. S
85 Mahendri Ristriyanto
38 Hugo Yudistira
86 Wibi Handono
39 Danang. K
87 Agus Wiyanto
40 Aris Yuna. P
88 Mohamad Imron
41 Felix Agusta. A.
89 Rulli Amrin H
42 Arif Budi. S
90 M. Like Teguh
43 Arif Romadhon
91 Ragil Yuli Ananta
44 Eko. P. Saputro
92 Yusuf Mutaqin
93 Muhamad Irfan
94 Antony Wahyu P
95 Agus Waluyo
96 Rachmat Basuki
97 Taufik
98 Agung Dharmawan
99 Afifi Ashabi
100 Dony Adi Santoso
101 Bagus Wicaksono
102 Masrip
103 Yuli Hermawan
Jumlah

You might also like

  • 96
    96
    Document66 pages
    96
    jhon
    No ratings yet
  • Doc
    Doc
    Document71 pages
    Doc
    Septian Fals Mania
    No ratings yet
  • Skripsi: Universitas Negeri Semarang 2005
    Skripsi: Universitas Negeri Semarang 2005
    Document76 pages
    Skripsi: Universitas Negeri Semarang 2005
    rizevi
    No ratings yet
  • 88
    88
    Document63 pages
    88
    jhon
    No ratings yet
  • 85
    85
    Document65 pages
    85
    jhon
    No ratings yet
  • 93
    93
    Document72 pages
    93
    jhon
    No ratings yet
  • 92
    92
    Document92 pages
    92
    jhon
    0% (1)
  • 89
    89
    Document54 pages
    89
    jhon
    No ratings yet
  • 91
    91
    Document91 pages
    91
    jhon
    No ratings yet
  • 90
    90
    Document87 pages
    90
    Reza Safrullah
    No ratings yet
  • 84
    84
    Document58 pages
    84
    jhon
    No ratings yet
  • 87
    87
    Document65 pages
    87
    jhon
    No ratings yet
  • 78
    78
    Document68 pages
    78
    jhon
    No ratings yet
  • 81
    81
    Document62 pages
    81
    jhon
    No ratings yet
  • Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap
    Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap
    Document93 pages
    Pengaruh Latihan Awalan 9 Dan 11 Langkah Terhadap
    Irpan Riyanto
    0% (1)
  • 72
    72
    Document58 pages
    72
    jhon
    No ratings yet
  • 82
    82
    Document87 pages
    82
    jhon
    No ratings yet
  • 80
    80
    Document66 pages
    80
    jhon
    100% (2)
  • 73
    73
    Document64 pages
    73
    jhon
    No ratings yet
  • 77
    77
    Document111 pages
    77
    jhon
    No ratings yet
  • 79
    79
    Document99 pages
    79
    jhon
    No ratings yet
  • 76
    76
    Document76 pages
    76
    jhon
    No ratings yet
  • Sikap Duduk Kerja
    Sikap Duduk Kerja
    Document61 pages
    Sikap Duduk Kerja
    Nur Hasanah
    50% (2)
  • 736
    736
    Document103 pages
    736
    jhon
    No ratings yet
  • 71
    71
    Document74 pages
    71
    jhon
    No ratings yet