You are on page 1of 91

PENGARUH LATIHAN LONCAT KATAK DAN LONCAT

NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN


LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA
KELAS V SD NEGERI KALIREJO 01 KEC. UNGARAN KAB.
SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2004/2005

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1


Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Nama : Sri Wulan O.H
NIM : 6301903030
Program Studi : S1 TRANSFER
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan
Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2005
SARI

Sri Wulan Oktina Hartati, (2005). Pengaruh Latihan Loncat Katak dan
Loncat Naik Turun Bangku Terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
pada Siswa Putra Kelas V SD Negeri 01 Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan pengaruh


antara latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun bangku terhadap
kemampuanlompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas V SD Negeri Kalirejo 01
Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan loncat katak
dan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok
siswa putra kelas V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pola
M – S. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kalirejo 01
yang berjumlah 24 siswa. Pengambilan sample menggunakan tehnik total
sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu latihan loncat
katak dan loncat naik turun bangku, serta variabel terikat yaitu kemampuan
lompat jauh gaya jongkok. Instrumen penelitian tes lompat jauh gaya jongkok.
Analisis data menggunakan t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa t-hitung 2,457 > t-tabel 2,201 pada
taraf signifikan 5% dengan db 11 berarti ada perbedaan pengaruh antara latihan
loncat katak dan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya
jongkok pada siswa putra kelas V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Dari perhitungan mean,
menunjukkan bahwa mean kelompok eksperimen 1 lebih besar dari mean kelopok
eksperimen 2 (321,417 < 310,167). Dengan demikian, latihan loncat naik turun
bangku lebih berpengaruh daripada latihan loncat katak.
Dari hasil penelitian, disarankan pada guru-guru Penjas di SD dalam
meningkatkan kemampuan lompat jauh dapat melakukan latihan loncat katak atau
loncat naik turn bangku, dan untuk memperoleh hasil lompatan yang lebih
berpengaruh dapat melakukan latihan loncat naik turun bangku.
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II dan siap

diajukan dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang.

Semarang,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Khomsin,M.Pd Kumbul S Budiyanto, S.Pd, M.Kes


NIP. 131469639 NIP. 132205932

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Drs. Wahadi, M.Pd


NIP. 131571551
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari : Kamis
Tanggal : 14 Juli 2005
Pukul : 12.00 – 14.00 WIB
Tempat : Lap. PKLO

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Sutardji, MS Drs. Wahadi, M.Pd.


NIP. 130525506 NIP. 131571551

Anggota Penguji

1. Prof. Dr. Husein Argasasmita. MA (Ketua)


NIP. 130198315

2. Dr. Khomsin, M.Pd.


NIP. 131469639

3. Kumbul. S. Budiyanto, S.Pd, M.Kes.


NIP. 132205932
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

kaum itu mengubah keadaannya sendiri “.

(Q.S Ar Ra’du : 11)

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua yang tercinta

( Moh Soeharto dan Indrayanti )

2. Suami tercinta

( Suratman, SE )

3. Anak tersayang

( M. Indratama dan Firdausya Imani

4. Serta almamater mahasiswa PKLO

2005 FIK UNNES Semarang


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini atas bantuan,

bimbingan, saran dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan

segala kerendahan hati dan rasa bangga serta hormat yang setinggi-tingginya,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Rektor UNNES yang telah menerima penulis sebagai mahasiswa di

Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan FIK Universitas Negeri Semarang yang telah menyetujui penulisan

skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan

petunjuk, saran dan dorongan kepada penulis.

4. Dr. Khomsin, MPd dan Kumbul Slamet Budiyanto S.Pd, M.Kesselaku dosen

pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga

penulisan skripsi ini berjalan lancar.

5. Bapak dan ibu dosen FIK khususnya jurusan PKLO Universitas Negeri

Semarang yang banyak memberikan dorongan, ilmu pengetahuan serta

memberikan bantuan selama mengikuti perkuliahan.

6. Bapak Djuwandi, BA selaku Kepala Sekolah serta bapak ibu guru SD

Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Kalirejo 01.


7. Siswa putra kelas V SD Negeri Kalirejo 01 yang sudah bersedia dijadikan

sampel.

8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam pelaksanaan tes

penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, baik secara

langsung maupun tidak yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Semoga amal dan bantuan bapak, ibu dan teman-teman yang diberikan

pada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari-Nya.

Akhirnya penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan

sumbangan yang bermanfaat bagi pembinaan dan peningkatan prestasi atlet

cabang atletik khususnya lompat jauh dimasa sekarang maupun masa yang akan

datang.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................


i
SARI .........................................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
vi
DAFTAR ISI
...................................................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
xii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul ...........................................................

1
1.2. Permasalahan ..........................................................................

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................

1.4. Penegasan Istilah .....................................................................

1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................

BAB II : LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori ........................................................................

2.1.1. Lompat Jauh ................................................................

2.1.2. Tehnik Lompat Jauh ....................................................

11

2.1.3. Faktor Kondisi Fisik ....................................................

15

2.1.4. Latihan Lompat ...........................................................

17

2.1.5. Latihan Loncat ............................................................

21

2.1.6. Analisa Gerak ..............................................................

24
2.2. Hipotesis ..................................................................................

24

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1. Populasi ...................................................................................

26

3.2. Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel ...............................

27

3.3. Variabel ...................................................................................

28

3.4. Metode dan Rancangan Penelitian ..........................................

29

3.5. Instrumen Penelitian ...............................................................

30

3.6. Tehnik Pengambilan Data .......................................................

31

3.7. Tehnik Analisa Data ................................................................

35

3.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ........................

35

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian .......................................................................

37
4.2. Pembahasan .............................................................................

38

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan .................................................................................

40

5.2. Saran ........................................................................................

40

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

41

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................

43
DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. .................................................................................................................. R

ancangan Penelitian .........................................................................................

30

2. .................................................................................................................. A

nalisis Hasil Analisa T-Test .....................................

35
DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Tumpuan / Tolakan ............................................................................................

12

2. Melayang di Udara .............................................................................................

14

3. Serangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok ............................................

15

4. Gerakan Menirukan Katak .................................................................................

22

5. Gerakan Loncat Naik Turun Bangku .................................................................

23
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. .................................................................................................................. S

K Penetapan Dosen Pembimbing .............................

43

2. .................................................................................................................. S

urat Ijin Penelitian dari Fakultas ..............................

44

3. .................................................................................................................. S

urat Ijin Penelitian dari Sekolah ...............................

45

4. .................................................................................................................. D

aftar Nama Siswa Putra Kelas V ..............................

46

5. .................................................................................................................. I

nstrumen Test ..................................................................................................

47

6. .................................................................................................................. D

aftar Hasil Test Awal ......................................................................................

48
7. .................................................................................................................. D

aftar Rangking Hasil Tes Awal .......................................................................

50

8. .................................................................................................................. D

aftar Hasil Matching ........................................................................................

51

9. .................................................................................................................. D

aftar Nama Kelompok Eksperimen 1 dan 2 ....................................................

52

10. ................................................................................................................ P

erhitungan Statistik Tes Awal .........................................................................

54

11. ................................................................................................................ K

alender Penelitian ............................................................................................

53

12. ................................................................................................................ P

rogram Latihan ................................................................................................

55

13. ................................................................................................................ D

aftar Hasil Test Akhir Lompat Jauh ................................................................

63
14. ................................................................................................................ P

erhitungan Statistik Tes Akhir ........................................................................

65

15. ................................................................................................................ T

abel Nilai t ........................................................................................................

67

16. ................................................................................................................ D

okumentasi ......................................................................................................

68

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Melompat merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam dunia gerak

manusia. Anak-anak pada umumnya suka melompat-lompat untuk menyatakan


kegembiraannya dan kesukaannya untuk bergerak. Pada umumnya pula manusia

itu mempunyai sifat ingin mempertinggi kecakapan dan ketangkasan yang lama

kelamaan berubah menjadi pertandingan melawan sesamanya. Dengan jalan

demikian, terciptalah pertandingan-pertandingan seperti yang dikenal sekarang

yang salah satunya terdapat bagian yang disebut melompat.

Melompat adalah salah satu bagian dari olahraga atletik. Dalam olahraga

atletik dikenal beberapa jenis nomor lompat yaitu lompat jauh, lompat jangkit atau

lompat tiga, lompat tinggi dan lompat galah. Keempat jenis nomor lompat ini

selalu dilombakan dalam kejuaraan nasional, regional ataupun internasional.

Sebagai nomor lompat yang selalu dilombakan, keempat jenis lompat ini harus

selalu dibina dan dikembangkan prestasinya sedini mungkin. Artinya pembinaan

harus dimulai dari usia dini. Oleh karena itu melalui pengembangan dan

pembinaan masyarakat, olahraga wajib diajarkan di sekolah-sekolah dari Sekolah

Tingkat Dasar, Sekolah Tingkat Pertama dan Sekolah Tingkat Menengah.

Olahraga atletik merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada

siswa di Sekolah Dasar (SD) sesuai dengan materi kurikulum 2004 standar

kompetensi Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.

Lompat jauh adalah salah satu nomor dari cabang olahraga atletik yang

perlu dilatihkan sejak dini agar kelak atlet bisa meraih prestasi secara maksimal.

Dalam perlombaan lompat jauh, seorang pelompat akan bertumpu pada balok

tumpuan sekuat-kuatnya untuk mendarat di bak lompat sejauh mungkin. Menurut

Aip Syaifuddin (1992 : 90) lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat

mengangkat kaki ke atas, ke depan dalam upaya membawa titik berat badan
selama (mungkin di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan

melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Karena lompat jauh termasuk nomor lompat yang diperlombakan, maka

diperlukan metode latihan yang tepat untuk meningkatkan prestasi.

Menurut Aip Syaifuddin (1992 : 90) selain si pelompat harus memiliki

kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelenturan dan koordinasi gerak, juga

kemampuan kami menguasai tehnik untuk melakukan gerakan lompat jauh

tersebut dapat melakukannya dengan cepat, tepat, luwes dan lancar. Menurut

Yoyo Bahagia Dik (1999/2000 : 16) lompat jauh yang benar perlu memperhatikan

unsur-unsur awalan, tolakan, sikap badan di udara (melayang) dan mendarat.

Keempat unsur ini merupakan suatu kesatuan yaitu urutan gerakan lompat yang

tidak terputus-putus. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil lompatan itu

dipengaruhi oleh kecepatan lari awalan, kekuatan kaki tumpu dan koordinasi

waktu melayang di udara dan mendarat di bak lompat.

Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya atau sikap badan pada

saat melayang di udara. Menurut Soegito dkk (1994 : 143) menyebutkan ada tiga

cara, sikap melayang yaitu : 1) Gaya jongkok (waktu melayang bersikap jongkok),

2) Gaya lenting (waktu di udara badan dilentingkan) dan 3) Gaya jalan di udara

(waktu melayang kaki bergerak seolah-olah berjalan di udara). Gaya lompat jauh

yang paling sederhana untuk diajarkan pada pemula, seperti siswa di SD adalah

lompat jauh gaya jongkok. Tehnik lompat jauh gaya jongkok termasuk yang

paling sederhana dibandingkan yang lain.


Untuk mencapai prestasi yang baik dalam lompat jauh, perlu didukung

latihan yang baik melalui pendekatan-pendekatan ilmiah dengan melibatkan

berbagai ilmu pengetahuan. Kaitannya denga latihan untuk mencapai prestasi ada

beberapa unsur yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Unsur tersebut menurut

M Sanjoto (1988 : 15) diantaranya ialah 1) Unsur fisik yang lebih populer dengan

kondisi fisik, 2) Unsur tehnik, 3) Unsur mental, 4) Unsur kematangan juara. Dari

keempat unsur tersebut, salah satu unsur yang terpenting adalah kondisi fisik,

seperti pendapat dari Depdiknas (2000 : 101) bahwa salah satu unsur atau faktor

penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi fisik,

disamping penguasaan tehnik, taktik dan kemampuan mental.

Agar prestasi di bidang atletik khususnya lompat jauh bisa maksimal maka

yang perlu diketahui adalah adanya beberapa aspek yang mempengaruhi seperti

aspek biologis, kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur dan struktur

tubuh serta aspek gizi (Sajoto, 1988 : 4). Oleh sebab itu pembinaan atlet lompat

jauh harus memperhatikan beberapa faktor yang secara potensial ikut berperan

dalam pencapaian prestasi lompat jauh. Pencapaian prestasi lompat jauh dapat

dilakukan dengan latihan mengembangkan daya otot tungkai dapat dilakukan

dengan latihan loncat katak, loncat naik turun bangku, latihan loncat antar kotak

bertingkat dan lain-lain (Donald A. Chu 1992 : 45). Gerakan loncat katak adalah

gerakan meloncat-loncat dengan dua kaki ke depan. Sedang gerakan naik turun

bangku dapat dilakukan dengan kedua kaki turun kembali ke lantai secara

berulang-ulang. Gerakan-gerakan tersebut akan menunjang terhadap kemampuan

dalam lompat jauh.


Berdasarkan uraian di atas bahwa pencapaian prestasi atlet lompat jauh

dipengaruhi berbagai aspek dan faktor-faktor penunjang lain, bertolak dari latar

belakang tersebut maka penulis terdorong untuk meneliti “Pengaruh Latihan

Loncat Katak dan Loncat Naik Turun Bangku terhadap Kemampuan Lompat Jauh

Gaya Jongkok Siswa Putra Kelas V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005”.

Adapun alasan pemilihan judul tersebut di atas adalah sebagai berikut :

1. Latihan loncat katak dan loncat naik turun bangku merupakan bentuk latihan

yang sederhana.

2. Latihan loncat katak dan loncat naik turun bangku dapat merangsang anak

untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh.

1.2. Permasalahan

Dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang timbul adalah :

Apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan loncat katak dengan latihan loncat

naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra

kelas V SD Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2004/2005 ?
1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini : 1) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara

latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan

lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan

Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. 2) Apabila ada

perbedaan maka akan dicari juga bentuk latihan mana yang memberikan pengaruh

lebih baik terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas V SD Kalirejo

01 Kecamatan Ungaran tahun 2004/2005.

1.4. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan dan menghindari salah pengertian dalam penelitian

ini, peneliti memberi batasan istilah sebagai berikut :

1.4.1. Pengaruh

Pengaruh adalah suatu korelasi sebab akibat dimana antara keadaan yang

pertama dengan yang kedua terdapat hubungan sebab akibat. Keadaan pertama

dalam hal ini diperkirakan menjadi penyebab yang kedua (Suharsimi Arikunto,

1998 : 28).

Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah akibat yang timbul

dalam perlakuan atau latihan yang dilakukan.

1.4.2. Latihan

Menurut Harsono (1982 : 27) adalah proses yang sistematis daripada

berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah

jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Latihan adalah suatu proses yang

sistematis dan berlatih yang dilakukan berulang-ulang dengan kian menambah


jumlah beban atau pekerjaannya (Depdiknas, 2000 : 103). Latihan ini adalah

pelajaran membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan (Poerwodarminto,

1984 : 571).

Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses yang sistematik

dari berlatih atau bekerja yang dilakukan berulang-ulang secara kontinyu dengan

membiasakan diri dalam berlatih untuk memperoleh suatu kecakapan.

1.4.3. Loncat Katak

Loncat katak yaitu lompat kedua kaki secara bersama-sama seperti katak

(Poerwodarminto, 1984 : 606). Yang dimaksud lompat katak dalam penelitian ini

adalah melompat seperti katak dengan kedua kaki bersama-sama dengan posisi

badan tegak tangan tidak menyentuh di lantai.

1.4.4. Loncat Naik Turun Bangku

Loncat naik turun bangku yaitu meloncat ke atas bangku dan loncat naik

turun bangku dengan kedua tungkai bersama-sama (Donald A. Chu, 1992 : 37).

Dari uraian tersebut dalam penelitian ini adalah bahwa loncat naik turun

bangku pelaksanaannya meloncat dengan menggunakan kedua kaki serta

memakai media bangku yang digunakan untuk rintangan dalam naik turun

bangku.

1.4.5. Lompat Jauh Gaya Jongkok

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke

atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara

(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan
tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. (Aip

Syaifuddin, 1992 : 90).

Dikatakan pula oleh Yusuf Adi Sasmita, (1991/1992 : 64) lompat jauh

adalah salah satu lompat dalam cabang olah raga atletik yang meliputi cara

melakukan awalan, tumpuan, melayang di udara dan cara melakukan pendaratan.

Lompat jauh memiliki beberapa gaya dan gerakan sikap tubuh di udara (waktu

melayang). Inilah yang biasa disebut gaya lompatan dalam lompat jauh. Gaya

lompat jauh yang dikenal adalah gaya jongkok, pada umumnya banyak dilakukan

oleh anak-anak sekolah karena dianggap gaya peling mudah untuk dipelajari. Cara

melakukannya, Aip Syaifuddin (1992 : 93) menjelaskan sebagai berikut : pada

waktu lepas dari tanah (papan tolakan), keadaan sikap badan di udara jongkok,

dengan jalan membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk, kedua tangan

kedepan. Pada waktu akan mendarat kedua kaki dengan bagian tumit lebih dahulu,

kedua tangan ke depan.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan bagi peneliti, guru Penjaskes SD tentang latihan loncat

katak dan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya

jongkok siswa putra kelas V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.

2. Sebagai langkah awal bagi pengembangan dan peningkatan proses latihan

untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh.


3. Memberikan bahan masukan, wawasan dan gambaran kepada pembaca

tentang perbedaan antara latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun

bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas V

SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2004/2005.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

Atletik mempunyai peranan penting terhadap cabang-cabang olahraga

karena gerakan-gerakannya merupakan gerakan dari seluruh gerakan olahraga.

Menurut Aip Syaifuddin (1992 : 2) atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu

“atlon” yang mempunyai arti pertandingan, perlombaan, pergulatan atau

perjuangan. Orang yang melakukan dinamakan “athleta” (atlit) dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan

atau diperlombakan yang terdiri atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar.

Dalam cabang olehraga atletik ada empat nomor lompat, yaitu nomor

lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Lompat jauh

merupakan salah satu unsur nomor atletik yang wajib diajarkan pada siswa SD.

2.1.1. Lompat Jauh

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan yang merupakan rangkaian

urutan gerakan yang dilakukan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya yang

merupakan hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan, dengan

daya vertikal yang dihasilkan oleh daya ledak. Menurut Aip Syaifuddin (1992 :

90) lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas

ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara

(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan

tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Menurut Yusuf
Adi Sasmita (1992 : 65) berpendapat bahwa keempat unsur gerakan yaitu awalan,

tolakan, melayang dan mendarat, merupakan suatu kesatuan yaitu urutan gerakan

lompatan yang tidak terputus.

Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan

satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tumpuan lompat jauh

adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak

pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai

batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Dalam

lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang umum dipergunakan oleh para

pelompat, yaitu gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hand style) dan gaya

jalan di udara (walking in the air). Perbedaan antara gaya lompatan yang satu

dengan yang lainnya, ditandai oleh keadaan sikap badan pada waktu melayang di

udara (Aip Syaifuddin, 1992 : 93). Jadi mengenai awalan, tumpuan, melayang dan

mendarat, bahwa ketiga gaya tersebut prinsipnya sama. Salah satu gaya yang

digunakan dalam penelitian ini adalah gaya jongkok. Disebut gaya jongkok karena

gerak dan sikap badan sewaktu di udara menyerupai orang jongkok. (Tamsir

Riyadi, 1985 : 98). Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) bahwa lompat jauh

adalah lompat untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya yang mempunyai 4 unsur

gerakan yaitu awalan, tolakan, sikap badan ketika di udara, sikap badan saat jatuh

atau mendarat.
2.1.2. Tehnik Lompat Jauh

2.1.2.1. Awalan

Awalan adalah gerakan-gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk

mendpatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan/lompatan, jarak

awalan yang bisa dan umum digunakan oleh para pelompat (atlet) dalam

perlombaan lompat jauh adalah : 1) untuk putra 40 - 50 m ; 2) untuk putri 30 - 45

m. Akan tetapi didalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terutama di SD

hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak SD. Misalnya 15 – 20 m atau

antara 15 – 25 m (Aip Syaifuddin, 1992 : 90). Awalan harus dilakukan dengan

secepat-cepatnya dan jangan merubah langkah saat melakukan tolakan. Untuk

awalan pada lompat jauh, jaraknya berbeda-beda tergantung dari kemampuan

masing-masing.

Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) awalan harus dilakukan dengan

secepat-cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat akan melompat. Jarak

awalan biasanya 30 – 50 m, sedangkan untuk pemula jarak awalan lebih pendek

dari ancer-ancer tersebut.

2.1.2.2. Tumpuan / Tolakan

Tumpuan atau tolakan adalah gerakan pada apapun tolakan dengan kaki

yang terkuat yaitu meneruskan ke kecepatan horisontal ke kekuatan vertikal

secara cepat seperti yang dikatakan oleh Aip Syaifuddin (1992 : 91) bahwa

tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horisontal ke

gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dapat dilakukan dengan

baik dengan kaki kiri ataupun kaki kanan, tergantung kaki mana yang lebih
dominan. Setelah kaki depan menumpu secara tepat pada balok tolakan segera

diikuti kaki yang lain ke arah depan atas dengan dibantu oleh ayunan lengan

searah dengan tolakan. Mengenai tolakan, Soedarminto dan Soeparman (1993 :

360) mengemukakan sebagai berikut : untuk membantu tolakan keatas, lengan

harus diayun keatas dan kaki yang melangkah diayunkan setinggi mungkin

(prinsipnya adalah bahwa momentum dari bagian dipindahkan kepada

keseluruhan) oleh karena itu kaki tumpu harus sedikit ditekuk. Lebih jelasnya

lihat gambar 1 :

Gambar 1
Tumpuan / Tolakan
(Sumber : Soegito dkk, 1994 : 62)

2.1.2.3. Melayang di udara

Menurut Aip Syaifuddin (1992 : 92 -93) sikap gerakan badan di udara

sangat erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan, karena

pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si pelompat akan

dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi. Untuk itu, kecepatan lari

awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus dilakukan oleh si pelompat untuk

mengetahui daya tarik bumi tersebut. Dengan demikian jelas bahwa pada nomor

lompat (khususnya lompat jauh), bahwa kecepatan dan kekuatan tolakan sangat
besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi dengan mengadakan suatu

perbaikan bentuk dan cara-cara melompat maka akan dapat memperbaiki hasil

lompatan. Dalam hal yang sama Yusuf Adi Sasmita (1992 : 68) berpendapat

bahwa pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan sikap tubuh

untuk menjaga keseimbangan dan untuk memungkinkan pendaratan lebih

sempurna. Kalaupun mengadakan gerak yang lain harus dijaga agar gerak selama

melayang itu tidak menimbulkan perlambatan. Pada lompat jauh, waktu melayang

di udara berprinsip pada tiga hal sebagai berikut : 1) bergerak kedepan semakin

cepat semakin baik ; 2) menolak secara tepat dan kuat ; 3) adapun gerakan yang

dilakukan selama melayang tidak akan menambah kecepatan gerak selama

melayang dan hanya berperan untuk menjaga keseimbangan saja.

Menurut Engkos Kosasih (1985 : 67) sikap badan di udara adalah badan

harus diusahakan melayang selama mungkin di udara serta dalam keadaan

seimbang dan yang paling penting pada saat melayang ini adalah melawan rotasi

putaran yang timbul akibat dari tolakan. Selain itu juga untuk mendapatkan posisi

mendarat yang paling ekonomis dan efisien. Menurut Bernhard (1993 : 83) fase

melayang berhubungan langsung dengan perpindahan, karena itu latihan gerakan

akhirnya akan terjadi dari lompatan dengan ancang-ancang yang tidak terlalu

panjang.

Tujuan utama pada saat melayang adalah persiapan pendaratan dengan

cara yang baik dengan tetap menjaga keseimbangan badan. Lebih jelasnya lihat

gambar 2 :
Gambar 2
Melayang Di udara
(Soegito dkk, 1994 : 174)

2.1.2.4. Sikap Mendarat

Melakukan pendaratan adalah bagian akhir dari lompat jauh. Keberhasilan

dalam lompat jauh terletak pada pendaratan. Pada pendaratan yang mulus akan

berpengaruh terhadap jarak, keselamatan dan keindahan. Pada saat mendarat titik

berat badan harus dibawa ke muka dengan jalan membungkukkan badan hingga

lutut hampir merapat, dibantu pula dengan juluran tangan ke muka. Pada waktu

mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga memungkinkan suatu momentum

membawa badan ke depan, di atas kaki. Mendarat merupakan suatu gerakan

terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Sedangkan menurut Aip Syaifuddin

(1992 : 95) sikap mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat gaya jongkok,

gaya menggantung, maupun jalan di udara adalah sama yaitu pada waktu akan

mendarat kedua kaki di bawah ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke

atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan, kemudian mendarat

pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan

(ditekuk), berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala
ditundukkan, kedua tangan ke depan. Untuk lebih jelasnya gambar di bawah ini

menunjukkan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok dari take off sampai

sikap mendarat.

Gambar 3
Serangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Sumber : Tamsir Riyadi, 1985 : 97)

2.1.3. Faktor Kondisi Fisik Yang Mempengaruhi Kemampuan Lompat Jauh

Dalam usaha meningkatkan kondisi fisik, maka sebelum latihan kita harus

memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang ada. Artinya bahwa

setiap cabang olahraga memerlukan keadaan kondisi fisik yang berbeda

tergantung pada komponen mana pada cabang tersebut.

Menurut Aip Syaifuddin dan Muhadi (1992/1993 : 90) dalam cabang oleh

raga nomor lompat jauh ini, akan dibahas komponen kondisi fisik yang

mempengaruhi kemampuan lompat jauh yaitu kekuatan, daya ledak, kecepatan,

ketepatan, kelenturan dan koordinasi gerakan.

Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas kondisi fisik tentang :

1. Kecepatan (speed)

Menurut M. Sajoto (1988 : 17) kecepatan adalah kemampuan seseorang

untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam


waktu sesingkat-singkatnya. Awalan dalam lompat jauh sangat membutuhkan

kecepatan atau speed untuk menghasilkan lompatan yang maximal.

2. Kekuatan (strength)

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuanya

dalam mepergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto,

1988 : 16).

3. Daya Ledak (muscular power)

Daya ledak adalah kemempuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan

maximum dalam waktu yang singkat dam kontraksi yang cepat. Menurut M.

Sajoto (1988 : 17) daya ledak diartikan kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maximum yang dikerahkan dalam waktu yang

sependek-pendeknya.

4. Ketepatan (accuracy)

Ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-

gerak bebas, terhadap suatu sasaran. Sasaran dapat berupa jarak atau mungkin

suatu obyek langsung yang harus dikenai (M. Sajoto, 1988 : 59).

5. Kelenturan (flexibility)

Menurut M. Sajoto (1988 : 58) kelenturan adalah keefektifan seseorang

dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktifitas tubuh dengan

penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar

persendian.
6. Koordinasi (coordination)

Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan

gerakan yang berbeda kedalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif (M.

Sajoto, 1988 : 59).

2.1.4. Latihan Lompat

2.1.4.1. Latihan adalah suatu proses penyesuaian tubuh terhadap tuntutan kerja

yang lebih berat dalam mempersiapkan diri menghadapai situasi pertandingan dan

meningkatkan ketrampilan, skill atlet untuk nomor-nomor tertentu atau cabang

olahraga tertentu (Sunarya Basuki, 1979 : 13). Plaiometrik adalah metode yang

terbaik untuk meningkatkan power maximal pada otot tertentu. Cara yang paling

baik untuk meningkatkan power maximal pada otot tersebut dengan meregangkan

(memanjangkan) otot tersebut secara eksplosif (meledak-ledak). Untuk melatih

otot tungkai dimulai dengan gerakan tungkai kearah yang berlawanan (jongkok)

yang disebut sebagai fase preregang (pre stretching phase), kemudian melompat

dengan kekuatan tenaga ke atas. Setelah mendarat, tanpa adanya masa berhenti,

kemudian secepatnya melompat lagi sekuat tenaga ke atas, sehingga seakan-akan

mendarat pada bara api (KONI, 2000 : 27).

2.1.4.2. Prinsip-prinsip latihan

a. Prinsip Overload

Prinsip latihan yang paling dasar adalah prinsip overload, oleh karena

tanpa penerapan prinsip ini dalam latihan, tidak mungkin prestasi atlit akan

meningkat. Penerapan sistem overload ini M. Sajoto (1988 : 30) mengatakan

bahwa kelompok otot akan berkembang kekuatannya secara efektif dan akan
merangsang penyesuaian fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatkan

kekuatan otot. Dengan prinsip overload ini akan menjamin agar sistem didalam

tubuh yang menjalankan latihan, mendapat tekanan-tekanan beban yang besarnya

makin meningkat, serta diberikan secara bertahap, maka komponen kekuatan tidak

akan dapat mencapai tahap potensi sesuai fungsi kekuatan secara maksimal.

b. Prinsip Peningkatan Beban Terus Menerus atau Progresif

Otot yang menerima beban latihan lebih atau overload kekuatannya akan

bertambah, maka program latihan berikutnya bila tidak ada penambahan beban,

tidak lagi dapat menambah kekuatan. Penambahan beban ini dilakukan sedikit

demi sedikit dan pada saat suatu set dan dalam jumlah repetisi tertentu, otot belum

merasakan lelah. Prinsip penambahan beban demikian dinamakan prinsip

penambahan beban secara progresif (M. Sajoto, 1988 : 115).

c. Prinsip Urutan Pengaturan Suatu Latihan

Latihan berbeban hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga kelompok

otot besar mendapatkan giliran lebih dahulu sebelum latihan otot kecil. Hal ini

perlu agar kelompok otot kecil tidak mengalami kelelahan terlebih dahulu,

sebelum kelompok otot mendapat giliran latihan. Pengaturan latihan hendaknya

diprogramkan.

d. Prinsip Kekhususan Program Latihan

Menurut O’Shea dalam bukunya M. Sajoto (1988 : 42) menyatakan bahwa

semua program latihan harus berdasarkan “SAID” yaitu Specific Adaptation To

Imposed Demands. Prinsip tersebut menyatakan bahwa latihan hendaknya bersifat


khusus, sesuai dengan sasaran yang akan dicapai. Bila akan meningkatkan

kekuatan, maka program latihan harus memenuhi syarat untuk tujuan itu.

e. Prinsip Kontinuitas (terus menerus sepanjang tahun)

Prinsip kontinuitas sangat penting bagi seorang atlet, mengingat sifat

adaptasi terhadap beban latihan diterima bersifat labil dan sementara, maka untuk

mencapai mutu prestasi maksimal, perlu adanya beban latihan sepanjang tahun

terus menerus secara teratur, terarah dan kontinyu.

f. Prinsip Individual (Perorangan)

Prinsip atlet sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga pasti berbeda-

beda dari segi fisik, mental, watak dan tingkat kemampuannya. Perbedaan-

perbedaan itu perlu diperhatikan oleh pelatih agar dalam pemberian porsi latihan,

metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individu.

Faktor-faktor individu yang perlu diperhatikan adalah : 1) jenis kelamin,

kesehatan, umur, proporsi tubuh ; 2) kemampuan fisik, tehnik, taktik, mental ; 3)

kemampuan kematangan juara ; 4) watak dan kepribadian istimewa ; 5) ciri-ciri

kas individual maupun mental. Prnsip individual merupakan merupakan prinsip

yang membedakan secara mencolok antara melatih dan mengajar demi

tercapainya mutu prestasi olahraga secara optimal.

g. Prinsip Nutrisium (gizi dan makanan)

Gizi dan makanan sangat dibutuhkan oleh atlet sebagai penunjang

terpenuhinya tenaga yang dibutuhkan atlet baik didalam latihan maupun dalam

pertandingan atau perlombaan.


Selain ketujuh prinsip yang cukup mendasar untuk program latihan

menurut Tohar (2004 : 54) program latihan dapat diatur dan dikontrol dengan cara

memvariasikan diri beban latihan seperti volume, intensitas, recovery, frekuensi

dan irama dalam suatu unit program latihan harian.

Volume menurut Depdikbud (1997 : 31) ialah kwantitas beban latihan

yang biasa dinyatakan dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis latihan,

total waktu latihan, berat badan yang diangkat, jumlah set dalam latihan interval

dan sirkuit sebagai ukuran rangsangan motorik dalam satu unit latihan.

Intensitas menurut Tohar (2004 : 55) adalah takaran yang menunjukkan

keadaan atau singkat, pengeluaran energi, alat dalam aktifitas jasmani baik dalam

latihan maupun pertandingan seperti tingkatan kecepatan lari, jarak lemparan,

tinggi lompatan dan lain-lain. Intensitas adalah kualitas beban latihan.

Recovery menurut Tohar (2004 : 55) adalah waktu yang digunakan untuk

pemulihan tenaga kembali antara satu elemen materi latihan dengan elemen

berikutnya.

Frekuensi adalah ulangan gerak beberapa kali atlet harus melakukan

gerakan setiap giliran. Frekuensi dapat juga diartikan berapa kali latihan per hari

atau berapa hari latihan per minggu (Tohar, 2004 : 55).

Irama menurut Tohar (2004 : 55) adalah tempo yang berhubungan tinggi

rendahnya intensitas atau berat ringannya beban latihan dalam satu unit latihan

harian.
2.1.5. Latihan Loncat

2.1.5.1. Latihan Loncat Katak

Loncat katak yaitu lompat dengan kedua kedua kaki bersama-sama seperti

katak (Poerwodarminto, 1984 : 606).

Menurut Aip Syaifuddin (1992 : 101) untuk latihan gerakan lompat dapat

dilakukan dengan menirukan gerakan melompat berbagai binatang seperti katak,

kanguru, kelinci. Loncat katak (frog leaps) merupakan salah satu bentuk latihan

pliometrik untuk power tungkai (KONI, 2000 : 28). Dalam penelitian ini peneliti

mengambil latihan loncat katak untuk melatih kekuatan tungkai. Loncat katak

dapat dilakukan dengan mempersiapkan kedua kaki bersama-sama. Adapun

uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Sikap awal

Sikap awal dapat dilakukan dengan berdiri rileks, kemudian jongkok

dengan dua kaki, lutut ditekuk dan kedua tangan kedepan lutut untuk

keseimbangan pada saat meloncat.

2. Gerakan

Dari sikap awal, yaitu jongkok kemudian kedua kaki meloncat kedepan

secara bersama-sama, laiknya katak yang sedang meloncat. Gerakan meloncat ke

depan dilakukan secara berulang-ulang (repetisi) sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pendaratan

Dari sikap meloncat ke depan saat pendaratan dilakukan dengan kedua

kaki secara bersama-sama dengan posisi jongkok, agar pada saat meloncat dan

mendarat tidak terjatuh maka perlu menggunakan tangan sebagai keseimbangan.


4. Beban dalam latihan

Beban dalam latihan loncat katak ini penambahan beban secara meningkat

sesuai dengan program latihan. Pelaksanaannya memperhatikan repetisi, set dan

interval diantara set. Irama gerakan loncatan adalah 1 detik. Untuk lebih jelasnya

lihat gambar di bawah ini !

Gambar 4
Gerakan Menirukan Katak Melompat
(Depdikbud 1995/1996 : 35)

2.1.5.2. Latihan Loncat Naik Turun Bangku

Loncat naik turun bangku dilaksanakan dengan tujuan untuk menguatkan

otot tungkai pada kaki sehingga bila dipergunakan untuk melompat daya ledak

otot akan semakin kuat dan dapat berpengaruh terhadap hasil lompatan.

Loncat naik turun bangku yaitu meloncat ke atas bangku dan loncatan

turun bangku dengan kedua tungkai bersma-sama (Donald A Chu, 1992 : 37).

Untuk pelajaran pengenalan gerakan dasar melompat pada siswa SD antara lain

melompati bangku (Aip Syaifuddin 1992 : 25).

Berdasarkan uraian di atas bahwa loncat naik turun bangku adalah

meloncat dengan kedua kaki serta memakai media bangku yang digunakan untuk

rintangan dalam naik dan turun. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :
1. Sikap awal

Berdiri dengan sikap rileks, kepala dan tubuh tegak, lengan lepas ke bawah

mengimbangi gerakan kaki, lutut sedikit ditekuk dan kaki hampir rapat.

2. Gerakan

Dari sikap awal kemudian melakukan gerakan meloncat ke atas bangku

dengan menggunakan tumpuan kedua kaki, kemudian mendarat diatas bangku

dengan dua bersama-sama.

3. Pendaratan

Setelah di atas bangku dilanjutkan meloncat ke belakang bawah dengan

kedua kaki sebagai tumpuan dan mendarat dilantai dengan kedua kaki jatuh

bersamaan serta mengeper.

4. Beban latihan

Beban dalam latihan naik turun bangku ini meliputi penambahan beban

secara meningkat sesuai dengan program latihan dan pelaksanaannya

memperhatikan repetisi, set dan interval diantara set. Irama gerak tiap lompatan

adalah satu detik. Untuk lebih jelasnya lihat gambar :

Gambar 5
Gerakan Loncat Naik Turun Bangku
(Sumber : Donald A. Chu, 1992 : 48)
2.1.6. Analisis Gerak

Kedua bentuk latihan tersebut, yaitu latihan loncat katak dan latihan loncat

naik turun bangku di atas perlu di analisis guna mendukung hipotesis yang

nantinya perlu diuji kebenarannya.

Dari gerakan loncat katak, maka otot-otot yang terlatih adalah sebagai

berikut :

1. Otot tungkai pada waktu menekuk fleksi dan pada saat menolak secara

serentak atau meluruskan ekstensi. Bila kita analisis dari gerakan loncat

katak kita melihat adanya kerja otot dua tungkai dalam satu set.

2. Latihan naik turun bangku tumpuan dua kaki, lompatannya banyak ke arah

vertikal sehingga akan menghasilkan ketinggian yang lebih maksimal.

Dengan latihan diharapkan pelompat setelah bertumpu akan menghasilkan

lompatan yang maksimal sehingga diarahkan menghasilkan lompatan yang

jauh.

2.2. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi

Arikunto, 1998 : 67).

Suatu hipotesis akan diterima kalau bahan-bahan penyelidikan

membenarkan pernyataan itu dan ditolak bilamana kenyataan menolaknya.

Berdasarkan landasan teori dan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut : Ada perbedaan pengaruh antara latihan loncat katak dan latihan loncat
naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa

putra kelas V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2004/2005.


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sering disebut method research. Methodologi research

terdiri dari kata “method” dan “research”. Methodologi artinya ilmu yang

mempelajari jalan atau cara (met : jalan ke ....., logos : ilmu). Research diartikan

sesuai dengan tujuan ialah menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran

suatu pengetahuan. Penggunaan metodologi penelitian dalam suatu penelitian

harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian, serta dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Menurut Sutrisno Hadi (1973 : 4)

“methodologi research” sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-

garis yang sangat cermat dan mengajukan syarat-syarat yang sangat keras,

maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dipcapai dari suatu

research dapat mempunyai harga ilmiah yang tinggi.

Dengan demikian yang dimaksud dengan metode penelitian adalah suatu

cara untuk melakukan penelitian atau penyelidikan ilmiah. Adapun metode

pengajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan pole M – S (methed by subject). Adapun aspek-aspek yang diperlukan

dalam penelitian ini adalah :

3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek peneliti (Suharsimi Arikunto, 1998 :

115). Menurut Sutrisno Hadi (2001 : 220) populasi adalah sejumlah penduduk

atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

seluruh individu yang akan dijadikan subjek penelitian dan dari seluruh individu

tersebut paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas V

SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2004/2005 yang berjumlah 24 siswa. Keseluruhan populasi dalam penelitian ini

memiliki beberapa kesamaan antara lain :

1. Sama-sama sedang sekolah di SD Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran

Kabupaten Semarang.

2. Berjenis kelamin sama yaitu laki-laki.

3. Usia mereka relatif sama antara 10-12 tahun.

Berdasarkan uraian di atas maka yang dijadikan populasi dalam penelitian

ini telah memenuhi syarat sebagai populasi.

3.2. Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 117) sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 120)

bahwa untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi siswa putra kelas V SD Negeri

Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2004/2005 sebanyak 24 siswa dari total sampling sehingga penelitian ini disebut

penelitian populasi.
Setelah pengambilan sampel dilakukan tes awal yaitu tes lompat jauh. Dari

hasil tes lompat jauh tersebut dilakukan matching dengan cara hasil dari tes awal

tersebut dirangking dari yang terjauh sampai yang terdekat, kemudian

dipasangkan dengan rumus A-B-B-A. Dari hasil pasangan tersebut terbagi

menjadi 2 kelompok. Untuk menentukan kelompok eksperimen 2 dilakukan

dengan cara diundi yaitu setiap anak mengambil undian satu. Di dalam undian

tersebut tercantum kelompok 1 atau kelompok 2 sehingga nantinya akan terbagi 2

kelompok yang sama rata. Kelompok eksperimen 1 melakukan loncat naik turun

bangku dan kelompok eksperimen 2 melakukan loncat katak.

3.3. Variabel

Variabel adalah objek peneliti yang bervariasi (Suharsimi Arikunto, 1998 :

99). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

3.1.1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau yang

mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan loncat katak

dan latihan loncat naik turun bangku.

3.1.2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat.

Variabl terikat dalam penelitian ini hasil lompat jauh.


3.4. Metode dan Rancangan Penelitian

Metode pengumpulan data dalam suatu penelitian adalah sangat penting,

karena berhubungan dengan data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang

sesuai dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Semakin

kurangnya pengalaman pengumpulan data, semakin mudah dipengaruhi oleh

keinginan pribadinya, semakin condong (bias) data yang terkumpul (Suharsimi

Arikunto, 1998 : 226).

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat

(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti

dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.

Bahwa untuk menyelidiki hubungan sebab akibat yang akan diteliti dalam

penelitian ini adlaah pengaruh latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun

bangku terhadap kemampuan hasil lompatan.

Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan matched by subject

design yang sering dikenal dengan pola M – S. Matching dilakukan terhadap

subjek demi subjek karena hakekat subjek matching adalah sedemikian rupa

sehingga pemisahan pasangan-pasangan subjek (pair of subject) masing-masing

ke kelompok eksperimen secara otomatis akan menyeimbangkan kedua kelompk

itu. Adapun pairing of subject yang setingkat atau seimbang dijalankan atas dasar

pengukuran pre-eksperimental atau atas dasar penyelidikan-penyelidikan

pendahuluan lainnya (Sutrisno Hadi, 1973 : 453). Adanya kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2 tersebut sangat penting guna mendapatkan

kesimpulan dari penelitian secara benar, harus membandingkan sedikitnya dua


kelompok dalam segi-segi yang dieksperimenkan. Kelompok eksperimen I dan

kelompok eksperimen 2 secara otomatis akan menyeimbangkan kedua

kelompok itu.

Rancangan penelitian dapat digambarkan pada tabel I berikut ini :

Tabel 1 : Rancangan Penelitian

Kelompok Pre-test Treatmen Post-test

Eksperimen Lompat jauh gaya Loncat naik turun Lompat jauh gaya
1 jongkok bangku jongkok

Eksperimen Lompat jauh gaya Loncat katak Lompat jauh gaya


2 jongkok jongkok

Pembagian kelompok tersebut diperoleh dari data test awal dan tes akhir.

3.5. Intrumen Penelitian

1. Instrumen Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 137) instrumen adalah alat pada

waktu peneliti menggunakan suatu metode. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah test lompat jauh. Tujuan test ini adalah untuk mengukur

kemampuan lompatan siswa setelah diberikan latihan loncat katak dan latihan

loncat naik turun bangku.

2. Program Latihan

Program latihan adalah jumlah pertemuan yang dilaksanakan selama

penelitian berlangsung. Program latihan ini berlangsung 16 kali pertemuan

perlakuan (treatmen) ditambah dua pertemuan untuk test awal dan test akhir.

Menurut pendapat M. Sajoto (1988 : 48) program latihan yang dilakukan empat
kali seminggu selama enam minggu cukup efektif, namun rupanya pelatih

melaksanakan latihan 3 kali seminggu agar tidak menjadi kelelahan dengan lama

latihan enam minggu atau lebih. Didalam memberikan latihan harus

memperhatikan tentang prinsip-prinsip latihan yang meliputi pemanasan, latihan

inti dan penenangan. Uraian bisa dilihat pada lampiran 12 halaman 58.

3.6. Tehnik Pengambilan Data

Tehnik pengambilan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran.

Nurhasan (2001 : 2 – 5) menjelaskan tes adalah alat ukur yang dapat digunakan

untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa. Sedangkan

pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu obyek

tertentu dan dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Ciri khas dari

hasil pengukuran yakni dinyatakan dalam skor kwantatif yang dapat diolah secara

statistik. Melalui pengukuran kita akan memperoleh informasi yang obyektif

sehingga kita dapat menentukan kemampuan atau prestasi seseorang pada saat

tertentu.

Tes dan pengukuran dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan

data tentang hasil lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan dua kali yaitu pre

test dan post test. Hasil tes dicatat dalam satuan centimeter.

Adapun bentuk data adalah angka hasil dan jauhnya lompatan pada hasil

lompat jauh dalam centimeter.

3.6.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 6 minggu, mulai tanggal 10 Januari 2005

sampai 14 Maret 2005. Penelitian ini diawali dengan tes awal, hari berikutnya
dilakukan latihan kemudian diakhiri dengan tes akhir. Pelaksanaan penelitian

dilakukan 3 x seminggu pada hari Senin, Rabu dan Jum’at. Dilaksanakan pada

sore hari pukul 15.00 – selesai.

3.6.2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di halaman SD Kalirejo 01 Kecamatan

Ungaran Kabupaten Semarang.

3.6.3. Obyek Penelitian

Siswa putra SD Kalirejo 01 Ungaran yang berjumlah 24 siswa.

3.6.4. Alat Penelitian

Alat yang digunakan untuk penelitian adalah 1). Bangku dengan

ketinggian 36 cm, 2). Rool meter, 3). Cangkul, 4). Bendera, 5). Bak pasir.

3.6.5. Tenaga Pembantu

Untuk memperlancar jalannya penelitian, peneliti dibantu beberapa guru

Penjas SD Kecamatan Ungaran dan rekan-rekan mahasiswa yang bertugas

mempersiapkan sarana prasarana latihan dan sebagai pembantu dalam

pelaksanaan tes awal dan tes akhir. Daftar petugas bisa dilihat dalam lampiran 5.

3.6.6. Pelaksanaan Penelitian

Secara keseluruhan, penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu yang

dimulai sejak tanggal 10 Januari 2005 sampai dengan tanggal 14 Maret 2005 yang

terbagi dalam tiga kegiatan diantaranya tes awal, perlakuan atau pelaksanaan, dan

tes akhir.

1. Pre test atau tes awal


Tes awal dilaksanakan di halaman SD Kalirejo 01. Tes yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah lompat jauh yang disesuaikan dengan buku peraturan

perlombaan atletik dari PASI. Sebelum tes awal dimulai, anak dicoba diberi

penjelasan mengenai pelaksanaan tes lompat jauh. Sesudah diberi penjelasan baru

dilaksanakan tes awal. Tes awal dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Januari

2005 pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai di halaman SD Kalirejo 01

Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

2. Perlakuan

Kegiatn dalam penelitian ini dilakukan selama 6 minggu, setiap minggu ke

3 kali pertemuan, mulai dari tanggal 7 Februari 2005 sampai 12 Maret 2005.

Dengan demikian penelitian ini dilaksanakan selama 16 kali pertemuan.

Sedangkan setiap pertemuan dilaksanakan selama 90 menit, dengan pengaturan

waktu yaitu 15 menit untuk pemanasan, 60 menit latihan inti dan 15 menit untuk

penenangan.

Waktu kegiatan latihan dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan Jum’at

dimulai pukul 15.00 – selesai WIB. Materi latihan pada kelompok eksperimen 1

adalah latihan loncat naik turun bangku dan untuk eksperimen 2 adalah latihan

loncat katak. Untuk penyajian materi disesuaikan dengan alokasi waktu yang

tersedia. Sedangkan pengaturan waktu latihan adalah sebagai berikut :

a. Pemanasan

Pemanasan diberikan pada siswa secukupnya dengan tujuan untuk

persiapan fisik siswa sebelum melakukan latihan inti. Latihan ini sangat penting
untuk mengadakan perubahan dalam fungsi oragan tubuh guna menghadapi

kegiatan fisik yang lwbih berat (Tohar, 2004 : 4).

Latihan yang merupakan kegiatan pemanasan dalam penelitian ini meliputi

keliling lapangan, senam kelenturan dan senam khusus yang bertujuan untuk

menyiapkan siswa pada materi latihan yang akan dilakukan.

b. Latihan inti

Bagian inti dilaksanakan sesuai dengan program latihan. Materi diberikan

sesuai dengan jadwal latihan. Jadwal latihan lihat lampiran 11 setelah semua

melakukan latihan sesuai dengan kelompoknya masing-masing kemudian latihan

lompat jauh gaya jongkok.

c. Penenangan

Penenangan dilaksanakan selama 15 menit dan hal ini bertujuan untuk

pemulihan kembali kondisi badan sesudah menerima materi latihan, dengan

demikian keadaan tubuh akan pulih secara sempurna seperti semula. Adapun

gerakan yang digunakan untuk penenangan bisa melakukan gerakan-gerakan

stretching kembali. Selanjutnya bisa diberi penjelasan atau koreksi secara

keseluruhan selama jalannya latihan, kesan dan pesan untuk membangkitkan

motivasi latihan, berdoa dan dibubarkan.

3. Post test atau Tes akhir

Setelah program latihan dilaksanakan selama 16 kali pertemuan, pada

tanggal 14 Maret 2005 dilaksanakan tes akhir yang pelaksanaannya sama dengan

tes awal. Adapun tujuan dilaksanakannya tes akhir adalah untuk mengetahui hail
yang dicapai oleh siswa baik dan kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2 setelah mengikuti program latihan.

3.7. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan analisis statistik dengan alasan bahwa data

yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa angka-

angka karena dalam penelitian ini merupakan nilai suatu tes dari data kelompok

eksperimen yang sudah dimatchkan pada masing-masing individunya maka untuk

pengetesan signifikan menggunakan t-test dengan rumus pendek (short methode)

sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1973 : 453). Untuk analisa data diperlukan

suatu rumus t-test sebagai berikut :

MD
t =
∑d2
N (N − 1)

3.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Dalam pelaksanaan latihan loncat katak dan latihan naik turun bangku

ditemukan beberapa hal yang berpengaruh terhadap hasil penelitian, antara lain :

3.8.1. Faktor Semangat

Faktor semangat atau kesungguhan hati dalam melaksanakan latihan dapat

mempengaruhi terhadap hasil loncatan yang diperoleh oleh masing-masing anak.

Dengan demikian perlu diberikan motivasi agar anak mau melaksanakan latihan

dengan sungguh-sungguh.

3.8.2. Faktor Tempat dan Cuaca


Latihan dilakukan sore hari, turunnya hujan dapat mengganggu jalannya

latihan karena tempat penelitian berada di halaman terbuka sehingga biasanya

diganti dengan hari lain sehingga tidak mengurangi jadwal latihan.

3.8.3. Faktor Lingkungan

Pelaksanaan latihan sangat dipengaruhi oleh lingkungan, karena letak atau

tempat penelitian dilaksanakan di tepi jalan raya sehingga dalam pelaksanaan tes

maupun latihan, konsentrasi anak banyak dipengaruhi oleh keramaian atau

kebisingan lalu lintas. Kadang dijumpai perhatian anak bukan pada pelaksanan

latihan tetapi anak justru memperhatikan keramaian yang ada di sekitarnya. Hal

ini sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil latihan. Oleh sebab itu anak

diharuskan untuk selalu berkonsentrasi dan memperhatikan pada pelaksanaan

latihan.

3.8.4. Faktor Kehadiran

Tempat peneliti dan rumah anak hanya berlingkup satu warga, maka anak

dengan rajin mengkuti latihan walaupun demikian peneliti tetap menyiapkan

daftar hadir.

3.8.5. Faktor Kondisi Sampel

Kondisi masing-masing sampel berbeda, baik mengenai kondisi keluarga,

lingkungan maupun kesehatannya. Untuk itu selalu diberikan penjelasan agar

sampel selalu menjaga kondisinya dengan baik.

3.8.6. Faktor Alat

Dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa bangku yang dapat

menentukan keberhasilan latihan. Kondisi alat yang kurang baik atau kurang layak
akan mempengaruhi jalannya latihan. Oleh sebab itu alat sewaktu dan setelah

melakukan latihan selalu dilakukan pemeriksaan danbila terjadi kerusakan maka

segera diadakan perbaikan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Untuk mencari perbedaan hasil latihan dari kelompok eksperimen I dan

kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada analisis hasil analisa t-test seperti

tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2

Kelompok Mean t-hitung t-tabel Keterangan


Eksperimen 1 321,417
2,457 2,201 Signifikan
Eksperimen 2 310,167

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t-hitung 2,457 kemudian hasil t-

tabel dengan db II dan taraf signifikan 5% diperoleh dari 2,201. Dengan demikian

berarti t-hitung lebih besar daripada t-tabel yaitu 2,458>2,201, maka hipotesis

dalam penelitian ini manyatakan ada perbedaan pengaruh antara latihan lompat

katak dan latihan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan lompat jauh pada

siswa putra kelas V SD Negeri01 Kalirejo Kecamtan Ungaran dapat diterima.

Kemudian untuk mengetahui nama yang lebih berpengaruh antara latihan

loncat katak dan latihan loncat naik turun bangku terhadap kemampuan lompat

jauh, dilakukan uji perbandingan mean. Diketahui mean kelompok eksperimen 1

= 321,417 dan mean kelompok eksperimen 2 = 310,167, berarti mean kelompok

eksperimen 1 lebih besar dari mean kelompok eksperimen 2 yaitu 321,417 >
310,167. Berarti latihan loncat naik turun bangku berpengaruh lebih baik daripada

loncat katak dalam meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada

siswa putra kelas V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Tahun Pelajaran

2004/2005.

4.2. Pembahasan

Latihan merupakan inti dari keseluruhan aktivitas olahraga, untuk itu perlu

dipilih macam-macam bentuk berlatih yang mempunyai pengaruh lebih baik.

Dalam upaya peningkatan hasil lompat jauh dapat dilakukan latihan loncat katak

dan latihan loncat naik turun bangku. Dari hasil penelitian dapat diketahui adanya

pengaruh antara latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun bangku terhadap

kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas V SD Negeri Kalirejo 01

Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.

Dilihat dari analisis gerakan, kedua bentuk latihan tersebut diatas adalah

sama, yaitu adanya kontraksi pada otot, dimana akan terjadi perubahan panjang

otot dan gerak pada persendian atau beberapa sendi. Disamping itu juga adanya

irama gerakan yaitu melambung ke atas. Pada kedua latihan tersebut terjadi

pendekatan otot dan pemanjangan otot. Dengan demikian kedua latihan tersebut

diatas dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh.

Berdasarkan uraian di atas ternyata latihan loncat naik turun bangku lebih

berpengaruh daripada latihan loncat katak. Hal ini dikarenakan latihan loncat naik

turun bangku memiliki beban yang lebih berat dibandingkan dengan latihan loncat

katak. Hal itu bisa terjadi karena pada latihan loncat katak siswa hanya meloncat-

loncat seperti katak ke depan dengan tumpuan pada kedua kaki secara bersamaan.
Sebaliknya pada latihan loncat naik turun bangku siswa meloncat naik dan turun

bangku dengan menggunakan tumpuan dua kaki yang dilakukan bersamaan

sehingga peningkatan daya otot tungkai lebih besar terjadi pada siswa yang loncat

naik turun bangku dibandingkan dengan siswa yang melakukan loncat katak.

Pemberian latihan selama 16 kali pertemuan berdasarkan hasil penelitian

diatas berarti hipotesis penelitian ini dapat diterima dan terbukti kebenarannya.

Dengan demikian apa yang telah dilakukan dalam penelitian ini mulai dari

penelitian populasi, pengambilan sampel, variabel, pre test, program latihan dan

post test dan metodologi penelitian adalah benar dan terbukti.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

ada perbedaan pengaruh antara latihan loncat katak dan latihan loncat naik turun

bangku terhadap kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas V SD Negeri 01

Kalirejo Kecamatan Ungaran Tahun Pelajaran 2004/2005.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka disampaikan beberapa saran

sebagai usaha tindak lanjut sebagai berikut :

1. Bagi guru-guru Penjas di SD dalam membina atau melatih latihan

kemampuan lompat jauh dapat menggunakan bentuk latihan loncat naik

turun bangku.

2. Untuk peneliti yang berminat dapat meneliti ulang dan hasil penelitian bisa

digunakan sebagai pembanding.


DAFTAR PUSTAKA

Aip Syaifuddin, 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud

Aip Syaifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta : Depdikbud

Bernhard, G, 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit

dan Loncat Galah. Terjemahan dari String Training Voor. Djeugh.

Semarang : Dahoro Prize

Depdikbud, 1995/1996. Pedoman Mengajar Penjas di Sekolah Dasar

, 1997. Kondisi Fisik Anak-anak Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud

, 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta :

Dharma Bhakti

Depdiknas, 2000. Pedoman dan Modal Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi

Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta

Donal A. Chu, 1992. Playmetri

Engkos Kosasih, 1985. Olahraga Tehnik dan Program Latihan, Jakarta :

Akademika Pressindo

Harsono, 1988. Ilmu Coaching. Jakarta : KONI Pusat

KONI, 2000. Panduan Kepelatihan. Jakarta : KONI

M. Sajoto, 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta : Depdikbud

, 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam

Olahraga. Semarang : Dahara Prize


Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta :

Depdiknas

Poerwodarminto, 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud

Soedarminto dan Soeparman, 1993. Materi Pokok Kinesiologi. Jakarta.

Sugito, Bambang Wijanarko, Ismaryati, 1994. Pendidikan Atletik. Jakarta :

Depdikbud

Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta

Sunaryo Basuki, 1999. Atletik II. Jakarta : Depdikbud.

Sutrisno Hadi, 2000. Statistik II. Yogyakarta : Andi

Sutrisno Hadi, 1973. Metodologi Research. Yogyakarta : UGM

Tamsir Riyadi, 1985. Petunjuk Atletik. Yogyakarta : FPOK IKIP Yogyakarta

Tohar, 2004. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Semarang : FIK UNNES

Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf, Adang Suherman, 1999. Atletik. Jakarta : Depdikbud

Yusuf Adi Sasmita, 1001/1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta : Depdikbud


Lampiran 1

CABANG DINAS PENDIDKAN


KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
SD. NEGERI KALIREJO 01

SURAT IJIN PENELITIAN


Nomor :

I. Dasar : Surat Dekan Fakultas PKLO


Nomor :
II. Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah SD Negeri Kalirejo 01
Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang, memperhatikan hal tersebut di
atas, bahwa pada prinsipnya SD Negeri Kalirejo 01 menyatakan tidak
keberatan/mengijinkan atas pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan
oleh :
1. Nama : Sri Wulan Oktina Hartati
2. NIM : 6301903030
3. Pekerjaan : Guru Penjaskes
4. Alamat : Jl. Maospati Raya No. 19 Babadan
5. Maksud Tujuan Penelitian : Pengaruh yang siknifikan antara latihan
loncat katak dan loncat naik turun bangku
terhadap kemampuan lompat jauh siswa
putra kelas V SD Negeri Kalirejo 01
Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2004/2005.
6. Lokasi : SD. Negeri Kalirejo 01
III. Surat Ijin penelitian ini berlaku dari tanggal 10 Januari 2005 -14 Maret 2005.

Dikeluarkan di : Ungaran
Pada tanggal : 6 Januari 2005
Kepala Sekolah

Tembusan Yth : Djuwandi BA


1. Cabang Dinas Pendidikan Kec. Ungaran Kab. Smg. NIP. 130 351 711
2. Tertinggal

Lampiran 2

DAFTAR NAMA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI KALIREJO 01


TAHUN PELAJARAN 2004/2005 SEBAGAI SAMPEL

NO NAMA KELAS
1 Amin Anip Kristiani V
2 Rendra Bryan W V
3 Guntur Cahyono V
4 Wahid Prihandoko V
5 Dian Okto H V
6 Adi Winarso V
7 Irawan V
8 Aris Setyawan V
9 Anip Kurniawan V
10 Anang Septanto V
11 Bagus Bayu Kurniawan V
12 Dwi Aprilianto V
13 Danang Putra R V
14 Difa Aditya Pahlefi V
15 Fernanda Andika V
16 Fahrudi Utomo V
17 Galuh Alfi Wido S V
18 Hero Andika V
19 Nova Kurniawan V
20 Sigit Hanafi V
21 Ulfianto Eko H V
22 Yudhiyanto V
23 Yudha Wibisono V
24 Rakhan Nofidianto V

Lampiran 3

INSTRUMEN TES LOMPAT JAUH

Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes lompat jauh, sesuai

dengan petunjuk PASI. Tujuan tes lompat jauh ini untuk mengetahui hasil

lompatan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan saat pelaksanaan tes lompat jauh

adalah sebagai berikut :

a. Alat dan perlengkapan

1. Lapangan lompat jauh

2. Roll meter

3. Bendera kecil

4. Cangkul

5. Alat tulis

b. Petugas

Dalam penelitian ini dibantu oleh 2 orang yang sebelumnya telah

diberi penjelasan tentang jalannya penelitian baik dalam pelaksanaan tes

lompat jauh maupun latihan. Keenam orang tersebut bertugas sebagai

pemanggil, pengukur lompatan, pencatat hasil lompatan dan pengambil

gambar. Adapun petugasnya sebagai berikut :


1. Sutriswati ( Guru Penjaskes SD Sidomulyo 03 )

2. Jumiatun ( Guru Penjaskes SD Kalisidi 03 )

3. Moh Jaesun ( Guru Penjaskes SD Kalirejo 02 )

4. Kamsiyah ( Guru Penjaskes SD Leyangan )

5. Soenarto ( Guru Penjaskes SD Beji 01 )

6. Rina ( Guru Penjaskes SD Beji 02 )

c. Pelaksanaan tes

1. Siswa disiapkan terlebih dahulu pada halaman sekolah

2. Siswa dipanggil sesuai dengan nomor urut undian

3. Sesuai dengan nomor urut, siswqa melakukan lompat jauh

4. Tiap peserta diberi kesempatan 3 kali melompat secara bergiliran

5. Pengukuran dimulai dari bekas pendaratan yang terdekat dengan

tumpuan siswa

6. Hasil tiap lompatan diukur oleh petugas

7. Hasil akhir diambil dari lompatan terjauh


Lampiran 4

DAFTAR HASIL TEST AWAL LOMPAT JAUH


SISWA PUTRA SD NEGRI KALIREJO 01 KELAS V
TAHUN PELAJARAN 2004 / 2005

Nomor Lompat Dalam Cm


Nama Kelas Tertinggi Urutan
Urut Tes I II III dalam Cm Ke
1 1 Amin Anip Kristiani V 335 290 330 335 6
2 2 Rendra Bryan W V 245 275 270 275 17
3 3 Guntur Cahyono V 347 340 345 347 3
4 4 Wahid Prihandoko V 257 275 242 275 18
5 5 Dian Okto H V 321 346 340 346 4
6 6 Adi Winarso V 353 313 330 353 2
7 7 Irawan V 325 318 310 325 11
8 8 Aris Setyawan V 325 328 328 328 9
9 9 Anip Kurniawan V 328 310 335 335 5
10 10 Anang Septanto V 302 330 315 330 7
11 11 Bagus Bayu Kurniawan V 285 320 328 328 10
12 12 Dwi Aprilianto V 315 305 280 315 12
13 13 Danang Putra R V 240 255 285 285 15
14 14 Difa Aditya Pahlefi V 205 175 215 215 24
15 15 Fernanda Andika V 360 360 350 360 1
16 16 Fahrudi Utomo V 235 245 235 245 23
17 17 Galuh Aldi Wido S V 265 252 260 265 19
18 18 Hero Andika V 305 260 300 305 14
19 19 Nova Kurniawan V 250 235 250 250 22
20 20 Sigit Hanafi V 255 235 240 255 20
21 21 Ulfianto Eko H V 230 250 255 255 21
22 22 Yudhiyanto V 320 330 298 330 8
23 23 Yudha Wibisono V 285 275 265 285 16
24 24 Rakhan Nofidianto V 285 275 315 315 13

Lampiran 5

DAFTAR RANGKING HASIL TES LOMPAT JAUH


SISWA PUTRA SD NEGERI KALIREJO 01 KELAS V
TAHUN PELAJARAN 2004/2005

No. Hasil Lompatan


No. Test Nama
Urut dalam cm
1 360 15 Fernanda Andika
2 353 6 Adi Winarso
3 347 3 Guntur Cahyono
4 346 5 Dian Okto H
5 335 9 Anip Kurniawan
6 335 1 Amin Anip Kristiani
7 330 10 Anang Septanto
8 330 22 Yudhiyanto
9 328 8 Aris Setyawan
10 328 11 Bagus Bayu Kurniawan
11 325 7 Irawan
12 315 12 Dwi Aprilianto
13 315 24 Rakhan Nofidianto
14 305 18 Hero Andika
15 285 13 Danang Putra R
16 285 23 Yudha Wibisono
17 275 2 Rendra Bryan W
18 275 4 Wahid Prihandoko
19 265 17 Galuh Aldi Wido S
20 255 20 Sigit Hanafi
21 255 21 Ulfianto Eko H
22 250 19 Nova Kurniawan
23 245 16 Fahrudi Utomo
24 215 14 Difa Aditya Pahlefi

Lampiran 6

DAFTAR HASIL MATCHING YANG DIGUNAKAN


DALAM PEMBAGIAN KELOMPOK

Nomor Nama Hasil test Rumus MC Hasil


Urut Tes dalam Cm MC Pasang Matching
1 15 Fernanda Andika 360 A 15 6 360 353
2 6 Adi Winarso 353 B
3 3 Guntur Cahyono 347 B 5 3 346 347
4 5 Dian Okto H 346 A
5 9 Anip Kurniawan 335 A 9 1 335 335
6 1 Amin Anip Kristiani 335 B
7 10 Anang Septanto 330 B 22 10 330 330
8 22 Yudhiyanto 330 A
9 8 Aris Setyawan 328 A 8 11 328 328
10 11 Bagus Bayu Kurniawan 328 B
11 7 Irawan 325 B 12 7 315 305
12 12 Dwi Aprilianto 315 A
13 24 Rakhan Nofidianto 315 A 24 14 285 285
14 18 Hero Andika 305 B
15 13 Danang Putra R 285 B 23 13 275 275
16 23 Yudha Wibisono 285 A
17 2 Rendra Bryan W 275 A 2 4 255 265
18 4 Wahid Prihandoko 275 B
19 17 Galuh Aldi Wido S 265 B 20 17 255 265
20 20 Sigit Hanafi 255 A
21 21 Ulfianto Eko H 255 A 21 19 255 250
22 19 Nova Kurniawan 250 B
23 16 Fahrudi Utomo 245 B 14 16 215 245
24 14 Difa Aditya Pahlefi 215 A

Lampiran 7
DAFTAR NAMA KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN 2
DARI HASIL MATCHING

Kelompok Eksperimen 1 Kelompok Eksperimen 2


Nomor Hasil Nomor Hasil
Nama dalam Nama dalam
Urut Tes Urut Tes
cm cm
1 6 Adi Winarso 353 1 15 Fernanda Andika 360
2 3 Guntur Cahyono 347 2 5 Dian Okto H 346
3 1 Amin Anip Kristiani 335 3 9 Anip Kurniawan 335
4 10 Anang Septanto 330 4 22 Yudhiyanto 330
5 11 Bagus Bayu 328 5 8 Aris Setyawan 328
Kurniawan
6 7 Irawan 325 6 12 Dwi Aprilianto 315
7 14 Hero Andika 305 7 24 Rakhan 315
Nofidianto
8 13 Danang Putra R 285 8 23 Yudha Wibisono 285
9 4 Wahid Prihandoko 275 9 2 Rendra Bryan W 275
10 17 Galuh Aldi Wido S 265 10 20 Sigit Hanafi 255
11 19 Nova Kurniawan 250 11 21 Ulfianto Eko H 255
12 16 Fahrudi Utomo 245 12 14 Difa Aditya 215
Pahlefi
Jumlah 3643 Jumlah 3614
3643 3614
Mean : 303.583 Mean : 301.167
12 12
DAFTAR NAMA KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN 2
DARI HASIL MATCHING

Kelompok Eksperimen 1 Kelompok Eksperimen 2


Nomor Hasil Nomor Hasil
Nama Nama
Urut Tes dalam cm Urut Tes dalam cm
1 6 Adi Winarso 353 1 15 Fernanda Andika 360

2 3 Guntur Cahyono 347 2 5 Dian Okto H 346

3 1 Amin Anip Kristiani 335 3 9 Anip Kurniawan 335

4 10 Anang Septanto 330 4 22 Yudhiyanto 330

5 11 Bagus Bayu Kurniawan 328 5 8 Aris Setyawan 328

6 7 Irawan 325 6 12 Dwi Aprilianto 315

7 14 Hero Andika 305 7 24 Rakhan Nofidianto 315

8 13 Danang Putra R 285 8 23 Yudha Wibisono 285

9 4 Wahid Prihandoko 275 9 2 Rendra Bryan W 275

10 17 Galuh Aldi Wido S 265 10 20 Sigit Hanafi 255

11 19 Nova Kurniawan 250 11 21 Ulfianto Eko H 255

12 16 Fahrudi Utomo 245 12 14 Difa Aditya Pahlefi 215

Jumlah 3.643 Jumlah 3.614


3643 3614
Mean = = 303,5833 Mean = = 301,1667
12 12
Lampiran 8

PERHITUNGAN STATISTIK TES AWAL

No Pasangan D MD d1
Xe1 Xe2 d2
Urut Subyek (Xe1-Xe2) (ΣD / N) (D – MD)

1. 6 15 353 360 -7 2,416 -9,416 88,6611


2. 3 5 347 346 1 2,416 -1,416 2,0051
3. 1 9 335 335 0 2,416 -2,416 5,8371
4. 10 22 330 330 0 2,416 -2,416 5,8371
5. 11 8 328 328 0 2,416 -2,416 5,8371
6. 7 12 325 315 10 2,416 7,584 57,5171
7. 18 24 305 315 -10 2,416 -12,416 154,1571
8. 13 23 285 285 0 2,416 -2,416 5,8371
9. 4 2 275 275 0 2,416 -2,416 5,8371
10. 17 20 265 255 10 2,416 7,584 57,5171
11. 19 21 250 255 -5 2,416 -7,416 54,9971
12. 16 14 245 215 30 2,416 27,584 760,8771
ΣXe1 ΣXe2 ΣD Σd Σd2
3.643 3.614 29 1.204,9178
Me1 Me2
303,5833 301,1667

3.643
Kelompok Eksperimen 1 = = 303,5833
12

3.614
Kelompok Eksperimen 2 = = 301,1667
12

ΣD = ΣXe1 - ΣXe2 = 3.643 – 3.614 = 29

ΣD 29
MD = = = 2,416
N 12
MD 2 , 416
t= =
∑ d2 1 . 204 ,9178
N (N − 1 ) 12 (12 − 1)

2 , 416 2 , 416
= =
1 . 204 ,9178 9 ,1282
132

2 , 416
= = 0,7997
3 , 0213

Berdasarkan hasil perhitungan statistik didapat 0,7997 lebih kecil daripada t tabel

2,210 dengan taraf signifikan 5% dan db 11. Dengan demikian tidak ada perbedaan

pengaruh yang berarti. Jadi pembagian kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2 pada kondisi awal tidak ada perbedaan yang signifikan.


Lampiran 11

KALENDER PENELITIAN

Bulan Januari 2005


Minggu 2 9 16 23 30
Senin 3 10 17 24 31
Selasa 4 11 18 25
Rabu 5 12 19 26
Kamis 6 13 20 27
Jum’at 7 14 21 28
Sabtu 1 8 15 22 29

Bulan Februari 2005


Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22
Rabu 2 9 16 23
Kamis 3 10 17 24
Jum’at 4 11 18 24
Sabtu 5 12 19 26

Bulan Maret 2005


Minggu 6 13 20 27
Senin 7 14 21 28
Selasa 1 8 15 22 29
Rabu 2 9 16 23 30
Kamis 3 10 17 24 31
Jum’at 4 11 18 25
Sabtu 5 12 19 26
Keterangan :

: tes awal (pre test)

: treatment (latihan)

: tes akhir (post test)

Hari latihan : Senin, Rabu, Jum’at

Jam 15.00 – 16.30 WIB

Tempat : Halaman SD Kalirejo 01 Ungaran


Lampiran 12

PROGRAM LATIHAN DAN TES


LOMPAT JAUH SISWA PUTRA KELAS V
SD. KALIREJO 01 KEC. UNGARAN
TAHUN 2004/2005

KELOMPOK EKSPERIMEN 1 : LONCAT NAIK TURUN BANGKU


KELOMPOK EKSPERIMEN 2 : LONCAT KATAK
FREKWENSI LATIHAN : 3x SEMINGGU
(SENIN, RABU, JUM’AT PUKUL 15.00- 17.00)
JUMLAH PERTEMUAN : 18 PERTEMUAN (TERMASUK PRE-TEST
DAN POST TEST)
TUJUAN : PENINGKATAN KEKUATAN OTOT
TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN
LOMPAT
CARA MELAKUKAN :
1. Latihan Loncat Katak
Berdiri rileks, kemudian jongkok dengan dua kaki, lutut di tekuk, kedua
tangan kedepan dan dilanjutkan loncat kedepan bersama-sama layaknya katak
yang sedang melompat. Gerakan dilakukan secara berulang-ulang (repetisi)
sesuai dengan yang diharapkan. Pada saat pendaratan kedua kaki secara bersama-
sama dengan posisi jongkok agar saat meloncat dan mendarat tidak terjatuh maka
perlu menggunakan tangan sebagai keseimbangan.
2. Latihan Loncat Naik Turun Bangku
Berdiri rileks, kepala dan tubuh tegak, tangan lepas kebawah
mengimbangi gerakan kaki, lutut ditekuk sedikit serta kaki hampir rapat.
Dilanjutkan gerakan meloncat ke atas bangku dengan tumpuan dua kaki dan
mendarat diatas bangku juga dengan dua kaki bersama-sama. Setelah diatas
bangku dilanjutkan loncat ke belakang bawah dengan dua sebagai tumpuan dan
mendarat dilantai dengan kedua kaki bersama-sama jatuh mengeper. Gerakan
dilakukan secara berulang-ulang (repetisi) sesuai dengan yang diharapkan.
Per Kegiatan Alokasi
No Minggu Keterangan
Temuan Eksperimen 1 Eksperimen 2 Waktu
1 1 1 A. Pendahuluan A. Pendahuluan 15’
10/1/05 - Pemanasan - Pemanasan
- Lari keliling - Lari keliling
lapangan 2 x lapangan 2 x
- Senam penguluran, - Senam penguluran,
pelepasan dan pelepasan dan
penguatan penguatan
B. Inti B. Inti 30’
- Melakukan lompatan - Melakukan TES AWAL
jauh lompatan jauh (Pre-Test)
C. Penenangan C. Penenangan 15’
- Lari jogging - Lari jogging
- Streaching statis - Streaching statis
2 2,3 & 4 I & II A. Pendahuluan A. Pendahuluan 15’
7/2/05 - Pemanasan - Pemanasan
9/2/05 -A,B,C Running -A,B,C Running
11/2/05 - Senam penguluran - Senam penguluran
pelepasan dan pelepasan dan
penguatan penguatan
B. Inti B. Inti 40’
- Latihan loncat naik - Latihan loncat katak
turun bangku dengan 6x4 set istrahat 2
repetisi 6 x 4 set menit
istirahat 2 menit
C. Penenangan C. Penenangan 15’
- Joging keliling - Joging keliling
lapangan 2x lapangan 2x
- Penguluran statis - Penguluran statis
- Koreksi kesalahan - Koreksi kesalahan
- Stretching statis
3 5,6 & 7 II & III A. Pendahuluan A. Pendahuluan 15’
14,16,18 - Pemanasan - Pemanasan
Feb 05 -A,B,C Running -A,B,C Running
- Senam penguluran - Senam penguluran
pelepasan dan pelepasan dan
penguatan. penguatan
B. Inti B. Inti 50’
- Latihan loncat naik - Latihan loncat katak
turun bangku dengan 8 x 4 set istrahat 2
repetisi 8 x 4 set menit.
istirahat 2 menit.
C. Penenangan C. Penenangan 15’
- Lari kecil-kecil 3x - Lari kecil-kecil 3x
putaran. putaran.
- Streching statis. - Streching statis.
- Koreksi kesalahan. - Koreksi kesalahan.
4 8,9 &10 III / IV A. Pendahuluan A. Pendahuluan 15’
21, 23, - Pemanasan - Pemanasan
25, -A,B,C Running -A,B,C Running
Feb 05 - Senam penguluran - Senam penguluran
pelepasan dan pelepasan dan
penguatan. penguatan.
B. Inti B. Inti 60’
- Latihan loncat naik - Latihan loncat katak
turun bangku dengan 10 x 4 set istrahat 2
repetisi 10 x 4 set menit.
istirahat 2 menit.
C. Penenangan C. Penenangan 15’
- Joging 3x putaran - Joging 3x putaran
- Streching statis - Streching statis
berpasangan berpasangan
- Koreksi kesalahan - Koreksi kesalahan
5 11,12,13 IV / V A. Pendahuluan A. Pendahuluan 15’
28 / 2 - Pemanasan - Pemanasan
2-4 / 3 -A,B,C Running -A,B,C Running
- Senam penguluran - Senam penguluran
penguatan dan penguatan dan
pelepasan. pelepasan.
B. Inti B. Inti 70’
- Latihan loncat naik - Latihan loncat katak
turun bangku dengan 12 x 4 set istrahat 2
repetisi 12 x 4 set menit.
istirahat 2 menit.
C. Penenangan C. Penenangan 15’
- Lari kecil-kecil - Lari kecil-kecil
keliling halaman 3x keliling halaman 3x
putaran. putaran.
- Streching statis. - Streching statis.
- Koreksi kesalahan. - Koreksi kesalahan.
6 14, 15, V / VI A. Pendahuluan A. Pendahuluan 15’
16 &17 - Pemanasan - Pemanasan
7, 9, 12, -A,B,C Running -A,B,C Running
Mar 05 - Streaching dinamis, - Streaching dinamis,
penguatan dan penguatan dan
pelepasan. pelepasan.
B. Inti B. Inti 80’
- Latihan loncat naik - Latihan loncat katak
turun bangnku 14 x 4 set istrahat 2
dengan repetisi 14 x menit.
4 set istirahat 2
menit.
C. Penenangan C. Penenangan 15’
- Jogging. - Jogging.
- Streching statis - Streching statis
berpasangan. berpasangan.
- Koreksi kesalahan. - Koreksi kesalahan.
7 18 VI A. Pendahuluan A. Pendahuluan 15’
14 /3/05 - Pemanasan - Pemanasan
-A,B,C Running -A,B,C Running
- Streaching dinamis, - Streaching dinamis,
penguatan dan penguatan dan
pelepasan. pelepasan
B. Inti B. Inti 90’
- Melakukan lompat - Melakukan lompat
jauh.. jauh.. TEST
C. Penenangan C. Penenangan 15’ AKHIR
- Jogging keliling - Jogging keliling (Post-Test)
halaman 3x putaran. halaman 3x putaran.
- Streching statis - Streching statis
- Penjelasan- - Penjelasan-
penjelasan. penjelasan.
- Dibubarkan dan - Dibubarkan dan
ditutup dengan doa. ditutup dengan doa.
Lampiran 13

DAFTAR HASIL TES AKHIR LOMPAT JAUH


SISWA PUTRA SD NEGERI KALIREJO 01 KELAS V
TAHUN PELAJARAN 2004/2005

Nomor Lompatan dalam Cm Tertinggi


Nama Kelas
Urut Tes I II III Dalam cm
1. 1. Amin Anip Kristiani V 352 337 370 370
2. 2. Rendra Bryan W V 247 283 265 283
3. 3. Guntur Cahyono V 339 349 357 357
4. 4. Wahid Prihandoko V 290 286 275 290
5. 5. Dian Okto H V 348 328 345 348
6. 6. Adi Winarso V 365 360 352 365
7. 7. Irawan V 310 350 342 350
8. 8. Aris Setyawan V 324 334 320 334
9. 9. Anip Kurniawan V 338 320 315 338
10. 10. Anang Septanto V 337 345 345 345
11. 11. Bagus Bayu K V 330 325 342 342
12. 12. Dwi Aprilianto V 325 315 302 325
13. 13. Danang Putra R V 292 286 296 296
14. 14. Difa Aditya Pahlefi V 225 232 206 232
15. 15. Fernanda Andika V 360 372 383 383
16. 16. Fahrudi Utomo V 269 275 273 275
17. 17. Galuh Aldi Wido S V 250 272 267 272
18. 18. Hero Andika V 315 300 298 315
19. 19. Nova Kurniawan V 280 272 252 280
20. 20. Sigit Hanafi V 265 250 263 265
21. 21. Ulfianto Eko H V 265 268 253 268
22. 22. Yudhiyanto V 325 317 340 340
23. 23. Yudha Wibisono V 265 280 289 289
24. 24. Rakhan Nofidianto V 315 290 317 317

DAFTAR HASIL TES AKHIR LOMPAT JAUH


SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI KALIREJO 01
KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2004/2005

No No. Tes Eksperimen 1 Eksperimen 2 Hasil dalam cm

1. 6 15 Adi Winarso Fernanda 365 383

2. 3 5 Guntur Cahyono Dian Okto 357 348

3. 1 9 Amin Anip Anip Kurniawan 370 338

4. 10 22 Anang Septanto Yudhiyanto 345 340

5. 11 8 Bagus Bayu K Aris Setyawan 342 334

6. 7 12 Irawan Dwi Aprilianto 350 325

7. 18 24 Hero Andika Rakhan Novidianto 315 317

8. 13 25 Danang Putra R Yudha Wibisono 296 289

9. 4 2 Wahid Prihandoko Rendra Bryan W 290 283

10. 17 20 Galuh Aldi Wido Sigit Hanafi 272 265

11. 19 21 Nova Kurniawan Ulfianto Eko H 280 268

12. 16 14 Difa Aditya Difa Aditya 275 232


Lampiran 14

PERHITUNGAN STATISTIK TES AKHIR

No Pasangan D MD d1
Xe1 Xe2 d2
Urut Subyek (Xe1-Xe2) (ΣD / N) (D – MD)

1. 6 15 365 383 -18 11,25 -29,25 855,5625


2. 3 5 357 348 9 11,25 -2,25 5,0625
3. 1 9 370 338 32 11,25 20,75 430,5625
4. 10 22 345 340 5 11,25 -6,25 39,0625
5. 11 8 342 334 8 11,25 -3,25 10,5625
6. 7 12 350 325 25 11,25 13,75 189,0625
7. 18 24 315 317 -2 11,25 -13,25 175,5625
8. 13 23 296 289 7 11,25 -4,25 18,0625
9. 4 2 290 283 7 11,25 -4,25 18,0625
10. 17 20 272 265 7 11,25 -4,25 18,0625
11. 19 21 280 268 12 11,25 0,75 0,5625
12. 16 14 275 232 43 11,25 31,75 1.008,0625

ΣXe1 ΣXe2 ΣD Σd Σd2


3857 3722 135 0 2768,25
Me1 Me2
321,4167 310,1667

ΣXe1 = 3857 ΣXe2 = 3722 Σd2 = 2768,25

ΣD = ΣXe1 - ΣXe2 = 3857 - 3722 = 135

ΣD 135
MD = = = 11,25
N 12
MD 11 , 25
t=
∑ d2 = 2768 , 25
N (N − 1 ) 12 (12 − 1)

11 , 25 = 11 , 25
=
2768 , 25 20 ,9716
132

11 , 25
= = 2,457
4 ,5795

Menghitung nilai peningkatan dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2.

1. Hasil perhitungan pada kelompok eksperimen 1

Mean tes awal : 303,5833

Mean tes akhir : 321,4167

Mean different : 17,8334

2. Hasil perhitungan pada kelompok eksperimen 2

Mean tes awal : 301,1667

Mean tes akhir : 310,1667

Mean different : 9

Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh t hitung = 2,457 lebih besar dari

pada tabel-tabel = 2,201 dengan taraf signifikan 5% dan db = 11, dengan demikian

ada perbedaan pengaruh yang berarti. Berdasarkan dari hasil peningkatan hasil mean

kelompok 1 = 17,8334 lebih besar dari peningkatan hasil mean kelompok eksperimen
2 = 9, maka kelompok eksperimen 1 memiliki pengaruh lebih baik terhadap

kemampuan lompat jauh.

Lampiran 15

TABEL NILAI-NILAI t

Taraf Signifikansi
d.b.
50 % 40 % 20 % 10 % 5% 2% 1% 0,2 %
1 1,000 1,376 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 639,691
2 0,816 0,061 1,886 1,920 2,303 2,965 2,925 31,596
3 0,765 0,978 1,638 1,535 2,182 2,541 2,841 12,941
4 0,741 0,941 1,533 1,132 2,776 2,747 2,604 8,610
5 0,727 0,920 1,476 1,015 2,571 2,365 2,032 6,859

6 0,718 0,906 1,440 1,943 2,447 2,143 2,707 5,959


7 0,771 0,896 1,415 1,895 2,365 2,998 2,499 5,405
8 0,706 0,889 1,397 1,860 2,306 2,896 2,355 5,041
9 0,703 0,883 1,383 1,833 2,262 2,821 2,250 4,781
10 0,700 0,879 1,372 1,812 2,228 2,764 2,169 4,587

11 0,697 0,876 1,363 1,796 2,201 2,718 2,106 4,437


12 0,695 0,873 1,356 1,782 2,179 2,681 2,055 4,318
13 0,694 0,870 1,350 1,771 2,160 2,650 2,012 4,221
14 0,692 0,868 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 4,140
15 0,691 0,866 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 4,073

16 0,690 0,865 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 4,015


17 0,689 0,863 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,965
18 0,688 0,862 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,922
19 0,688 0,861 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,883
20 0,687 0,860 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,850

21 0,686 0,859 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,819


22 0,686 0,858 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,792
23 0,685 0,858 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,767
24 0,685 0,857 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,745
25 0,684 0,856 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787 3,725

26 0,684 0,856 1,315 1,706 2056 2,479 2,779 3,707


27 0,684 0,855 1,314 1,703 2052 2,473 2,771 3,690
28 0,683 0,855 1,313 1,701 2048 2,467 2,763 3,674
29 0,683 0,854 1,311 1,699 2045 2,462 2,756 3,659
30 0,683 0,854 1,310 1,697 2042 2,457 2,750 3,646
Lampiran 17

Foto 1
Loncat Katak

Foto 2
Lampiran 16
Loncat Naik Turun Bangku

Foto 3
Tes Lompat Jauh
Foto 4
Pengukuran Oleh Petugas

Lampiran 18
Foto 5
Tes Lompat Jauh
Lampiran 15

Foto 6
Lompat Katak

You might also like