Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
Nama : Sri Wulan O.H
NIM : 6301903030
Program Studi : S1 TRANSFER
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan
Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
Sri Wulan Oktina Hartati, (2005). Pengaruh Latihan Loncat Katak dan
Loncat Naik Turun Bangku Terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
pada Siswa Putra Kelas V SD Negeri 01 Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II dan siap
Semarang,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Juli 2005
Pukul : 12.00 – 14.00 WIB
Tempat : Lap. PKLO
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Anggota Penguji
“ Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga
2. Suami tercinta
( Suratman, SE )
3. Anak tersayang
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
bimbingan, saran dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati dan rasa bangga serta hormat yang setinggi-tingginya,
skripsi ini.
4. Dr. Khomsin, MPd dan Kumbul Slamet Budiyanto S.Pd, M.Kesselaku dosen
5. Bapak dan ibu dosen FIK khususnya jurusan PKLO Universitas Negeri
sampel.
penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga amal dan bantuan bapak, ibu dan teman-teman yang diberikan
cabang atletik khususnya lompat jauh dimasa sekarang maupun masa yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1
1.2. Permasalahan ..........................................................................
11
15
17
21
24
2.2. Hipotesis ..................................................................................
24
26
27
28
29
30
31
35
35
37
4.2. Pembahasan .............................................................................
38
40
40
41
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................
43
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. .................................................................................................................. R
30
2. .................................................................................................................. A
35
DAFTAR GAMBAR
Gambar
12
14
15
22
23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. .................................................................................................................. S
43
2. .................................................................................................................. S
44
3. .................................................................................................................. S
45
4. .................................................................................................................. D
46
5. .................................................................................................................. I
47
6. .................................................................................................................. D
48
7. .................................................................................................................. D
50
8. .................................................................................................................. D
51
9. .................................................................................................................. D
52
10. ................................................................................................................ P
54
11. ................................................................................................................ K
53
12. ................................................................................................................ P
55
13. ................................................................................................................ D
63
14. ................................................................................................................ P
65
15. ................................................................................................................ T
67
16. ................................................................................................................ D
okumentasi ......................................................................................................
68
BAB I
PENDAHULUAN
Melompat merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam dunia gerak
itu mempunyai sifat ingin mempertinggi kecakapan dan ketangkasan yang lama
Melompat adalah salah satu bagian dari olahraga atletik. Dalam olahraga
atletik dikenal beberapa jenis nomor lompat yaitu lompat jauh, lompat jangkit atau
lompat tiga, lompat tinggi dan lompat galah. Keempat jenis nomor lompat ini
Sebagai nomor lompat yang selalu dilombakan, keempat jenis lompat ini harus
harus dimulai dari usia dini. Oleh karena itu melalui pengembangan dan
Olahraga atletik merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
siswa di Sekolah Dasar (SD) sesuai dengan materi kurikulum 2004 standar
Lompat jauh adalah salah satu nomor dari cabang olahraga atletik yang
perlu dilatihkan sejak dini agar kelak atlet bisa meraih prestasi secara maksimal.
Dalam perlombaan lompat jauh, seorang pelompat akan bertumpu pada balok
Aip Syaifuddin (1992 : 90) lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat
mengangkat kaki ke atas, ke depan dalam upaya membawa titik berat badan
selama (mungkin di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan
melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelenturan dan koordinasi gerak, juga
tersebut dapat melakukannya dengan cepat, tepat, luwes dan lancar. Menurut
Yoyo Bahagia Dik (1999/2000 : 16) lompat jauh yang benar perlu memperhatikan
Keempat unsur ini merupakan suatu kesatuan yaitu urutan gerakan lompat yang
tidak terputus-putus. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil lompatan itu
dipengaruhi oleh kecepatan lari awalan, kekuatan kaki tumpu dan koordinasi
Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya atau sikap badan pada
saat melayang di udara. Menurut Soegito dkk (1994 : 143) menyebutkan ada tiga
cara, sikap melayang yaitu : 1) Gaya jongkok (waktu melayang bersikap jongkok),
2) Gaya lenting (waktu di udara badan dilentingkan) dan 3) Gaya jalan di udara
(waktu melayang kaki bergerak seolah-olah berjalan di udara). Gaya lompat jauh
yang paling sederhana untuk diajarkan pada pemula, seperti siswa di SD adalah
lompat jauh gaya jongkok. Tehnik lompat jauh gaya jongkok termasuk yang
berbagai ilmu pengetahuan. Kaitannya denga latihan untuk mencapai prestasi ada
beberapa unsur yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Unsur tersebut menurut
M Sanjoto (1988 : 15) diantaranya ialah 1) Unsur fisik yang lebih populer dengan
kondisi fisik, 2) Unsur tehnik, 3) Unsur mental, 4) Unsur kematangan juara. Dari
keempat unsur tersebut, salah satu unsur yang terpenting adalah kondisi fisik,
seperti pendapat dari Depdiknas (2000 : 101) bahwa salah satu unsur atau faktor
penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi fisik,
Agar prestasi di bidang atletik khususnya lompat jauh bisa maksimal maka
yang perlu diketahui adalah adanya beberapa aspek yang mempengaruhi seperti
aspek biologis, kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur dan struktur
tubuh serta aspek gizi (Sajoto, 1988 : 4). Oleh sebab itu pembinaan atlet lompat
jauh harus memperhatikan beberapa faktor yang secara potensial ikut berperan
dalam pencapaian prestasi lompat jauh. Pencapaian prestasi lompat jauh dapat
dengan latihan loncat katak, loncat naik turun bangku, latihan loncat antar kotak
bertingkat dan lain-lain (Donald A. Chu 1992 : 45). Gerakan loncat katak adalah
gerakan meloncat-loncat dengan dua kaki ke depan. Sedang gerakan naik turun
bangku dapat dilakukan dengan kedua kaki turun kembali ke lantai secara
dipengaruhi berbagai aspek dan faktor-faktor penunjang lain, bertolak dari latar
Loncat Katak dan Loncat Naik Turun Bangku terhadap Kemampuan Lompat Jauh
1. Latihan loncat katak dan loncat naik turun bangku merupakan bentuk latihan
yang sederhana.
2. Latihan loncat katak dan loncat naik turun bangku dapat merangsang anak
1.2. Permasalahan
Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan loncat katak dengan latihan loncat
naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra
Pelajaran 2004/2005 ?
1.3. Tujuan Penelitian
latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan
lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan
perbedaan maka akan dicari juga bentuk latihan mana yang memberikan pengaruh
lebih baik terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas V SD Kalirejo
1.4.1. Pengaruh
Pengaruh adalah suatu korelasi sebab akibat dimana antara keadaan yang
pertama dengan yang kedua terdapat hubungan sebab akibat. Keadaan pertama
dalam hal ini diperkirakan menjadi penyebab yang kedua (Suharsimi Arikunto,
1998 : 28).
Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akibat yang timbul
1.4.2. Latihan
berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah
jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Latihan adalah suatu proses yang
1984 : 571).
Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses yang sistematik
dari berlatih atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang secara kontinyu dengan
Loncat katak yaitu lompat kedua kaki secara bersama-sama seperti katak
(Poerwodarminto, 1984 : 606). Yang dimaksud lompat katak dalam penelitian ini
adalah melompat seperti katak dengan kedua kaki bersama-sama dengan posisi
Loncat naik turun bangku yaitu meloncat ke atas bangku dan loncat naik
turun bangku dengan kedua tungkai bersama-sama (Donald A. Chu, 1992 : 37).
Dari uraian tersebut dalam penelitian ini adalah bahwa loncat naik turun
memakai media bangku yang digunakan untuk rintangan dalam naik turun
bangku.
atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara
(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan
tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. (Aip
Dikatakan pula oleh Yusuf Adi Sasmita, (1991/1992 : 64) lompat jauh
adalah salah satu lompat dalam cabang olah raga atletik yang meliputi cara
Lompat jauh memiliki beberapa gaya dan gerakan sikap tubuh di udara (waktu
melayang). Inilah yang biasa disebut gaya lompatan dalam lompat jauh. Gaya
lompat jauh yang dikenal adalah gaya jongkok, pada umumnya banyak dilakukan
oleh anak-anak sekolah karena dianggap gaya peling mudah untuk dipelajari. Cara
waktu lepas dari tanah (papan tolakan), keadaan sikap badan di udara jongkok,
dengan jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk, kedua tangan
kedepan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dengan bagian tumit lebih dahulu,
katak dan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya
tentang perbedaan antara latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun
bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas V
Pelajaran 2004/2005.
BAB II
Menurut Aip Syaifuddin (1992 : 2) atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu
dapat disimpulkan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan
atau diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar.
Dalam cabang olehraga atletik ada empat nomor lompat, yaitu nomor
lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Lompat jauh
merupakan salah satu unsur nomor atletik yang wajib diajarkan pada siswa SD.
merupakan hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan, dengan
daya vertikal yang dihasilkan oleh daya ledak. Menurut Aip Syaifuddin (1992 :
90) lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas
ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara
tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Menurut Yusuf
Adi Sasmita (1992 : 65) berpendapat bahwa keempat unsur gerakan yaitu awalan,
tolakan, melayang dan mendarat, merupakan suatu kesatuan yaitu urutan gerakan
satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tumpuan lompat jauh
pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai
batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Dalam
lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang umum dipergunakan oleh para
pelompat, yaitu gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hand style) dan gaya
jalan di udara (walking in the air). Perbedaan antara gaya lompatan yang satu
dengan yang lainnya, ditandai oleh keadaan sikap badan pada waktu melayang di
udara (Aip Syaifuddin, 1992 : 93). Jadi mengenai awalan, tumpuan, melayang dan
mendarat, bahwa ketiga gaya tersebut prinsipnya sama. Salah satu gaya yang
digunakan dalam penelitian ini adalah gaya jongkok. Disebut gaya jongkok karena
gerak dan sikap badan sewaktu di udara menyerupai orang jongkok. (Tamsir
Riyadi, 1985 : 98). Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) bahwa lompat jauh
gerakan yaitu awalan, tolakan, sikap badan ketika di udara, sikap badan saat jatuh
atau mendarat.
2.1.2. Tehnik Lompat Jauh
2.1.2.1. Awalan
awalan yang bisa dan umum digunakan oleh para pelompat (atlet) dalam
masing-masing.
secepat-cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat akan melompat. Jarak
Tumpuan atau tolakan adalah gerakan pada apapun tolakan dengan kaki
secara cepat seperti yang dikatakan oleh Aip Syaifuddin (1992 : 91) bahwa
gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dapat dilakukan dengan
baik dengan kaki kiri ataupun kaki kanan, tergantung kaki mana yang lebih
dominan. Setelah kaki depan menumpu secara tepat pada balok tolakan segera
diikuti kaki yang lain ke arah depan atas dengan dibantu oleh ayunan lengan
harus diayun keatas dan kaki yang melangkah diayunkan setinggi mungkin
keseluruhan) oleh karena itu kaki tumpu harus sedikit ditekuk. Lebih jelasnya
lihat gambar 1 :
Gambar 1
Tumpuan / Tolakan
(Sumber : Soegito dkk, 1994 : 62)
sangat erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan, karena
pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si pelompat akan
dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi. Untuk itu, kecepatan lari
awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus dilakukan oleh si pelompat untuk
mengetahui daya tarik bumi tersebut. Dengan demikian jelas bahwa pada nomor
lompat (khususnya lompat jauh), bahwa kecepatan dan kekuatan tolakan sangat
besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi dengan mengadakan suatu
perbaikan bentuk dan cara-cara melompat maka akan dapat memperbaiki hasil
lompatan. Dalam hal yang sama Yusuf Adi Sasmita (1992 : 68) berpendapat
bahwa pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan sikap tubuh
sempurna. Kalaupun mengadakan gerak yang lain harus dijaga agar gerak selama
melayang itu tidak menimbulkan perlambatan. Pada lompat jauh, waktu melayang
di udara berprinsip pada tiga hal sebagai berikut : 1) bergerak kedepan semakin
cepat semakin baik ; 2) menolak secara tepat dan kuat ; 3) adapun gerakan yang
Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) sikap badan di udara adalah badan
seimbang dan yang paling penting pada saat melayang ini adalah melawan rotasi
putaran yang timbul akibat dari tolakan. Selain itu juga untuk mendapatkan posisi
mendarat yang paling ekonomis dan efisien. Menurut Bernhard (1993 : 83) fase
akhirnya akan terjadi dari lompatan dengan ancang-ancang yang tidak terlalu
panjang.
cara yang baik dengan tetap menjaga keseimbangan badan. Lebih jelasnya lihat
gambar 2 :
Gambar 2
Melayang Di udara
(Soegito dkk, 1994 : 174)
dalam lompat jauh terletak pada pendaratan. Pada pendaratan yang mulus akan
berpengaruh terhadap jarak, keselamatan dan keindahan. Pada saat mendarat titik
berat badan harus dibawa ke muka dengan jalan membungkukkan badan hingga
lutut hampir merapat, dibantu pula dengan juluran tangan ke muka. Pada waktu
terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Sedangkan menurut Aip Syaifuddin
(1992 : 95) sikap mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat gaya jongkok,
gaya menggantung, maupun jalan di udara adalah sama yaitu pada waktu akan
mendarat kedua kaki di bawah ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke
pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan
(ditekuk), berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala
ditundukkan, kedua tangan ke depan. Untuk lebih jelasnya gambar di bawah ini
menunjukkan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok dari take off sampai
sikap mendarat.
Gambar 3
Serangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Sumber : Tamsir Riyadi, 1985 : 97)
Dalam usaha meningkatkan kondisi fisik, maka sebelum latihan kita harus
Menurut Aip Syaifuddin dan Muhadi (1992/1993 : 90) dalam cabang oleh
raga nomor lompat jauh ini, akan dibahas komponen kondisi fisik yang
1. Kecepatan (speed)
2. Kekuatan (strength)
dalam mepergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto,
1988 : 16).
maximum dalam waktu yang singkat dam kontraksi yang cepat. Menurut M.
sependek-pendeknya.
4. Ketepatan (accuracy)
gerak bebas, terhadap suatu sasaran. Sasaran dapat berupa jarak atau mungkin
suatu obyek langsung yang harus dikenai (M. Sajoto, 1988 : 59).
5. Kelenturan (flexibility)
persendian.
6. Koordinasi (coordination)
gerakan yang berbeda kedalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif (M.
2.1.4.1. Latihan adalah suatu proses penyesuaian tubuh terhadap tuntutan kerja
yang lebih berat dalam mempersiapkan diri menghadapai situasi pertandingan dan
olahraga tertentu (Sunarya Basuki, 1979 : 13). Plaiometrik adalah metode yang
terbaik untuk meningkatkan power maximal pada otot tertentu. Cara yang paling
baik untuk meningkatkan power maximal pada otot tersebut dengan meregangkan
otot tungkai dimulai dengan gerakan tungkai kearah yang berlawanan (jongkok)
yang disebut sebagai fase preregang (pre stretching phase), kemudian melompat
dengan kekuatan tenaga ke atas. Setelah mendarat, tanpa adanya masa berhenti,
a. Prinsip Overload
Prinsip latihan yang paling dasar adalah prinsip overload, oleh karena
tanpa penerapan prinsip ini dalam latihan, tidak mungkin prestasi atlit akan
bahwa kelompok otot akan berkembang kekuatannya secara efektif dan akan
merangsang penyesuaian fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatkan
kekuatan otot. Dengan prinsip overload ini akan menjamin agar sistem didalam
makin meningkat, serta diberikan secara bertahap, maka komponen kekuatan tidak
akan dapat mencapai tahap potensi sesuai fungsi kekuatan secara maksimal.
Otot yang menerima beban latihan lebih atau overload kekuatannya akan
bertambah, maka program latihan berikutnya bila tidak ada penambahan beban,
tidak lagi dapat menambah kekuatan. Penambahan beban ini dilakukan sedikit
demi sedikit dan pada saat suatu set dan dalam jumlah repetisi tertentu, otot belum
otot besar mendapatkan giliran lebih dahulu sebelum latihan otot kecil. Hal ini
perlu agar kelompok otot kecil tidak mengalami kelelahan terlebih dahulu,
diprogramkan.
kekuatan, maka program latihan harus memenuhi syarat untuk tujuan itu.
adaptasi terhadap beban latihan diterima bersifat labil dan sementara, maka untuk
mencapai mutu prestasi maksimal, perlu adanya beban latihan sepanjang tahun
Prinsip atlet sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga pasti berbeda-
beda dari segi fisik, mental, watak dan tingkat kemampuannya. Perbedaan-
perbedaan itu perlu diperhatikan oleh pelatih agar dalam pemberian porsi latihan,
metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individu.
terpenuhinya tenaga yang dibutuhkan atlet baik didalam latihan maupun dalam
menurut Tohar (2004 : 54) program latihan dapat diatur dan dikontrol dengan cara
yang biasa dinyatakan dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis latihan,
total waktu latihan, berat badan yang diangkat, jumlah set dalam latihan interval
dan sirkuit sebagai ukuran rangsangan motorik dalam satu unit latihan.
keadaan atau singkat, pengeluaran energi, alat dalam aktifitas jasmani baik dalam
Recovery menurut Tohar (2004 : 55) adalah waktu yang digunakan untuk
pemulihan tenaga kembali antara satu elemen materi latihan dengan elemen
berikutnya.
gerakan setiap giliran. Frekuensi dapat juga diartikan berapa kali latihan per hari
Irama menurut Tohar (2004 : 55) adalah tempo yang berhubungan tinggi
rendahnya intensitas atau berat ringannya beban latihan dalam satu unit latihan
harian.
2.1.5. Latihan Loncat
Loncat katak yaitu lompat dengan kedua kedua kaki bersama-sama seperti
Menurut Aip Syaifuddin (1992 : 101) untuk latihan gerakan lompat dapat
kanguru, kelinci. Loncat katak (frog leaps) merupakan salah satu bentuk latihan
pliometrik untuk power tungkai (KONI, 2000 : 28). Dalam penelitian ini peneliti
mengambil latihan loncat katak untuk melatih kekuatan tungkai. Loncat katak
1. Sikap awal
dengan dua kaki, lutut ditekuk dan kedua tangan kedepan lutut untuk
2. Gerakan
Dari sikap awal, yaitu jongkok kemudian kedua kaki meloncat kedepan
3. Pendaratan
kaki secara bersama-sama dengan posisi jongkok, agar pada saat meloncat dan
Beban dalam latihan loncat katak ini penambahan beban secara meningkat
interval diantara set. Irama gerakan loncatan adalah 1 detik. Untuk lebih jelasnya
Gambar 4
Gerakan Menirukan Katak Melompat
(Depdikbud 1995/1996 : 35)
otot tungkai pada kaki sehingga bila dipergunakan untuk melompat daya ledak
otot akan semakin kuat dan dapat berpengaruh terhadap hasil lompatan.
Loncat naik turun bangku yaitu meloncat ke atas bangku dan loncatan
turun bangku dengan kedua tungkai bersma-sama (Donald A Chu, 1992 : 37).
Untuk pelajaran pengenalan gerakan dasar melompat pada siswa SD antara lain
meloncat dengan kedua kaki serta memakai media bangku yang digunakan untuk
rintangan dalam naik dan turun. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :
1. Sikap awal
Berdiri dengan sikap rileks, kepala dan tubuh tegak, lengan lepas ke bawah
mengimbangi gerakan kaki, lutut sedikit ditekuk dan kaki hampir rapat.
2. Gerakan
3. Pendaratan
kedua kaki sebagai tumpuan dan mendarat dilantai dengan kedua kaki jatuh
4. Beban latihan
Beban dalam latihan naik turun bangku ini meliputi penambahan beban
memperhatikan repetisi, set dan interval diantara set. Irama gerak tiap lompatan
Gambar 5
Gerakan Loncat Naik Turun Bangku
(Sumber : Donald A. Chu, 1992 : 48)
2.1.6. Analisis Gerak
Kedua bentuk latihan tersebut, yaitu latihan loncat katak dan latihan loncat
naik turun bangku di atas perlu di analisis guna mendukung hipotesis yang
Dari gerakan loncat katak, maka otot-otot yang terlatih adalah sebagai
berikut :
1. Otot tungkai pada waktu menekuk fleksi dan pada saat menolak secara
serentak atau meluruskan ekstensi. Bila kita analisis dari gerakan loncat
katak kita melihat adanya kerja otot dua tungkai dalam satu set.
2. Latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki, lompatannya banyak ke arah
jauh.
2.2. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut : Ada perbedaan pengaruh antara latihan loncat katak dan latihan loncat
naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa
METODE PENELITIAN
terdiri dari kata “method” dan “research”. Methodologi artinya ilmu yang
mempelajari jalan atau cara (met : jalan ke ....., logos : ilmu). Research diartikan
garis yang sangat cermat dan mengajukan syarat-syarat yang sangat keras,
maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dipcapai dari suatu
3.1. Populasi
115). Menurut Sutrisno Hadi (2001 : 220) populasi adalah sejumlah penduduk
atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
seluruh individu yang akan dijadikan subjek penelitian dan dari seluruh individu
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas V
Kabupaten Semarang.
wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 120)
bahwa untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi siswa putra kelas V SD Negeri
2004/2005 sebanyak 24 siswa dari total sampling sehingga penelitian ini disebut
penelitian populasi.
Setelah pengambilan sampel dilakukan tes awal yaitu tes lompat jauh. Dari
hasil tes lompat jauh tersebut dilakukan matching dengan cara hasil dari tes awal
dengan cara diundi yaitu setiap anak mengambil undian satu. Di dalam undian
kelompok yang sama rata. Kelompok eksperimen 1 melakukan loncat naik turun
3.3. Variabel
99). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan loncat katak
karena berhubungan dengan data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang
(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
Bahwa untuk menyelidiki hubungan sebab akibat yang akan diteliti dalam
penelitian ini adlaah pengaruh latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun
subjek demi subjek karena hakekat subjek matching adalah sedemikian rupa
itu. Adapun pairing of subject yang setingkat atau seimbang dijalankan atas dasar
kelompok itu.
Eksperimen Lompat jauh gaya Loncat naik turun Lompat jauh gaya
1 jongkok bangku jongkok
Pembagian kelompok tersebut diperoleh dari data test awal dan tes akhir.
1. Instrumen Tes
penelitian ini adalah test lompat jauh. Tujuan test ini adalah untuk mengukur
kemampuan lompatan siswa setelah diberikan latihan loncat katak dan latihan
2. Program Latihan
perlakuan (treatmen) ditambah dua pertemuan untuk test awal dan test akhir.
Menurut pendapat M. Sajoto (1988 : 48) program latihan yang dilakukan empat
kali seminggu selama enam minggu cukup efektif, namun rupanya pelatih
melaksanakan latihan 3 kali seminggu agar tidak menjadi kelelahan dengan lama
inti dan penenangan. Uraian bisa dilihat pada lampiran 12 halaman 58.
Nurhasan (2001 : 2 – 5) menjelaskan tes adalah alat ukur yang dapat digunakan
untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa. Sedangkan
pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu obyek
tertentu dan dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Ciri khas dari
hasil pengukuran yakni dinyatakan dalam skor kwantatif yang dapat diolah secara
sehingga kita dapat menentukan kemampuan atau prestasi seseorang pada saat
tertentu.
data tentang hasil lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan dua kali yaitu pre
test dan post test. Hasil tes dicatat dalam satuan centimeter.
Adapun bentuk data adalah angka hasil dan jauhnya lompatan pada hasil
sampai 14 Maret 2005. Penelitian ini diawali dengan tes awal, hari berikutnya
dilakukan latihan kemudian diakhiri dengan tes akhir. Pelaksanaan penelitian
dilakukan 3 x seminggu pada hari Senin, Rabu dan Jum’at. Dilaksanakan pada
ketinggian 36 cm, 2). Rool meter, 3). Cangkul, 4). Bendera, 5). Bak pasir.
pelaksanaan tes awal dan tes akhir. Daftar petugas bisa dilihat dalam lampiran 5.
dimulai sejak tanggal 10 Januari 2005 sampai dengan tanggal 14 Maret 2005 yang
terbagi dalam tiga kegiatan diantaranya tes awal, perlakuan atau pelaksanaan, dan
tes akhir.
dalam penelitian ini adalah lompat jauh yang disesuaikan dengan buku peraturan
perlombaan atletik dari PASI. Sebelum tes awal dimulai, anak dicoba diberi
penjelasan mengenai pelaksanaan tes lompat jauh. Sesudah diberi penjelasan baru
dilaksanakan tes awal. Tes awal dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Januari
2. Perlakuan
3 kali pertemuan, mulai dari tanggal 7 Februari 2005 sampai 12 Maret 2005.
waktu yaitu 15 menit untuk pemanasan, 60 menit latihan inti dan 15 menit untuk
penenangan.
Waktu kegiatan latihan dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan Jum’at
dimulai pukul 15.00 – selesai WIB. Materi latihan pada kelompok eksperimen 1
adalah latihan loncat naik turun bangku dan untuk eksperimen 2 adalah latihan
loncat katak. Untuk penyajian materi disesuaikan dengan alokasi waktu yang
a. Pemanasan
persiapan fisik siswa sebelum melakukan latihan inti. Latihan ini sangat penting
untuk mengadakan perubahan dalam fungsi oragan tubuh guna menghadapi
keliling lapangan, senam kelenturan dan senam khusus yang bertujuan untuk
b. Latihan inti
sesuai dengan jadwal latihan. Jadwal latihan lihat lampiran 11 setelah semua
c. Penenangan
demikian keadaan tubuh akan pulih secara sempurna seperti semula. Adapun
tanggal 14 Maret 2005 dilaksanakan tes akhir yang pelaksanaannya sama dengan
tes awal. Adapun tujuan dilaksanakannya tes akhir adalah untuk mengetahui hail
yang dicapai oleh siswa baik dan kelompok eksperimen 1 dan kelompok
Dalam penelitian ini digunakan analisis statistik dengan alasan bahwa data
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa angka-
angka karena dalam penelitian ini merupakan nilai suatu tes dari data kelompok
sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1973 : 453). Untuk analisa data diperlukan
MD
t =
∑d2
N (N − 1)
Dalam pelaksanaan latihan loncat katak dan latihan naik turun bangku
ditemukan beberapa hal yang berpengaruh terhadap hasil penelitian, antara lain :
Dengan demikian perlu diberikan motivasi agar anak mau melaksanakan latihan
dengan sungguh-sungguh.
tempat penelitian dilaksanakan di tepi jalan raya sehingga dalam pelaksanaan tes
kebisingan lalu lintas. Kadang dijumpai perhatian anak bukan pada pelaksanan
latihan tetapi anak justru memperhatikan keramaian yang ada di sekitarnya. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil latihan. Oleh sebab itu anak
latihan.
Tempat peneliti dan rumah anak hanya berlingkup satu warga, maka anak
daftar hadir.
Dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa bangku yang dapat
menentukan keberhasilan latihan. Kondisi alat yang kurang baik atau kurang layak
akan mempengaruhi jalannya latihan. Oleh sebab itu alat sewaktu dan setelah
kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada analisis hasil analisa t-test seperti
Tabel 2
tabel dengan db II dan taraf signifikan 5% diperoleh dari 2,201. Dengan demikian
berarti t-hitung lebih besar daripada t-tabel yaitu 2,458>2,201, maka hipotesis
dalam penelitian ini manyatakan ada perbedaan pengaruh antara latihan lompat
katak dan latihan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh pada
loncat katak dan latihan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan lompat
eksperimen 1 lebih besar dari mean kelompok eksperimen 2 yaitu 321,417 >
310,167. Berarti latihan loncat naik turun bangku berpengaruh lebih baik daripada
loncat katak dalam meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada
2004/2005.
4.2. Pembahasan
Latihan merupakan inti dari keseluruhan aktivitas olahraga, untuk itu perlu
Dalam upaya peningkatan hasil lompat jauh dapat dilakukan latihan loncat katak
dan latihan loncat naik turun bangku. Dari hasil penelitian dapat diketahui adanya
pengaruh antara latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun bangku terhadap
Dilihat dari analisis gerakan, kedua bentuk latihan tersebut diatas adalah
sama, yaitu adanya kontraksi pada otot, dimana akan terjadi perubahan panjang
otot dan gerak pada persendian atau beberapa sendi. Disamping itu juga adanya
irama gerakan yaitu melambung ke atas. Pada kedua latihan tersebut terjadi
pendekatan otot dan pemanjangan otot. Dengan demikian kedua latihan tersebut
Berdasarkan uraian di atas ternyata latihan loncat naik turun bangku lebih
berpengaruh daripada latihan loncat katak. Hal ini dikarenakan latihan loncat naik
turun bangku memiliki beban yang lebih berat dibandingkan dengan latihan loncat
katak. Hal itu bisa terjadi karena pada latihan loncat katak siswa hanya meloncat-
loncat seperti katak ke depan dengan tumpuan pada kedua kaki secara bersamaan.
Sebaliknya pada latihan loncat naik turun bangku siswa meloncat naik dan turun
sehingga peningkatan daya otot tungkai lebih besar terjadi pada siswa yang loncat
naik turun bangku dibandingkan dengan siswa yang melakukan loncat katak.
diatas berarti hipotesis penelitian ini dapat diterima dan terbukti kebenarannya.
Dengan demikian apa yang telah dilakukan dalam penelitian ini mulai dari
penelitian populasi, pengambilan sampel, variabel, pre test, program latihan dan
5.1. Simpulan
ada perbedaan pengaruh antara latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun
bangku terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas V SD Negeri 01
5.2. Saran
turun bangku.
2. Untuk peneliti yang berminat dapat meneliti ulang dan hasil penelitian bisa
Jakarta : Depdikbud
Bernhard, G, 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit
Dharma Bhakti
Akademika Pressindo
Depdiknas
Depdikbud
Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf, Adang Suherman, 1999. Atletik. Jakarta : Depdikbud
Dikeluarkan di : Ungaran
Pada tanggal : 6 Januari 2005
Kepala Sekolah
Lampiran 2
NO NAMA KELAS
1 Amin Anip Kristiani V
2 Rendra Bryan W V
3 Guntur Cahyono V
4 Wahid Prihandoko V
5 Dian Okto H V
6 Adi Winarso V
7 Irawan V
8 Aris Setyawan V
9 Anip Kurniawan V
10 Anang Septanto V
11 Bagus Bayu Kurniawan V
12 Dwi Aprilianto V
13 Danang Putra R V
14 Difa Aditya Pahlefi V
15 Fernanda Andika V
16 Fahrudi Utomo V
17 Galuh Alfi Wido S V
18 Hero Andika V
19 Nova Kurniawan V
20 Sigit Hanafi V
21 Ulfianto Eko H V
22 Yudhiyanto V
23 Yudha Wibisono V
24 Rakhan Nofidianto V
Lampiran 3
Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes lompat jauh, sesuai
dengan petunjuk PASI. Tujuan tes lompat jauh ini untuk mengetahui hasil
lompatan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan saat pelaksanaan tes lompat jauh
2. Roll meter
3. Bendera kecil
4. Cangkul
5. Alat tulis
b. Petugas
c. Pelaksanaan tes
tumpuan siswa
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
DAFTAR NAMA KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN 2
DARI HASIL MATCHING
No Pasangan D MD d1
Xe1 Xe2 d2
Urut Subyek (Xe1-Xe2) (ΣD / N) (D – MD)
3.643
Kelompok Eksperimen 1 = = 303,5833
12
3.614
Kelompok Eksperimen 2 = = 301,1667
12
ΣD 29
MD = = = 2,416
N 12
MD 2 , 416
t= =
∑ d2 1 . 204 ,9178
N (N − 1 ) 12 (12 − 1)
2 , 416 2 , 416
= =
1 . 204 ,9178 9 ,1282
132
2 , 416
= = 0,7997
3 , 0213
Berdasarkan hasil perhitungan statistik didapat 0,7997 lebih kecil daripada t tabel
2,210 dengan taraf signifikan 5% dan db 11. Dengan demikian tidak ada perbedaan
KALENDER PENELITIAN
: treatment (latihan)
No Pasangan D MD d1
Xe1 Xe2 d2
Urut Subyek (Xe1-Xe2) (ΣD / N) (D – MD)
ΣD 135
MD = = = 11,25
N 12
MD 11 , 25
t=
∑ d2 = 2768 , 25
N (N − 1 ) 12 (12 − 1)
11 , 25 = 11 , 25
=
2768 , 25 20 ,9716
132
11 , 25
= = 2,457
4 ,5795
eksperimen 2.
Mean different : 9
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh t hitung = 2,457 lebih besar dari
pada tabel-tabel = 2,201 dengan taraf signifikan 5% dan db = 11, dengan demikian
ada perbedaan pengaruh yang berarti. Berdasarkan dari hasil peningkatan hasil mean
kelompok 1 = 17,8334 lebih besar dari peningkatan hasil mean kelompok eksperimen
2 = 9, maka kelompok eksperimen 1 memiliki pengaruh lebih baik terhadap
Lampiran 15
TABEL NILAI-NILAI t
Taraf Signifikansi
d.b.
50 % 40 % 20 % 10 % 5% 2% 1% 0,2 %
1 1,000 1,376 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 639,691
2 0,816 0,061 1,886 1,920 2,303 2,965 2,925 31,596
3 0,765 0,978 1,638 1,535 2,182 2,541 2,841 12,941
4 0,741 0,941 1,533 1,132 2,776 2,747 2,604 8,610
5 0,727 0,920 1,476 1,015 2,571 2,365 2,032 6,859
Foto 1
Loncat Katak
Foto 2
Lampiran 16
Loncat Naik Turun Bangku
Foto 3
Tes Lompat Jauh
Foto 4
Pengukuran Oleh Petugas
Lampiran 18
Foto 5
Tes Lompat Jauh
Lampiran 15
Foto 6
Lompat Katak